NovelToon NovelToon

RAHASIA DALAM PERNIKAHAN

KEDIAMAN BRAMANTYO

sinar mentari pagi masuk kecelah jendela kamar yang cukup luas dan megah.

tutttt.... tuttttt....tuuttttt....

Dering ponsel membangunkan seoarang pria yang sedang tidur dibalik selimut.

" Hallo... Ada apa sayang menelponku pagi-pagi ?" jawab pria itu dengan suara serak khas bangun tidur.

"apa.....????" pria itu tersentak kaget, mematikan sambungan telpon dan langsung beranjak dari tempat tidur bergegas kekamar mandi lalu bersiap siap pergi.

Entah apa yang dibicarakan ditelpon seberang sana sampai pria itu begitu tergesah- gesah.

" Rei.... kamu mau kemana, tidak sarapan dulu " tanya mamahnya ( Nyonya widia ) yang diacuhkan oleh putra kesayangannya Reihan Adiaksa bramantyo.

Reihan masuk ke dalam mobil lalu menancap gas pergi ke suatu tempat.

mamahnya hanya menghela napas melihat putranya yang pergi begitu saja tanpa pamit.

Reihan memang selalu bersikap acuh kepada papah dan mamahnya. semasa kecil Widia selalu memanjakannya sehingga membuat Reihan suka bersikap seenaknya. Dia lebih suka bersenang senang di club malam dibanding harus membantu papahnya mengelola perusahaan.

********

Reihan sampai ditempat yang dituju. di sebuah hotel yang sangat mewah dan megah, Reihan memarkirkan mobil sport hitam miliknya lalu berjalan menuju salah satu kamar milik si penelpon.

tokkk..tokkk...tokkk...

" Hai sayang... akhirnya kamu datang juga"! ucap manja seorang gadis yang membuka pintu kamar hotel sang gadis.

" Masuklah sayang!".seru gadis manja yang bernama Clara.

Clara adalah kekasih Reihan dia seorang model cantik yang terkenal, mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun.

Reihan lalu masuk dan duduk di sofa yang tersedia didalam kamar tersebut.

" Bukannya kau tadi...." tanya Reihan terhenti oleh jari Clara yang mendarat dibibirnya. Dengan manja Clara memeluk dan mencium bibir Reihan.

Dengan cepat Reihan Pun merespon dan mengikuti permainan Clara, mereka terbawa hasrat yang sudah menggebu dan akhirnya melakukan lebih dari sebatas ciuman.

" Rei...!" bisik Clara manja ditelinga Reihan.

" Hemmmm...." jawab Reihan sambil mencium kening Clara.

" Aku sangat mencintaimu Rei..." seru Clara

" Aku juga sangat mencintaimu sayang.." sahut Reihan.

" sayang, bagaimana kalau kita menikah?" tanya Reihan beranjak dari posisi tidurnya lalu menatap lekat mata Clara menunggu jawaban.

Clara terkejut dengan ucapan yang dilontarkan Reihan lalu melepaskan pelukannya beranjak bangun dari tempat tidur mengambil pakaian yang berserakan dilantai lalu masuk ke kamar mandi.

Reihan merasa gusar dengan sikap Clara yang meninggalkannya tanpa sepatah kata.

Selesai mandi Clara keluar dari kamar mandi dengan long dres berwarna pink yang sangat cocok dengan kulit putihnya, kemudian duduk didepan kaca sambil merias diri. karena hari ini Clara ada jadwal pemotretan

" Kamu kenapa sayang...apa kata- kataku tadi membuatmu merasa tidak nyaman?" tanya Reihan yang menghampiri Clara dan melingkarkan tangannya dileher Clara.

" Maafkan aku sayang". kata Reihan lembut

Karena ingin mengejar karirnya Clara masih enggan untuk menikah. Dia masih ingin fokus dengan karirnya sebagai model, Reihan Pun tau hal itu karena setiap kali Reihan mengajak menikah Clara slalu menolaknya.

Reihan beranjak ke kamar mandi membersihkan diri lalu bersiap-siap mengantarkan Clara ke tempat pemotretan.

Merekapun pergi dengan bergandeng tangan keluar dari hotel menaiki mobil hitam milik Reihan.

mereka terlihat sangat serasi tak sedikit mata yang memandang melihat kagum pada mereka berdua.

Didalam mobil mereka hanya terdiam.

Clara duduk sambil memberi pandangan keluar. sesekali ia memandang Reihan yang sedang mengemudi.

" Rei... tunggulah sampai hatiku benar- benar siap, aku ingin menggapai impianku setelah itu baru aku akan memikirkan tentang pernikahan, apa kau mau menungguku Rei?" ucap Clara memecah keheningan.

Reihan yang sedang mengemudi menoleh sekilas kearah Clara memandang wajah wanita yang sangat ia cintai itu, ia melontarkan senyuman lalu ia mencium lembut tangan Clara. tanda mengiyakan jawabannya.

KECELAKAAN

Cahaya gadis cantik yang selalu ceria dan sangat ramah kepada siapa saja.

Hampir setiap hari Cahaya datang membantu ayahnya menjaga toko, bersama sahabat baiknya yaitu Bayu. Sahabat yang terjalin sejak mereka SD.

Hari ini Cahaya menggantikan ayahnya menjaga toko bunga miliknya. meskipun toko bunga milik ayahnya tidak besar tapi peminatnya yang datang terbilang lumayan banyak.

Mungkin dari rangkaian bunganya yang indah atau bisa juga dari anak penjual bunganya yang memiliki paras cantik dan juga ramah sehingga banyak pelanggan yang merasa puas dengan pelayanan toko bunga tersebut.

Hari ini ayah Cahaya pamit untuk pergi keluar sebentar. Darmawan berniat ingin memberi hadiah kejutan untuk Cahaya tepat hari ini adalah hari ulang tahun Putri tercintanya.

" Ca, kamu bisakan jaga toko? ayah ingin pergi sebentar ada yang ingin ayah beli." ucap Darmawan.

" Bisa dong yah, ayah tenang aja lagi pula Cahaya enggak sendirian yah di toko ada Bayu yang menemani. Bukan begitu Bay?" tanya Cahaya kepada Bayu yang tengah asik merangkai bunga.

Bayu menoleh " Iya, om tenang aja ada Bayu disini yang akan menemani dan membantu Cahaya menjaga toko" sahut Bayu.

" Terima kasih ya Nak Bayu" ucap Darmawan.

" Yaudah ayah pergi dulu ya Ca!" pamit Darmawan.

Darmawan pergi dari toko bunga dengan mengendarai sepeda motor metiknya menuju toko kue ulang tahun. Setibanya di toko kue Darmawan langsung memilih kue tart untuk putri tercintanya.

Usai membeli kue tart Darmawan keluar dari toko kue tersebut dan saat sedang berjalan menuju motor metiknya ia malah menubruk seseorang.

Brukkk

" Ma .. maaf saya tidak sengaja" ucap Darmawan merasa bersalah.

" Darma ?" tanya seseorang yang bertubrukan dengan Darmawan.

" Bram?" tanya Darmawan balik

" Iya, ya ampun Bram kamu menghilang kemana, kenapa tidak memberi kabar?" Darmawan menepuk bahu Bramantyo sahabat baiknya yang sudah sekian lama pergi meninggalkannya tanpa kabar.

" Aku pindah ke kota Darma" sahut Bramantyo

" Sudah sukses ya kamu di kota?" tanya Darmawan melihat Bram yang menggunakan jas mewah.

" Alhamdulillah, Oia ngomong-ngomong bagaimana kabar kamu dan juga anak serta istri kamu Darma?" tanya Bramantyo.

" Kabar aku dan anakku baik Bram, saat ini adalah hari ulang tahunnya, aku sengaja pergi meninggalkannya di toko bunga karena ingin memberinya kejutan.

" Kalau kamu ingin bertanya tentang Sekar, jawabanku adalah aku tidak tahu Bram. Ketika putriku Cahaya baru beranjak 1 tahun Sekar pergi meninggalkan kami" terang Darmawan.

" Ja... jadi Sekar pergi meninggalkanmu dengan meninggalkan seorang putri yang masih balita?" Bram benar-benar tidak menyangka seorang Sekar tega menelantarkan anaknya.

" Aku juga tidak menyangka Bram. Harta sudah membuatnya menutup mata hatinya;" ucap Darmawan.

*

*

*

Setelah lama berbincang-bincang Darmawan mengajak Bramantyo untuk mampir kerumahnya.

" Alangkah senangnya jika kamu singgah dulu ke rumahku Bram, Cahaya pasti merasa senang bertemu denganmu Bram. datanglah hari ini putriku cahaya berulang tahun, aku ingin memberikan kejutan untuknya". kata darmawan menunjukkan kue yang berada ditangannya

Bramantyo dengan senang hati memenuhi ajakan sahabatnya itu dan dia pun meminta darmawan untuk menunggunya sebentar. Bramantyo berencana ingin membelikan sebuah hadiah untuk cahaya.

"Darmawan.. tunggu sebentar, aku ingin membelikan sesuatu untuk putrimu". kata Bramantyo menunjuk sebuah toko diseberang jalan.

Bramantyo pergi ke seberang toko membeli sebuah hadiah untuk Cahaya. Setelah selesai ia membeli sebuah boneka panda yang sangat lucu dan menggemaskan Bramantyo kembali menghampiri Darmawan. ketika Bramantyo sedang berjalan tiba - tiba ia dikejutkan dengan sebuah truk yang melaju tidak terkendali mengarah padanya.

Melihat truk yang melaju kencang tidak terkendali mengarah ke Bramantyo sahabat baiknya, tanpa pikir panjang Darmawan dengan cepat berlari kearah Bramantyo dan mendorongnya.

BRUUUKKKKK....

Belum sempat menghindar akhirnya tragedi pun terjadi.

Tubuh Bramantyo bersimbah darah dengan gemetar tangannya mengguncang tubuh sahabatnya darmawan yang sudah tidak sadarkan diri. disela isak tangisnya Bramantyo terus memanggil nama sahabatnya itu. ia tidak menyangka demi menyelamatkan dirinya kini sahabat lamanya terkapar dihadapannya.

kue ulang tahun yang digenggaman tangan darmawan sebagai hadiah kejutan putri tercintanya hancur tak berbentuk disamping tubuhnya yang bersimbah darah.

Bramantyo merasa sangat terpukul ia tidak menyangka pertemuannya dengan sahabat lamanya, yang sudah bertahun tahun tidak bertemu harus berakhir tragis.

" Dar...darmawan... kamu harus bertahan dar!" kata Bramantyo lirih sambil menggenggam tangan sahabatnya disertai isak tangis.

Sesampainya di Rumah Sakit darmawan langsung dilarikan ke ruang IGD.

Dengan wajah panik Bramantyo mondar mandir didepan ruang IGD menunggu dokter yang menangani Darmawan keluar.

Bramantyo ingat bahwa dirinya belum mengabari putri Darmawan. ia lalu mengambil ponsel milik Darmawan yang tadi diberikan suster padanya mencari nama cahaya.

*******

Tuuuttttt... tuutttt....tuuutttt....

" Ca... hp mu bunyi tuh." kata Bayu yang sedang membantu cahaya menutup toko bunga

melihat hp miliknya berdering cahaya melihat tertera nama AYAH memanggil, Cahaya dengan segera mengankat telponnya.

" Iya Ayah ada apa?" tanya Cahaya namun tidak ada jawaban dari Bramantyo.

" Tenang aja yah, Cahaya sudah membereskan semuanya kok, Cahaya juga sudah menutup toko dan sekarang Cahaya dan Bayu akan segera pulang yah." kata Cahaya dengan semangat memberi kabar tugasnya hari ini sudah diselesaikan dengan baik.

seketika Cahaya merasa cemas karena diseberang telpon ayahnya tak menjawab apa apa.

"Ayah... ayah baik-baik ajakan yah?" tanya Cahaya khawatir.

" Ayah... jawab yah....ayah!" wajah cahaya diliputi kecemasan

Mendengar suara cahaya yang panik Bramantyo tak kuasa menahan tangisnya. dengan sedikit gugup dan bibir gemetar Bramantyo akhirnya menjawab telpon.

" Nak ca...cahaya..." ucap Bramantyo gemetar.

" Ini siapa, dimana ayahku?" tanya Cahaya dengan perasaan yang mulai tak tenang.

" Ay..ayah..mu saat ini berada di Rumah sakit Harapan.. ayahmu kecelakaan". kata Bramantyo mengabari

" KECELAKAAN.."? mendengar kabar itu hp yang dipegang Cahaya pun terlepas dari genggamannya dengan tubuh lunglai Cahaya hampir terjatuh jika bukan karena Bayu yang sigap segera meraih tubuhnya yang hampir pingsan.

"Ca.. ada apa?" tanya Bayu dengan khawatir melihat Cahaya yang shock.

Bayu lalu mengambil ponsel Cahaya yang terjatuh. ia melihat ponselnya masih terhubung lalu Bayu menjawab telpon itu. Bramantyo pun memberi tahu Rumah sakit tempat Darmawan dirawat.

Bayu menemani cahaya ke rumah sakit. Cahaya sangat terguncang. setibanya di rumah sakit cahaya menuju ruang operasi karena kondisi ayahnya yang semakin memburuk.

" Nak Cahaya..." sapa Bramantyo pelan.

" anda siapa?" tanya Cahaya. " Ada yang terjadi dengan ayah saya,kenapa sampai terjadi kecelakaan?" tanya cahaya dengan penuh kepanikan dimatanya.

" Ca.. sabar Ca, " kata Bayu mencoba menenangkan hati cahaya.

" Bayu... ayah.." kata cahaya dengan isak tangisnya.

Di Rumah Sakit

melihat cahaya yang begitu sedih pak Bram menghampiri Cahaya.

" Na cahaya, Maafkan Om... semua terjadi karena demi menyelamatkan om ayahmu jadi seperti ini". kata pak bram sambil menepuk nepuk bahu cahaya.

"kita berdo'a saja semoga ayahmu cepat sadar". kata pak bram menguatkan cahaya.

cahaya hanya terdiam duduk sambil menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya.

bayu melihat wajah cahaya yang pucat pergi mencari makan untuk cahaya. karena bayu tahu dari tadi siang cahaya belum makan apa-apa.

" Ca... sebaiknya kamu makan dulu. wajahmu pucat... makanlah..!" kata bayu sambil menyodorkan sekotak nasi yang dia beli dikantin Rumah sakit.

Cahaya hanya menggelengkan kepala. Rasa sedihnya membuat nafsu makannya hilang.

ceklekkk

Pintu Ruang UGD terbuka. Dokter Remon yang menangani Pak darmawan keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter bagaimana keadaan Ayah saya dokter?" cahaya yang melihat dokter remon keluar,langsung bangkit dari duduknya menghampirinya penuh dengan kepanikan.

"Apa Anda yang bernama Cahaya...?" dokter remon balik bertanya dengan suara datar.

" Benar dok, bagaiman ayah saya dok..?" tanya cahaya sambil mengusap airmata yang tak henti hentinya menetes.

" Masuklah...! Ayah anda ingin bertemu anda" jawab dokter itu sambil menepuk bahu cahaya penuh makna lalu pergi meninggalkannya.

Saat pak bram melihat kearah dokter remon yang berjalan melewatinya.Dokter remon hanya menggelengkan kepala dengan wajah lesu. entah apa arti semuanya.

" Ayah... ayah harus cepat sembuh,"! kata cahaya dengan isak tangisnya

" Ca..ha..ya..... se...la..mat... ulll..lang. tahun sayang. ma..maafkan ayyyah, seharusnya...harrrrri ini... harrrrri yang baha..gia..un..tuk..mu." kata pak darmawan terbata bata.

" Hari ini hari ulang tahunku.. aku mau ayah sembuh.." kata cahaya sambil menggenggam erat tangan ayahnya dan menangis sesenggukan.

" jangan mena..ngis seperti itu. put..ri ayah terlihat je..lek saat menangis."

kta pak darmawan tersenyum tipis sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.

Cahayapun senyum tipis menahan tangisnya.

" Bagai..mana keadaan teman ayah, Bramantyo?" tanya pak darmawan yang mengkhawatirkan teman lamanya itu.

"Teman ayah baik- baik saja, Dia ada diluar sekarang". jawab cahaya.

"Ayah mau ber..temu dengannya". kata pak darmawan lirih menahan sesak didadanya.

cahayapun keluar dan meminta pak bram untuk menemui ayahnya.

pak bram masuk bersama cahaya menghampiri pak darmawan yang sedang berbaring diranjang pasien.

" Dar.....". suaranya lirih memanggil nama sahabatnya yang terlihat penuh alat medis ditubuhnya.

pak darmawan tersenyum melihat sahabatnya baik-baik saja.

" Darma... kenapa kau lakukan ini untukku? seandainya tadi kau tidak menolongku mungkin aku yang sekarang berbaring ditempatmu". kata pak bram dengan isak tangisnya.

" Bram....ku ti..tip put..riku. tolong ja..ga dia untukku bram...". kata pak darmawan terbata-bata.

" Tidak Darma... kau harus tetap bertahan, kau harus kuat". kata pak bram dg tangisnya yang mulai pecah.

" Bram... sa..ha..batku.. ma..afkan aku kare..na dulu... aku telah menyakitimu." kata pak darmawan sambil menitikan air mata. karena merasa bersalah dulu menikahi wanita yang dicintai bramantyo.

"Aku ta..hu kau dulu sangat men..cintai sekar.., karena aku akhirnya kau mengalah dan me..mutus..kan untuk per..gi dari kami" kata pak darmawan sambil menggenggam erat tangan sahabatnya itu.

Lalu tiba-tiba terdengar....

Tuuuuuttttttt........

" Ayah....!!" Teriak Cahaya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!