NovelToon NovelToon

Karma Sang Penjual Jiwa

01.Ritual

Dia, wanita yang terlahir sangat miskin bahkan untuk makan sehari-hari saja sangat susah. Kinan Maharani harus banting tulang untuk menghidupi ibu dan adik nya saat ini.

Semenjak ayah nya meninggal sepuluh tahun yang lalu, membuat kehidupan mereka semakin susah.

Hari ini Kinan akan pergi bersama Darma pria yang selalu membantu Kinan selama ini.

Darma sebenarnya menaruh hati pada Kinan, namun ia memendam perasaan nya kepada Kinan.

Darma membonceng Kinan menggunakan motor metic milik nya, mereka menuju sebuah desa yang sangat terpencil. Setelah mengendarai motor kurang lebih dua jam mereka akhirnya sampai di sebuah gubuk reot di ujung desa di pinggir hutan.

Lelaki tua dengan jenggot panjang itu menyambut kedatangan Kinan dan Darma.

"Apa kalian sudah menyediakan syarat yang aku berikan?" Tanya pria tua itu.

"Sudah mbah." Ujar Darma menyerahkan bungkusan besar dan dua ekor ayam hitam.

Pria tua itu hanya tersenyum kecil melihat apa yang mereka bawa.

"Tunggu sebentar." Pinta pria itu.

Kemudian mbah Joyo merapal mantra di atas sesajen yang sudah ia sediakan, kepulan asap mulai nampak memutih terlihat bahkan aroma kemenyan menyerbak di gubuk reot itu. Ritual tengah malam itu memanggil semua arwah bahkan jin penunggu daerah tersebut.

"Apa kamu sudah siap dengan syarat yang kedua?" Tanya mbah Joyo sambil menatap tajam kearah Kinan.

"Apa pun syarat nya saya siap mbah." Ujar Kinan yakin.

"kau harus menumbalkan jiwa seseorang setiap malam jum'at legi."

Kinan dan Darma saling tatap.

"Apa kau yakin dengan semua nya Kinan?" Tanya Darma yang takut.

"Aku sangat yakin Darma, aku sudah bosan hidup miskin di caci maki, di hina bahkan keluarga ku begitu di kucilkan." Sorot mata Kinan menandakan ia sangat yakin dengan keputusan nya.

"Bagaimana?" Tanya mbah Joyo kembali.

"Aku sangat yakin mbah."

Darma hanya terdiam mendengar keputusan Kinan, Darma tahu kalau Kinan menyimpan dendam kepada orang-orang yang sudah menghina nya.

"Kalau gitu ikuti aku." Ujar mbah Joyo beranjak dari duduk nya.

Kinan mengikuti langkah mbah Joyo yang menuju danau kecil di belakang rumah nya.

Darma hanya menunggu di gubuk, perasaan takut dan gelisah menghantui pria yang membantu Kinan itu.

Di pinggir danau mbah Joyo dan Kinan melakukan ritual mandi kembang. Dengan merapalkan mantra-mantra di tambah suara burung hantu yang saling bersahutan juga angin malam yang berhembus pelan meikuti irama malam ini.

Tubuh Kinan menegang saat siraman pertama menyentuh tubuh nya, perempuan itu seperti merasakan sesuatu yang merasuk kedalam tubuhnya.

Setelah selesai Kinan dan mbah Joyo kembali ke gubuk nya, Darma yang menunggu Kinan merasa lega melihat Kinan yang baik-baik saja.

Mbah Joyo kembali duduk di antara sesajennya, pria itu itu kemudian memotong leher ayam hitam hingga putus, kemudian darah dari kedua ayam itu di tadah dalam sebuah mangkuk kecil.

"Minumlah." Ujar mbah Joyo sambil menyodorkan mangkuk kecil berisi darah.

Kinan menatap Darma, ia merasa jijik kalau harus meminum darah ayam itu.

"Kalau kau tidak meminum darah ini maka semua akan sia-sia." Ucap pria itu.

Kinan mengambil mangkuk tangan nya sedikit bergetar, di lihat nya darah merah yang kental itu membuat Kinan ingin memuntahkan semua isi perutnya. Dengan terpaksa Kinan meminum darah ayam hitam itu hingga habis, bahkan ia menutup mulut nya agar tidak muntah.

Mbah Joyo tertawa puas melihat Kinan sedangkan Darma hanya bergidik ngeri melihat kenekatan Kinan.

"Ingat malam jumat legi kau harus menyediakan kan tumbal nya."

"Bagaimana aku menyediakan nya mbah?" Tanya Kinan tidak mengerti.

"Kau sediakan saja sesajen dan foto orang yang akan kau tumbal kan, sebelum subuh jika kau lihat foto itu berdarah bearti tumbal mu di terima." Terang mbah Joyo.

"Lalu bagaimana hasil nya?"

"Kau akan tahu sendiri." Ucap mbah Joyo tertawa.

Kemudian Kinan dan Darma pulang, menembus gelap nya malam dan dingin nya angin yang berhembus membuat suasana semakin mencengkam. Jalanan sepi di tambah batu-batu yang menghambat laju nya motor membuat Kinan memeluk erat tubuh Darma.

02. Tumbal Kinan

Pagi menjelang Darma yang masih menikmati tidur nya tiba-tiba di kejut kan dengan teriakan ibu nya dari luar kamar.

"Darma bangun....Darma...." Teriak Asih sambil mengedor pintu kamar Darma.

Dengan malas Darma beranjak dari tidur nya dan membuka pintu.

"Ada apa sih bu?" Tanya pria yang masih mengantuk itu.

"Dari mana kamu? semalaman tidak pulang, pasti kamu pergi dengan gembel itu lagi ya?" Tanya Asih membentak.

"Bu..nama nya Kinan bukan gembel." Ujar Darma membela.

"Halah...kamu ini sudah di bilangi jangan dekat-dekat dengan orang miskin seperti dia." Ucap Asih sombong.

Darma dengan malas mendengar ocehan ibu nya.

Di rumah Kinan yang sangat sederhana bahkan lantai nya saja masih tanah, ibu Kinan yang sejak pagi berada di sawah dan adik nya yang sedang sekolah, membuat perempuan cantik itu dengan leluasa menyiapkan sesajen yang akan ia ritualkan malam ini.

Kinan menatap selembar foto wanita di tangan nya, Kinan tersenyum sinis menatap foto itu. Sorot mata Kinan menandakan kebencian dan amarah yang sangat mendalam.

"Mati kau wanita terkutuk." Umpat nya.

Malam yang di tunggu akhirnya tiba, rintik hujan sejak sore membuat warga kampung enggan keluar rumah di tambah gonggongan anjing milik warga yang berprofesi sebagai pemburu membuat malam jumat legi semakin mencekam.

Kinan yang sudah menyediakan sesembahan di dalam kamar nya merasa gelisah. Wanita cantik itu memilih tidur di kursi usang yang berada di ruang tamu rumah nya.

"Loh...kinan kok kamu malah tidur di sini?" Tanya Maryam bingung.

Kinan merasa gugup dengan pertanyaan ibu nya "Ah...gak bu kinan cuma gerah aja maka nya tidur di sini." Alasan Kinan.

"Ya..sudah kalau gitu." Ujar Maryam berlalu pergi masuk kedalam kamar nya.

Jam menunjukan pukul satu dini hari, namun mata Kinan masih terjaga. Aroma kemenyan tiba-tiba tercium oleh Kinan membuat jantung nya berdetak sangat kencang bahkan Kinan mengubah posisi nya menjadi duduk. Mata indah dengan bulu mata yang lentik itu terus memandang ke arah pintu kamar milik nya.

Di lain tempat Darma juga tidak bisa tidur, pria itu harap-harap cemas karena ia penasaran siapa yang akan di tumbalkan Kinan.

Satu jam berlalu namun Kinan masih dengan posisi yang sama, tangan nya berkeringat dingin bahkan tubuh nya sedikit gemetar.

Di sisi lain kampung di sebuah rumah warga Hesty seorang wanita yang tak kalah cantik dari Kinan menjerit histeris membuat kedua orang tua nya dan tetangga nya yang datang merasa janggal dengan keadaan Hesty.

Mata Hesty melotot, darah dan nanah keluar dari sela matanya perempuan itu berteriak kesakitan bahkan ia mencakar tubuh nya sendiri. Orang tua Hesty dan beberapa tetangga sangat takut melihat Hesty yang seperti orang kesurupan.

Tubuh Hesty kemudian melemah suara nya tiba-tiba hilang namu keadaan Hesty sangat memprihatikan mata yang nyaris keluar di ikuti aliran darah bercampur nanah di tambah wajah yang hancur akibat bekas cakaran.

"Hesty.........." Teriak Tini ibu Hesty, wanita paruh baya itu tidak berani menyentuh tubuh anak nya yang sudah tidak bernyawa itu.

"Ulah siapa ini?" Bisik salah satu tetangga.

"Pasti seseorang yang sakit hati karena pacar mereka selalu di rebut Hesty." Bisik tetangga lain nya.

kembali ke rumah Kinan, ia sangat penasaran dengan ritual pertama yang ia lakukan. Kinan bergegas masuk ke dalam kamar, mata nya langsung tertuju pada foto hesty yang penuh dengan bercak darah. Pandangan Kinan kini beralih pada tumpukan uang yang berada di samping sesajen. Kinan merasa senang dengan apa yang ia lihat karena seumur hidup nya ia tidak pernah memegang uang sebanyak itu.

Kinan langsung menyembunyikan bekas sesajen di bawah ranjang tempat tidur nya. Kinan kemudian mengambil tumpukan uang yang sangat banyak itu bahkan ia sendiri tidak bisa menghitung nya. Tak ingin ibu dan adik nya tahu Kinan lalu menyembunyikan sebagian uang di bawah lemari dan di dalan lemari milik nya.

Matahari sudah menampakkan sinarnya, Darma bergegas pergi menuju rumah Kinan.

Seperti biasa rumah Kinan terlihat sepi kalau pagi hanya ada diri nya di rumah itu.

"Kau menumbal kan Hesty?" Tanya Darma gelisah.

"Kenapa?" Jawab acuh Kinan.

"Dia sudah mati bahkan sangat mengerikan sekarang semua orang sedang membicarakan kan kematian nya." Ujar Darma ketakutan.

"Perempuan itu pantas mati, dia sudah merebut mas Adam dari ku bahkan mereka mempermalukan diri ku dan keluarga ku." Ucap Kinan sambil melipat kedua tangan nya.

"Hati-hati Kinan aku gak mau kalau diri mu dalan bahaya."

Kinan tertawa kecil " Aku tidak takut...sebaiknya kau pergi sebelum ibu mu melihat kau di rumah ku." Ujar Kinan.

Darma akhirnya memilih pulang tanpa bicara sepatah kata pun.

"Kau lihat saja Darma ibu mu adalah korban berikutnya." Ucap Kinan penuh dendam.

Kinan kembali masuk kedalam rumah, perempuan itu bersiap untuk pergi. Pakaian yang di gunakan Kinan sangatlah sederhana namun tidak mengurangi kecantikan yang ia miliki.

Menjelang siang Kinan kembali ke rumah nya ia membawa banyak kantong plastik dengan berbagai macam isi. Maryam dan Arka adik Kinan menatap bingung dengan apa yang di bawa kakak nya.

" Apa ini semua?" Tanya Maryam penasaran.

"Oo...ini semua dari teman Kinan bu." Jawab Kinan sambil membuka isi plastik yang penuh dengan makanan enak.

"Siapa? Kok teman kamu baik banget?"

Arka yang sudah menikmati makanan yang berada di atas meja tidak ingin ikut bertanya pada kakak nya.

"Nanti Kinan kenalin sama ibu." Ujar Kinan tersenyum "Dia bahkan ingin memodali Kinan buka usaha restoran bu."

Maryam mendongak kaget " Wah...apa kamu yakin?" Tanya nya tidak percaya.

"Iya bu...di teman lama Kinan." Ujar Kinan meyakinkan " Gimana apa ibu setuju? lagian ini satu-satunya kesempatan untuk kita merubah nasib bu."

"Terima saja bu.." Sambung Arka " Arka bosan di hina orang miskin terus."

Maryam hanya tersenyum menanggapi kedua anak nya.

"Terserah kamu saja." Ujar Maryam singkat.

Kinan tersenyum puas rencana nya berhasil untuk meyakinkan ibu dan adik nya. Alasan yang sudah ia pikirkan sepanjang jalan membuat Kinan merasa yakin dengan langkah yang ia ambil saat ini.

Kinan merasa bahagia melihat ibu dan adik nya bisa makan enak, karena selama ini mereka tidak pernah makan daging jangan kan untuk makan daging untuk beli beras saja mereka terkadang berhutang kepada tetangga. Membuat para tetangga suka mengejek keluarga Kinan dan itu membuat Kinan sakit hati bahkan menaruh dendam kepada orang yang selalu mencemooh keluarga nya.

3.Siapa Yang Akan Kau Tumbalkan

Sudah tiga bulan Kinan membuka usaha restoran nya, bahkan usaha nya sekarang sangat berkembang pesat. Kinan dan keluarga nya sekarang jadi orang yang terpandang bahkan hidup mereka sekarang sangat bergelimang harta.

Namun di balik itu semua sudah tiga orang yang Kinan jual jiwa nya kepada mahluk yang ia puja. Ibu Darma yang semula sangat membenci keluarga Kinan, sekarang Asih berusaha untuk menjodoh-jodohkan anak nya itu

Karena sekarang Kinan sudah menjadi orang kaya, banyak pria yang berusaha mendekati Kinan termasuk Putra anak kepala desa yang dulu pernah membully Kinan saat masih miskin.

"Kinan..." Sapa Putra saat Kinan turun dari mobil nya.

Kinan menatap Putra mata nya terus tertuju pada wajah Putra, membuat Kinan mengingat kembali perlakuan Putra yang dulu.

"Ada perlu apa?" Tanya Kinan tanpa basa basi.

"Aku mau ngomong sama kamu." Ujar Putra yang tiba-tiba memegang tangan Kinan.

Dengan cepat Kinan menepis tangan Putra " Jaga sikap mu Putra."

"Maaf...aku sangat senang bertemu sama kamu."

Kinan berdecih " Senang untuk membully ku menghina keluarga ku." Ucap Kinan ketus.

Putra tertunduk " Maafkan aku....aku...."

"Aku sibuk tidak punya banyak waktu untuk mu." Ujar Kinan memotong ucapan Putra dan langsung berlalu pergi.

Putra hanya terdiam melihat kepergian Kinan, wanita yang dulu ia hina habis-habisan kini sudah menjelma menjadi wanita yang sangat luar biasa.

Kinan menatap Putra dari dalam restoran nya, wajah cantik Kinan menyeringai hati nya kembali sakit atas perlakuan Putra dulu.

"Kau yang selanjut nya Putra." Batin Kinan bahkan sorot mata wanita cantik itu penuh dendam dan amarah.

Setelah melihat Putra pergi Kinan memutuskan untuk kembali ke mobil nya namun langkah nya terhenti saat Darma memanggil nama nya.

"Kinan mau kemana?" Tanya Darma sambil mematikan mesin motor nya.

"Pergi." Jawab Kinan ketus.

wanita yang Darma kenal sanga baik dan lembut kini sudah menjadi wanita yang kasar dan sombong.

"Kemana?"

"Bukan urusan mu sebaik nya kau pergi."

"Tobat lah Kinan cara mu ini salah." Ujar Darma.

"Jangan sok suci Darma bukan kah semua inu ide mu." Ujar Kinan langsung masuk kedalam mobil nya.

Darma hanya bisa membuang nafas kasar ia sangat menyesal memberi ide konyol kepada Kinan.

Kinan melajukan mobil nya pelan menuju gubuk mbah Joyo, tekat nya sudah bulat untuk membalas dendam dan sakit hati nya selama ini.

Kinan memarkir mobil nya di kebun kosong karena daerah itu sangat jarang penduduk. Kinan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki selama sepuluh menit. Setelah tiba Kinan di sambut mbah Joyo seperti biasa.

"Apa yang membawa mu kesini?" Tanya mbah Joyo sambil meneguk kopi nya.

"Aku ingin balas dendam mbah bisa kah tumbal berikut nya tidak mati tapi aku ingin membuat nya sengsara." Ujar Kinan penuh dendam.

"Haha....Bisa saja tapi kau harus melakukan ritual nya sendiri di danau." Ujar mbah Joyo tertawa "Siapa yang akan kau tumbalkan seperti nya dendam mu begitu dalam?"

"Aku pernah menyukai laki-laki, tapi karena aku miskin dia selalu menghina dan mempermainkan ku bahkan dia selalu mempermalukan diri ku dan keluarga setiap hari." Tutur Kinan penuh emosi.

"Aku suka semangat mu kau gadis yang penuh ambisi untuk memabalas dendam." Ujar mbah Joyo tersenyum puas "Kalau gitu kembali lah pada malan jumaat legi jangan lupa sesajen sepeti biasa."

Akhir nya Kinan pergi meninggalkan gubuk mbah Joyo. Kinan pulang kerumah mewah nya yang ia dapat dari hasil menjual jiwa orang.

"Dari mana kamu?" Tanya Maryam yang melihat Kinan pulang dengan lusuh.

"Dari restoran." Bohong Kinan.

"Kok kamu lusuh banget?"

"Aaa....itu tadi ban mobil Kinan bocor bu pas di jalan trus gak ada yang bantu jadi Kinan ganti sendiri.

"Oh...ya udah mandi sana." Perintah Maryam.

Wanita paruh baya yang dulu keseharian nya hanya di sawah saja kini hanya berdiam diri di rumah menikmati kemewahan yang di sediakan anak nya. Sedangkan Arka yang masih sekolah SMA kini juga bersekolah di sekolah kaum elit dan di fasilitasi barang-barang mahal juga berkelas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!