Hujan dan petir saling menyatu seakan membuat bumi menjadi binasa dan hancur, Yeha yang berada sedang berada di supermarket merasa resa dan gelisah, makanan yang masih hangat akan dingin jika dia tidak bergegas pulang ke rumah, terbayang ayah dan adik perempuanya kelaparan menungu kedatangan dia pulang.
Dengan membulatkan tekad, dia membungkus makanan itu dengan plastik agar tidak basah dan dingin, kemudia berlari dengan kencang menuju rumah, ada senyum hangat di bibirnya walau kehujanan dia merasa puas bisa pulang tepat waktu membawa makanan untuk ayah dan adiknya.
krittttttt ...bruakkkkkk
Sebuah mobil sport melaju kencang tidak terkontrol, mobil tersebut oleng karena licinnya jalan, dan tanpa bisa di kendalikan akhirnya menabrak pembatas jalan dan kemudian terlempar ke arah Yeha.
Yeha yang sedang berlari kencang tidak sadar ada mobil yang melayang ke arah dirinya, mobil itu tepat mendarat di badan dan membuat dia terlempar sangat jauh, sementara mobil sport itu berhasil mendarat dengan mulus di jalan.
Clara menarik nafasnya dalam dalam, dia tidak menyangka kondisi jalan seperti ini ditambah dia tidak dalam keadaan konsentrasi, begitu banyak persoalan yang dia hadapi, perusahaan, soal jodoh dan tekanan keluarga, semua menumpuk menjadi satu dan sialnya membawa dampak dengan menabrak pembatas jalan dan kemudian orang lain.
Dia segera keluar dari mobil dan mencari sosok pemuda yang dia tabrak, berhubung hujan masih turun dengan deras dan jarak pandang yang terbatas dia tidak bisa melihat secara bebas, setelah lama mencari dan tidak kunjung ketemu dia menyerah dan hanya menemukan bungkusan plastik yang berisi makanan hangat, entah kenapa pada saat itu perasaan hatinya sangat nyeri sekali.
Karena badannya sangat kedinginan dia masuk ke dalam mobil sambil berdoa semoga orang yang dia tabrak dalam keadaan baik baik saja, bukan tidak mau bertanggung jawab tetapi kemana dia harus mencari sedangkan jalan ini sangat sepi sekali.
Menarik nafas dalam dalam dia menginjak gas mobil dan mulai melaju dengan konsentrasi tinggi demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Sementar Yeha yang ditabrak jatuh ke dalan jurang, beruntung walau dalam tapi di bawah jurang merupakan sungai yang dalam, dia terhempas dan terbawa arus sungai, sampai ketempat sebuah goa yang gelap dan gulita.
" Ahhh sakit sekali " keluhnya saat sadar, dia segera ingat apa yang telah terjadi, sewaktu berlari dia melihat mobil sport berwarna merah menabrak pembatas jalan dan terlempar ke arahnya, sekarang dia sendiri tidak tahu berada dimana.
" Sialan makana untuk ayah dan adikku.." keluhnya sambil berusaha untuk bangkit, tapi tidak seindah yang dia bayangkan, jangankan untuk bediri untuk duduk saja dia tidak bisa.
Yeha tahu beberapa tulangnya pasti patah sehingga dia tidak bisa bergerak, airmatanya perlahan menetes sambil mendesah " maafkan aku ayah..maafkan kakak adek.." terbayang oleh dirinya keduanya sering menungu kedatangan dia pulang sambil meringkuk kedinginan di rumah.
Sebenarnya mereka bertiga baru sampai di kota ini, kota bernama Shangi ini adalah kota metropolitan terbesar di china, dia berharap dengan datang kesini dapat merubah nasib keluarganya, sejak ibu meningal dan bapak sakit sakitan dia menjadi tulang pungung keluarga.
Adiknya yang perempuan masih kecil belum bisa berbuat apa apa, Yeha memutuskan berhenti kuliah dan menjual rumah lama yang penuh dengan goresan kenangan indah dan duka. Atas persetujuan ayahnya mereka akhirnya pindah dan mendapat sewa rumah di kota Changi, rencana dia akan mencari kerja walau itu serabutan.
Tapi takdir berkehendak lain, bukannya membahagiakan ayah dan adiknya, dia malah tertabrak dan berada entah diman, dia pasrahkan seluruh nasibnya kepada sang maha kuasa.
"Jika ini yang terbaik dan tidak ada lagi peranku di dunia ya aku ikhlas, aku hanya memohon agar ayah dan adiku bisa bahagia " keluhnya sambil menatap goa yang gelap gulita.
Air semakin tinggi, dengan menyeret tubuhnya dia berhasil masuk lebih dalam dan menemukan tempat yang kering, entah berapa banyak usaha yang dia lakukan hanya untuk menyeret tubuhnya ke dalam goa.
Badannya merinding, dia merasakan tatapan ganas tertuju kepadanya, tapi apalah daya jangankan untuk melawan dan lari, berdiri saja tidak sanggup, bukannya menjauh dia malah menyeret badannya lebih ke dekat ke arah tatapan buas tersebut
Setelah dia amati dengan teliti dia terkejut bahwa kenyataanya itu hanyalah sebuah kerangka hewan yang sangat besar.
" Hewan apa yang bisa sebesar ini, bahkan kanan kirinya ada kerangka tulang dan nampaknya itu adalah sayap, apakah ini seekor mayat naga " desisnya.
Dia semakin menyeret tubuhnya semakin mendekat, memegang kerangka tersebut dan berusaha untuk berdiri tapi tetap saja tidak bisa, mungkin tulang pinggulnya patah atau kakinya yang patah, tapi semua tidak bisa dia rasakan lagi. Yeha hanya bisa mengoyang goyangkan kerangka naga tadi sehinga akhirnya kerangka itu ambruk dan anehnya ada kilauan cahaya yang juga ikut jatuh.
Kilauan cahaya ini menerangi gelapnya goa, Yeha merasa sangat senang, dia perhatikan goa ini bagaikan sebuah tempat yang belum terjamah oleh manusia, tapi kenapa naga bisa sampai berada di sini.
Mendekati cahaya yang memancar Yeha melihat itu hanyalah mutiara sebesar kelerang dan sangat indah sekali
" Harganya pasti sangat mahal, aku kaya " tawanya dengan pelan, sudah terbayang dalan pikirannya dia menjadi jutawan dengan menjual permata itu. Ketika permata itu sudah ditangan dan kemudian dia genggam, jarinya berdarah tergores patahan tulang dan darah itu membasahi mutiara naga.
Seketika mutiara naga berkilau lebih cemerlang dan lenyap dari genggaman tanganya, cahaya itu kemudian menggumpal dan masuk ke dalam tubuhnya.
" Arggg sakittt sakittt " jeritnya ketika cahaya naga sudah memasuki seluruh tubuh, cahaya naga itu merekontruksi tulang, otot dan syarafnya, kaki yang patah pulih kembali, tulang pingang yang patah juga pulih kembali, tetapi dia masih merasakan kesakitan akibat banyak memorie masa lalu beredar di kepalanya.
Bentuk wajah dan tubuh juga bergejolak kadang naik kadang turun kadang berlipat kadang normal, sampai pada suatu titik dia sudah tidak sanggup dan tidak sadarkan diri.
Cahaya naga kemudian merekontruksi wajahnya sehingga halus dan sangat tampan, kukitnya juga bening bagaikan kristal, seluruh tubuhnya mengeluarkan kotoran hitam, pertanda segala racun dan kuman di dalam tubuh menguap keluar.
Berbagai kenanangan soal medis dan kultivasi beredar di dalam kepalanya dan kemudian berdiam secara permanen, bahkan darahnya sudah bercampur dengan darah birunya sang naga, sunguh kebetulan dan keberkahan yang mencengangkan.
Air hujan semakin masuk ke dalam dan membangunkan Yeha, dia teringat apa yang barusan dia alami bahkan sekarang pemikirannya begitu jernih dan sangat tenang.
Seakan akan tubuhnya mengikuti kemauan otak, dia tiba tiba bersemedi dan membiarkan tubuhnya bergerak secara otomatis.
Dalam semedi yang dia lakukan berkelebat tentang segala jenis pengobatan serta pengolahan bahan ramuan, bukan itu saja bahkan dia mendapatkan cara berkultivasi yang sangat hebat dan tanguh, bayangkan pada zaman modren dan semua tekhnologi sudah cangih malah ketiban dengan pengetahuan agung dari masa lalu.
Setelah selesai bersemedi Yeha merasakan tubuhnya penuh dengan vitalitas, dia merasakan kekuatan beredar diseluruh tubuh, bahkan dia bisa merasakan pukulannya mampu menghancurkan besi dan logam, terendus bau yang sangat busuk berasal dari tubuhnya, dia segera pergi ke sungai dan berendam sampai bersih di sana.
Yeha merasa dia sudah berada berbulan bulan di dalam goa, dia hanya bersemedi, berlatih akunputur dan kultivasi, untung saja terdapat tanaman di dalam goa, ada tumbuhan di dalam goa yang menghasilkan buah buahan berwarna merah, tidak pernah terlintas di benaknya apa yang dia makan adalah buah saripati naga.
Darah naga yang mati kemudian mengalir ke dalam tanah dan menyebabkan tumbuhnya tanaman berbuah merah darah, inilah sehari hari yang dikonsumsi oleh Yeha, sedangkan buah itu sendiri melebur ke dalan pembuluh darah yang mengakibatkan darah menjadi kebal racun dan mempunyai kekuatan spesifik, tahan terhadap senjata dan luka dalam.
Setelah merasa cukup Yeha kemudian keluar dari dalam Goa, dia mendapati dirinya berada dipingir sungai di bawah jurang, untuk naik ke atas sangat tidak mungkin karena tinginya horizontal, tapi Yeha merasa mampu, dia harus kembali kerumah kasihan ayah dan adeknya, tidak mungkin adeknya yang masih kecil bisa merawat ayahnya, pantasnya dia hanya menikmati hidup seperti gadis gadis kecil lainnya.
Dengan keyakinan yang kuat dia kemudian melompat dan menginjak dinding batu sebagai pijakan, dan kemudian melenting kembali ke atas dan berhasil sampai ditempat semula ketika tabrakan terjadi.
Yeha menarik nafas lega, sudah berbulan bulan dia berada di bawah dan sekarang saatnya pulang mesti membawa tangan kosong dia sudah punya banyak perencanaan dalam pikirannya ke depan.
Kisah pilu yang dia bisa rasakan dalam hati selama ini pasti akan berubah, ejekan dan hinaan dari teman selama ini hanya bisa dia tahan dalam hati, bahkan wanita yang berhubungan dengan dia memandang hanya sebelah mata saja.
Dengan perasan rindu membuncah dia berlari dengan cepat, terlihat seperti petir yang melaju dengan kencang, hanya butuh waktu lima menit dari normal lima puluh menit dia sudah sampai dirumah.
Yeha mengetuk pintu dan memangil adiknya
" Karen..karen kakak pulang " teriaknya sambil menggedor gedor pintu rumah, perasaanya sunguh sangat tidak nyaman, baru akan mengetok kembali, pintu terbuka dan sosok perempuan mungil yang cantik terlihat dari balik pintu.
" Kakak kok baru pulang mana makannnya, aku dan ayah sangat lapar " ujarnya sambil mengelus elus perutnya menahan lapar.
Yeha merasa kebingungan, bukankah sudah berbulan bulan dia pergi meningalkan rumah, kenapa adiknya masih meminta makanan seakan akan baru tadi dia pergi ke luar. Merasa kebingungan dengan apa yang terjadi Yeha kemudian bertanya
" Emang kakak sudah pergi berapa lama ?" dia merasa terjadi slip waktu bahkan ketika dia pergi pakaian yang dikenakan oleh Karen masih sama dengan apa yang dia pakai sekarang.
" Kakak pergi sudah beberapa jam, kata kakak mau beli makanan buat kami " kata Karen dengan sedikit merajuk, dia merasa kakaknya beralasan, jika pun iya maka dia tidK akan marah dia mengeri mungkin kakaknya belum punya uang, palingan dia bertiga akan berpuasa kembali sampai besok.
Mendengar penjelasan adiknya, Yeha kemudian memeluk dan mengusap kepala Karen
" Sabar ya dek, sebenarnya kakak belum ada uang, tadi kakak keluar mencari kerja serabutan tapi tidak satupun yang kakak dapat, ayo kita masuk ke dalam dulu menemui ayah "
Karen yang mendengar penjelasan kakaknya hanya bisa menarik nafas dalam dalam, apa yang dia pikirkan akhirnya terbukti, tapi dia tidak mungkin mendesak kakaknya, sangat kasihan sekali jika selalu mendesak kakaknya apalagi sampai melukai perasannya, selama ini Yeha sudah banyak mengalah demi dia dan ayahnya dan Karen paham dengan situasi itu.
" Kakak kenapa kamu kelihatan beda sekali, mukanya terlihat putih bersih dan sangat tampan, apakah putih karena kedinginan kena guyur hujan ? "
Sewaktu masuk ke dalam rumah Karena baru bisa melihat keadaan kakaknya dengan jelas, dia terkejut karena penampilan kakaknya yang sangat tampan dan halus walau masih berbalut baju murahan, tapi tidak mengurangi pesonanya.
Yeha hanya tersenyum sambil menarik adiknya kedalam, pikirannya sudah sangat bercabang dan dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang harus dia cari jawabannya satu persatu, tapi ini bukan saat yang tepat, waktu yang tepat kali ini adalah melihat dan mengobati ayahnya.
" Ayah ..apa khabar anda ..?" tanya Yeha ketika melihat ayahnya yang masih terbaring lemas di atas ranjang, ranjang ini adalah satu satunya tempat tidur, sedangkan untuk Yeha dan karen mereka tidur di bawah dengan berlapiskan tikar, mau beli pun mereka sudah tak sanggup karena sudah hampir sebulan di kota metropolitan ini Yeha masih belum mendapatkan perkerjaan, sehinga untuk makan terpaksa memakai uang simpanan penjualan rumah lama.
Ayahnya melihat Yeha dengan pandangan sedih, bagaimana tidak seharusnya anaknya bisa kuliah dengan tuntas tapi karena keadaan dia yang sakit maka semua perencanaan menjadi buyar, ada perasaan bersalah kepada anaknya.
" Ayah baik baik saja nak, kamu darimana tadi adik kamu nungguin " kata ayahnya sambil berusaha tersenyum.
Terlihat Yeha sedang mencari cari sesuatu di lemari, setelah sibuk beberapa waktu akhirnya sia menemukan apa yang dia cari yaitu jarum jahit, ada sekitar lima puluh jarum jahit di dalam kotak.
" Adik coba panaskan air dan segera rendam jarum ini dalam air mendidih "
Karena hanya memandang bengong dan melaksanakan apa yang diminta oleh Yeha, mau apa kakak merendam jarum ini dalam air panas mendidih, apa kakak pikirannya lagi ngga beres, pikirnya sambil berlalu ke dapur.
Yeha membantu ayahnya untuk duduk dan dengan cepat memijit beberapa titik akuputur di tubuh yang kurus kering itu, dia memijit untuk melancarkan peredaran darah yang sudah lama membeku terutama di bagian kedua kaki, selang beberapa lama Karen datang dengan membawa jarum yang sudah disterilkan dengan air panas.
Yeha kemudian menusukan jarum ke titik titik tertentu tubuh ayahnya, titik titik tertentu yang ditusuk dengan jarum disertai dengan tenaga dalam supaya penghambat menjadi pecah.
Bagian kaki kemudian mengeluarkan uap, dan bergetar, kemudian selang satu jam Yeha kemudian menarik kembali jarum dan kemudian kembali memijit kaki ayahnya guna menstimulasi agar otot bisa begerak dengan bebas.
" Ayah coba sekarang berdiri dan berjalan " pinta Yeha
Ayahnya kemudian mencoba berdiri, walau sedikit goyah akibat lama tidak digerakan dengan usaha beberapa kali dilakukan akhirnya dia bisa berdiri dan melangkah dengan pelan.
" Yeha ayah bisa berjalan kembali nak ..kamu sangat hebat sekali " teriak ayahnya dengan sangat senang, bahkan airmata membasahi pipinya, Karen yang melihat ayahnya bisa berdiri dan berjalan juga berteriak senang, selama ini hatinya remuk redam melihat ayahnya tidak berdaya dan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur.
Ayahnya kemudian merangkul Yeha dan adiknya, ketiga berpelukan erat dan menangis, malam itu menjadi suasana yang sangat mengharukan bagi mereka bertiga. Sekarang sudah kembali normal yang dilakukan adalah mencari perkerjaan agar mereka bisa stabil dan bertahan di tengah kejamnya kota metropilitan ini, dan Yeha serta Karen bisa kembali bersekolah tekad ayahnya.
Meskipun lapar melanda mereka bertiga tetapi karena merasa bahagia maka rasa lapar terlupakan, ayah kembali tidur dengan nyenyak, demikian juga dengan Karen, Yeha meletakan kepala adiknya dipaha sambil mengelus elus rambutnya memberikan rasa nyaman supaya bisa tertidur lelap.
Diam diam dia melirik wajah cantik adiknya yang
lucu, seketika airmata kembali menetes di pipinya
" Tungu besok ya sayang, kakak akan memberikan makanan yang paling enak untuk kamu, maafkan kakak " keluhnya sambil memeluk erat adik perempuanya.
Peristiwa demi peristiwa yang dia alami akhir akhir ini melintas di kepala, baik saat dia mengalami tabrakan, jatuh di dalam sungai, terperangkap di dalam goa, mendapatkan ilmu yang sangat luar biasa dan termasuk kesembuhan ayahnya, tinggal memikirkan langkah kedepan mulai besok, dan akhirnya Yeha tertidur sambil tersenyum indah.
Pagi telah menyongsong hari, kesibukan mulai terasa diiringi bunyi mobil, motor dan yang menderu, seakan akan takut tertingal dengan waktu, yah di kota metropolitan semua harus disiplin dan tepat waktu, jika tidak siap siap gaji di potong atau di phk dan keduanya adalah pilihan yang sulit.
Setelah mandi dan berpakaian rapi, Yeha juga membawa beberapa lembar dokumen untuk melamar perkerjaan, dia ahli dibidang kedokteran untuk sekarang ini dan tentu saja prioritas yang dia lakukan adalah kerja di apotik atau perusahaan farmasi obat obatan.
Penampilanya yang sangat tampan dan halus menarik perhatian ketika dia menaiki bus menuju pusat bisnis Changi, banyak perempuan perempuan berkerah putih melirik dan memuaskan hasratnya memandang wajah pria tampan ini, gerak geriknya sangat menawan hati sekali, walau sederhana tapi sunguh mengoda.
Bus berhenti di kawasan bisnis, dia melihat perusahaan yang sangat besar dan megah, perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan obat obatan dan sangat terkenal di kota Changi bahkan seluruh china. Awalnya dia ragu untuk masuk dan menanyakan lowongan kerja, tapi beberapa hari lalu sebelum peristiwa terjadi dia pernah melihat lowongan kerja di perusahaan Farmasi ini.
Dengan menguatkan tekad dia kemudian masuk dan berjalan menuju meja resepsionis
" Maaf mbak ..bolehkan saya bertanya " sapanya dengan pelan dan sopan
Wanita cantik yang disapa semula acuh tak acuh dan masih sibuk dengan ponselnya, tetapi karena pertanya berulang datang dia kemudian segera melihat siapa yang menggangu kesibukannya, jika bukan orang penting dia akan memaki maki orang ini.
Sewaktu melihat dia terkejut melihat seraut wajah tampan, putih bersih, hidung mancung, bibir tipis, mata sedikit besar dengan alis seperti pedang dan bulu mata yang lentik
" Tuhan siapa pemuda ini, sangat tampan sekali " pikirnya dengan gugup sehinga tanpa sadar ponsel yang ada di tanganya terjatuh dan masih terdengar suara dari ponsel yang memangil mangil dirinya.
" Ya tuan anda mau cari siapa ya " sapanya dengan lembut dan gugup, bagaimana tidak gugup setiap gerakan pemuda ini sangat memikat hati, jika tak malu mungkin dia sudah melompat dan menerkam pemuda ini dan menyimpannya rapat rapat di dalam apartemen.
" Maaf mbak saya mau bertanya tentang lowong kerja yang pernah saya lihat beberapa hari lalu, apakah masih ada ya mbak " tanyanya dengan lembut
" Oh ada mas ..masih ada " dengan cepat wanita cantik ini memberikan informasi, sunguh sia sia jika pemuda ini tidak bergabung dalam perusahan ini, setidaknya dia bisa memandang pemuda tampan ini setiap hari.
Segera dia arahkan pemuda tampan ini ke bagian SDM yang memang bertugas untuk menyeleksi dan menerima karyawan, perawakan Yeha yang santun dan gerak geriknya yang menarik membuat para staff terutama wanita menjadi gelisah, beberapa mata tajam segera melirik keberadaan pemuda ini.
Di dalam ruangan kebetulan kepala Sdm juga berada di tempat, Paula merupakan orang kedua di kantor setelah Clara, mereka masih ada ikatan saudara walau bukan kandung. Jika Clara tidak ada di kantor maka dia orang yang mengambil keputusan akhir, dia sangat dekat dengan Clara, sama sama cantik dan cerdas.
Paula sedang sibuk dengan kerjaanya sehingga saat ini Yeha hanya diterima dan di testing oleh staff, pekerjaan yang tersedia adalah membeli dan memilih ramuan berkualitas untuk bahan bahan obat farmasi, setelah terjadi tanya jawab maka dia disuruh menungu terlebih dahulu untuk menentukan apakah dia lulus atau tidak.
Keputusan akhir ada ditangan Paula, staff Sdm kemudian membawa dokumen serta hasil testing yang mereka lakukan pada Yeha, Paula meneliti sesaat dan terkesan acuh tak acuh
" Suruh dia masuk dan menemui saya, saya akan pelajari karakter dan sifat, kita harus berhati hati menerima orang baru karena ini terkait dengan hidup matinya perusahaan, pemilihan ramuan haruslah orang berpengalaman dan berpengetahuan yang baik dan benar " ketusnya seakan akan tidak percaya dengan apa yang telah dikerjakan oleh staffnya.
Staff segera pergi dan memangil Yeha untuk menghadap, dengan sopan dia masuk dan mengucapkan salam " selamat pagi buk ..." sapanya dengan tenang dan lembut
Paula yang sedang asik melihat lihat dokumen menoleh dan terkejut melihat wajah pemuda yang sangat rupawan dengan aroma yang maskulin, diantara rasa gugup dia berusaha untuk tenang.
" Silahkan duduk dan perkenalkan nama anda " perintahnya dengan sedikit tegas, jangan sampai dia terlihat lembut dan lembek, sangat memalukan tidak sesuai dengan karakter dan sifatnya.
" Ya buk..nama saya Yeha..saat ini saya berumur dua puluh empat tahun, saya dulu kuliah di kedokteran tetapi tidak sampai tamat, walau demikian saya sangat paham dengan ramuan dan peracikan " katanya dengan sopan dan semua perkataanya tertata dengan baik.
" Mendengar suara maskulin pemuda ini membuat hati Paula berantakan, apalagi gerak gerik pemuda ini sangat menawan sekali, hampir saja dia keceplosan mengiyakan Yehan untuk segera berkerja, dia merasa perlu memeriksa lebih detail informasi pemuda ini.
" Saya Paula ..anda bisa memangil saya dengan sebutan nama, tidak perlu formil, menurut perkataan anda tadi tidak tuntas kuliah kedokteran apa yang terjadi ?" tanyanya dengan penuh selidik.
" kami berasal dari keluarga sederhana, kebetulan untuk membiayai sekolah saya dan adik perempuan adalah ayah, tapi sejak dia jatuh dan tidak bisa bangkit maka biaya sekolah tidak lagi kami miliki, ibu kemudian meningal, sementara adik saya masih kecil dan perlu bersekolah karena dia seorang perempuan " katanya dengan mata yang sendu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!