NovelToon NovelToon

Suddenly Got Married

Pertemuan

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, namun kaki seorang gadis disana terlihat enggan untuk sekedar berhenti. Gadis yang sudah berumur dua puluh tahun itu, senantiasa melangkah kan kakinya menyusuri pinggir jalan. Kakinya membawanya entah kemana, ia bahkan sudah pasrah jika pembegal siap untuk membunuhnya.

Gadis cantik itu tak lain adalah Jihan.

Yap Jihan...gadis cantik dengan seribu pesonanya. Gadis yang dulunya menjadi primadona, waktu menduduki bangku SMA. Gadis itu menjadi incaran banyak cowok, saat ia masih sekolah. Namun setelah lulus, semua orang yang pernah suka sama dia seakan hancur lebur ditelan bumi, alias menghilang tanpa jejak. Bahkan satu-satunya sahabat Jihan dulu, Friska ikut meninggalkan nya.

Jihan adalah anak sebatang kara, namun ia diasuh oleh ibu panti asuhan sampai sekarang. Untung saja mulai dari SMP ia sudah mendapatkan beasiswa, sehingga ibu panti tidak terlalu kerepotan mengurus gadis pintar itu.

Namun walaupun ia pintar waktu sekolah, seakan kepintarannya tidak berguna setelah ia lulus. Ibu panti melarang nya untuk melanjutkan sekolahnya, dengan alasan tidak mau jauh dari Jihan. Cih alasan bodoh yang mampu membodohi otak pintar Jihan.

Jihan berakhir menjadi pengacara, alias pengangguran banyak bicara! Ia sudah melamar bekerja kesana-kemari, namun panggilan untuk interview saja tidak pernah ia terima!!

Jihan bingung tau ngak!!! apa ini ulah ibu panti? ah...Jihan bingung dengan dunia yang seakan mempermainkan nya.

Namun kejadian tadi sore, membuat Jihan diam-diam melarikan diri dari panti tempat ia dibesarkan.

Ia tidak sengaja mendengar, saat ibu panti ternyata....

diam-diam ingin menjual nya ke om-om pedofil!!!

OMO!!!! Pantas saja sifat ibu panti nya, sedikit berbeda beberapa minggu ini. Ia sering bertanya, Jihan mau nikah? Jihan kapan nikah? Ah sial....ternyata ini alasan nya.

Tanpa pikir panjang, Jihan pergi dari panti dengan alasan beli snack ke Indomaret awok-awok.

Mampus lo ibu panti, Jihan bohongi hahahah seenaknya mau jual putri orang!

Kaki Jihan sesekali menendang angin, ia sebenarnya ketakutan di gelap malam seperti ini. Bahkan handphone tidak ia pegang, ia lari dengan tangan kosong. Ia sesekali melihat kebelakang, takut ada hantu ingin mengejar nya.

Malam kelam membuat bulu kuduk nya,semakin merinding. Ingatkan padanya bahwa ia seorang gadis perawan, yang bisa hap oleh buaya sekejap saja, jika Jihan lalai.

Jalan nya hanya diterangi beberapa lampu jalan, namun kedua tangan nya ia silangkan di depan dada, sambil menahan badannya yang sedikit menggigil.

Siapa pun tolong culik Jihan! Ia benar-benar pasrah sekarang! Ia sangat menyesal kenapa ia kabur pada waktu pagi saja? Ah....ingin rasanya ia kembali ke panti, namun jarak nya sudah sangat jauh, kakinya sudah tidak kuat.

Ia merinding dan takut, saat ada beberapa mobil melewati nya. Persetan dengan ucapan nya tadi, bahwa ia siap untuk dibegal, sekarang tidak!!

Jihan pasrah jika ia diculik, terus dikasih uang seratus milyar sama rumah dan barang-barang branded, itu baru Jihan pasrah!

"shit...gue takut banget cok" monolognya sambil melanjutkan langkah nya. Ia terus menggerutu di dalam benaknya, dengan kaki yang semakin mempercepat langkah nya.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di samping nya, membuat Jihan takut se takut-takut nya. Ia melanjutkan langkah nya, diikuti dengan mobil tadi juga mengikuti nya. Jika pengemudi mobil itu nanti menculiknya, ia akan berteriak

"nikahi saja gue, asal duit lo banyak" itu tekad nya.

Damp

Semua khayalan nya pas, pengemudi itu berhenti dan keluar dari mobil. Jihan tidak peduli ia kini berlari, diikuti oleh pengemudi itu. Loop

"Nika...mphhhh" ingin ia berteriak seperti yang ia pikirkan tadi, namun orang yang mengejar nya sudah lebih dulu mendapatkan nya, dan membekap mulutnya.

Pengemudi yang ber gender laki-laki itu, kini menyeret Jihan kedalam mobilnya.

Tak

Laki-laki itu menutup pintu mobilnya, dan mengitari mobil itu dan masuk ke bangku depan.

Jihan masih menutup matanya dengan mengulum bibirnya, seakan sedang di lakban.

Laki-laki yang menculik dan dengan bodoh menempatkan Jihan di bangku depan, mengerut kening bingung.

Ia tidak menutup mata, atau mulut gadis yang ia culik, tetapi kenapa gadis itu membuat bibir nya seakan di lakban?

"lo orang gila?" tanya laki-laki itu. Ia takut jika yang ia culik malah orang gila, nanti malah merepotkan plus masalah baginya.

Jihan langsung membuka matanya, saat mendengar suara yang terkesan ganteng menurut nya.

"aigo...." ucap Jihan saat melihat laki-laki yang menculiknya. Sial!!! laki-laki itu sangat tampan.

Jihan tanpa sadar menatap binar pada laki-laki itu. Setelah beberapa tahun berdiam diri di panti, kini ia bisa melihat laki-laki yang sangat mirip dengan tokoh favorit nya di novel.

Cowok di depan nya ini nyaris sempurna! Mata elang, bibir sedikit tebal dan berwarna pink sehat, kulit putih walau hanya disinari lampu mobil, badan kekar, rambut yang acak-acakan mampu menyempurnakan penampilan nya. Sungguh... Jihan sangat pasrah diculik sekarang juga!!!!

Tanpa sadar, Jihan terus memandangi laki-laki itu.

"turun lo, gue kira lo waras" ucap laki-laki itu, saat melihat Jihan yang bersikap tolol menurut nya.

"eh gue waras ya..." ucap Jihan setelah mengumpulkan kesadaran nya.

"terus kenapa lo ngak teriak?" tanya laki-laki itu heran.

"kenapa gue harus teriak?" tanya Jihan

"kan lo gue culik cerita nya" polos laki-laki itu.

"oh ya? terus gue diapain nanti?" tanya Jihan sambil menyiapkan suaranya untuk berteriak nanti.

"gue mutilasi, trus gue kasih ke anjing peliharaan gue" ucap laki-laki itu santai, dan mulai melajukan mobilnya nya.

"WHAT???"

"TOLONG.....TOLONGIN....GU..."

"stop, teriakan lo udah terlambat" ucap Laki-laki itu, memotong suara cempreng milik Jihan.

"boleh gitu ya?" tanya Jihan tanpa ada raut takut, di wajah cantiknya.

Laki-laki itu tidak yakin, jika yang ia culik adalah wanita waras. Tiba-tiba ia kepo mengapa Jihan, berkeliaran di malam hari seperti ini.

"lo lonte ya?" tanya laki-laki itu membuat Jihan yang terdiam sejak tadi, kini membelalakkan matanya.

"mulut lo butuh di filter tuh, seenaknya ngatain anak gadis kayak gue jadi lonte" ucap Jihan dengan pedenya.

"masa" ucap laki-laki itu, belum yakin dengan jawaban Jihan.

"apaan sih lo, jangan nuduh-nuduh ya gue masih perawan! ngak tau kan lo?" ucap Jihan tidak terima, dicurigai seperti itu.

"pengen tau sih, tapi nanti aja" ucap laki-laki itu santai.

Jihan tiba-tiba membeku, mendengar suara serak milik laki-laki itu.

Jihan tiba-tiba menyilang kan kedua tangannya, didepan dada.

"tapi lo banyak duit kan?" tanya Jihan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading guys🫶

Ini karya ketiga aku hahaha

karya kedua belum kontrak astaga🤦udah bikin karya lagi hahaha

Tapi ngak papa! Aku orangnya konsisten buahahah

So tetap ikuti cerita ini ya, aku bakal up setiap hari heheheh

Makasih untuk yang mampir🫶

Komen apa saja, aku cuka heheheh

See you next part 😙

Gadis?

Kedua sejoli berbeda gender itu, masih berada di mobil mewah milik laki-laki yang tak lain adalah Nathan Bagaskara. Nathan Bagaskara adalah cowok dengan beribu pesonanya. Cowok itu memiliki mata elang yang seakan menikam uluh hati orang, jika menatap nya dengan lama. Selain itu, ia juga memiliki rahang yang tegas, perut sixpack, kulit bersih dan sehat, ah...jika kamu melihatnya pasti akan terkagum-kagum dengan pesona tokoh utama kita.

Nathan merupakan laki-laki mapan, yang sangat hebat dalam bidang akademik dan non akademik semasa sekolah nya sampai sekarang. Satu hal yang harus kalian ketahui adalah, bahwa Nathan tidak suka berbagi alias, semua yang sudah menjadi miliknya tidak bisa direbut siapapun!

"gue ngak yakin, lo perempuan biasa" ucap Nathan saat melihat Jihan tengah santai, duduk di bangku mobil nya.

Jihan menatap Nathan, dengan kening berkerut pertanda ia bingung apa maksud cowok itu.

"maksud lo?" tanya Jihan

"jujur aja, udah berapa banyak laki-laki yang pake lo?" tanya Nathan, ia tidak mau jika Jihan adalah lon** jalanan.

"HEH! berapa kali lagi gue bilang, kalau gue itu masih gadis?" tanya Jihan dengan sangat kesal, di curigai laki-laki yang di samping nya itu.

Nathan menepikan mobilnya, dengan senyum smirk yang terpancar jelas di bibirnya.

Nathan kini melihat Jihan dari bawah ke atas, sungguh penampilan Jihan jauh dari kata sempurna.

Jihan yang ditatap seperti itupun, langsung merinding.

"ngapain lo?" tanya Jihan was-was saat Nathan mendekat padanya. Ia menyilangkan kedua tangan nya, pertanda ia belum siap jika Nathan membelainya sekarang.

"jauh-jauh ngak lo!" ucap Jihan dengan ekspresi dibuat segarang mungkin. Bukan nya takut Nathan malah tersenyum, gadis di depan nya itu sangat banyak gaya menurut nya.

"gue ngak yakin lo masih gadis" ucap Nathan sambil mencoba menurunkan, kedua tangan Jihan yang bersilangan di depan dada cewek itu.

Jihan meneguk ludahnya beberapa kali, saat wajah Nathan sangat dekat dengan nya.

Nathan sangat wangi, aroma maskulin sangat menempel pada laki-laki itu, mampu membuat Jihan hampir terbuai.

"kita coba?" tanya Nathan dengan suara serak nya.

"apaan sih lo, gue udah bilang ya kalau gue masih gadis" ucap Jihan

"oh ya?" tanya Nathan membuat Jihan sangat kesal.

"jelas! awas ah... lo kayak om-om pedofil tau ngak?" ucap Jihan setelah mendorong Nathan, hingga laki-laki itu kembali ke tempat duduk nya.

Nathan menatap tajam pada Jihan, ia tidak suka saat Jihan mendorong nya. Jihan tidak peduli dengan tatapan tajam laki-laki itu, ia malah mengambil botol mineral yang ada di mobil itu.

Hampir saja jantung nya copot, akibat ulah Nathan. Untung saja le-mineral membantu nya menguasai kembali tubuh nya.

Nathan kembali melanjutkan mobil nya.

"gue mau lo nikah sama gue" ucap Nathan tiba-tiba.

"uhukk-uhukk" Jihan sampai terbatuk saat sibuk meminum minuman nya. Ia sangat terkejut, mendengar kalimat yang keluar dari mulut Nathan.

"apa-apaan lo, seenaknya mau jadiin gue bini lo" ucap Jihan sambil menghapus air matanya, yang keluar saat gadis itu terbatuk.

"gue ngak peduli" ucap Nathan yang masih fokus pada jalanan malam.

"gue juga ngak mau" ucap Jihan dengan nada menyolot.

"oke...gue juga udah siapin gunting, kapak em...sama pisau, cocok tuh untuk cincang tubuh lepek mu itu" jelas Nathan dengan kepala mengangguk-angguk, seolah ia sudah menyusun rencana.

"apaan sih lo, turunin gue ngak?" ucap Jihan

"lo mau dibegal disini?" tanya Nathan

"n-ngak juga sih" ucap Jihan membayangkan jika ia kembali berjalan, sendirian di jalan sepi seperti ini.

"bagus! gue lebih pintar membunuh daripada mereka" ucap Nathan mampu membuat Jihan ingin mati saja.

"gue masih anak-anak bg, lepasin gue ya tapi ntar pagi aja, soalnya sekarang udah malam" jelas Jihan dengan nada takut, yang dibuat-buat.

Nathan yang mendengar nya tidak habis pikir, bisa-bisanya gadis disampingnya itu malah menawar.

"gue ngak yakin, lo masih anak-anak" ucap Nathan tanpa melihat Jihan.

"terserah lo, intinya gue masih kecil" ucap Jihan

"kayaknya itu pas, digenggaman gue" ucap Nathan dengan nada menggoda.

Jihan membelalakkan matanya, saat mendengar ucapan Nathan

"mesum banget sih lo?" kesal Jihan sambil memeluk dirinya sendiri.

Nathan malah tersenyum miring, sungguh gadis idiot pikirnya.

"awas lo ya kalau macam-macam" ucap Jihan

"gue ngak peduli, lo setuju atau ngak yang penting lo bakal nikah sama gue" jelas Nathan akhirnya. Ia cukup malas berdebat dengan Jihan, yang sangat basa-basi menurut nya.

Jihan diam, seolah memikirkan ucapan Nathan.

Apa ia setuju aja kali ya? dibanding sama om-om yang ibu panti nya, lebih baik sama Nathan kali ya?

"nama lo siapa?" tanya Jihan

Bagaimana ia menikah, jika namanya saja tidak Jihan tau?

"Nathan" ucap Nathan singkat.

"umur lo?" tanya Jihan

"dua puluh dua" jelas Nathan

Jihan mengangguk, oke juga menurut nya.

"ngapain lo pungut anak jalanan?" tanya Jihan

"gabut" ucap Nathan. Ia juga bingung, kenapa ia malah menculik Jihan, padahal di tempat lain banyak gadis yang mengejar nya.

"ngak jelas banget" cibir Jihan tak puas dengan jawaban Nathan.

"gue sebatang kara" ucap Jihan

"hm" balas Nathan tidak peduli, itu bahkan lebih baik dari dugaan nya, ia tidak jadi repot minta restu dari orang tua Jihan.

"gue pengangguran" ucap Jihan lagi

"hm" balas Nathan kembali

"gue ngak..."

"lo siluman pun, gue ngak peduli" potong Nathan.

Ia sangat malas, mendengar ocehan dan kalimat-kalimat yang keluar dari mulut Jihan dan terkesan tidak berguna.

"yaudah-yaudah ini yang terakhir" ucap Jihan

Nathan hanya mendengar kan, ia tetap fokus menyetir agar cepat sampai.

"lo punya duit banyak kah?" tanya Jihan sedikit malu-malu.

"hm" balas Nathan mampu membuat Jihan sedikit tersenyum.

"ini mobil lo?" tanya Jihan

"hm"

"eum....lo punya..."

"semua yang dipikiran lo gue punya" potong Nathan

Ingatkan pada Jihan, jika Nathan sudah sangat ingin membuang Jihan sekarang! Nathan yang notabennya, laki-laki dingin harus terus mengoceh jika dengan Jihan. Nathan muak tau ngak!

Nathan menghela nafas nya, pertanda ia segera membuang rasa kesal nya.

Jihan tersenyum senang, akhirnya ia akan menjadi orka alias orang kaya sebentar lagi.

"ngak usah ngarep, lo bakal jadi pembantu di rumah gue" ucap Nathan yang melihat ekspresi senang Jihan.

"gue ngak peduli, nanti gue bisa curi harta-harta lo trus gue jual"

"dan sebentar lagi, gue bakal beli semua album-album bias gue huaa...ngak sabar banget gue" ucap Jihan dengan ekspresi senangnya.

Sedangkan Nathan malah, menggeleng tak percaya.

Ia harus memutar mobilnya sekarang, menuju tempat Jihan yang sesungguhnya. Rumah sakit jiwa!!!

"yaudah kita kapan nikah nya?" tanya Jihan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading guys

Jangan lupa Vote dan dukungan lain nya🫶

see you next part💓

Apartemen

Nathan memilih untuk membawa Jihan ke apartemen nya saja. jujur saja Nathan sudah menutup dirinya sejak lama supaya tidak pacaran, tapi ia malah memaksa dirinya untuk segera menikah dengan Jihan.

permintaan konyol papa nya, mampu membuat status Nathan yang dulunya masih lajang harus segera berakhir, sebentar lagi.

Ayahnya memaksa Nathan harus segera menikah, dalam waktu seminggu ini. Jika Nathan tidak menikah, papa nya akan menyita semua aset nya, dan memberi semua warisan nya pada Alan anak tante alias anak dari saudara papanya. Alan juga masih lajang, namun ia masih berumur dua puluh tahun, seperti Jihan.

Dengan sangat terpaksa, Nathan mengiyakan permintaan konyol papa nya itu. Ia ingin mengamankan semua aset berharga nya!

Demi aset itu, Jihan si gadis polos itu yang menjadi korbannya. Jihan yang tidak tau apa-apa, harus menikah dengan tiba-tiba dengan Nathan yang tidak pernah ia jumpai, sebelumnya.

"ini apartemen siapa?" tanya Jihan sambil mengikuti Nathan masuk.

"gue" ucap Nathan

Kini keduanya berada di apartemen Nathan.

Nathan menghela nafasnya, sambil membuka jaket nya.

"orang tua lo mana?" tanya Jihan

"ngak usah banyak tanya, mandi sana...lo bau air got" ketus Nathan

"sensi banget sih? kamar mandinya dimana?" tanya Jihan

"tuh" ucap Nathan sambil mendudukkan bokongnya, di sofa sambil menunjuk pada arah kamar mandi.

Jihan mengangguk, ia juga merasa badan nya sudah lengket. Jihan memilih untuk mandi air hangat.

Ia juga menyikat giginya, dengan sikat gigi yang menurut nya Nathan stok di kamar mandinya.

Namun seperkian detiknya, ia sadar tidak membawa apa-apa kesini.

"aduh...gak ada handuk apa?" tanya Jihan

Tok

Tok

Tok

"NATHAN.... DISINI NGAK ADA HANDUK"

"PINJAMIN HANDUK LO DULU" teriak Jihan sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Nathan mengeraskan rahangnya, menahan rasa kesal plus emosi saat mendengar teriakan, cempreng dari mulut gadis di kamar mandi sana.

"WOI....NATHAN GUE IDAH KEDINGINAN... SEKALIAN BAJU LO YA GUE PINJAM"

"NATHAN.... WOI" teriak Jihan lagi.

dug

Nathan menendang pelan pintu kamar mandi.

Jihan membuka pintu kamar mandi, dengan menyembunyikan badan telanjang nya di balik pintu.

"makasih ya Nathan" ucap Jihan sambil mengambil handuk dan baju dari tangan Nathan.

"lain kali..."

Tar

Jihan sudah lebih dulu menutup pintu, hingga ucapan Nathan tertahan di mulut nya.

Nathan menghela nafas jengah, baru beberapa jam dengan Jihan saja sudah membuat ia hampir hipertensi. Bagaimana jika sudah menikah? Ah...Nathan tak dapat memikirkan nya.

Jihan memilih memakai kembali pakaian dalam nya, ngak mungkin kan ia biarkan em...asetnya begitu saja? padahal ia tengah bersama laki-laki?

Jihan melihat penampilan nya, kaos putih yang sangat kebesaran bagi tubuh mungil nya, dengan trening milik Nathan yang hampir membenamkan dirinya.

Jihan ingin menangis melihat penampilan nya, ia sangat mirip dengan orang-orang yang biasa di pajang di sawah.

Jihan membuka pintu kamar mandi, dengan wajah cemberut nya. Ia menghampiri Nathan yang tengah, menyenderkan badannya di sandaran sofa dengan mata tertutup.

"ngak ada gitu, baju yang lebih kecil?" tanya Jihan langsung.

Nathan dengan malas membuka matanya.

Ia sedikit mengulum bibirnya, menahan tawanya. Ia berusaha kembali dengan ekspresi datar nya.

Gadis di depannya ini, terlihat sedikit lucu menurutnya. Tubuh mungil Jihan bahkan terbenam di dalam pakaian besar, milik Nathan.

"syukur lo, gue kasih pinjam" ucap Nathan

Jihan dengan malas, mendudukkan bokongnya di samping Nathan.

"gue laper, ngak ada makanan di apartemen lo?" tanya Jihan sambil meremas perut nya. Jujur saja, ia sudah lapar sejak tadi.

"banyak mau lo" ucap Nathan

"di dapur ada mie instan, lo masak aja" ucap Nathan lagi saat melihat wajah cemberut Jihan.

"ah malas...lo masakin gih" ucap Jihan

"enak aja lo" ucap Nathan kembali menyenderkan badan nya

"ck..pelit amat" ucap Jihan lalu berjalan ke dapur.

Setelah hampir lima menit, Jihan kembali.

"udah siap?" tanya Natha

"siap dari mana? mie lo juga udah pada kadaluarsa" ucap Jihan malas, dan kembali duduk.

"gue ngak tau" ucap Nathan tanpa rasa bersalah.

Jihan menghela nafas nya, biarlah ia tahan sampai besok pagi.

"lo masih tahan?" tanya Nathan sedikit tidak tega. Garis bawahi sedikit dan tidak banyak!!!!

"hm... biasalah" ucap Jihan

Nathan menegakkan badannya, lalu bergeser mendekati Jihan. Ia tidak bisa menyangkal, jika Jihan terlihat cantik sekarang, dibandingkan dengan yang tadi menurut nya.

"ngapain lo?...jangan mesum ya lo" ucap Jihan was-was sambil menyilang kan kedua tangannya di depan dada.

"gaya lo kayak gitu mulu, emang cuman itu lo ngak gak boleh dipegang?" goda Nathan kini memojokkan badan Jihan di pinggir sofa.

Jihan langsung mengambil bantal sofa, dan menempatkan nya di paha nya.

Sial! laki-laki itu menurut nya sangat mesum. Tampangnya saja yang sok dingin, aslinya mah....

"apaan sih lo mepet-mepet gini?" tanya Jihan

Jihan semakin menegang, saat Nathan membasahi bibirnya sendiri.

"gue mau lo belajar" ucap Nathan

"gue udah tamat ya..." ucap Jihan sambil menghempaskan tubuh Nathan.

Nathan mencoba sabar, ini kali kedua Jihan mendorong nya.

"jangan biasakan mendorong gue" ucap Nathan datar.

"maaf" ucap Jihan saat melihat tatapan tidak suka dari Nathan.

"gue belajar apa btw?" tanya Jihan

Nathan kembali mendekat

"bagaimana caranya bermain dengan ini..." ucap Nathan kini mengelus bibi pink sehat milik Jihan.

"gue kepo seberapa hebat lo, hingga jualan di pinggir jalan" ucap Nathan

"berapa kali sih gue harus bilang? gue tuh anak baik-baik, gue cuman lari dari rumah karena ibu panti gue mau jual gue ke om-om " jelas Jihan

"jadi gue ngak sekotor yang dipikiran lo" ucap Jihan lagi.

Nathan puas mendengar penjelasan Jihan, itu yang ia tunggu sedari tadi. Nathan mengangguk paham akan penjelasan Jihan.

"yaudah lo tetap harus belajar, karena besok pertunjukan ini di pakai" ucap Nathan sambil mengelus pipi Jihan.

"lo mau jual gue?" tanya Jihan hampir tak percaya.

Nathan menggeleng, enak saja ia menjual nya!

"deketin badan lo, gue capek gini posisinya" ucap Nathan saat punggung nya sedikit sakit memaksa untuk dekat dengan Jihan.

Tanpa sadar Jihan mulai memperbaiki posisi nya, hingga sedikit nyaman bagi Nathan.

"gadis penurut" ucap Nathan lalu mendekat wajahnya pada wajah Jihan.

Cup

Kedua bola mata Jihan terbuka dengan lebar, saat kedua benda kenyal itu menyatu.

Badan Jihan mematung dan enggan untuk bergerak.

Nathan menekan tengkuk Jihan dan ciuman yang mulanya hanya kecupan, kini mulai menuntun dan menjadi sebuah lumatan.

Nathan melepaskan lumatan nya dengan kesal.

"kaku banget sih lo?" tanya nya saat Jihan hanya menutup mulutnya.

"ya mana gue tau? orang gue baru pertama kali gini" jelas Jihan mampu membuat bibir Nathan melengkung keatas. Berarti Nathan yang pertama kali, merasakan bibir Jihan itu pikirnya.

"yaudah buka mulut lo" ucap Nathan

"buat apa?" tanya Jihan bingung

"biar gue ajari" ucap Nathan

"ah ngak mau" balas Jihan

"gue ngak suka penolakan" jelas Nathan dengan nada datarnya.

"lo yang buka atau gue?" tanya Nathan dengan kesan tidak ingin di bantah.

"maksa banget" ucap Jihan tak ayal ia membuka sedikit mulutnya.

"kalau gue gerakin, lo ikuti ya" pinta Nathan

"hm" balas Jihan

Kini Nathan kembali mencium Jihan, namun kali ini Jihan ikut bergabung dengan kegiatan itu.

Hampir lima tahun mereka ciuman

eh...lima menit maksud nya

akhirnya pangutan itu terlepas.

Nathan sedikit kagum dengan gaya ciuman Jihan, yang terkesan imut menurut nya. Tidak bisa ia sangkal, bibir Jihan sangat...manis?

Nathan mengelus sudut bibir Jihan, ia bingung kenapa ia sedikit bahagia seperti itu?

"manis" ucap Jihan polos. Jujur ini pengalaman pertama nya.

"mau lagi?" tanya Nathan menggoda.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Happy reading

Support dong🫶💓

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!