Revano Alexander
Pengusaha muda yang sukses, tampan, dan di gilai banyak wanita, ia berusia 30 tahun. Ia memiliki sifat dingin bagaikan es. Dia adalah anak satu_satunya dari pasangan Antoni Alexander dan Valeria Alexander, namun papa nya sudah meninggal dan meninggalkan perusahaan Alexander yang pada saat itu hampir mengalami ke bangkrutan, namun dengan kecerdasan dan kerja keras Revan akhirnya perusahaan Alexander sukses dan menjadi perusahaan terbesar di Negara nya.
Revan memiliki obsesi dan juga cinta yang begitu besar terhadap gadis penyelamat nya.
Maka apa pun cara nya dia harus mendapatkan gadis itu.
Zevania Putri
Zevania Putri adalah gadis yang sangat cantik, dan juga mudah bergaul, dia berusia 20 tahun, dia bekerja di salah satu Restaurant sebagai pelayan. Dia adalah anak angkat dari pasangan Arifin Nugraha dan Frianka Nugraha. Dia mempunyai saudara angkat laki_laki dan perempuan yang bernama, Renaldi Nugraha dan Olivia Nugraha.
Alfin Georgy
Sama hal nya dengan Revano Alexander, dia juga pengusaha muda dan sukses, dia berusia 27 tahun, dan pastinya memiliki wajah yang tampan. Dia adalah cinta pertama Zevania Putri.
Bob Alghani
Bob adalah asisten pribadi Revano Alexander.
Ia berusia 31 tahun, memiliki wajah yang tampan, dan juga sangat tegas.
Kefin Stefanus
Kefin adalah meneger di restaurant xxx. Dia laki_laki tampan dan juga sangat ramah. Dia juga memiliki perasaan terhadap Zeze, namun dia tidak pernah mengungkapkannya.
Perasaan terpendam guys...
Danisa Aruan
Dia adalah satu_satunya sahabat Zevania Putri atau yang akrab dengan sebutan Zeze, meliliki sifat yang humoris, dan juga ceria.
Olivia NugrahaX
Olivia adalah saudara angkat Zeze, memiliki wajah yang cantik, namun angkuh, dia berusia 22 tahun, dan memiliki hobby melukis.
Renaldi
Renaldi adalah saudara angkat Zeze, dan memiliki wajah yang tampan, ia berusia 30 tahun, dia bekerja sebagai Fhotografer.
Angelica Tifany
Angel adalah gadis cantik, angkuh dan juga sombong, dia berusia 25 tahun memiliki obsesi terhadap Revan, berprofesi sebagai model di Negara nya.
Hallo semuanya, ini adalah novel pertama yang aku buat, semoga kalian suka ya dan berikan saran kalian dan juga komentarnya ya.
Terima kasih....
Happy Reading.
Perusahaan Alexander.
Seorang laki-laki tampan tengah duduk manis di kursi kebesarannya, ia terlihat fokus dengan layar komputer yang ada di hadapannya. Ia adalah Revano Alexander, pengusaha sukses yang menjadi idaman setiap perempuan.
Sementara di hadapannya, berdiri seorang laki-laki yang tak kalah tampannya, dia adalah Bob Alghani, asisten kepercayaannya.
"Bos ini data perempuan yang menabrak mobil anda kemarin." Ucap Bob sambil memberikan berkas kepada bosnya itu.
"Hmm letakan saja disitu, dan kau boleh keluar." Jawab Revan datar, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputernya.
"Kalau begitu saya permisi dulu bos." Pamit Bob sambil membungkukkan badannya, Revan hanya berdehem pelan, dan Bob pun langsung melangkahkan kakinya keluar.
Sepeninggalnya Bob, Revan langsung mengalihkan pandangannya kepada berkas yang di berada di atas meja kerjanya. Tangannya mulai meraih berkas tersebut, kemudian ia membukanya dengan tidak sabar.
"Zevania Putri, umur dua puluh tahun, anak angkat dari pasangan Arifin Nugraha dan Frianka Nugraha, mempunyai dua saudara angkat, yang bernama Renaldi Nugraha dan Olivia Nugraha dan juga mempunyai sahabat satu_satunya yang bernama Danisa Aruan."Revan kembali meletakan berkas tersebut, ia tersenyum ketika mengetahui fakta bahwa perempuan cantik itu tinggal bersama keluarga Nugraha.
"Ohh ternyata kau tinggal dengan keluarga Nugraha." Gumamnya pelan, senyumannya teeus mengembang ketika mengingat wajah cantik itu." Bagus sekali, Zevania Putri tunggu aku" Revan kembali bergumam pelan, kali ini bukan senyuman biasa yang ia tampilkan, tetapi senyuman yang menyimpan sebuah rencana untuk mendapatkan Zevania perempuan yang menabraknya tanpa sengaja.
Flashback On
Terlihat seorang gadis cantik, tengah mengendarai sepeda motornya. Ia terlihat begitu gelisah karena jam kerjanya sudah di mulai.
Dia adalah Zevania Putri, atau lebih akrab dengan panggilan Zeze, gadis cantik berusia dua puluh tahun, bekerja di salah satu restaurant yang cukup terkenal di kotanya.
Gadis cantik itu terus menggerutu kesal, karena semalam ia telponan dengan sahabat kecilnya hingga lupa waktu. Ohh **** aku kesiangan, ini semua gara_gara Alfin ngajak telponan sampai lupa waktu." Gerutu Zeze dengan wajah gusarnya
"Astaga! Kenapa macet sekali, bisa_bisa aku di omelin sama bos nih." Zeze kembali menggerutu sambil mencari jalan, setelah ia menemukan jalanan yang terlihat sepi, Zeze pun menyunggingkan senyumannya. Zeze membawa motornya ke jalanan yang terlihat sepi itu.
"Ahh akhirnya bebas juga dari macet." Zeze bernafas lega karena ia dapat menghindari kemacetan tersebut. "Baiklah sekarang kita ngebut." Zeze membawa motornya dengan kecepatan di atas rata_rata, tanpa dia sadari, di depan jalan ada sebuah tikungan dan tiba_tiba saja sebuah mobil mewah berbelok ke depan motornya. Zeze memelototkan kedua bola matanya, karena ia terlalu cepat mengendarai sepeda motornya, ia pun tidak sempat untuk mengeremnya. Tabrakkan itu pun terjadi, lebih tepatnya Zeze lah yang menabrak mobil mewah itu.
"Astaga!!! bagaimana ini, udah kesiangan nabrak mobil pula." Gumam Zeze sambil bangun dan membenarkan motornya, kemudian dia berjalan ke depan untuk melihat mobil yang dia tabrak tadi.
Zeze mengelus dadanya, ia merasa sedikit tenang, karena hanya terdapat goresan di mobil tersebut. "Untung cuma tergores saja, semoga yang punya mobil ini baik hati dan tidak sombong." Ucap Zeze pelan.
Sementar itu, di dalam mobil, Revan yang baru saja membuka laptopnya, di kagetkan dengan suara keras dari belakang mobilnya.
"Ohh sial."Dengus Revan kesal, ia menatap sang asisten, melalui kaca spion mobilnya. "Bob coba kau lihat siapa yang menabrak mobilku."Perintah Revan dengan expresi dinginnya.
"Baik bos." Jawab Bob. Dengan Segera, Bob membuka pintu mobilnya, lalu ia turun dan berjalan ke arah perempuan yang menabrak mobil bosnya itu. Zeze yang melihat Bob berjalan mendekatinya, merasa sedikit gugup, dia takut jika Bob akan mencaci makinya seperti kebanyakan orang kaya lainnya.
"Dia pasti pemilik mobil mewah ini, astaga semoga saja dia orang baik." Batin Zeze sedikit ngeri ketika melihat expresi wajah Bob yang terlihat dingin.
"Maaf tuan saya tidak sengaja menabrak mobil anda." Dengan cepat Zeze langsung meminta maaf kepada Bob. Raut wajahnya terlihat khawatir dan juga merasa bersalah atas kecerobohannya sendiri.
Bob menatap Zeze tanpa expresi. "Hmm lain kali, nona harus hati_hati membawa kendaraan nona, walaupun nona saya maafkan, nona tetap harus ganti rugi, karena mobil ini milik bos saya." Jawab Bob dengan expresi datarnya.
"Ah ternyata dia bukan pemilik mobil mewah ini." Zeze membatin sedikit tenang, ia berharap pemilik mobil yang dia tabrak jauh lebih baik daripada laki-laki yang kini tengah menatapnya tanpa ekspresi. "Baik tuan, berapa yang harus saya bayar?" Tanya Zeze.
Tanpa membalas pertanyaan Zeze, Bob langsung mengeluarkan buku catatannya, dia menulis biaya ganti rugi untuk mobil bosnya tersebut.
Sementara itu, di dalam mobil Revan yang sedang fokus ke laptopnya pun mengalihkan pandangannya ke luar mobil.
"Ohh sial kenapa dia lama sekali." Gumam Revan kesal. Revan menutup laptopnya, kemudian dia pun turun dari mobilnya, lalu dia berjalan ke arah Bob dan wanita yang menabrak mobilnya itu.
"Hey Bob lama sekali kau, waktu kita tidak banyak, jangan buang_buang waktu ku yang berharga." Ucap Revan yang membuat Zeze terkejut. Revan berjalan kemudian ia berdiri tepat di samping Bob dengan mata tajamnya ia menatap wanita itu.
Deg ...
Seketika detak jantung Revan berdetak dengan sangat cepat. Tatapan matanya yang tajam, berubah menjadi tatapan yang dalam, sungguh baru kali ini ia merasakan detak jantungnya berdegup dengan sangat cepat ketika dirinya menatap seorang perempuan cantik.
"Astaga cantik sekali dia." Batin Revan yang terpesona oleh kecantikan seorang Zevania. Revan menatap Zeze tanpa berkedip sedikit pun, membuat Zeze menjadi salah tingkah, gugup dan juga takut. "Tapi sepertinya aku pernah melihat perempuan ini." Revan kembali membatin tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Zeze.
"Astaga, kenapa dia menatapku seperti itu? apakah wajahku sangat buruk? Kenapa tatapannya menyeramkan sekali." Zeze berucap dalam hatinya. Baru kali ini, ia mendapat tatapan seperti yang di berikan oleh Revan kepadanya.
Revan mulai mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Zeze ketika mendapat suara deheman dari sang asisten. "Cepat selesaikan." Perintah Revan dingin. Revan kembali menatap sekilas wajah cantik yang sudah menabrak mobilnya sekaligus mencuri hatinya, tanpa berkata-kata lagi, Revan pun melangkahkan kakinya menuju mobilnya.
"Ok nona ini biaya perbaiki nya, anda bisa mentransfernya, dan ini nomor rekeningnya. Kalau sudah, anda bisa menghubungi saya, ini nomor handphone saya." Bob menyerahkan kertas kecil dan juga nomor telponnya kepada Zeze, Setelah itu Bob pun langsung pergi meninggalkan Zeze yang tengah terkejut dengan apa yang di lihatnya.
Bersambung.....
Zeze mulai sadar dari keterkejutannya, ia mulai merutuki kebodohannya sendiri."What seratus juta!!! sial duit darimana aku? Ah kerja
pun baru satu minggu, oh **** aku hampir
lupa kerja, sudah jam berapa ini? Ahh sumpah kenapa aku sial banget hari ini." Gerutu Zeze dengan wajah kesalnya, ia menaruh catatan biaya ganti rugi dan juga nomor telpon yang di berikan oleh Bob tadi ke dalam tas kecil miliknya. Kemudian ia menaiki sepeda motornya, lalu ia kembali melajukannya dengan hati-hati.
***
Revan memerintahkan asistennya untuk mencari tahu tentang perempuan cantik yang menabraknya tadi. Ntah mengapa ia sangat tertarik dengan perempuan cantik itu, padahal selama ini ia sama sekali tidak tertarik dengan perempuan cantik atau pun sexy. Selama ini Revan hanya memikirkan gadis kecil yang dulu pernah menyelamatkan dirinya.
"Bob cari tahu tentang gadis yang menabrak mobilku tadi." Perintah Revan dingin, ia kembali mengingat tentang kejadian tadi, kejadian di saat jantungnya berdetak dengan sangat cepat di saat dirinya menatap gadia cantik itu.
"Siap bos." Balas Bob sambil fokus dengan setir kemudinya. Bob sangat penasaran, mengapa bos dinginnya itu memerintahkan dirinya untuk mencari tahu tentang gadis tadi.
"Ada apa dengan si bos? tidak biasanya si bos menyuruhku untuk mencari tahu tentang perempuan?" Batin Bob. "Ah sepertinya si bos tertarik dengan gadis itu, mungkin sudah saatnya bos jatuh cinta. "Bob kembali membatin sambil tetap fokus dengan setir kemudinya.
Flashback Off
Setelah bergulat dengan pikirannya, Revan kembali memanggil asistennya dan menyuruhnya untuk datang ke ruangan miliknya.
"Bob ke ruanganku sekarang." Perintah Revan datar. Setelah itu, Revan kembali menaruh telponnya di atas meja. Bob yang mendapat perintah dari sang bos pun langsung bergegas menuju ruangan bos dinginnya tersebut.
"Astaga bukankah baru saja si bos menyuruhku keluar? Aish kenapa sekarang di suruh masuk lagi." Gumam Bob pelan sambil mempercepat langkah kakinya.
Setelah tiba di depan pintu ruangan sang bos, Bob pun langsung mengetuk pintu tersebut.
Tok..tok..tok..
"masuk." Perintah Revan dari dalam.
Bob pun langsung membuka pintu tersebut, kemudian ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam, setelah tiba di hadapan bosnya, ia berniat untuk membuka mulutnya dan bertanya ada apa gerangan bosnya itu memanggilnya kembali? padahal baru beberapa menit ia di suruh keluar oleh bosnya itu. Namun belum sempat Bob bertanya, Revan sudah membuka mulutnya terlebih dahulu.
"Bob bukankah Perusahaan Nugraha mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita?" Tanya Revan sambil bersedikap menatap datar asistennya itu.
"Iya bos, beberapa hari yang lalu pak Arifin selaku pemilik perusahaan Nugraha memberitahukan saya, bahwa perusahaan dia ingin bekerja sama dengan perusahaan kita." Bob menjawab dengan hati_hati.
Revan menyunggingkan senyumannya sekilas, bahkan Bob saja tidak dapat melihatnya. "Ok kalau begitu kau atur pertemuanku dengan pak Arifin besok malam." Perintah Revan yang masih dengan nada suaranya yang datar.
"Siap bos. Saya akan segera menghubungi beliau. Ada lagi bos?" Tanya Bob sopan.
"Tidak ada, kau keluarlah."Perintah Revan tanpa mengubah nada suaranya.
"Baik bos, kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Bob sopan, Revan hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu Bob pun langsung memutar tubuhnya, kemudian ia melangkahkan kakinya keluar.
Setelah kepergian, Bob. Revan kembali menyunggingkan senyumannya, ia mulai merasa bahwa Zevania adalah gadis kecil yang menyelamatkan dirinya sepuluh tahun yang lalu. Zevania Putri benarkah dia gadis kecil yang menyelamatkannya dari para penjahat yang ingin membunuhnya sepuluh tahun yang lalu?
"Tidak salah lagi. Pasti dia gadis kecil itu, dia bertambah cantik sekarang, bahkan sangat cantik." Ucap Revan pelan sambil mengingat kembali pertemuannya dengan Zeze. "Sial kenapa jantungku jadi deg_degan begini? Mungkinkah aku sudah jatuh cinta kepadanya?"Revan kembali berucap pelan, detak jantungnya kembali berpacu dengan sangat cepat ketika wajah cantik itu memenuhi isi kepalanya.
Senyuman tampan itu terus tersungging dari bibirnya, ia benar-benar merasa sangat beruntung atas kejadian kemarin, kecelakaan yang tidak di sengaja itu mempertemukan dirinya dengan gadis kecil penyelamat hidupnya dulu.
Revan sudah berjanji pada dirinya sendiri, jika dia di pertemukan kembali dengan gadis kecil penyelematnya, maka dia akan menjadikan gadis itu sebagai miliknya, hanya miliknya, apapun caranya, dia harus membuat gadis itu menjadi miliknya.
"Aku harus menjadikanmu sebagai milikku, apa pun caranya." Revan kembali berucap pelan. Isi kepalanya kembali di penuhi oleh bayangan gadis cantik itu."Argh sial, aku harus fokus dulu dengan pekerjaanku sekarang." Revan mulai menyingkirkan bayangan wajah cantik itu, ia kembali memfokuskan dirinya dengan pekerjaan yang ada di hadapannya. Namun bayangan wajah cantik itu terus menetap di kepalanya sehingga membuat konsentrasinya hilang.
Revan mulai mengusap wajahnya frustasi, bayangan wajah cantik yang ia yakini gadis penyelamatnya itu tidak mau hilang dari kepalanya."Zevania!!!" Lirih Revan dengan mata tertutup berusaha untuk menghilangkan bayangan wajah cantik Zeze.
Tidak bisa di pungkiri bahwa Revan sudah jatuh cinta dengan gadis cantik itu, tepat pada hari pertama mereka bertemu. Apalagi Revan sangat yakin bahwa Zeze adalah gadis kecil yang menyelamatkannya sepuluh tahun yang lalu.
Keyakinannya sangat kuat ketika Revan mengetahui nama panjang Zeze, nama yang selalu ia rindukan selama ini, Zevania Putri nama gadis kecil yang menyelamatkannya sepuluh tahun yang lalu.
Flashback On
Sepuluh tahun yang lalu, seorang pemuda tengah lari_lari di kejar oleh beberapa penjahat yang ingin membunuhnya. Sampai di sebuah gang, dia melihat gadis kecil yang sedang asik bermain dengan balon tiupnya. Lalu pemuda itu pun datang dan menghampiri gadis kecil tersebut.
"Gadis kecil jika ada yang nanyain kakak, jangan bilang kakak ada di dalam sini ya."Kata pemuda itu sambil masuk kedalam tong yang ukurannya lumayan cukup besar dan muat untuk ukuran tubuh pemuda tampan itu. Gadis kecil itu hanya melihatnya sekilas kemudian ia kembali lagi bermain dengan balon tiupnya. Setelah beberapa menit, para penjahat yang mengejar pemuda tampan itu pun tiba di tempat gadis kecil itu bermain.
"Hey bocah apakah kau melihat orang ini?" Tanya salah satu penjahat sambil memperlihatkan sebuah photo pemuda tampan tadi. Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Lalu dia pergi ke arah mana?"Tanyanya lagi.
Gadis kecil itu hanya menunjukkan jari telunjuknya lurus.
Setelah mendapat petunjuk dari gadis kecil itu, penjahat itu pun mengajak teman-temannya untuk pergi. "Ayo kita cabut, kita harus menemukannya dan membunuhnya secepat mungkin, agar tugas kita cepat selesai."Ucapnya pelan, teman-teman penjahat itu pun menganggukkan kepalanya berbarengan. Lalu setelah itu, mereka pun pergi ke arah yang di tunjukkan gadis kecil tadi.
Setelah beberapa menit para penjahat itu pergi, pemuda tampan itu keluar dari tempat persembunyiannya. Kemudian ia berjalan dan menghampiri gadis kecil yang kembali asik dengan balon tiupnya.
"Terima kasih sudah menyelamatkan kakak dari para penjahat itu."Ucap pemuda tampan itu sambil memperlihatkan senyumannya yang tampan. Gadis kecil itu hanya mengangguk, lalu ia kembali lagi bermain dengan balon tiupnya.
"Siapa namamu gadis manis?" Tanya pemuda tampan itu penasaran.
Gadis kecil itu menatapnya. "Namaku Zevania Putri om."Balas gadis kecil itu sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
"Huuuh sial apakah aku setua itu, aku baru dua puluh tahun dasar bocah kecil, untung kamu sudah menyelematkanku,"Gumam Pemuda tampan itu dalam hatinya, sungguh ia tidak suka mendengar panggilan om yang keluar dari mulut gadis kecil penyelematnya itu.
Pemuda tampan itu mengeluarkan sebuah permen lolypop kemudian ia memberikannya kepada Zevania. "Ok Zevania Putri ini permen buatmu, karena sudah menyelematkan kakak dari orang-orang tadi." Pemuda itu menghembuskan nafasnya kasar kemudian ia kembali bersuara dengan lembut." Ingat panggil aku kakak bukan om, namaku Revan, kamu panggil aku kakak Revan. Mengerti."
Zevania mengambil permen lolypop yang di berikan oleh Revan. "Terima kasih kak." Zevania tersenyum manis, ia memang sangat suka dengan permen lolypop.
"Yasudah kalau begitu kakak pergi dulu, sampai bertemu lagi gadis kecil." Revan tersenyum, namun sebelum ia pergi, ia mencubit pipi Zevania gemas, senyuman gadis kecil itu langsung tersimpan di dalam kepalanya." Zevania Putri, semoga kita dapat bertemu kembali, gadis kecil yang manis." Revan berucap dalam hatinya, setelah itu ia pun melangkakan kakinya pergi meninggalkan Zevania yang kembali memainkan balon tiupnya.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!