NovelToon NovelToon

Dikejar Budak Cinta

Bab 1. Saudara

...Yuki...

Namanya Yuki, dia pria yang super tampan. Dan dia juga sering di kejar banyak wanita cantik, meski dia memiliki sifat sedingin musim salju namun pesonanya justru melebihi musim semi.

Yuki memiliki sebuah perjanjian dengan salah seorang pemimpin besar, dengan kemampuannya sendiri, sosok pemimpin besar itu berhasil membangun dua klan besar.

Ziad dan Pramudita, itulah dua nama besar klan yang di bangun oleh sosok tersebut. Sudah menjadi rahasia umum bila Gus Adnan Yuki Arya adalah sosok bocah nakal sejak dia berusia dini.

Hari itu, Yuki dan sahabatnya Kayam harus pergi menjalankan tugas mereka sebagai anak dari orang tua mereka. Yuki harus sekolah di Kairo sedangkan Kayam akan mengenyam pendidikan di Amerika.

Di hadapan mereka kini ada sepasang suami istri yang nampak bahagia, dan dua bocah perempuan berusia 10 dan 9 tahun. Mereka terlahir hanya beda 1 tahun.

Ziad Queeneli Pramudita dan Ziad Putri Pramudita. Panggil saja Neli dan Putri, keduanya adalah putri dari Yuhou dan Rose.

"Kakak kenapa kakak pergi?" Putri menangis tersedu-sedu seraya menggenggam tangan Kayam yang akan berangkat.

"Kakak akan cepat kembali kok, Putri jangan nakal ya?" Pinta Kayam mengusap kepala Putri penuh sayang.

"T-tapi, Putri nanti mainnya sama siapa?" Putri merengek dan terus memeluk Kayam yang akan segera berangkat.

"Ck, jangan cengeng deh Put! Mereka berangkat cuma bentaran aja kok, kalo mereka pergi lama berarti mereka gak layak di tangisi." Neli berkomentar, ya memang begitulah sifat Neli dan Putri.

Neli selalu kuat dari depan meski nyatanya sangat lemah, memiliki fisik yang kuat dan kemampuan yang mempuni di bidang apapun. Sedangkan Putri cenderung lebih manja, cengeng dan sering sakit-sakitan.

Putri memeng telah di diagnosa memiliki penyakit jantung bawaan, dia di perkirakan tak akan bertahan sampai usianya 20 tahun. Meski demikian Putri selalu hidup dengan ringan dan penuh senyuman.

"Uh, hati ku tersakiti loh Neli sayang." Yuki menekan dadanya seolah kesakitan, Neli berdecak kesal.

"Ck, le to the bay. Lebay!" Neli berbalik untuk pergi, dengan cepat Yuki meraih tangan Neli.

"Jangan marah dong adik manis ku, tunggu Kakak pulang ya?" Yuki memeluk Neli dari belakang, Neli cemberut dan mengangguk.

"Adik baik," Yuki mengelus puncak kepala Neli, gadis kecil itu memang si pembangkang paling terkenal di lingkungannya. Namun Neli selalu saja takluk bila di hadapkan dengan Yuki.

"Ingat ya sayang, Kakak akan segera kembali. Tolong simpan ini untuk ku dan lakukan apapun yang kamu mau." Yuki menyerahkan sebuah gelang berwarna biru laut.

"Ini berlian?" Tanya Neli terkesima. Yuki mengangguk membenarkan, benda itu memang berlian kelas atas.

"Ayo Kayam!" Yuki menggusur lengan Kayam dan masuk ke dalam pesawat masing-masing, berbeda dengan Yuki yang menggunkan penerbangan bisa. Kayam menggunakan pesawat yang di sediakan khusus oleh sang Kakak.

Perpisahan itu ternyata mengubah banyak hal dalam hidup mereka, mereka berpisah selama 8 tahun. Yuki tumbuh menjadi pria yang sangat bijaksana, jurusan teknologi moderen dan keagamaan yang dia ambil membuatnya semakin di segani.

Sedangkan Kayam mengambil jurusan kedokteran dan tetap berhubungan baik dengan sang Kakak, dia melatih fisik dan kemampuannya di bidang militer hingga Kayam tumbuh layaknya monster yang di takuti.

Sangat jauh berbeda dengan Neli dan Putri, Neli tumbuh menjadi bocah nakal yang hobinya tawuran dan ugal-ugalan di jalan. Sedangkan Putri tumbuh menjadi anak yang patuh dan di cintai, meski penampilan keduanya sangat jauh berbeda di batas normal.

Neli di kenal sebagai Gembel, karena pakaiannya yang sering compang-camping dan kotor. Sedangkan Putri di kenal di cupu karena kaca mata besar yang dia kenakan, dan rambut yang selalu di kepang dua.

Hari itu tepat di mana hari ulang tahun Putri yang ke 17, di kediaman besarnya tak terjadi apapun dan semuanya hanya diam tak ada yang memberi selamat sama sekali.

"Kak Neli, Kakak tahu enggak hari ini hari apa?" Putri berpura-pura polos, dia menerobos ke kamar sang Kakak yang di penuhi dengan banyaknya pernak-pernik dan poster yang menyeramkan.

"Hari apa? Hari minggu?" Tanya balik Neli, dia mengambil salah satu gitar listrik miliknya.

"Bukan Kak, ini hari selasa. Hari Se-la-sa!" Tegas Putri, Neli mengangguk-angguk seolah tak perduli.

"Terus kenapa? Hari selasa itu hari menyebalkan selain hari senin tahu. Tak ada hari yang berarti kecuali hari minggu," Jawab Neli acuh rak acuh.

"Iiih! Kakak jahat bangat tahu!" Putri menghentakkan kakinya sebelum akhirnya pergi dengan membanting pintu kamar sang Kakak.

Di ruang bawah Yuhou dan Rose juga nampak biasa saja, mereka sarapan dengan nyaman dan Yuhou justru terlihat terburu-buru hari itu.

"Sayang, aku akan lanjutkan sarapan di kantor ya?" Yuhou langsung bergegas seraya mengambil kotak bekal miliknya, Putri menghela nafas berat.

"Ma? Mama ingat hari ini hari apa enggak?" Tanya Putri murung, Rose mengambilkan sarapan untuk putri bungsunya itu.

"Hari selasa, hari ini Mama akan sibuk sayang. Oh ya, nanti jangan pulang terlambat ya? tolong bantuin Mama buat menyelesaikan dokumen." Rose beralih pergi mengambil piring kotor.

"Ma, selain itu. Apa ada hal lain lagi yang Mama tidak ingat?" Putri merengut, dia benar-benar tak habis pikir. Bagaimana bisa seluruh anggota keluarganya sendiri tak mengingat hari ulang tahunnya?

"Dasar gak peka!" Pekik Putri, sengaja suaranya di perkeras agar terdengar oleh sang Mama.

"Aku bukan pengemis cintaaaaa!!!" Terdengar suara sound yang keras luar biasa, menggema hingga membuat seluruh manusia dalam rumah itu tutup telinga.

"Neli! Jangan keras-keras!" Teriak Rose dari bawah, Putri menggerutu kesal saat suaranya justru tak terdengar sama sekali oleh sang Mama.

"Putri! Hari ini aku bolos lagi, bilang sama Bu Guru kalo aku sakit telinga!" Teriak lagi Neli dari lantai dua menggunakan mikrofon.

Baik Yuhou maupun Rose memang tak pernah membatasi pergaulan semacam apapun yang ingin di jalani oleh anak-anak mereka. Karena bagi Yuhou dan Rose, mereka yakin bila anak-anak mereka akan mengetahui jati diri mereka saat mereka masuk dan menuruti kata hari mereka.

"Bolos mulu! Gak akan lulus ujian nanti Kak!" Teriak Putri kesal, sudah di acuhkan malah mendapatkan permintaan aneh pula.

"Enggak perduli, yang penting dapat ijazah!" Balik teriak Neli, Putri menggertak kesal drngan tingkah sang Kakak.

Makanan yang masih belum di sentuh oleh Putri, kini teronggok begitu saja. Sedangkan melihat kepergian Putri yang nampak kesal, Neli dan Rose saling bersitatap dan saling mengangkat jempol.

(Tak Perduli lolos kontrak atau tidak, di novel ini akan di adakan GA saat Novel sudah tamat. Untuk 10 orang pembaca yang selalu meninggalkan jejak berupa like dan komen akan berkesempatan mendapatkan GA ya.)

Bab 2. Persiapan Ulang Tahun

Neli dan Rose langsung bergegas ke pusat perbelanjaan, dengan kemampuan keduanya yang memang di luar nalar, mereka berbelanja dengan cepat.

Rose dan Neli langsung mendekor rumah mereka dengan tema bunga anggrek yang indah, sedangkan kue yang mereka buat terpampang sangat besar.

Mereka memang memiliki kejutan yang luar biasa hari itu untuk Putri, undangan tersebar pada orang-orang terdekat mereka.

Sepasang manusia kembar juga tiba dengan tampilan pasangan, dia adalah Soni dan Sonia. Sepupu Neli dan merupakan orang yang akan membantu mereka untuk menyukseskan acara hari itu.

"Soni, kamu jadi penyambut tamu malam ini!" Perintah Neli tanpa sungkan.

"Panggil aku Abang, woi!" Soni tak terima bila hanya di panggil nama oleh orang yang lebih muda satu tahun darinya itu.

"Berisik! Lo yang harusnya panggil gue Kakak! Kakek gue itu Abangnya Nenek lo tau!" Neli berbalik, ya meski bahasanya kasar tapi Neli memang seperti itu, bila dengan orang lain.

"Ck, tapi Om Yuhou manggil Mama gue Kakak tuh!" Soni kembali nyengir, Neli mengambil sebuah buku tamu.

Plak!

Tanpa permisi dan peringatan Neli langsung memukul kepala Soni yang sangat bodoh, dia juga kembali akan memukul mulut Soni yang berisik, namun Soni langsung bergerak cepat untuk menghindar.

"Kalo ngomong pakek otak, jangan asal ngangap! Darah lebih kental dari air, dan lo gak bisa mengubahnya. Ngerti?" Neli pergi meninggalkan Soni yang kini tengah mengelus dada.

"Sabar, dia cuma baik sama aku dan saudaranya." Sonia menepuk pundak saudara kembarnya.

"Maksud kamu? Aku ini saudaranya tahu!" Soni tak terima mendengar teguran dari sang adik.

"Iya, iya. Tapi bagi Neli cuma Sonia, dan Putri saja saudaranya heheh." Sonia nyengir kuda.

"Emang gak waras si tuh orang, kalo sifatnya gak waras gitu gue jamin gak akan ada cowok yang mau deketin dia." Soni mengelus rambutnya yang jadi babak belur setelah mendapatkan teguran mematikan dari Neli.

Rambut yang selalu rapi bin klimis dan mendapatkan sentuhan sisir setiap jam-nya itu, tak lain seperti nyamuk yang di tepuk begitu saja oleh Neli.

"Nenek lincah si*alan!" Teriak Soni tak terima saat melihat nasib rambut kesayangannya di depan cermin.

Neli\= NEnek LIncah

.

.

.

Di tempat lain, sebuah lorong yang di penuhi dengan api yang menyala-nyala dan tembakan terdengar dari berbagai penjuru tempat semakin menyayat telinga, di tambah teriakan dari orang-orang yang ketakutan.

"Ck, gak bisa pakek otak baru bisa pakek otot!" Ucap seorang pria tiba-tiba, tubuhnya yang di penuhi roti sobek yang indah, bahkan otot tangannya nampak keluar dari lengan bajunya yang elastis.

Beberapa orang bersenjata nampak datang mendekatinya dan dengan gerakan cepat dia menghindar dan melakukan serangan balik dengan sangat mematikan, matanya seperti sayatan belati yang begitu tajam.

Brak!

Brak!

Suara remukkan tulang terdengar nyaring dan pria itu kembali berdiri, sedangkan orang-orang yang di sarangnya langsung jatuh tersungkur.

Tiiit

Tiiit

Nada aneh panggilan dari ponsel di saku celananya terdengar, pria itu menatap nama di layar ponsel itu dan langsung tepuk jidat.

"Neli? Aku akan berangkat sekarang juga. Tunggu dulu ya!" Ucap pria itu cepat, karena bila dia tidak langsung bersuara sosok di balik telepon itu akan langsung mengatainya dengan banyak sumpah serapah.

"Gue tunggu Bang, awas aja kalo lo telat!" Ancam Neli dan langsung mematikan telepon, sosok pria itu langsung menghela nafas.

Omar Kayam, dia sosok yang sangat di takuti di dunia pertempuran. Dia memiliki julukan sebagai macan hitam dari Z, Z adalah organisasi tempatnya menimba ilmu.

Matanya yang coklat cerah menyerupai mata sang Ibu, dan kulitnya yang sedikit hitam dan rambut hitamnya membuatnya terlihat mematikan.

Namun, Kayam bukanlah siapa-siapa bila sudah di hadapkan dengan gadis bernama Neli dan Putri. Macan hitam itu akan menjadi kucing rumahan saat berhubungan dengan dua gadis kecil itu.

Kayam membuka bajunya yang sudah compang-camping tak berbentuk hingga perut uwow bin aduhainya terpampang indah. Untunglah di sana tak ada emak-emak yang kurang iman, hingga tak membuat Kayam menjadi sasaran mereka.

"Guroom, anda akan pulang sekarang?" Tanya seorang pria dengan darah di sekujur tubuhnya.

"Ya, aku akan pulang sekarang." Jawab Kayam, Guroom adalah nama lain dari Kayam saat berada di medan pertempuran.

Kayam memilih beberapa pakaiannya yang sudah hampir semuanya di penuhi banyak darah. Tiga buah kalung yang berisikan tiga nama orang terdekatnya kini melambai begitu saja.

Ihmar Kayam, Abron Kayam dan Omar Kayam. itu adalah nama-nama dari keluarga Kayam, sang Papa Ihmar Kayam telah gugur di medan pertempuran demi membela banyak nyawa di kawasan timur tengah.

Sedangkan sang Kakak Abron Kayam saat ini memilih pensiun dari dunianya dan menikmati sisa hidupnya bersama keluarga kecilnya, oleh sebab itu saat ini Omar Kayam harus menjadi penerus mereka.

Memang tak ada tuntutan dari siapapun, namun rasa tanggung jawab yang tumbuh di hatinya menjadikan Kayam seperti sekarang.

Kayam memakai baju berwarna hitam yang di rasa tidak terlalu rusak, meski ada darah yang belum mengering di sana. Namun itu lebih baik di banding pakaiannya yang lain.

"Aku pergi." Kayam berlalu dari tempat itu begitu saja, setelah berada dalam medan pertempuran selama 2 tahun. Kini Kayam harus melangkah dalam kehidupannya kembali.

Perjanjiannya dengan pimpinan Z, yaitu untuk melindungi putri kedua dari pimpinannya yang bernama Putri dari banyak hal berbahaya yang harus segera di lakukan.

Untunglah Putri bukan sosok pembangkang, dan memiliki sifat manis dan imut. Itu juga yang selalu membuat Kayam betah berlama-lama bersama Putri. Berbeda dengan Putri, Neli justru kebalikan dari adiknya itu.

"Aku kembali, Putri." Ucap Kayam bergegas menaiki Zet perang yang sering dia gunakan. Kayam terbang menuju sebuah hotel untuk memperbaiki penampilannya yang sudah hancur.

Sudah sekian tahun dia tak bertemu dengan dua gadis kecil itu, mungkin sekarang mereka sudah menjadi remaja yang cantik. Sedangkan Kayam sendiri yang sudah berusia 26 tahun kini telah tumbuh dengan sangat bebeda dari sebelumnya.

Kayam akhirnya mengenakan tuxedo dan merapikan rambutnya saat jam telah menunjukan pukul 3 sore, dia berangkat, hari ini adalah hari ulang tahun Putri.

Dia akan hadir dan memberikan selamat pada Putri secara langsung, meski dunia Kayam yang sebelumnya seperti terisolasi dari dunia luar karena tugasnya, namun saat ini Kayam berencana menjadi pria biasa.

Kayam akan menjadi seorang dokter, sebagai penyembuh dan bukan lagi pembunuh. Selama 6 tahun Kayam memang menggeluti dunia kedokteran, sekaligus dia juga ikut gelut dalam pertempuran.

Pengumuman:

Selamat buat Alika yang mendapatkan hadiah mingguan, pulsa sudah berhasil di kirimkan ya sayang.

Untuk lebih lanjut, bila temen-temen yang mau pulsa gratis setiap hari senin bisa banget cek Grup Nuah yang khusus pembaca.

Setiap minggu, Nuah udah siapkan pulsa 10k, selain pulsa tamat. Itu juga merupakan pulsa bonus tambahan untuk khusus pembaca.

Bab 3. Pria Tampan

Di sudut sebuah sekolah menengah atas, seorang siswi dengan kaca mata yang dia kenankan nampak sembunyi-sembunyi memasuki kelas.

"Fyuh, untung aja udah gak ada orang." Putri, gadis itu menghela nafas lega. Kepalanya kembali celingukan dan kembali mengendap-endap.

"Eit! Ada tikus dari mana nih?" Seorang wanita berambut coklat mencegat langkah Putri.

"Minggir, aku mau memberikan ini pada Kakak ku!" Ya, geng sekolah yang beranggotakan para anak investor sekolah itu memang sering berbuat onar.

Mereka sangat suka menindas orang-orang yang lemah, seperti Putri. Namun, mereka sering kali mengurungkan niatnya saat sudah berhadapan dengan Neli, Kakak dari Putri.

Mereka memang tidak tahu siapa identitas Putri dan Neli. Namun, Neli pernah membuat geng mereka babak belur dan saat dirinya mengajukan agar Neli di keluarkan, kepala sekolah mengatakan bila ada bukti yang mengatakan bila mereka-lah yang bersalah.

Jujur, mereka tak bisa berkata apa-apa saat kepala sekolah melakukan hal itu. Dan saat itu, merekalah yang justru mendapatkan hukuman untuk berdiri di lapangan. Dengan wajah super bonyok mereka, dan dengan rasa malu yang luar biasa.

"Jangan bercanda! Aku tahu Kakak mu itu tidak hadir." Wanita berambut merah muda tersenyum sinis.

"K-kata siapa? D-dia datang menjemput ku tuh!" Gugup kini menghiasi hati Putri, jujur saja dia bukan gadis yang pandai berbohong.

.

.

.

"Kok, Putri belum pulang juga ya?" Neli merasa resah saat hanya menunggu di rumah, sebuah mobil sport mewah nampak memasuki halaman megah itu.

"Binggo!" Neli mengacungkan tangannya, sekilas senyum indah menghiasi kedua pipi manisnya.

"Neli? Mana Putri?" Sosok pria yang baru saja keluar dari mobil sport langsung celingukan.

"Ish, aku juga khawatir nih. Biasanya dia sering banget di gangguin sama preman sekolah saat pulang sekolah, apa lagi sekarang aku gak sama dia." Resah Neli, dia menatap tubuh atletis pria yang tidak lain adalah Kayam.

"Aku ada ide, tapi aku minta kerja sama dari kamu dong. Boleh ya?" Pinta Neli dengan senyum menghiasi bibirnya.

"Ide, ide apa?" Ada firasat menyenangkan yang hinggap di hati Kayam. Sebagai seorang tentara, firasat adalah hal paling dasar yang harus di pelajari sekaligus di miliki demi menyelamatkan hidup masing-masing. Jadi, Kayam terkadang lebih percaya pada firasatnya di bandingkan dengan pola pikirnya sendiri.

"Begini," Neli membisikkan sesuatu di telinga Kayam. Mata Kayam seketika berbinar-binar, kepalanya juga mengangguk saat mendengar bisikan dari Neli yang terdengar seperti mantra itu.

"Gimana?" Tanya ulang Neli, Kayam mengangguk setuju dan mereka berdua akhirnya sepakat untuk melakukan hal gila itu.

.

.

.

Di kamar yang dulu sering di tinggali Kayam, dia kini menatap dirinya di hadapan cermin besar. Sebuah baju putih berlengan pendek serta celana abu-abu.

"Keren!" Teriak Neli dengan mengacungkan kedua jempolnya, bisa di katakan penampilan. Kayam sudah ketularan oleh Neli. Lihat saja, kemeja berlengan pendek dengan tulisan dan lambang OSIS di bagian saku baju itu nampak sangat nakal.

"Serius bakal berhasil Nel?" Kayam ragu, dia menatap tampilan barunya di cermin.

Tanpa menjawab, Neli hanya mengacungkan jempolnya dan senyum indah merekah di kedua pipinya. Kayam menghela nafas panjang, dalam hatinya di penuhi banyak do'a agar rencananya dan Neli berhasil.

Dengan dorongan semangat dari Neli, Kayam dengan sepeda motornya melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah sekolah menengah atas, Neli terkekeh. Entah apa jadinya bila dia berada di posisi Putri saat ini.

Di sebuah sekolah menengah atas, Putri menatap orang-orang itu dengan takut yang teramat menghantui dirinya. Seorang wanita berambut perak datang dan melemparkan buku menuju ke wajah Putri.

Plak!

Buku itu tak sampai ke wajah Neli, justru di tangkap oleh seorang pria dan duduk di sebuah kursi di sudut rungan itu. Wajahnya yang tampan dengan tatapan menawan sungguh membuat mereka kehabisan iman.

"Ck, berisik banget!" Umpat pria itu menatap ke arah para wanita itu dengan tatapan dingin.

"Siapa dia?" Bisik salah satu siswi berambut merah muda.

"Gak tau, tapi lihat wajahnya yang super tampan itu. Anu ku sampai menjerit-jerit, gimana dengan isi celananya ya?" Bisik wanita berambut merah, ya mereka tak lain seperti Ja*la*ng.

"Dasar Pel*acu*ur! Lihat yang ganteng sedikit langsung kepincut!" Umpat sosok wanita berambut hitam yang agaknya merupakan ketua Geng tersebut.

"Ish, lihatlah matanya itu Bos!" Ucap lagi wanita berambut merah dengan antusias.

"Ck, cepat bereskan dulu si cupu ini!" Ucap ketua Geng itu merasa kesal, namun dia juga tak memungkiri bila pria itu memang tampan luar biasa.

"Ayo pulang!" Pria itu meraih leher Putri dengan mengapitnya di ketiak, semua orang melongo melihat kejadian tersebut.

"Siapapun yang berani menyentuh orang ku, maka kalian akan tamat!" Peringatan keras.di berikan oleh sosok pria tersebut seraya membawa Putri menjauh.

"Lepas!" Putri berontak seraya mengamuk minta di lepaskan, pria itu justru tertawa dan beberapa kali mencubit pipi Putri.

"Gemes banget si si imut ku ini, kange-"

"Lepas!" Teriak putri lagi, hingga merekapun sampai di parkiran. Sebuah motor sport berwarna hitam nampak menunggu penunggangnya.

"Ayo naik!" Ajak lagi pria itu, Putri memalingkan wajahnya berusaha kabur dari pria yang baru saja dia temui itu.

"Enak aja! Aku bukan mereka yang bakal terpincut dengan wajah mu ya!" Teriak lagi Putri tak terima di perlakukan seenaknya oleh pria itu.

"Emang aku ganteng ya?" Pria itu justru cengengesan seraya membeikan sebuah helm pada Putri.

"Serah! Aku mau pulang naik taxi, lagian kamu itu siapa si berani-beraninya nyentuh aku! Kalo Kakak aku tahu, aku jamin kamu akan jadi kue lebaran tahu." Umpat Putri saking tak terimanya.

"Astaga gadis kecil ku ini, aku di perintahkan oleh Neli ke sini kesayangan. Mana lihat senyumnya dulu dong? Masa iya baru ketemu setelah perpisahan sembilan tahun gak ada pelukan sama sekali?" Pria itu yang tak lain adalah Kayam merentangkan tangannya.

"S-sembilan tahun?" Ulang Putri mulai berfikir, Kayam mengangguk. Bodo amat dengan kejutan yang telah di siapkan Neli, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dan menaruhnya di tangan Putri.

"Selamat ulang tahun gadis kecil ku." Ucap Kayam lembut, dia merentangkan tangannya dan langsung mendapatkan sambutan berupa pelukan hangat dari Putri.

"Kak Ayam, kangen banget kak." Suara Putri terdengar lirih dan di selingi isak kerinduan dia memeluk Kayam yang juga tersenyum lembut.

"Masih manggil Ayam aja, udah gede tahu!" Kayam mencubit hidung Putri saking gemasnya.

"Ehem!" Suara deheman seorang pria, sontak membuat kedua orang itu berbalik ke arah sumber suara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!