NovelToon NovelToon

Benih Peninggalan Perampok

1

Pagi itu Nina Melani tengah beres-beres rumah. Disaat wanita muda yang berumur 25 tahun itu tengah sibuk membereskan rumahnya, Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari arah luar.

Tok.......tok.....tok.....Suara ketukan pintu tersebut. Nina yang mendengar suara ketukan pintu itu, Segera berjalan ke arah depan untuk membukakan pintu tersebut.

Di depan pintu, Berdiri seorang pria yang berumur sekitar 23 tahun. Pria itu tak lain dan tiada bukan adalah adik ipar dari Nina.

"Leon, Kamu kesini sama siapa?" Tanya Nina yang melihat sang ipar datang.

"Aku kesini sendiri mbak," Jawab Leon.

"Ya sudah, Mari masuk dulu!" Nina tampak mempersilahkan adik iparnya itu masuk.

Setelah itu, Leon pun masuk ke dalam rumah itu. Leon yang baru masuk ke dalam rumah itu, Tampak takjub dengan rumah Nina yang sangat mewah, Ditambah lagi dengan fasilitas dirumah itu sangat lengkap. Rumah yang sekarang ditempati Nina itu sangat berbeda dengan yang di kunjunginya dahulu, Sebelum Petir (Suami Nina) bekerja di luar negeri.

"Mbak, Rumah ini banyak perubahan ya semenjak mas Petir di luar negeri!" Ucap Leon.

"Alhamdulillah dik, Semenjak mas Petir kerja diluar negeri, Kita jadi bisa renovasi rumah ini!" Ucap Nina seraya tersenyum ke arah iparnya itu.

"Oh iya mbak, Sebenarnya aku kesini karena ada perlu sama mbak!"

"Apa itu, Ngomong saja!"

"Aku kesini mau pinjam uang mbak, Aku mau melamar seorang wanita!"

"Uang, Tapi saat ini mbak enggak pegang uang dik! Masmu belum kirimkan uang lagi untuk mbak!" Beri tahu Nina.

"Mbak kok pelit sekali sama adik ipar sendiri, Mbak sadar enggak sih semua yang mbak miliki saat ini berkat kerja keras masku!" Leon tampak menggerutu.

"Bukan mbak pelit, Tapi mbak benar-benar enggak punya uang sekarang! Uang yang masmu kirim bulan kemarin, Habis untuk renovasi rumah!" Jelas Nina.

"Ya sudah kalau mbak memang enggak mau pinjamkan uang untukku, Lebih baik aku pulang saja!"

Leon tampak sangat marah dan kecewa dengan iparnya itu, Leon sangat berharap jika iparnya itu meminjamkan uang padanya, Akan tetapi apa yang dia harapkan tak sesuai dengan kenyataan.

Setelah Leon pergi dari rumah Nina, Wanita muda yang memiliki lesung pipi itu kembali membereskan rumahnya. Ketika Nina tengah sibuk membereskan rumah, Tiba-tiba ponselnya berdering. Mendengar ponselnya itu berdering, Nina segera mengambil ponsel itu dari atas nakas kamarnya. Dilayar ponsel, Tertera nama Petir sang suami yang menghubunginya. Melihat sang suami menghubunginya, Nina segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo sayang, Sepertinya aku enggak bisa mengirimkanmu uang bulan ini!" Terdengar ucapan sang suami dari seberang sana.

"Loh, Memangnya kenapa sayang?" Tanya Nina.

"Uangnya aku pinjamkan sama bibi, Tadi beliau menghubungiku. Katanya lagi butuh sekali uang!" Jelas Petir.

"Kok kamu pinjamkan uang sama bibi, Enggak diskusi dulu sama aku sih mas!"

"Aku minta maaf sayang, Aku janji bulan depan aku transfer lebih untukmu!"

"Baiklah mas,"

Setelah itu panggilan pun terputus. Oleh karena panggilan telah berakhir, Nina pun kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Selesai membereskan rumah, Nina pun merasa sangat lelah sehingga Nina memutuskan untuk segera beristirahat.

Saking capeknya, Nina tak sadar jika telah tidur dalam jangka waktu yang sangat lama. Begitu Nina terbangun, Wanita dengan lesung di pipi itu melihat ke arah jam sudah menunjukkan pukul 06.00 sore hari. Dengan segera, Nina pun bangun dari tempat tidurnya kemudian langsung bergegas ke kamar mandi untuk segera mandi.

Seusai mandi, Nina pun tampak keluar dari rumahnya itu untuk membeli sayuran di warung yang tak jauh dari rumahnya itu.

Ketika Nina tampak berjalan menuju warung tersebut, Tiba-tiba tampak seorang pria yang tinggi nan berotot menabrak tubuh Nina hingga terjatuh.

"Au.......Sakit!" Ucap Nina yang terjatuh akibat pria itu menyenggol tubuh Nina.

"Maafkan saya nona, Sini biar saya bantu berdiri!" Ucap pria itu.

"Enggak apa-apa, Aku bisa berdiri sendiri!" Cetus Nina.

Setelah itu, Pria itu tampak pergi meninggalkan Nina disana. Sementara Nina langsung melanjutkan perjalanan menuju warung untuk membeli sayuran disana.

Selesai membeli sayuran, Nina pun langsung pulang. Sesampainya dirumahnya, Hujan pun seketika turun dengan sangat derasnya. Karena hujan turun dengan sangat deras, Sang keponakan yang biasanya menginap disana tak kunjung datang.

Karena sang keponakan tak kunjung datang, Nina pun langsung mengganti bajunya dengan piyama tidurnya. Ketika Nina hendak berbaring di tempat tidurnya, Tiba-tiba mati lampu di sekitaran tempat tinggal Nina.

Wanita yang memiliki lesung di pipi itu tampak ketakutan karena mati lampu. Selain mati lampu, Suara gemuruh yang terdengar sangat besar dari arah luar. Ditambah lagi dengan hujan yang turun semakin derasnya.

Tiba-tiba dari arah luar terdengar suara jendela rumah Nina seolah terbuka. Nina yang mendengar itu, langsung keluar dari kamarnya menuju ruang tengah. Ketika Nina hendak mengecek ke arah luar rumahnya, Tiba-tiba sebuah senjata ditodongkan tepat dihadapan Nina.

"Cepat beritahu dimana kamu menyimpan benda-benda berharga di rumah ini!" Ucap salah satu perampok itu.

"Di lemari kamar!" Ucap Nina dengan raut wajah yang tampak ketakutan.

Setelah itu, Perampok itu pun mengambil barang-barang berharga Nina yang ada dilemari kamarnya.

Disaat sang perampok itu sedang mengurang harta Nina, Wanita yang memiliki lesung di pipi itu berteriak dengan sangat keras. Salah satu perampok yang mendengar teriakan Nina itu langsung menyumpal mulut Nina dengan tangannya kemudian membawa Nina ke sebuah kamar kosong yang ada dirumah itu.

Salah satu dari tiga orang perampok itu tampak terpesona dengan kecantikan Nina, Sehingga salah satu perampok itu langsung menerkam tubuh Nina.

"Tolong lepaskan aku, Ampuni aku! Kamu bisa ambil apa saja dirumah ini asalkan lepaskan aku!" Pekik Nina.

Perampok yang mendengar ucapan Nina itu tak merespon. Perampok itu tentu saja tak mau melewatkan kesempatan emas yang ada dihadapannya itu.

"Tolong jangan lakukan ini!"

Nina tampak memberontak agar perampok itu berbelas kasihan padanya. Namun, Perampok itu tak sedikit pun merasa kasihan pada Nina. Meski Nina sudah berusaha memberontak, Namun tenaga Nina yang tak sebanding dengan perampok itu sehingga Wanita cantik itu akhirnya pasrah. Ketika Nina tampak pasrah, Perampok itu langsung menodai Nina begitu saja.

Nina tak menyangka jika malam itu benar-benar menjadi malam malapetaka baginya. Wanita yang memiliki lesung di pipi itu tak pernah membayangkan jika malam itu dia harus melayani seorang pria yang tak pernah ia kenal sebelumnya.

Seusai menodai Nina, Pria itu langsung pergi begitu saja bersama dua orang temannya dengan membawa uang dan perhiasan yang ada dirumah itu.

2

Nina tampak menangis seusai dinodai oleh perampok itu. Seketika hidup Nina terasa hancur, Wanita cantik itu bahkan tak tahu harus berkata apa pada suaminya kelak.

"Hidupku sudah hancur, Sudah tiada gunanya lagi aku hidup!" Nina tampak frustasi.

Ketika Nina tampak mengakhiri hidupnya, Tiba-tiba sebuah tangan menahan sebuah pisau yang akan Nina gunakan untuk mengakhiri hidupnya itu.

"Apa yang mbak lakukan!" Ucap seorang wanita yang tampak memegangi pisau yang dipegang Nina.

"Lepaskan mbak, Biarkan aku mati saja! Sudah tiada gunanya aku hidup lagi!" Nina tampak memberontak.

"Enggak baik seperti itu, Apa kamu ada masalah dengan suamimu?" Tanya Putri yang merupakan kakak ipar Nina.

"Enggak mbak, Tapi masalahnya lebih dari itu!"

"Coba kamu ceritakan sama mbak, Kamu bisa percaya sama mbak!" Kata Putri.

Lalu Nina pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya itu pada iparnya itu, Menurut Nina mungkin iparnya itu bisa memberikan solusi yang tepat untuknya.

Nina menceritakan semua kejadian yang dialaminya itu pada Putri dengan rinci dan lengkap tanpa ada satu pun yang terlewat. Putri yang mendengar cerita Nina itu tampak iba dengan kejadian yang dialami oleh iparnya itu.

Keesokan paginya, Nina tampak berjalan ke luar rumah untuk menunggu orang yang biasa keliling menjual sayur disekitar rumahnya. Ketika hendak menunggu tukang sayur lewat, Nina tak sengaja mendengar suara-suara tetangga yang tampak menggosipkannya akibat peristiwa semalam.

Nina yang mendengar hal itu dari tetangga merasa sangat sakit hati, Nina tak menyangka jika kejadian itu bisa tersebar luas dengan cepat, Padahal yang tahu semua kejadian tersebut hanyalah iparnya, Yang tak lain adalah Putri.

Nina yang merasa kesal pada Putri, Langsung menemui Putri dirumahnya.

"Mbak Putri bisa kita bicara sebentar!" Ucap Nina

"Bisa, Silahkan duduk Dek!" Ucap Putri dengan lembutnya.

"Enggak usah sok baik deh mbak, Pasti mbak kan yang cerita sama warga kejadian semalam!" Nina tampak emosi.

"Ucapan kamu seolah menunjukkan kalau kamu menuduh mbak yang sebarkan aib kamu!"

"Memang benar kan mbak yang menyebarkan semuanya!"

"Keterlaluan kamu Nina! Kamu punya bukti enggak kalau mbak yang menyebarkan semuanya!" Putri tampak emosi.

"Aku memang enggak punya bukti, Tapi hanya mbak yang tahu kejadian semalam!" Ungkap Nina.

"Kamu benar-benar enggak bisa dibaikin ya, Kalau kamu kesini hanya untuk berdebat denganku, Lebih baik sekarang kamu pulang!" Amarah Putri semakin terlihat.

Nina yang merasa percuma berbicara dengan iparnya itu, Akhirnya memutuskan untuk pulang. Jika Nina lama-lama disana, Masalah bukannya selesai tetapi akan semakin merembet kemana-mana.

**********

Beberapa hari kemudian disaat Nina tengah duduk santai diteras rumahnya. Tiba-tiba terlihat suami Nina datang. Wanita yang memiliki tahi lalat di hidung itu tampak kaget melihat sang suami tiba-tiba pulang.

"Mas Petir, Kok enggak bilang-bilang kalau mau pulang!" Ucap Nina yang terlihat kaget.

"Iya aku pulang dadakan karena mendengar cerita yang tak enak dari keluargaku!"

"Apa yang mas maksud itu cerita saat malam perampokan itu!" Tebak Nina.

"Iya, Aku benar-benar enggak menyangka jika kamu tak bisa menjaga kehormatanmu sebagai seorang isteri!" Bentak Petir.

"Mas pikir aku mau begini, Bahkan sedikit pun aku tak pernah menginginkan hal ini terjadi!"

"Tapi kamu menikmatinya kan!"

"Kamu keterlaluan mas, Kamu masih bisa bicara begitu setelah musibah yang menimpaku!"

"Musibah kamu bilang, Itu bukan musibah untukmu tapi untukku!" Ucap Petir

"Itu semua enggak akan terjadi kalau kamu enggak menggoda perampok itu dengan pakaian seximu!"Lanjut Petir

"Hentikan ucapanmu mas, Kamu tak tahu apa pun tetapi bicara seenakmu!"

"Apa kamu bilang, Aku bicara sesukaku! Sekarang juga aku talak kamu! Wanita yang tak bisa menjaga kehormatannya sepertimu tak pantas menjadi isteriku!"

Ucapan Petir itu membuat hati Nina benar-benar terluka. Nina tak menyangka jika suaminya itu akan menceraikannya karena kejadian malam perampokan itu.

Nina yang merasa hanya menjadi korban itu akhirnya pasrah karena suaminya itu tak menginginkannya lagi. Bahkan suaminya itu mengusirnya dari rumah.

Nina yang terusir dari rumah itu akhirnya membereskan barang-barangnya, Lalu segera pergi meninggalkan rumah itu.

Setelah Nina keluar dari rumah suaminya itu, Nina tampak linglung karena tak tahu harus kemana. Wanita muda itu sudah tak punya siapa-siapa setelah kedua orang tuanya tiada.

Keluarga satu-satunya yang Nina punya saat itu hanyalah saudara sepupunya, Namun sepupunya itu tinggal jauh dari tempatnya sekarang. Butuh waktu lama untuk Nina sampai disana. Selain itu, Nina juga tak punya cukup uang untuk kesana.

Nina yang tampak linglung itu, Terus terlihat berjalan menelusuri jalanan sekitar. Ketika Nina tampak berjalan disana, Tiba-tiba terlihat seorang pria yang menghampiri Nina.

"Kamu bukannya Nina teman sekolah gue dulu!" Ucap sang pria itu.

"Kalau enggak salah elu Edwin kan!" Kata Nina

"Iya elu benar, Oh iya Elu ngapain disini tenteng tas segala?" Tanya Edwin.

"Gue enggak tahu mau kemana Win!"

"Memangnya apa yang terjadi?"

"Gue baru saja diceraikan oleh suami gue, Terus enggak tahu mau kemana!"

"Elu yang sabar ya, Elu mau ikut gue enggak!"

"Ikut kemana?"

"Ikut ke kota, Kebetulan gue kerja disana!"

"Gue mau banget win, Kebetulan sekali gue lagi butuh pekerjaan!"

"Ya sudah, Ayok naik!"

Setelah itu, Nina pun tampak mengikuti sahabatnya itu untuk bekerja di kota. Jarak dari kota ke tujuannya ke desa Nina sangat jauh, Sehingga di butuhkan waktu berhari-hari untuk sampai di tempat tujuan.

Beberapa hari kemudian, Keduanya telah sampai di kota tujuan. Sesampainya disana, Keduanya langsung melanjutkan perjalanannya menuju tempat tinggal Edwin di kota itu.

Sesampainya di tempat tinggal Edwin, Pria brewok itu langsung mengantarkan Nina menuju kekamarnya.

"Nin, Ini kamar kamu! Sekarang kamu bisa beristirahat disini, Pasti kamu capek kan perjalanan jauh!" Ucap Edwin.

"Terima kasih Win, Kamu baik banget!" Kata Nina.

Lalu Nina pun tampak membereskan barang-barangnya, Kemudian langsung mandi. Selesai mandi, Nina langsung beristirahat karena merasakan capek selama di perjalanan.

Ketika Nina baru saja terlelap tidur, Tiba-tiba Nina mendengar pintu kamarnya itu tiba-tiba terbuka. Mendengar itu, Nina pun langsung membuka kelopak matanya. Setelah membuka kelopak matanya, Betapa terkejutnya Nina melihat tiga orang pria sedang berdiri di depan pintu kamar itu.

Nina tampak sangat ketakutan melihat segerombolan pria itu.

"Kalian mau ngapain disini!" Ucap Nina yang tampak ketakutan.

"Kamu itu sudah kita beli, Kita sudah bayar full pada Edwin!" Ucap salah satu pria itu.

Nina yang mendengar hal tersebut seketika meneteskan air mata. Wanita cantik itu benar-benar tak menyangka jika Edwin sejahat dan sekejam itu padanya. Selain itu, Nina tak pernah berpikir jika pekerjaan yang di janjikan Edwin itu adalah pekerjaan kotor.

3

Para pria yang tdinya berdiri didepan pintu tersebut mulai mendekat ke arah Nina. Wanita dengan tahi lalat dihidung itu semakin ketakutan melihat para pria itu mendekatinya.

Disaat jarak antara Nina dan wanita itu semakin dekat, Nina segera mengambil vas bunga yang ada di meja kamar itu kemudian melemparnya ke arah salah satu pria itu hingga wajah pria itu berdarah. Sementara kedua pria yang melihat temannya terluka itu merasa sangat murka, Sehingga kedua pria yang belum terluka itu langsung menarik tangan Nina lalu dipeganginya.

"Lepaskan, Tolong biarkan saya pergi!" Pekik Nina

Kedua pria yang tampak memegangi Nina itu sama sekali tak perduli dengan ucapan Nina itu. Pria itu malah mendorong Nina ke atas ranjang. Setelah mendorongnya ke atas ranjang, Salah satu pria itu tampak mendekat ke arah Nina.

"Tolong, Jangan lakukan ini!"

Nina berusaha memberontak, Namun tenaganya yang tak seberapa membuatnya tak bisa melawan pria tersebut. Akan tetapi, Ketika pria itu semakin mendekat ke arah Nina, Dengan segera Nina mendorong benda berharga milik pria itu sehingga pria itu tampak kesakitan kemudian terlihat mundur dari hadapan Nina.

Salah satu pria yang melihat perbuatan Nina itu tampak geram, Pria itu dengan segera mendekat ke arah Nina lalu memeganginya. Tetapi dengan segera Nina pun meludahi wajah pria itu. Perbuatan Nina itu semakin membuat murka pria itu, Sehingga pria itu langsung menarik pakaian yang dikenakan Nina.

Perbuatan sang pria itu membuat Nina tampak semakin ketakutan, Nina terus menerus memberontak agar pria itu melepas pakaiannya. Alih-alih melepaskan pakaian itu, Pria itu malah memegangi tubuh Nina dengan erat. Wanita dengan tahi lalat di hidung itu berusaha melawan, Tetapi tenaga sang pria itu sangat kuat menyebabkannya tak bisa apa-apa. Disaat Nina hendak melawan, Baju yang dikenakannya pun tampak sobek.

Sementara itu, Sang pria yang melihat baju itu sobek semakin tak sabar untuk mendekam Nina. Tanpa basa basi lagi, Pria itu langsung mendekam tubuh Nina. Wanita yang memiliki tahi lalat dihidung itu berusaha memberontak, Tapi tenaganya yang cukup lemah membuatnya hanya bisa pasrah.

Ketika pria itu hendak melepaskan pakaiannya, pandangan Nina tiba-tiba mengarah pada sebuah kayu yang ada disamping tempat tidur itu, Dengan segera Nina pun langsung mengambil kayu itu kemudian dipakainya untuk memukul pria itu sampai keluar dari di wajah pria itu.

Seusai memukuli pria itu, Nina tampak kabur lewat pintu depan, Namun pintu itu terkunci sehingga Nina langsung berlari ke arah pintu belakang. Beruntungnya pintu belakang tidak terkunci, Sehingga Nina bisa kabur lewat pintu tersebut.

Sementara itu, Ketiga pria yang berniat jahat pada Nina itu terlihat tampak kesakitan dengan perbuatan Nina tersebut. Ketika dua pra yang terluka itu sedang mengobati lukanya, Tiba-tiba Edwin datang.

"Loh....loh.....Kalian kenapa?" Tanya Edwin pada ketiga pria itu.

"Elu masih tanya kenapa! Pokoknya kita enggak mau tahu, Cepat kembalikan uang yang kita kasih untuk elu!" Ucap salah satu pria yang ada di tempat tersebut.

"Tunggu dulu.....Kalau kalian terluka, Lalu Nina dimana?"

"Dia kabur, Semua ini karena perbuatan wanita itu!" Celetuk salah satu pria tersebut.

"Kurang ajar Nina! Kalian tunggu disini, Gue akan kejar Nina, Pasti dia belum jauh!" Ucap Edwin.

Lalu, Edwin langsung ke luar dari rumahnya untuk mencari keberadaan Nina. Selain itu, Edwin juga tampak memerintahkan pada orang kepercayaannya untuk mencari Nina.

Di lain tempat, Terlihat Nina sedang berjalan menelusuri jalanan di ibu kota Jakarta. Nina tampak linglung karena tak tahu harus kemana. Ketika Nina tampak sedang berjalan disana, Tiba-tiba ia melihat seorang anak kecil sedang menangis disana. Nina yang melihat anak kecil itu menangis, Langsung menghampiri anak itu.

"Dik, Kamu kenapa menangis?" Tanya Nina.

"Aku ingin pulang tante!" Ucap anak kecil yang sedang menangis itu.

"Emang rumah kamu dimana dik?"

"Aku enggak tahu tante, Aku pengen ketemu mama!"

"Tante juga bingung mau antar kamu kemana!" Ucap Nina.

Ketika Nina tampak kebingungan, Tiba-tiba pandangan Nina mengarah pada sebuah poster yang tertempel di pohon dekat tempatnya berdiri.

"Jadi anak ini hilang beberapa hari!" Gumam Nina setelah membaca poster tersebut.

Selesai membaca poster itu, Nina pun tampak mengambil poster tersebut. Meski Nina saat itu tak memegangi uang sepeser pun, Tetapi dia nekat untuk naik ojek yang akan mengantarkan anak itu pulang.

"Mau kemana non?" Tanya ojek itu

"Bapak tahu alamat ini!" Nina tampak menunjukkan poster tersebut pada tukang ojek itu.

"Tahu non, Tapi jauh dari sini!"

"Berapa jam pak dari sini ke alamat itu?" Tanya Nina.

"Kurang lebih tiga jaman!"

"Wah lama juga, Tapi enggak apa-apa deh yang penting kita sampai alamat ini!" Ucap Nina.

"Baik non, Kita berangkat sekarang!" Ucap tukang ojek tersebut.

Setelah itu, Tukang ojek itu pun mengantarkan Nina ke tempat tujuan. Jarak dari tempat itu menuju alamat tujuan sangat jauh, Sehingga butuh waktu lama untuk sampai disana. Saking lamanya diperjalanan, Anak kecil itu tampak menangis selama di perjalanan.

"Tante, Kapan kita sampai!" Ucap anak kecil itu seraya terus menangis.

"Kamu yang sabar ya, Sebentar lagi kita sampai kok!" Ucap Nina pada anak itu.

Beberapa lama diperjalanan, Akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Sesampainya disana, Nina langsung turun dari motor tukang ojek itu bersama anak kecil tersebut.

"Pak, Benar ini alamatnya!" Ucap Nina pada tukang ojek itu.

"Benar non, Ini memang alamat yang tertera disana!" Ucap pria paruh baya yang merupakan tukang ojek itu.

"Pak, Saya enggak punya uang untuk bayar! Bapak ambil aja cincin saya ini, Itu peninggalan mama saya!" Nina tampak memberikan sebuah cincin peninggalan mamanya untuk membayar ojek itu.

"Terima kasih non, Kalau begitu saya pamit!"

Pria paruh baya itu tampak mengambil cincin tersebut, Lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara Nina bersama anak itu, Langsung berjalan ke arah rumah yang tampak besar nan megah itu.

"Pak, Bisa saya bertemu pemilik rumah ini!" Ucap Nina pada satpam yang ada dirumah tersebut.

"Sebentar saya panggilkan dulu!" Ucap satpam itu.

Beberapa saat kemudian, Terlihat seorang pria keluar dari dalam rumah tersebut. Nina yang melihat pria yang baru keluar dari rumah itu, Tampak terkejut.

"Ayah.......!"Teriak anak kecil itu, Kemudian langsung berlari ke arah pria itu.

Sementara Nina, Seusai mengantarkan anak itu, langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Namun ketika Nina hendak pergi, Sang pria itu tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Tunggu!" Ucap sang pria itu seraya mendekat ke arah Nina.

Ucapan pria itu seketika menghentikan langkah kaki Nina.

"Ada apa tuan?" Tanya Nina seraya membalikkan tubuhnya ke arah belakang.

"Aku belum mengucapkan terima kasih, Tetapi kamu sudah mau pergi saja!" Ucap Pria itu.

"Maafkan saya tuan, Tapi saya harus pergi!" Ucap Nina, Lalu wanita dengan tahi lalat di hidung itu langsung berjalan pergi meninggalkan tempat tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!