NovelToon NovelToon

Aina_Ra

1. Keputusan

Pada akhirnya,aku hanya menjadi orang yang di sia siakan.

~ Aina

Carline "Na,Ainaaaaa....kamu lihat tweetnya Akyas,CEFAT!!!"

Setelah membaca pesan dari Sahabatnya,Aina langsung melihat tweeter sang kekasih,yang mana saat itu Aina sudah menjalani hubungan selama dua tahun lamanya. Aina benar benar terkejut melihat foto yang di posting oleh Akyas.

Seketika itu Aina langsung menghubungi Akyas,dia ingin segera mendengar penjelasan dari foto yang Akyas posting. Hatinya benar benar terasa panas,dan dadanya juga terasa sesak.

Aina "Hallo,maksud dari postingan tweeter kamu apa ya???. Kamu foto sama siapa??"

Akyas juga terkejut karena Aina langsung menanyakan postingannya itu dengan pacar barunya. Ia bingung harus menjawab apa.

Akyas "Euu,,,gini,dia. Dia temen aku,kamu jangan salah faham, bukan siapa siapa kok."

Aina "Temen kamu bilang?,gak mungkin!.Udah jujur aja."

Akyas terlihat sedang berpikir,apakah dia harus jujur ataukah jangan. Disisi lain ia tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Aina,di sisi lainnya dia juga tidak ingin menyakiti perasaan Aina,tapi mau bagaimana lagi, untuk saat ini Akyas lebih memilih wanita barunya.

Dengan memejamkan mata,dan membuang nafasnya Akyas pun menjawabnya.

Akyas "Maaf ya,Na.Mungkin mulai saat ini-"

Karena sudah tau dengan apa yang akan Akyas katakan,Aina langsung mendahului perkataan Akyas.

Aina "Tega ya,kamu.Selama ini aku berjuang sendirian,aku berjuang habis habisan,tapi pada akhirnya kamu malah milih pergi sama wanita itu.Kenapa si?,hiks.Yaudah sekarang terserah kamu,mau kamu sama dia atau enggak,aku gak peduli,kita putus."

Aina langsung memutuskan sambungan telponnya,dengan segera Aina menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dan menangis disana.

Dia tak menyangka kalau hubungannya akan berakhir seperti itu, berakhir karena hadirnya sesosok orang ketiga.Aina menangis di atas bantal,karena ia takut orang tua dan adiknya mendengar suara tangisannya.

" Bisa - bisanya dia selingkuh di belakang aku.Lalu apa artinya aku berjuang selama dua tahun ini,jika pada akhirnya dia lebih memilih pergi dengan wanita itu.Jadi gini ya?,rasanya jagain jodoh orang.Tapi aku gak boleh sedih,aku harus kuat,aku harus ngebuktiin bahwa aku bisa tanpa dia,aku kuat tanpa permintaan ku hanya satu ya Allah,tolong berikan pengganti yang lebih baik dari dia,aamiin."

Aina kembali bangkit,dia mengambil hpnya lalu memberitahu kedua sahabatnya.

WhatsApp

CLA ITU KITA

Aina "Aku udah putus sama Akyas:)"

Carline "MMM,,yang sabar ya.Harus kuat jangan sedih, fighting Aina💪🔥♥️"

Lexi "Cowok yang kayak gitu gak bakalan bener Na,lebih baik kamu putus sama dia.Walaupun sakit,tapi itulah cara terbaik.gak boleh nangis,cowok kayak dia gak pantas kamu tangisi."

Aina "Makasih ya,aku beruntung banget punya sahabat kayak kalian."

Carline "Apa lagi Carline kan????."

Lexi "Meng PD banget si!."

Tidak lama dari situ,hp Aina berdering menandakan seseorang meneleponnya.Saat ia lihat ternyata yang meneleponnya adalah Akyas.Aina hanya melihatnya tanpa menjawab telepon dari Akyas.Aina sangat kecewa,ia sangat benci pada Akyas.Cintanya berakhir begitu saja, padahal selama ini ia selalu melakukan yang terbaik.

TOK! TOK!

Saat mendengar suara ketukan pintu,dengan cepat Aina menghapus air matanya,dan pergi untuk membukakan pintu." Sayang,makan dulu yuk.Semua udah nungguin di meja makan."

" Aina masih kenyang,ma.Duluan aja,ya."

Hesti memperhatikan putrinya yang bersikap agak sedikit berbeda.Matanya sedikit merah,beliau mulai curiga dengan apa yang sedang terjadi pada Aina.

" Kamu kenapa?,nangis ya?."

" E-enggak kok,ma.Aina udah ngantuk aja, gak ada apa apa kok."

" Yaudah, sebelum kamu tidur kita makan dulu ya.Ayo,kamu gak boleh nolak."

Dengan terpaksa Aina mengikuti mamanya menuju dapur,dan di meja makan sudah terdapat Ramal dan juga Elkan.

" Mata kamu kenapa sayang?,kok agak merah gitu?."

" E-enggak,mata Aina gak kenapa-napa kok pa." Aina memberikan senyuman tulus pada sang papa,lalu ia menarik satu kursi dan duduk disana.Sedangkan Elkan hanya menatap ke arah Aina,dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi kepada kakaknya.Dari matanya saja Elkan sudah bisa menebak kalau Aina sedang bersedih.

Di saat sedang makan,Aina hanya diam tidak mengucapkan satu patah kata pun.Dia hanya menghabiskan makanan di piringnya dan setelah itu pergi duluan." Aina duluan ya,Pa,Ma."

Ketiga orang yang masih berada di meja makan pun,menyaksikan kepergian Aina dari sana,dan itu sangat membuat mereka bertanya-tanya,dengan sikap Aina yang lebih banyak diam.

Kakak kenapa ya?,kok kayak lagi sedih gitu.Apa ada sesuatu yang dia sembunyiin?,nanti aku tanyain langsung deh

Elkan pun ikut menyusul Aina,setelah menghabiskan makan malamnya.Elkan langsung masuk kedalam kamar Aina tanpa mengetuk pintu kamarnya.Saat sudah berada di dalam,Elkan melihat Aina yang sedang melamun di atas ranjangnya sambil memeluk kedua lututnya." Kenapa,kak?."Seketika itu,Aina terlonjak kaget." Kamu ngagetin aja,tiba tibanongol disini."

" Habisnya kakak malah melamun.Ada apa kak?."

Elkan menatap mata cantik milik kakaknya,tidak bisa di ragukan lagi kalau kakaknya benar benar sedang tidak baik baik saja.

" Karena mata kamu jeli,kakak gak perlu ngasih tau kamu lagi kan?." Elkan hanya tersenyum tipis pada Aina,lalu Elkan pun memeluknya.Elkan mengelus punggungnya dengan pelan,ia sangat mengerti dengan kondisi kakaknya saat ini.Dan dengan sekuat tenaga,Aina menahan air matanya supaya tidak keluar.Ia tidak mau terlihat lemah,ia sangat keras kepala untuk terlihat kuat apa lagi di hadapan adiknya.Gak boleh Aina,kamu kuat kamu harus kuat,gak boleh nangis apa lagi di pelukan adik kamu.

" Kakak cantik,gak boleh sedih ya.Harus kuat,harus senyum kayak Elkan."

" Lagian siapa juga yang lagi sedih?,kakak baik,baik banget." Ternyata tanpa Aina sadari,air matanya meluncur di atas pipi,dan Elkan langsung menghapusnya." Katanya kuat,kok nangis?."

Aina memejamkan matanya sambil tersenyum lalu menengadahkan kepalanya dan membuang nafasnya.

Selama Aina menjalin hubungan dengan Akyas,tidak ada satu pun dari keluarganya yang tahu.Aina menyembunyikan semuanya selama dua tahun ini,dia berusaha untuk menutupi semuanya,dan ternyata sampai hubungannya berakhir pun keluarganya sama sekali tidak ada yang tahu.

" Yaudah,kakak mau tidur kamu juga tidur gih."

" Ngusir ni,ceritanya?."

" Kakak gak ada maksud kayak gitu ya."

" Iya iya,ni Elkan keluar kok,dah kak selamat malam."

Setelah Elkan pergi dari kamarnya,Aina langsung menarik selimutnya dan tertidur pulas.

Hari ini adalah hari dimana Aina sedang jatuh,namun dengan cepat ia ingin segera bangkit.Ia tidak ingin kelihatan lemah,di hadapan sang mantan dengan sang pacar barunya.Aina kira hubungannya akan terus membaik,namun siapa sangka ternyata selama ini Akyas bermain di belakangnya dengan wanita lain.Aina tidak peduli lagi dengannya,ia harus segera membuang semua tentang Akyas bersamaan dengan rasa sakit dan kecewanya.Ia harus membuang rasa simpati padanya.

☘️

Di Minggu pagi,seperti biasa Aina memberi makan ikannya yang ada di kolam belakang rumahnya.Aina sangat senang memberikan ikan ikannya makan,setiap hari sebelum pergi ke kampus dan sepulang dari kampus Aina selalu memberi ikan ikannya makan.Sedangkan Elkan selalu membantu mamanya untuk merinyam bunga di halaman depan.

Aina membersihkan taman belakang rumahnya dari daun daun kering.Aina sangat senang dengan kegiatannya di minggu pagi,ia akan membersihkan,merapikan,mengerjakan apa yang perlu ia lakukan.Aina harap dengan menyibukkan dirinya,dia bisa melupakan apa yang telah terjadi dengan hari kemarin.

Setelah semua selesai,Aina kembali masuk kedalam rumah lewat pintu dapur.Ia mencuci tangannya dan meneguk satu gelas air.di meja makan sudah ada kedua orang tuanya dan adiknya Elkan.Aina pun segera bergabung dan ikut memakan makanan di pagi itu.Setelah semua selesai,mereka berempat pergi ke ruangan keluarga dan mengobrol disana.

" Aina,bagaimana kuliah kamu sayang?." Tanya Ramal kepada Aina." Alhamdulillah pa,dan minggu depan Aina udah mulai skripsi." Jawabnya dengan senyuman lebar.Feleeng Aina mulai tidak baik saat papanya menatap matanya,pasti papanya akan mengatakan sesuatu yang membuat Aina terkejut." Begini nak,papa mau bicara sama kamu.mumpung disini ada mama juga Elkan."

Nah kan,apa aku bilang,papa pasti mau ngomongin sesuatu yang bikin aku kaget,kira kira apa ya?.

Bisik Aina di dalam hatinya sebelum mendengar kelanjutan dari perkataan papanya." Aina,apa kamu mau papa jodohin sama anak dari teman papa." Aina terperanjat kaget,ia mengangkat kedua alisnya dan kedua matanya membulat.Aina harap dia hanya salah dengar,dengan apa yang baru saja dia dengar.Tapi mau bagaimanapun Aina tidak bisa menghindar dari pertanyaan papanya." Tapi kan pa,Aina masih kuliah,Aina mau nunggu lulus dulu.Gak papa kan?,dan emang papa yakin mau jodohin Aina?."

" Papa kan cuma nanya sayang,kamu mau apa enggak.Papa kasih waktu kamu sampai sore nanti,ya."

" Emm,,,iya pa.Nanti sore Aina kasih jawabannya."

Aina tidak habis pikir,ternyata hukum menyuruhnya untuk segera melukapan apa yang telah terjadi dan kini ia di suruh harus fokus untuk kedepannya.Aina kini harus memikirkan jawaban yang akan dia berikan pada sang papa,saat ini Aina sedang berada di kamarnya,duduk di atas kursi dengan  terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Emang harus secepat ini ya,Kyas?.Tapi jujur,aku itu benci dengan cara kamu yang kayak gitu.Oke Aina,kamu harus memilih keputusan yang tepat,jangan mikir kemana mana dulu.papa mau jodohin aku sama anak dari temannya,papa gak mungkin mau jodohin aku kalo orang itu gak baik.papa mau jodohin aku sama anak dari temannya,mungkin papa percaya kalau dia bisa jaga aku,bisa melindungi aku.

Gimana? Gak seru ya ceritanya? Yaiyalah orang baru satu episode bacanya, yuk ah lanjut ke eps selanjutnya.

Jan lupa like and votenya ogheyy.

2. Jalan-jalan

Udah Aina, kamu harus fokus sama jawaban yang akan kamu berikan sama papa​. Pokoknya yang menurut aku baik,itulah yang akan menjadi jawabannya.

Kemudian Aina mengambil hpnya lalu ia membuat postingan di tweeternya.

...

...

...

...

Beberapa komentar netizen langsung berderet di postingannya dan Aina segera keluar dari tweeter setelah melihat Akyas berkomentar di postingannya.

...

...

Aina hanya tersenyum membaca pesan yang Lexi kirim baru saja padanya.Kemudian Aina bersiap siap untuk pergi bersama teman temannya,dan berpamitan kepada orang tuanya." Pa,Aina mau main sama teman teman ya."

" Jangan terlalu sore pulangnya,papa tunggu jawaban kamu lho."

" Iya papa,Aina bakalan jawab kok dan gak akan pulang ke sorean,dadah papa, assalamualaikum."

Sebelum pergi Aina mengecup pipi sang papa dan mengecup tangannya lalu Aina pun pergi.

Aina di jemput oleh Lexi,yang mana Lexi sudah menunggunya sejak tadi.Aina di jemput,di karenakan ia tak bisa mengendarai motor ataupun mobil,dan jika berangkat ke kampus pun Aina selalu di antar oleh Elkan ataupun papanya.dan Aina tidak memiliki ketertarikan untuk belajar motor maupun mobil.

" Carline dimana,Lex?." Tanya Aina saat motornya mulai melaju." Dia nungguin di mall."

" Apa?,di mall?.Mainnya mau ke mall?,ke danau aja yuk." Saat ini Aina sangat ingin pergi ke danau kesukaannya,dia selalu merasa tenang jika ada disana.apa lagi saat ini hatinya sedang tidak baik baik saja." Oke,tapi kita kasih tau Carline dulu ya ke mall,soalnya kasihan entar dia sendirian nunggu kita disana."

" Iya,ayo." Akhirnya permintaan Aina Lexi iyakan,Aina jadi tidak sabar untuk segera tiba di danau yang sedang menantikannya.Setibanya di depan maal,Aina langsung turun dari motor dan memeluk Carline,dan dengan rasa kesedihannya Carline membalas pelukan Aina.Carline sangat mengerti dengan perasaan Aina yang saat itu,tapi Carline yakin kalau Aina itu kuat menghadapinya." Ikutan dong,gak di ajak." Ucap Lexi yang kemudian ikut berpekulan bersama mereka berdua.

" Hari ini kamu gak boleh sedih ya,Na.Kita akan ngehibur kamu hari ini." Ucap Carline saat melepas pelukannya dari Aina dan Lexi.Kemudia Lexi juga berbicara." Pokoknya kamu gak boleh nangis,laki laki kayak dia itu gak pantes kamu nangisin.Air mata kamu itu,cuma berhak keluar buat orang yang berharga." Aina mengangguk sambil tersenyum kepada kedua sahabatnya.Lalu sebelum mereka pergi dari mall,mereka pun mengambil foto bertiga di depan mall.

" Yaudah ayo berangkat."

" Gaskeun,,,,." Mereka bertiga menaiki motornya dan berangkat menuju danau,yang jaraknya lumayan dekat dari sana.Aina kembali ikut di boncengan Lexi,dan Carline sudah melaju duluan di depan motor Lexi.Tanpa membutuhkan waktu yang lama,mereka telah sampai di danaunya.Kemudian mereka memarkirkan motornya dan berjalan menuju tempat yang biasa mereka tempati.

Tanpa mereka bertiga sadari,ternyata Akyas dan pacarnya juga ada disana.Akyas melihat ke arah Aina dan teman temannya yang sedang berjalan,dari kejauhan.Akyas pun pergi untuk menemuinya dan di susul oleh pacarnya." Aina." Akyas muncul di hadapan ketiga orang itu,dan menghalangi jalan mereka.Carline yang melihat Akyas di depannya pun langsung maju dan berbicara padanya." Mau apa muncul disini?!." Tatapan Carline sangat penuh dengan kebencian pada Akyas,ia benci padanya karena telah mengkhianati sahabatnya Aina.

" Gw ga ada urusan sama lo,gw mau ketemu sama Aina." Akyas menatap ke arah Aina yang mana saat itu juga Aina melihat ke arahnya." Heuh,mana mau Aina ketemu sama lo.Gak sadar diri banget si lo,udah nyakitin Aina terus sekarang mau ketemu sama dia,dan lo bawa pacar baru lo juga kehadapan Aina.Minimal sd lah." Kemudian tatapan Carline beralih kepada seorang wanita yang ada di sebelah Akyas,Carline pun menghampirinya." Lo juga,gak tau malu banget.Udah jadi pelakor,masih aja nunjukin diri disini." Karena tidak terima dengan apa yang Carline katakan padanya,ia pun menentangnya." Lo jangan seenaknya ya kali ngomong." Dengan segera Carline langsung menyalip omongannya." Lo juga,jangan sembarangan ngambil pacar orang!!!." Suara Carline mulai meningkat,dia sangat kesal pada wanita tersebut." Apa?!,lo iri ha!!." Dengan cepat Aina menarik baju Carline agar Carline mundur dari hadapan wanita tersebut." Carline udah,ya."

" Tapi Na,dia udah ngerebut Akyas dari kamu.gak bisa gitu dong."

" Carline." Aina sedikit menganggukkan kepalanya, memberikan kode pada Carline untuk tidak bertengkar dengan wanita tersebut." Awas Lo kalo ketemu lagi sama gw,habis Lo!." Carline memberikan ancaman pada wanita tersebut.namun wanita itu hanya tersenyum sinis dan berkata." Lo pikir gw takut hah?!,sekarang aja kalo berani." Lexi menarik baju bagian belakang Carline dan membawanya pergi dari sana,karena jika tidak Carline akan mengeluarkan jurusnya.Akyas hanya menatap kepergian Aina bersama kedua sahabatnya dari sana,dan kemudian pacarnya itu menarik tangan Akyas dan membawanya pergi dari sana.

" Ah kamu,padahal aku barusan udah mau ngeluarin jurus,malah di tarik gak jadi kan." Protes Carline pada Lexi,ia tidak terima dengan apa yang Lexi lakukan padanya." Kamu harus kasihan sama Aina, seharusnya tadi kita cepat-cepat pergi dari sana.tapi karena kamu malah cari ribut jadi kelamaan kan disananya.Kamu harus ngerti Car,di saat kayak gitu kita itu gak mau ketemu sama seseorang yang udah nyakitin kita,apa lagi kalo lihat wajahnya.kamu juga pernahkan ada di posisi kayak gitu."

" Enggak,aku gak pernah." Dengan dinginnya Carline menjawab seperti itu dan seketika itu,Lexi sangat malas berbicara dengan Carline.Kemudian Lexi sedikit berlari untuk menyusul Aina yang sudah berjalan jauh di depannya." Na." Saat Lexi sampai di samping Aina,Aina langsung memeluknya dan menangis di pelukan Lexi.Lexi terdiam sejenak,lalu membalas pelukannya." Aku gak bisa Lex,aku gak bisa lihat Akyas sama perempuan lain,hiks." Karena melihat Aina yang memeluk Lexi,Carline pun mempercepat langkah kakinya." Gak papa,kamu gak bisa lihat dia sama perempuan lain karena kamu belum terbiasa. Nanti juga terbiasa kok,jangan nangis dong,katanya mau terlihat kuat.Semyum dong." Lexi menghapus air mata Aina yang membasahi pipinya,dan setelah itu Aina tersenyum.

" Emmm,,,,jangan nangis dong.Kita jadi ikut sedih." Ucap Carline pada Aina." Iya,aku gak nangis." Aina menarik nafasnya lalu membuangnya.Ia sangat beruntung memiliki kedua sahabat yang sangat mengerti dengan perasaannya,Aina seakan memiliki sandaran saat ia kebingungan diamana ia harus bersandar dan menceritakan semuanya.tapi kali ini dia tidak perlu mencarinya,karena kini dua dinding kokohnya siap untuk ia sandari.Kemudian mereka mencari tempat duduk di pinggir danau dan duduk disana.Aina sangat ingin menceritakan tentang perjodohannya dengan anak dari teman papanya,tapi Aina berpikir kembali,kalau masalah perjodohan adalah masalahnya sendiri dan dia yang harus menentukannya.

" Kenapa,Na?.Ada masalah?." Aina langsung menggeleng." Habisnya kamu hulang huleng,kayak lagi ada masalah yang lebih berat gitu."

" Gak ada kok,tapi." Ucapan Aina terhenti saat dia kembali berpikir." Gak jadi,deh." Kedua sahabatnya pun memasang muka datar,setelah mendengar apa yang Aina katakan." Kalian kenapa,si?." Tanya Aina yang melihat kedua sahabatnya memasang muka datar." Mau ngomong apa si?,kenapa gak jadi?."

Aina melihat ke arah Carline dan Lexi bergantian.

“ Emm,,,nanti aja deh malam kasih tau.”

“ Janji ya,awas aja kalo gak jadi lagi.”

“ Iya janji,lagian kalian itu aneh,muka kalian tuh datar banget gak si haha,,,,”. Lexi dan Carline sangat senang mendengar Aina kembali tertawa,mereka pun membuat lelucon yang mungkin bisa membuat Aina terus tertawa.“ Aku punya pertanyaan ni,hewan apa yang punya huruf satu?.”

Lexi dan Aina terlihat sedang memikirkan jawabannya.“ Bentar-bentar,emang ada gitu hewan yang hurufnya cuma satu?.” Tanya Lexi yang masih belum menemukan jawabannya.“ Ya ada,makanya aku tanya.” “ Nyerah deh.” Ucap Aina dan Lexi.

“ Jawabannya adalah,,,,,,,,,,,,,, I kan.” Lexi dan Aina mengerutkan alisnya,mereka masih bingunng dengan jawaban dari Carline.“ Apa si,garing banget.”

“ Gini woy,I kan?.  Maksudnya ikan cuma di pisah,jadi I kan ” Seketika itu mereka bertiga tersenyum,dan kini bagian Lexi yang memberikan pertanyaan “ Oke,aku ni punya.Mobil kalo disatuin sama Line,jadinya apa si?.”

“ Mobil sama Line?,gimana?,jadi mobiline lah.” Lexi menggeleng saat mendengar jawaban dari Carline,lalu setelah itu Aina sedikit tertawa dan ingin segera menjawabnya.“ Oh,,,aku tau aku tau.Jawabannya, Carline kan?,hahaha.”

“ Nah betul.”

“ Bentar,mobil sama Line?,jadi Carline,lha yaiyalah tolol banget aku,hahaha.Oke boleh boleh,oh ni aku ada lagi.Motor motor apa yang jadi sahabat kita?.”

Aina dan Lexi kembali mengerutkan alisnya,berusaha berpikir untuk mencari jawabannya.“ Apa lah,susah susah pertanyaan dari kamu mah.”

“ Oke oke,ni aku kasih tau.Motor yang jadi sahabat kita itu motor Lexi,iya gak?,iya gak?.” Lexi dan Aina saling bertatapan,kemudian keduanya tertawa.

“ Kamu dapat dari mana si pertanyaan kayak gitu,aduhh ada ada aja deh.”

“ Ya kreatiflah,masa Lexi kreatif aku enggak hehe.”

“ Yaudah kita pulang,yuk.Udah mau sore ni.” Aina mengajak kedua sahabatnya untuk segera pulang dari sana,dikarenakan Aina harus segera pulang ke rumahnya.“ Na,janji ya entar malem lho,kasih tau.”

“ Iya aku janji,entar malam aja tunggu oke.”

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan tempat tersebut dan menuju tempat Aina.“ Na,emang ada apa si?,kenapa harus entar malem ngajsih taunya?,apa gak bisa sekarang aja?.”

“ Ya enggaklah, pokoknya tunggu aja.”

Lexi kira Aina akan langsung memberi tahunya ternyata tidak,terpaksa ia pun harus menunggunya sampai malam.

Lanjut lagi Yoo biar serius yang penting teu kengeng hilap like sareng vote na

3. Makan malam

3

Setibanya di rumah,Aina langsung pergi menuju kamarnya dan akan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu,baru setelah itu Aina akan menemui papanya.Dan Aina pun telah selesai bersiap,Aina pergi menemui papanya yang sedang berada di ruang tengah bersama sang mama,namun Elkan tidak terlihat disana.“ Gimana sayang,udah ada jawabannya?.” Tanya Ramal saat melihat Aina duduk di kursi yang ada di hadapannya." U-udah pa.tapi sebelum itu Aina mau tanya sama papa,tujuan papa jodohin Aina sama anak dari teman papa apa ya?.” Ramal pun tersenyum dan menggenggam kedua tangan Aina,beliau pun berkata.“ Karena papa gak mau kamu memilih laki laki yang salah sayang,calon suami kamu ini baik,dia pasti akan mencintaimu, menyayangimu dan akan selalu menjagamu.” Kok aku sedikit ragu ya,sama perkataan papa.Ah Aina gak boleh berpikir yang enggak-enggak.

“ Jadi sekarang gimana?.” Aina menatap mama dan papanya,lalu Aina pun mengangguk,menandakan bahwa ia menerima perjodohannya.“ Kamu yakin?.”

“ Aina yakin Pa." Aina mengulangnya dengan perkataan,dan sambil tersenyum.Kemudian saat itu juga Ramal mengecup dahi putrinya,Hesti hanya tersenyum melihatnya.“ Kalau begitu dua hari lagi,kamu akan menikah.” Hesti dan Aina terperanjat kaget mendengar sebuah perkataan dari Ramal.

“ Du-dua hari lagi,pa?.”

“ Lebih cepat lebih baik sayang,dan malam ini kita akan makan malam bersama keluarganya.”

Dua hari lagi?,itu terlalu cepat bukan?.secepat ini kah?,tapi ini adalah keputusan aku sendiri mau tidak mau aku harus menerimanya.

“ Papa udah gak sayang ya,sama Aina.”

“ Lho,kok ngomongnya gitu?.”

“ Soalnya kan kalo udah nikah,Aina gak bakalan tinggal di rumah ini lagi,dan secara tidak langsung papa nyuruh Aina cepat-cepat pergi dari rumah ini.”

Ramal pun tersenyum pada Aina,ternyata putrinya belum sedewasa yang beliau pikirkan.“ Papa gak ada seperti itu Nak.Pernikahan itu gak boleh di tunda tunda harus secepatnya,papa juga gak mau kamu cepat-cepat menikah,hanya saja pihak mempelai pria ingin menggelarnya secepat itu.Papa udah bicara sama mereka supaya tidak terlalu cepat,tapi tidak bisa.”

Aina merasa sedih,karena setelah menikah nanti ia akan berpisah rumah dengan kedua orang tuanya dan juga adik laki lakinya.Air mata Aina pun jatuh membasahi pipinya,lalu sang mama menghampirinya dan merangkulnya dari sebelah kanan.“ Hei,jangan nangis dong sayang.Mama akan tetap sayang sama kamu,meski nanti tempat kita berbeda.”

“ Tapi nanti Aina gak akan di temani mama papa lagi,gak ada Elkan,Aina nanti sendiri disana.” Kemudian Hesti menyentuh kedua pipi Aina,beliau menatap mata putrinya lekat lekat.“ Kan ada suami kamu, setelah kamu nikah nanti,kamu harus ingat apa kata mama.Kamu harus menjadi istri yang baik ya,turuti apa yang suami kamu katakan,apa yang suami kamu minta,jangan pernah membantahnya ataupun menolak permintaannya.Mama yakin kamu pasti bisa.” Lalu Hesti mengecup kening Aina dan menghapus air matanya.Aina benar benar berat untuk berpisah dengan keluarganya,tapi mau bagaimana lagi,itu sudah menjadi pilihannya dan mau tidak mau Aina harus bisa.

☘️

“ Na,mana ini udah malem lho,kamu janji kan mau ngasih tau kita.” Aina membaca pesan yang baru saja Lexi kirim.Aina sangat ragu antara memberitahu kedua sahabatnya atau tidak,tetapi dia sudah berjanji kepada keduanya.

Aina "Oh iya,baru ingat.Jadi sebenarnya,aku dua hari lagi mau nikah."

Lexi "Demi apa Na?,kamu gak lagi bercanda kan?."

Carline "Jangan ngadi-ngadi deh Aina."

Kedua orang itu tidak mempercayai apa yang Aina katakan,dan Aina juga sudah menyangka nya,kalau mereka tidak akan langsung percaya dengan apa yang di katakan nya.

Aina "Iya aku bercanda,hehe..."

Carline "Yang bener Aina,kalo ngetik itu yang           bener,jadi mana yang bener ni?."

Lexi "Iya ni Na,mana yang bener?.Tapi masa kamu mau nikah secepat itu?"

Aina "Aku serius,aku mau nikah 2 hari lagi.Kalian percaya kan?."

Lexi "Tapi kamu mau nikah sama siapa?,jangan bilang nikah sama Akyas."

Aina "Hahaha,,,mana ada.Ya enggaklah."

Carline "Aina pokoknya besok kamu jelasin di kampus!,aku gak mau tau.Ini gak ada angin gak ada hujan tiba tiba aja kamu ngechat kayak gini."

Aina "Yaudah aku off dulu,ya."

Setelah itu Aina pun pergi berangkat bersama orang tuanya,untuk menghadiri acara makan malamnya dengan keluarga sang calon suami.Sekaligus dengan perkenalan Aina dengan calon suaminya.Selama perjalanan menuju restoran Aina sangat merasa gugup,beberapa kali Hesti menenangkan Aina yang terlihat jelas kalau dia sangatlah gugup.

“ Jangan tegang gitu dong sayang,tangan kamu dingin banget lho.”

“ E-enggak ma,Aina tenang kok.” Aina berusaha menenangkan diri di hadapan sang mama,dengan beberapa kali membuang nafasnya lewat mulut.Setibanya di restoran,mereka langsung di sambut oleh para pegawai di restoran tersebut,karena memang restoran itu telah di sewa oleh keluarga Elbarak.Aina hanya mengikuti langkah kaki orang tuanya dari belakang,karena merasa gugup Aina beberapa kali meremas bajunya.

Setibanya di meja makan,Aina melihat kedua pasangan yang mungkin umurnya sekitar empat puluh tahunan,tapi sosok yang ia cari tidak ada disana,kemudian Aina duduk di kursi setelah di persilahkan.“ Calon menantu bunda cantik banget ya,malam ini.” Aina memberikan senyuman lebar kepada Liseu,ya beliau adalah calon mertuanya.

“ Bentar ya,Raminya lagi ke toilet dulu sayang.” Kayaknya mereka orang baik-baik,gampang akrab juga,kalo gini kan aku juga gak perlu sungkan sama mereka.Tidak lama dari situ,datanglah seorang pria memakai jas berwarna coklat dan bergabung bersama mereka.Sebelum itu, pria tersebut mengecup tangan kedua orang tua Aina.Semenjak kedatangan pria itu,tatapan Aina sama sekali tidak berpaling sedikitpun.Ia sangat terkesima dengan ketampanan pria itu,namun dengan cepat Aina segera menundukkan kepalanya.

Oh,jadi dia.Jantung Aina berdegup sangat kencang,disaat ia sadar kalau pria itu sedang melihat ke arahnya.Sedangkan kedua orang tuanya dan dua orang lainnya melihat ke arah Aina dan Rami yang sangat terlihat sangat canggung.“ Jangan canggung gitu dong,Ram.Sapa calon istri kamu.” Ucap Fatah memberitahu putranya,Rami pun hanya mengangguk.Lalu Liseu berbisik pada Rami yang duduk di sebelahnya.“ Rami,lebih baik kamu ajak dia keluar dan kalian bisa ngobrol berdua disana.”

Dengan cepat Rami berdiri dan mengajak Aina ke tempat lain,supaya mereka bisa mengobrol lebih enak.“ Apa kamu bisa ikut,saya?.” Aina mengangguk dan mengikuti kemana Rami.Ternyata Rami mengajaknya keluar dari restoran tersebut,Rami berdiri di hadapan Aina.“ Jadi,kamu calon istri saya?.” Pertanyaan Rami sungguh membuat Aina menjadi sangat gugup,dengan susah payah Aina menganggukan kepalanya.

“ Nama ku Rami.” Rami menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Aina,yang kemudian Aina membalas salamannya.“ Aina.” Rami pun tersenyum saat merasakan telapak tangan Aina yang sangat dingin,dia tahu kalau saat itu Aina sedang gugup saat berada di dekatnya.Lalu Aina menengadahkan kepalanya,melihat ke arah bulan yang sangat terang malam itu.“ Waw,bulannya indah banget ya?.” Rami pun ikut menengadahkan kepalanya,dan melihat ke arah bulan yang Aina kata indah.

...

“ Kamu suka,bulan?.”

“ Suka banget!.”

“ Kuliahnya, semester berapa?.”

“ Semester delapan.” Aina meremas bajunya,karena dia sudah tidak kuat lagi,dirinya benar-benar gugup,rasanya dia ingin pergi saat itu juga dari sana.Tetapi di balik rasa gugup itu,ada beberapa pertanyaan yang ingin Aina tanyakan pada Rami,terutama mengenai pernikahannya.“ Eee,,,apa pernikahan kita gak terlalu cepat,ya?.” Aina memaksakan dirinya untuk bertanya pada Rami.

“ Memangnya,dua hari itu terlalu cepat?.”

“ I-iya dong.” Kemudian Rami menggeleng,dan pergi masuk menuju meja dimana keluarganya sedang berkumpul.Mereka berdua pun kembali bergabung disana.Dan kedua keluarga itu memulai acara makan malamnya.Makan malam saat itu sangatlah terasa hangat,dimana semua orang disana mengobrolkan tentang pernikahan antara Rami dan Aina.Terutama ke empat orang tuanya,dari sejak makan

malam di mulai sampai selesai mereka terus mengobrol.Sedangkan Aina hanya bisa memberikan senyuman dan senyuman kepada orang orang tersebut.

Setelah acara makan malamnya selesai,Mereka semuanya pun pamit dari sana.Saat berpisah,Aina hanya memberikan seulas senyuman pada Rami,namun Rami tidak membalas senyuman Aina.Aina mulai tertarik pada Rami, ternyata Rami tidak seburuk dengan apa yang ada di pikirannya.Sepertinya,Aina langsung jatuh hati pada Rami,baru satu kali bertemu saja Aina sudah jatuh hati apa lagi setelah menikah nanti.

Singkat cerita,Aina beserta orang tuanya telah tiba di rumah,yang mana saat itu Aina langsung masuk kedalam kamarnya.Ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur.Dua hari itu gak banyak, pokoknya besok harus ngabisin waktu sama mereka.Gak nyangka juga,ternyata secepat ini aku menikah.Hufft,,jadi gak sabar nunggu hari besok,karena besok aku bisa ketemu sama mereka berdua.Tapi,setelah menikah nanti aku masih bisa main sama mereka gak ya,aku harap aku selalu bisa bersama mereka,dimana pun kapanpun dan bagaimanapun keadaannya.

                               ☘️

“ Hai.” Aina menghampiri kedua sahabatnya yang sudah menunggunya.Aina sangat bersemangat di hari senin ini,karena ia bisa kembali bertemu bersama sahabat dan teman-temannya.“ Nah ini dia,yang di tunggu-tunggu datang juga.Ayo langsung aja kita ke kelas,aku sama Carline mau langsung interogasi.”

“ Interogasi apa?,serius banget deh.” Aina sudah tau dengan apa yang akan mereka lakukan padanya,jadi Aina tidak terlalu panik.Lalu ia pun di bawa oleh kedua sahabatnya,menuju ke kelas.Seperti biasa,Aina duduk di bangku yang selalu ia tempati, begitupun dengan Carline dan Lexi.

“ Aina,kita mau penjelasannya dari kamu.” Aina menatap Carline dan Lexi bergantian,raut wajah Carline dan Lexi terlihat sangat serius saat itu.Seakan mereka tidak senang dengan kabar yang telah di beritahukannya,pada mereka.

Jangan lupa like votenya,,, masih yuk lanjut lagi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!