NovelToon NovelToon

Guardians Of The Multiverse

prolog

[ poV 3 ]

Awan yang awalnya cerah kini berubah menjadi hitam bagaikan kegelapan yang menelan cahaya dan bersamaan dengan petir yang menggelegar hebat.

–JGEEER...!

Bersamaan dengan itu terlihat sosok yang tubuhnya di selimuti aura hitam turun dari awan hitam yang bagaikan kegelapan.

"Bangunlah para guardians," perintah sosok yang di penuhi kegelapan. "sejujurnya aku berterima kasih kepada kalian semua, tanpa kalian semua, aku tidak mungkin menjadi makhluk terkuat di multiverse," ucap sosok yang tubuhnya di penuhi aura hitam.

Terlihat banyak mayat yang bergeletakkan di antara puing-puing bangunan yang sedah hancur dan mayat-mayat itu tubuhnya mulai menghilang secara perlahan menjadi butiran cahaya.

Sebuah portal berwarna merah bagaikan darah muncul di depan tiga guardians yang sudah tak sadarkan diri. Terlihat, sesosok yang tubuhnya mirip anak kecil berusia antara 8 sampai 9 tahun yang seluruh tubuhnya juga diselimuti aura hitam, keluar dari portal merah yang bagaikan darah.

Dia berjalan ke salah satu guardians yang terkapar di tanah, ia berjongkok di depan pria berambut hitam yang terkapar di tanah.

"Ada apa dengan kalian semua? tanya anak yang diselimuti aura gelap.

Anak itu kemudian narik rambut pria yang terkapar di depannya. Dia tersenyum dan tatapan matanya seperti mengejek kepada pria berambut hitam.

"Tadi kalian berdiri dengan gagah berani tapi kenapa sekarang kalian malah tertidur di tanah saat tuanku hanya melancarkan satu serangan kalian sudah terkapar di tanah?" tanya anak itu sambil tersenyum.

Anak itu kemudian berdiri, dia melentangkan tangannya dan memutar tubuhnya ke segala arah.

"Aku tahu kalian semua, berharap ada seseorang yang memberi kalian semangat terutama untukmu Ray," ucap anak itu kepada pria berambut hitam yang sedang terkapar. "Dan untuk itu aku akan membacakan pidato yang ucapkan oleh pahlawan di universeku judul dari pidato itu adalah."

...Untuk selalu berjuang seperti selalu ada hari esok....

"Pidato ini di ucapkan pada saat semua pahlawan di universeku mulai putus asa dan di saat itulah aku memberi mereka kesempatan untuk membuat mereka merasa sudah menang dan saat sang pahlawan mendapatkan mendali penghargaan ini," ucap anak tersebut sambil memperlihatkan mendali yang ia maksud.

Terlihat sebuah mendali yang berlapiskan emas dengan sedikit noda darah ia perlihatkan di depan pria berambut hitam yang sedang tak sadarkan diri di depannya.

Sebuah pedang yang memanjang mengarah tepat ke kepala anak itu. Tebasan vertikal mengarah tepat ke anak yang dilapisi aura gelap di tubuhnya tapi anak itu mampu menahan tebasan hanya dengan tangan kirinya.

Pedang itu kemudian kembali ke ukuran normalnya. Terlihat pria berambut pirang, bermata biru bagaikan lautan. Keningnya dari pria itu mengeluarkan darah yang mengalir sampai di dagu pria itu.

Anak itu kemudian berbalik ke arah pria berambut pirang. Dia tersenyum ke arah pria itu dan memasukkan mendali emas ke kantong bajunya.

"Oh rupanya masih ada yang bertahan ya," ucap anak itu kepada pria berambut pirang. "Tapi sepertinya masih ada beberapa yang bertahan selain kau."

Dari kejauhan ada dua orang lagi yang mendekat ke arah pria berambut pirang itu. Terlihat pria bermata biru dan memakai perisai di tangan kirinya dan pria berambut merah dengan ke dua api hitam yang ada ditangannya.

"Kalian para guardians memang adalah ras yang sangat kuat tapi bukan berarti kalian tidak memiliki kelemahan," ucap anak yang diselimuti aura gelap.

Anak itu kemudian memperlihatkan tangan kanannya. Terlihat tiga cincin yang terpasang di jarinya. Terlihat batu hitam di jari telunjuknya, batu hitam pekat di jari tengahnya dan batu putih di jari manisnya.

"Black stone, death stone, dan void stone. Batu-batu ini seharusnya sudah cukup untuk membunuh kalian," ungkap anak itu sambil memperlihatkan tiga cincin yang terpasang di jari-jari tangannya. "Bersiaplah para guardians atau boneka-boneka the true god," ucap anak itu sambil memasang kuda-kuda bertarung.

Pria berambut pirang itu bergerak maju ke arah anak yang diselimuti kegelapan. Pria berambut pirang melakukan tebasan vertikal tapi anak yang dilapisi kegelapan melakukan gerakan setengah kayang.

BAM...

Anak itu melakukan pukulan hook kanan tepat di pipi sebelah kanan pria berambut pirang yang membuat pria itu terhempas puluhan meter.

"Lemah," ejek anak yang dilapisi kegelapan yang melihat pria berambut pirang terhempas.

Saat pria bermata biru dan pria berambut merah akan menyerang, anak yang dilapisi kegelapan dengan cepat berteleportasi di depan mereka.

UHK....

BAM....

Anak yang dilapisi kegelapan itu melakukan pukulan hook kanan ke bagian perut dari pria bermata biru yang membuat dia terhempas puluhan meter. Anak itu bergerak dengan cepat ke arah pria berambut merah dan melakukan pukulan hook kanan dibagian leher pria itu yang membuat nasib pria itu sama dengan pria bermata biru.

"Cih lemah," umpat anak yang dilapisi kegelapan.

Anak itu kemudian berbalik tubuhnya ke belakang. Ia berjalan mendekat ke arah pria berambut hitam yang sedang terkapar. Saat sudah di depan pria berambut hitam, ia berjongkok dan tersenyum.

"Tadi sampai dimana ya?" tanya anak itu sambil menyentuh dagunya. "Oh iya soal mendali," ucap anak itu kepada pria itu.

Anak itu kemudian menunjukkan kembali mendalinya kepada pria berambut hitam.

"Yang pahlawan itu tidak tahu adalah aku telah melapisi mendali ini dengan racun Hero killing poison yang langsung membunuhnya tepat pada saat ia memakai mendali ini," ungkap anak itu dengan nada santai. "Dan pada saat pahlawan itu mati barulah aku membantai semua ksatria yang ada di universeku dan sekarang pidato itu akan kembali di ucap—"

"Loki."

Sebelum anak itu dapat menyelesaikan kata-kata terdengar suara yang tidak asing yang memanggilnya. Dia membalikkan tubuhnya ke belakang.

"Loki, ikutlah denganku, ada dewa yang harus kita lenyapkan," ucap sosok hitam yang berada

jauh di atasnya.

Ia terbang dan berdiri di samping sosok tersebut. Namun pada saat mereka berdua akan pergi, pria yang baru saja loki ajak bicara sudah sadar dari pingsannya. Pria itu mendongak ke atas, pria berambut hitam itu mencoba untuk berdiri, dia berdiri tegak, terlihat dia mengepalkan tangannya dengan erat, sorot mata merahnya menatap dengan tajam ke arah mereka berdua.

"Ayo kita bertarung lagi," ucapnya dengan nada yang lantang.

"Untuk apa aku bertarung lagi dengan kalian, kalian bahkan sudah kalah dan masih ada dewa yang harus di bunuh," ucap sosok hitam tersebut sebelum terbang ke luar angkasa.

Bagaimana awal dari pertempuran ini terjadi ?

Mari ikuti kisahnya dari awal.

Flashback beberapa tahun yang lalu.

[ Ray poV ]

Cepat sekali pukulan guru Max. Meskipun aku sudah menahan pukulan dari guru max tapi aku masih bisa merasakan dampaknya.

Terlihat pria berambut pirang bergerak dengan sangat cepat ke arahku. Guru Max melakukan pukulan hook kanan tepat di wajahku tapi untungnya aku berhasil menahan kembali pukulannya meskipun aku sempat terdorong ke belakang sejauh beberapa meter.

"Teknik PUNCH DESTRUCTION!"

Aku mendengar pria itu menggumamkan sesuatu. Pria berambut pirang itu secara tiba-tiba sudah berada di depanku. Terlihat di tangan kanannya mengeluarkan percikan energi berwarna ungu dan....

–AKH...!

Aku yang tidak sempat menghindar, akibatnya aku terkena pukulan dari guru Max yang membuat aku terhempas dan berguling-guling di lantai arena.

–BRAK...!

Aku menabrak dinding arena latihan. Aku mencoba untuk berdiri, aku melihat guru max sedang berhadapan dengan 3 siswa akademi lainnya.

Siswa bermata hijau zamrud mencoba menyerang guru dari belakang tapi guru yang mengetahuinya menangkap tangan dari siswa itu dan membantingnya ke lantai arena.

GEDEBUM....

Namun secara tak terduga tubuh dari pria berambut pirang itu muncul sebuah jarum yang sangat panjang dan tajam di kedua sisinya.

Dari kejauhan, terlihat siswi berambut coklat, bermata ungu dan tubuhnya diselimuti aura berwarna silver. Nama dari siswi itu adalah Melisa. Tangan kirinya seperti memegang sebuah boneka yang terbuat dari kayu yang perawakannya mirip sekali dengan guru Max. Boneka kayu itu sudah dipenuhi oleh jarum-jarum berwarna ungu.

Tapi secara tak terduga, guru Max kemudian menghilang dan sudah muncul di belakang siswi berambut coklat itu, dia kemudian menepuk pundak Melisa yang membuat siswi berambut coklat itu langsung tak sadarkan diri.

Siswi berambut hitam bergerak ke arah pria berambut pirang, mereka saling adu pukulan. Siswi itu adalah Rika, tapi pria berambut pirang itu memutar tubuhnya dan melakukan tendangan kaki kanan yang membuat Rika harus menahan tendangan tersebut dan membuatnya sempat terhempas beberapa meter.

Aku mengelurkan aura power berwarna silver dan berlari zig-zag ke arah pria berambut pirang sambil menggumakan nama teknik andalanku. Menyilangkan ke dua tanganku dan melentangkan tanganku.

"Teknik EKSTERNAL KLON!"

Terlihat ada puluhan klon yang ada di sekitarku. Pria itu kemudian membalikkan pandangannya ke arah kami. Terlihat guru memegang pedang yang muncul di depannya.

"Teknik Energy slash."

Aku mendengar bahwa guru baru saja menggumamkan sesuatu. Terlihat pria itu melakukan tebasan vertikal. Sebuah serangan energi berwarna putih dan berbentuk vertikal terbentuk setelah guru melakukan tebasan.

SWOOSH...

Aku dan klonku yang lain tidak tinggal diam. Aku memusatkan aura powerku di bagian mata. Terlihat cahaya kemerahan memenuhi mataku.

"Teknik OMEGA HIT!"

Teknik ini terinspirasi dari hit vision manusia super yang sering aku lihat di komik dan film.

–BAM...!

–WUSSSH...!

Sebuah ledakan di sertai angin yang cukup kencang tercipta saat aku menembakkan energi aura yang bertabrakan dengan serangan energi tebasan vertikal milik guru. Ledakkan itu menghasilkan kepulan asap yang cukup tebal. Aku melihat bayangan seseorang secara samar-samar yang kemudian dengan cepat menghilang.

–SLASH SLASH

Aku mendengar suara tebasan di belakangku saat aku membalikkan badan, terlihat guru Max mendekatkan pedangnya di leherku. 'Kecepatan guru max bahkan melampui penglihatan power eyeku'

"Latihan hari ini sudah lumayan tapi kerja sama team kalian cukup buruk," ucapnya dengan nada yang serius.

Pria itu kemudian menjauhkan pedangnya dari leherku dan berjalan pergi.

"Eksternal klon adalah teknik yang berguna dalam pertarungan, selain klon memiliki kekuatan yang sama dengan tubuh asli, klon juga dapat membuat klon mereka sendiri sebanyak yang mereka mau tapi bukan berarti teknik ini tidak memliki kelemahan," ungkap guru Max dengan nada serius.

Pria itu kemudian memperlihatkan pedang berwarna putih.

"Jika lawanmu mampu menggunakan teknik Eraser slash maka teknik eksternal klon tidak ada bedanya dengan klon biasa," jelasnya pria berambut pirang.

Begitukah, pantas saja guru Max dapat dengan mudah mengalahkan semua eksternal klonku.

...Author note....

Coba komen ada yang kurang gak di prolog ini dan komennya sesuai dengan ceritanya ya.

Ini fase dan arc baru yang udah aku siapin.

Fase 1 : Infinity seven stone

Arc akademi

Arc arena

Arc A. S. I

Arc multiverse

Arc crisis multiverse

Arc 1. Chapter 1 : Ray

[ Ray poV ]

Setelah guru Max mengatakan hal itu. Terlihat punggungnya mulai menjauh. Aku menghela nafas, aku eratkan kedua tanganku dan memikirkan pertarungan sebelumnya. Meskipun dengan unlimited aura dan kekuatan mata ini, tapi aku belum bisa mengalahkan guru Max.

"Jika sekali lagi dibanting oleh guru Max bisa-bisa pinggangku bisa patah," ucap siswa bermata hijau zamrud sambil mencoba untuk berdiri.

"Kau mending cuman di banting, lah aku ... pundak ku di tepuk guru Max rasa seperti ada besi yang sangat berat yang menimpah seluruh tubuhku," ucap melisa yang mencoba untuk berdiri.

"Pundakmu cuman di tepuk oleh guru," ucap siswa bermata hijau zamrud.

"Cuman kau bilang nolan, mari akan aku buat kau merasakan apa yang aku rasakan," ucap Melisa

dengan nada kesal.

Melisa mengeluarkan aura berwarna silver kemudian berubah warna menjadi ungu, matanya yang awalnya berwarna coklat kini menjadi ungu. Dia kemudian berjalan mendekati siswa bermata hijau zamrud, dan bergaya rambut taper cut.

"Ok," balasnya sambil mengeluarkan aura hijau. "Mari kita lihat siapa yang lebih kuat."

Mereka berdua mulai saling berjalan ke satu sama lain. Aku menepuk kening dan menggelengkan kepalaku.

"Padahal mereka adalah kakak adik tapi kenapa hanya karna hal sepele pasti selalu ribut," ucapku yang tidak mengerti tentang hubungan antara 2 saudara yang selalu bertengkar.

Pandanganku mulai tertuju pada siswi berambut hitam yang berada tak jauh dari tempat nolan dan melisa berada. Aku berjalan mendekat ke arahnya.

"Rika," panggilku kepada siswi yang ada di depanku.

Mendengar ada yang memanggilnya dia kemudian menoleh dan menatapku. Terlihat dari raut wajahnya seperti bertanya-tanya.

"Ada apa ray?" tanyanya.

Mata kami saling bertatap-tatap satu sama lain. "Kenapa kau tida—"

–BAM...!

Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku. Aku mendengar suara ledakan berada tak jauh dari sini.

Aku membalikkan badanku dan melihat sebuah laser berwarna hijau dan ungu saling bertabrakkan satu sama lain. Entah kenapa melihat scene ini mirip dengan salah satu scene di kartun dua anak kembar botak dari malaysia.

Aku menghela nafas, kemudian berjalan mendekat ke mereka berdua dan berkata. "Sudah-sudah jangan berten—"

"Yang di sana jangan ikut campur," teriak mereka

berdua secara bersamaan.

–SZZZT...!

Sebelum aku dapat menyelesaikan kata-kata, pandangan mereka berbalik menatapku dan imbasnya laser yang keluar dari mata mereka berdua mengenai tubuhku hingga membuat tubuhku gosong.

–GEDEBUK

"Jika tau begini, maka aku tidak akan pernah mengajari mereka teknik omega hit," ucapku yang sudah terkapar di lantai.

"Kau tidak apa-apa rya?" tanya siswi berambut hitam sambil mengulurkan tangannya.

Rambut hitam yang indah bagaikan benang sutra, mata hitamnya bagaikan langit-langit malam, wajahnya yang cantik dan menawan, kulit putih bagaikan air yang jernih.

Nama guardians : Rika

Universe asal : ?

...----------...

"Aku tidak apa-apa Rika," jawabku sambil meraih tangannya untuk berdiri. "Di mana Nolan dan Melisa?" tanyaku kepada siswi berambut hitam.

"Oh mereka, sudah pergi ke akademi, saat kau terkapar," jawabnya sambil sedikit tersenyum.

"Apa mereka pergi begitu saja tanpa meminta maaf, awas saja kalian," ucapku sambil

mengepalkan tangan.

Setelah kejadian itu, aku dan Rika berjalan keluar dari arena latihan, setelah keluar dari arena latihan, aku dan rika berjalan menuju ke akademi guardians tempat kami belajar tentang teknik, cara membuat teknik, belajar menggunakan aura control dan aura power secara bersamaan dan lain-lain.

Akademi guardians memiliki total 200 murid, jumlah ini terbilang sudah berkurang drastis, itu dikarenakan semakin sedikit makhluk-makhluk di multiverse yang mendapatkan aura power. Sedangkan para negativitas semakin banyak membuat perkerjaan para guardians semakin meningkat.

Aura power adalah sebuah energi yang di berikan oleh the true god kepada semua makhluk yang di anggap layak di multiverse. Makhluk yang mendapatkan aura power mereka dapat melakukan sesuatu yang di luar akal sehat.

Contohnya : dapat terbang, indra yang di tingkatkan, regenerasi, tidak bisa menua, peningkatan ketahanan fisik yang luar biasa, stamina tak terbatas, bisa hidup tanpa makan dan minum, dapat menciptakan teknik-teknik yang berguna saat pertarungan dan lain-lain.

Special abilities adalah sebuah kemampuan yang sangat special yang dapat miliki oleh seorang guardians apabila mereka memasuki fase antara hidup dan mati. Sebagian guardians dapat mengaktifkan special abilities tapi sebagainnya gagal.

Di perjalanan, aku baru saja ingat ada yang ingin aku tanyakan kepada Rika kenapa dia tadi tidak membantuku. Aku membalikan pandanganku ke arah Rika.

"Rika ada yang ingin aku tanyakan kepadamu?" tanyaku dengan nada serius.

Dia kemudian membalikkan pandangannya ke arahku dan berkata. "Tentang apa Ray?"

"Kenapa kau tadi tidak membantuku saat aku berhadapan dengan guru?" tanyaku.

"Oh itu, saat terkena tendangan dari guru aku merasakan tubuhku tidak bisa bergerak," jawabnya sambil mengeluarkan aura power di tangan kirinya. "Entah teknik apa yang guru gunakan."

Begitukah, pantas saja dia tidak membantuku. Beberapa menit kemudian kami telah sampai di akademi guardians, sebenarkan kami bisa sampai lebih cepat jika saja melakukan teleportasi tapi guru Max melarang hal itu.

"Jangan terlalu bergantung pada kekuatan. Lagi pula jalan kaki lebih sehat. Paham." Itu kata guru, sebelum kami pergi ke arena latihan.

Terlihat di depanku berdirilah sebuah bangunan megah, dan luas bahkan di tengah-tengah lapangan akademi terdapat sebuah air mancur.

Aku dan rika berjalan memasuki pintu gerbang yang batang besinya terbuat dari material khusus yang bernama eternium, sebuah material yang hampir tidak dapat di hancurkan, sangat tahan lama, bisa beregenerasi sendiri jika mengalami kerusakan dan dapat menyerap aura power yang membuat durability meningkat secara drastis.

Eternium biasanya di gunakan untuk membuat senjata, kendaraan tempur, beberapa bagian dari sebuah bangunan kontruksi dan masih banyak lagi kegunaan eternium

Setelah memasuki pintu gerbang, kami berjalan menuju ke kelas 2, melewati lorong-lorong akademi. Pintu-pintu yang ada di lorong ini dari luar terlihat biasa saja tapi di dalamnya memiliki ruangan yang sangat luar, meskipun tidak semua pintu memiliki ruangan yang sangat luas.

4 tahun yang lalu saat aku baru saja menjadi guardians dan menjalani pelatihan di akademi ini. Semuanya terlihat baru dan pada masa itu juga aku malah terlihat seperti orang ketinggalan jaman masa itu adalah masa yang paling memalukan dan yang paling menyenangkan.

Nama guardians : Ray

Universe asal : ?

...---------...

...βαθμός 2...

...( kelas 2 )...

Setelah sampai di kelas. Terlihat guru max duduk di kursi paling depan, dia merapatkan ke dua tangannya, dia kemudian melihat ke arah kami dengan tatapan datar.

"Masuk dan duduklah di kursi kalian masing-masing," perintahnya dengan nada datar.

Aku dan Rika kemudian masuk dan duduk di kursi kami masing-masing, aku kemudian melihat ke sekelilingku. Terlihat wajah dari teman-temanku yang ada di kelas hanya diam tidak seperti biasanya, tidak tawa, dan tidak menunjukkan laut wajah senang yang hanya ada adalah keheningan di kelas.

Terlebih lagi sikap guru berbeda dari biasanya yang selalu ceria dan suka mengerjai muridnya tapi sekarang sikap guru lebih serius, lebih dingin dan tegas. Guru kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menulis sesuatu di papan kapur.

...όΛοι εσείς παιδιά μαθαίνετε θα δοκιμαστούν στο...

...εγγύς μέλλον...

'Semua yang kalian pelajari akan diuji dalam waktu dekat.' Jangan-jangan ujian arena sebentar lagi akan di lakukan, bukankah masih ada satu tahun.

"Mulai hari ini kalian harus mempersiapkan diri untuk ujian penentu apakah kalian layak menjadi seorang guardians atau tidak," ucap pria berambut pirang, bermata jingga terang dengan nada serius. "Dan bagi siapa yang mendapatkan nilai terendah akan di hapus dari eksistensi," ucapnya dengan nada yang serius.

Seorang siswa berambut putih dan bermata hijau zamrud yang ada di sampingku mengangkat tangannya.

"Tunggu guru bukankah ujian arena masih akan di selenggarakan 1 tahun lagi?" tanyanya dangan nada kebingungan.

"Ini sudah ke tetapan dari para petinggi," jawab guru dengan nada datar.

.

.

.

[ PoV ???]

Di dalam pesawat antar universe milik makhluk yang paling di cari-cari oleh para guardians, karna dialah yang mencuri destruction stone dari tangan para guardians dan ia adalah satu-satu makhluk yang mampu mengendalikan sebagian negativitas, bahkan para dewa mengangapnya sebagai ancaman yang harus singkirkan.

"Kenapa lama sekali," ucapku dengan nada kesal.

"Maaf sudah menunggumu tuan loki."

Aku mendengar suara di belakangku, membalikkan badan. Terlihat pria berbadan besar, memiliki dua tanduk besar di kepalanya dan tanduk kecil yang tumbuh di sekitar kedua tanduk besar, kulit merah bagaikan darah, memiliki telinga seperti elf dan memiliki sepasang sayap mirip seperti sayap kelelawar dan Perawakannya bagaikan iblis.

...ilustrasi daeva....

"Tidak apa-apa tuan daeva," ucapku nada senatural mungkin. "Sekarang mana barang yang kau janjikan," tagihku kepada daeva.

Dia kemudian tersenyum, dan berkata. "Kau memang tidak sabaran ya, tapi ingat dengan perjanjian kita jika kau berani menghianatiku maka aku akan menghabisimu."

Arc 1. Chapter 2 : misi ke earth 52 dan pencurian aura stone

[ Ray poV ]

Beberapa hari kemudian.

Setelah guru mengumungkan ujian akademi di percepat 1 tahun lebih awal membuat para siswa akademi berlatih dan belajar lebih keras dari biasanya, itu dikarna jika mereka mendapatkan nilai paling rendah di ujian ini maka mereka akan di hapus dari eksistensi.

Tahun lalu ada beberapa siswa kelas 3 yang di hapus dari eksistensi karna mendapatkan nilai paling rendah dan juga ujian arena tahun ini akan

lebih sulit dari tahun lalu.

Saat ini aku berada di depan pintu kayu yang bertuliskan.

...Βιβλιοθήκη...

Aku tidak mengerti, padahal peradaban guardians sangatlah maju tapi kenapa mereka masih menggunakan pintu yang terbuat dari kayu tidak seperti film-film sci fi yang aku lihat di beberapa platform di hp.

Aku memegan gagang pintu yang terbuat dari besi dan menarik gagang pintu tersebut. Terlihat di dalam pintu tersebut terdapat ruangan putih sejauh mata memandang.

Aku kemudian berjalan masuk ke ruangan putih tersebut, saat aku sudah berjalan beberapa langkah.

–CRING...!

Cahaya yang sangat terang terpencar saat aku memasuki ruangan ini. Ruangan yang awalnya putih kini menjadi sebuah perpustakaan yang sangat luas. Terlihat rak-rak buku ada di sini tertata dengan rapih dengan anak tangga yang Terhubung dari rak ke rak lainnya menjulang sangat tinggi.

Aku kemudian membuat segel tangan dan mengeluarkan aura power berwarna merah dan bergumam.

"Teknik EKSTERNAL KLON!"

Sebuah aura merah mulai muncul di sekitarku. Terlihat aura itu mulai membentuk sesuatu yang mirip dengan manusia. Satu detik kemudian terlihat 20 klonku sudah terbentuk dengan sempurna.

"Berpencar," perintahku kepada para klon.

Mereka kemudian mengganggukan kepala dan kemudian berpencar ke segala arah. Aku mulai merasakan semua informasi dari buku-buku yang para klonku baca mulai tertranfer ke kepalaku.

"Teknik ini benar-benar curang ya ray."

Aku mendengar suara yang terdengar tidak asing di telingaku. Aku kemudian membalikkan badanku ke belakang dan melihat siswi berambut hitam yang sedang santai duduk di kursinya sambil membaca buku yang ada di mejanya, di sudut ruangan perpustakaan.

"Rika kapan kau ada di sini?" tanyaku dengan nada kebingungan.

"Aku sudah berada di sini 1 jam yang lalu," jawab siswi berambut hitam sambil membaca buku yang ia pegang.

Aku kemudian berjalan mendekat ke arah Rika. Saat sudah berada di depan rika aku kemudian menarik kursi yang ada di depanku dan duduk di kursi tersebut. Terlihat tumpukan buku yang tertata dengan rapih di mejanya.

"Kenapa kau tidak menggunakan teknik eksternal klon? dan malah membaca buku secara manual?" tanyaku kepada siswi berambut hitam yang ada di hadapanku.

"Aku sudah menggunakan teknik itu," jawabnya sambil meletakkan buku yang baru saja ia selesai baca dan mengambil buku baru. "Lagi pula ini aku lakukan untuk mengisi waktu luang saja. Entah kenapa sudah beberapa hari ini kita tidak mendapatkan misi," jawabnya sambil membaca buku yang baru dia ambil.

Benar juga kenapa sudah beberapa hari ini tidak ada misi yang di berikan kepada para siswa akademi biasanya dalam seminggu setidaknya ada 2 misi yang diberikan kepada para siswa padahal negativitas yang bertebaran di multiverse semakin banyak.

Aku mulia memperhatikan buku-buku yang ada di meja, aku kemudian menengok ke arah rika dan berkata. "Apakah kau membaca ulang buku-buku ini?"

"Iya." Pandangannya masih tertuju pada buku yang ia baca. "Di ujian pertama pasti ujian tertulis dan guru sudah memberi tahu kita buku-buku apa saja yang harus di baca," jawabnya sambil mengalihkan pandangan matanya dari buku dan menatapku. "Semoga saja tidak ada yang di hapus dari eksistensi jika salah satu dari kita mendapatkan nilai terendah."

"Iya semoga saja," balasku sambil mengambil salah satu buku yang ada di meja.

"Apa ini sudah cukup."

Aku mendengar suara yang terdengar tidak asing. Aku menegokkan wajah ke samping dan terlihat siswi yang memiliki wajah dan seragam yang sangat mirip sembil membawa tumpukan buku, tinggi dari tumpukan buku sampai ke dagunya.

"Itu sudah cukup," jawabnya. "Taruh saja di sini," ucap siswi berambut hitam.

Klon itu kemudian menaruh semua tumpukan buka yang ia bawa di meja kayu.

"Sekarang tugasmu sudah selesai," ucapnya sambil menggumamkan sesuatu.

"CANCEL."

Kloan itu kemudian berlahan-lahan mulai menghilang menjadi butiran cahaya yang berterbangan ke segala arah

"Ngomong-ngomong guru max kenapa Ray?" tanya siswi berambut hitam.

"Guru sedang ada misi di earth 52," jawabku kepadanya. "Ada penyusup yang berhasil mengambil aura stone, dan bahkan dia bisa mengalahkan captain shield terlebih lagi dia memiliki mind stone," ungkapku dengan nada serius.

Mendengar hal itu tampak dari wajah rika terlihat terkejut dan tidak percaya. Dia kemudian menatapku dengan tatapan serius.

"Apa kau lupa dengan innate abilityku rika?" tanyaku kepadanya. "Power eyeku dapat melihat masa depan, dan masa lalu jadi aku sudah tahu bahwa guru di tugaskan di earth 52," jelasku.

" Iya tapi innate ability yang kamu miliki masih bisa di counter dengan dark aura, teknik barrier dan lain-lain," ungkap siswi berambut hitam sambil tersenyum mengejek.

Jujur saja aku iri dengan mc di anime isekai yang langsung mendapatkan kekuatan overpower. Jam yang ada di pergelangan tangan ku tiba-tiba berbunyi tanda bahwa ada sebuah panggilan. Aku kemudian menekan layar jam tersebut dan sebuah hologram muncul dari jam tersebut.

Terlihat pria berambut merah, dan bermata hitam muncul dari layar jam yang ada di tanganku. Dia menatapku dengan ekspresi datar.

"Ray, rika segara ke menghadap ke ruang guru segera."

"Baik guru Leo," ucap kami secara bersamaan.

Kami kemudian saling menatap satu sama lain dan berkata. "Ada apa sehingga kita di panggil ke ruang guru?"

"Entahlah mungkin ada misi untuk kita," jawab siswi berambut hitam.

Kami kemudian beranjak pergi dari kursi kami dan berjalan keluar dari perpustakaan. Aku memegang gagang pintu kayu yang terbuat dari besi dan menarik gagang pintu tersebut untuk membuka pintu dan berjalan menuju ruang guru. Beberapa menit kami berjalan kami akhirnya sampai di depan pintu kaca buram yang terbuka secara otomatis saat kami berjalan masuk.

Terlihat pria berambut merah, mata hitam dan mengenakan baju yang di dominasi warna merah dan hitam, duduk di sudut ruangan yang luasnya 7×4 meter.

"Duduklah," perintah pria berambut merah.

Kami berdua kemudian duduk dan terlihat pria yang ada di depan kami menatap kami dengan serius.

Pria berambut merah itu kemudian mengetik sesuatu di keyboard hologram yang ada di meja. Sebuah gambar hologram muncul dari meja memperlihatkan pria berambut hitam, mata biru, berpakaian hijau, dan memakai tongkat yang mirip dengan salah satu villain yang ada di film marvel yang di perankan oleh pria berkebangsaan inggris.

"Dia bukankah—"

"Benar dia adalah loki yang berhasil mengambil aura stone dan dia juga yang telah mengalahkan captain shield dari informasi yang di terima loki ini berasal dari universe kita," ungkap pria berambut merah dengan nada serius. "Misi kalian adalah membantu menangkap loki dan mengembalikan aura stone di guardians towers," jelas pria berambut merah.

.

.

.

[ Loki poV ]

Beberapa jam yang lalu.

Earth 52 adalah salah satu bumi yang sudah terbebas dari para negativitas. Daeva memberiku mind stone dan sebagai imbalannya dia meminta aku untuk memberikannya aura stone. Saat ini aku sedang berada di guardians tower.

Aku sedang menyamar menjadi salah satu penjaga untuk masuk ke gedung ini dan menyamar lagi menjadi captain shield. Aku memperhatikan sekelilingku, terlihat orang-orang yang memakai jas hitam berjalan memasuki lift.

Bukankah mereka adalah kelompok devil tapi kenapa mereka bisa ada di sini dan kenapa mata-mataku tidak memberi tahu bahwa ada kelompok devil di sini. Aku tidak punya banyak waktu untuk berpikir, aku dengan cepat berjalan ke pintu lift yang akan tertutup dan masuk ke lift.

Aku berdiri tepat di tengah-tengah mereka, aku kemudian memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarku. Terlihat sebuah logo yang ada di koper bergambar tanduk iblis milik pria botak di depanku. Aku dapat merasakan Red energy dari dalam koper ini, apakah ini hari keberuntungan red energy akan berguna suatu saat nanti. Aku kemudian mendekat ke telingan pria botak ini.

"Bisakah kau memberikan salah satu red energy," bisikku kepada pria botak berjas hitam.

Dia kemudian membalikkan badannya dan menatapku dengan ekspresi datarnya dan berkata. "Maaf kami tidak bisa memberikan red energy."

Aku menghena nafas dan berkata. "Aku ada di pihak kalian ini ... demi daeva."

Mendengar hal itu tampak wajah dari pria botak ini terkejut tapi dia langsung mengubah ekspresinya menjadi datar kembali.

"Baiklah," ucapnya sambil membuka koper yang ada di tangannya. "Hati-hati di sini ada beberapa guardians kuat yang berada di gedung ini," ucapnya sambil memperingatkan aku.

Terlihat sebuah 3 cahaya merah yang tersimpan dalam sebuah tabung kaca, dia kemudian mengambil salah satu dari tabung tersebut dan memberikannya kepadaku.

Aku mengambil tabung itu dan menggunakan sihir storage. Terlihat tabung yang ada di tanganku mulai memancarkan cahaya hijau dan menghilang. Pria botak itu kemudian menutup kembali kopernya.

Lift yang kami naiki sudah sampai ke lantai tujuan orang-orang yang ada di sekitarku mulai berjalan keluar dari life termasuk aku.

Aku kemudian berjalan menuju tempat dimana aura stone berada. Setelah sampai di tempat aura stone berada, terlihat penjaga yang menjaga pintu masuk mempersilahkanku untuk masuk sepertinya mereka mengira orang yang ada di depan mereka adalah captain shield yang asli.

Terlihat di depanku sebuah ruangan yang hanya di isi dengan warna putih, semua sudut dari ruangan ini seperti tidak berujung. Pantas saja selama ini tidak ada yang mampu mencuri aura stone, makhluk yang masuk di ruangan ini tidak akan pernah bisa keluar lagi.

Cahaya hijau mulai menyelimuti seluruh tubuhku. Aku kemudian berubah ke wujud asliku dan mengaktifkan sihir storage untuk memunculkan kembali tongkatku, dengan menggunakan mind stone yang ada di tongkatku, aku dapat dengan mudah menemukan aura stone.

Beberapa menit aku berjalan di dalam ruang tak berujung ini, cahaya dari batu kuning ini semakin bersinar tanda bahwa aku semakin dekat dengan aura stone. Aku penasaran bagaimana Captain shield yang asli bisa menemukan aura stone di ruangan ini tanpa bantuan dari infinite seven stone.

Kalau bukan karna kekuasaan maka aku tidak akan pernah mau melakukan perkerjaan ini dan jika aku ketahuan maka ayah pasti akan menghukumku dalam waktu yang sangat lama, itulah sebabnya kenapa aku berkerjasama dengan daeva. Dia berjanji jika aku berhasil membawa aura stone maka dia akan membantuku dalam menguasai earth 52.

Dari kejauhan aku melihat sebuah cahaya biru yang dimana semakin aku mendekat dengan cahaya itu, maka cahaya yang di pancarkan mind stone akan semakin terang. Aku berlari menuju batu biru yang ada di depan mataku.

Terlihat di depanku sebuah batu biru yang melayang setinggi setengah badan di hadapanku. Namun pada saat aku ingin mengambil batu itu aku merasakan tanganku seperti terbakar.

Sepertinya ini adalah sebuah penghalang yang melindungi batu ini kalau saja aku bukan dewa maka aku pasti akan mati sebelum dapat menyentuh batu ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!