" Bin*t*ng pembunuh seperti kau, ingin hidup dengan normal..!!?".
" Aku tidak akan membiarkannya...!!!".
Ucap Handreas dengan sangat kejam kepada Raiga yang saat ini duduk didepan layar besar, kaki dan tangannya terikat di kursi itu
Dia hanya bisa menunduk, seluruh tubuhnya terasa sakit sekali, darah bercucuran dari kepalanya...
Bahkan tangan dan bajunya sudah penuh dengan darah......
Mendengar apa yang dikatakan Handreas barusan, membuat Raiga semakin benci dengannya
Bagaimana bisa, mereka yang punya hubungan darah malah menjadi perang darah...
Raiga berusaha untuk menetralkan dirinya, dia mengedipkan matanya dengan cepat untuk memfokuskan pengelihatan nya yang kabur akibat darah
Dibelakangnya ada dua orang suruhan Handreas sedang tertawa melihat kondisi Raiga yang sudah seperti itu
Raiga hanya menunduk sambil mengingat lagi , apa yang sudah terjadi selama ini
Sebenarnya kenapa dia harus merasakan semua ini, bahkan dia tidak diijinkan untuk mati......!!!!
" Siksa dia...!!".
Ucapan Handreas membuat tubuh Raiga bergetar, bukan karena takut melainkan dia ingin sekali mencabik orang yang berada dilayar itu
" Baik bos". Ucap dua orang itu dengan senangnya
Mereka mematikan layar dengan Handreas dan menyambungkan kesebuah ruangan
Mereka dengan paksa mengangkat wajah Raiga untuk melihat ke depan layar
Raiga berusaha menolak dan menarik wajahnya dari tangan orang-orang itu
Tapi dengan tubuhnya yang sekarang,dia tidak bisa melakukannya
Dengan terpaksa dia melihat ke arah layar dan betapa terkejutnya dia
Hal itu membuat matanya melotot seakan tidak percaya apa yang sedang di lihat
Didalam ruangan sana, orang-orang yang dia kenal, mereka sedang disandera dan dipukuli
Ditambah orang yang dia sayangi juga ada disana dalam keadaan tergeletak dan bersimpah darah
Kedua orang itu malah tertawa melihat reaksi Raiga
" Apa yang terjadi disana..?". Tanya Raiga
" Mereka semua akan dibunuh, itu semua karena kau...!". ucap mereka dengan lantang
Entah mengapa sesuatu bergejolak memanas didalam tubuh Raiga
Semakin mendengar tawa mereka berdua, Raiga tidak bisa menahan rasanya
" Hei kalian..!". Ucapnya, nada Raiga begitu serius
Mereka berdua langsung terdiam....!!?
Suasana disekitar ruangan menjadi terasa dingin, tatapan mata Raiga yang begitu tajam sedikit membuat mereka mundur sedikit
Namun, karena melihat Raiga sudah terikat ,mereka merasa itu pasti aman
" Kalian dua orang bodoh, lebih seperti anj*ng penurutnya Handreas".
Raiga mengucapkan itu sambil menyeringai ke arah mereka
Satu orang disana terbawa emosi, dia langsung memukul Raiga dengan sangat kencang
Membuat kursi itu patah dan terjatuh bersamaan dengan Raiga yang duduk terikat
" Apa kau bilang, anj*ing , bahkan kami lebih diakui dari pada kau".
Teriak orang itu dengan sangat marah dan sombongnya
" Bukankah lebih baik kita bunuh saja dia...!!" Ucapnya lagi kepada satu orang lagi
" Tenang lah....!!, bos sudah bilang siksa dia, jadi kita bisa melakukan apapun kepadanya, asal tidak membunuh nya". Ucap satunya lagi
Orang yang emosi tadi , tertawa kesenangan sambil menendang terus-terusan bangku dan tubuh Raiga yang berada dibawah
Meski sakit, Raiga harus menahannya
Karena kesempatan nya, jika bagian bangku yang diikatkan dengan tangan dan kakinya sedikit patah, dia bisa melepaskan ikatannya
"Krakkk....". Raiga mendengar sebuah suara harapan nya
Dia melihat kedua orang itu, seperti nya tidak mendengar hal itu
Saat orang itu mengangkat kaki nya dengan tinggi, kemungkinan ini adalah serangan terakhir dia ingin melumpuhkan Raiga dengan satu hentakan
Namun sayangnya Raiga yang sudah terlepas bisa sempat menahan kaki orang itu
Mereka berdua terkejut dan mundur langsung kebelakang
Raiga berdiri dan mengambil pecahan bangku itu, dia melemparkannya ke arah mereka berdua
Sambil menghindar mereka berteriak
" Diam disana...!!". Teriak mereka
Raiga memiringkan kepalanya dan tersenyum aneh, "haaahh..!!!".
Raiga keluar dari ruangan itu, dia mencari tempat dimana orang-orang yang dia liat tadi disekap
Di kedua tangannya ada 2 orang itu dengan keadaan tidak sadarkan diri, Raiga menyeret mereka dengan menarik rambut mereka berdua
Hati Raiga tidak menentu, dia belum menemukan ruangan itu
Dia terus berjalan mengecek seluruh ruang, para penjaga yang melihat nya sambil menyeret dua orang ditangannya, langsung ketakutan dan mundur tidak berani untuk melawan
" Dimana mereka". Tanya Raiga ke penjaga yang terduduk karena ketakutan
" Di ruangan lorong nomor 3, pintu yang paling tinggi". Ucapnya sambil menangis ketakutan
Tanpa berbicara lagi, Raiga meninggalkan orang itu, namun tiba-tiba dia berbalik dan menembak orang itu dengan 4 kali tembakan yang membuat orang itu langsung tewas
Raiga berjalan ke arah ruangan yang diberitahu tadi
Disetiap orang yang dia temui saat jalan, Raiga langsung menembak orang tersebut
Dia sampai didepan pintu yang tinggi tersebut
Raiga menendang pintu itu dengan sangat keras
Semua orang didalam terkejut dan melihat kearahnya
Mereka seperti melihat orang yang kehilangan arah, tatapan Raiga hanya kedepan, ditangannya 2 orang yang sudah sekarat diseret masuk kedalam ruangan itu
Raiga melempar kedua orang itu, dia melihat satu-persatu orang-orang didalam sana yang dia kenal
Mata Raiga mencari sesuatu
Dia mencari seseorang yang dia sayangi, saat melihat orang itu, dia menghampirinya perlahan
Dia melihat ada luka tusukan dan tembakan ditubuh orang yang dia cintai
Dengan pelan Raiga menyentuh setiap luka ditubuh orang itu dengan gemetar
Raiga mengguncang tubuhnya agar bergerak, orang tersebut perlahan membuka matanya
Dia memegangi pipi Raiga dengan pelan, dia mengusap darah diwajah Raiga dan tersenyum
" Bertahanlah....aku tidak mengijinkan mu mati". Ucap Raiga, suara benar-benar ketakutan
Namun, tangan diwajahnya perlahan jatuh kebawah, matanya tertutup perlahan
Raiga mencoba menyadarkan nya lagi, tapi orang itu sudah menutup matanya
" Akhh....arghhh..!??!".
"hahharghhh".
Teriakan Raiga sangat menakutkan, seluruh orang diruangan itu bisa merasakan betapa menyedihkannya teriakan itu
Tangisannya begitu putus asa, dia berteriak tidak tentu arah
Tiba-tiba Raiga terdiam, dia melihat kedua orang yang dia bawa
Tampak salah satu dari mereka berusaha bergerak, Raiga dengan cepat menangkap dan memukuli habis-habisan orang itu
Dia terus memukul dan menusuk orang itu berkali-kali, terasa seperti dendam yang sudah lama dia sembunyikan bisa dia lampiaskan
Semua orang menjadi takut, tubuh mereka bergetar dan merinding, mereka tidak pernah melihat orang melakukan hal seperti itu
" Raiga ,cukup dia sudah tidak bernyawa". Teriak salah satu mereka
Namun Raiga yang sudah berada diluar kesadaran nya, tidak mendengarkan mereka yang berteriak mencoba menghentikan nya
Dia terus saja menikam orang didepan nya itu
" Raiga , tolong berhenti, wajahnya sudah hancur". Ucapan pasrah terus terlontar kan bergantian
Raiga menatap lagi, orang yang satu nya, sekarang dia mengganti ke orang tersebut
Sama seperti orang sebelum nya, Raiga terus menikam dan membunuh orang yang sudah tidak bernyawa dihadapan nya itu
Sampai akhirnya, seseorang dari belakang datang ,dan menguncinya dari belakang
Orang tersebut mengalungkan tangannya ke leher Raiga agar dia berhenti
Tapi Raiga malah menusukkan pisau ditangannya, ke tangan orang tersebut
Meski harus merasakan sakit, tapi orang tersebut,tetap menaruh tangan nya disana, semakin erat
Sampai akhirnya Raiga merasa lemas, dia tertunduk
Barulah orang tersebut melepaskan nya
Raiga perlahan mengangkat kepalanya , melihat ke atas ruangan itu
Dia melirik ke arah orang-orang yang dia kenal, semua kenangan bersama orang-orang itu terlintas dikepala nya
Raiga tersenyum, tapi matanya mengeluarkan air mata
Dengan susah payah, dia mengatakan satu ucapan
" Berhentilah, untuk kali ini biarkan aku sendiri". Lalu dia tersenyum sambil menutup matanya yang menangis.
Siang itu paman kaelus yang sedang bersiap untuk menjemput nona kecilnya di taman kanak-kanak, mendapatkan telpon dari pihak sekolah, dengan sigap paman kaelus langsung mengangkat telponnya
“ selamat siang ,dengan paman kaelus”. Suara wanita yang dikenal oleh paman
“ ya bu guru , sebentar lagi saya akan menjemputnya”. Ucap paman dengan senangnya
“ maaf paman, Raiga saat ini sedang dibawa kerumah sakit, tiba-tiba saja, dia kejang-kejang dan sesak nafas, wajahnya memerah dan berkeringat”. Ucap guru itu dengan suara yang ketakutan
Tanpa berpikir lagi, paman kaelus langsung berlari menuju rumah sakit yang diberitahukan guru itu
Paman kaelus berlari, sambil memohon agar nona kecilnya bisa selamat
Dengan nafas yang terengah-engah dia sampai ke ruang UGD, disana ada guru dan kepala sekolah yang sedang duduk menunggu kondisi anak kecil yang sedang berada didalam ruangan itu
“ bu guru,bagaimana keadaannya”. Paman kaelus begitu cemas
“ maafkan atas kelalaian saya paman”.
Guru itu memohon kepada paman
“ tidak apa bu , sekarang bisa jelaskan kepada saya apa yang sudah terjadi”
Guru itu berusaha menarik air matanya dan menceritakan kejadian yang membuat Raiga bisa mengalami hal seperti itu......
Raiga adalah anak seorang konglomerat kedua di negara ini, meski begitu kehidupannya tidaklah seindah yang dikira, dari kecil dia tidak bisa menelan sesuatu dengan benar
Bahkan hanya untuk minum saja begitu menyakitkan baginya
Ditambah menjadi anak konglomerat bukanlah hal yang patut dibanggakan, karena dia sendiri tidak diperbolehkan untuk mengatakan bahwa ayahnya seorang konglomerat
Kehidupannya harus dirahasiakan, meskipun beberapa orang ada yang tahu bahwa dia adalah anak dari Handreas Bulck
Handreas Bulck orang yang sangat berkuasa dan seorang bos dari organisasi mafia yang dia bentuk dengan sangat rahasia
Handreas sendiri tidak pernah mau mengakui Raiga adalah anaknya, karena baginya anaknya hanya satu, yaitu Nijio Bulck, kakak laki-laki dari Raiga
Dari kecil Raiga berusaha untuk mendapatkan perhatian ayahnya ,namun lagi-lagi gagal, dia terus diusir dan diperlakukan dengan tidak baik
Sampai akhirnya paman Kaelus diperintahkan untuk menjadi penjaga pribadinya, diapun baru bisa merasakan kasih sayang yang begitu tulus dari paman
Ibunya sendiri bernama Mayumi Bulck, dia dari keluarga Peels yang juga sangat berpengaruh dinegara ini
Meski begitu dia hanya bisa memandangi Raiga dari jauh, karena suamimya Handreas Bulck yang memerintahkan hal seperti itu
Meski bertatapan sekalipun keluarganya akan langsung membuang muka dan berperilaku seperti tidak melihat apa-apa
Hari ini disekolah, seperti biasa Raiga hanya membaca bukunya dipojokkan, meski sudah dipanggil oleh guru untuk bermain bersama teman-temannya tapi dia memilih untuk tetap disana
Saat makan siang bersama, Raiga masih duduk dan tidak bergeming sedikitpun
Raiga sedikit melirik teman-temannya dari jauh, dia merasa iri dengan mereka yang bisa menyantap dan menelan makanan dengan lancar tanpa harus merasakan sakit
Seorang anak tiba-tiba menangis karena dia menumpahkan makanannya sehingga mengenai baju dan celananya
Guru segera membersihkan dan membawa anak itu untuk ke toilet
Raiga yang melihat itu berjalan ke arah meja temannya yang sedang asyik makan
Dia berdiam diri disana dan memandangi mereka seperti patung
Seorang teman yang menoleh kebelakang sadar akan kehadirannya, dia membawa makanannya ke arah Raiga
“ kamu mau mencobanya?”. Tanya anak itu sambil menyodorkan kotak bekalnya ke Raiga
Melihat makanan didalam kotak itu membuat air liur Raiga menetes, makanan itu tampak lezat, Raiga ingin sekali mencobanya namun dia takut harus merasakan sakit seperti yang dikatakan paman Kaelus
Tapi rasa penasaran terhadap makanan sangat besar, itu mematahkan larangan dari paman Kaelus dan diapun mengambil makanan yang ditawarkan
Perlahan dia memasukkannya kemulut, kemudian mengunyah, meski sempat ragu untuk menelan Raiga memberanikan dirinya
“...khookkk...khukk....ourghhh..ughhh”.
Temannya langsung panik dan berusaha menolong, yang lainnya langsung memanggil guru karena melihat Raiga yang susah bernafas
Raiga merasa tenggorakannya terasa sakit sekali, seperti terkoyak, nafasnya tidak bisa keluar, dia berusaha mencekik tenggorokannya untuk muntah agar makanan itu bisa keluar kembali
Namun rasa sakit membuatnya lemas dan terjatuh, seluruh tubuhnya terasa lemas dan bergetar, dia berkeringat menahan sakit yang tidak dapat dia hilangkan
Tubuhnya terus menggeliat kesakitan, teman-temannya langsung ketakutan, guru yang dari toilet langsung panik dan menelpon ambulance
Dia memanggil kepala sekolah untuk membantunya menggendong Raiga
Setelah mendengar cerita itu ,paman Kaelus langsung menunduk lemas, dia berharap Raiga bisa dapat diselamatkan
Lampu ruang operasi berubah menjadi hijau, dokter dan 2 perawat keluar dari ruangan
Mereka menghembuskan nafas lega dan tersenyum
“ Dokter, bagaimana keadaan Raiga”.
“ Keadaannya sudah membaik, kami sudah berusaha mengeluarkan makanan itu dari tenggorokannya karena tertahan, untung saja dia cepat dibawa kesini”.
Perkataan dokter membuat lega semua orang yang ada disana~~
Guru dan Kepala Sekolah pamit kembali ,karena mereka juga harus menyelesaikan tugas mereka yang tertinggal
Paman Kaelus mengantarkan mereka keluar
Kini Paman tinggal sendiri , meski operasinya sudah selesai, tetapi Raiga belum boleh dilihat dulu, sebab dia masih dalam proses penyembuhan
Paman kaelus terduduk dibangku tunggu, dia pikir tidak akan bisa melihat nona kecilnya itu
Tiba-tiba seorang wanita dengan terburu-buru dan berlari diikuti oleh para penjaganya dibelakang, memanggil paman kaelus
“ Kaelus...!!,dimana Raiga?”.
Paman kaelus terkejut siapa yang memberitahu keadaan Raiga kepada ibunya
Itu Ibu Raiga, dia yang sepertinya tahu apa yang sedang dipikirkan oleh paman,langsung menjawab tanpa ditanya
“ gurunya menelponku, sebelumnya aku pernah memberikan kontakku untuk mengetahui kegiatan Raiga disekolah, hanya itu...”. ibu tampak pelan mengatakannya
Paman Kaelus langsung ,menghela nafasnya dengan panjang
“ kalian tunggulah disana”. Ucap paman Kaelus kepada para penjaga ibu
Mereka semua mengikuti perintah paman dan menjauh dari tempat itu
“ Nyonya anda tahukan, hal yang anda lakukan ini ,bisa membahayakan untuk Raiga jika tuan besar mengetahuinya”. Ucap paman
Ibu langsung tertunduk kebawah, dia sendiri juga mengerti jika ketahuan oleh suaminya maka itu akan berbahaya
Paman menarik nafasnya lagi, dan mulai berbicara pelan kepada ibu karena merasa tidak enak sebab bagaimanapun ibu adalah nyonya yang harus dia hormati
“ ya sudahlah, karena anda sudah terlanjur disini ,saya akan memberitahunya”.
Paman kaelus menceritakan semua kejadian dan keadaan Raiga yang sudah membaik, ibu langsung menangis dan bersyukur Raiga dapat diselamatkan
“ Sekarang nyonya bisa kembali, sebentar lagi tuan besar pasti akan pulang, saya akan menjaga nona Raiga disini”. Ucap paman
Ibu mengangguk ,meski dia ingin berada disamping Raiga tapi demi kebaikan anaknya diapun mengikuti arahan paman
“ Namun kaelus.....!”. Dia tampak ragu untuk bicara
Langkahnya terhenti.....dia berbicara tanpa membalikkan badan ,namun menunduk kebawah...
“ Bisakah setidaknya jika hal seperti ini terjadi, atau ada sesuatu yang terjadi dengan Raiga, bisakah kamu juga memberitahuku”
“ Bagaimanapun dia adalah putriku, aku sangat~~”. ucapannya terhenti dan diapun menangis terlihat dari bahunya yang naik turun dan suaranya yang bergetar
Paman merasa kasihan, diapun mencoba mengikuti kemauan ibu Raiga
“ Baiklah, mulai sekarang saya akan memberitahu nyonya, jadi anda jangan melakukan hal seperti ini lagi”.
Ibu langsung tersenyum dan beranjak pergi dari sana ,diikuti oleh para penjaganya
Selama 4 jam paman menunggu ,akhirnya dia diperbolehkan untuk masuk kedalam kamar melihat keadaan Raiga.
mohon dukungan nyaa......🙏🥰
Paman Kaelus masuk kedalam ruangan itu
Dia melihat nona kecilnya terbaring dengan lemah di atas kasur putih rumah sakit
Dua pasang infus ,dikiri dan kanan terpasang ditangan nona kecilnya
Paman mendekat ke ranjang itu, dan melihat wajah Raiga yang masih belum sadarkan diri
"Nona ,maafkan saya".
Paman Kaelus tidak sanggup menahan isak tangisnya
"Paman....!".
Suara lembut dari Raiga terdengar, dia sudah sadar
Paman langsung sibuk untuk mencari dokter, tapi Raiga langsung menghentikan nya
" Paman...tenanglah".
Paman langsung duduk di kursi sebelah ranjang Raiga
Dia memegang tangan kecil nonanya itu yang mungil dan terasa sangat dingin
" Paman, maaf sudah membuatmu kawathir". Ucap Raiga
" Tidak nona, saya yang harusnya minta maaf karena tidak bisa menjaga nona".
Raiga tersenyum, dia bersyukur meski keluarga nya tidak menginginkan nya tapi paman Kaelus masih ada disisinya
" Nona berjanjilah jangan pernah seperti ini lagi". Pintah paman
Raiga menggerakkan kepalanya sedikit keatas dan kebawah sambil tersenyum
" Apa nona benar-benar sangat penasaran dengan makanan?".
" Benar, sesekali saja aku ingin merasakan bagaimana rasanya menelan sesuatu, sejujurnya aku tidak terlalu suka pil khusus itu Paman". Ucapnya
Pil khusus adalah sebuah obat yang harus Raiga konsumsi setiap hari agar bertenaga karena dia tidak bisa menelan makanan
Meski menelan nya juga terasa sakit, tetapi ini lebih baik daripada dia harus menelan makanan yang bisa membuat nya langsung kesakitan
" Nona, bersabar lah, saat ini saya sedang belajar untuk bisa membuatkan makanan yang bisa anda telan". Ucap paman dengan begitu yakin
Meski terlihat mustahil tapi Raiga mempercayai Paman Kaelus, diapun tertawa senang seperti bunga tulip yang sangat mekar
Paman Kaelus begitu bahagia melihat nona kecilnya tertawa dengan senangnya
Raiga dirawat selama 3 hari, untungnya saat itu ayahnya dan ibunya sedang pergi keluar kota untuk urusan bisnis
Raiga menjalankan hari nya seperti biasa, namun bedanya Paman yang biasanya akan pergi setelah mengantar ke sekolah , sekarang dia menunggu sampai Raiga selesai
Hari ini Raiga pulang cepat karena sekolah nya akan mengadakan rapat bulanan
Dia berlari menghampiri paman yang menunggu didepan gerbang
Melihat nona kecilnya berlari dengan sangat lucu, paman Kaelus tertawa dan langsung membentangkan tangan lebar-lebar
Raiga melompat ke pelukan paman nya, dia merasa begitu hangat
" Paman tahu tidak, hari ini disekolah diberikan buku diary". Ucapnya dengan begitu semangat
" Benarkah?".
Raiga mengangguk cepat
" Apa yang ingin nona tulis disana nanti..?".
Raiga memiringkan kepalanya, dia terlihat sangat serius memikirkan sesuatu
" Paman pernah bilang akan membuatkan makanan untukku, jadi nanti setiap hari aku akan menulis kan berbagai macam makanan yang ingin aku makan". Ucapnya dengan lucu dan paman-pun tersenyum
Mereka berdua kembali kerumah sambil bersenda gurau, tiba-tiba saat ingin masuk kerumah mereka berpapasan dengan keluarga Raiga
Paman langsung menggeser Raiga kebelakang nya, dan memberi salam kepada ayah dan ibu Raiga serta Kakak laki-lakinya
Handreas menatap sinis ke arah Raiga, yang membuatnya langsung ketakutan dan memegang erat tangan paman Kaelus
" Kaelus apa kabar..?". Sapa ibu Raiga.
" Saya selalu baik-baik saja nyonya". Ucap paman dengan sopan
" Tuan ,mobil sudah siap". Ucap seorang penjaga
Panggilan itu menghentikan tatapan Handreas kepada Raiga
Sambil melihat mereka masuk mobil dan pergi dari rumah, paman dan Raiga masih terus berdiri
" Nona ,apa anda baik-baik saja".
Raiga hanya mengangguk pelan
Paman yang melihat itu langsung menggenggam tangan kecil nonanya itu dan menuntunnya untuk masuk kedalam rumah.
Raiga langsung masuk kedalam kamarnya, diikuti oleh paman yang membawakan tas sekolahnya
" Paman ,cepat kesini". Panggil Raiga
Meski tadi terlihat tidak terlalu baik, tapi Raiga bisa langsung semangat lagi setelah berada dikamar
Dia mengambil tasnya dari paman, dan mengeluarkan sebuah buku yang diberikan oleh guru tadi
" Ini dia paman bukunya". tunjuk nya ke paman
Paman Kaelus mengambil buku itu dan membaca apa yang sudah ditulis nona kecil nya hari ini
Paman tersenyum membaca tulisan nona-nya yang tidak bisa terbaca karena dia menulis dengan cepat,tapi paman bisa mengerti apa yang dia tulis
Raiga menulis betapa senangnya dia bersama paman setiap hari
Dia juga mengatakan bahwa dia ingin sekali mengajak paman pergi ke taman rekreasi seperti yang diceritakan oleh teman kelasnya
Setelah kejadian itu, teman sekelasnya begitu perhatian kepada Raiga, meski terkadang Raiga mengabaikan mereka
Tapi mereka tetap berbicara kepadanya, mereka terus menceritakan semua hal yag mereka lakukan setiap hari dirumah
Raiga yang awalnya tidak tertarik, lama-kelamaan jadi mau mendengarkan cerita mereka
Ditambah paman Kaelus yang juga menyuruh nya untuk memiliki banyak teman agar Raiga bisa bersosialisasi
" Benarkah..?, nona ingin mengajak saya jalan-jalan??". tanya paman
Raiga mengangguk malu-malu, kedua pipinya memerah
" Baiklah,kalau begitu nanti kita akan pergi kesana". Ajak paman
Raiga menatap paman dengan sangat menggelora, pipi lucunya semakin menjadi memerah seperti tomat karena sangat senang
(maaf update gabisa tiap hari, derita tulang punggung keluarga hehehe, mohon dukungannya, sangkyuu🙏✌️)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!