Seorang gadis dengan paras yang cantik kini sedang berjalan di bawah teriknya matahari pagi. Setiap pagi pagi buta sekali, dia sudah harus berangkat ke ladang untuk memetik berbagai macam sayuran yang akan di jualnya ke pasar.
Kini, di bawah teriknya matahari dia memanggul bakul yang penuh dengan sayuran itu di tangannya sambil melap keringat yang bercucuran dari dahinya.
Walaupun pekerjaan di ladang sangat melelahkan, tapi Aryani sangat semangat melakukannya untuk mengumpulkan banyak uang demi pengobatan Ibunya, Aryani yang sangat ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi harus mengubur dalam-dalam impiannya itu karena sekarang dia adalah tulang punggung keluarganya.
Sementara itu, di sisi lain, seorang pemuda yang sedang mengendarai sebuah mobil mewah dengan kecepatan sedang, tidak terlalu memperhatikan jalanan karena dia sedang melakukan panggilan dengan kekasihnya.
"Sayang.. Aku janji, saat aku pulang dari luar kota aku akan langsung melamar kamu" ucap Yuda pada kekasihnya di seberang telfon.
" Sampai kapan mas, setiap kamu keluar kota kamu selalu berkata seperti itu, tapi sampai sekarang kamu tidak perna melamar ku" balas Sarah kekasih Yuda dari seberang telfon.
"Sayang... dengarkan aku, kemarin-kemarin aku tidak menepati janjiku karena aku sangat sibuk, tapi setelah ini aku benar-benar janji, aku akan mengosongkan semua jadwalku dan akan segera melamar kamu" balas Yuda meyakinkan.
"Aku tidak butuh janji kamu mas, aku cuma butuh kepastian dari kamu, kalau memang kamu tidak bisa melamar ku setelah kamu pulang dari Bandung lebih baik kita akhiri saja hubungan kita ini" kata Sarah lalu mematikan sambungan telfonnya.
"Sayang... Kenapa kamu berkata seperti itu, hubungan kita sudah berjalan sejauh ini, aku tidak mau hubungan ini berakhir" lanjut Yuda yang tidak menyadari kalau sambungan telfonnya sudah terputus.
"Halo... Haloo... Halooo..." lanjut Yuda lagi karena tidak ada respon dari seberang sana. Yuda pun melihat ponselnya dan baru menyadari kalau ternyata sambungan telfonnya sudah terputus.
Karena kesal, Yuda pun membanting ponselnya itu hingga terpental ke bawah kakinya. Yuda yang masih sangat kesal memukul setir mobil dengan sangat keras, belum hilang kekesalan Yuda, ponselnya kembali berbunyi dari bawah kakinya, dan sekarang dia menyesal telah membanting ponselnya itu karena sekarang dia sangat kesulitan mengambilnya.
Melihat kondisi jalan yang sangat sepi, Yuda pun menunduk untuk mengambil ponselnya itu, namun ketika ponsel itu sudah di genggamnya, terdengar teriakan seorang gadis di sertai dengan beberapa sayuran yang jatuh di atas mobilnya.
Melihat sayuran yang ada di atas kaca mobilnya, membuat Yuda menyadari sesuatu, dia pun segera menginjak rem mobilnya dengan mendadak membuat kepalanya terbentur pada setir mobil.
Mengabaikan rasa sakit pada kepalanya, Yuda dengan buru-buru turun dari mobilnya dan menghampiri seseorang yang sedang merintih kesakitan sambil memegang kakinya di pinggiran jalan.
"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Yuda dengan nada kuatir yang kentara tanpa melihat wajah seseorang yang baru saja di tabraknya itu.
"Iyaa, aku tidak apa-apa, lututku hanya sedikit berdarah" jawab Anjani wanita yang baru saja di tabrak oleh Yuda.
Mendengar suara lembut gadis itu, Yuda langsung mengalihkan pandangannya pada wajah gadis itu, saat pandangan mereka bertemu, Yuda terpesona sesaat melihat wajah gadis itu dengan jantung yang berdebar, pada pandangan pertama Yuda merasa ada daya tarik tersendiri yang di miliki gadis cantik itu.
Saat Yuda larut dalam lamunannya sambil memperhatikan paras gadis cantik yang di tabraknya itu, dia di sadarkan dengan rintihan kecil yang keluar dari bibir mungil anjani.
"Aaakkhh" rintih pelan Anjani menahan perih di lututnya.
"Maaf, kamu benar tidak apa-apa" tanya Yuda kembali memastikan.
"Iyaa... Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil" jawab Anjani dengan senyum yang di paksakan.
"Saya benar-benar minta maaf, tadi saya tidak fokus mengemudi, sehingga saya tidak sengaja menabrak mu" kata Yuda sambil menatap luka Anjani yang masih mengeluarkan darah.
"Saya akan tanggung jawab kok, mari saya antar kamu ke rumah sakit untuk mengobati luka kamu" tanya Yuda pada gadis itu namun Anjani hanya menggelengkan kepala sebagai tanda penolakan.
"Kenapa? Apa kamu tidak ingin ke rumah sakit?" tanya Yuda kembali.
"saya tidak mau ke rumah sakit, cukup kamu ganti rugi saja semua sayuran ini" jawab Anjani sambil menundukkan kepalanya memandang semua sayurannya yang sudah tidak layak untuk di jual itu.
Melihat itu membuat Yuda merasa heran, karena pada umumnya kebanyakan orang pasti akan meminta ganti rugi karena telah di celakai secara tidak sengaja.
"Baiklah.. Saya akan ganti rugi semua sayuran kamu ini, sekarang kamu katakan berapa semua kerugian yang harus saya tanggung" tanya Yuda sambil mengambil dompet dari dalam saku celana bahannya itu.
"Hmmm seratus lima puluh ribu saja" jawab Anjani masih dengan kepala menunduk.
"Haaaahhh, cuma segitu?" tanya Yuda sedikit kaget.
"I...iy..iyaa" jawab Anjani dengan muka yang semakin menunduk.
Yuda yang mendengar uang ganti rugi yang di ucapkan oleh Aryani sedikit kaget, pasalnya uang segitu buatnya tidaklah cukup untuk sekali berbelanja, tetapi dia tetap memberikan uang ganti rugi sesuai dengan yang di ucapkan oleh Aryani.
"Baiklah, ini uangnya" ucap Yuda memberikan selembar uang berwarna merah dan selembar uang berwarna biru.
"Sekali lagi maafkan kelalaian saya" Ucap Yuda setelah gadis itu menerima uang ganti ruginya.
" Iya tidak apa-apa, saya juga berterima kasih karena kamu sudah bersedia mengganti semua kerugian ini" kata Aryani sedangkan Yuda hanya mengangguk sambil memperhatikan wajah cantik Aryani.
"Kalau begitu saya pamit dulu, sekali lagi terima kasih" lanjut Aryani kembali karena Yuda hanya terdiam saja.
Setelah Aryani berkata demikian, Yuda tersadar dari lamunannya, sedangkan Aryani sudah menjauh beberapa langkah dari hadapannya.
Melihat langkah Aryani yang semakin menjauh, entah kenapa membuat langkah kaki pria itu mengejarnya.
"Hei tunggu" teriak Yuda sedikit berlari mengejar Aryani, mendengar suara itu, gadis itu pun menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke belakang dengan kening berkerut.
"Sebagai permintaan maaf saya, bolehkan saya mengantar kamu sampai ke rumah" tawar Yuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Terima kasih sebelumnya, tapi rumah saya dekat aja kok dari sini" jawab Anjani setelah berfikir sebentar.
"Saya bakalan merasa sangat tidak enak kalau tidak mengantar kamu dengan selamat sampai di rumah" tawar Yuda kembali.
"Ta..tap...tapi" jawab Aryani sedikit ragu.
"Sudah gak apa-apa ayo" kata Yuda menarik sedikit paksa tangan Aryani yang masih terlihat ragu.
Aryani pun mengikuti langkah kaki panjang Yuda dengan sedikit tertatih karena lututnya yang masih sakit dan lukanya pun masih basah.
Sesampainya di mobil mewah milik pria itu, Yuda pun membuka pintu mobilnya, sedangkan Aryani menaiki mobil mewah itu dengan sedikit sungkan, tidak lama kemudian mobil mewah itu pun melaju dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Aryani.
Sesampainya di rumah gadis itu, Yuda terlihat sangat terkejut melihat pemandangan rumah gadis cantik itu.
"Ini serius rumah kamu" tanya Yuda kembali memastikan.
"Iyaa.. Ini rumah saya, dari kecil saya sudah tinggal di sini" jawab Aryani namun lelaki di sampingnya itu tidak memberikan respon apa pun.
"Terima kasih kasih atas tumpangannya" lanjut Aryani kembali, namun belum juga mendapat respon dari laki-laki di sampingnya itu.
Melihat lelaki tampan di sampingnya tidak merespon sama sekali, Aryani pun membuka pintu mobil mewah itu, kemudian menutupnya kembali setelah dia melirik lelaki itu masih pada posisi sebelumnya.
Gadis cantik itu pun kembali melirik mobil mewah itu, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sederhananya itu, sebelum menutup pintu rumahnya dia kembali melihat mobil mewah yang terparkir di halamannya itu sekali lagi sebelum benar-benar menutupnya.
Mendengar bunyi pintu yang tertutup menyadarkan Yuda dari lamunannya, dia pun melirik kursi penumpang di samping dan mendapati kursi itu sudah kosong, dia pun baru menyadari kalau gadis yang dia pikirkan tadi sudah masuk ke dalam gubuk kecilnya itu, Yuda pun memutar setir mobilnya dan segera meninggalkan tempat itu.
Sementara itu, di dalam sebuah rumah sederhana itu, seorang gadis berjalan dengan tertatih-tatih melangkah sambil meringis kecil.
"Kamu kenapa nak, kenapa jalan kamu seperti itu" tanya Desi melihat anak semata wayangnya itu berjalan sedikit pincang.
"Eeh ibu, kenapa ibu ada di sini, kenapa tidak istrahat saja di kamar" kata Aryani tanpa menjawab pertanyaan ibunya.
"Ibu kuatir sama kamu nak, tidak biasanya kamu pulang telat seperti" kata Desi sambil terbatuk-batuk.
"Itu kenapa kaki kamu jadi luka seperti ini" lanjut Desi kembali setelah menyelesaikan batuknya.
"Tadi waktu perjalan ke pasar, aku di tabrak sama seseorang Bu" jawab Aryani setelah terdiam beberapa saat.
"Tapi ibu tenang saja yaa, orang yang tadi nabrak aku tanggung jawab kok Bu, ini uang hasil dari ganti rugi sayuran aku yang rusak tadi" lanjut Aryani sambil mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dan warna biru dari saku celana kusamnya itu.
"Huuuffff" helaan nafas Ibu Aryani.
"Tapi nak, itu lutut kamu terluka, ibu kuatir sama kamu, apa lagi lukanya belum kamu obati" lanjut Desi lagi.
"Ibu tenang aja, ini hanya luka kecil aja kok, nanti Aryani bakal obati" jawab gadis cantik itu.
"Sekarang aku bawa ibu ke kamar dulu yaa, habis itu baru aku obati lukaku" lanjut Aryani lalu memapah ibunya itu dan membawanya ke dalam kamar.
Sementara itu, dalam perjalan menuju kantor cabangnya, Yuda masih belum bisa mengendalikan detak jantungnya dan juga masih belum berhenti memikirkan gadis yang telah ditabraknya tadi.
"Aakkhhh kenapa aku selalu kepikiran gadis itu sih" gerutu Yuda sambil memukul setir mobilnya.
"Gak mungkin kalau kalau aku suka sama dia" katanya kembali pada dirinya sendiri.
"Ingat Yuda, kamu sudah punya Sarah, dan setelah kamu pulang dari sini, kamu akan melamarnya" monolognya lagi.
Karena tidak ingin terlalu memikirkan gadis itu, Yuda pun mencoba menelfon Sarah kekasihnya, karena insiden tadi membuatnya lupa untuk menelfon balik kekasihnya itu.
Namun Yuda sudah mencoba beberapa kali menghubungi kekasihnya tapi sepertinya Sarah masih marah kepadanya sehingga tidak mau menjawab panggilannya, karena tidak mau terlalu ambil pusing, Yuda pun segera melajukan mobil mewahnya dengan kencang agar segera sampai di kantornya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!