NovelToon NovelToon

Dua Garis Biru

# 1

Ach.......

Seorang gadis tiba tiba menjerit di dalam kamarnya karena melihat tanda dua garis biru pada sebuah alat tes kehamilan.

Sang mama yang mendengar teriakkan putrinya langsung berlari masuk ke dalam kamar dan mendapati anaknya panik sambil menangis.

" Zea ! Ada apa ! Kenapa kamu teriak teriak!" tanya Erina .

Zea pun panik dan memegangi kepalanya

 " ma, Zea ma , Zea ini apa maksudnya, aduh Zea tidak tahu ma, ini bagaimana ma ?"

Tentu saja Erina bingung dan merebut sesuatu yang berada di tangan putrinya .

Setelah melihat dua garis biru itu Erina pun kaget dan menjerit histeris membuat Arya berlari ke kamar Zea untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

(Arya adalah papanya Zea yang merupakan suami Erina dan seorang pengusaha muda yang masih tampan dan sangat sayang keluarga )

Arya sangat kaget mendapati Erina (istrinya) sudah pingsan di ranjang Zea, sementara Zea panik dan menangis di sampingnya.

...🌿🌿🌿...

Beberapa saat kemudian.

Arya , Erina dan Zea duduk di sofa ruang tengah . Mereka hanya diam dalam suasana yang menegangkan.

"Zea ! Katakan , siapa bapak dari anak itu! " Arya menekan Zea dengan nada tinggi penuh dengan emosi . Sang istri (Erina) berusaha menenangkan suaminya dengan menepuk kedua bahunya '' sabar pa "

Zea hanya menunduk dan menangis sesenggukan.

" zea ! katakan ! Siapa laki laki yang sudah menghamili kamu !" Tanya Arya dengan tatapan tajam bak singa yang sedang kelaparan.

Zea menggeleng perlahan .

" Zea juga tidak tahu pa " jawab Zea dengan lemas .

Erina dan Arya pun semakin geram mendengar jawaban putri semata wayangnya.

Erina menangis sesenggukan , sementara Arya sangat marah namun berusaha sebisa mungkin meredam kemarahannya sambil memijit mijit jidatnya " astaga, Zea, jadi siapa saja laki laki yang sudah tidur sama kamu!"

Zea menggeleng.

" terus kalau kamu tidak pernah tidur sama laki laki bagaimana kamu bisa hamil Alzea Rahma Andini!" ucap Erina di sela sela Isak tangisnya.

Zea menatap kedua wajah orang tuanya yang semakin menakutkan " benar pa, ma, Zea tidak merasa pernah melakukan itu dengan siapapun "

" tapi "

Erina dan Arya melotot tajam" tapi apa! Tanya keduanya bersamaan.

" Beberapa minggu yang lalu a-aku a-aku tiba tiba saat aku bangun sudah berada di dalam kamar hotel pa ,ma , tapi sungguh aku tidak merasa berbuat apa apa , aku tidak ingat semua, aku juga tidak tahu siapa yang membawaku ke sana , aku hanya menemukan ini di bawah meja " ucap Zea sambil memberikan sebuah gantungan kunci mewah yang berbentuk kuda laut berlapis emas putih dengan sebutir berlian di bagian atasnya.

Arya dan Erina pun langsung mengambil benda itu dari tangan Zea , keduanya saling berpandangan penuh tanda tanya.

" kamu tahu ini milik siapa ?" tanya Erina sambil terus mengawasi benda tersebut.

Zea mengangguk perlahan.

Erina dan Arya saling berpandangan dan meminta pemilik benda tersebut untuk datang kemari .

" tapi Zea belum yakin pa, siapa sebenarnya pemilik gantungan kunci tersebut , jadi boleh ya ma ,pa aku meminta sahabat sahabatku juga datang ke mari " pinta Zea yang dijawab anggukan oleh kedua orang tuanya.

Zea pun segera menelpon satu persatu sahabat di sekolahnya .

Dan tak berselang lama teman teman dekat Zea pun datang dan berkumpul di ruang tamu keluarga Arya Adipura.

Ketiga sahabatnya pun semakin bingung dengan semua pertanyaan dari kedua orang tuanya Zea.

Satu persatu Arya menatap tajam teman teman Zea yang duduk berjejer.

" Dita Maharani, kamu tahu Zea pernah berhubungan badan dengan siapa saja !" tanya Arya dengan nada sedikit menekan.

Sontak teman temannya pun terkejut dan saling melemparkan tatapan tanda tanya.

Dita pun menggeleng " maaf om, setahu Dita, Zea tidak pernah dekat dengan laki laki di sekolah apalagi di luar sekolah.

" terus, satu bulan yang lalu kalian ikut betpesta untuk merayakan dies natalis di sekolah bukan, kalian tahu apa yang terjadi dengan zea? " tanya Erina.

Dan ketiga sahabatnya itu pun menggeleng bersamaan.

Kemudian Arya mengeluarkan sebuah gantungan kunci mewah berlapis emas yang membuat ketiga gadis itu terkejut.

"tunggu tunggu aku seperti pernah melihat benda itu dipakai sama seseorang " ucap Dita sambil berusaha berpikir untuk mengingatnya.

Merasa ada titik terang Arya dan Erina pun menatap ke arah Dita.

" aha, aku tahu " Dita dengan reflek langsung berdiri dan mengatakan sesuatu.

" milik siapa Dita? " tanya Erina penasaran.

"Davin Alfarest, benar itu milik Davin Alfarest" ucap Dita yang membuat ketiga temannya itu melotot tak percaya.

" what !" jawab kedua sahabatnya yang lain.

Zea pun tidak percaya dengan apa yang dikatakan Dita " Dita, apa apaan sih kamu , jangan ngaco kamu Dita"

Arya dan Erina saling berpandangan .

Arya menarik nafas panjang dan menatap tajam ke arah Dita " sekarang kalian hubungi Davin Alfarest, minta dia untuk datang ke sini dan bertanggungjawab atas apa yang diperbuatnya"

Dita pun mengangguk dan segera mengambil ponselnya untuk mencari nomor ponsel Davin di group sekolah.

Dan tak lama kemudian Davin dan dua temannya pun tiba di rumah keluarga Adipura.

Arya dan Erina pun sedikit lega dengan kedatangan pemuda tampan yang sedikit berantakan itu, dan tak butuh waktu lama Arya segera menginterogasi Davin tentang apa yang diperbuatnya kepada putrinya.

Tentu saja pemuda tersebut kaget dan menggeleng untuk membela diri .

" Davin Alfarest , jujur sama om , katakan yang sebenarnya!" gertak Arya.

" t-tapi om , s-saya tidak tahu apa apa , saya juga merasa tidak melakukan perbuatan itu kepada Zea" jawab Davin membela diri.

Penyangkalan Davin sangat menyakitkan bagi Zea padahal bukti sudah menunjuk kepadanya, Zea pun tidak sanggup lagi mendengar semuanya dan memilih beranjak ke kamarnya namun dihentikan oleh Arya dan Erina.

Davin menatap ke arah Zea yang beranjak pergi dengan airmata dan akhirnya dia pun pun menyerah dan mendengus kasar " hhh, kalau saya memang mau melakukannya pasti saya sudah berpikir caranya agar tidak hamil "

" cukup ! Hentikan omong kosongmu itu Davin Alfarest ! sekarang ini apa , ini gantungan kunci mahal berlapis emas dengan berlian di atasnya ( menunjukkan gantungan kunci tersebut)dan hanya orang tertentu saja yang bisa memilikinya, apa kamu masih mau menyangkal " gertak Arya yang sudah geram dengan jawaban Davin yang seakan melecehkan harga diri Zea.

Tentu saja semua teman temannya pun kaget dan ada salah satu dari mereka mengatakan memang pernah melihat Davin memakainya untuk kunci motor gedenya.

Dita pun menambahkan " iya saya juga pernah melihatnya Davin memakai gantungan kunci itu "p

Davin menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal " harus dengan cara apa agar kalian percaya kalau aku tidak menghamili Zea, ach..."

Arya melotot tajam '' sekarang juga minta kedua orang tuamu untuk datang ke sini , cepat !" .

"i -iya om " jawab Davin gugup kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi papa dan mamanya.

Dan tidak butuh waktu lama Aditya Alfarest dan Anggita Alfarest tiba di rumah Arya Adipura. Tentu saja Aditya dan Anggita sangat kaget diminta untuk datang ke rumah seorang gadis.

Dengan ramah Arya dan Erina mempersilahkan Aditya dan Anggita masuk ke dalam rumahnya.

Tidak berbelit-belit Arya dan Erina langsung saja menceritakan semua kejadian itu dan tentu saja membuat Aditya dan Anggita syok.

Aditya dan Anggita juga tidak bisa membela anaknya karena bukti memang mengarah pada Davin sebagai tersangka.

" pak Arya kami mohon pengertiannya, mereka masih sangat muda , ada baiknya masalah ini kita selesaikan kekeluargaan " Aditya mencoba bernegosiasi agar puteranya tidak diseret ke penjara.

Arya dan Erina saling berpandangan kemudian Arya menarik nafas panjangnya

" baiklah pak Aditya kami bisa saja menyelesaikan dengan kekeluargaan, tapi bagaimana dengan kehamilan putri saya ?"

Aditya dan Anggita saling berpegangan tangan dan mengambil satu keputusan yang lebih baik .

" pak Arya Bu Erina, sebelumnya kami atas nama Davin meminta maaf atas kejadian ini, dan untuk selanjutnya bagaimana kalau kita nikahkan saja mereka berdua " ucap Anggita yang membuat semua orang termasuk Davin dan Zea kaget bukan main.

" hahhh, nikah! " teriak mereka berdua bersamaan.

Aditya dan Anggita mengangguk bersamaan.

" ma, yang benar saja, kita masih SMA lo " sanggah Davin.

" sudah tahu masih SMA ngapain juga kamu berani main main wanita! , dan ini konsekuensinya kamu harus nikahin Zea! "jawab Anggita.

" tapi ma, Davin benar-benar tidak pernah melakukan itu pada Zea" ucap Davin membela diri.

Aditya mendengus kesal mendengar penolakan anaknya " Davin, tunjukkan tanggungjawab mu nak, kami dengan sekuat tenaga pasti akan membantu rumah tangga kalian, jangan lagi protes Davin atau kami akan membawamu ke penjara dengan kasus pelecehan "

Akhirnya Davin diam dan menyetujui pernikahan ini.

Begitu juga dengan teman temannya yang juga hanya diam dengan keputusan orang tua Davin dan Zea.

Zea menunduk dan meneteskan airmata

" terus bagaimana sekolah Zea ma?"

"Ya kamu berhenti sekolah nanti kalau sudah melahirkan kamu lanjutkan sekolah lagi" jawab Erina dengan tegar.

# 2

Keesokan harinya mereka benar benar menikah , dengan tertutup dan hanya dihadiri beberapa teman dekat dan kerabat.

Zea yang tampak anggun dengan setelan kebaya putih , rambut disanggul dengan hiasan bak ratu tanpa singgasana.

Begitu juga dengan Davin yang sangat tampan bagaikan dewa perang yang gagah dengan tatapan tajam.

Ijab qobul selesai, mereka pun sah menjadi pasangan suami istri muda .

Dan tak butuh waktu lama acara dan semua rangkaian juga selesai, tidak ada foto foto dan resepsi ,semua hanya sesederhana mungkin karena kedua keluarga juga tidak ingin beritanya tersebar .

...♥️♥️♥️...

Zea berjalan ke arah kamarnya dan melihat seseorang telah tidur di sana.

" kamu , ngapain kamu di sini" ucap Zea dengan sinis .

Davin tersenyum dan beranjak mendekati Zea

" puas kamu ! Sudah merusak masa depanku !"

Zea melotot tajam " tuan muda Alfarest, kamu pikir masa depan mu saja yang hancur , terus bagaimana dengan ku "

Davin mencengkram lengan Zea karena sudah tersulut emosi " aku tidak pernah menidurimu tapi kamu menuduhku yang menghamili mu, jangan jangan kamu memang suka tidur dengan banyak laki laki dan mengharapkan aku yang bertanggung jawab, kamu sudah berhasil menjebakku nona "

Zea melotot tajam dan meronta untuk melepaskan cengkraman Davin kemudian menamparnya dengan sangat keras.

Plaks

" kamu sudah keterlaluan Davin ! Setelah kamu mendapatkan tubuhku , kamu mau berkelit seolah olah aku wanita jalang yang suka dengan kehidupan bebas ! " Zea sangat marah , hatinya sangat hancur mendengar tuduhan Davin yang sekarang menjadi suaminya .

Davin tersenyum menyeringai sambil memegangi pipinya bekas tamparan Zea

 " hhh, kamu mau bilang kalau aku laki laki bejat yang tidak bertanggungjawab yang gampang tidur dengan wanita wanita di luaran sana ".

" iya benar , kamu selalu merayu banyak wanita , kamu sengaja memberiku obat tidur malam itu Davin, dan tak sengaja kamu menjatuhkan gantungan kunci itu di sana , karena tuhan masih memberiku petunjuk siapa laki laki bejat yang sudah mencuri kehormatanku ! " jawab Zea dengan ketus.

" kamu ! Selalu membuatku emosi ! Apa kamu pikir hanya sebuah gantungan kunci bisa membuktikan semua salahku !" balas Davin.

" karena setahuku di sini hanya kamu yang memilikinya, dan mungkin hanya keluarga mu yang kaya raya itu yang sanggup membelinya , yang rela mengeluarkan uang miliaran rupiah hanya sebuah gantungan kunci tak berharga " ketus Zea dengan mata merah menyala karena kemarahannya.

Davin menyeringai dan mendekatkan wajahnya pada wajah Zea " sama dengan dirimu nona, yang sudah ternoda dan tak berharga "

" achhhh , pergi kamu dari sini , aku lelah berdebat sama kamu , pergiiii !" teriak Alzea yang membuat mama dan papanya datang untuk melihat apa yang terjadi.

" Zea! Ada apa ini !" gertak Erina dengan tatapan tajam.

Davin tak menjawab kemudian pergi begitu saja sambil memegangi pipinya yang merah karena tamparan Zea yang membekas bahkan sampai ke hatinya.

Zea memutar badannya dan berjalan ke ranjangnya kemudian duduk dengan melipat kedua lututnya.

Erina dan Arya hanya terdiam dan saling menatap.

Zea menunduk dan membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya kemudian menangis sesenggukan.

Erina berjalan dan duduk di sisi ranjang Zea sambil mengusap kepalanya " sayang , sudah jangan menangis lagi, semua ini takdir yang harus kita lewati "

Zea mendongak menatap mamanya dengan air mata berlinang " tapi kenapa ma, kenapa harus Zea , Zea tidak sanggup ma , Zea malu , mereka menyangka aku gadis nakal yang suka dengan seks bebas , mama percaya kan sama Zea "

Erina dan Arya saling menatap dan mengangguk bersamaan kemudian mempererat dekapannya.

" Zea, papa juga percaya pada Zea , Zea bukan gadis nakal , Zea anak baik yang sedang mengalami ujian " ucap Arya kemudian ikut memeluk putrinya itu.

Setelah beberapa saat Zea pun mulai tenang , Arya dan Erina memintanya untuk segera tidur dan membiarkan Davin tidur di luar.

Zea pun mengusap matanya dan mengangguk perlahan.

Arya dan Erina pun pergi meninggalkan kamar Zea dan meminta Davin untuk kembali ke kamarnya.

Davin tak menjawab dan menatap wajah kedua mertuanya, setelah cukup lama terdiam Davin baru merebahkan tubuhnya di sandaran sofa kemudian menjawabnya dengan malas " tidak usah om, tante , Davin sudah terbiasa tidur di manapun"

" Terserah kamu " ucap Arya kemudian berjalan meninggalkan Davin di sofa yang dijawab hanya dengan sebuah anggukan.

Davin mencoba memejamkan matanya tapi tetap tidak bisa , dengan kesal dia beranjak dan melangkah berjalan ke arah dapur untuk mencari makanan karena perutnya butuh asupan nutrisi agar bisa segera terpejam.

Tak sengaja Davin melewati kamar Zea, dilihatnya Zea masih menangis sesenggukan.

Davin tersenyum dan menyandarkan tubuhnya di pintu sambil melipat kedua tangannya " sudahlah hentikan sandiwara mu nona , apalagi yang kamu harapkan, semua sudah kamu peroleh , nama besar Alfarest, simpati dari papa dan mamaku , apalagi hhh, dan tuan muda Davin Alfarest juga sudah sah menjadi suamimu "

Zea mendongak dan melemparkan bantal serta gulingnya pada Davin " brengsek kamu Davin, pergi kamu ! jangan pernah muncul lagi di depanku "

Zea kembali menunduk dengan linangan air matanya.

Davin tersenyum dan mengambil jaket serta kunci motornya kemudian pergi meninggalkan rumah mertuanya itu.

Profil Davin Alfarest.

Nama lengkapnya adalah Davin Maulana Alfarest putra tunggal Aditya Alfarest pemilik perusahaan raksasa Alfarest group .

Usianya saat ini masih 17 tahun satu tahun lebih tua dari Zea (16 tahun).

Wajah tampan, harta berlimpah membuatnya menjadi pemuda populer yang dikagumi banyak gadis kecuali Alzea Rahma Andini yang sama sekali tidak tertarik dengan ketampanan Davin.

Davin bukanlah pemuda yang pendiam, dengan paras rupawan dia pun sama dengan pemuda pemuda lainnya yang suka menjajaki hati wanita , banyak wanita yang merelakan dirinya bahkan kegadisannya hanya demi menjadi kekasihnya .

Dibilang bejat sih iya tapi Davin masih memiliki sisi baik yaitu tidak pernah menyentuh gadis baik baik termasuk Alzea sendiri, tapi entah karena apa malam itu menjadi malam yang naas bagi keduanya, hingga membawa perubahan besar dalam hidup mereka.

...🌹🌹🌹...

Davin terus melajukan motor besarnya memecah keheningan malam.

Davin terus melaju menuju sebuah cafe langganannya .

Tampak di sana sedang duduk kedua sahabatnya Alex dan Dion yang menikmati segelas minuman bersoda yang selalu menemani mereka menghabiskan malam akhir pekan.

Anak muda memang masih labil dan suka membuang buang waktunya dengan sesuatu yang tidak jelas dan pasti merugikan.

Davin datang dan langsung meminta satu botol minuman kemudian duduk bergabung dengan kedua sahabatnya itu.

" hallo guys , kalian tidak mengajakku " ucap Davin sambil meneguk minumannya langsung dari botolnya.

" oh rupanya tuan muda Davin sudah datang, aku pikir karena sudah menikah jadi lupa pada kita " ucap Alex sambil meneguk minumannya dari gelas.

Davin tersenyum menyeringai " aku pusing guys , hidupku terasa sudah hancur , sekarang aku sudah beristri mana bisa aku sebebas dulu lagi , terus kalau ada yang mengetahuinya semua gadis tidak akan ada yang mau aku ajak jalan "

Dion mendengus sambil tersenyum" ya kamu berubahlah Vin, hargai Zea, lagi pula tidak perlu kamu main sama gadis gadis tidak jelas itu , kan sekarang sudah punya istri , ya kamu puas puasin lah main sama dia "

Davin mengeryitkan keningnya" Zea maksudmu ! Hhh, gadis menyebalkan itu "

" halah , sekarang saja kamu bilang menyebalkan, kemarin kemarin coba , mati matian kamu mengejarnya, setelah kamu benar benar mendapatkannya kamu bilang dia menyebalkan, jangan brengsek kamu Vin " goda Alex.( Sebenarnya sudah lama juga Davin menaruh perhatian kepada Zea karena penasaran ada gadis yang tidak tertarik pada ketampanannya)

Davin mendengus kesal dan menghabiskan minumnya yang ternyata beralkohol, dia pun mabuk dan membuatnya bicara tidak karuan.

Alex dan Dion hanya terdiam dan saling menatap.

Dan setelah berpikir cukup lama akhirnya Dion dan Alex memutuskan untuk mengantarkan Davin pulang ke rumah orangtuanya di kediaman keluarga besar Alfarest.

# 3

Tok tok tok .

Ceklekkk.

Nyonya Anggita Alfarest membukakan pintu rumahnya.

Matanya seketika melotot tajam dengan kedatangan tamunya di larut malam seperti ini.

" Davin ! apa yang terjadi , kamu mabok lagi , benar benar ya tidak bisa dibilangi , ayo cepat bawa dia masuk !" gertak Anggita sambil memijat keningnya yang pusing melihat kelakuan putranya.

Alex dan Dion saling menatap kemudian memapah Davin masuk ke dalam rumahnya dan membaringkannya di sofa .

" maaf tante, k-kami tidak tahu kalau Davin meminum minuman keras tadi , sungguh tante kami tidak tahu " ucap Alex terbata bata.

Aditya muncul dari ruangan atas dan berjalan turun melewati anak tangga karena terdengar suara ribut-ribut dari bawah " ada apa sih ma, sudah larut malam lo ini "

Anggita memasang wajah garang dan penuh kemarahan " papa lihat kelakuan anak papa , bukannya hari ini seharusnya dia bersama istrinya, malah keluyuran tidak jelas , pulang pulang mabok lagi "

Alex dan Dion menunduk melihat kemarahan Anggita , kemudian Alex memberanikan diri untuk berpamitan pulang sebelum perkaranya semakin panjang.

Sekarang tinggal Anggita , Aditya dan Davin yang tersungkur di sofa karena mabok berat hingga tak mampu berdiri sendiri.

Aditya berjalan mendekati Davin " Davin , bangun nak ?"

Anggita mendengus kesal " pa, papa masih saja sabar ngadepin anak bandel kayak dia, papa lihat dia masih umur 17 tahun , masih duduk dibangku SMA, tapi kelakuannya sangat memalukan! "

"sabar ma , dia masih remaja pikirannya masih labil, kita sebagai orang tua yang seharusnya membimbing dan mengarahkan dia kembali ke jalan yang lurus" ucap Aditya dengan senyumannya.

"asal papa tahu , sudah berapa kali dia pulang dalam keadaan mabok, terus mama juga sering menemukan beberapa bungkus k****m di dalam saku celananya, aduh pusing mama , anak kita benar benar sudah salah jalan pa" ucap Anggita dengan lemas kemudian duduk di sofa .

Aditya sejenak berpikir dan ikut duduk di samping Anggita, dia mengusap kepala istrinya itu

"mama , itu di luar batas kendali kita ma , ingat ada tuhan yang selalu akan menjaga anak kita ,kita doakan saja Davin semoga segera diberi jalan untuk kembali ke jalan yang baik,dan papa rasa sekarang ini keputusan kita untuk menikahkan Davin itu sangatlah benar "

Anggita menatap wajah suaminya " maksud papa ! "

 " begini ma , Davin sedang berada di fase masa puber , dia butuh hiburan dan mungkin saja melihat para gadis dengan pakaian mini , hasratnya mulai muncul , jadi dia memang butuh seorang istri "

" idih , bisa bisanya papa berpikiran seperti itu" sanggah Anggita sambil bersedekap melipat kedua tangannya.

Aditya tetap tidak mau kalah dan terus saja bicara agar istrinya mengerti dan bisa meredam kemarahannya " mama lihat saja sendiri di luaran sana, sudah umum para gadis memakai pakaian yang tidak layak pakai seperti di luar negeri, terus yang seperti itu salahnya siapa, ya mereka punya andil dong , coba saja mereka bisa lebih sopan dalam berpakaian, mungkin kita sebagai laki laki juga bisa meredam hasrat kami "

" hhh, papa memang benar ,tapi kita harus bagaimana menghadapi Davin yang sudah kelewatan ini " ucap Anggita sambil terus memegangi jidatnya.

" kita bawa Zea ke sini , papa rasa Zea bisa mengatasi situasi ini , kita biarkan mereka sekolah lagi , lagi pula kehamilan Zea juga masih belum kelihatan , kita berikan Davin tanggung jawab untuk menjaga istri dan anaknya " ucap Aditya yang membuat istrinya diam dan berfikir sejenak .

Anggita menarik nafas panjang " ok , mama rasa ide papa ada benarnya besok kita jemput menantu kita , mau tidak mau Davin harus bertanggungjawab sebagai suami untuk anak dan istrinya"

Aditya tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya kemudian menggenggam tangan istrinya " nah gitu dong , baru ini istri papa , udah cantik , pinter "

Anggita membulatkan matanya" terus apa lagi !"

Aditya tak melewatkan kesempatan untuk mencium mesra istrinya kemudian membawanya masuk ke dalam kamarnya.

" kita lanjutkan di dalam ya ma , maksud papa lanjut ngobrolnya , sudah biarkan saja Davin tidur di sofa yang penting sudah berada di dalam rumah "

Anggita tersenyum dan mengangguk kemudian bergelayut manja di lengan suaminya itu.

💖💖💖

Keesokan harinya di rumah keluarga besar Alfarest.

Aditya dan Anggita sengaja membiarkan Davin tertidur di sofa sampai pagi.

Waktu sudah menunjukkan pukul pukul 10 pagi .

Davin mulai membuka matanya perlahan.

Seketika menjerit karena kaget .

" hahhhh , ngapain kamu di sini !" teriak Davin kaget karena melihat Zea sudah berada di depannya.

Zea tersenyum dan mendekatkan wajahnya kemudian menutup rapat hidung dan mulutnya " huek , ih bau banget sih kamu , huek , huek " Zea berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua isi dalam perutnya.

Davin duduk dengan rambut acak acakan dan jaket kulit yang masih melekat ditubuhnya.

Kesadarannya mulai pulih dan beranjak dengan memegangi kepalanya yang sangat berat dengan mata berkunang-kunang " ach , pusing sekali , aduh "

Davin masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan dirinya di ranjang king sizenya .

Terdengar suara gemericik di kamar mandi

Davin, pun mendongak dan menatap ke arah kamar mandi yang tidak tertutup sempurna.

Davin penasaran dan berjalan untuk melihatnya.

Saat itu pula Zea berteriak sekencang kencangnya membuat Davin pun ikut kaget .

"hahhhhh !!! Brengsek kamu , pergi !" ternyata Zea sedang mandi di bawah guyuran shower hangatnya.

Davin membulatkan matanya melihat pemandangan yang indah di depannya.

Zea sangat kesal dan segera meraih handuk untuk menutupi asetnya dan mendorong Davin hingga dia tersungkur di lantai.

" dasar otak mesum , berani beraninya kamu mengintip aku mandi , kurang ajar , brengsek kamu ! " Zea berteriak hingga membuat Anggita dan Aditya berlari masuk ke kamar Davin .

" ada apa sih kalian , dari tadi mama dengar berteriak teriak, malu di dengar tetangga ?" ucap Anggita .

Aditya tersenyum dan menggeleng perlahan.

" habisnya dia tuh ma ( nunjuk ke arah Davin yang duduk di lantai , enggan untuk berdiri ) ngintipi Zea mandi , kurang ajar banget sih !" jawab Zea dengan bibir manyunnya.

Anggita memegangi jidatnya" Zea sayang , dia itu suami kamu nak , ya gak apa apa dong , mandi bareng juga boleh kok , kalian itu sudah halal "

Seketika Zea dan Davin melotot tajam dan saling menatap.

" what , mandi bareng dia ?, ih amit amit ,sudah mesum , sukanya main sama wanita wanita tidak jelas " ucap Zea ketus yang membuat Davin bangun kemudian berdiri dan mencengkram lengan Zea " hehhh, nona jangan kepedean kamu , kamu pikir aku juga suka mandi bareng kamu , lihat tubuh kamu aja neg , apalagi nanti kalau sudah mblendung besar tuh perut , pasti kayak badut , makanya lain kali kalau main tuh pakai pengaman ! "

Zea melotot tajam dan mendorong tubuh Davin " kamu memang menyebalkan !"

" Davin, jaga bicaramu ! papa kecewa sama kamu , mama dan papa pikir setelah menikah kamu bisa berubah dan lebih menghargai wanita, tapi kamu memang keterlaluan, sekali lagi kamu menghina Zea , aku hapus nama kamu dari daftar warisan papa, dan semua aku kasihkan kepada Zea dan anaknya, paham kamu !" gertak Aditya yang ikut emosi melihat kelakuan anak semata wayangnya itu.

Kemudian Aditya dan Anggita pergi meninggalkan kamar Davin setelah dibuat emosi dengan kelakuan buruk Davin.

Sedangkan Zea masih terdiam dan menunduk.

Davin tersenyum menyeringai dan mengitari Zea yang masih berdiri mematung dengan tubuh masih setengah basah dan hanya dibalut handuk sebatas dada dan paha .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!