NovelToon NovelToon

Obsessed With My Handsome Duke

Putri Yang Sombong

Ruang Makan Istana Kerajaan Splendora

"Adeline, putriku, pesta debutantemu akan menjadi acara yang penting. Sudahkah kamu merencanakan bagaimana acara tersebut akan berlangsung?" Tanya Ayah Adeline, Raja Albert Windsor.

"Tentu saja! Aku telah membuat keputusan. Pesta debutante ku harus menjadi yang terbesar, paling megah, dan paling mewah dalam sejarah Kerajaan Splendora." Jawab Adeline Antusias.

"Adeline, sayang, itu adalah ambisi yang sangat besar. Apa yang membuatmu ingin mengadakan pesta sebesar itu?" Ratu terlihat cukup terkejut dengan penyataan putri nya.

"Aku ingin membuat jejak yang tak terlupakan dalam sejarah keluarga kita, Ibu. Dan untuk itu, aku ingin Duke Emeric Bethel menjadi pasangan ku saat debutante." Adeline terlihat semangat dan berapi-api.

"Harus ku akui, Adeline, itu adalah keputusan yang berani. Duke Emeric adalah pilihan yang sangat mengejutkan." Seru Nathaniel menahan rasa geli di sekujur tubuhnya.

Suasana ruang makan dipenuhi dengan campuran kejutan, keberanian, dan tawa yang tertahan. Meskipun keputusan Adeline mengejutkan, keluarga kerajaan Splendora bersatu dalam persetujuan mereka untuk membuat pesta debutante Adeline menjadi sebuah peristiwa yang tak terlupakan dalam sejarah Kerajaan Splendora.

"Kak Nathan, ini bukan waktu untuk bercanda. Ini adalah keputusan penting bagi ku dan aku mengharapkan dukunganmu. Huh!"

Wajah Adeline berubah menjadi serius dan ekspresinya memancarkan ketegangan ketika Nathaniel menertawakan keputusannya.

Matanya menyipit sedikit, dan bibirnya yang biasanya penuh dengan senyum, kini menegang. Terdengar jelas getaran ketidakpuasan dalam suaranya saat dia menatap Nathaniel dengan tajam, mencerminkan perasaan kesal dan kekecewaannya.

Rambut panjangnya yang biasanya terurai dengan indah, kini tampak sedikit berantakan karena gerakan cepatnya.

Dia menggeser posisi duduknya, memperlihatkan sikap defensif, dan tangan kecilnya tanpa sadar menggenggam pinggiran meja dengan erat.

"Maaf, Adeline, tapi aku tidak bisa menahan tawaku. Duke Emeric? Itu benar-benar tidak terduga. Kau selalu memiliki selera yang unik." Nathaniel masih tertawa halus, hampir tersedak oleh steak sapi yang di kunyah nya.

"Rasa kan kau, dasar menyebalkan!" Adeline melanjutkan, "Ini bukan tentang selera. Ini tentang hati ku. Aku tidak meminta persetujuanmu, tapi setidaknya kau tidak mengejek keputusanku." serunya dengan cuek sambil mencibir ke arah Nathaniel yang batuk-batuk karena tersedak.

"Cukup. Adeline membuat keputusan yang penting bagi dirinya, dan Nathaniel, kau harus menghormati keputusan adikmu." Ucap Raja Albert mengintervensi anak-anaknya.

"Benar, sayang. Kami semua mendukungmu dalam keputusanmu." tambah Ratu Isabela.

Nathaniel masih membantah keputusan Adeline, mengatakan bahwa Adeline tidak bersungguh-sungguh.

Adeline dengan sura tegas mengatakan, "Kak Nathan, aku memahami bahwa kau mungkin memiliki keraguan, tapi aku bersungguh-sungguh dalam keputusanku. Ini adalah momen penting dalam hidupku dan aku tidak akan membuat keputusan sembarangan."

"Maaf, Adeline, tapi aku tidak bisa melewati fakta bahwa sejak kecil kau selalu membenci Duke Emeric. Aku masih ingat betapa seringnya kau menyumpahi dan mengucapkan omongan kasar padanya." Nathaniel memandangnya dengan skeptis.

"Itu dulu. Waktu telah berlalu dan aku telah berubah." Adeline memandang Nathaniel dengan tatapan tajam.

"Adeline, aku hanya ingin yang terbaik untukmu." Nathaniel berkeras.

"Aku mengerti perhatianmu, Kak Nathan, tapi ini adalah keputusanku." Kata Adeline dengan tekad.

Suasana ruang makan menjadi tegang karena pertentangan antara Nathaniel dan Adeline. Meskipun Nathaniel masih mempertahankan keraguan dan kekhawatirannya, Adeline tetap teguh dalam keputusannya untuk memilih Duke Emeric sebagai pasangannya dalam pesta debutantenya.

***

Emily, seorang gadis pekerja kantoran yang ambisius, biasanya terlihat sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Wajahnya mencerminkan ketegasan dan keberanian, dengan matanya yang penuh semangat dan bibirnya yang selalu tersenyum.

Suatu hari, ketika Emily sedang dalam perjalanan pulang dari kantor, nasib tragis menimpanya saat dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kematiannya di tempat. Namun, ketika dia membuka matanya kembali, dia terkejut menemukan dirinya terbangun dalam tubuh seorang putri bernama Adeline, yaitu seorang pemeran pendukung dalam novel online yang dia tulis di sela-sela kesibukan nya sebagai sebuah Hobby.

Adeline adalah seorang putri yang sombong dan suka berfoya-foya. Kehidupannya penuh dengan kemewahan dan kesenangan, tetapi juga terjebak dalam kedengkian dan ketidaksukaan terhadap Duke Emeric Bethel, sahabat kakaknya Nathaniel Windsor.

Sementara itu, Duke Emeric Bethel adalah protagonis.

Dia adalah sosok yang tampan, berbakat, dan penuh dengan pesona, yang menarik perhatian banyak wanita.

Sedangkan protagonis wanita nya adalah Elisa, seorang Saintes baru yang sebentar lagi akan muncul di Kerajaan Splendora saat acara debutante Adeline.

Di tengah keanggunan dan keindahan acara debutante Adeline, Duke Emeric Bethel tertarik oleh kecantikan dan pesona Elisa, seorang Saintes yang menawan.

Mata Duke Emeric langsung terpesona oleh keanggunan Elisa, dan dia merasa hatinya berdetak lebih cepat saat berada di dekatnya.

Namun, cinta yang berkembang antara Duke Emeric dan Elisa tidak luput dari pandangan Rosalina, putri Count yang terkenal sebagai ratu dalam pergaulan sosial bangsawan.

Rosalina, yang cantik dan elegan namun penuh ambisi, sangat terobsesi dengan Duke Emeric dan tidak tahan melihatnya tertarik pada Elisa.

Dengan liciknya, Rosalina mulai merencanakan cara untuk mengganggu hubungan antara Duke Emeric dan Elisa.

Dia memanfaatkan ketidak sukaan Putri Adeline terhadap Elisa, yang dianggapnya sebagai rakyat jelata, untuk menciptakan perselisihan di antara mereka.

Perseteruan antara Elisa dan Rosalina pun dimulai.

Rosalina menggunakan segala cara untuk menghambat hubungan antara Duke Emeric dan Elisa, termasuk dengan memanipulasi Adeline untuk menghalangi mereka.

Namun, plot Rosalina terbongkar ketika Adeline secara tidak sengaja meminum anggur beracun yang seharusnya ditujukan untuk Elisa.

Kematian Adeline mengejutkan semua orang di kerajaan, dan itu mengakhiri permainan licik Rosalina.

Rosalina akhir nya di hukum mati karena telah membunuh Putri Kerajaan dan hubungan antara Duke Emeric dan Elisa berakhir dengan bahagia.

"BAH!" Teriak Emily yang sekarang dalam tubuh Adeline. Tokoh fiksi buatan tangannya dan juga pemeran pendukung yang menyedihkan.

"Aku tidak bermimpi sama sekali akan transmigrasi ke dalam novel buatan ku. Ini Gila!" Dia heboh sendiri di dalam kamar nya yang luas, mewah dan megah.

"Aku senang hidup di tubuh seorang Putri kaya yang di cintai keluarganya, tapi... Oh my God! Seantero kerajaan Splendora tahu sifat kekanakan Putri Raja!" Emily berfikir sejenak, dia merenungi dengan hikmat.

"Ah, Aku seorang Author! Kenapa harus menjadi peran pendukung yang akan mati menyedihkan? Lebih baik jadi protagonis sekalian!"

"Akan ku rebut Duke tampan itu!!!"

Ouh... Duke Emeric

Ruang Kerja Putra Mahkota, Istana Kerajaan Splendora

"Kak Nathaniel, Putra Mahkota yang agung...tolonglah, aku membutuhkan bantuanmu." Rengek Adeline, memeluk lengan kakaknya yang duduk di kursi sedang memeriksa dokumen dengan manja.

"Apa yang terjadi, Adeline? Mengapa kamu terlihat begitu gelisah?" Nathaniel memandang nya dengan gelisah Heran.

"Aku tidak tahu bagaimana cara berbicara dengan Duke Emeric Bethel. Aku takut dia akan menolak menjadi pasanganku di pesta debutanteku." Adeline menggigit bibirnya.

"Adeline, kau tidak perlu khawatir. Aku yakin Duke Emeric akan senang menjadi pasanganmu."

"Aku merasa perlu mengingatkanmu tentang hubunganku dengan Duke Emeric selama ini. Kamu tahu betapa buruknya itu." Adeline menggigit bibirnya, ekspresi gelisah.

"Ya, Adeline. Aku tahu bahwa hubunganmu dengan Duke Emeric tidak baik." Nathaniel mengangguk mengerti.

"Bisakah Putra Mahkota yang Agung menolong adik nya tercinta untuk berbicara dengan Duke Emeric?" Seru Adeline dengan wajah memelas.

"Oh, Adeline! Jangan meminta hal yang sulit, please?!" Seru Nathaniel dengan ekspresi enggan.

"Kak Nathaan..." Adeline terus merengek, wajah nya di buat-buat akan menangis.

"Kenapa harus Duke Emeric, Adeline?!"

"Aku mengingin kan dia menjadi pasangan Debut ku." Air mata buaya nya sudah mulai mengalir.

"Oke..Oke...Baiklah! Aku akan berusaha untuk berbicara dengan Duke Emeric, sekarang berhenti menangis." Seru Nathaniel menyerah, sangat lemah dengan air mata Adeline, adik tersayang nya.

Sekejap wajah Adeline langsung berubah sumringah, air matanya langsung kering, "Terima kasih Kak Nathan. Kau adalah panutan ku!"

"Hentikan! kau membuat ku mual!"

"Aku akan mengunjungi ibu untuk melihat perhiasan yang telah di pesan. Aku menunggu khabar baik dari mu ya...Daaa..." Adeline melangkah pergi dengan gembira, meninggalkan Putra Mahkota dengan kepala pusing.

Nathaniel memanggil Alexion, Ajudan nya untuk mengundang Duke Emeric Bethel bertemu dengan nya di istana. Alexion dengan cepat melaksanakan perintah.

***

Duke Emeric tiba di istana, wajahnya yang tampan terlihat serius saat dia melangkah menuju ruang kerja Putra Mahkota Nathaniel.

Sampai di ruang kerja Nathaniel, dia melihat Nathaniel sibuk dengan tumpukan dokumen yang menumpuk di atas meja besar. Nathaniel tampak serius, matanya fokus pada lembar-lembar kertas yang tersebar di depannya.

"Halo, Emeric," sapa Nathaniel tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen itu.

Duke Emeric tersenyum tipis, bingung dengan panggilan tiba-tiba ini. "Selamat siang, Yang Mulia."

Nathaniel menarik napas dalam-dalam saat dia melihat Duke Emeric dengan penuh perhatian. Dengan lembut, dia menyusun dokumen-dokumen yang menumpuk di meja menjadi satu tumpukan dan meninggalkannya dengan rapi di sudut ruangan.

"Emeric, silakan duduk," kata Nathaniel sambil mengarahkan Duke Emeric ke sofa yang berada di dekat jendela.

Duke Emeric mengangguk menghargai dan dengan perlahan duduk di sofa.

Dia merasa agak tegang karena belum mengetahui alasan pasti panggilan Nathaniel, tetapi suasana hangat yang diciptakan oleh putra mahkota membuatnya sedikit lebih rileks.

Duke Emeric dengan rasa ingin tahu, "Yang Mulia, maaf, apa sebenarnya alasanmu memanggilku?"

"Ehem... Sebenarnya, Emeric, aku memanggilmu karena Adeline menginginkanmu sebagai pasangannya di pesta debutantenya."

Duke Emeric terkejut "Oh, begitu. Mengejutkan. Aku tidak menyangka Adeline akan memilihku." dia terlihat sedang berusaha memikirkan alasan kenapa diri nya yang di pilih Adeline.

"Ya, aku juga agak terkejut. Tapi sepertinya Adeline punya alasan yang kuat untuk memilihmu."

"Ini benar-benar kan? Adeline benar-benar memilihku sebagai pasangannya di pesta debutannya?" Duke Emeric tersenyum kaku dan memastikan kembali.

"Ya, Emeric Bethel. Itu benar. Adeline secara jelas menyatakan keinginannya untuk memilikimu sebagai pasangannya. Dia dengan keras kepala dan ngotot nya sejak semalam." seru Nathaniel dengan nada agak kesal.

"Oke... Oke. Aku mengerti." sahut Duke Emeric dengan cepat. Pria tampan itu terdiam sedang tenggelam dalam pikirannya. mata tegas nya mengarah ke lantai, memandang ujung sepatunya, seburat senyum terukir di bibir seksinya.

Nathaniel merasa kasihan terhadap sahabatnya, Duke Emeric, dan kelelahan akan perilaku Adeline yang seringkali merugikan orang-orang di sekitarnya karena sifat nya yang terlalu kekanakan. Dia telah menyaksikan bagaimana Duke Emeric diam-diam selalu menyukai Adeline, bahkan ketika perlakuan buruk Adeline terhadapnya semakin nyata.

"Emeric, aku ingin bertanya sesuatu yang sudah lama mengganjal pikiranku." ucap Nathaniel dengan nada penasaran.

Duke Emeric mengangkat alis, sedikit tertarik "Apa itu?"

Nathaniel menggeleng, "Bukan tentangku, tapi tentangmu. Aku penasaran, Emeric. Mengapa kamu begitu menyukai Adeline, meskipun sikapnya begitu sulit didekati?"

"Ah, pertanyaan yang sulit. Tapi sebenarnya, Adeline memiliki sisi yang sangat menawan di balik sikapnya. Dia sebenarnya sangat lucu dan ceria." seru Duke Emeric dengan wajah tersipu, Nathaniel terlihat jijik dengan wajah sahabat nya itu.

"Tapi, tidakkah kamu merasa lebih baik jika memilih gadis lain yang lebih ramah dan penuh perhatian? Banyak gadis cantik di luar sana yang pasti tergila-gila padamu."

"Mungkin. Tapi tidak ada yang bisa membuatku merasa seperti yang aku rasakan ketika bersama Adeline. Ada sesuatu yang istimewa dalam dirinya yang tidak bisa kujelaskan." Duke menggeleng dan mengucap kan dengan tegas perkataannya tentang Adeline.

"Aku mengerti. Terima kasih telah menjawab pertanyaanku, Emeric. Aku hanya ingin pastikan bahwa kau bahagia."

"Aku pasti akan bahagia jika Adeline di sampingku. Itu harapanku selama ini."

"Houff..." Nathaniel hanya menghela nafas.

Sahabatnya, Duke Emeric Bethel sejak kecil diam-diam tergila-gila pada Adeline, Adik nya yang sikap nya benar-benar kekanakan dan buruk. Dia bahkan tidak mengerti jalan pikiran Duke Emeric. Meskipun Nathaniel sangat sayang pada Adeline, dia masih merasa kasihan dengan Duke Emeric, meskipun dia sangat senang jika Duke Emeric akan berdiri di sisi nya sebagai Ipar nya.

"Aku akan menyampaikan pada Adeline agar berbicara dengan mu secara langsung." kata Nathaniel, merenggangkan badan nya yang kaku, Duke masih tenggelam dalam pikiran nya.

"Duke yang tampan dan berwibawa, pahlawan perang, pujaan hati para gadis bangsawan terlihat menyedihkan setiap kali berbicara tentang Adeline. Aku sungguh merasa kasihan pada para gadis yang mendambakan mu."

"Yang Mulia... Apa aku tidak cukup tampan untuk berada di sisi Adik Putra Mahkota?"

"Euh.. hentikan! Pergilah, aku muak melihat wajah menggelikan itu." Nathaniel mengusir Duke Emeric dari kantornya, sementara Duke Emeric melangkahkan kaki nya dengan ringan dan wajah yang senang meskipun tidak ada yang sadar dengan ekspresi Duke Emeric.

Hanya segelintir orang yang dapat melihat ekspresi Duke Emeric karena wajah tampan nya yang terlihat kaku dan monoton ekspresi.

Taman Istana Putri

Duke Emeric duduk di ruang kerjanya, menatap undangan yang baru saja diterimanya dari Adeline. Dia tersenyum lembut saat melihat tulisan tangan Adeline yang tertera di atas kertas putih itu.

Meskipun terlihat berantakan dan tidak teratur, Duke Emeric merasa ada tulisan tangan Adeline adalah yang paling lucu dan menggemaskan.

Dia memperhatikan setiap huruf, mencoba membayangkan bagaimana Adeline duduk di meja dengan serius mencoba menulis undangan tersebut.

Mungkin itu adalah salah satu momen di mana Adeline menunjukkan sisi lembut dan imutnya yang jarang terlihat oleh orang lain.

Meskipun terkadang perilaku Adeline bisa membuatnya frustrasi, namun Duke Emeric tidak bisa menahan senyumnya saat melihat tulisan tangan Adeline.

Dengan hati penuh kehangatan, Duke Emeric secepatnya merespons undangan tersebut dengan penuh sukacita.

Baginya, undangan itu adalah panggilan untuk membangun lebih banyak kenangan manis bersama Adeline, meskipun terkadang segalanya mungkin terlihat kacau dan berantakan.

Dan dia tidak sabar bertemu dengan Adeline, Selama 20 tahun hidup nya, baru kali ini Adeline secara sadar dan keinginan sendiri untuk mencari dan mengundangnya.

Selama ini dia selalu beralasan untuk bertemu dengan Putra Mahkota, jika ingin melihat Adeline meskipun sebentar.

Dan merasa beruntung jika bertepatan dengan waktu Putra Mahkota sedang menikmati teh dan snack dengan adik nya yang tersayang.

Adeline 3 tahun lebih muda dari Duke Emeric yang seusia dengan Nathaniel. Pertama kali mengunjungi Istana dan berteman dengan Nathaniel pada usia 10 tahun, dia melihat Adeline kecil yang seperti Malaikat berlari mengikuti kakaknya.

Emeric Bethel melihat dia begitu Imut dan cantik, sejak saat itu dia tergila-gila dengan Adeline. Namun dengan ekspresi nya yang kaku, meskipun Tampan, Adeline terlihat membenci sosok nya.

Duke Emeric memanggil ajudan nya dan meminta agar balasan surat Putri Adeline segera di sampaikan.

***

Adeline duduk di Taman Istana Putri, menyiapkan dengan cermat dan teliti teh berkualitas tinggi yang sedang menjadi favorit di kalangan bangsawan.

Meskipun suasana tenang taman memberikan kesan santai, Adeline tetap memastikan bahwa segala persiapan dilakukan dengan maksimal, sesuai dengan standar kerajaan.

Dalam balutan pakaian yang sederhana namun tetap elegan, Adeline menampilkan kecantikan alaminya tanpa perlu tambahan perhiasan yang mencolok. Dia memilih untuk menghindari gaya berpakaian yang mencolok dan berlebihan, memilih kesederhanaan yang lebih memancarkan keanggunan yang natural.

Adeline merasa senang dan sedikit gugup menyambut kedatangan Duke Emeric yang akan segera tiba. Dia tak dapat menahan senyumnya saat memikirkan bahwa Nathaniel berhasil membujuk Duke Emeric—seseorang yang tampan namun terkenal dingin—untuk menjadi pasangannya di acara ini.

Dalam hatinya, Adeline berharap bahwa pertemuan ini akan menjadi awal dari hubungan yang lebih dekat antara mereka berdua.

Adeline terus tenggelam dalam khayalan nya tentang Duke Emeric, tidak sadar pria tersebut telah berdiri di depan nya.

"Selamat siang, Putri Adeline," sapa Duke Emeric dengan suara yang lembut namun tegas.

Adeline tersentak oleh kedatangan Duke Emeric yang tak terduga. Ekspresi kaget melintas di wajahnya saat dia menengadah dan melihat Duke Emeric berdiri di hadapannya.

Dia merasa malu dan gugup, menyadari bahwa dia telah terlalu banyak memikirkan tentang Duke Emeric dalam beberapa waktu terakhir.

Wajah Adeline memerah dengan malu ketika dia menyadari bahwa perasaan aneh yang dia rasakan terhadap Duke Emeric ternyata cukup jelas terbaca.

Dia berusaha menyembunyikan kegugupannya di balik senyuman ramah.

"Selamat siang, Duke Emeric," jawab Adeline dengan suara yang sedikit gemetar namun tetap berusaha menampilkan sikap yang santai. Adeline melanjutkan, "Silahkan duduk."

Duke Emeric duduk dengan anggun di depan Adeline, memancarkan pesona yang tak tertandingi. Wajahnya yang tampan dan sempurna menciptakan aura maskulin dan seksi yang sulit untuk diabaikan. Setiap gerakannya terlihat penuh dengan keanggunan, menambah daya tariknya yang tak terbantahkan.

Adeline merasa sedikit tersipu saat menyadari bahwa Duke Emeric melihatnya dengan heran. Tatapan aneh yang dia tunjukkan sebelumnya membuatnya merasa tidak nyaman. Dia berusaha menyembunyikan kegugupannya di balik senyum ramah, tetapi terus terbersit di benaknya bahwa Duke Emeric mungkin sudah mengetahui perasaannya yang tidak biasa.

"Putri, ada yang salah dengan pakaian saya?" tanya Duke Emeric merasa bingun dengan tatapan Adeline yang menyeluruh ke seluruh tubuh nya seolah memeriksa sesuatu.

"Tidak, Duke Emeric, tidak ada yang salah dengan Anda," jawab Adeline dengan suara yang agak gemetar. "Saya hanya merasa sedikit... terkejut dengan kedatangan Anda, itu saja."

Duke Emeric tersenyum lembut melihat reaksi menggemaskan dari Adeline.

Saat Adeline menuangkan teh ke dalam cangkir Duke Emeric dengan penuh perhatian, Duke Emeric merasa terharu oleh kebaikan dan keramahan Adeline. Dia mengambil cangkir dengan lembut, merasakan kehangatan dari teh yang baru diseduh.

"Duke Emeric, silakan nikmati tehnya. Ini salah satu yang terbaik yang pernah saya sediakan," ucap Adeline dengan senyum lembut.

Duke Emeric mengangguk dengan penuh penghargaan. "Terima kasih, Putri Adeline. Saya sangat berterima kasih atas jamuan Anda yang begitu baik."

Dengan suara yang gugup dan terpatah-patah, Adeline akhirnya mengeluarkan kata-kata yang telah lama terpendam di hatinya. Wajahnya merona merah karena malu, namun dia tetap berusaha keras untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya.

"Duke Emeric," ucap Adeline dengan suara yang gemetar, "maukah kamu... maukah kamu menjadi pasanganku... di pesta debutante ku?"

Duke Emeric menatap Adeline dengan tatapan lembut, lalu tertawa dengan lembut merespon permintaannya.

Namun, tawa itu membuat Adeline salah paham. Dia merasa seperti ditertawakan, membuat hatinya terasa sedih dan terluka.

Adeline menutup matanya sejenak, mencoba menahan air mata yang hampir berlinang.

Dia merasa kecewa karena Duke Emeric tampaknya tidak serius menerima permintaannya. Namun, sebelum dia bisa mengungkapkan perasaannya, Duke Emeric menyela dengan suara lembut.

"Maafkan saya, Putri Adeline," ucap Duke Emeric, mengambil tangan Adeline dengan lembut. "Saya tertawa bukan karena permintaanmu, tetapi karena saya merasa senang dan terhormat bisa menjadi pasanganmu di pesta debutantemu. Tentu saja, saya mau."

Adeline membuka matanya, terkejut dan berseri-seri mendengar jawaban Duke Emeric. Raut wajahnya yang tadinya sedih berubah menjadi bahagia dan lega.

"Benarkah?" tanya Adeline dengan suara yang penuh harapan.

Duke Emeric mengangguk mantap. "Benar, Putri Adeline. Saya sangat terhormat bisa menjadi pasanganmu."

Adeline merasa begitu senang dan lega bahwa Duke Emeric setuju menjadi pasangannya di pesta debutantenya. Dia merasakan rasa syukur yang mendalam, merasa bahwa keberuntungan akhirnya berpihak padanya. Meskipun dalam hatinya masih ada rasa tidak pasti, dia memilih untuk menikmati momen kebahagiaan ini.

Sambil duduk di taman istana, Adeline membiarkan pikirannya melayang ke sosok Nathaniel, kakaknya yang menjadi putra mahkota. Dia tidak bisa menyangkal bahwa kemungkinan Nathaniel ikut campur dalam permintaannya kepada Duke Emeric tidak mungkin diabaikan. Namun, Adeline memilih untuk menyembunyikan keraguan itu di balik rasa syukur dan kebahagiaannya.

"Dia setuju..." gumam Adeline dalam hati, memandang wajah tampan Duke Emeric yang tersenyum kepadanya. "Semua ini berkat kakakku dan pertemanannya dengan Duke Emeric. Aku sangat beruntung bisa melihat wajah tampannya tertawa."

Dengan hati yang penuh kebahagiaan, Adeline memilih untuk menikmati momen ini tanpa membiarkan keraguan merusak kebahagiaannya.

Setelah itu, Adeline dan Duke emeric berdiskusi tentang apa yang harus di siapkan saat di pesta Debutante. Duke Emeric bersedia mengikuti pilihan Adeline, baik dari busana hingga cara yang harus di gunakan. Adeline merasa di atas angin karena di beri kesempatan untuk mengatur semuanya. Bahkan busana yang serasi. Hingga akhir nya, Duke Emeric pamit untuk kembali ke kediamannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!