NovelToon NovelToon

Suratan Hati Ismalia

BAB 01

Happy Reading🤗

...🌹🌹🌹...

Ismalia Ragil Aprilyani gadis berhijab berwajah cantik berkulit putih berhidung mancung bertubuh mungil yang berusia 19 tahun yang sedang bersekolah di salah satu sekolah SMA ternama di Jakarta.

Ia baru menginjak kelas 12 IPA yang sebentar lagi akan menempuh ujian akhir kelulusan. Ismalia semalam di sekolah termasuk anak yang pintar, rajin, dan aktif. Ia sering mendapatkan nilai tinggi dan juara satu di kelas.

Pergaulannya di sekolah sangat berbeda dari teman-temannya yang lain. Terlihat teman-temannya sering nongkrong bahkan saat diluar jalan-jalan saat sepulang dari sekolah tidak pernah.

Ismalia bisa masuk sekolah tersebut melalui jalur beasiswa dikarenakan biaya SPP yang cukup mahal dan ia termasuk anak yang berprestasi. Sehingga Ismalia terpilih untuk masuk ke sekolah tersebut.

Ia juga sering mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Karena itu salah satu syarat dari mendapatkan beasiswa. Eksrakulikuler yang diikuti diantaranya Olahraga. Karena ia sangat menyukai permainan olahraga batminton.

Di keluarganya Ismalia merupakan anak pertama dari tiga saudara. Ibunya bernama Mastiara yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sedangkan ayahnya bernama Mardian yang bekerja sebagai seorang pedagang kecil-kecilan yang membuka sebuah usaha rumah makan sederhana yang letaknya tidak jauh dari kediamannya di daerah Jakarta.

Ia memiliki dua adik perempuan kembar bernama Aisyah dan Alisa berusia 7 tahun yang masih bersekolah di Sekolah Dasar. Ismalia sangat menyayangi sang adik begitu pula dengan sang adik.

Saat sang kedua adik hendak pergi ke sekolah. Ismalia lah yang selalu antar jemput sang adik ke sekolah. Di rumah ketika libur ataupun rumah makan sedang tutup, Ismalia selalu bermain dengan sang adik.

Ismalia senang sekali menjahili sang adik kadang sampai kesel. Baginya adik-adiknya terlihat gemes saat dijahili tampak wajahnya yang cemberut menampakkan keimutannya.

Bukan hanya itu keseharian lainnya Ismalia sehabis pulang dari sekolah selalu membantu ayahnya di rumah makan mereka yang juga dibantu oleh adik-adiknya ketika pulang sekolah. Ibunya kadang-kadang ikut membantu mereka bahkan yang memasak di rumah makan mereka adalah sang ayah Mahdian.

Ayahnya Ismalia sangat pantai dalam memasak tetapi kalau di rumah sang ayah lah yang sering masak dengan alasan tidak mau merepotkan dan bikin sang ibu capek. Tugas sang ibu cukup membersihkan rumah ketika sudah selesai membantu ayahnya di rumah makan.

Kadang Ismalia turun ikut membantu sang ibu dalam mengemas rumah. Tidak hanya itu Ismalia juga sangat pandai memasak. Di rumah apabila sang merasa sibuk Ismalia lah yang masak untuk sarapan mereka.

Rasa masakan Ismalia sama persis dengan masakan sang ayah sangat enak. Kalau di rumah makan Ismalia merasa tidak berani menggantikan sang ayah memasak karena ia merasa antara masakannya dengan sang ayah lebih enak masakan sang ayah.

Usaha rumah makan mereka yang dibangun tidak jauh dari kediaman rumah Ismalia diberi nama RM BERKAH dengan makna semoga yang menjual diberi keberkahan begitu juga bagi pembeli semoga rejekinya makin bertambah dan selalu berkah, aamiin.

Rumah makan sederhana hanya terbuat dari papan atau kayu dengan luas yang lumayan cukup menampung beberapa pelanggan yang hendak makan di rumah makan mereka. Walaupun penampilannya jauh dari kata mewah dan bagus tapi rumah makan mereka banyak dikunjungi orang.

Banyak di kunjungi oleh orang-orang dikarenakan letaknya yang strategis dekat dengan pembangunan kantor segala macam, rasa masakannya yang enak walaupun tidak seenak di restoran, pelayanannya yang cukup ramah tamah, terjaga kebersihannya, dan juga harganya yang cukup terjangkau.

Sebab rumah makan mereka laris manis dan enak ada juga yang melakukan pemesanan secara catering untuk acara-acara penting seperti acara hajatan, arisan, syukuran, pernikahan, dan acara ulang tahunan baik kantor dan sebagainya. Hal inilah yang membuat perekonomian keluarga Ismalia merasa berkecukupan.

Kedua orangtua Ismalia selalu menerapkan jiwa pekerja keras kepada anak-anaknya. Mereka tidak mau merasa dikasihani oleh orang-orang dikarenakan berasal dari kalangan keluarga sederhana jauh dari kata kemewahan dan kemegahan.

Fasilitas yang dimiliki oleh mereka saja hanya satu motor dan dua sepeda untuk penunjang aktivitas sehari-hari seperti motor untuk belanja, bolak-balik ke rumah makan mereka, dan sepeda untuk pergi ke sekolah.

Dalam mendidik anak-anaknya, kedua orangtuanya tidak pernah sekali pun membentak, memarahi, dan memukul anak-anaknya. Baginya dalam mendidik anak tidak perlu dengan cara membentak, memukul, dan memarahi kadang itu sewajarnya.

Hal seperti itu akan membuat anak-anak semakin membangkang dan memiliki sifat pelawan. Untuk menyelesaikan masalah, ayahnya selalu menerapkan membicarakan atau menasehati sesuatu dari hati ke hati, secara lembut, dan dengan perasaan yang tenang tanpa emosi.

Tak lupa juga selalu menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam keluarga seperti sholat lima waktu, mengaji, sedekah, dan lain sebagainya termasuk terhadap anak-anaknya. Karena itu merupakan kunci utama keharmonisan dan ketenangan dalam keluarga.

Karena ayah Ismalia memiliki sifat yang penyayang, bijaksana, baik, pekerja keras, agamis, dan pandai urusan memasak. Sedangkan ibunya memiliki sifat yang lemah lembut, penyayang, patuh terhadap suami, ramah, pengertian, dan pemaaf.

Sangat beda sekali sifat yang dimiliki oleh Ismalia yang sedikit keras kepala dan suka ngambekan tetapi disisi lainnya ia memiliki sifat yang juga penyayang, lemah lembut, ceria, sopan, cerdas, ramah, rajin, taat beribadah, dewasa, dan keibuan.

...🌹🌹🌹...

Sifat yang dimiliki oleh Ismalia membuat ia memiliki banyak teman di sekolahnya dan tidak pemilih dalam berteman serta senang berteman dengannya walaupun ada sebagian yang tidak suka dan iri kepada Ismalia karena keaktifannya, kecerdasannya, dan Keramahannya di lingkungan sekolah maupun kelas.

Tetapi ia tidak memperdulikan hal itu, ia merasa cukup berteman dengan kelima orang temannya tersebut yang tidak lain berasal dari kalangan orang mampu atau orang kaya. Teman-temannya diantaranya adalah Tania, Ella, Rio, Rehan, Erika.

Diantara kelima temannya yang paling akan dan sudah seperti saudara sendiri tidak lain adalah Erika. Mereka berdua bisa dibilang satu kurungan tapi beda ibu dan beda ayah.

Teman-temannya sangat faham dengan aktivitas sehari-hari Ismalia, oleh sebab itu teman-temannya sangat jarang mengajak Ismalia kumpul atau jalan. Kecuali kalau ada tugas kelompok ataupun kegiatan les.

Jika sekedar kumpul pun teman-temannya lah yang datang ke tempat rumah makan Ismalia menemui kadang apabila terlihat pelanggan yang cukup ramai teman-temannya iku membantu walau hanya sekedar membersihkan piring, mengelap meja, dan mengantar makan ke pelanggan.

Mereka tidak merasa keberatan, karena sudah terbiasa dalam membantu Ismalia begitu juga sebaliknya Ismalia sering membantu dalam pelajaran yang sulit dimengerti sekalipun. Itu lah bagi mereka sahabat bukan hanya sekedar teman saja melainkan saling membantu ketika dalam kesulitan. Karena ingin membuktikan sebuah persahabatan dengan meminta bantuan ketika mengalami kesulitan.

Bersambung....

Assalamualaikum, wr.wb

Salam kenal semua, saya pendatang baru. Apabila ada kesalahan dan kekeliruan dalam kalimatnya ataupun cerita mohon maaf sebesar-besarnya. Jangan lupa komen, like, subscribe nya semua. Dan baca juga novel saya yang lainnya

Takdir Tak Sejalan ✅

Semaian Dua Arah Cinta ✅

Sekian terima kasih

Wassalamu'alaikum wr.wb

BAB 02

Happy Reading🤗

...🌹🌹🌹...

Teman Ismalia yang akrab sekaligus sudah seperti saudara sendiri adalah Erika. Dalam pertemanan mereka selalu mendapati hal-hal tidak baik dari teman-teman sekolahnya.

Seperti Ismalia sering kali dicemooh dan dituduh oleh teman-teman di sekolahnya memanfaatkan Erika dan yang lain untuk kepentingan Ismalia sendiri.

Hal ini dikarenakan Ismalia berasal dari kalangan keluarga yang sederhana sedangkan Erika dan yang lain berasal dari kalangan orang kaya. Padahal Ismalia benar-benar ikhlas dalam berteman begitu juga sebaliknya dengan Erika sendiri.

Erika sendiri pun tidak malu dan tidak menghiraukan perkataan mereka. Yang penting bagi Erika baik, jujur, dan mau menerima apa adanya bukan ada apanya. Yang sekedar memanfaatkan uang Erika.

Suatu seketika pernah Erika mencoba mengetes salah satu temannya yang lain yaitu Riska. Erika pada waktu itu sedang jalan-jalan ke sebuah mall bersama Riska ke pusat perbelanjaan pakaian. Tiba-tiba saat dikasir Erik dengan kepura-puraannya tidak membawa dompet.

Akhirnya ia berencana meminjam uang milik Riska. Akan diganti saat berada di rumah. Si Riska bukan meminjamkan malah mengelak dengan alasan uangnya didompet hanya pas-pasan untuk membayar belanjaannya saja.

Maka dari situ, Erika tidak mau lagi berteman dengan Riska bahkan dengan sesiapapun yang hanya ingin memanfaatkannya saja.

Riska gadis cantik berpenampilan menarik yang memiliki sifat sombong dan angku sangat suka berbelanja dan mengeleksi barang-barang mahal tetapi pelit.

Setelah bertemu dengan Ismalia ia merasa bahwa ada ketulusan dan keikhlasan dalam diri Ismalia tanpa sekedar memanfaatkan seperti si Riska. Pertemanan mereka mulai akrab hingga seperti saudara sendiri.

Hubungan persahabatan antara Ismalia dan Erika jauh dari kata pertengkaran walaupun ada sedikit perdebatan tetapi itu hal yang wajar terjadi dalam sebuah pertemanan yaitu saling mengejek antara satu dengan yang lain.

Antara Ismalia dan Erika memiliki kesamaan hobi dan hal yang disukai salah satunya hobi membaca novel dan mendengarkan musik.

Begitu pula mengenai kesukaan salah satunya mengenai makanan dan warna kecuali hal yang tidak sukai.

Erika sangat menyukai yang namanya jalan-jalan dan berbelanja sedangkan Ismalia tidak menyukai jalan-jalan dan berbelanja terkecuali untuk keperluan sehari-hari.

Ismalia selalu memprioritaskan sekolah dan membantu kedua orangtua di tempat usaha rumah makan mereka. Kalau berkumpul pun hanya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah dan kegiatan les. Kadang diajak ke acara pesta pun Ismalia tetap saja menolak.

Sahabat Ismalia, Erika Dwi Bramantio gadis berhijab, cantik, berkulit putih, hidung mancung berusia 18 tahun lebih muda dari sahabatnya Ismalia. Ia memiliki sifat yang sangat manja, penyayang, keras kepala, bandel, ceria, rajin, dan tidak pemilih dalam berteman.

Dengan sifatnya yang manja, Erika merasa cocok berteman dan nyaman dengan Ismalia yang selain memiliki sifat yang baik, rajin, penyayang juga dewasa sekaligus memiliki sifat keibuan.

Erika merupakan anak tunggal dari seorang pengusaha sukses dan terkenal di Indonesia. Sang ibu telah lama meninggal dalam sebuah kecelakaan ketika hendak menuju ke rumah sakit dalam keadaan mau melahirkan Erika.

Sang ibu sempat sekarat dan untuk menyelamatkan bayinya akhirnya harus melakukan operasi caesar. Setelah lahirnya Erika, sang ibu mengalami pendarahan hebat hingga menyebabkan nyawa tidak tertolong lagi lalu meninggal dunia.

Pada saat itu pula ayahnya tengah melakukan perjalanan bisnis di luar kota yaitu ke Bandung selama 5 hari dan sang ayah tidak mengetahui bahwa sang istri sedang mengalami kecelakaan yang dikendarai oleh supir pribadinya.

Setelah mendapat kabar dari rumah sakit, sang nenek Erika langsung menghubungi ayahnya dan langsung melesat pulang meninggalkan pekerjaan bisnisnya yang tinggal 2 hari lagi hampir selesai.

Setiba ayahnya di rumah sakit, dilihatnya istrinya yang tidak bernyawa lagi terbujur kaku dengan wajah yang pucat serta badannya yang dingin. Saat itu sang ayah langsung menjatuhkan diri dan menangis sambil memeluk sang istri.

Hingga sekarang ini, Erika hanya dapat melihat wajah ibunya yang cantik hanya melalui foto-foto yang diabadikan oleh keluarga ketika sedang tengah mengandung Erika dulu. Tanpa disadari wajah sahabatnya Ismalia memiliki kemiripan dengan wajah ibunya.

Apabila Erika melihat wajah Ismalia serasa ibunya masih hidup dan selalu bersamanya. Selepas kejadian itulah Erika mulai diasuh oleh nenek dan kakeknya ayahnya beserta pembantu - pembantu yang lainnya. Walaupun masih merasa ada yang kurang yaitu tanpa kasih sayang seorang ibu didekatnya.

...🌹🌹🌹...

Di kediaman keluarga Mandala, rumah yang cukup besar hingga dapat menampung satu kampung tersebut memiliki 6 pembantu, 4 tukang kebun, 3 supir pribadi. Sang nenek yang hanya menginap di rumah untuk menemani sang cucu ketika sang anak Mandala pergi ke luar kota sedangkan sang kakek ada di kediamannya.

Sang nenek Erika wanita yang sudah lanjut berusia 75 tahun. Walaupun usianya yang tidak muda lagi tetapi wajah terlihat segar bugar ditambah lagi penampilan yang hanya hanya memakai pakaian gamis syar'i.

Sedangkan sang kakek pria yang sudah lanjut usia yang kurang lebih sama usianya dengan sang nenek yang masih terlihat bugar dan menarik dengan setelan jas kantor. Dan ya sang kakek walaupun tidak muda lagi tetap saja masih mampu memimpin perusahaannya yang lain.

Pada saat menjelang perayaan hari ulang tahunnya kemarin, Erika dihadapan keluarga tampak selalu memperlihatkan wajah ceria dan gembiranya walaupun tanpa ditemani oleh sang ayah di sampingnya.

Karena ayahnya selalu sibuk dan jarang di berada di rumah bahkan hari libur kadang ayahnya sempat lupa dengan hari ulang tahunnya. Sang neneknya lah yang selalu memberitahu ayahnya itupun keesokan harinya dan mengirimkan paket hadiah di kediaman mereka.

Selesai acaranya, Erika pasti langsung masuk ke dalam kamarnya dan mencari foto-foto almarhum ibunya kemudian menangis sambil memeluk foto tersebut hingga tertidur pulas. Keesokan paginya Erika pergi berziarah ke makan almarhum ibunya yang ditemani oleh neneknya yang dihantar oleh sopir pribadi.

Tak lupa pula Erika memanjatkan doa agar almarhum ibunya tenang di alam sana serta berkeluh kesah tentang kesedihannya ketika menjelang hari ulang tahunnya. Sang nenek memperhatikan cucunya dengan wajah sedih hingga menitikkan airmata. Namun dengan cepat menghapusnya takut ketahuan oleh cucu kesayangannya.

Dengan rasa kesepian dirinya yang hanya ditemani oleh sang nenek sempat marah dengan sang ayah. sang nenek kemudian memberikan pemahaman bahwa apa yang ayahnya lakukan adalah untuk kebaikan sang cucu kesayangannya agar kebutuhannya tercukupi dan sang ayah sangat menyayangi dan mengasihi sang cucu.

Penjelasan sang nenek dari hati ke hati, akhirnya diterima oleh sang cucu dan mulai memahami sang ayahnya. Dapat dilihatnya bahwa semua kebutuhannya hingga saat unu memang sangat tercukupi tanpa kekurangan apapun. Apapun ia minta selalu terkabul oleh sang ayah.

...Bersambung.......

Hai semua mohon maaf kalau ada kata & kalimat yang kurang tepat harap dimaklumi baru proses belajar

BAB 03

Happy Reading🤗

...🌹🌹🌹...

Kesepian yang dialami oleh Erika dan sempat marah dengan sang ayah. Akhirnya sang nenek memberikan pengertian kepada sang cucu kemudian diterima oleh Erika dan mulai memahami sang ayah.

Sampai saat ini, dapat dilihat semua kebutuhan Erika memang sangat terpenuhi dan tercukupi tanpa kekurangan apapun. Itu membuktikan bahwa sang ayah sangat menyayanginya. Apapun Erika minta selalu diberikan oleh sang ayah bahkan yang sulit sekali pun.

Ayahnya Erika sang duda beranak satu yang berusia 45 tahun bernama Mandala Putra Bramantio. Seorang pengusaha serta CEO di perusahaan Bramantio Group.

Ia menggantikan sang ayah untuk melanjutkan kembali perusahaan tersebut hingga berkembang pesat sampai saat ini bahkan sudah mancanegara.

Mandala sangat disegani, dihargai, dan ditakuti oleh para pekerjanya dan rekan bisnisnya. Sempat sebelumnya terjadi kecurangan dan kekacauan dalam perusahaannya yang dilakukan oleh salah satu manager terpercayanya.

Tanpa berfikir panjang, Mandala langsung memecat secara tidak hormat dan mencebloskannya ke penjara bahkan orang itu akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan dimanapun apabila setelah bebas nanti.

Dapat disimpulkan bahwa Mandala memiliki sifat yang tegas, bijaksana, pekerja keras, dingin, penyayang, dan pengertian terhadap keluarganya. Namun semenjak kehilangan sang istri akibat kecelakaan pada 18 tahun yang lalu membuat sifat Mandala menjadi berubah, ia menjadi sedikit kejam dan menakutkan di mata para karyawannya di kantor.

Bahkan melakukan sedikit kesalahan pun ia langsung memecatnya tanpa melakukan pertimbangan ataupun tanpa memberikan kesempatan kedua.

Mandala juga sempat mengalami stress dan depresi berat sehingga hampir mengakhiri hidupnya di karenakan ia merasa bersalah terhadap almarhum sang istri yang tidak mampu menjaganya dengan baik dan andaikan ia tidak berangkat ke luar kota maka kecelakaan tersebut tidak akan terjadi.

Hal ini yang menimbulkan penyesalan yang amat dalam bagi Mandala serta sepanjang itu pula ia tidak menghiraukan sang anak Erika. Oleh sebab itu, sang anak Erika diasuh oleh kedua orangtuanya Ibu Rita dan Bapak Bramantio.

Percobaan melakukan mengakhiri hidupnya sempat di cegah oleh sang ibu ketika hendak mengantarkan makanan ke kamar sang anak Mandala ketika itu pula sang ibu berteriak melihat sang anak mengiris pergelangan tangannya dengan benda tajam serta darah yang bercucuran di lantai.

Sang ibu secepatnya menghubungi sang dokter pribadi sekaligus sahabat karib sang anak semasa kuliah dulu yaitu Dokter Bagas Syahputra. Dokter Bagas sudah lama mengabdi dengan keluarga Mandala dan keluarga.

Atas kejadian tersebut mengakibatkan Mandala cukup lama tidak masuk ke kantor serta untuk sementara sang ayah lah yang menggantikan sampai kondisi Mandala pulih kembali.

Setahun kemudian kondisi Mandala sudah pulih sepenuhnya dan mulai menerima kehadiran sang anak Erika di dekatnya hingga saat ini. Mandala menjadi posesif terhadap sang anak setelah kejadian tersebut. Ia tidak mau kejadian tersebut terulang kembali ke sang anak.

Walaupun Mandala jarang sekali pulang ke rumahnya, ia tidak pernah lepas pengawasannya terhadap sang anak Erika. Ia memerintahkan sebagian bodyguard nya untuk mengawal dan mengawasi kemana pun Erika pergi termasuk memantau pergaulannya sehari-hari.

Urusan percintaan, Mandala untuk sementara tidak ingin berhubungan dengan wanita mana pun. Rasa bersalahnya terhadap almarhum sang istri masih terbayang di kepalanya. Di kantor kerap sekali karyawannya yang wanita selalu mencari perhatiannya tapi Mandala tidak menggubris hal itu ia masih tetap dengan pekerjaan bahkan tidak melirik sedikitpun.

Bukan itu saja, sang ibu seringkali menjodohkannya dengan anak gadis sesama rekan arisan sosialitanya. Tetapi Mandala tetap saja menolak secara halus tanpa menyakiti hati sang ibu dengan alasan belum bersedia untuk menikah lagi.

Sang ibu merasa mengeluh dan khawatir dengan kondisi Mandala kedepannya karena umurnya semakin lama bukan semakin muda ia ingin melihat sang anak menikah lagi dan memiliki keluarga yang utuh serta yang akan mengurus sang anak Mandala dan sang cucu Erika sebelum ia meninggalkan dunia ini.

...🌹🌹🌹...

Di pagi hari ini Mandala berada di kediamannya dikarenakan pekerjaan bisnisnya di luar kota telah selesai hanya saja pekerjaan di kantornya lah yang belum terselesaikan. Terlihat cahaya matahari dibalik gorden putih, Mandala bergegas bangun langsung meluncur ke kamar mandi.

Selesai dari proses mandinya ia keluar menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya menampakkan dada yang kotak dan otot-ototnya bak aktor bintang bollywood.

Ia pun mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil kemudian berjalan menuju ruangan dimana terdapat kumpulan pakaiannya memilih pakaian yang cocok dari kemeja, jas, celana, dan dasi yang cukup senada.

Setelah siap semua, ia turun ke bawah menuju ke meja makan dilihatnya para pembantu sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya sesekali melirik kamar sang ibu dan sang anak dan bertanya ke para pembantu.

"Bik, ibu sama Erika mana? kok belum turun sarapan?"

Mandala bertanya sambil menyeruput teh yang telah dihidangkan oleh para pembantunya.

"Eh... mungkin sebentar lagi tuan. Hm... Tuan mau sarapan yang mana, tuan?" Sang pembantu bertanya dengan sopan ke Mandala.

"Hm... roti saja bik. Soalnya saya terburu-buru mau berangkat ke kantor." jawab Mandala sambil melirik tangga yang sudah terlihat sang anak Erika memakai pakaian sekolahnya dan sang Ibu memakai pakaian gamisnya sudah turun menuju meja makan.

"Loh... pagi-pagi sudah rapi. Mau kemana kamu, Man. Bukan sebelumnya kamu bilang urusan pekerjaan di luar kota sudah selesai?" tanya sang ibu yang hendak mendekati meja makan.

"Iya yah, bukannya sudah selesai? trus jalan-jalan kita gimana?" tanya sang anak sambil menggeser kursi hendak duduk sarapan.

"Ayah hari ini ada sedikit tugas untuk acara ulang tahun perusahaan yang diadakan nanti malam, Buk, Erika. Jadi harus hadir untuk pemantauan sampai mana persiapannya dan apa saja yang diperlukan besok malam. Sayang, maaf ya hari ini ayah nggak bisa ngajak kamu jalan-jalan. Setelah acara ini baru kita jalan-jalan, oke" jawab sang ayah dengan lembut sekaligus memberi pengertian ke sang anak.

"Yahh... batal lagi deh. Tapi yah, acara nanti malam aku boleh ikut kan?" dengan muka imutnya serta mengedipkan matanya kepada sang ayah.

"Boleh dong sayang, kita semua memang harus hadir. Kan ini acara ulang tahun perusahaan keluarga kita. Besok malam dandan dan pakai gaun yang cantik. Oke princess?" jawabnya lagi kepada sang anak.

"Kalau nggak ada gaun yang bagus di lemari kamu nanti kita belanja buat beli gaun yang baru dan lebih cantik kemudian kita ke salon untuk dandan yang cantik, gimana Erika?" tanya sang nenek.

Erika mikir dengan telunjuk di dagu mengingat isi lemarinya

"Hm...di lemari Erika semua gaun udah terpake semua nek, Erika kan nggak mau pake gaun itu-itu aja nek. Erika kan maunya kan mau tampil cantik di acara ayah. Hemm...oke deh nanti kita belanja." jawab Erika dengan semangat mengiyakan saran sang nenek.

"Ya udah nanti sepulang sekolah kita langsung ke mall gimana?" ajak sang nenek.

Dengan semangat 45 menyetujui ajakan sang nenek "Oke nenek."

Setelah obrolan mengenai gaun apa yang dipakai Erika besok malam. Terdiam hanya terdengar dentingan suara sendok garpu dan piring beradu saja.

Selesai acara sarapannya Mandala pun pamit dengan sang ibu dan sang anak berangkat ke kantor.

"Kalau gitu aku berangkat dulu, buk. Sayang, nanti kamu berangkatnya sama supir aja tidak apa-apa kan? Aku pamit ya buk" berdiri dari kursinya kemudian menghampiri sang ibu mengulurkan tangan salam dan mengusap kepala sang anak.

"Iya, hati-hati dijalan. Semoga lancar acaranya." jawab sang ibu Rika menyambut tangan Mandala dan mengusap kepala sang anak.

"Oke yah. Hati-hati dijalan, ya yah?." jawab Erika sambil menyalami tangan sang ayah kemudian mengecup kening sang anak.

"Iya buk. Oke princess, ayah pamit. Assalamualaikum." pergi meninggal sang ibu dan Erika yang masih sarapan.

"Wa'alaikumussalam." jawab Bu Rika dan Erika dengan serempak.

Kemudian Mandala pun berangkat menaiki mobilnya yang dikendarai sopir pribadinya. Di dalam mobil ia terdiam sambil memainkan tablet untuk mengecek keperluan untuk besok malam dari dekorasi, tamu undangan sampai catering untuk nanti malam.

Ia tidak mau acara besok malam ada kekurangan sedikit pun dan harus beda dari tahun sebelumnya. Ia pun menghubungi sekretaris nya untuk melakukan rapat kecil sesampainya di kantor.

...Bersambung ........

Maaf banyak ke typo

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!