sekitar pukul 5 sore. Kirana tengah berdiri didepan sebuah cafe menunggu Aira yaitu sahabatnya. Aira sendiri sudah bekerja dicafe itu sekitar 5 bulanan
Setelah hampir setengah jam menunggu, Aira pun keluar dari cafe itu
" Ra... " panggil Kirana
Aira yang terkejut pun menoleh
" kamu ngapain disini? " tanya Aira yang terkejut melihat sahabatnya berada ditempat kerjanya
" ya... Pengen ketemu sama kamu lah, terus ngapain lagi " sahut Kirana sambil tersenyum
" nggak maksudnya, kenapa kamu nggak ngasih tau aku dulu kalau kamu mau datang kesini? "
" aku nggak mau ganggu kamu kerja " jawab Kirana jujur
Mendengar itu Aira pun hanya bisa tersenyum. Setelah itu dia mengajak Kirana untuk duduk dikursi yang letaknya tidak jauh dari cafe
Tidak lupa dia membeli air mineral untuk dirinya dan tentunya untuk sahabatnya Kirana
" nih diminum dulu " Aira memberikan sebotol air mineral yang barusan dia beli kepada Kirana
Dengan wajah yang tersenyum, Kirana menerima air yang diberikan oleh Aira dan langsung meminumnya, kebetulan dia juga sangat haus
" makasih ya airnya " ucap Kirana berterimakasih
" sama-sama ".
" oh ya Kir. Ngomong-ngomong ada apa kamu pengen ketemu sama aku? Apa ada sesuatu yang pengen kamu sampaikan? " tanya Aira. Dia menebak jika ada sesuatu yang sebenarnya ingin Kirana sampaikan
Setelah Aira menanyakan hal itu. Kirana terdengar menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan perlahan, sangat terlihat jika dia tengah memendam sesuatu yang sangat berat untuk dia ungkapkan
" jadi gin Ra. Sekarang aku lagi cari pekerjaan, apa ditempat kerja kamu masih mencari karyawan, kalau iya aku ingin melamar "
Saat mendengar itu tentu saja Aira sangat terkejut.
Aira dan Kirana lulus bersama dari SMA sekitar 5 bulan yang lalu. Setelah lulus Aira langsung mencari pekerjaan, karena dia sadar jika kedua orang tuanya tidak lah mampu untuk membiayai kuliah jika dia ingin melanjutkan pendidikan nya
Namun berbeda dengan Kirana, meski pun kedua orangtuanya telah meninggal dalam kecelakaan saat Kirana berusia 8 tahun, akan tetapi kedua orangtuanya meninggalkan cukup banyak harta serta satu bangunan rumah sakit atas nama mendiang ibu Kirana, jadi bisa dibilang masa depan serta pendidikan Kirana sangat terjamin, dengan banyaknya harta peninggalan orang tuanya, yang dikelola oleh tante Kirana semenjak orangtua Kirana meninggal
Karena Kirana masih terlalu muda serta belum mengerti untuk mengelola itu semua, itulah mengapa tantenya yaitu adik dari mendiang ayah Kirana yang mengelolanya. Dan sebagai persyaratan nya Kirana dirawat oleh tantenya, dan itu semua telah disetujui oleh keluarga besar.
Jadi Aira terkejut bukan tanpa sebab. Seharusnya sekarang Kirana menikmati masa-masa awal kuliahnya, ditambah dia juga tahu jelas, jika sahabatnya itu sangat ingin berkuliah dan meraih cita-cita menjadi seorang dokter spesialis kandungan seperti mendiang sang ibu
Tapi mengapa? Sekarang Kirana datang dan mengatakan jika dia ingin bekerja?
" maaf sebelumnya Kir. Bukan nya kamu mau kuliah, tapi kenapa sekarang kamu ingin bekerja, seharusnya kamu fokus saja dengan kuliah mu "
Terlihat raut wajah Kirana berubah menjadi murung. Yang membuat Aira semakin sadar, jika pasti ada sesuatu yang telah terjadi pada Kirana
" tante ku tidak setuju kalau aku kuliah Ra, apa lagi kuliah kedokteran biayanya kan sangat mahal "
" Kir! Apa kamu lupa, orang tuamu kan meninggalkan satu bangunan rumah sakit yang sampai sekarang masih beroperasi dibawah kelola tantemu. Aku yakin hasil dari rumah sakit itu lebih dari cukup untuk membiayai kuliahmu sampai kamu meraih cita-citamu " ucap Aira dengan serius. Aira memang sangat mengetahui seluk biluk sahabatnya itu, karna memang mereka sangat sering menceritakan tentang kehidupan masing-masing, jadi hampir tidak ada rahasia diantara mereka
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Aira. Kirana menangis, dengan cepat Aira memeluk tubuh Kirana untuk menenangkan nya
" aku bodoh Ra. Aku bodoh karna menanggap jika tante ku benar-benar tulus merawatku tanpa ada tujuan lain. Ternyata mereka mau merawatku sampai dengan sekarang, itu karna ada sesuatu " ucap Kirana sambil sesegukan didalam pelukan Aira
" tujuan apa itu Kir? " tanya Aira yang begitu penasaran
" ternyata mereka diam-diam, mengubah nama kepemilikan rumah sakit itu, yang awalnya akan diwariskan untuk ku, mereka rubah menjadi nama Sirena. Jadi Sirena lah yang akan mewarisi rumah sakit itu nanti Ra "
Sirena sendiri adalah anak tunggal dari tantenya.
Tentu saja Aira terkejut setengah mati saat mendengar cerita dari Kirana, bahkan kini dia tidak bisa berkata apa-apa lagi, karna saking tidak menyangkanya dia, kalau tante Kirana yaitu Mariska tega melakukan hal terkutuk itu
Apakah mereka tidak memiliki hati nurani sama sekali. Padahal Kirana sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi, dan menggantungkan hidupnya pada penghasilan rumah sakit itu, tapi dengan teganya mereka merebut satu-satunya harapan Kirana, lalu kemana lagi Kirana akan menggantungkan hidupnya?.
" bagaimana dengan keluargamu yang lain Kir? Aku yakin mereka tidak akan tinggal diam, atas perbuatan tante Mariska " ya. Hanya itulah harapan Kirana satu-satunya, yaitu anggota keluarga yang lain, siapa tahu dari mereka ada yang bisa membantu Kirana, merebut kembali rumah sakit itu
" awalnya aku juga berpikir begitu Ra. Tapi aku sudah mendatangi satu persatu rumah kerabat yang masih ku ingat, tapi tidak ada satu pun yang perduli dengan masalah ku. Memang ada satu yang perduli dia keponakan dari pihak ibu ku, tapi dia tinggal jauh dikalimantan jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu ku "
Lagi dan lagi Aira kehabisan kata-kata. Masalah yang sekarang dihadapi oleh Kirana, bukanlah masalah yang kecil, pantas saja Kirana sudah menyerah dan memilih untuk merelakan rumah sakit yang seharusnya menjadi miliknya, jatuh ketangan Sirena
" meski pun sangat berat untuk merelakan semuanya, aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan Ra. Itu kenapa aku memutuskan untuk mencari pekerjaan, karna sekarang aku benar-benar dipaksa untuk berdiri dikaki ku sendiri "
Aira memaksakan dirinya untuk tersenyum. Dia harus menghargai perjuangan sahabatnya yang berusaha bangkit dari keterpurukan nya, jadi dia tidak boleh terlihat sedih didepan Kirana
" kamu benar. Sesulit apa pun masalah yang terjadi, hidup akan terus berjalan " ucap Aira sembari tersenyum.
" sebenarnya sekarang ditempat kerja ku, sudah tidak mencari karyawan lagi. Tapi kamu tenang saja, aku akan tanyakan kepada kenalan ku yang lain, siapa tau ditempat mereka, lagi membuka lowongan pekerjaan "
" terimakasih ya Ra. Aku benar-benar ingin pergi dari rumah itu, dan tidak mau lagi melihat wajah mereka. Karna setiap kali aku melihat raut wajah tanpa dosa mereka, aku selalu ingin marah "
" iya Kir, aku akan usahakan mendapatkan lowongan pekerjaan itu secepatnya "
Satu minggu kemudian....
Aira meminta Kirana untuk mereka kembali bertemu ditempat mereka terakhir kali bertemu kemarin. Sekilas Aira mengatakan, jika dia telah mendapatkan lowongan pekerjaan untuk Kirana, dan dia akan menjelaskan pekerjaan apa itu, saat mereka bertemu nanti
Kirana pun datang lebih dulu ditempat yang sudah mereka sepakati, dan 10 menit kemudian Aira juga datang.
" jadi apa pekerjaan nya Ra? " tanya Kirana yang sudah tidak sabar
Aira pun tersenyum melihat sahabatnya yang begitu bersemangat, menunggu jawaban darinya. Namun jujur dilubuk hatinya, dia juga takut jika Kirana akan merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang akan dirinya tawarkan ini
" jadi pekerjaan nya itu, merawat dan menjaga seorang nenek. Jadi katanya nenek ini itu sempat sakit stroke, tapi stroke nya hanya stroke ringan, jadi sekarang nenek ini sudah sembuh dan sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri. Tapi karna anak dan menantunya takut terjadi sesuatu kepada nenek ini, mereka pun mencari pekerja untuk menjaga nenek ini. Jadi bagaimana apa kamu tertarik? "
Mendengar penjelasan dari Aira, Kirana terlihat berpikir keras. Membuat Aira bingung, apakah Kirana tertarik atau malah tidak suka dengan pekerjaan yang dia tawarkan
" jadi gimana Kir? Kalau memang kamu tidak suka dengan pekerjaan nya, tidak usah dipaksakan, aku akan mencarikan pekerjaan yang lain "
Dengan cepat Kirana menggelengkan kepalanya
" a... Aku, su..ka kok dengan pekerjaan nya. Menurutku jauh lebih baik dibandingkan merawat anak kecil "
Tentu saja Kirana sangat tertarik dengan pekerjaan nya. Apa lagi saat dia mendengar dari Aira, bahwa sebenarnya nenek itu sudah sembuh dari penyakit stroke nya dan sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri, jadi menurutnya dia hanya perlu menjaga nenek itu agar tidak terjadi sesuatu yang buruk
Mendengar jawaban dari Kirana, Aira pun tersenyum senang, syukurlah jika Kirana menyukai pekerjaan yang dia tawarkan
" baiklah karena kamu suka dengan pekerjaan nya, aku akan segera membantu kamu untuk mendapatkan pekerjaan itu, sebelum keduluan sama orang lain ".
***
Satu hari setelah Aira mendaftarkan Kirana pada pekerjaan yang dia tawarkan. Kini Kirana mendapatkan panggilan, dia diminta untuk datang kekediaman itu
Tentu saja Kirana akan datang. Dan kini dia telah berada didepan sebuah rumah yang sangat mewah, Kirana terlihat beberapa kali memastikan, apakah alamat yang dia terima sesuai dengan rumah mewah yang ada dihadapan nya sekarang
Dia memang sudah menduga jika yang akan menjadi majikan nya adalah orang kaya, tapi ini bukan lagi disebut sebagai orang kaya melainkan lebih pantas disebut sultan
Terlihat dari rumahnya yang sangat besar dan mewah, bahkan halaman nya saja berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan lapangan sepak bola.
Kirana pun berusaha untuk menyadarkan dirinya, bahwa kedatangan nya kesini bukan lah untuk mengagumi kemewahan bangunan ini, melainkan untuk mendapatkan pekerjaan
Setelah memberitahukan maksud kedatangan nya, kepada orang yang bertugas menjaga kediaman itu. Kirana pun dibawa masuk kedalam rumah itu
Lagi dan lagi, Kirana kembali terpanah akan keindahan bangunan mewah itu, ternyata dalamnya jauh lebih indah
Kirana pun diminta untuk duduk disofa ruang tamu, untuk menunggu sang tuan rumah datang.
Tidak lama kemudian. Datang lah 2 orang wanita beda generasi, meski pun mereka berdua bisa dibilang sudah berumur, namun itu sama sekali tidak mengurangi aura keanggunan mereka
Memangnya aura orang kaya itu sangat berbeda, dengan dirinya yang hanya rakyat jelata, begitulah Kirana membandingkan dirinya.
Kirana bangkit dari duduknya saat kedua wanita itu mendekat, karna sudah dapat dia tebak bahwa mereka lah sang tuan rumah
" selamat siang nyonya. Perkenalkan nama saya Kirana " ucap Kirana dengan sopan memperkenalkan dirinya
" iya selamat siang Kirana. Silahkan duduk kembali " sahut wanita paruhbaya berusia sekitar 40 tahunan
Setelahnya wanita paruhbaya itu membantu sang ibu untuk duduk, kemudian barulah dia ikut mendudukan tubuhnya disofa
" sebelumnya perkenalkan nama saya Eveline, dan ini ibu mertua saya namanya nenek Eva " Eveline memperkenalkan dirinya, agar tidak membuat Kirana bingung
Kirana menanggapinya dengan senyuman lembut. Jujur saja sekarang dia sangat senang, karna semenjak diperjalanan tadi, Kirana sempat was-was kalau majikan nya akan galak, seperti difilm-film yang pernah dia tonton
Namun saat bertemu langsung dan berbicara, sangat terlihat jika mereka adalah orang yang sangat baik, dan Kirana sangat bersyukur akan hal itu, karna apa yang dia takutkan tidak terjadi.
" oh ya Kirana. Kalau saya boleh tau berapa usia kamu? " tanya eveline. Karna dia melihat jika wanita didepan nya itu, terlihat masih sangat muda
" usia saya 18 tahun nyonya "
" masih sangat muda. Apa orangtua kamu mengizinkan jika seandainya kamu bekerja disini "
" kedua orangtua saya sudah meninggal, saat saya berusia 8 tahun "
Tentu saja saat mendengar itu Eveline merasa sangat bersalah. Karna dia takut dengan dia menanyakan hal itu, membuat Kirana menjadi sedih
" maaf karna saya telah menanyakan hal yang tidak sopan "
" aahhh... Anda tidak perlu meminta maaf " justru Kirana lah yang malah merasa tidak nyaman, saat eveline meminta maaf kepadanya
Beberapa saat suasana menjadi hening, dan Kirana pun hanya bisa menundukan kepalanya karna merasa canggung
Nenek Eva terlihat meminta menantunya untuk lebih mendekat kepadanya, dan tentu saja dituruti oleh eveline. Lalu nenek Eva pun membisikan sesuatu ditelinga eveline
" baiklah Kirana. Ibu bilang dia menyukai kamu, jadi kamu diterima bekerja disini. Tapi saya memiliki persyaratan "
" apa persyaratan itu nyonya? "
" kamu harus menginap disini. Apa kamu bersedia? "
Saat mendengar itu, Kirana seperti menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini terus berputar-putar dikepalanya
Sudah sangat lama dia ingin meninggalkan kediaman tante Mariska, seperti yang pernah dia katakan pada Aira, kalau dia sudah sangat muak melihat wajah polos tanpa dosa dari tante beserta anak dan juga suaminya
Namun keinginan itu selalu Kirana urungkan, karna dia tidak memiliki tempat tinggal lagi, jika dia meninggalkan rumah itu
Namun sekarang dia sudah menemukan jawaban nya. Untuk sementara waktu dia bisa tinggal dikediaman ini terlebih dahulu, sambil melakukan pekerjaan nya, lalu nanti jika uangnya sudah terkumpul, dia akan mencari tempat tinggal untuk dirinya sendiri
" iya nyonya saya bersedia untuk tinggal disini " ucap Kirana dengan penuh semangat.
***
Setelah obrolan nya selesai. Kirana dipersilahkan untuk pulang, dan dia diminta untuk datang kembali besok sekaligus memulai pekerjaan nya. Yang itu artinya hari ini juga dia harus mengemasi barang-barannya, karna mulai besok dia akan meninggalkan kediamanan tantenya
Sepanjang perjalanan Kirana tak henti-hentinya tersenyum. Dia begitu bahagia karna akhirnya dia akan terlepas dari jeratan yang selama ini menjadi luka namun tak berdarah bagi Kirana. Apa lagi jika bukan tante dan keluarganya
Dimalam hari. Setelah selesai makan malam, Mariska bersama putri dan juga suaminya, tengah duduk santai sambil mengobrol diruang keluarga
Tidak lama kemudian Kirana pun datang menghampiri keluarga harmonis tersebut
" tante, ada yang ingin Kirana katakan " ucap Kirana, menyampaikan maksud kedatangan nya
Ketiga orang yang tengah duduk disofa empuk itu pun terlihat saling melemparkan pandangan satu sama lain
" duduk lah. Lalu sampaikan apa yang ingin kamu katakan " ucap Mariska
Kirana pun menurut, dia mendudukan bokongnya disofa empuk itu
" cepat katakan, apa yang kamu inginkan!! " pinta Sirena, yang nampak tak sabaran menunggu Kirana menyampaikan maksudnya
" besok Kirana akan mulai bekerja, dan Kirana diharuskan untuk menginap disana, tante tidak keberatankan? "
Sesuai apa yang sudah Kirana perkirakan, raut wajah Mariska terlihat berbinar ketika mendengar jika keponakan nya itu akan meninggalkan kediaman nya
Sebenarnya sudah sangat lama dia ingin mengusir Kirana dari kediaman nya, hanya saja dia tidak memiliki alasan yang kuat untuk melakukan nya. Tapi sekarang dia tidak perlu lagi berpusing-pusing memikirkan masalah itu, karena sekarang Kirana sendiri lah yang dengan suka rela keluar dari rumah ini
" tante sih tidak keberatan jika memang itu keputusan kamu. Tapi kamu harus ingat, setelah kamu memutuskan untuk keluar dari rumah ini, maka mulai detik itu juga kamu harus menanggung masalah kamu sendiri, dan jangan pernah melibatkan tante lagi "
Kirana pun menanggapinya dengan sebuah senyuman.
***
Pagi-pagi sekali Kirana sudah siap untuk pergi meninggalkan kediaman yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama 10 tahun terakhir ini
Karena sudah berpamitan tadi malam, Kirana pun memutuskan untuk langsung pergi saja, karna dia ingin mempir terlebih dahulu kemakan orangtuanya sebelum dia pergi kekediaman nenek Eva
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, kini Kirana telah sampai diarea pemakaman umum
Tanpa membuang-buang waktu, Kirana langsung menuju makan kedua orangtuanya yang letaknya bersebelahan
Setelah sampai dia pun berjongkok, lalu menatap nanar batu nisan yang bertuliskan nama ibu dan juga ayah nya secara bergantian
" ibu, ayah, Kirana datang " ucap Kirana lirih, seolah mengajak kedua orangtuanya yang telah tiada itu untuk mengobrol
" ternyata masa depan yang telah Kirana rangkai dari kecil, tidak sesuai dengan harapan Kirana. Maafkan Kirana bu, yah, Kirana tidak bisa menjadi seorang dokter seperti yang ibu dan ayah inginkan, bukan karna Kirana tidak mau, malahan Kirana sangat ingin agar bisa bermanfaat untuk orang banyak, tapi Kirana terkendala biaya "
" rumah sakit peninggalan ibu dan ayah untuk Kirana, direbut oleh tante Mariska. Dan sekarang Kirana sudah tidak memiliki penghasilan apa pun lagi.... " Kirana pun menceritakan semua yang dia alami didepan makan orangtuanya
Karena hanya dengan cara itu lah dia bisa meluapkan perasaan yang mengganjal dihatinya.
Setelah meluapkan segala perasaan nya, seperti biasa kini Kirana mulai merasa tenang yang awalnya gundah. Itulah kenapa setiap kali dirinya frustasi dengan masalah yang terus menimpanya, dia akan datang kepemakaman orangtuanya, lalu menceritakan masalahnya, maka setelahnya dia pun akan merasa tenang
Setelah merasa tenang, Kirana pun berpamitan pada kedua orangtuanya, tidak lupa dia juga meminta doa agar dia selalu diberi kemudahan dalam melakukan pekerjaan nya nanti. Setelah itu dia pun melanjutkan perjalanan nya menuju kediaman nenek Eva.
Setelah sampai dikediaman mewah itu, Kirana langsung diantar kekamarnya agar dia bisa segera membereskan barang-barang bawaan nya. Dan tidak lama kemudian, dia mendapatkan pesan dari pelayan yang bekerja dikediaman itu, jika nenek Eva meminta Kirana untuk menemuinya dikamar
Dengan cepat Kirana memenuhi panggilan itu, setelah sampai didepan kamar nenek Eva, Kirana pun mengetuk pintu itu
" masuk " ucap nenek Eva dari dalam kamar
Dengan pelan Kirana membuka pintu kamar nenek Eva, dan setelah pintu kamar terbuka, terlihat lah nenek Eva tengah duduk diatas tempat tidurnya sambil menyenderkan kepalanya disandaran tempat tidur
" selamat siang nyonya. Apa benar nyonya memanggil saya? " ucap Kirana dengan sopan
" iya benar saya memanggil kamu "
Kirana pun berjalan mendekat kearah tempat tidur
" apa ada sesuatu yang nyonya inginkan? " tanya Kirana dengan sopan
" tolong jangan panggil saya nyonya, panggil saya nenek saja " pinta nenek Eva, karna dia merasa tidak nyaman ketika Kirana memanggilnya nyonya, dia jauh lebih nyaman kalau Kirana memanggilnya nenek
" ba... Baik, jika itu yang nenek inginkan " Kirana pun hanya bisa menuruti, karna apa pun yang dikatakan oleh nenek Eva, merupakan perintah untuknya
" apa ada sesuatu yang nenek inginkan? " Kirana kembali mengulang pertanyaan nya, karna dia menebak pasti ada sesuatu yang nenek Eva inginkan, itulah mengapa dia dipanggil kesini
" duduk lah " ucap nenek Eva, sambil menepuk tempat tidurnya yang empuk, yang menandakan dia meminta Kirana untuk duduk disampingnya
Tentu saja Kirana terkejut atas permintaan itu, karna menurutnya dia tidaklah pantas untuk duduk ditempat tidur majikan nya, sekali pun itu diminta langsung oleh nenek Eva
" sa... Saya duduk disini saja " ucap Kirana sambil menunjuk kearah lantai
Ya, menurutnya itu jauh lebih baik, dari pada dia harus mengotori tempat tidur nenek Eva
" Kirana. Ini adalah perintah " ucap nenek Eva terdengar serius. Dia terpaksa melakukan hal itu, karna kalau tidak, maka Kirana tidak akan mau melakukan seperti yang dia pinta
Dan benar saja, meski pun dengan perasaan yang penuh dengan ketidak nyamanan, Kirana tetap melakukan seperti yang nenek Eva pinta. Dia pun akhirnya menjatuhkan bokongnya ditempat tidur empuk itu, dan sekarang posisinya tengah duduk disamping nenek Eva
" saya hanya ingin mengenal kamu lebih dalam, agar kita bisa lebih akrab. Kamu tidak keberatankan, jika saya mengajukan beberapa pertanyaan? "
" ten...tu saja " jawab Kirana terbata. Karena sekarang dia masih merasa canggung, dia hanya perlu waktu untuk membiasakan dirinya
" tapi jika seandainya kamu keberataan dengan pertanyaan nya, maka tidak usah dijawab "
Kirana pun menatap wajah teduh nenek Eva. Kirana dapat melihat ketulusan terpancar diwajah nenek Eva, sehingga tidak mungkin rasanya jika Kirana tidak menjawab pertanyaan dari nenek Eva, sekali pun itu masalah pribadinya
" seperti yang kamu katakan kemarin. Jika kedua orangtuamu meninggal sejak kamu berusia 8 tahun, kalau saya boleh tau apa yang menyebabkan kedua orangtua kamu meninggal? "
Ya, saat kemarin Kirana mengatakan jika kedua orangtuanya telah tiada, entah mengapa nenek Eva merasa sangat tertarik dengan Kirana, mungkin karena perasaan iba entah lah, sehingga membuat nenek Eva ingin mengenal Kirana jauh lebih dalam. Tidak menutup kemungkinan, kalau dia ingin Kirana menjadi cucu nya, karna dari dulu dia sangat ingin memiliki cucu perempuan
Namun sepertinya tuhan tidak pernah mendengar doa-doa yang dia panjatkan. Dia hanya diberikan satu orang cucu, yang berjenis kelamin laki-laki
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!