NovelToon NovelToon

Jangan Salahkan Ku Mendua

JSAM : Bab 1

Lampu kamar yang redup, dengan suara hujan yang terdengar jelas. Seorang wanita tengah terbaring dengan tubuh yang di tindih oleh seseorang.

Terdengar alunan suara-suara yang familiar, suara-suara merdu dari seseorang yang tengah menikmati setiap sentuhan dan cubuan.

"Mas.."

Rosa memejamkan matanya, ia menikmati setiap sentuhan yang di berikan Alan untuknya. meski terkadang sentuhan itu terasa sakit dan menyakitkan.

Hingga terdengar suara dering telpon, membuat perhatian Alan teralihkan. Rosa terdiam saat suaminya menghentikan aktivitas panas mereka, ia melihat Alan yang menatap serius layar ponselnya.

"Mas, mau kemana kau?" Tanya Ros saat suaminya buru-buru menggunakan pakaiannya.

"Aku ada urusan." Jelas nya.

"Urusan apa lagi? Ini sudah malam, di luar sedang hujan dan kita sedang melakukan hal ini. Dan kau ingin pergi begitu saja? Meninggalkan ku dalam keadaan seperti ini?" Tanya Rosa kesal, ia masih belum mencapai kenikmatan yang selama ini sudah jarang ia rasakan.

"Maaf sayang, tapi lain waktu. Aku akan memuaskan mu." Alan mencium kening Rosa, lalu pergi begitu saja tanpa menoleh lagi ke belakang.

Rosa mencengkram erat selimut nya, hatinya terasa sakit ketika suaminya pergi begitu saja di saat mereka tengah melakukan kegiatan panas.

Pada malam itu, bukan kenikmatan yang Rosa rasakan. Tapi rasa sakit yang tak terbendung dan tak bisa ia katakan.

...

Keesokan harinya.

Rosa terbangun dengan piyama berbahan sutra, ia turun dari tangga dengan wajah yang lesu dan tak bersemangat. Luka tadi malam masih membekas di benaknya, membuat hari-harinya terasa tak berwarna.

"Apa Tuan sudah pulang?" Tanya Rosa seraya melirik pelayan yang ada di dekatnya.

"Belum Nyonya." Jawabnya.

Rosa terdiam sesaat, lalu ia tersenyum hambar. Bahkan sampai pagi seperti ini, pria itu pergi entah kemana dan menemui siapa.

Para pelayan dengan cekatan mengurus semua sarapan untuk Rosa, wanita itu hanya diam dan duduk manis. Tapi kini ia terlihat tidak bersemangat, jiwanya seperti tengah meninggalkan raganya.

Pelayan hanya diam setelah menyelesaikan tugas mereka, mereka tahu tentang kelakuan Alan yang sering membuat Rosa sedih dan kacau.

Dengan senyuman tipis, Rosa memakan nasi goreng ekstra telur kesukaannya. Dulu ia sangat senang menikmati suasana pagi saat sarapan bersama dengan Alan, tapi kini semuanya berubah.

"Makanannya sangat enak." Puji Rosa dengan senyuman.

"Terimakasih Nyonya." Pelayan yang di puji tersipu malu, ia tahu Nyonya nya sangat baik dan rendah hati.

Rosa langsung berdiri saat ia selesai makan, para pelayan segera membereskan semua sisa makanan miliknya.

Mata Rosa melirik handphone, ia terus mengirim pesan WhatsApp kepada Alan tapi tidak ada satupun yang di jawab oleh pria itu.

...

Kini Rosa bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit, ia adalah seorang dokter kandungan di sebuah rumah sakit besar di Jakarta.

Semua orang mengenalnya, apalagi ibu-ibu yang sering memeriksakan kandungannya pada Rosa.

Hari ini Rosa terasa sangat lesu dan lemas, apa yang dilakukan oleh Alan membuatnya tidak bergairah untuk melakukan apapun. Meski begitu, Rosa selalu profesional dalam menangani setiap pasien yang datang kepadanya.

Hingga tiba waktunya istirahat, Rosa memilih untuk mencari cafe terdekat bersama dengan rekan satu profesi dengannya.

"Kenapa kau sangat lesu? Kau sedang banyak masalah yah?" Tanya Winda dengan senyuman di wajahnya, ia seakan tahu apa yang tengah menimpa teman baiknya.

"Suami ku, dia pergi secara tiba-tiba di saat kami sedang bercinta. Dan tadi pagi, dia belum pulang. Aku bahkan tidak tahu sekarang dia sedang dimana dan dengan siapa." Jawab Rosa berterus terang, ia tidak bisa menyembunyikan perasaannya dari Winda yang merupakan sahabat nya sendiri.

"Sudahlah, mungkin dia sedang ada urusan. Tapi.." Winda terdiam dan menggantungkan kata-katanya.

Rosa melirik dengan tatapan tertarik, "Tapi apa?"

"Aku bukannya ingin berburuk sangka, tapi kau tahu sendirilah. Wanita zaman sekarang,"

"To the points aja, jangan bertele-tele seperti itu." Rosa tak sabar dengan kata-kata Winda yang terlalu bertele-tele.

"Aku takut jika suami mu sedang bermain dengan wanita lain di belakang mu." Jelasnya seraya meminum kopi miliknya.

"Maksudnya suami ku selingkuh?"

JSAM : Bab 2

Winda menatap wajah Rosa yang nampak terkejut dan shock, tapi meski begitu wajah itu masih terlihat sangat cantik.

"Enggak, aku cuman khawatir aja. Tapi bisa aja suami mu enggak ngelakuin hal itu, tapi memang dia sedang sibuk dengan urusan kantor." Jelas Winda seraya menyimpan cangkir kopi miliknya.

Rosa kini terdiam dengan tatapan serius, ia menggigit kuku jempolnya. Rasa takut terlihat jelas di wajah Rosa, ia bukanlah wanita yang mudah menyembunyikan perasaan yang tengah ia rasakan.

"Tapi bagaimana jika itu benar? Bagaimana jika suami ku selingkuh?" Tanya Rosa dengan tatapan sendu bercampur bingung.

Winda terdiam, ia sendiri sama sekali belum pernah menikah dan ia tidak berpengalaman dalam mengani hal ini.

"Sudahlah, itu hanya spekulasi saja. Jangan kau anggap serius, mana mungkin Alan berani bermain di belakang mu. Kau kan cantik dan berpendidikan tinggi." Jelas Winda dengan senyuman di wajahnya, ia takut Rosa malah berlarut-larut dalam perkataannya.

"Kau benar, suami ku sangat mencintai ku. Mana mungkin dia melakukan hal itu." Jawab Rosa dengan senyuman hambar di wajahnya.

..

Jam kini menunjukkan pukul 15.00 WIB, Rosa masih melakukan pekerjaannya. Meski sesekali ia melamun dan terus memikirkan apa yang di katakan oleh Winda.

Hingga seorang wanita hamil membuka pintu ruangannya, Rosa tersenyum dengan ramah. Ia belum pernah melihat wanita ini sebelumnya, tapi di lihat dari perutnya mungkin usia kandungannya sudah mulai 7 bulan.

"Selamat sore Bu dokter." Sapa nya dengan senyuman lembut dan nada yang terdengar sangat halus.

Rosa tersenyum manis dan balik menyapa, ia melihat jika nama wanita itu adalah Intan. "Saya baru melihat anda di sini." Ucap Rosa sedikit bertanya dan mengakrabkan diri seperti biasa.

"Iya, saya baru pindah dari Bandung ke Jakarta." Jelasnya dengan senyuman, Rosa bisa melihat sikap lemah lembut yang di tunjukkan oleh wanita di depannya.

Rosa tersenyum manis, ia cukup kagum dengan wanita muda di depannya. Dan saat melihat kertas formulir nya, Rosa terdiam sejenak saat mengetahui jika wanita di depannya baru 19 tahun.

"Masih muda tapi sudah menjadi seorang ibu." Pikir Rosa dengan perasaan yang cukup iri, karena ia sendiri yang sudah menginjak 28 tahun masih belum menjadi seorang ibu.

"Baik Bu Intan, silahkan anda berbaring terlebih dahulu." Ucap Rosa.

Rosa melakukan USG terlebih dahulu untuk mengetahui keadaan bayi yang ada di dalam kandungan Intan, ia tersenyum manis pada pasien nya.

"Lihat, bayi anda tumbuh dengan sehat." Ucap Rosa dengan senyuman ramah.

Rosa bisa melihat wajah bahagia Intan, ia mengelus lembut perutnya yang sudah membesar. Rosa bisa merasakan perasaan cinta yang luar biasa dari Intan untuk bayinya.

Setelah selesai Rosa memberikan beberapa resep vitamin ibu hamil pada Intan, dan meminta wanita itu untuk membeli beberapa susu untuk Ibu hamil.

"Terimakasih Bu Dokter." Ucap Intan dengan senyuman di wajahnya.

Rosa tersenyum, ia tidak sengaja melihat sebuah cincin yang melingkar di jari manis Intan. Ada perasaan familiar pada cincin itu, tapi Rosa kembali bersikap profesional.

"Sama-sama Bu Intan, anda bisa datang lagi ke sini setiap bulannya. Seraya mengecek kondisi bayi anda, terlebih anda sebentar lagi akan melahirkan." Ucap Rosa dengan senyuman ramah.

"Baik Bu Dokter."

Setelah itu Intan langsung berjalan keluar dari ruang rawat Rosa, wanita itu kembali duduk seraya menghela nafas panjang. Setiap hari ia selalu melayani ibu-ibu yang hamil, tapi dirinya bahkan belum kunjung hamil. Tapi lebih tepatnya ia dan Alan belum siap untuk memiliki anak saat ini.

...

Rosa mengendarai mobilnya, ia melihat mobil suaminya sudah terparkir di depan rumah. Ada perasaan sesak dan dada yang terasa panas, tak kala mengingat apa yang terjadi di antara mereka.

Rosa memarkirkan mobilnya seperti bisa, ia berjalan masuk ke dalam rumah nya yang besar. Beberapa pelayan langsung menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Dimana Tuan?" Tanya Rosa seraya menyimpan tas kerja miliknya.

"Tuan ada di kamar, Nyonya." Jelasnya

Rosa berjalan masuk ke dalam kamar, ia melihat sosok suaminya tengah duduk seraya bersandar.

JSAM : Bab 3

Rosa menatap suaminya dengan tatapan kesal, pria itu langsung bangkit dan memeluknya dengan lembut. Tapi Rosa menepis semua perlakuan itu.

"Darimana saja, kamu?" Tanya Rosa Tampa basa-basi.

Alan tersenyum manis, ia mengajak istrinya untuk duduk di atas ranjang bersama dengan nya. "Kemarin ada masalah di kantor, ada satu manager yang melakukan penggelapan dana." Ucap Alan seraya memijat pundak istrinya.

"Memangnya harus yah? Kamu langsung pergi gitu aja, di saat kita lagi ngelakuin hal itu?" Tanya Rosa frustasi, ia sangat kesal dan tidak menerima alasan yang diberikan suami nya.

"Maafkan aku sayang." Alan mencium dan memeluk Rosa dengan lembut, ia menunjukkan perasaan tulus meminta maaf pada istrinya.

"Baiklah, tapi hanya untuk kali ini saja aku memaafkan kamu. Jika kau mengulanginya lagi, aku tidak ingin memaafkan mu lagi." Jelasnya dengan wajah yang masih menahan amarah.

Alan tersenyum, ia memeluk dan kembali mencium wajah dan bibir Rosa.

"Mas." Panggil Rosa dengan tangan yang mengelus dada suaminya.

"Iya?"

Alan tersenyum dan menatap heran istrinya, ia tahu pasti ada sesuatu yang tengah di inginkan oleh Rosa dirinya.

"Pernikahan kita sudah berjalan 4 tahun, bagaimana jika kita memiliki anak?" Tanya Rosa, ia sangat menginginkan seorang anak dari Alan. Karena selama ini, ia merasa belum menjadi seorang istri yang sempurna karena belum bisa mengandung seorang anak.

Alan seketika menghapus senyumannya, "Rosa, kita masih muda. Kenapa harus memikirkan tentang anak? Bagaimana jika nanti saja." Tolak Alan secara halus.

Rosa kembali mendesis, "Mas, kita sudah tidak muda lagi. Umur ku sudah 28 tahun dan kau 29 tahun, mau kapan kita akan punya anak?" Tanya Rosa kesal, ini bukan ke satu kalinya Alan menolak untuk memiliki seorang anak.

"Rosa, teman-teman ku saja banyak yang belum memiliki anak. Dan bahkan mereka usia mereka lebih tua dari ku." Jelas Alan dengan nada sedikit tinggi.

"Teman-teman yang mana, Mas?" Tanya Rosa kesal, ia mulai meninggikan nada bicaranya.

Alan merasa tersinggung dengan perkataan istri nya, "Aku paling tidak suka dengan istri yang meninggikan nada bicaranya terhadap suaminya sendiri." Jelas Alan yang langsung bangkit dari tempat duduknya.

Rosa merasa frustasi, hubungannya dengan Alan menjadi semakin kacau hanya karena sebuah keinginan untuk memiliki anak.

Rosa melihat Alan kembali mengambil jas dan kunci mobilnya, ia tahu suaminya akan kembali pergi dan meninggalkan nya begitu saja.

"Mas, mau kemana kau?" Tanya Rosa yang langsung memegang tangan Alan, ia tidak ingin suaminya pergi ke tempat yang tidak jelas.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar." Jelas Alan.

"Mas.." Rosa tetap menahan tangan Alan, ia tidak membiarkan suaminya untuk pergi.

Alan menatap Rosa dengan tatapan kesal, "Sebaiknya kau ubah sikap mu itu," ucap Alan, lalu pria itu langsung pergi meninggalkan Rosa begitu saja.

Rosa kembali ke dalam keterpurukan, ia hanya bisa menangis di dalam kamar. Semakin hari hubungan nya dengan Alan, semakin renggang. Ia tidak paham kenapa suaminya menjadi seperti ini, karena dulu Alan sangat baik dan selalu mencintai nya. Tapi kini, pria itu seakan menjadi orang yang berbeda.

Rosa memilih membaringkan tubuhnya di atas ranjang, kini Alan sering membanding-bandingkan sikapnya yang katanya keras kepala dan kasar. Meski ia sendiri tidak merasakan hal itu, ia hanya sedikit bertanya dengan nada tidak terlalu tinggi. Tapi kini Alan mudah tersinggung dan marah, lalu pergi entah kemana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!