Frans Aditya, menginjak pedal rem mobil dengan kuat!
" Busyet, Hampir saja!!!" Teriaknya.
Reflek mobilnya berhenti tepat didepan sosok tubuh seorang wanita, yang terlihat tergeletak disisi kiri jalan raya. Dalam keadaan penuh luka dan berdarah darah...
" Ada apa, Frans?!" Tanya Anjeli.
Yang ditanya tampak tak bergerak sama sekali. Tubuhnya tegang dan kaku. Butiran keringat sebesar jagung memenuhi keseluruh wajahnya...
" Frans, hei Frans!!!" Anjeli menepuk pipi pria itu berkali kali.
Frans pun terkejut. Sedetik ia tergagap..." Coba kamu lihat, apakah tadi saya telah menabraknya?!" Tanyanya dengan nafas memburu dan penuh rasa ketakutan. Frans menunjuk kedepan.
" Astaga! Frans...Frans, oh tidak Frans...!!!" Anjeli berteriak, lantas membuka pintu mobil dengan satu gerakan cepat!
Dia keluar dan langsung berlari menghampiri tubuh wanita yang tergeletak tadi.
" Frans! Frans!!! Cepat telepon polisi...!!!" Anjeli menjerit jerit tak karuan.
Reflek wanita yang hari ini memasuki usia kedua puluh satuh ini terduduk diatas aspal...
Frans segera melompat keluar dari sisi kemudi. Menghambur ketubuh Anjeli, kemudian memeluknya erat erat...Wajah kekasihnya tersebut dibenamkannya ketengah dada, agar Anjeli tak terus melihat pada keadaan wanita itu!
" Ya Allah Frans, ya Allah Frans! Kita telah membunuhnya! Kamu menabraknya, Franssss..!!!"
Setelah berucap begitu, tubuh Anjeli seketika ambruk didalam dekapan Frans. Ia pingsan disana...
" Hal, halo pak...Hal...Halo pak!"
Frans menelepon kantor polisi.
Sambil berbicara begitu, tangannya dan bibirnya tampak gemetaran.
" Iya, polisi pusat kota disini. Apa ada yang bisa kami bantu?!" Jawab petugas dari seberang.
" Sa, saya..Melaporkan seorang gadis, yang ada dijalan raya pak. Sekarang dalam keadaan tak bernyawa dan tubuh tampak menggenaskan. Tol...Tolong segera datang kemari, pak..." Kata Frans lagi. Suaranyapun terdengar gugup dan cemas.
" Baiklah, kami akan meluncur kesana. Tolong beritahukan, dimana posisi anda sekarang?" Balas Pak polisi.
Selanjutnya petugas tersebut mencatat alamat dimaksudkan oleh Frans.
Bersama tiga orang rekannya, mereka bergegas menuju ketempat kejadian perkara. Sepuluh menit kemudian, semuanya telah tiba...
" Segera pasang garis pembatas! Tutup jalan ini...!!!" Perintah pak polisi tadi. Namanya Baim Alexa.
Dengan sedikit berlari,ketiga anak buahnya segera melaksanakan permintaannya.
Pak Baim kemudian berjalan perlahan lahan, mendekati Frans berada.
" Selamat malam, apakah anda yang telah menelepon kantor polisi tadi?" Tanyanya.
" Benar, pak..." Jawab Frans masih dengan wajah pucat pasi.
Pria yang merupakan salah satu CO disebuah perusahaan elektronic ternama ini, telah duduk kembali didalam mobilnya.
Ia juga memangku tubuh Anjeli, yang terlihat masih dalam keadaan tak sadarkan diri.
" Bisakah anda menceritakan sedikit, awal anda menemukan jasad wanita ini..." Lanjut pak Baim dengan pandangan penuh selidik.
" Dan...Hei, siapa wanita ini?" lanjut Pak Baim menunjuk ketubuh Anjeli.
" Oh, ini pak...Ini kekasih saya. Ia pingsan, saat melihat jasad korban tadi." Jawab Frans dengan tubuh gemetaran.
Sungguh ia tak menyangka, acara ulang tahun Anjeli akan jadi begini.
Padahal tadi niatnya akan merayakan hari istimewa tersebut diresto langganan mereka, Tak jauh dari tempat kejadian ini berada.
" Hem begitu...Baiklah, kita coba beri pertolongan pertama padanya."
Pak Baim lantas menelepon petugas dibagian medis. Tak lama kemudian, orang yang dihubungi tersebut telah datang.
" Tolong cek keadaan wanita ini ya..." Ujar pak Baim.
" Baik pak..." Jawab petugas tadi.
Tubuh Anjeli lalu diperiksanya, lantas diberikan juga beberapa usapan minyak dibagian indera pernafasan, serta didepan dan dibelakang dadanya.
Setelah selesai, ia pun berkata pada pak Baim...
" Kita tunggu saja pak, sebentar lagi wanita ini akan sadar. Yang penting, nafasnya telah pulih kembali..." Kata petugas tersebut.
" Baiklah, terima kasih..." Jawab pak Baim.
" Sekarang lebih baik anda pindah kemobil kami." Kini pak Baim bicara kepada Frans.
" Tapi pak, sa...saya tidak, saya tidak menabrak wanita itu..."
" Iya, saya percaya pada anda...Nanti anda bisa jelaskan didalam kantor!"
Frans tak bisa berkata apa apa lagi, selain mengikuti langkah pak Baim. Sambil tetap memapah tubuh Anjeli. Mereka menuju kearah mobil patroli, lantas duduk disana.
" Nah, sambil menunggu mobil ambulance dan team penyelidik, datang kemari, silahkan anda menceritakan kejadian yang telah anda alami tadi..." Pak Baim lantas sedikit tersenyum kehadapan Frans.
Frans lalu menceritakan secara detail dan sedikit terbata bata.
Ia masih terlihat shock dan berperasaan yang tak menentu. Pak Baim menyimak cerita tersebut. Sambil sesekali mengangguk anggukan kepala.
" Hem, begitu ya kisahnya. Baiklah, Untuk sementara waktu anda tetap bersama kami. kami akan mengusut kematian wanita ini dan sementara ini andalah sebagai saksi utamanya..." Sela pak Baim, saat Frans telah selesai bicara.
Sepuluh menit kemudian, tiga mobil polisi berdatangan bersama sebuah mobil ambulance.
Pak Baim pun meninggal Frans, ia berjalan mendekati anak buahnya kembali.
" Sekarang, bawa jasad masuk kedalam mobil ambulance..." Kata pak Baim.
Para tugas itu, dengan sigap melaksanakan apa yang diperintahkan olehnya.
" Terus, bagaimana dengan wanita yang itu pak?" Tanya salah satu anak buah pak Baim.
Ia menunjuk kearah tubuh Anjeli berada.
" Pindahkan juga kesana...!"
" Baiklah pak..."
Dua orang anak buah pak Baim mengangkat tubuh Anjeli dan membaringkannya disamping jasad sikorban.
Selanjutnya, keadaan dijalan utama pusat kota tersebut mulai tampak ramai.
Orang orang yang ada disekitar dan kendaraan yang sedang berlalu lalang, Satu persatu datang menghampiri... Semuanya Ingin Melihat dan mengetahui, apakah yang telah terjadi disitu!
" Lapor, kami tidak menemukan identitas sikorban pak..." Ujar Salah seorang anak buah pak Baim.
" Hem begitu ya...Baiklah, sekarang kalian tetap berjaga disini." Sambung pak Baim.
" Siap pak, laksanakan!!!" Sahut anak buah dengan suara keras dan tegas.
Pak Baim lalu menjalankan mobilnya. Meninggalkan tempat itu. Disusul dengan mobil ambulance.
Mereka menuju kesalah satu rumah sakit terdekat, Untuk mengantarkan jasad korban dan tubuh Anjeli kesana.
Selama kurang lebih lima belas menit, mereka pun tiba ditempat tujuan.
" Tolong bantu kami!" Kata pak Baim memanggil beberapa orang petugas jaga pada ruangan unit gawat darurat.
Para perawat bergegas melangkah...Dengan membawa kereta dorong pasien, mereka menghampiri mobil ambulance.
" Hati hati, bawa dulu jasad itu kekamar mayat..." Pak Baim kini terlihat sibuk membantu mereka.
" Baik, pak?" Ujar perawat secara bersamaan.
Frans saat itu tak bisa berbuat apa apa. Pria yang mempunyai tatto disekujur kedua lengannya tersebut hanya tampak terdiam.
" Sungguh sangat mengerikan..." Bisik hati kecilnya.
Dia melihat jasad korban telah diletakan diatas kereta pasien.
Dari balik kain penutup, darah segar masih tampak keluar Hingga menetes disepanjang lantai rumah sakit.
" Ya Allah, saya merasa tidak membunuhnya...Bahkan roda mobil saya juga tak ada melindasi tubuhnya. Apakah, sebelum saya melewati jalan itu, mayat wanita tersebut telah ada disana...?" Bisik Frans didalam hatinya.
" Hayo, sekarang kita pergi kekantor." Kata pak Baim mengagetkan Frans.
Tadi pak Baim sudah menyerahkan mayat korban pada seorang dokter, untuk diotopsi. Dan sekarang pak Baim telah ada dihadapan Frans.
" Pak, bagaimana dengan kekasih saya? Kenapa belum dikeluarkan dari dalam mobil ambulance?" Tanya Frans dengan cepat dan tegas.
Belum sempat pak Baim menjawabnya, tiba tiba...
" Akhrkkkk!!! Tolong! Tolong!!!"
Suara Anjeli terpekik nyaring, terdengar dari dalam mobil ambulance!
Sejenak pak Baim dan Frans berpandangan, lantas...
" Pak,pak ! Apa yang terjadi terhadap kekasih saya?!"
Tanpa sadar, Frans berlari kearah tubuh Anjeli berada!
Bersambung...
" Akhrrr...Tolong tolonggg!!!" Terdengar pekikan Anjeli dari dalam Ambulance.
Pak Baim tak jadi menjalankan kendaraannya. Dia pun segera menyusuli Frans.
Kedua pria ini saling berlari kearah mobil tersebut.
" Hayo cepat buka pintunya!" Teriak pak Baim. Frans lalu mengikutinya arahannya.
Ketika pintu terbuka...
" Astaga ternyata benar, pacarmu masih berada disini..." Ujar pak Baim.
" Anjeli...!" Frans lantas menghambur masuk dan segera membangunkan tubuh Anjeli.
" Saya di, di...dimana Frans?" Tanya Anjeli dengan wajah pucat pasi.
" Tenang sayang, kamu baru tiba dirumah sakit. Mari kita keluar dari dalam mobil ini..." Sahut Frans dengan rasa penuh kekhawatiran.
Lalu frans memapah Anjeli, untuk perlahan lahan keluar dari dalam mobil itu.
Pak Baim juga ikut membantu Frans. Mereka kemudian membimbing tubuh Anjeli berjalan menuju kedalam ruangan unit gawat darurat.
" Silahkan anda berbaring disini..." Sambut seorang perawat cantik.
Pada bagian dada kanan seragamnya, ada tulisan bernama...Jelly puspita.
" Hati hati, tak apa apa... sekarang kami akan memeriksa tubuh anda..." Sambung perawat yang bernama Jelly tersebut sambil tersenyum.
Anjeli kini telah dibaringkan keatas ranjang pasien. Wajahnya tampak masih kaku.
Kedua matanya terlihat memandang kesana kemari, dengan sinar yang tajam dan agak melotot...
Beberapa menit kemudian, seorang Dokter masuk, lalu berkata kepada pak Baim dan Frans.
" Sebaiknya, anda anda silahkan menunggu diluar saja,ya..." Katanya.
Pak Baim dan Frans lantas pergi dari situ.
" Jadi gimana, pak? Apa bapak akan tetap membawa saya kekantor polisi?" Tanya Frans.
" Tentu saja anda tetap kami bawa, guna memberikan keterangan. Kami hanya akan menginterogasi anda sebentar." Jawab pak Baim.
Sesaat keduanya terdiam. Mereka kini sedang duduk dilobby.
Disitu mereka menunggu hasil pemeriksaan dari tubuh milik Anjeli.
" Apa tak sebaiknya anda menelepon keluarga kekasih anda? Siapa nama pacar anda itu?" Pak Baim kembali memulai obrolan.
" Namanya Anjeli pak. Bagaimana saya bisa menghubungi keluarganya, karena barang barang saya ada pada anda, termasuk handphone saya..." Jawab Frans.
" Oh iya ya, maaf saya lupa. Tunggu sebentar, Saya akan mengambilkan handphone anda." Balas pak Baim.
Dengan langkah lebar, polisi yang berusia empat puluh tahun ini berjalan menuju kemobilnya. Setelah lima menit, ia telah kembali kehadapan Frans.
" Ini handphone anda..." Katanya seraya memberikan sebuah telepon genggam keluaran terbaru, milik Frans.
" Terima kasih, pak..." Kata Frans menerimanya.
Frans lantas menelepon orang tua Anjeli.
Pria ganteng, berusia dua puluh satu tahun ini lalu menceritakan apa yang telah dia alami bersama Anjeli.
Ada sekitar tujuh menit, ia bicara. Selanjutnya telepon itu pun dimatikannya.
" Gimana? Apa orang tua Anjeli akan datang kemari?" Tanya pak Baim.
" Iya, pak. Sekarang juga mereka akan kesini. " Jawab Frans.
Pak Baim lalu memanggil dua orang anak buahnya. Dia memerintahkan, agar mereka terus mengawasi Anjeli.
" Saya akan membawa saksi ini kekantor...Jangan lupa kalian tetap berjaga jaga disini!" Jelas pak Baim dengan tegas.
" Baik pak, laksanakan!" Jawab para petugas dengan nada serempak.
Pak Baim dan Frans lalu pergi meninggalkan rumah sakit itu.
Mereka menuju kekantor. Sekitar sepuluh menit, keduanya pun telah tiba.
" Silahkan anda tanda tangani surat ini." Ujar pak Baim, setelah pemeriksaan pada Frans sudah selesai dilakukan
" Baik, pak. Apa setelah ini saya boleh kembali kerumah sakit?" Tanya Frans.
Sesaat ia membubuhkan farapnya keberkas tadi. Setelah selesai, ia berikan kembali kepada pak Baim.
" Iya, anda boleh pergi dari sini. Nanti untuk proses selanjutnya, saya akan menghubungi anda." Jawab pak Baim sambil tersenyum.
**********
Hari telah menunjukan pukul tujuh malam. Para medis dan aparat telah selesai memeriksa keadaan jasad korban.
Anjeli juga telah dibawa pulang oleh kedua orang tuanya. Begitu pula dengan Frans, pria ini sekarang sudah berada dirumahnya.
" Asalamualaikum...Frans...!" Terdengar suara lembut dari luar pintu.
Frans yang terlihat baru selesai mandi dan akan mengenakan pakaiannya, jadi tergamam ditempatnya...
Itu seperti suara Anjeli. Kenapa dia tak memberitahukan kedatangannya ini? Padahal, biasanya dia akan menelepon! Pikir Frans sendiri.
" Frans...Asalamualaikum...!" Suara itu kembali terdengar, bersama sayup sayup hembusan angin malam.
" Waalaikumsalam...!" Sahut Frans.
Dengan terburu buru ia berjalan keruangan tamu. Lalu membuka pintu dengan lebar.
" Hah, mana Anjeli? Tak ada siapa siapa disini..." Ujar Frans perlahan.
Lelaki ini berdiri terpaku paku disitu! Dengan penuh rasa tanda tanya, ia menyapukan pandangan kesekelilingnya.
" Saya yakin, tadi saya telah mendengar suara Anjeli, disini..." Sambung Frans lagi.
Tiba tiba saja, hembusan angin menerpa keseluruh tubuhnya, terasa sangat dingin. Bahkan hampir membuat Frans gemetran...
" Brakkk!!!" Pintu tampak tertutup sendiri, dengan sangat keras!
Frans terkejut!
Satu langkah badannya oleng kebelakang... Ia merasa, Bagaikan ada yang menarik gagang pintu dari dalam genggamannya!
" Ya Allah...Apa yang terjadi?!!!" Sambil berkata begitu, Frans berlari masuk kedalam kamarnya kembali.
Ia langsung duduk disisi ranjang, dengan nafas terengah engah...
Sekujur bulu romanya juga terasa sangat merinding semua!
" Tok tok tok!!!" Ketukan pintu kamar menyusul terdengar.
Tubuh Frans terlonjak kaget lagi!
Pria ini makin mengigil ketakutan...Butiran keringat dingin telah membasahi permukaan dahi dan seluruh wajahnya.
" Tok tok tokkkk!!! Frans...Kamu kenapa, Frans?!"
Rupanya suara mama Frans memanggilnya.
" Iy, iy, iya ma...Seb, Seben, sebentar ma...!" Balas Frans dengan nada terbata bata.
Sesaat ia menenagkan diri. Dia mengatur pernafasannya satu persatu...dengan perlahan, ia bangkit...kemudian dia membukakan mama pintu.
" Frans, ada apa? Kenapa diluar tadi ribut sekali?" Tanya mama.
Ia berdiri, menatap wajah Frans dalam dalam...
" Ti, tidak ma...Hanya ada angin besar yang menghela pintu diruangan tamu..." Jawab Frans dengan suara kaku.
Mama seakan akan tak percaya, wanita yang biasa dipanggil dengan nyonya Yulia ini menelitikan pandangannya kepada sekujur tubuh anak tunggalnya tersebut, Dari atas hingga kebawah...
" Hem...ya sudahlah kalau begitu. Sekarang, pakailah celana dalammu...Kok kamu tak sadar, kamu hampir telanjang..." Ujar nyonya Yulia dengan cepat.
Frans segera melihat kebawah tubuhnya, benar saja...Saat itu, handuk yang tadi menutupi alat vitalnya, telah jatuh kelantai.
Dengan reflek kedua tangannya membenahkan kembali handuk tersebut ketempat asalnya berada.
" Maaf ma, maaf..." Ujar Frans dengan wajah memerah.
Mama lantas pergi meninggalkannya. Frans lalu menutup pintu kamar. Ia duduk lagi diatas bednya.
" Astaga, tadi itu benar benar ada suara wanita yang memanggil saya...Lalu, kenapa tak ada orangnya...?"
Frans tercenung lagi. Ia mencoba mengingat pada kejadian misterius yang baru saja dialaminya.
Tubuhnya seketika merinding...
Bukankah ia baru kembali dari rumah sakit. Ia lalu terbayang dengan sosok mayat korban tersebut...
Apakah arwah wanita itu datang mengunjunginya?!
Frans jadi bergidik ketakutan...
Apalagi, tiba tiba terdengar suara lolongan anjing melengking dari kejauhan! Seakan akan menyambut datangnya sesosok mahluk gaib, disitu...
Hah, bukankah malam ini adalah malam jumat?!
Frans makin tampak gemetaran...Ia lalu meringkukan tubuhnya. Suasana seram dan menakutkan pun seketika menyelimuti, keseluruh ruangan itu...
Beberapa saat Frans juga tenggelam didalam kesunyian malam. Matanya nanar menyapukan pandangan kemana mana,
Kedua telinga juga ia pasang secara serius, mencoba untuk mendengar apa saja didalam keremangan kamarnya itu...
Bersambung...
Suasana yang menakutkan dan mencekam kini menyelimuti didalam diri Frans. Ia tampak meringkuk gemetaran didalam selimutnya.
" Pergi! Pergilah...!!!" Kata Frans tanpa sadar.
Ia menggelengkan wajah berkali kali, mencoba mengusir bayangan dari mayat perempuan tersebut.
Kringggg!!!
Handphone Frans mendadak berbunyi. Frans terlonjak lagi!
" Ya allah, Si, si...Siap, siapa lagi itu?!" Pikir Frans.
Matanya mengintip atas meja.
Telepon genggamnya tampak tergeletak disana. Frans pun bangkit perlahan lahan...
Sekitar sekilan tangan jarak dari meja tersebut, frans berusaha untuk menggapai handphone...Namun....
" Akhhhh...!!!" Frans berteriak lantang...
Kini ia merasakan ada jemari tangan yang lembut menyambut, telapak tanggannya... sangat dingin, bahkan agak membeku!
Reflek Frans menyentak tangannya dari genggaman itu. Tetapi, ia malah makin merasa tergenggam didalamnya...
Disusul rasa beku mengalir pelan, berjalan naik kelengan... kebahu...Hingga merasuki kedalam persendiaannya!
kontan saja tubuh Frans mengigil kedinginan. Seluruh raga dan sukmanya iba tiba melunglai, lemas pada tempatnya...
Sementara itu, lolongan anjing semakin terdengar lirih, begitu memilukan...
Ditambah munculnya sebuah bayangan seraut wajah, awalnya tertampak agak suram, lalu pelan pelan menjadi sangat jelas... Didalam kedua bola mata Frans.
" Si...Siap, siap...Siapa kamu?!" Frans terngadah, berkata dengan terbata bata...
Ia tak ingin melihat bayangan wajah itu, namun ia tak bisa...Lehernya bagai terpaku, tetap tegak menatapnya!
Detik demi detik berlalu, membawa bayangan wajah berambut panjang sebahu itu maju, mendekati kehadapan muka Frans...
Frans ketakutan! Karena wajah mereka sekarang semakin hampir tak berjarak...
Apalagi Frans melihat disitu, pada tengah raut itu, tak mempunyai mata!
kosong melompong...Hanya Sepenuhnya, tampak mengalirkan darah segar yang tersembur keluar, secara deras...
" Akhrrrkkk...! Mama! Mamaaa! Tolong saya, Maaaa!!!"
Frans menjerit histeris. Kedua tangannya dengan cepat bergerak kesana kemari, ia menolak seraut wajah berdarah itu...
Namun, wajah wanita dari sosok mengerikan tersebut tetap maju kehadapannya...
Duarrrr!!!
Suara petir dan halilintar membahana secara hebat! Membelah pada kepekatan malam...Dentuman Guntur pun terdengar menyusul secara bergemuruh!
Hujan badai seketika turun, menimpa pada permukan bumi. Suasana menjadi tambah mengerikan.
Keributan alam itu, menenggelamkan pekikan dari milik Frans.
Mama tak mendengarnya. Bahkan, wanita tersebut... semakin hanyut terlena, tidur pulas didalam kamarnya.
**********
Kekacauan dari alam dimalam jumat tersebut, juga terasa dikediaman Anjeli.
Sejak tadi ia menunggu telepon dari Frans, tetapi kekasihnya itu tak juga ada untuk menghubungi dirinya.
Anjeli bangun dari ranjang, lalu duduk sambil termenung...
" Apakah Frans sudah tidur? Tumben, jam segini dia tak ada menelepon saya?" Bisik Anjeli didalam hati.
Wanita yang berdarah indo jerman ini kemudian meraih handphone, lantas menekan nomor Frans disana.
" Hem...Handphone Frans tak aktif...Ini juga terasa aneh..." Lanjutnya bergumam sendiri.
Anjeli pun masuk keakun media sosialnya, mencari cari Frans didunia maya.
Biasanya, Frans selalu aktif hingga menjelang tengah malam... Karena Frans adalah seorang bintang live dari sebuah aplikasi bernyanyi.
" Lebih baik saya mendatangi tempat tinggalnya..." Sela gadis cantik bertubuh mungil ini.
Dengan bergegas ia berdandan seadanya. Lalu meraih kunci mobil. Anjeli segera melangkah menuju keruangan tamu.
Saat ia membuka pintu, satu kilatan petir menerpa, menyinari kesekelilingannya...
Tiba tiba Anjeli melihat sosok wanita bergaun putih, berdiri dihdapannya!
Sinaran dari kilat tersebut berkali kali menerpa kewajah perempuan itu...Ia tampak menyeringai keAnjeli !!!
Anjeli terlonjak kaget, " Hei, siapa disitu?!" Teriak Anjeli.
Suaranya terdengar lirih. Ia juga mengamati perempuan tadi secara seksama.
Sosok wanita yang menyeringai tersebut tak menjawab, malah meluruskan kedua tangannya!
Selanjutnya, dengan perlahan lahan ia maju kedepan, ingin mencekik batang leher Anjeli!
" Ohhhh, tidakkk!!! Tidakkkk...!!!"
Reflek Anjeli berlari masuk kedalam, sambil menutup pintu dengan keras...
Brakkkk!!!
Pintu bergetar getar sesaat! Anjeli terus berlari, wanita tersebut menghambur kedepan kamar milik kedua orang tuanya...Lalu!
" Anjeli....Anjeliiii...! Bangun, nak!!!"
Mama dan papa menggoyang goyangkan tubuh Anjeli. Mereka mendapatkan, tubuh putrinya sedang tergeletak dilantai. Anjeli kini tak sadarkan diri...
**********
Lima menit dari kejadian didalam rumah Anjeli dan Frans, perawat muda yang bernama Jelly terlihat sedang menulis laporan didalam kantornya.
Disitu ia memaparkan secara rinci tentang peristiwa penemuan mayat korban, yang tadi siang dibawa oleh Frans dan para petugas.
" Selamat malam ibu perawat..." Seorang gadis muda berdiri dimuka pintu kantornya.
Jelly segera memandang kearah wanita tersebut, lalu tersenyum.
" Selamat malam juga, mari nona...Silahkan masuk..." Jawab Jelly dengan sikap ramah tamah.
Wanita berusia dua puluh tahun itu mengenakan kaos merah hati dan celana jeans belel berwarna hitam.
Ia juga membawa sebuah tas kotak berukuran mini. Tas tersebut terlihat diselepang bahunya.
" Silahkan duduk nona, ada keperluan apa...?" Tanya Jelly.
" Saya ingin menitipkan sebuah kartu tanda penduduk, Ini bu..." Ujar wanita tersebut lantas menyerahkan barang yang disebutkannya tadi.
" Oh iya, atas nama pasien yang mana ya? Apakah dia kerabat atau keluarga anda?"
Jelly menerima dan sesaat membaca nama yang tertera didalam kartu tersebut.
" Maaf ibu, saya juga tidak tahu pada pasien itu, saya hanya menyampaikan kartu ini saja..."
" Oh begitu ya, baiklah...Nanti akan saya cek kedalam buku daftar pasien." Ujar Jelly.
" Terima kasih bu, dan ada satu lagi bu..." Kata perempuan ini lagi.
Selanjutnya, Ia membuka kalung yang melingkar dari lehernya.
" Tolong berikan ini kepada pak polisi, yang bernama pak Baim."
" Hem...Kenapa menitipkan kepada saya, kenapa anda tak langsung memberikannya?" Jelly bertanya dengan perasaan bingungnya.
" Maaf ibu, kemungkinan saya tak akan berjumpa dengan pak Baim lagi. Juga dengan anda..."
" Loh loh loh...Memangnya anda mau kemana? Sebenarnya gimana, maksud anda...?" Kini Jelly mulai merasakan ada keanehan disitu.
Didalam ruangan tiba tiba saja, ada bau yang sangat harum... Keharuman itu sepertinya, dari bunga kamboja...terus, tubuh Jelly juga merasa, bagai diselumuti hawa yang sangat dingin. hingga nafasnya terasa sesak, sedikit membeku...
" Baiklah bu, saya permisi dulu..." Kata perempuan tersebut, mengejutkan jelly.
" Eh iy, iy, iya nona...Hat, hati hati, ya..." Balas Jelly dengan gugup.
Wanita yang ada dihadapannya itu pun, perlahan lahan pergi meninggalkannya.
Saat tubuh itu terlihat melewati pintu, wajah Anjeli mendadak terpaku!
Ia menyaksikan kedua kaki perempuan itu melayang...tak mengijak pada lantai ruangan!
" Ya Allah! Astafirullah!!!" Jelly berujar secara bergetar...
Menit kemudian, bau busuk pun merasuki kedalam hidungnya... Disusul dengan suara tawa yang terdengar cekikikan, melengking tinggi kedalam lobang telinganya...
" Hi hi hi hiiiii...!!! Hi hi hi hiiiiii!!!"
Tubuh Jelly pun tegang seketika!
Beberapa saat, kedua rahangnya bergemelatukkan...Ia ketakutan ditempatnya!
" Bu...Ibu Jelly..." Pak Baim tiba tiba hadir, mengejutkannya.
Jelly terlonjak dari dalam duduknya! Wajahnya tampak pucat pasi. Kedua bola mata itu mentap kosong pada satu arah. Ia sudah setengah tak sadar...
Reflek pak Baim menepuk nepuk kedua pipi Jelly. Gadis dua puluh tahun itu makin terlihat melotot. Seakan akan ingin menerkam kearah tubuh pak Baim!!!
" Ibu Jelly...Hei ibu Jelly, anda kenapa, hah!!!" Pak Baim mengeraskan suaranya.
Lelaki ini jadi ikut ketakutan, menyaksikan keadaan didalam tubuh ibu Jelly tersebut...
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!