NovelToon NovelToon

ISTRI KE DUA

BAB 1

"Pokoknya kamu harus menikah !" kata Bapak Diana yang bernama Samsul.

"Tapi Aku belum mau menikah, Pak ! Ijazah SMA saja belum Ku terima dari sekolah !" jawab Diana sangat kesal dan juga tak terima jika Bapaknya ingin memaksakan kehendaknya untuk menikahkannya dengan seorang pria pilihannya.

"Alah, tidak usah menunggu ijazah keluar yang terpenting kan ijab sah !" sahut Samsul sambil menghisap rokoknya, ia sudah menjodohkan putrinya tersebut dengan cucu keluarga kaya raya.

Tentu saja Samsul tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut, karena jika putrinya menikah dengan keluarga itu otomatis Samsul pun akan menjadi orang kaya dan terpandang di kampungnya.

"Bapak kok tega sekali menukar masa muda Ku, Aku juga punya cita-cita Pak ! Aku masih mau melanjutkan pendidikan Ku, Aku mau lanjut kuliah Pak ! Bukan menikah !" kata Diana dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Buat apa kuliah ? Cita-cita kata mu ? Jadi perempuan itu tidak usah mikir cita-cita, karena pada akhirnya kodratnya akan menjadi istri yang tugasnya hanya di dapur, di sumur dan di kasur ! Kuliah itu mahal, untuk apa kuliah ! Lebih baik menikah saja !" kata Samsul tanpa memikirkan sedikitpun perasaan putrinya.

Tangis Diana semakin pilu mendengar kata-kata Bapaknya yang tidak mau merubah keputusannya untuk menikahkannya dengan pria pilihannya.

"Pokoknya Kamu harus nurut kata-kata Bapak !" kata Samsul kemudian ia pergi ke kamarnya meninggalkan anak gadisnya yang menangis seorang diri.

"Gitu aja nangis ! Harusnya Kamu seneng karena mau dipinang sama anak orang kaya !" sahut Suminah, dia adalah Ibu tiri Diana, dulu satu tahun sejak kepergian Ibu kandung Diana, Samsul menikah lagi dengan Suminah.

Mana ada Ibu tiri yang sebaik Ibu kandung ? tiga berbanding sepuluh, Ibu tiri model Suminah ini pada awalnya sayang sekali pada Diana, namun rasa sayangnya hanya sekedar untuk mendapatkan izin dari Diana agar Diana mau mengizinkan Bapaknya menikah lagi. Setelah menjadi Ibu tiri Diana, Suminah berubah, ia tak sayang pada Diana dan tidak peduli dengan Diana, karena Suminah hanya mencintai Bapaknya saja.

"Ibu tolong beri tahu Bapak, bujuk dia untuk tidak menikahkan Aku !" kata Diana dengan memohon di kaki Suminah.

"Enak saja ! Itu kan Bapak mu, sana usaha sendiri bujuk Bapak mu !"

"Lagian, kalau Kamu menikah nanti. Hidup mu pasti enak, karena dirumah keluarga itu pasti banyak pembantu, kamu tidak perlu repot-repot untuk membersihkan rumah, di dapur juga pasti ada koki, jadi tangan mu juga tidak akan kotor apalagi terkena wajan panas ! Tugas mu enak disana hanya melayani suami di atas ranjang dengan baik !" kata Suminah yang membuat Diana semakin pilu mendengarnya.

"Bu, Aku hanya mau menikah dengan pria yang Aku cintai, Aku tidak mau menikah dengan pria yang sama sekali tidak Aku kenal." jawab Diana

"Nanti kan lama-lama bakalan kenal, ingat Diana jangan membuat malu Bapak mu ! Hidup keluarga ini sudah susah, seharusnya Kamu bisa membantu keluarga ini. Lihat bapak Mu, usahanya kian meredup kalau Ibu mu ini tidak ikut bekerja, dari mana coba kamu bisa makan dan membayar uang sekolah ?!"

"Dasar anak tidak tahu diri, apa susahnya berbakti sama orang tua !" kata Suminah dengan kesal, ia kemudian pergi ke kamarnya meninggalkan Diana yang masih menangis.

Diana masuk ke dalam kamarnya ia membanting semua barang-barang di kamarnya menyalurkan rasa kesal, dan amarahnya. Suara barang-barang yang berjatuhan tentu saja terdengar sampai di kamar Bapaknya, yang baru saja menerima telepon dari calon besannya.

"Kenapa dengan Diana ?"

"Marah kali !" jawab Suminah

"Besok mereka akan datang melamar sekaligus membawa seserahan, dan mereka mau menikahi Diana di hari Sabtu, sebab hanya di hari itu putranya punya waktu !" kata Samsul

"Wah, bagus itu Pak ! Lebih cepat, lebih baik !" jawab Suminah dengan sumringah, ia sudah tak sabar menjadi besan orang kaya, karena setelah Diana menikah nanti pasti Suminah akan mendapatkan uang yang banyak dari uang seserahan yang calon besannya berikan.

"Tapi sepertinya putri mu tidak mau menikah ! Bagaimana nanti kalau dia minggat, Pak ?" kata Suminah

Samsul nampak memikirkannya ia kemudian mengambil kunci serep kamar Diana di laci, dan pergi ke kamar Diana. Samsul lalu mengunci kamar Diana dari luar agar putrinya tidak bisa pergi kemana-mana.

...****************...

BAB 2

"Bapak ! Ibu ! Kenapa Aku dikunci ? Tolong buka pintunya !" teriak Diana, ia baru menyadari jika kamarnya dikunci dari luar oleh orang tuanya.

"Besok calon mertua mu akan datang melamar, untuk jaga-jaga saja supaya Kamu tidak kabur dari rumah dan membuat malu Bapak mu !" jawab Suminah dari luar kamar Diana.

"Ibu kenapa tega sekali pada ku !" kata Diana ia semakin menangis mendengarnya.

"Siapa yang tega ? Kamu saja yang tidak bersyukur dan berterimakasih! Sudah enak diberi calon suami kaya raya ! Apa susahnya berbakti sama orang tua !" Suminah kemudian pergi ke pasar bersama Samsul karena ia harus belanja kebutuhan bahan makanan yang harus ia siapkan untuk menyambut calon besannya besok pagi.

"Hiks...hiks...Aku tidak mau menikah Pak...Bu..!" lirih Diana sembari menangis memeluk kedua lututnya.

Tak lama ponsel Diana berbunyi, ia kemudian meraih ponselnya di atas tempat tidur, ia melihat panggilan dari pacarnya yaitu Rio Nugraha.

"Halo, Diana, kamu lagi ngapain ?" tanya Rio

"Ri..Rio !" kata Diana dengan suara terisak.

Rio yang awalnya terlihat santai mengubungi Diana, kini berubah menjadi khawatir terhadap dengan Diana.

"Diana, kamu baik-baik aja kan ?" tanya Rio cepat.

"Aku mau di nikahkan, Rio !" kata Diana sembari menangis.

"Nikah ?" Rio mengernyitkan dahinya bingung dengan apa yang dikatakan oleh Diana barusan.

"Jangan bercanda Kamu Din ! Gak lucu tau !" kata Dion terkekeh.

"Aku serius, Rio ! Bapak Ku memaksa Ku untuk menikah akhir pekan ini !" kata Diana sungguh-sungguh.

Rio terdiam mendengarkannya, benarkah yang dikatakan oleh Diana ? Jika Diana akan segera menikah.

"Siapa ? Siapa yang menjadi suami mu ?!" tanya Rio, ia tak terima jika Diana menikah dengan pria lain.

"Aku tidak tahu, Bapak bilang pria yang akan menjadi suami Ku dari keluarga kaya, Bapak tidak menjelaskan siapa orangnya !" kata Diana sembari menangis.

Jantung Rio semakin berdetak tak karuan mendengar ucapan Diana yang mengatakan jika dirinya akan di nikah kan dengan pria kaya. Pikiran Rio melalang jauh prihal pria kaya yang mau menikahi wanita yang masih remaja, Rio berpikir mungkinkah pria yang akan menjadi suami Diana sudah tua seperti aki-aki.

"Sekarang kamu ada dimana ?"

"Aku dirumah, dikurung sama Bapak dan Ibu !"

Rio mengusap kasar wajahnya, ia kemudian menyambar kunci motornya berniat untuk menolong Diana. Begitu ia keluar dari kamarnya, ia sudah di todong oleh Ibunya.

"Mario sayang, ayo sini Ibu mau bicara !" kata Ibu Mario namanya Elsa.

"Bicara apa Bu, nanti saja ! Rio buru-buru ini !" kata Rio mencoba pergi dari hadapan Ibunya, namun dengan cepat Elsa langsung mencekal tangan anaknya tersebut.

"Eh...bentar dulu Ibu mau bicara, penting !" kata Elsa cepat.

Rio menghela nafasnya mau tidak mau ia harus mendengarkan Ibunya terlebih dahulu. "Apa Bu ? Ayo buruan !"

"Eh...sabar toh !" Elsa kemudian mengeluarkan kertas amplop yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Tara...!" Elsa begitu sumringah menunjukkan amplop apa yang ia pegang.

"Apa itu Bu ?" tanya Rio bingung.

"Kamu lulus seleksi akademi militer !" jawab Elsa begitu bahagia karena putra kesayangannya lulus seleksi kuliah di akademi militer.

"Hah ?! Beneran Bu !" Rio pun terkejut ia kemudian membuka amplop yang sudah di buka duluan oleh Ibunya, demi meyakinkan rasa penasarannya.

"Selamat anda dinyatakan lulus seleksi !" kata Rio dengan pelan.

"Ibu...!" ucap Rio tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini di tangannya.

"Selamat ya putra kesayangan Ibu, Ibu jadi gak sabar ngelihat kamu pakai baju seragam akademi militer !" Elsa langsung memeluk putranya begitu pun dengan Rio.

"Pokoknya malam ini Ibu mau bikin selametan mau ngundang saudara-saudara keluarga kita kumpul dirumah makan-makan buat ngerayain ke berhasilan kamu !" kata Elsa penuh semangat.

Rio pun mengangguk setuju, namun kemudian ia teringat akan Diana yang pasti tengah menunggunya. "Ibu Aku harus pergi dulu !" ucap Rio pamit dari hadapan Ibunya.

"Ya sudah, hati-hati ya ! Jangan ngebut-ngebut bawa motornya!" kata Elsa melepas kepergian putranya.

...****************...

.

BAB 3

Rio bergegas pergi ke rumah Diana dengan maksud hati ingin menyelamatkan Diana dari pernikahan paksa yang Samsul inginkan. Begitu Rio tiba di rumah Diana, rumah tersebut memang nampak sepi karena mungkin kedua orang tua Diana belum pulang.

Rio mencoba masuk namun tak bisa, karena pintu rumah tersebut di kunci. Ia kemudian menghubungi Diana lagi agar mendapatkan cara untuk menyelamatkan Diana.

“Diana, Aku sudah di depan rumah mu ! Semua pintu rumah di kunci ! Bagaimana Aku bisa masuk !” kata Rio

“Biasanya Bapak atau Ibu menaruh kunci rumah di sela tanaman bunganya yang rimbun, coba kamu cari disana !” ucap Diana

Rio pun melihat beberapa pot bunga yang memang begitu rimbun, ia mencari-carinya dan ternyata benar ada kunci rumah disana.

“Dapat !” Rio memegang kunci rumah yang ia dapatkan, kemudian ia membuka pintu dengan menggunakan kunci tersebut.

“Diana !” pekik Rio.

“Aku disini, Rio !” sahut Diana dari dalam kamarnya. Namun sialnya ternyata Rio tak menemukan kunci kamar Diana.

“Rio tolong keluarkan Aku dari sini !” kata Diana

“Kamu tenang aja ! Aku lagi usaha buat buka pintunya !” sahut Rio mencari cara. Mau tidak mau ia terpaksa harus mendobrak pintu kamar Diana.

“Diana kamu minggir, Aku harus mendobrak pintu kamar mu !” kata Rio ia kemudian mendobrak pintu kamar Diana satu kali dua kali Rio berusaha hingga ke tiga kalinya sampai pada akhirnya pintu kamar tersebut terbuka.

Diana langsung keluar dari kamarnya dan memeluk Rio dengan erat.

“Rio..!” tangis Diana pecah dalam pelukan Rio.

“Ayo kita pergi !” ajak Rio

Diana pun menganggukkan kepalanya dan mengikuti Rio pergi dengan naik motor. Disisi lain Samsul dan Suminah yang baru saja tiba di rumah, merasa terkejut melihat pintu rumahnya sudah terbuka dan lebih parahnya lagi pintu kamar Diana yang sudah rusak dan Diana tidak ada di dalam kamarnya.

“Astaga !” pekik Suminah

Amarah Samsul mulai berkobar ketika tahu putrinya dibawa oleh orang. Samsul yakin jika Diana meminta bantuan dengan orang untuk keluar dari kamarnya dan kabur.

“Kurang ajar ! Bajingan mana yang berani membawa putri Ku pergi !” Samsul mengepalkan kedua tangannya.

Suminah kemudian masuk ke dalam kamar Diana, ia kemudian melihat ponsel Diana yang tertinggal. Dengan cepat Suminah membukanya ia melihat panggilan terakhir di ponsel Diana.

“Rio ?” gumam Suminah.

Suminah kemudian membuka isi galeri ponsel Diana ada beberapa fhoto Diana bersama seorang pria yang seumuran dengannya dan memakai seragam sekolah yang sama. Suminah yakin pria tersebut adalah pacarnya Diana yang bernama Rio.

“Lihat, putri mu teryata kabur bersama pacarnya !” kata Suminah dengan kesalnya menunjukkan ponsel Diana pada Samsul.

Samsul kemudian menerimanya, amarah Samsul kian berkobar saat tahu putrinya ternyata diam-diam berpacaran.

“Pacarnya pasti satu sekolah dengan Diana ! Aku mau ke rumah Bu Rumini dulu, sebab anak Bu Rumini kan teman dekatnya Diana ! Dia pasti tahu siapa pria yang membawa Diana pergi !” kata Suminah mencoba mencari informasi kemana ia bisa menemukan Diana bersama pacarnya.

"Terserah Ibu lah, pokoknya Diana harus ketemu hari ini !" jawab Samsul pasrah.

Samsul memijat keningnya yang seketika kepalanya mendadak menjadi pening dan ingin pecah. Apa yang harus Samsul lakukan jika sampai besok Diana tidak kembali ke rumah. Mau di taruh kemana wajahnya kalau tahu putrinya sudah dibawa kabur oleh pria lain.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!