NovelToon NovelToon

Zoya Janda Cantik, Milik Idol

Perkenalan...

Korea....

Ditaman dengan tatanan yang indah, hembusan angin yang begitu lembut serta cuaca cerah, menghanyutkan setiap insan untuk menikmatinya.

Kursi-kursi taman yang berjajar rapi selalu penuh diakhir pekan dengan orang-orang yang menghabiskan waktu untuk beristirahat melepas penat dari kesibukan dan keriuhan kota serta pekerjaan yang memelahkan.

Tak jauh berbeda dengan Zoya wanita muda yang mengadukan nasibnya di negara ini, kini ia sedang duduk santai di kursi taman menghabiskan hari libur sambil memperhatikan anak-anak berlarian dengan bahagia, sesekali melirik keseruan dua teman yang duduk tak jauh darinya, mereka sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Zoya Syairuna wanita muda berusia 28 tahun yang sudah 7 bulan lamanya bekerja di Korea.

Sendiri, jauh dari keluarga.

Semua ia lakukan semata-mata untuk kebahagiaan keluarganya.

Agar orang-orang yang sangat ia cintai hidup dengan layak dan jauh dari kekurangan.

Cintanya pada keluarga begitu besar hingga ia melupakan kebahagiaannya sendiri.

Zoya menarik nafas panjang, kala rasa sesak menghimpit dadanya.

Zoya sangat merindukan kedua anaknya, ia rindu keluarganya. Melihat anak-anak tertawa dengan orang tuanya di taman itu membuat Zoya tersenyum getir. Sangat jarang ia mendapatkan pemandangan seperti ini.

Ia harus pergi sejauh ini untuk masa depan anaknya, meski ia tidak bisa melihat tumbuh kembang mereka. Tak masalah baginya, satu hal ia yakini jika sekarang aku tidak bisa melihat pertumbuhan sang anak, nanti mereka akan bangga kala kerja kerasnya menuntun sang anak hingga sukses.

Lamunan Zoya buyar saat suara manja Ayumi terdengar memanggilnya "kak," seru Yumi melambaikan tangan. "kemari lah, ayo makan bersama," tapi ia hanya menggeleng dan mengisyaratkan jika dirinya tidak ingin makan.

Ayumi dan Roni adalah rekan kerja Zoya, mereka bertemu saat pertama kali Zoya tiba di apartemen.

Mereka bekerja di perusahaan yang sama. Karena sikap hangat Zoya pada mereka membuat hubungan yang terjalin lebih dari sekedar teman, kini Zoya bukan hanya teman bagi Ayumi dan Roni, ia sudah seperti kakak bagi mereka.

"Permisi, bolehkah aku duduk disini?" Suara bariton seorang pria membuat Zoya terkejut.

"tentu, silahkan." Setelah mempersilahkan pria asing itu duduk, ia mengalihkan pandangan pada area permainan anak.

Cukup lama, sampai pria itu memulai obrolan.

"apakah kamu bekerja di perusahaan X?" tersenyum hangat menatap Zoya.

Sedikit terkejut tapi dengan cepat Zoya mengubah raut wajahnya. "ya, bagaimana anda tahu?"

Pria itu terkekeh melihat wajah curiga Zoya, "Perkenalkan, aku Min Jihyo." mengulurkan tangan pada Zoya, namun tidak lekas disambut olehnya.

" aku bukan orang jahat nona, coba lihat ini," ucapnya menunjukan tanda pengenal sambil tersenyum tipis. "aku abdi negara.."

Sepertinya dia bisa membaca pikiran ku. batin Zoya sedikit menyunggingkan bibir.

"ya .. itu membuat ku lega." Zoya mengangkat sebelah alis sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"aku sering melihat mu pulang bekerja, jadi aku tahu." Zoya mengangguk paham, karena sebenarnya ia pun tidak asing dengan pria didepannya, mungkin mereka pernah bertemu tapi ia tidak bisa mengingat dimana.

"aku Zoya." Mengulurkan tangan dan dengan cepat disambut oleh Jihyo antusias.

" apa kita teman sekarang?"

"ya, tentu"

Min Jihyo sesekali melirik Zoya yang masih diam, sedikit canggung untuk memulai obrolan. Mereka seperti kehabisan kata-kata untuk saling bicara.

Waktu berlalu begitu cepat, tanpa mereka sadari hari sudah semakin sore tapi masih belum ada obrolan setelah perkenalan tadi.

Zoya beranjak dari duduknya saat Ayumi mengisyaratkan untuk pulang.

" Jihyo, aku harus pulang sekarang."

" baiklah hati-hati dijalan, sampai jumpa lagi." Jihyo melambaikan tangan pada Zoya.

.....

Zoya...

Wanita dengan penampilan yang sederhana dan terlihat dingin, meski begitu ia adalah orang yang penuh perhatian dan hangat.

Ayumi menepuk pundak Zoya saat mereka sudah duduk didalam bus. "kak, siapa pria tadi ?"

"Jihyo," singkat Zoya

"teman kakak? tampan sekali ya,"

"baru saja kita berteman,"

"aaiishh Kakak ini, bagaimana kakak bisa semudah itu percaya pada orang asing, ini di negara orang kak..."

Ssstt

Zoya menghentikan celoteh Ayumi. "Yumi, meski aku mengenalnya baru saja, tapi aku yakin dia bukan orang jahat,"

"hhmm baiklah" Ayumi memeluk Zoya "kakak selalu menganggap semua orang adalah orang baik,"

"yah begitulah kak Zoya," sahut Roni "sampai kakak lupa jika tidak semua orang punya hati yang tulus,"

"tidak juga," sahut Zoya mengedikkan bahu. "terkadang perasaan bisa lebih tajam dari logika,"

Mereka kembali hanyut dengan pikiran masing-masing.

Pikiran Zoya menerawang jauh memikirkan Vino suaminya, sudah beberapa hari Zoya kesulitan menghubungi pria yang sudah 7 tahun mengisi hari-harinya.

Ini sudah hari kedua aku tidak bisa menghubungi mu mas, ada apa dengan mu. Batin Zoya penuh tanya.

Selama ini meski sesibuk apapun, mereka akan selalu berusaha untuk saling menghubungi, tapi entah apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini Vino semakin sulit dihubungi.

Zoya bukan tipe orang yang mudah berbagi masalah pada orang lain, ia lebih memilih menyimpan semuanya sendiri.

Meski terkadang begitu berat tapi Zoya berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Merasa takut jika orang lain tidak benar-benar peduli dengan kesulitan yang ia alami, mereka hanya sekedar basa basi lalu tidak peduli. Tapi meski begitu Zoya selalu bersikap baik pada siapapun, terlepas mereka bersikap buruk padanya.

Tiba di apartemen Zoya memilih langsung masuk dalam unitnya, tentu saja hal itu sangat biasa bagi Ayumi dan Roni.

Memang seperti itulah Zoya, tidak banyak bicara dan terlihat acuh, tapi sebenarnya dia memperhatikan segalanya dan peduli pada apapun.

Huuftt

Helaan nafas panjang terdengar jelas dalam kamarnya. Meletakan begitu saja ponsel dan tas disembarang tempat lalu merebahkan diri diatas kasur.

"hari libur yang membosankan" gumamnya. "sebaiknya aku tidur sekarang karena tidak ada yang bisa aku lakukan lagi." ia bermonolog, lalu mencoba memejamkan mata agar segera tidur.

Malam semakin larut, namun kantuk masih belum menghampiri penghuni kamar apartemen itu, Zoya masih berguling-guling diatas kasur tapi tidak juga bisa tertidur.

Tapi entah mengapa tiba-tiba wajah Min Jihyo terlintas dalam benaknya.

"Jihyo, sepertinya wajah pria itu sangat tidak asing, dimana aku pernah bertemu dengannya ya," beranjak dari tempat tidur.

"aaiihh.... bahkan aku tidak bisa mengingat sama sekali, tapi aku yakin pernah melihatnya." gumam Zoya mengetuk-ngetuk meja nakas, lalu berjalan menuju balkon kamarnya, menatap jalanan kota yang semakin malam justru semakin ramai.

Seperti enggan untuk meninggalkan gemerlapnya dunia malam.

Entah sampai pukul berapa ia berada di balkon, sampai kantuk membuatnya perlahan berjalan masuk dan merebahkan diri hingga terlelap.

...****************...

Next....

Cerita ini tercipta dari magernya author, mohon maaf jika kata2 yang author gunakan masih berantakan.

Perlu digaris bawahi ya guys cerita ini hanya fiktif, bukan untuk menyakiti atau merugikan pihak manapun.

Cerita ini tercipta karena author ingin pembaca lebih mencintai dan menghargai diri sendiri, jika kalian punya luka dimasa lalu atau kalian sedang ada dalam luka saat ini, ayok bangkit kita tahu diri kita bisa kuat dan berdiri diatas kaki sendiri, jangan biarkan orang lain mengontrol diri mu membuat mu tidak menjadi diri sendiri.

berikan masukan yang membangun dan membuat author semangat menulis...

Terima kasih...

Salam hangat dari author....

Bertemu lagi

Hari berganti

Rutinitas kembali seperti biasa, lalu lalang manusia memenuhi jalanan kota. Terburu mengejar waktu mereka masing-masing.

Tak jauh berbeda dengan Zoya yang dengan langkah cepat mulai memasuki pelataran gedung perusahaan tempatnya bekerja.

Meski dirinya hanya pegawai biasa tapi Zoya selalu berdedikasi pada pekerjaannya.

Tanpa ia sadari setiap langkahnya selalu diperhatikan seseorang yang sejak tadi menunggunya di seberang jalan.

.....

"hari ini pekerjaan kita sangat banyak kak," keluh Ayumi saat Zoya baru saja duduk di belakang mejanya.

"nikmati saja,"

"iiishhh...." mengerucutkan bibirnya " kakak ini selalu saja begitu, kenapa kakak tidak pernah sedikitpun mengeluh tentang apapun?" kesal Ayumi

Zoya memutar bola mata malas, "lakukan apapun yang terbaik untuk pekerjaan mu, hasilkan uang sebanyak mungkin sampai siapapun tidak akan merendahkan kekurangan mu,"

"kenapa? memangnya siapa yang akan merendahkan kita," sahut Ayumi

Ppfftt

"Ayumi yang cantik dan polos, kamu tidak tahu betapa sakitnya direndahkan dan diremehkan orang, apalagi itu keluarga mu sendiri, jadi sebelum itu terjadi bungkam mulut mereka dengan hasil kerja keras mu," Kata-kata Zoya jelas membuat Ayumi tercengang, selama ini Zoya tidak pernah berkata sepanjang dan setegas itu.

Ayumi dapat merasakan gurat kekecewaan dibalik setiap kata-kata yang Zoya lontarkan.

"sekarang bekerjalah Yumi, jangan mengeluh terus," titah tegas Zoya yang langsung mendapat anggukan dari gadis manis itu.

Setelah apa yang Zoya katakan, ia menghela nafas panjang.

jangan ada orang lain yang merasakan sakit yang pernah aku rasakan Tuhan, gumam Zoya sangat lirih.

Waktu dengan cepat berlalu...

Matahari mulai menghilang dan digantikan sinar bulan yang menyinari langit malam. Lampu-lampu jalan berpijar dengan terangnya menerangi pekatnya malam.

Jika sebagian pekerja sudah kembali kerumah masing-masing, maka yang bekerja saat malam tiba baru akan mulai keluar dari rumah.

Hari ini Zoya akan berkerja lembur lagi, seperti hari-hari sebelumnya, tiga sampai empat jam lebih lama di perusahaan sudah biasa ia lakukan.

"Zoya, ini sudah malam waktunya anda pulang. Lanjutkan pekerjaan mu esok hari." tegur atasan Zoya yang sejak tadi duduk tidak jauh darinya.

" baiklah." Angguk Zoya sambil merapikan mejanya.

Dengan cepat Zoya berjalan keluar, sambil memasang earphone untuk mendengarkan lagu kesukaannya.

Tapi baru saja keluar gerbang perusahaan, Zoya terkejut saat seseorang menarik tangannya pelan.

"Perhatikan jalan, kalau tidak anda bisa celaka."

" bagaimana anda bisa disini?" tanya Zoya Sedikit canggung

"aku tidak sengaja lewat lalu melihat mu." Zoya menatap pria itu dengan senyum tipis. "aku bicara yang sebenarnya, kau tidak percaya?"

"ya .. aku percaya pada mu," Zoya menepuk pundak Jihyo pelan.

" kamu ingin pulang?"

" Ne..."

"boleh aku mengantar mu?"

" Aniyo, aku bisa pulang sendiri,"

"Zoya, kamu tidak percaya pada ku? Aku mohon." Jihyo menakupkan kedua tangannya di depan dada.

"terserah kamu saja."

"gamsahabnida..." Jihyo tersenyum senang.

Sepanjang perjalanan pulang mereka masih saja diam, entah apa yang mereka pikirkan. Tapi perjalanan terasa sangat lama bagi Zoya.

" apa kamu sudah makan Zoya?" kini Jihyo mulai bicara. Zoya hanya menggeleng tanpa mengatakan apapun.

"mari kita makan, aku akan mentraktir mu,"

" tidak perlu repot, aku bisa makan saat tiba di apartemen nanti,"

" baiklah," terlihat sedikit kecewa namun Jihyo tetap tersenyum, "tapi apa aku boleh tahu nomor ponsel mu?"

"tentu"

Zoya mengambil secarik kertas dan menuliskan nomor ponselnya, lalu memberikan kertas itu pada Jihyo. Pria tampan itu menerimanya dengan wajah berbinar. "terima kasih Zoya..."

"Jihyo, itu gedung apartemen ku, kamu bisa pulang sekarang aku akan masuk. Terima kasih sudah mengantar aku pulang."

"masuk dan istirahatlah Zoya, aku akan menghubungi mu nanti." Zoya hanya mengangguk samar, perlahan melangkah masuk dalam gedung apartemen.

Sedangkan Jihyo masih belum beranjak pergi sampai Zoya benar-benar masuk.

Wanita Istimewa. Batin Jihyo

Kamar apartemen...

Zoya baru saja akan memejamkan mata saat dering ponsel memaksanya untuk bangun.

Mas Vino : maaf sayang aku baru menghubungi mu, beberapa hari ini ponsel ku rusak, ini baru saja selesai diservis... apa kau merindukan aku? ❤️

Zoya: Aku mencemaskan mu mas, aku kira kau sakit atau apa. Jika ponsel mu sering rusak beli saja ponsel baru aku akan kirim kan uang lebih bulan ini. Jangan membuatku khawatir,

Mas Vino : tidak perlu mencemaskan ku sayang, aku baik-baik saja. disana pasti sudah larut malam kan? sekarang istirahat lah, aku akan menghubungi mu besok pagi, selamat malam sayang

Zoya : Selamat malam mas, ❤️

Zoya tersenyum simpul membaca pesan sang suami. Hatinya tenang saat mengetahui jika sang suami baik-baik saja.

Bagaimana dengan anak-anak Zoya? tentu saja mereka juga baik-baik saja karena mereka di asuh oleh orang tua Zoya.

Meski terkadang kekhawatiran hinggap di hatinya tapi itu tidak akan bertahan lama, orang tua Zoya sangat menyayangi cucunya.

Zoya kembali memejamkan mata, namun lagi-lagi ponselnya berdering keras.

mas vino, ada apa lagi. batinnya

Saat membuka ponsel, ternyata pesan dari nomor yang tidak ia kenal.

_hai, Zoya ini aku Jihyo_

_ya, aku akan menyimpan nomor mu_ Balas Zoya.

_baiklah, selamat istirahat Zoya_

Tanpa membalas pesan Jihyo lagi, Zoya langsung memejamkan mata. Tubuhnya sudah sangat lelah seharian bekerja.

Ditempat lain...

Jihyo masih duduk memandangi ponselnya, senyum simpul terukir di wajah tegasnya.

Tanpa ada orang yang tahu tiga bulan belakangan ini Jihyo sudah mengikuti keseharian Zoya. Entah kenapa Jihyo sangat tertarik pada wanita itu.

Dia tidak banyak tahu tentang Zoya tapi dia tahu pasti jika wanita itu adalah wanita yang tangguh dan tulus.

"Hyeong..." Jihyo melirik sekilas pada sumber suara, lalu kembali menatap layar ponsel. "kenapa disini sendiri? ayo masuk.."

"kau duluan saja, aku akan menyusul nanti."

"apa yang hyeong sembunyikan?"

"tidak ada,"

" oh ya? hyeong kau tidak pandai berbohong."

"Junho ayo masuk aku sungguh mengantuk." Beranjak dari duduknya.

"hyeong....." Teriak Junho kesal "hyeong sangat aneh, aku yakin dia menyembunyikan sesuatu!!!"

Jihyo hanya menggeleng mendengar teriakan sahabatnya itu. Dia memang tidak akan bisa menyembunyikan apapun dari Junho, tapi ia belum bisa mengatakan tentang Zoya untuk saat ini.

Next....

Hope...

Waktu terus berputar, hari terus berganti.

Sudah satu minggu berlalu, setelah perkenalannya dengan Jihyo, Zoya menjalani hari-harinya seperti biasa.

Pagi berangkat bekerja lalu pulang di malam hari, ia habiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja dan bekerja.

Harapannya hanya satu menghasilkan banyak uang sebelum kontrak kerjanya di Korea habis. Semakin cepat tabungannya terkumpul semakin cepat pula ia bertemu dengan keluarganya.

Jika orang lain bekerja di Korea sekaligus untuk bersenang-senang, tidak demikian dengan Zoya.

Bahkan hari libur ia gunakan untuk bekerja paruh waktu, sekeras itu ia pada dirinya sendiri. Seakan lelah tak pernah ia rasakan.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam, Zoya sedang berjalan-jalan di food court setelah pulang bekerja. Perutnya sudah terasa sangat lapar, jadi ia putuskan makan dulu sebelum pulang.

Setelah mendapatkan makanan yang ia inginkan, Zoya mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian.

Baru beberapa suap ia menikmati makanannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya pelan.

Ia terlonjak saking terkejutnya. "kamu membuat ku hampir tersedak karena terkejut." Zoya menatap Jihyo dengan tatapan tajam.

Jihyo hanya tersenyum tipis sambil mengisyaratkan agar Zoya melepas earphone yang ia gunakan.

"ada apa?" kesal Zoya setelah melepas earphonenya.

" aku sudah beberapa kali memanggil mu," duduk didepan Zoya. "kenapa kamu suka memakai earphone?"

" karena dunia terlalu bising,"

"lalu musik apa yang kamu dengarkan?" tanya Jihyo lagi.

Sambil melanjutkan acara makannya Zoya menunjuk poster idol K-Pop yang sangat besar tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Jihyo mengerutkan kening, " kamu suka mereka?"

"memang ada orang yang tidak suka mereka?" Zoya balik bertanya.

" kamu ini naif sekali Zoya," Jihyo menatap Zoya gemas. " jika ada penggemar pasti ada pembenci."

Zoya menggeleng mendengar kalimat Jihyo "mereka bukan pembenci, mereka hanya terlalu perhatian."

"apa kamu ingin bertemu mereka, Zoya?" Menatap lembut wanita yang masih sibuk mengunyah makanannya.

Zoya mengedikkan bahu, "mungkin jika ada kesempatan." ia menunjuk ke poster lagi. "bertemu dalam mimpi saja sepertinya tidak mungkin, apa lagi di dunia nyata."

" kenapa begitu?"

Zoya terkikik mendengar pertanyaan Jihyo, "ayolah Jihyo, kamu pasti tahu benar bagaimana dunia Idol kan, mereka itu tidak tersentuh."

" tapi jika kamu bisa bertemu mereka, bagaimana?"

"yaah seandainya bisa, aku pasti orang yang beruntung.."

"apa yang akan kamu lakukan atau apa yang akan kamu katakan pada mereka?"

"aku akan ucapkan, terima kasih."

Jihyo mengerutkan keningnya. "Terima kasih? untuk apa?"

Helaan nafas panjang terdengar jelas ditelinga Jihyo "karena mereka aku tidak kesepian dan aku lupa pada luka ku,"

Deg

"Zoya..." Jihyo bisa melihat dengan jelas luka yang dalam dari mata Zoya.

Dengan cepat Zoya mengalihkan pembicaraan, "bagaimana kamu tahu aku disini?"

"kebetulan aku sedang jalan-jalan lalu melihat mu duduk disini."

"hmm begitu .." Zoya mengangguk. "Jihyo, aku sudah selesai makan, kamu ingin tetap disini atau pulang?". Zoya membersihkan bekas makanannya lalu beranjak dari duduknya.

Jihyo meraih tangan Zoya lembut, "Zoya, apa kamu mau menemani ku jalan-jalan sebentar?"

" tapi...."

Jihyo menakutkan kedua tangannya didepan dada, " aku mohon..."

Huufftt....

"baiklah, ayo" Menarik tangan Jihyo.

Mereka berjalan mengelilingi food court, sesekali Jihyo membeli makanan untuk mereka makan berdua sambil mengobrol.

Meski malam semakin larut tapi keramaian kota semakin terasa. Ada yang hanya berjalan-jalan santai, ada yang sekedar ingin mengisi perut ada pula yang hanyut dengan gemerlapnya dunia malam kota Seoul.

Memang siapa yang tidak akan terlena, kota dengan sejuta kebebasan. Siapapun bisa bersenang-senang tanpa harus takut ada yang melarang.

Karena waktu semakin larut, Zoya akhirnya mengajak Jihyo untuk pulang. "Jihyo, sebaiknya kita pulang sekarang. Ini sudah terlalu larut malam."

Jihyo mengangguk mengikuti langkah cepat Zoya. "untuk seorang wanita, langkah mu benar-benar sangat cepat Zoya."

Zoya menepuk jidatnya kesal, "kamu yang lambat." Ia menyilangkan kedua tangan di dada sedikit tersenyum melihat Jihyo kelelahan mengejarnya. "sebaiknya kamu pulang, apartment ku sudah dekat."

"aku akan mengantarmu sampai apartemen."

"Jihyo kenapa kamu keras kepala?" Memukul lengan Jihyo dengan kesal. " pulanglah, aku bahkan tidak tahu dimana rumah mu, pasti jauh dari sini kan." Mendorong pria tampan itu.

Dengan terpaksa ia menuruti keinginan Zoya. Jika Zoya bertanya dimana rumahnya, tentu saja ia tidak akan bisa menjawabnya.

"aku akan pulang, terima kasih sudah meluangkan waktu bersama ku,"

Zoya melambaikan tangan, " tentu, hati-hati dijalan."

" selamat malam." Jihyo melangkah menjauh dengan tidak bersemangat.

****************

Apartemen....

Zoya baru saja selesai membersihkan diri, lalu merebahkan diri diatas ranjang.

Ia menyalakan musik seperti biasa, tinggal di apartemen sendirian tentu membuatnya merasakan kesepian.

Terlebih ia tidak bisa terlalu sering menghubungi keluarganya, karena perbedaan waktu.

Besok ia libur dan tidak ada pekerjaan sampingan yang bisa ia kerjakan. Entah apa yang akan Zoya lakukan besok.

Perlahan tapi pasti Zoya memejamkan mata dan tertidur lelap.

Jika Zoya sudah masuk kedalam dunia mimpi, tidak demikian dengan Jihyo pria tampan dan misterius itu masih belum bisa memejamkan mata.

Sejak tadi dia memikirkan Zoya, meski tembok tinggi masih menjadi jarak diantara mereka tapi Jihyo bisa melihat dengan jelas, banyak luka yang Zoya simpan sendiri.

Luka yang seperti menghalangi kebahagiaannya, membuatnya begitu tertutup akan segala hal.

Meski dia wanita yang perhatian dan hangat Zoya lebih suka menyendiri dan menjauhi keramaian.

Sering kali Jihyo melihat sendiri bagaimana Zoya tidak nyaman dengan keramaian disekelilingnya.

Sebelumnya tidak ada wanita yang bisa mengalihkan perhatiannya seperti sekarang, selama bertahun-tahun lamanya Jihyo hanya menjalani hidup untuk mengejar mimpi-mimpinya.

Tapi kini saat ada wanita yang membuat hatinya berdebar, wanita itu justru memberikan jarak yang entah berapa lama bisa ia kikis sedikit demi sedikit.

Tidak banyak yang Jihyo tahu tentang Zoya, yang dia tahu hati dan pikirannya hanya tertarik pada wanita sederhana itu.

................

Next....

Selamat malam semua....

Semoga kalian suka dengan karya author ini...

jangan lupa like subscribe dan komen ya ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!