NovelToon NovelToon

In Another World With The System

Chapter 1 [ Warisan ]

Di suatu tempat di dalam dungeon Verinus, seorang pemuda sedang terbaring sekarat, dan tubuhnya mengeluarkan banyak darah, hingga mewarnai tanah dibawahnya dengan warna merah darah.

Pemuda itu memiliki rambut hitam, mata berwarna abu-abu, dan wajah yang tampan. Sangat disayangkan bahwa wajahnya yang tampan terlihat kosong dan ternodai oleh darah, sehingga menutupi ketampanannya.

Dengan tubuh terbelah menjadi dua di bagian perutnya, kaki kiri hancur lebur, dan tangan kanan yang terputus, suatu keajaiban besar bahwa pemuda itu masih hidup.

'Kenapa dia melakukan ini?' Leo bertanya pada dirinya sendiri di dalam benaknya.

Mengingat salah satu temannya yang melemparkannya ke sarang monster, ekspresi sedih melintas di wajah Leo.

'Kenapa aku dikhianati oleh temanku?'

'Jika saja aku lebih kuat... Mungkin situasi ini tidak akan terjadi padaku.'

'Apa aku... akan mati?'

Dengan penglihatannya yang kabur, Leo melihat serigala ganas yang berjalan ke arahnya sambil menggeram.

Namun sebelum dia dapat melihat apa yang akan dilakukan serigala itu, penglihatannya menjadi semakin kabur, dan kesadarannya perlahan tenggelam ke dalam kegelapan.

....

"Eh!!"

Membuka matanya, dan menemukan bahwa dia telah berada di tempat lain, Leo melihat area sekelilingnya dengan bingung.

Kemanapun dia memandang, yang dia lihat hanyalah warna putih tanpa ada apapun.

Bahkan batas tempat itu tidak terlihat.

Selain itu, dia menemukan bahwa tubuhnya telah sembuh sepenuhnya, yang membuat kebingungannya semakin bertambah.

"Katakan! Apa kau menginginkan kekuatan?"

"Hah?!"

Menyadari ada suara seseorang yang tidak pernah dia dengar, pemuda itu segera melihat sekelilingnya dengan waspada, tapi dia tidak melihat ada seorangpun.

"Aku akan bertanya sekali lagi! Apa kau menginginkan kekuatan?"

Mendengar suara asing yang menanyakan pertanyaan yang sama sekali lagi, ekspresi wajah pemuda itu terlihat ragu untuk sesaat, tetapi akhirnya dia memutuskan untuk bertanya, "Siapa kau?"

Suara itu mendengus, "Kau tidak perlu mengetahui siapa diriku."

"Jadi, apa jawabanmu, bocah?"

Pemuda itu menelan ludahnya dengan gugup, dan dia berkata dengan penuh tekad, "Ya, aku menginginkan kekuatan."

"Jawaban yang bagus."

Suara itu terdengar puas.

Setelah itu, tiba-tiba ada kabut hitam yang muncul dalam jarak sepuluh meter dari pemuda itu sebelum seorang pria yang terlihat berusia dua puluhan muncul.

Pria itu memiliki rambut berwarna hitam dan mata merah, dan memakai jubah hitam yang compang-camping.

Selain itu, ekspresi wajahnya terlihat sangat kosong, dan ada aura yang sangat menakutkan yang merembes keluar dari tubuh pria itu, entah disengaja atau tidak.

Ketika pemuda itu melihat pria yang baru saja muncul, tubuhnya tiba-tiba sedikit gemetar, tapi dia tetap berdiri diam dan menatap lurus ke depan, wajahnya penuh dengan tekad.

"Tidak perlu takut! Aku tidak berniat untuk menyakitimu." Pria itu berkata dengan tenang sambil menatap pemuda berusia tujuh belas tahun yang ada di depannya. "Untuk sekarang kau tidak perlu mengetahui siapa aku. Kau hanya perlu tau kalau aku ada disini untuk menemuimu."

"Menemuiku?"

"Aku ingin kau mewarisi kekuatanku!"

Perkataan pria itu mengejutkan pemuda itu.

Berpikir sejenak, dan tidak dapat menebak alasan pria itu ingin mewariskan kekuatannya kepadanya, pemuda itu bertanya dengan ekspresi bingung, "Kenapa kau memilihku?"

"...Kau adalah kandidat yang paling cocok untuk mewarisi kekuatanku."

"Hah? Aku kandidat yang paling cocok untuk mewarisi kekuatanmu? Itu sangat konyol." Pemuda itu tersenyum mengejek seolah dia mencela dirinya sendiri, "Apa kau yakin tidak salah memilih orang?"

"Aku mengetahui semua hal tentangmu, Leo."

Mendengar namanya dipanggil oleh pria misterius itu, Leo sedikit melebarkan matanya karena terkejut, "Kau mengetahui namaku?"

"Aku mengetahui semua tentangmu."

"...."

Pria itu menjelaskan, "Pada awalnya, kau hanyalah orang biasa yang hidup di dunia modern, hingga kau dan teman sekelas mu dipanggil ke dunia lain oleh kerajaan Velgia.

"Namun karena kekuatanmu sangat lemah dan kau tidak mempunyai skill apapun, pada akhirnya kau dianggap sebagai beban dan kemudian dibuang ke dalam dungeon oleh salah satu teman sekelasmu."

"Selain itu, aku juga tau kalau kau memiliki adik perempuan di dunia asalmu."

"Tunggu! Bagaimana kau tau?"

"Aku menggunakan kekuatanku melihat semua ingatanmu." Pria itu mengatakannya seolah itu bukan masalah besar, yang membuat sudut mata Leo sedikit berkedut.

Leo menghela nafas, "Karena kau sudah mengetahui semuanya, seharusnya kau juga tau kalau aku sangat lemah."

"Apa kau mau mewarisi kekuatanku?" Pria itu mengabaikan ucapan Leo dan menanyakan pertanyaan yang sama sekali lagi.

"Ugh, sudah kukatakan kalau aku sangat lemah, kenapa kau bersikeras ingin aku mewarisi kekuatanmu? Aku tidak cocok."

Mendengar keluhan Leo, pria itu menutup matanya sejenak, lalu dia menatap lurus ke mata Leo, yang membuat tubuh Leo bergidik tanpa sadar karena kekosongan menakutkan yang ada di mata pria itu.

Setelah keheningan singkat, pria itu mulai berbicara, "Kau adalah orang yang bodoh, lemah, dan tidak punya pengalaman, namun kau adalah orang yang pemberani."

"Sejauh ini, orang yang bertemu denganku akan berlari ketakutan karena auraku, tapi kau tidak. Walaupun kau merasa takut, kau tidak lari setelah melihat auraku. Ini membuktikan keberanianmu."

"Selain itu, kau memiliki afinitas yang sama dengan diriku dan manusia dengan potensi terbesar yang pernah aku lihat."

"Mungkin kau tidak bisa melihatnya sendiri, tapi aku bisa melihatnya dengan jelas."

"Dengar, bocah!"

"...Alasanku memilihmu bukan karena aku merasa kasihan atau tebakan bodohmu yang lain, tapi karena kau adalah kandidat yang paling cocok untuk mewarisi kekuatanku."

"Jadi aku akan bertanya sekali lagi! Apa kau mau mewarisi kekuatanku?"

....

Mendengarkan ucapan pria itu, Leo sedikit membuka mulutnya karena tercengang.

Leo tidak menyangka kalau dirinya akan dinilai setinggi ini.

Ini membuatnya terkejut.

Menutup matanya sejenak, dan mengepalkan tangannya erat-erat, Leo segera menatap ke depan dengan ekspresi penuh tekad, "Tuan, tolong wariskan kekuatanmu kepadaku!"

Pria itu mengangguk, "Bagus. Kalau begitu aku akan langsung memulai prosesnya."

Berjalan ke arah Leo, dan berhenti tepat di depannya, pria itu menempelkan jari telunjuk tangan kanannya ke tengah dahi Leo, dan kemudian dia memulai prosesnya.

Boom!

Aura kegelapan yang sangat kuat tiba-tiba meletus dari pria itu hingga menciptakan hembusan angin yang sangat kencang di ruangan yang serba putih itu, namun hal itu tidak mempengaruhi mereka berdua.

Di ujung jari pria itu, muncul sebuah kubus kecil yang diselimuti kabut Kegelapan yang sangat pekat, dan kemudian kubus kecil itu bersentuhan dengan dahi Leo dan masuk ke dalam kepalanya.

Ketika itu terjadi, Leo merasakan kekuatan yang sangat besar memasuki tubuhnya, tapi perasaan itu menghilang dengan cepat, seolah tidak terjadi apa-apa sama sekali.

Lima menit berlalu dengan cepat, dan pria itu akhirnya menurunkan tangannya sementara percikan abu-abu muncul saat Leo membuka matanya kembali.

Pewarisan kekuatan telah selesai.

"Apakah sudah selesai?" Leo bertanya.

"Ya." Pria itu mengangguk.

"Jadi, apa sekarang aku sudah mendapatkan seluruh kekuatanmu?" Leo bertanya dengan penuh semangat.

"Tidak." Pria itu menggelengkan kepalanya.

"Hah?!" Leo membuat ekspresi bingung.

Melihat wajah bingung Leo, pria itu menjelaskan, "Kekuatanku terlalu besar untuk kau terima secara langsung. Namun aku sudah menduganya, jadi kau tidak perlu khawatir tubuhmu akan meledak karena tidak mampu menampung seluruh kekuatanku."

Pria itu mengatakan hal yang mengerikan dengan wajah santai, yang membuat Leo merasa sedikit ngeri.

Pria itu melanjutkan, "Aku telah membuat sistem yang akan membuatmu mendapatkan kekuatanku secara bertahap saat kau bertambah kuat. Yang perlu kau lakukan hanyalah berlatih agar kau bertambah kuat dan menerima kekuatanku sepenuhnya."

"...Apakah kau paham?"

"Aku paham." Leo mengangguk, dan setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya memutuskan untuk bertanya, "Anu, tuan! Bisakah anda memberitahukan namamu?"

"Namaku ya?" Pria itu menutup matanya sejenak saat ingatan masa lalu tiba-tiba muncul di benaknya, yang membuat dia tersenyum tanpa sadar.

"Magnus... Itu adalah namaku."

"...."

Leo terdiam, hanya menatap wajah orang di depannya dan tidak mengatakan apa-apa, yang membuat pria itu, atau Magnus, merasa ada sesuatu yang salah.

"Apa ada yang aneh dengan namaku?"

"Ah, tidak tidak. Hanya saja... Ini pertama kalinya aku melihatmu tersenyum sejak kita bertemu." Kata Leo sambil tersenyum.

"Apakah tadi aku tersenyum?"

"Benar. Walaupun sangat singkat, aku tadi melihatmu tersenyum."

"...Begitu ya." Magnus berbalik dan berjalan menjauh dari Leo. "Urusanku di sini telah selesai. Sebentar lagi kau akan keluar dari tempat ini."

"Tunggu sebentar, guru!" Leo buru-buru menghentikan Magnum.

"Guru?" Magnus menoleh ke belakang sambil mengulangi perkataan Leo dengan bingung, tapi begitu dia melihat ke belakang, ekspresi terkejut melintas di wajahnya yang dingin.

Leo tidak melihat ekspresi terkejut Magnus, dan dia terus membungkukkan badannya tanpa menyadari kalau saat ini Magnus menatap dirinya dengan ekspresi terkejut.

Setelah diam selama beberapa saat, Leo akhirnya berbicara, "Terimakasih karena telah mewariskan kekuatanmu kepadaku, Guru!"

"Aku berjanji akan berlatih dengan keras dan menjadi kuat agar tidak mengecewakan dan tidak mempermalukan dirimu."

"Lalu... Aku akan melampauimu." Leo berkata dengan suara keras di akhir kalimat.

Setelah mengatakan itu, tubuh Leo perlahan larut menjadi partikel-partikel kecil sebelum dia menghilang dari tempat itu dan kembali ke dalam dungeon, yang membuat ruangan putih itu kembali sunyi seperti sedia kala.

Tanpa sadar, saat ini bibir Magnus telah melengkung membentuk senyuman. "Aku serahkan semuanya kepadamu, penerusku!!"

Chapter 2 [ Sistem ]

Setelah kesadaran Leo kembali ke tubuhnya, dia membuka matanya hanya untuk disambut oleh serigala yang ingin memakan tubuhnya.

"Huaaah..."

Karena kaget, Leo secara refleks menendang kepala serigala itu hingga kepala serigala itu hancur, yang membuatnya sangat terkejut dengan kekuatannya sendiri.

Kemudian dia merasakan tubuhnya, dan setelah melihat tubuhnya yang sembuh total, dia segera mengedipkan matanya dengan bingung. Tidak hanya itu, tapi dia juga merasa menjadi jauh lebih kuat daripada sebelumnya.

Namun, dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal itu karena masih ada dua belas monster serigala di sekitarnya.

"Grrr..."

"Ugh, mungkin aku tidak akan bisa keluar dari tempat ini tanpa cedera."

Leo mengeluh.

Dia telah bangkit kembali dan mendapatkan kesempatan baru dalam hidupnya. Apakah dia harus mengalami kematian sekali lagi?

Pada saat ini, suara mekanis tiba-tiba terdengar di dalam pikirannya, [Ding! Sistem telah aktif. Sebagai hadiah pembuka, host mendapatkan kesempatan untuk menarik lotre sebanyak tiga kali]

"Timing yang tepat..." Leo tersenyum lebar ketika dia melihat sistemnya telah aktif. "Sistem, gunakan semua lotre yang aku punya sekarang juga."

[Ding! Lotre telah digunakan...]

[Ding! Equipment [Flame Sword], Skill [World Of Death] dan Item [Ramuan Pemulihan] telah didapatkan]

"Sistem, keluarkan Flame Sword!"

[Ding! Equipment [Flame Sword] telah dikeluarkan dari Storage]

Setelah sistem mengatakan itu, di tangan kanan Leo tiba-tiba muncul pedang berwarna hitam yang indah.

Leo segera menyalurkan mananya ke dalam pedang, yang membuat bilah pedang itu mengeluarkan api, dan menerangi dungeon yang gelap itu dengan cahayanya.

"Waktunya pembalasan..." Leo menyeringai.

Leo menggenggam pedangnya erat-erat, dan dia bergegas ke arah salah satu serigala yang ada di depannya.

Tiba dalam sekejap, api di bilah pedangnya berkobar semakin kencang, dan dia segera mengayunkan mengayunkan pedang Flame Sword dengan sekuat tenaga.

SLASH!

Kepala serigala yang diserang Leo terpotong dan kemudian terbakar sementara dia segera bergegas menjauh untuk menjaga jarak dari serigala lainnya.

"Sebelas lagi..." Leo bergumam sambil mengamati serigala yang tersisa.

"Grrrr..."

Melihat Leo tidak bergerak, serigala yang tersisa berjalan mengelilingi Leo sebelum mereka menyerangnya dari segala arah.

SLASH!

Setelah memotong kepala serigala yang ada di depannya, Leo langsung memindahkan tubuhnya ke kiri untuk menghindari serangan serigala di belakangnya.

Menghindari serangan sekali lagi, dan melihat ada celah, dengan cepat Leo mengayunkan pedangnya untuk menebas leher empat serigala sekaligus, dan membunuh mereka dalam satu serangan.

Setelah itu, Leo menoleh sedikit ke belakang dan menendang tubuh serigala yang ada di belakangnya dengan keras hingga serigala itu menabrak tembok.

BOOM!

Gelombang kejut menghantam tempat serigala itu mendarat, yang membuat tembok tersebut retak sementara tubuh serigala itu jatuh ke bawah dan berhenti bergerak/mati.

Melihat jenisnya yang dibunuh dengan mudah, lima serigala yang masih hidup sekarang menatap Leo dengan ketakutan.

Leo tidak membuang waktu, dia bergegas ke arah lima serigala yang tersisa.

Dihadapkan perbedaan kekuatan mereka yang jauh, lima serigala yang tersisa tidak dapat bertahan dari serangan Leo dan akhirnya, tubuh mereka terpotong sebelum api membakar tubuh mereka.

Leo menghela nafas lega, "Akhirnya pertarungan selesai." Ini pertama kalinya dia menghadapi monster sebanyak ini sendirian, dan sebenarnya dia sedikit gugup.

Tapi setelah merasakan kekuatan yang ada di tubuhnya, Leo merasa sangat senang.

.....

Mengangkat pedangnya ke depan, dan mengamatinya dengan teliti, Leo yang telah merasakan kekuatan Flame Sword, kini tersenyum senang, merasa sangat puas.

"Ini pedang yang sangat kuat, aku harus berhati-hati saat melawan orang lain agar aku tidak membunuhnya secara tidak sengaja."

Leo menggenggam pedangnya erat-erat sebelum dia menurunkan tangannya.

"Sistem, apa kau disini?"

[Ding! Sistem selalu bersama host]

"Jadi, fungsi apa saja yang dimiliki sistem?"

[Ding! Sistem memiliki lima fungsi, Yaitu: Status, Misi, Peningkatan, Lotre, dan Storage]

"Begitu ya..." Leo mengangguk dan memikirkan sesuatu sejenak sebelum dia tersenyum dan berkata, "Sebenarnya kau memiliki kesadaran kan, tuan Sistem?"

Sistem: [...]

Melihat sistem tidak menjawab, Leo sudah menebak jawabannya.

Kemudian, Leo mendengar suara helaan nafas sistem, anehnya itu terdengar halus.

[Selamat, tuan rumah telah menebak dengan benar. Sayang sekali, tidak ada hadiah yang bisa diberikan kepada anda.] Suara sistem terdengar main-main. Namun tidak seperti suara mekanis sebelumnya, kali ini suaranya terdengar seperti suara seorang gadis.

Mendengar suara sistem yang terdengar feminim, Leo sedikit melebarkan matanya karena terkejut, "Kau seorang wanita?"

[Yup! Aku adalah seorang wanita. Terlebih lagi, aku adalah wanita paling cantik di dunia ini.] Suara sistem terdengar sombong.

"Benarkah?" Leo meragukan perkataannya.

[Hmm, apakah kau meragukan kecantikanku?]

"Benar." Leo menganggukkan kepalanya.

Jujur, dia tidak percaya sama sekali dengan apa yang dikatakan sistem.

[Hum... Lihat saja nanti, kau pasti akan terpesona begitu melihat kecantikanku.]

"Oh~ Aku menantikan hari itu tiba." Leo tersenyum mengejek.

[Hmmp.] Sistem mendengus kesal.

"Ngomong-ngomong, apa kau punya nama?"

[Hmm, coba tebak!]

"Kau tidak punya nama, kan? Haruskah aku menamaimu? Baiklah, kalau begitu mulai sekarang namamu adalah Ronaldowati."

[Ya ampun, sangat kasar. Tentu saja aku mempunyai nama.]

"Oh, apa itu?" Leo mengangkat alisnya.

[Namaku adalah...]

ROAAARR!

Sebelum sistem memberitahukan namanya, tiba-tiba raungan yang sangat keras terdengar sebelum minotaur setinggi tiga meter yang membawa gada logam muncul melalui salah satu lorong di tempat itu.

"Minotaur?" Leo mengangkat alisnya sebelum tersenyum, ekspresinya terlihat sedikit bersemangat, "Waktu yang tepat. Aku akan melawanmu untuk menguji kekuatan baruku."

[Ding! Misi telah diberikan: Kalahkan Minotaur yang ada di depan anda tanpa menggunakan kekuatan api dari Flame Sword]

[Skill acak akan diberikan setelah host berhasil menyelesaikan misi] Suara mekanis sistem terdengar di kepala Leo.

"Ini akan sedikit sulit." Kata Leo setelah melihat misi yang diberikan sistem.

[Berjuanglah. Aku akan memberitahumu namaku jika kau bisa mengalahkan Minotaur di depanmu tanpa terluka.]

Leo menarik nafas dan tersenyum, "Aku harus berjuang keras kalau begitu."

ROAARR!

Melihat Minotaur semakin dekat, raut wajah Leo berubah menjadi serius.

Menggenggam Flame Sword erat-erat, dan menghentakkan kaki kanannya ke tanah dengan keras, Leo melesat menuju Minotaur dengan cepat, dan mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga.

CLANG!

Dua senjata bertabrakan dan menyebabkan bunyi benturan logam. Setelah benturan yang ke tiga puluh, Leo melompat mundur untuk menjauh karena dia tidak diuntungkan dalam bentrokan tersebut.

'Dia lebih kuat dariku dalam hal kekuatan murni, tapi kelihatannya dia jauh lebih lambat dariku dalam hal kecepatan.' Leo membuat analisis setelah bentrokan tadi.

Sebelum dia dapat berpikir lebih jauh, miniatur tiba-tiba melompat ke arahnya dan membanting gada nya menuju tubuhnya.

Melihat hal ini, Leo merespon dengan cepat, dan dia segera melompat mundur sejauh sepuluh meter untuk menghindari serangan Minotaur.

BOOM!

Gelombang kejut menghantam tempat minotaur menyerang, hingga menciptakan kawah kecil dengan retakan di sekitarnya.

Tidak membuang waktu, Leo bergegas ke depan dan dia mengayunkan pedangnya menuju leher Minotaur dengan sekuat tenaga.

Namun... Tebasan Leo melesat dan hanya mengenai lengan bagian atasnya karena minotaur menghindar tepat pada waktunya.

ROAAARR!

Minotaur meraung dengan suara keras sebelum menggeser posisi tubuhnya dan mengayunkan gada di tangannya ke arah Leo.

CLANG! CLANG! CLANG! CLANG!

Pedang Leo bertabrakan berkali-kali dengan gada minotaur hingga menciptakan percikkan api di udara, namun sesuatu terjadi saat itu.

Saat bentrokan terakhir, gada minotaur tergelincir saat Leo memiringkan bilah pedangnya.

Leo tidak melewatkan kesempatan ini dan segera menebas lengan Minotaur yang memegang gada hingga terpotong, yang membuat Minotaur meraung keras dengan wajah kesakitan.

Menggunakan kesempatan ini, Leo segera melompat ke arah minotaur dan menancapkan ujung pedangnya ke leher minotaur sebelum dia mendarat di belakang monster tersebut.

"Pertarungan telah selesai." Setelah Leo mengatakan itu, tubuh besar minotaur jatuh ke tanah hingga menyebabkan debu-debu di bawahnya beterbangan.

[Ding! Misi telah diselesaikan. Skill [Teleport] telah diberikan sebagai hadiah karena telah menyelesaikan misi] Suara mekanis sistem terdengar di pikiran Leo.

Setelah itu, Leo berjalan menuju mayat minotaur itu dan mencabut pedang yang menancap di lehernya.

Chapter 3 [ Evelyn ]

[Selamat, anda telah berhasil mengalahkan minotaur tanpa cedera. Sebagai hadiah, aku akan memberitahumu namaku. Bersyukurlah!]

"Kalau begitu, aku berterimakasih karena anda mau memberitahukan nama mulia anda kepada pria tampan yang sederhana ini, nona!" Leo berkata dengan nada main-main.

[Fufufu, tidak masalah tidak masalah. Sekarang, buka telingamu lebar-lebar!] Sistem diam selama beberapa saat sebelum berkata, [Evelyn... Itu adalah namaku.]

"Evelyn ya? Nama yang indah." Leo memuji dengan tulus sebelum berkata, "Tapi, akan lebih baik jika kau memperlihatkan wujudmu saat memperkenalkan diri. Kau punya tubuh kan?" Leo menebak.

[Sayang sekali, aku tidak bisa melakukan itu untuk saat ini. Tapi, aku akan melakukannya suatu hari nanti.]

Leo mengangguk sambil tersenyum, "Aku menantikan hari itu tiba, Eve!"

[Hm, kenapa kau memanggilku Eve?] Evelyn bertanya dengan suara dingin.

Leo mengangkat bahunya, "Evelyn terlalu panjang, jadi aku menyingkatnya menjadi Eve. kau tidak keberatan kan?"

[Hmmp, panggil aku sesukamu.]

"Selain itu..."

[Apa?]

"Apa tidak tau apa yang harus kulakukan terhadap mayat minotaur ini! Ada saran?" Leo berkata sambil menginjak mayat minotaur di depannya.

[Hm, bagaimana kalau menyimpannya di dalam storage?]

"Sebelum itu, bisakah kau menjelaskan tentang Storage dulu?"

Eve menghela nafas, [Baik, aku akan menjelaskannya secara singkat.]

[Storage adalah ruang penyimpanan dimensi yang mempunyai luas seukuran tata Surya. Tidak hanya itu, aliran waktu berhenti di ruang storage sehingga benda apapun yang disimpan di dalam Storage tidak akan mengalami perubahan apapun.]

[Misalnya, kau meletakkan nasi yang hangat di hari Senin, kemudian kau mengambilnya di hari Senin berikutnya. Hasilnya, nasi yang kau ambil dari ruang storage akan tetap sama seperti saat kau meletakkannya di dalam Storage?]

[Namun, walaupun Storage mempunyai ruangan yang sangat luas, ruang storage tidak dapat menyimpan makhluk hidup.] Eve mengakhiri sesi penjelasannya sebelum berkata, [Apa kau paham?]

"Itu sangat hebat." Leo sedikit terkejut setelah mengetahui tentang Storage, apalagi ukurannya yang seukuran tata surya.

Leo berjongkok dan menyentuh mayat minotaur, kemudian menggunakan storage untuk menyimpan mayat tersebut.

[Benarkan? Kamu harus bersyukur kepada orang yang memberimu sistem.]

"Hm, kau mengatakan itu seolah-olah aku harus bersyukur karena memilikimu." Leo menyeringai main-main.

[Kau salah! Aku dan sistem adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.]

"Artinya kau bukan sistem ya!"

[Bisa dibilang begitu.]

Amati ruangan tempatnya berada, dan melihat ada beberapa lorong yang mengarah ke tempat yang berbeda, setelah memilih arah yang akan dia tuju, Leo mulai memasuki salah satu lorong itu dengan langkah santai.

"Bisa jelaskan dengan lebih rinci?"

Eve terdiam selama beberapa detik sebelum dia menghela nafas, [Baik.]

Eve mulai menjelaskan, [Sistem adalah sebuah program yang rumit, atau kau bisa menganggapnya seperti benda misterius yang akan membantumu untuk mendapatkan kekuatan Magnus secara bertahap seiring dengan meningkatnya kekuatanmu.]

[Tidak seperti sistem. Aku tidak diciptakan oleh Magnus, melainkan sebuah kesadaran yang digabungkan dengan sistem oleh Magnus. Singkatnya, aku adalah sebuah jiwa yang bergabung dengan sistem.]

[Selain itu-!]

"Tunggu, ada sesuatu yang datang!" Leo menyela Eve saat dia melihat melihat kawanan ogre yang menuju ke arahnya.

[Selesaikan dengan cepat.]

"Oke!" Leo mengangguk dan bergegas maju ke arah kawasan Ogre tanpa ragu-ragu.

Dengan ketajaman dan api dari Flame Sword, tidak sulit bagi Leo untuk mengalahkan kawanan ogre, dan setelah dia berhasil membunuh semua orge itu, dia langsung melanjutkan perjalanan dan meninggalkan mayat Ogre yang baru saja dia bunuh.

[Ehem! Mari kita lanjutkan!]

[Sistem tidak dapat bekerja tanda adanya seorang pengelola sistem. Karena itu, aku bergabung dengan sistem dan menjadi orang yang mengelola sistem, yaitu Administrator.]

[Tugasku adalah mengelola sistem dan mengawasi penerus Magnus sampai dia mewarisi semua kekuatan Magnus.]

[Tentang identitasku, aku akan menceritakannya di lain waktu. Kuharap kau bisa menunggu hingga saat itu tiba. Ada yang ingin ditanyakan lagi?]

"Ada satu hal yang ingin kutanyakan!" Leo berkata saat dia masuk ke lorong lain.

[Apa itu?]

"Kenapa kau mau bergabung dengan sistem?"

[Aku punya alasan tersendiri. Tapi aku tidak akan mengatakannya untuk saat ini.]

"Kau tidak diancam oleh Magnus kan?"

[Kenapa kau berpikir begitu?]

"Yah, Magnus mempunyai aura yang sangat menakutkan di sekitar dirinya, jadi aku berpikir kalau kau bergabung dengan sistem karena takut dengan Magnus." Leo berkata sambil mengingat aura menakutkan yang selalu dikeluarkan Magnus.

[...Itu alasan yang masuk akal. Tapi aku tidak diancam oleh Magnus. Aku bergabung dengan sistem atas insiatif ku sendiri.]

"Dilihat dari penjelasanmu, sepertinya kau cukup dekat dengan Magnus." Leo memberikan analisisnya setelah mendengar perkataan Eve.

Mendengar ini, Eve terdiam selama beberapa saat sebelum dia menghela nafas.

"Ada apa?" Leo bertanya sambil melihat sekelilingnya untuk memastikan tidak ada monster yang menyergapnya.

[Tidak ada. Aku hanya merasa kalau aku telah membocorkan beberapa rahasia sistem.]

"Oh, bukankah itu hanya sekedar informasi yang tidak terlalu penting? Karena aku adalah pemilik sistem, cepat atau lambat aku akan mengetahuinya. Jadi tidak ada gunanya menyembunyikan informasi sistem."

[Yah, kurasa memang begitu.] Eve menghela nafas, [Seharusnya aku memerasmu dulu sebelum aku memberikan informasi tentang sistem kepadamu.]

Mendengar ucapan Eve, Leo yang sedang berjalan tiba-tiba berhenti dan menatap ke atas dengan ekspresi datar.

GROAAHH!

Raungan monster tiba-tiba terdengar di tempat itu, yang membuat Leo mengalihkan pandangannya ke asal suara tersebut.

Kemudian, dia melihat Monster Ogre di jarak puluhan meter darinya, dan ketika ogre semakin dekat, Leo melihat sesuatu yang membuatnya menyipitkan matanya.

Tidak seperti ogre yang dia temui sebelumnya, ogre kali ini dua kali lebih besar dan mempunyai aura yang lebih kuat, tapi yang membuat Leo waspada adalah pedang besar berwarna merah yang memancarkan aura menakutkan yang ada di tangan ogre.

[Hati-hati, pedang itu cukup berbahaya!] Eve memberi peringatan.

"Ya, aku tau." Leo mengangguk sebelum ekspresi wajahnya berubah menjadi serius.

Mengamati Ogre di depannya, dan melihat kalau Ogre itu melesat ke arahnya, Leo juga tidak tinggal diam, dan dia segera melesat dengan kecepatan tinggi ke arah Ogre itu

CLANG!

Kedua senjata bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang cukup kuat sebelum Leo terhempas sejauh dua belas meter.

Akibat benturan tadi, Leo merasakan kalau lengannya sedikit mati rasa, tapi dia tidak punya waktu untuk mengistirahatkan lengannya karena serangan selanjutnya datang dengan cepat.

BOOM!

Pedang besar yang dipegang Ogre jatuh ke tanah di bawah Leo dengan keras dan menciptakan retakan di permukaan tanah sementara Leo muncul di belakang Orge menggunakan skill Teleport.

Dengan pedang yang berkobar di tangannya, Leo mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga ke leher Ogre.

Tapi, ogre tiba-tiba membalikkan badannya sambil mengayunkan pedangnya ke perut Leo, yang membuat Leo mengerutkan kening dan segera mengubah arah lintasan pedangnya untuk menangkis serangannya.

CLANG!

Pedang di tangan Orge menabrak pedang Leo dengan keras dan membuat Leo terdorong mundur sejauh beberapa meter sebelum dia berteleportasi sejauh tiga puluh tujuh meter untuk menjaga jarak.

Leo tersenyum sinis, "Sepertinya kau ingin balas dendam karena aku telah membunuh anak buahmu! Kebetulan sekali, kalau begitu aku akan mencoba salah satu skill milikku."

"Roaaarrr!!" Ogre itu meraung keras, seolah dia menanggapi ucapan Leo.

Leo tidak tau apa Ogre itu bermaksud mengatakan sesuatu kepadanya.

Tapi yang pasti, Orge itu merasa sangat marah karena dia telah membunuh semua anak buahnya.

"...."

Yah, bukan berarti dia peduli dengan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!