Seorang pria tampan tengah duduk di kursi kebesarannya di sebuah perusahaan ternama di Italia. Pria tampan itu adalah adiknya millionaire yang bernama Eduardo Francis Davidson. Dan nama pria tampan itu adalah Leonardo Alfa Davidson.
Leonardo dan Eduardo memiliki ayah yang sama yaitu Thomas Davidson berdarah Amerika, namun mereka memiliki ibu yang berbeda. Ibunya Eduardo berasal dari Indonesia. Namanya Lina Davidson. Sedangkan ibunya Leonardo berasal dari Italia, namanya Anastasya Davidson.
Meski berbeda ibu, mereka selalu akrab dan saling menyayangi karena mereka bertemu saat mereka sama-sama piatu dan sama-sama saling membutuhkan satu sama lain.
Eduardo tinggal di Indonesia sejak lahir sampai 10 tahun. Dan diusianya yang ke-11, pamannya mengajak Ed ke Amerika, dan disana, dia bertemu dengan Leonardo adik se-ayahnya yang usianya masih 1 tahun. Mereka cocok bersama. setelah usianya 19 tahun, pamannya membawa Ed ke Italia dan kemudian Eduardo dinobatkan menjadi pemilik perusahaan ayahnya yang bernama Davidson Property.
Tidaklah mudah memimpin sebuah perusahaan di usia muda, apalagi dia punya adik yang masih kecil. Setelah pamannya meninggal, dia harus menjaga adiknya. Ibunya sudah meninggal begitu pun dengan ibunya Ed. Ibu mereka meninggal karena dibunuh oleh musuh ayah mereka.
Setelah dewasa, Leonardo menjadi seorang psikopat karena dia sering bergaul dengan Rider Albert Smith yang merupakan psikopat sejati. Rider merupakan anak dari seorang kepala polisi Amerika. Dia sangat membenci ayahnya sehingga dia membenci para polisi.
Lalu ayahnya Leonardo meninggal karena dibunuh oleh Yakuza Jepang yang bernama Zen Hitoshi Hashigawa. Leonardo sama sekali tidak menangisi kematian ayahnya. Karena selama ini dia merasa tidak pernah diperhatikan oleh ayahnya.
Hari ini, Leonardo mewakili kakaknya yang berlibur ke Bali, Indonesia. Jadi dia harus memimpin perusahaan selama Eduardo belum kembali. Sebenarnya dia tidak menyukai kegiatan seperti kantoran, dia lebih suka membunuh orang dan memakai wanita.
Eduardo berpesan agar dia jangan macam-macam selama Eduardo di Indonesia. Padahal Leonardo tahu kalau kakaknya ke Indonesia itu untuk mengambil kembali hatinya yang sudah dicuri oleh sahabat masa kecilnya.
Leonardo tahu semuanya apa yang diinginkan kakaknya. Sungguh adik yang baik kan? Tentu saja, Eduardo juga sangat baik dan sama juga seperti dia sama-sama suka memakai wanita. Itu pun karena pengaruh buruk dirinya.
Salam hangat
Ucu Irna Marhamah
Venesia, Italia
Pagi ini, Leon harus pergi ke kantor milik mendiang ayahnya yang dipimpin oleh kakaknya. Leon sudah rapi dengan setelan jasnya.
Dia menuruni tangga. Semua pelayan sudah berbaris rapi. Saat Tn. Muda mereka lewat, mereka membungkukkan badan. Leon sama sekali tidak menyapa mereka. Berbeda dengan Eduardo yang ramah dan baik.
Leon memasuki mobilnya kemudian tancap gas menuju Davidson property. Selama di perjalanan, dia mendengarkan musik DJ kesukaannya.
Namun tiba-tiba, smartphone nya berdering. Dia mengangkat panggilannya.
"Ya? "
"Mr. Leon? Anda dimana? Perusahaan benar-benar membutuhkan anda, 20 menit lagi akan ada rapat" kata wanita disebrang sana tak lain dan tak bukan dia adalah Cellina Angela sekretaris Eduardo.
"Aku di jalan, tunggu saja, aku pasti sampai" kata Leon kemudian mengakhiri panggilannya dan melajukan mobilnya secepat kilat menuju kantor kakaknya.
"Kak Ed benar-benar membuatku tidak bebas kenapa harus aku yang mengurus perusahaannya? " gerutu Leon seolah pada dirinya sendiri.
"Si Arthur kan ada, ah anak itu pasti sedang party, oh kenapa lebih menyenangkan menjadi si Arthur" gerutu Leon.
Arthur Vinra Davidson adalah putra bungsu Thomas Davidson, dia juga adik se-ayah dengan Leon maupun Eduardo. Ibunya Arthur asli India, namanya Brianca Vinra Davidson.
Akhirnya, Leon sampai juga di Davidson Property. "Mr. Ayo masuk" kata Cellina. Leon memasuki ruang rapat. Semua mata klien tertuju padanya.
"Halo semua, pagi yang cerah bukan" sapa Leon kemudian duduk.
"Ini sudah siang, Mr. Davidson "
♡♥♡♥♡♥♡
Tokyo, Japan
Seorang gadis cantik tengah memasuki kantornya. "Selamat siang Nn. " sapa bawahannya dengan bahasa Jepang. Gadis itu hanya mengangguk membalas sapaannya.
Gadis itu adalah Shione Hashigawa, pemilik perusahaan Japan group milik mendiang ayahnya yang bernama Zen Hitoshi Hashigawa.
"Hai, Shione" sapa seorang wanita bertubuh seksi dengan payudara yang besar sekali. Langkah Shione terhenti. Dia menoleh pada wanita itu.
"Hem, ada apa Miragi? " tanya Shione. "Oh, kulihat malang sekali dirimu, sudah 24 tahun belum menikah padahal waktu di Senior High School kau begitu memikat para lelaki" kata Miragi.
"Hmm, lalu? Kau peduli padaku? " tanya Shione. "Jangan mengira seperti itu. Nn. Hashigawa, kau tersinggung? "
"Tidak, oh ya aku masih banyak urusan, bye" Shione memasuki ruangannya.
"Senang sekali aku memojokkan gadis angkuh itu ya meski dia tidak membalas perkataanku" gumam Miragi.
Shione duduk di kursi kebesarannya. "Aiko? Kau dimana? " tanya Shione.
Seorang wanita berambut ikal dengan kacamata bulatnya memasuki ruangan.
"Iya Nn.? " tanya Aiko. "Sebutkan agenda hari ini" kata Shione.
Aiko membacakan kegiatan yang akan dan harus dilalui bosnya itu. "Banyak sekali, apa bisa dikurangi? " tanya Shione.
"Sayangnya tidak bisa kalau di tambah pasti bisa" jawab Aiko.
"Oh, jangan jangan tidak perlu ditambah, hmm jadi rapat pertama diadakan pada pukul 2.00, baiklah aku akan makan siang dulu" kata Shione.
"Oh Nn. Aku lupa, ada surat wasiat dari Tn. Zen Hitoshi Hashigawa, ini dia" kata Aiko sambil memberikan sebuah map biru pada Shione.
"Dari siapa? " tanya Shione.
"Tn. Zen" jawab Aiko.
"Siapa dia? " tanya Shione.
"Ya ampun Nn. Dia itu mendiang ayah anda" gerutu Aiko yang tidak habis pikir dengan pikiran Nn nya itu.
"Oh iya aku lupa, jadi ini wasiat dari si tua bangka itu, ah isinya pasti sesuatu yang buruk" kata Shione.
Aiko sudah sweet drop sedari tadi. "Kau boleh keluar dulu " kata Shione. Wanita itu membungkukkan badannya kemudian berlalu.
Shione membuka map itu. Benar saja isinya wasiat tentang dunia gelap sang ayah, sang Yakuza. "Ok, sudah ku duga isinya pasti tentang hal ini" gumam Shione.
♡♥♡♥♡♥♡
Sementara itu di Davidson Property, Leon sedang duduk sambil kedua kakinya bertumpu pada meja. Cellina hanya menggeleng melihat tingkah pria muda itu. Jauh berbeda dengan Eduardo yang dewasa dan lebih kalem.
"Apa yang kau lihat? Lebih baik kerjakan tugasmu" kata Leon.
"Eh? I.. Iya baik Mr. "
Wanita itu pun berlalu. Leon mendapat telepon dari orang kepercayaannya.
"Halo? Kemana saja kau? "
"Saya di Jepang Tn. Saya sedang menyelidiki seorang gadis yang merupakan anaknya Zen Hashigawa " jawab pria disebrang sana.
"Oh, ya aku tahu kau memang menyukai wanita, kenapa jauh-jauh mencari wanitanya? Disini banyak" kata Leon.
"Bukan begitu Tn. Wanita ini anaknya Zen Hashigawa, orang yang telah membunuh ayah anda"
Leon mengerutkan dahinya. "Lalu? "
Ingin sekali pria di sebrang sana mengorek-ngorek isi kepala Leon. Namun itu tidak mungkin, bisa-bisa Eduardo menghabisinya. "Emm, apa anda tidak berniat balas dendam? " tanya pria itu.
"Entahlah, aku bahkan tidak kenal ayahku, tapi kalau di pikir-pikir, aku penasaran juga pada gadis itu. Baiklah mungkin aku akan kesana setelah urusan disini selesai, sekalian aku ingin mengunjungi Rider disana ".
"Iya Tn"
"Dengar, aku punya rencana"
♡♥♡♥♡♥♡
Sepulang dari kantor, Leon pulang dan memasuki mansionnya. Dia mendengar suara langkah kaki, langkah itu terdengar mengendap dan ingin menghampirinya.
Dengan gerakan cepat, Leon berbalik dan menodongkan pistolnya. Seorang pria mengangkat kedua tangannya saat Leon menodongkan pistol itu kearahnya.
"Arthur? Sedang apa kau disini? " gerutu Leon kemudian memasukkan pistolnya ke saku celananya.
"Ah kak aku benar-benar bosan, kau tahu? Aku butuh wanita" jawab Arthur adiknya Leon.
"Di India banyak wanita kan? Dan selain itu, banyak penari disana " gerutu Leon.
"Iya, tapi aku bosan aku mau yang bertubuh mungil, dan berkulit eksotis " kata Arthur.
"Kau ikut saja Eduardo ke Indonesia siapa tahu kau menemukan wanita seperti itu disana " kata Leon.
"Benarkah? Yah kan kak Ed sudah kesana duluan" gerutu Arthur.
"Eh, kau jangan kesana saja ya kau disini saja memegang perusahaan kakak untuk sementara" kata Leon.
"Apa? Tapi.. "
"Ayolah, ada banyak wanita di kantor, kau pasti suka" kata Leon.
"Ah? Benarkah? Lalu kau mau kemana? "
"Jepang "
"Hah? Untuk apa? "
"Menemui Rider, dia kan disana karena Pak Arnold sedang menyelidiki sebuah kasus disana" jawab Leon.
"Ah itu tidak adil, kau disana liburan, dan aku disini memegang dokumen, itu tidak adil"
"Biar saja, siapa suruh kau tidak bekerja"
"Kau sendiri tidak bekerja"
"Aku bekerja, menjadi psikopat "jawab Leon kemudian berlalu ke kamarnya.
"Hei!! Memangnya psikopat itu pekerjaan? Baiklah, aku juga punya pekerjaan, yaitu bermain dengan wanita "
♡♥♡♥♡♥♡
Hari mulai pagi. Leon masih tertidur dia bergulir memeluk seseorang. Dia membelai pipi orang yang tidur dengannya.
"Ini jambang? "
"Ini aku" suara bariton itu terdengar jelas ditelinga Leon.
Leon terkejut kemudian membuka matanya ternyata Arthur.
"Apa yang kau lakukan dikamarku!! Kau tidak melakukan apa kan!! " geram Leon panik karena melihat Arthur yang hanya menggunakan celana boxer.
"Aku masih normal, meski kau tampan, aku tidak mau, aku masih menyukai hole, kau pikir aku gay? " gerutu Arthur.
"Masih banyak kamar di mansion ini, kenapa kau mau tidur dengan ku? " gerutu Leon.
"Ah, kamar -kamarmu yang lain dipenuhi benda-benda keramat" sindir Arthur.
"Ah lupakan" Leon berjalan menuju kamar mandi.
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
Malam ini, Shione baru pulang dari kantor, dia memasuki kamarnya. "Oh lelahnya, aku mau makan"
Setelah mandi dan berganti pakaian dengan pakaian tidur, dia menuruni tangga memasuki dapur. Dia menyiapkan bahan-bahan untuk memasak.
Tanpa dia sadari, seorang pria siap menerkamnya. Dengan cepat, Shione menendang barang milik pria itu dengan tumitnya.
"Jika mau menculikku pakai rencana yang bagus, kenapa malah memakai minyak wangi yang menyengat? Kau mau menculikku atau mengajakku berkencan?" tanya Shione tanpa mengalihkan pandangannya dari panci.
Bruk
Pria itu terduduk. Beberapa pria memasuki dapur dan menodongkan senjata mereka pada Shione. "Menyerahlah Nn, kau sudah terkepung" kata salah satu dari mereka dengan bahasa Inggris
Baru kali ini Shione membalikkan badannya dan menoleh. Matanya melihat satu persatu pria yang ada disana.
"Hmm, kalian tahu, aku lelah, banyak sekali pekerjaan ku di kantor hari inj, aku tidak ada waktu bermain-main dengan kalian" kata Shione yang masih tenang-tenang saja padahal jelas mereka mengepungnya.
Pria -pria suruhan Leon itu saling pandang. "Kami tidak tahu dan kami tidak mau tahu" kata salah satu dari mereka.
"Ok" jawab Shione dengan cepat, dia melempar spatulanya kearah mereka layaknya shurikken. Spatula itu berhasil mengenai orang -orang itu dan kembali ke pemiliknya layaknya bumerang.
Mereka meringis. Terjadi perkelahian tidak imbang, namun nyatanya, Shione mampu mengalahkan mereka semua dengan cepat.
"Dengar ya, aku punya banyak kamar, tapi aku tidak mau kalian menginap dirumahku, jadi pergi!!! " teriak Shione.
Mereka pun pergi. Shione memasuki kamarnya kemudian tertidur.
♡♥♡♥♡♥♡
Leon memasuki mobilnya. Arthur pun mengikutinya. Leon masih kesal pada Arthur karena pagi ini.
Leon melajukan mobil sportnya menuju kantor. "Kapan kau ke Jepang? " tanya Arthur memcah kesunyian.
"Besok"
"Lalu aku? "
"Kau tinggal saja di mansion kita, kau bilang bosan di apartemen terus? " tanya Leon.
"Iya, yah aku sendiri di mansion "
"Ada pelayan"
"Kapan Kak Ed pulang? "
"Entahlah, dia juga pulang pastinya ke Amerika" jawab Leon.
"Kenapa ke Amerika? "
"Karena wanita yang diincarnya blasteran Amerika -Indonesia "
"Alasan macam apa itu? "
Terdengar smartphone Leon berdering. Leon mengangkatnya.
"Halo bagaimana? "
"Tidak ku sangka Tn., gadis itu pandai bela diri, kami kalah"
"Kalian dikalahkan wanita? What the fuck? "
"Maaf Tn. Ini memang kenyataannya"
"Baiklah, sekuat apa dia, akan kulihat" kata Leon kemudian mengakhiri panggilannya.
"Siapa yang mengalahkan orang-orang mu kak?"
"Anak dari orang yang telah membunuh ayah kita" jawab Leon.
"Aku ingin bertemu dengannya "
"Untuk apa? " selidik Leon.
"Berterimakasih karena ayahnya telah membunuh ayahku "
"Ah, dasar aneh"
♡♥♡♥♡♥♡
Shione memasuki ruangannya, dia melihat seorang pria duduk di sofa di ruangannya.
"Kak Shino? "
"Hai"
"Kakak kembali? Baguslah, berarti aku bebas dari dokumen-dokumen sialan di kantor ini" kata Shione.
Shino Hashigawa adalah kakak kandungnya Shione. Shione sedang menjalankan bisnis gelapnya sebagai Yakuza dan kini dia kembali.
"Aku kesal dengan tugasku, ku harap kau kembali untuk kantor ini" kata Shione.
"Ahaha, baiklah adik cantikku" kata Shino. "Oh ya, apa kau masih menjalankan bisnis gelapmu? " tanya Shino.
"Iya, kemarin saja, ada surat wasiat darinya tentang bisnis sialannya itu " jawab Shione.
Shino hanya tersenyum mendengar keluh kesah dan umpatan ucapan adiknya itu.
"Kakak akan tinggal di mansion? " tanya Shione. "Tidak, kekasihku membutuhkanku, dia sedang hamil anakku"
"Oh begitu, baiklah, semoga anakmu lahir dengan selamat" kata Shione.
"Arigatou"
♡♥♡♥♡♥♡
Hari ini, dengan zet pribadinya, Leon pergi dari Italia menuju Jepang.
Selama didalam zet, dia memainkan jarinya diatas meja. Dia ingin segera sampai dan ingin melihat wajah gadis itu secara langsung.
Leon mengeluarkan sebuah foto, foto gadis itu, foto Shione yang dikirim oleh orang suruhannya.
"Cantik, tapi sepertinya kau liar" gumam Leon.
♡♥♡♥♡♥♡
Shione benar-benar lelah hari ini, dia ingin tidur sesegera mungkin namun, perutnya berkata lain. Dia segera pergi ke dapur.
Shione membuka pintu kulkas, sayang sekali isinya nol besar.
"Hungry? " suara baritone itu mengejutkan Shione. Shione menoleh. Terlihat pria tampan bermata abu-abu duduk di kursi meja makan.
Shione mengerutkan dahinya. "Sejak kapan dia disana? Aku tidak merasakan keberadaannya" batin Shione.
"Who are you? " tanya Shione karena mendengar pria itu tadi bertanya dengan bahasa Inggris.
"My name is Leonardo, you can call me dear or babe or darling anything, up to you" jawab pria yang tak lain adalah Leon.
"I'm sorry? Are you ok? " tanya Shione.
"Aku baik, sekarang boleh aku menculikmu? " tanya Leon dengan bahasa Jepang.
"Hah? " Shione terkejut mendengar pria kulit putih itu bisa bahasa Jepang.
"Bagaimana? "
"Emm, apa jika kau menculikku aku akan diberi makan?" tanya Shione dengan polosnya.
"Tentu saja, aku punya banyak makanan" jawab Leon cepat.
"Ok, kau boleh menculikku, tapi jangan macam-macam padaku atau melakukan tindak kejahatan" kata Shione.
"Kalau begitu untuk apa aku menculikmu? "
"Itu juga yang ingin aku tanyakan"
"Gadis cerdas, ini sulit" batin Leon.
"Jawab"
"Aku anaknya Thomas Davidson, pria yang sudah dibunuh ayahmu, Zen Hashigawa" jawab Leon.
"Oh" Shione ber'oh ria.
"Hanya oh? " tanya Leon.
"Iya, memangnya ada hubungannya denganku? " tanya Shione.
"Kau anaknya kan? "
"Oh iya, aku lupa lagi nama brengsek tua itu " kata Shione sambil menepak dahinya.
"Apa? "Leon tidak mengerti dengan sikap dan pikiran Shione yang agak sengklek mungkin.
"Aku tidak percaya, kenapa bisa orang -orang ku kalah oleh gadis semacam ini? " batin Leon.
"Ya sudah ayo" kata Shione.
"Kemana? " tanya Leon.
"Katanya kau mau menculikku, cepatlah aku lapar, aku tidak mau mati" gerutu Shione.
"Ah? Emm ok, ayo"
♡♥♡♥♡♥♡
"Kita akan kemana setelah ini? " tanya Shione yang tengah makan di restoran Jepang bersama Leon.
"Ke apartemen sahabatku"
"Dimana? "
"Di dekat sini"
"Kau punya teman orang Jepang ?"
"Tidak, sahabatku berasal dari Amerika, dia kemari karena ada keperluan"
♡♥♡♥♡♥♡
Mobil Sport milik Leon terparkir didepan apartemen milik Rider yang tidak diketahui Arnold karena khusus markasnya.
Leon menekan bell, sedangkan Shione memandangi sekeliking. Beberapa menit kemudian, pintu terbuka.
Seorang wanita yang membuka pintu itu. "Hallo, Leon, who she is? " sapa wanita cantik itu kemudian diakhiri pertanyaan sambil melihat Shione dari atas kebawah.
"Nanti ku jelaskan, ada Rid? " jawab Leon.
Wanita itu mengangguk "ada, masuk "
Mereka memasuki apartemen. Didalam ada banyak pria yang sedang minum sampanye didalam.
Shione harus menutup hidung karena bau alkohol yang menyengat. Shione tidak melihat satu orang wanita pun kecuali wanita yang tadi membuka pintu.
Mereka memasuki sebuah kamar bercat abu-abu dan putih.
"Rid, ada temanmu" kata wanita itu.
Pria tampan berambut coklat itu menoleh. "Leon? " Leon tersenyum penuh arti.
Rider juga tersenyum. "Darla, kau boleh keluar" kata Rider pada wanita yang ternyata bernama Darla. Wanita itu pun berlalu.
"Kenapa kita malah ke kamarnya? " bisik Shione pada Leon. Leon tidak menjawab. Dia memilih duduk di sofa yang tersedia disana. Shione pun mengikutinya.
Rider duduk berhadapan dengan mereka. "Oh, barang baru ya? " goda Rider sambil menatap Shione penuh minat.
"I'm sorry? I'm not bitch! I'm a maf... Ma.. Muffin" kata Shione yang hampir keceplosan.
"Aha? Beach? " goda Rider. Leon hanya tersenyum melihat Shione yang kesal.
"Dia muffin, biarkan saja" kata Leon. "Hampir saja" batin Shione.
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!