Me and You | JenLisa
PERINGATAN
Special reminder for all of my dear readers :
Orang
Cerita ini kemungkinan akan mengandung kalimat kasar dan adegan kekerasan, dan mungkin juga bakal ada beberapa adegan dewasa yang tidak cocok di baca oleh anak di bawah umur.
Orang
Jika tidak nyaman dengan hal-hal tersebut kalian boleh pindah ke cerita yang lain.
Orang
Seperti yang sudah saya bilang di deskripsi bahwa cerita ini mengandung unsur Girls Love dan bagi kalian yang tidak suka boleh meninggalkan cerita ini. (tapi giliran cerita BL aja lanjut dibaca, aneh banget manusia 😒)
Orang
Tapi kalau kalian tetep mau membaca, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada kalian semua yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca cerita saya. Love y'all!!🙆🏻♀️❤️
Orang
Cerita ini mengandung beberapa adegan-adegan yang "terinspirasi" dari "berbagai potongan film yang saya tonton dan alur cerita lain yang saya baca".
Orang
Meskipun demikian, cerita ini telah disusun dengan pemikiran dan ide-ide terbaik di kepala saya untuk menciptakan cerita yang ini.
Orang
Cerita ini "juga kebanyakan hasil dari pemikiran saya sendiri", apabila ada kesalahan mohon dimaafkan. Semoga kalian menikmati alur dari cerita saya ini.✨
Orang
Dan mohon maaf apa bila ada kesamaan dalam nama tokoh, tempat, waktu, dan gambar atau pun peristiwa yang akan terjadi di cerita ini, karena hal tersebut disebabkan oleh ketidak sengajaan.
Orang
Saya mulai mendapatkan ide dan menulis ini pada 26/03/24, jadi saya mohon maaf sebelumnya jika ada kalimat/frasa yang salah diinput.
Orang
Saya harap kalian semua menikmati cerita ini. Jangan lupa untuk klik like dan jangan ragu untuk berkomentar!✨
PS: This is my first story, i hope you guys like it. Doa kan supaya ini terus berlanjut sampe ending yak! Love you guys.🫂🤍
TERIMAKASIH😘💛
- Haley (author)
CHAPTER 1
════ ⋆Happy Reading⋆ ════
Di sebuah restoran berbintang lima, tepatnya di meja VIP, di sebuah hotel milik keluarga besar Manoban yang memperlihatkan keindahan kota dibawahnya.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Jennie, perkenalkan ini om James,
//sembari tersenyum//
Ibunya memperkenalkan seorang pria paruh baya yang berusia awal 40-an yang berada di depannya.
James Manoban | Mr. Manoban
Haii Jennie...
//melambai sembari tersenyum//
Jennie, gadis berusia 9 tahun itu tidak menjawab. Ia hanya menoleh sebentar, kemudian kembali menundukkan kepalanya untuk mengamati semut yang sedang berjalan di bawah meja makan.
Matanya terfokus pada gerakan halus semut tersebut, tenggelam dalam dunianya, mengabaikan ibunya dan pria didepannya.
Kim Jennie [Manoban]
(9 tahun) :
//menunduk//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Jennie!?
//panggilnya sedikit keras//
Jennie yang sedang sibuk menatap para semut sedikit terkejut dengan suara ibunya.
Kim Jennie [Manoban]
(9 tahun) :
I-iya mah..
//mendongakkan kepalanya//
Kim Jennie [Manoban]
Helloo om...
//dengan gugup//
James Manoban | Mr. Manoban
Helloo...
//tersenyum//
James Manoban | Mr. Manoban
Jennie cantik yaa,
James Manoban | Mr. Manoban
sama cantiknya seperti mamanya.
//tersenyum melirik ke arah Heewon //
Kim Jennie [Manoban]
//hanya diam//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
//tersenyum malu-malu//
James Manoban | Mr. Manoban
//menatap penuh arti ke arah Heewon//
Kim Jennie [Manoban]
//terdiam//
Jujur saja, Jennie sebenarnya tahu maksud dari ibunya yang memperkenalkan James kepada dirinya.
Ibunya berniat untuk menjadikan James sebagai ayah baru untuknya, hanya saja ia belum siap untuk memiliki ayah baru.
Seorang ayah adalah mimpi buruk bagi Jennie, apa lagi saat ia melihat tatapan penuh makna yang diberikan James ke arah ibunya.
Orang
//datang membawa makanan//
Orang
Ini pesanan kalian,
//dengan sopan sambil meletakkan hidangan di meja mereka//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Terimakasih.
//tersenyum//
Orang
Sama-sama nyonya.
//balas tersenyum//
Orang
Apakah ada lagi yang bisa saya bantu untuk kalian?
//menatap dengan ramah//
James Manoban | Mr. Manoban
Untuk saat ini tidak ada, terimakasih.
//tersenyum//
Orang
Baiklah, jika ada yang diperlukan nanti, jangan ragu untuk memanggil saya. Selamat menikmati hidangan kalian.
//dengan senyum ramah, meninggalkan mereka//
James Manoban | Mr. Manoban
Ayo, Jennie, mari kita makan makanannya.
//tersenyum//
Kim Jennie [Manoban]
//mengangguk singkat//
~ Setelah selesai makan ~
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Jennie,
Kim Jennie [Manoban]
//menoleh//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Mama membawa mu kesini itu, ingin memberitahu,
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Bahwa Mama akan menikah lagi sama Om James.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Bagaimana, Jennie? Mama boleh menikah lagi dengan Om James, kan?
Kim Jennie [Manoban]
//diam//
Jennie tidak memberikan banyak reaksi karena sejak awal dia sudah bisa menebaknya, dan dia tidak percaya bahwa apa yang dipikirkannya benar-benar terjadi.
Jennie memikirkan perkataan ibunya, ia masih cukup trauma dengan kejadian di masa lalu. Ayahnya yang kasar selalu memperlakukan dirinya dan ibunya dengan tidak baik. Jennie takut bahwa nanti Om James akan sama seperti ayahnya dahulu.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Jennie?
James Manoban | Mr. Manoban
Sabar, sayang. Biarkan dia memikirkan ucapanmu terlebih dahulu.
Kim Jennie [Manoban]
Aku setuju...
//mengatakan dengan pelan//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Apa?
Kim Jennie [Manoban]
Baiklah, aku setuju. Jika itu bisa membuat mama bahagia, aku setuju.
//senyum tipis//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Makasih sayang.
//tersenyum//
James Manoban | Mr. Manoban
//tersenyum lebar//
Sedikit yang Jennie ketahui tentang Om James adalah bahwa ia memiliki dua anak dari mantan istrinya yang meninggal karena melahirkan 12 tahun lalu.
Selain itu, Jennie juga mengetahui bahwa Om James adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki bisnis besar di Korea Selatan.
Hal ini terlihat dari tempat makan yang mereka kunjungi saat ini, yang merupakan restoran mewah berbintang lima yang dikelola oleh keluarga besar Manoban, salah satu keluarga ternama di negara tersebut.
── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ──
Di sebuah butik yang cukup terkenal di kota Seoul.
Siang ini, ibunya mengajak Jennie pergi ke sebuah butik untuk fitting baju pengantin, sementara calon ayah tirinya ingin semua anaknya mengenakan pakaian yang sama sebagai pengiring dalam pernikahan mereka nanti.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Ini Jennie, kamu bisa mencoba gaun ini.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Mama rasa, ini cocok buat kamu, ukurannya juga sepertinya pas.
Ibunya memberikan gaun putih formal yang anggun. Gaun ini memiliki lapisan kain putih tipis di bagian luarnya, berlengan pendek dan dihiasi dengan pita berwarna merah muda di sekitar pinggangnya.
Kim Jennie [Manoban]
//mengambilnya//
James Manoban | Mr. Manoban
Kau sudah memilih gaun yang kau pakai nanti, sayang?
//datang bersama dua anaknya//
Kim Jennie [Manoban]
//menoleh kebelakang//
Jennie melihat ekspresi dari kedua calon saudara tirinya, salah satunya mengatakan bahwa ia terlihat jengah, sementara yang satunya lagi terlihat tak acuh dengan wajah datar tanpa ekspresi.
James Manoban | Mr. Manoban
//mengecup kening Heewon//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Belum, semua gaun disini sangat indah dan cantik, aku bingung mau pilih yang mana.
//tersenyum kearah James//
James Manoban | Mr. Manoban
Kalau Jennie gimana?
James Manoban | Mr. Manoban
Sudah pilih gaun untuk acara nanti?
//tersenyum//
Kim Jennie [Manoban]
Sudah om, ini sudah dipilihkan sama Mama
//menunjukkan gaunnya yang sedari tadi dipeluk//
James Manoban | Mr. Manoban
Wah gaunnya sungguh cantik.
//tersenyum//
James Manoban | Mr. Manoban
Oh ya, Jennie, hari ini Om ingin mengenalkan kedua saudara tirimu.
//menoleh kebelakang//
James Manoban | Mr. Manoban
//mengode kedua anaknya agar maju sedikit kedepan//
Orang
1 & 2 :
//maju ke depan//
James Manoban | Mr. Manoban
Ini Jennie, calon adik tiri kalian berdua.
James Manoban | Mr. Manoban
Dia anak dari Tante Heewon yang sebentar lagi akan menjadi ibu tirimu berdua.
James Manoban | Mr. Manoban
//memperkenalkan Jennie kepada kedua anaknya//
Kim Jennie [Manoban]
Ha-halo, aku Jennie
//sedikit gugup//
James Manoban | Mr. Manoban
Ini Zion, anak pertama Om yang tampan dan pintar. Tahun ini dia akan berusia 15 tahun,
Zion Manoban
Hai Jennie.
//tersenyum tipis//
Kim Jennie [Manoban]
Hai kak Zion.
//balas tersenyum//
Zion Manoban
Senang bertemu denganmu, Jennie. Semoga nanti kita bisa akrab sebagai saudara yaa.
Kim Jennie [Manoban]
//hanya membalas dengan senyuman//
James Manoban | Mr. Manoban
Tentu saja, Jennie pasti akan senang bermain denganmu, Zion.
James Manoban | Mr. Manoban
Dan satu lagi...
James Manoban | Mr. Manoban
//melihat kearah anak terakhirnya//
Tatapan Jennie tertuju pada seorang gadis yang menurutnya berusia sekitar 12 tahun, yang berdiri dengan tatapan kosong mengarah ke luar jendela.
James Manoban | Mr. Manoban
Lisa!
//meninggikan suaranya//
Kim Jennie [Manoban]
//terkejut//
Selama Jennie mengenal James, dia adalah sosok yang penuh kasih. Baru kali ini Jennie mendengar James meninggikan suaranya. Jennie merasa sedikit terkejut dan memperhatikan reaksi dari gadis itu.
Namun, saat Jennie memandang Lisa, gadis itu hanya menoleh dengan tatapan yang sama kosongnya seperti sebelumnya. Jennie merasa membeku, karena mata hitam gadis itu begitu hampa, seakan tidak ada kehidupan di dalamnya.
Lalisa Manoban
Aku Lisa...
//mengulurkan tangan//
Kim Jennie [Manoban]
Ha-hai... kak Lisa..
//gugup//
Entah dari mana asal kegugupan tersebut. Jennie butuh beberapa detik untuk menerima uluran tangan Lisa.
Kim Jennie [Manoban]
Salam kenal..
//menerima uluran tangannya//
════ ⋆Thanks For Reading⋆ ════
You guys!!! makasih loh udah mau bacaa, jangan lupa untuk memberikan like dan jangan ragu untuk komentar lohh. Sampai jumpaa lagiiii! 👋🏻🫶🏻
CHAPTER 2
════ ⋆Happy Reading⋆ ════
Kehidupan Jennie berubah bak nona muda bergelimang harta setelah pernikahan sang ibu dengan James. Dari kehidupan yang sederhana, Jennie tiba-tiba dibawa masuk ke dalam dunia yang penuh dengan kemewahan.
James, yang Jennie kira hanya akan menjadi ayah tiri yang akan berperilaku buruk kepadanya, ternyata memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dalam kehidupan Jennie. Jennie merasakan kehangatan keluarga yang lama dia idamkan, dan itu semua berkat kebaikan dan kelembutan James.
Seperti kata ayah tirinya, Zion berhasil menjadi kakak dan teman dekat Jennie dalam hal apapun, bahkan kamar Jennie diletakkan berada disebelah kamar milik Zion.
Untuk Lisa, Jennie belum terlalu akrab dengannya. Mungkin karena Lisa sering mengurung diri di kamarnya atau bahkan Lisa selalu cuek terhadap Jennie. Pernah beberapa kali Jennie mencoba mengajak ngobrol Lisa, namun dia hanya memberi balasan singkat bahkan terkadang tidak memberikan respons apa pun.
Hari ini tepat setahun ibunya menikah dengan James, dan tepat setahun juga Jennie tinggal di rumah mewah milik keluarga Manoban. Seiring berjalannya waktu, Jennie semakin terbiasa dengan kehidupan baru di rumah tersebut.
Sore ini, Jennie sedang asyik jalan-jalan keliling rumah. Dia memutuskan untuk menjelajahi taman yang indah di belakang rumah. Rimbunnya pepohonan dan berbagai macam bunga yang bermekaran.
Jennie mengetahui bahwa bunga-bunga indah yang tumbuh di sini semua ditanam oleh mendiang istri pertama James, yang dulu sangat mencintai kebun ini.
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Jennie,
//mendekati Jennie//
Kim Jennie [Manoban]
Iya mah?
//menoleh//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Sudah hampir gelap, masuk ke dalam rumah gih,
//mengusap kepala Jennie//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Sekalian mandi juga ya, kamu pasti belum mandi kan?
Kim Jennie [Manoban]
Iya hehe,
//nyengir//
Kim Jennie [Manoban]
Ya sudah mah, aku masuk dulu ya.
//berjalan//
Tak jauh dari Jennie dan Heewon berdiri, Lisa memandang penuh makna kepada Jennie. Heewon, yang melihat Lisa di sana dan menyadari tatapan yang diberikannya pada Jennie mencoba untuk menegurnya.
Lalisa Manoban
//memandang Jennie penuh makna//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
//melihat hal tersebut//
Kim Heewon [Manoban] | Ibu Jennie
Hei, Lisa, ada apa?
//berbicara setelah kepergian Jennie//
Lalisa Manoban
Tidak ada
//membalas dengan tatapan dingin//
── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ── ⋅ ⋅ ──
Hari sudah semakin gelap, namun Jennie belum bisa segera tidur. Entah kenapa, untuk hari ini ia sangat sulit untuk tertidur.
Kim Jennie [Manoban]
//guling-guling mencari posisi yang nyaman//
Kim Jennie [Manoban]
Ck! Aku nih kenapa sih!?
//bangun dari posisi tidurannya//
Kim Jennie [Manoban]
//pergi ke balkon//
Udara malam yang sejuk dan angin yang berhembus lembut membuatnya merasa sedikit tenang.
Saat Jennie sedang melihat pemandangan langit melalui balkon kamarnya, suara bentakan tiba-tiba terdengar dari kamar kakak tiri perempuannya, Lisa. Suara itu terdengar penuh emosi.
Orang
Dasar anak pembawa sìàl!
//sayup-sayup terdengar dari kamar Jennie//
Walaupun kamar milik Lisa cukup jauh dari kamarnya, Jennie masih bisa mendengar suara bentakan tersebut meskipun hanya terdengar sayup-sayup.
Kim Jennie [Manoban]
//bingung//
Jennie sepertinya mengenal pemilik suara tersebut. Suara tersebut seperti milik ayah tirinya. Jennie merasa khawatir dengan apa yang terjadi di dalam kamar Lisa.
Kim Jennie [Manoban]
//merasa khawatir//
Kim Jennie [Manoban]
//bergegas ke kamar Lisa//
James Manoban | Mr. Manoban
GARA-GARA MELAHIRKAN MU, HAERYEON MENINGGAL!!!
//menampar pipi Lisa hingga sudut bibirnya berdarah//
Saat tiba di kamar Lisa yang berada di ujung lorong, Jennie melihat Lisa sedang dipukuli oleh James dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.
Kim Jennie [Manoban]
//terkejut//
Lalisa Manoban
AKU LAHIR JUGA GARA-GARA KAMU, B0D0H!
//dengan beraninya membalas menampar//
James Manoban | Mr. Manoban
BERANI KAMU HAH!! SAYA BUNUH KAU!!
//membanting tubuh Lisa ke lantai//
Tak hanya itu James juga menginjak punggung Lisa yang membuat gadis berusia tiga belas tahun itu kesulitan untuk bernapas.
Dengan gemetar Jennie bersembunyi dibalik pot besar tak jauh dari dari kamar Lisa.
Kim Jennie [Manoban]
Kenapa Papa melakukan itu sama kak Lisa?
//batinnya kemudian bersembunyi//
Kim Jennie [Manoban]
//jongkok//
James Manoban | Mr. Manoban
JIKA HAERYEON TIDAK MEMILIH UNTUK MALAHIRKAN MU, DIA PASTI MASIH ADA BERSAMAKU, S|A|_AÑ!!
//masih terus menyiksa Lisa//
Kim Jennie [Manoban]
Kenapa gak ada yang mau menolong kak Lisa? Mama dan kak Zion kemana?
//batinnya//
Kim Jennie [Manoban]
Apa mereka gak keganggu sama suara Papa yang keras itu?
//batinnya//
Kim Jennie [Manoban]
Apa karna kamar kak Lisa yang ada di ujung lorong, jadi suaranya gak kedengaran?
//batinnya khawatir dengan keadaan Lisa//
Entah berapa kali pukulan dan tendangan yang James berikan kepada Lisa membuatnya semakin gemetar.
Kim Jennie [Manoban]
//bersembunyi di balik lipatan kakinya
Satu hal yang membuat Jennie heran adalah ia tidak mendengar suara ringisan atau teriakan dari Lisa. Jennie merasa sedikit kagum dengan kekuatan tubuh yang dimiliki Lisa, walaupun begitu ia merasa khawatir dengan kondisi tubuh Lisa saat disiksa oleh James.
James Manoban | Mr. Manoban
ANAK S|A|_AN!!
//menendang punggung Lisa//
James Manoban | Mr. Manoban
//pergi dengan langkah cepat, meninggalkan Lisa yang tergeletak lemah di lantai kamar//
Jennie semakin merapatkan tubuhnya dibalik pot besar yang menyembunyikan dirinya, ketika ayah tirinya keluar dari kamar milik Lisa dan pergi kearah berlawanan dengan tempatnya bersembunyi.
Kim Jennie [Manoban]
//keluar dari tempat persembunyiannya setelah james menghilang dari pandangannya//
Kim Jennie [Manoban]
//masuk ke dalam kamar Lisa//
Saat Jennie masuk ke dalam kamar Lisa, Jennie melihat badan kakaknya yang penuh dengan darah dan lebam akibat penyiksaan yang dialaminya.
Lalisa Manoban
//bangun dengan perlahan//
Kim Jennie [Manoban]
Kak, kakak gak papa?
//di depan Lisa//
Kim Jennie [Manoban]
//membantu Lisa untuk duduk di kasur//
Lalisa Manoban
Memangnya aku kenapa?
//mengangkat wajahnya dan menatap datar Jennie//
Kim Jennie [Manoban]
Apa-apaan dengan ekspresi mu itu? Padahal tubuhmu penuh sama lebam loh!
//mengernyitkan dahinya//
Kim Jennie [Manoban]
//jongkok didepan lisa yang sudah duduk di kasurnya//
Wajah datar Lisa sukses membuat Jennie terkejut dan heran sampai ia tak nisa mengontrol kalimatnya, karena normalnya orang dalam kondisi seperti itu pasti merasa sakit atau setidaknya menunjukkan rasa tidak nyaman.
Tapi Lisa tetap tenang dan berwajah datar seperti biasa, seolah-olah dia sudah terbiasa dengan situasi yang sulit seperti ini.
Lalisa Manoban
//hanya diam saja//
Lisa tertegun, rasanya itu kali pertamanya ia di pedulikan oleh seseorang dengan begitu tulus.
Kim Jennie [Manoban]
//melihat darah dari hidung lisa kembali mengalir//
Lalisa Manoban
//ingin menyekanya dengan punggung tangan//
Kim Jennie [Manoban]
Jangan pakai tangan kak,
//langsung memegangi tangan Lisa//
Kim Jennie [Manoban]
tangan kakak takutnya kotor, dan nanti malah jadi infeksi.
//mengusap darahnya menggunakan tisu yang ada di meja nakas//
Lalisa Manoban
//hanya terdiam//
Kim Jennie [Manoban]
Kak, ke-kenapa Papa menghajar kakak sampai seperti ini?
//menatap Lisa dengan mata berkaca-kaca//
Lalisa Manoban
Dia baru pulang, dan sedang stress...
//berbicara pelan//
Kim Jennie [Manoban]
Dan--
//menahan tangis//
Kim Jennie [Manoban]
Dan kenapa kakak tak minta tolong?
Lalisa Manoban
Tak akan ada yang peduli..
Kim Jennie [Manoban]
Jadi--
//tertegun//
Kim Jennie [Manoban]
Jadi itu benar, kalau semua orang dirumah ini mendengan, namun mereka tutup telinga tak mau menolong kakak?
Lalisa Manoban
Itu benar, mereka semua tak ada yang peduli dengan ku..
//menunduk//
Lalisa Manoban
Karena jika kau sekali membuat salah, itu tetap salah.
//bangkit dari duduknya//
Lalisa Manoban
//berjalan menuju kamar mandi//
Kim Jennie [Manoban]
//ikut berdiri dengan wajah khawatir//
Kim Jennie [Manoban]
Sekarang kakak tak sendirian lagi, karena aku janji akan selalu bersama kakak!
Lalisa Manoban
//menghentikan jalanan//
Lisa menoleh kearah Jennie dengan senyum miringnya yang tampak menyeramkan.
Kim Jennie [Manoban]
//sesaat bergidik ngeri//
Namun rasa ngeri itu menghilang ketika senyum miring yang awalnya tampak menyeramkan itu berubah menjadi senyuman yang menawan, senyuman yang tak pernah Jennie lihat.
Lalisa Manoban
//berjalan meninggalkan Jennie//
Kim Jennie [Manoban]
//terdiam dengan wajah memerah//
════ ⋆Thanks For Reading⋆ ════
You guys!!! makasih loh udah mau bacaa, jangan lupa untuk memberikan like dan jangan ragu untuk komentar lohh. Sampai jumpaa lagiiii! 👋🏻🫶🏻
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!