"Woy keluar! jangan pura-pura nggak denger saya tahu kalian di dalam kan! cepat keluar kalian bayar uang kontrakan" teriak seorang wanita bertubuh gempal di luar rumah kontrakan kecil.
Wanita itu terus beteriak meskipun tidak mendapatkan tanggapan dari penghuni kontrakan nya.
Kesal karena tak di tanggapi wanita bertubuh gempal yang tak lain pemilik kontrakan nya dia pun akhirnya memutuskan pergi meski dengan membawa kesal karena tidak mendapatkan hak nya.
"Lexa, pakai saja uang untuk obat ayah untuk membayar kontrakan" kata Brandon pada sang putri.
Alexa nama gadis muda yang usianya saat ini hampir menginjak 20 tahun itu.
"Ayah ngomong apasih, aku sudah cari susah-susah buat obat ayah tahu masa iya harus di pake yang lain, nggak ya aku nggak mau" balas Alexa menolak.
"Tapi Lexa, ibu kontrakan pasti akan terus meneror kita jika kita tak kunjung membayar, apalagi kita sudah menunggak hampir 2 bulan ayah khawatir kita akan di usir" jelas Brandon lagi.
Tapi tetap tak membuat Alexa luluh mau memberikan uang yang dia miliki untuk membayar kontrakan.
Bukan tanpa sebab Alexa tak memberikan uang itu dia tahu obat sang Ayah sudah habis dan untuk mengumpulkan kembali uang untuk obat Alexa rasa dia tidak akan sempat, lebih baik telat membayar kontrakan dari pada dia harus melihat sang ayah kesakitan melawan penyakit yang di derita sang ayah.
Brandon melihat putrinya dengan tatapan yang tidak biasa, raut wajahnya terlihat jelas jika dia begitu menyayangi Alexa.
"Jangan Khawatirkan ayah Lexa, bayarkan kontrakan saja ayah mohon" ucap Brandon memohon.
"Enggak ayah! aku nggak mau ayah harus sakit lagi, uang ini buat beli obat ayah yang baru jadi aku mohon ayah jangan ngeyel aku belum mau jadi anak yatim!" tegas Alexa sambil meleos pergi keluar dari rumah kontrakan sederhana nya.
Hufh..
Brandon menghembuskan nafasnya kasar.
"Anak itu benar-benar keras kepala, mirip siapa dia kenapa selalu bisa membuat aku merasa gemas dengan tingkah nya itu" gumam Brandon terlihat menggelengkan kepalanya.
Di sisi lain Alexa nampak sudah sampai di tempat kerja nya itu, Alexa bekerja di sebuah butik yang cukup mewah tapi membayar gajih pekerja di bawah UMR.
Karena baru sampai Alexa pun akhirnya harus mendapatkan omelan karena memang dia telat masuk kerja.
"Kamu lagi, saya heran kenapa dari banyak nya pegawai di butik ini kamu tetap di pertahankan oleh bos" ucap manager butik menatap heran pada Alexa.
"Mungkin karena pekerjaan saya bagus, bu" balas Alexa berani.
"Bagus? yang ada kamu itu salah satu contoh pegawai yang tidak tau aturan, heran telat kok setiap hari" kata manager butik itu lagi nampak jengkel karena ini memang sudah bukan pertama kalinya Alexa berulah.
Alexa sendiri dia memang sering telat dan itu karena Alexa bekerja keras siang dan malam kerja untuk mendapatkan uang tambahan.
"Sana pergi, awas kalau besok telat lagi saya akan pecat kamu!" ancam manager butik itu lagi.
Alexa mengangguk saja, dan berjalan keluar dari ruangan manager.
Lalu Alexa langsung bekerja seperti biasanya melayani pelanggan butik yang berbeda-beda sikap setiap harinya.
Tapi meski begitu Alexa menikmati pekerjaan ini apalagi dia sudah hampir 2 tahun bekerja di butik, lebih tepatnya sejak Alexa keluar SMA.
Tiba-tiba datang pelanggan, Alexa pun langsung melayani pelanggan nya dengan ramah seperti biasanya.
"Ada yang bisa saya bantu, mbak?" tanya Alexa berusaha ramah sebisanya.
"Mbak? emang tampang saya sudah tua apa di panggil mbak!" wanita itu nampak tak suka dengan panggilan yang di lontarkan oleh Alexa.
"Maaf nyonya, saya tidak tahu kal___" ucap Alexa terpotong.
"Nyonya! saya belum menikah, kamu pikir usia saya berapa sampai kamu berpikiran untuk memanggil saya dengan panggilan nyonya!" kembali wanita itu marah-marah pada Alexa.
Hufh..
Alexa menghembuskan nafasnya kasar, bukan kali pertama dia mendapatkan pelanggan yang rese seperti ini, mempermasalahkan nama panggilan yang hanya soal spele.
Alexa akhirnya meminta maaf dan wanita itu tak melanjutkan perselisihan tadi, tapi jika Alexa pikir masalahnya selesai sampai tadi dia salah karena wanita tadi kembali ingin menguji kesabaran nya lagi.
"Ambilkan dress itu" tunjuk wanita itu.
Alexa mengambilnya, lalu memberikan pada wanita bernama Reyna itu.
"Bukan itu bodoh, yang itu" tunjuk Reyna dengan wajah sinis nya.
Hufh..
"Sabar Lexa, ini sudah biasa" batin Alexa dalam hatinya.
Alexa kembali mengambil dress lain dan kembali juga Reyna mempermainkan Alexa yang membuat Alexa semakin di buat kesal.
"Kamu itu buta atau apa sih! saya mau dress yang cantik buat acara makan malam bersama kekasih saya, dan kamu malah ngambil dress kayak gitu, pikir punya otak nggak!" teriak Reyna sambil mendorong Alexa.
Mendapatkan tindakan seperti itu tentu saja Alexa tak bisa menahan dirinya, dan langsung menjambak rambut Reyna.
Awww!
"Hey lepaskan!" teriak Reyna marah.
"Minta maaf dulu, kau memang kaya nona tapi kau tidak punya etika, di mana kesopanan mu hah! aku sudah melayani mu dengan baik tapi kau malah merendahkan ku" ucap Alexa berteriak.
Tidak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi setelah ini, mungkin sebelumnya dia bisa sabar saja tapi menurutnya tindakan Reyna benar-benar sudah menghina nya.
"Kau memang miskin, apa perlu aku menghormati orang rendahan seperti mu! hah" balas Reyna tak mau kalah.
Alexa yang kesal mendengar jawaban Reyna itu semakin menambah keras jambakkan nya yang membuat Reyna semakin meringis sakit.
Dan suara bising itu menarik perhatian pengunjung butik lain nya yang langsung melihat apa yang Alexa lakukan pada Reyna.
"Hey lepaskan, siapapun tolong aku!" teriak Reyna meminta bantuan.
"Ada apa ini?" tanya manager yang mendengar kebisingan.
Dan saat melihat apa yang di lakukan Alexa dia langsung melotot.
"Lexa, lepaskan dia tamu VIP!" bentak manager marah.
"Minta maaf dulu, baru aku akan melepaskan jambakan nya" balas Alexa tidak ingin melepaskan begitu saja.
"Lexa! kau sudah gila hah! cepat lepaskan" titah manager butik kembali.
Alexa tak mendengarkan dan hal itu membuat manager butik memerintahkan pegawai lain untuk menghentikan kegilaan Alexa.
Tubuh Alexa di tarik dan tak hanya itu manager nya bahkan mendorong Alexa sampai tubuh Alexa jatuh ke lantai.
"Nona tidak apa-apa, maafkan atas ketidaknyamanan ini. saya berjanji akan memecat pegawai bodoh ini" kata manager butik meminta maaf.
"Ya, pecat dia jangan berikan pesangon juga. dia kriminal. berani-berani nya dia merusak rambut ku, apa kalian tahu harga perawatan rambutku bahkan tak ada apanya dengan harga diri pegawai bodoh itu!" Reyna menatap tajam ke arah Alexa yang masih duduk.
Alexa diam, dia melihat beberapa pegawai lain yang tidak ada niatan membantunya berdiri.
Apa sehina itu menjadi miskin sampai bisa di rendahkan seperti ini?
Alexa mengepalkan tangan nya, dia bangkit dan menatap tajam pada Reyna dan juga Manager butik.
"Tanpa kalian memecat ku pun aku tidak sudi bekerja disini, dengan gajih kecil yang kalian bayar padaku tak akan pernah bisa membeli harga diriku karena harga diriku jauh lebih mahal dari harga diri kalian semua!" ucap Alexa dengan wajah menahan marahnya.
Alexa langsung mengambil tasnya dan bergegas pergi dari butik yang menjadi tempat dia mencari sesuap nasi selama 2 tahun itu.
Tak ada air mata yang keluar, Alexa tak akan menangisi sesuatu yang tidak penting apalagi butik ini menjadi tempat saksi bisu dimana pegawai nya banyak mendapatkan penghinaan dari pelanggan seperti Reyna.
"Lihat saja jika aku kaya, Manager dan wanita gila itu akan aku buat menjadi tukang bersih-bersih di rumah ku!" gumam Alexa nampak terlihat begitu kesal dan marah.
"Loh tumben sudah pulang?" tanya Brandon saat melihat Alexa kembali pulang.
Alexa melirik ayah nya lalu menghela nafasnya panjang.
"Resign" balas Alexa dengan wajah datarnya.
Brandon menaikan sebalah alisnya ke atas lalu pria tua itu berjalan ke arah dapur.
Dan tak lama Kemudian Brandon datang membawa segelas air minum.
"Minumlah, ayah lihat kamu sangat kesal" ucap Brandon duduk.
Alexa menerima nya dan langsung minum sampai air di dalam gelas nya habis.
"Mereka merendahkan ku Ayah, aku melawan mereka dan setelah itu memilih keluar dari pekerjaan ku di butik" jelas Alexa memberitahu.
Lalu Alexa melirik Brandon yang nampak diam saja.
"Ayah marah aku tidak bisa menahan diriku? benar kata mereka aku yang miskin harusnya diam saja saat di rendahkan, iyakan Yah?" lanjut Alexa lagi dengan hembusan nafasnya kasar.
Brandon menggeleng cepat.
"Tidak sayang, apa yang putri ayah lakukan adalah pilihan tepat, kamu memang harus resign" karena kita harus bekerja di tempat dimana kita bisa di hargai bukan malah sebaliknya" balas Brandon setuju dengan apa yang di lakukan Alexa.
"Jadi pilihan aku benar? hufh.. ayah tau mereka menghina ku dengan mengatai ku miskin ayah, lucu bukan? aku memang miskin lalu apa? aku juga tidak malu di katai miskin tetapi tingkah laku orang kaya yang semena-mena itu yang membuat aku gemas dan berakhir menjambak rambut nya dengan kasar" jelas Alexa lagi.
"Andai kamu tahu Lexa, kamu sebenarnya bukan anak ayah. kamu juga bukan anak dari keluarga sembarangan, kamu tidak terlahir miskin nak. maafkan ayah yang egois karena memisahkan mu dari keluarga mu" batin Brandon dalam hatinya merasa sedih dengan cerita Alexa.
Tapi untuk mengungkapkan semuanya Brandon rasa dia belum siap, dia masih ingin bisa hidup bersama Alexa yang sudah dia sayangi seperti putrinya sendiri.
Brandon merasa hidup nya tak akan lama lagi, apalagi sakit lambung dan asma nya semakin hari semakin membuat nya susah untuk bekerja berat.
Melihat sang ayah yang melamun Alexa berpikir jika sang ayah memikirkan keuangan mereka yang pastinya akan menurun.
"Ayah nggak perlu khawatir, aku akan cari kerja lagi kok. tenang saja masih banyak tempat kerja yang bisa menerima aku" ucap Alexa sambil tersenyum.
"Lexa, ayah minta maaf karena ayah yang tidak bisa bekerja kamu jadi harus cape cari kerja, Seharusnya kamu bisa kuliah tapi ayah benar-benar tidak bisa melakukan banyak hal untuk mu, nak" Brandon meminta maaf.
"Itu bukan salah ayah, lagi pula siapa yang mau kuliah? lebih baik bekerja bisa dapat uang dari pada buang uang dan lagi pula kuliah juga nggak menjamin bisa punya pekerjaan bagus kan" jelas Alexa membalas cepat.
Brandon mengusap kepala Alexa lembut, dia bangga dengan Alexa yang selalu bisa membuat dia bangga memiliki putri sehebat Alexa.
"Samuel, aku pikir kau beruntung memiliki cucu sehebat Lexa, maafkan aku karena aku belum bisa melepaskan nya. tapi mungkin setelah aku pergi aku akan melepaskan nya dan membiarkan Lexa bisa hidup bahagia bersama keluarga nya." batin Brandon dalam hatinya sambil melihat Alexa yang tersenyum manis padanya.
****
Sore nya Alexa nampak sudah bersiap untuk kerja sip malam nya.
Brandon yang melihat Alexa sudah siap nampak memberikan bekal untuk Alexa makan malam.
"Jangan lupa di makan, ayah sudah buatkan mie dan telor spesial buat putri cantik ayah" kata Brandon sambil memberikan bekal.
"Ayah selalu terbaik untuk masalah perut, makasih ayah" balas Alexa tersenyum dan tak sungkan mencium pipi Brandon.
Alexa melihat jam di tangan nya lalu memasukan bekalnya ke dalam tas.
"Hati-hati kalau ada apa-apa hubungi ayah" ucap Brandon mengingatkan.
"Iya ayah ku sayang, pasti hati-hati kok lagian kan jarak nya dekat nggak jauh" balas Alexa sambil memakai sepatu nya.
Lalu Alexa keluar dan melambaikan tangan nya ke dalam rumah kontrakan nya karena yang menjemputnya sudah datang.
Alexa punya ojek langganan karena memang dia selalu bekerja bagian sip malam di minimarket, setelah memakai helm nya Alexa pun akhirnya pergi meninggalkan rumah nya.
Sepanjang perjalanan Alexa nampak melihat ke jalanan yang dia lewati, dia juga masih bingung dengan uang kontrakan yang pastinya harus segera dia bayar jika tidak ingin di usir.
"Apa aku pinjam uang saja ke rentenir ya? tapi aku takut nggak bisa bayar nanti malah harus kabur-kaburan kaya ayah dulu" batin Alexa ingat pada masa lalu di saat dia remaja dimana dia selalu di ajak pindah-pindah tempat tinggal karena sang ayah banyak berhutang.
Saat sedang bingung bagaimana cara nya membayar uang kontrakan tiba-tiba motor yang Alexa tumpangi berhenti, membuat Alexa sadar dari lamunan nya.
"Kenapa pak?" tanya Alexa.
"Itu ada kecelakaan kayaknya" balas bapak ojek.
Alexa pun melihat ke arah orang-orang yang sedang mengerumuni sesuatu, dan karena penasaran Alexa pun akhirnya memilih turun karena jalanan memang macet.
Alexa melihat korban itu adalah seorang pria muda, lalu saat sedang melihat Alexa mendengar suara ponsel yang langsung di ambil oleh salah seorang warga.
Entah apa obrolan dengan si penelpon hingga akhirnya korban tabrakan itu di bawa menggunkan mobil, akan tetapi tidak ada yang mau ikut mengantarkan korban dan hal itu membuat Alexa yang merasa kasihan pada korban memilih menawarkan dirinya sendiri.
Alexa memberikan helm nya dan meminta bapa ojek itu untuk mengatakan jika dia sudah sampai di tempat kerja pada sang ayah, karena Alexa tahu jika sang ayah akan menanyakan dirinya pada bapa ojek.
Setelah itu Alexa pun mengantarkan korban tabrakan itu ke rumah sakit, dan sesampainya di rumah sakit Alexa menunggu di luar ruangan UGD dengan bingung.
"Keluarga korban, mohon segera isi data pasien dan urusan administrasi nya" ucap suster tiba-tiba datang menghampiri Alexa.
Alexa yang memegang dompet pun akhirnya membuka dompet pria muda itu dan dia menemukan banyak uang di dompetnya dan sebuah tanda pengenal, tak hanya itu ada beberapa kartu ATM juga di dalam dompet itu dan satu foto anak laki-laki dan seorang wanita.
"Ini pasti ibunya" gumam Alexa.
Lalu Alexa pun langsung pergi ke bagian resepsionis, setelah selesai Alexa kembali menunggu lagi di luar ruangan UGD.
Kembali Alexa melihat kartu Tanda pengenal itu, entah kenapa rasanya dia tak asing dengan nama yang tertera di kartu itu.
"Boy, kenapa namanya tak asing ya" gumam Alexa nampak bepikir.
Alexa kembali melihat dompetnya dan sekarang fokusnya bukan pada kartu itu melainkan kartu lain nya dan juga uang lembaran seratus ribuan.
Jika saja uang ini menjadi milik nya mungkin dia akan bisa melunasi uang kontrakan, dan selain itu dia juga bisa membeli obat sang ayah.
"Tidak, aku bukan pencuri" Alexa menggelengkan kepalanya dan menutup dompet itu.
Tak lama kemudian dokter datang, Alexa langsung beranjak dari duduknya menghampiri sang dokter.
"Bagaimana kondisinya dok?" tanya Alexa.
"Dia baik-baik saja hanya luka ringan" balas dokter menjelaskan.
"Tapi tadi dia pingsan dok" Alexa merasa heran.
"Pingsan saat mengalami kecelakaan itu adalah satu hal yang normal, korban syok dan akhirnya tidak sadarkan diri" jelas dokter lagi.
Alexa manggut-manggut saja, lalu dia pun akhirnya masuk ke dalam ruangan UGD untuk memberikan ponsel dan dompet pria itu.
Saat masuk Alexa melihat pria itu sedang duduk dengan tangan dan kaki yang memiliki bebarapa luka karena jatuh menyentuh aspal.
"Ini dompet dan ponsel kamu" ucap Alexa to the point.
Pria muda itu melihat Alexa, matanya menatap tajam Alexa dengan pandangan aneh nya.
"Aku yang membawa mu ke rumah sakit, periksa saja aku tak mencuri uang mu sedikitpun" lanjut Alexa yang berpikir jika dia tengah di curigai.
"Aku tidak berpikir kamu pencuri, mana mungkin pencuri cantik seperti ini" balas pria bernama Boy.
Alexa memutar bola matanya malas, seperti nya pria yang baru saja dia tolong itu adalah seorang pemain buktinya di saat seperti ini saja masih bisa memberikan gombalan padanya.
Tak ingin membuang waktunya Alexa yang harus bekerja pun memilih pergi, tapi langkahnya di tahan oleh Boy.
"Tunggu" ucap Boy.
"Apa lagi?" tanya Alexa datar.
"Ini untuk mu, anggap saja sebagai tanda terimakasih ku untuk pertolongan mu tadi" kata Boy memberikan sejumlah uang pada Alexa.
Alexa yang melihat uang matanya tentu saja berbinar, dia berjalan mendekat dan langsung menerima uang itu.
"Ini aku ambil karena kamu memaksa, ingat! bukan karena aku meminta upah, aku bukan wanita yang suka menerima upah karena itu terkesan apa yang telah aku lakukan itu tidak ikhlas" ucap Alexa yang nampak melihat uang di tangan nya.
"Aku iklhas, Terima saja aku memaksa" balas Boy tersenyum.
Alexa tersenyum lalu melirik Boy yang menatap nya.
"Oke, terimakasih jika kau memaksa, kalau begitu aku pergi" Alexa langsung pergi begitu saja setelah mendapatkan uang.
"Rejeki anak sholehah, ya ampun untung saja tadi aku kepikiran buat nolong tuh kan lihat sekarang aku malah dapat rejeki kan, ya ampun senang nya" gumam Alexa sambil berjalan ke arah parkiran dengan perasaan senang.
Kali ini Alexa bekerja dengan hati yang senang karena bisa membayar kontrakan nya.
Alexa bekerja tidak sendiri melainkan ada dua pegawai lain yang sama kerja bagian sip malam bersamanya.
Pengunjung minimarket datang dan dia membeli banyak belanjaan yang berisi cemilan dan sebuah pengaman yang membuat Alexa yang melihat itu menggelengkan kepalanya.
"Total semuanya 150 ribu ya Pak" kata Alexa sambil melirik si pembeli.
Pria berbadan buncit itu langsung memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada Alexa dan langsung diterima oleh Alexa.
Setelah itu Alexa pun memberikan uang kembalian nya dan pria berbadan buncit itu pun akhirnya pergi dengan membawa belanjaannya
"Dasar pria tua tidak tahu malu, pasti mau jajan di luar" gumam Alexa sambil menggelengkan kepalanya.
Selesai itu Alexa pun membantu teman-temannya untuk beres-beres toko karena malam semakin larut, dan pengunjung toko pun sudah semakin sepi pengunjung.
Seperti biasa di saat sedang menunggu pembeli datang Alexa dan kedua temannya pun akhirnya memilih makan malam.
Alexa membuka kotak bekal makanannya meski nasinya sudah dingin dan mie goreng beserta telur ceplok sudah tidak terlihat menarik lagi tapi Alexa nampak semangat makan, apalagi makanan ini di masak dengan penuh sayang oleh sang ayah.
"Lexa kamu mau ikut ke acara besar nggak" ucap teman Alexa tiba-tiba.
"Acara apa?" tanya Alexa bingung.
"Kata teman ku di hotel x besok malam akan ada acara resepsi pernikahan gitu, kamu paham lah" teman Alexa tersenyum.
Alexa yang mendengar itu tersenyum dan mengangguk.
"Orang kaya bukan?" tanya Alexa.
"Kaya banget, bahkan sanggat kaya apalagi tamu undangan nya kebanyakan pengusaha kaya dan artis terkenal loh" sahut teman Alexa yang bernama Ara.
"Tapi aku nggak punya dress bagus" Alexa nampak berpikir.
"Gampang lah kalau masalah itu aku bisa pinjamkan, lumayan lah sambil cari pacar orang kaya kita juga bisa cari makan enak gratisan" lanjut Ara memberitahu.
"Ya sudah aku mau kalau begitu" balas Alexa cepat.
Mereka pun lanjut mengobrol lagi, hingga akhirnya ada pengunjung datang dan mereka bertiga kembali ke rutinitas nya menjadi penjaga toko.
Alexa selesai jam 5 pagi dan dia di jemput oleh ojek langganan nya.
Sesampainya di rumah Alexa pun mengetuk pintu, dan belum sampai Alexa masuk tiba-tiba dari belakang punggung nya terdengar suara seseorang yang Alexa kenal.
"Bagus, akhirnya keluar juga" ucap Ibu kontrakan yang berdiri di belakang Alexa.
Hehe..
"Ibu cantik, pagi-pagi banget bu kesini nya" Alexa nyengir.
"Iya pagi soalnya kalau siangan pasti banyak alasan, ngumpet lah ini lah" balas ibu kontrakan dengan wajah malasnya.
Lalu matanya menatap tajam pada Alexa.
"Bayar kontrakan nya, saya sudah kasih kalian keringanan ya jadi jangan buat kesabaran saya habis bisa kan?" tanya ibu kontrakan dengan senyum yang di paksakan.
Alexa menghembuskan nafasnya panjang, lalu dia mengambil uang 1 juta yang di berikan oleh Boy kemarin sore.
"Baru ada satu juta, sisa nya aku bayar nanti ya habis gajihan" ucap Alexa sambil memberikan uang 1 juta di tangan nya.
"Nah gini kan enak, tapi awas ya sisanya harus nyusul nggak pake drama-drama ngumpet lagi" kata Ibu kontrakan tegas.
"Iya bu" Alexa mengangguk.
Ibu kontrakan mengangguk lalu menyimpan uang dari Alexa ke dalam tas nya dan pergi dengan wajah tanpa dosanya.
Alexa melihat itu menghela nafasnya panjang, lalu kembali mengetuk pintu lagi.
Tok..tok.
"Ayah" panggil Alexa.
Karena tak kunjung di bukakan pintunya Alexa pun akhirnya memilih mengintip ke dalam rumah dan alangkah kagetnya dia melihat sang ayah yang terbaring di lantai.
"Ayah!" teriak Alexa kaget.
Alexa berusaha membuka pintunya tapi dia tidak bisa karena pintunya di kunci dari dalam.
Lalu Alexa pun meminta bantuan beberapa orang yang melewati rumah nya untuk membantu nya hingga akhirnya sang ayah bisa di bawa ke rumah sakit.
Masih dengan memakai baju kerjanya Alexa mendorong brankar pasien yang di tiduri sang ayah dengan wajah sedih nya.
"Ayah bertahanlah, aku mohon" ucap Alexa nampak sedih.
Saat sampai di ruangan UGD Alexa di berhentikan oleh suster yang memintanya mengurus masalah administrasi dulu.
Alexa yang tidak memegang uang sama sekali karena baru saja uang nya habis di bayarkan kontrakan nampak bingung harus melakukan apa.
"Saya mohon Sus, tangani ayah saya dulu nanti saya akan urus administrasi nya" ucap Alexa memohon.
"Tidak bisa mbak, itu sudah kebijakan rumah sakit dan saya hanya menjalankan tugas saya saja" jelas suster.
Alexa semakin bingung, dia mengigit bibir bawahnya lalu kembali memohon kebaikan suster.
Tapi nihil Alexa yang memohon pun tak mendapatkan tanggapan bagus, sang ayah belum mendapatkan tindakan dan hal itu membuat Alexa semakin marah karena tidak ada keringanan sedikitpun.
"Jika ayah saya kenapa-kenapa kalian akan saya tuntut!" teriak Alexa marah.
Terjadi keributan yang di lakukan Alexa karena terus berteriak meminta sang ayah di periksa, dan hal itu mengundang sejumlah orang untuk melihat tetapi mereka hanya diam dan acuh dengan apa yang terjadi dengan Alexa.
Hingga tiba-tiba ada dokter magang dan dia mendekati Alexa yang sedang marah-marah.
"Sus, segera tangani ayah wanita itu dan untuk administrasi nya biarkan itu menjadi urusan saya" ucap seorang dokter muda yang masih magang.
Alexa melirik ke sumber suara, dan dia melihat dokter muda itu nampak juga melihat ke arah nya.
"Makasih, dok" ucap Alexa lega.
"Sama-sama, jangan berteriak di sini. ini rumah sakit" balas dokter muda itu membalas.
"Jangan berteriak? dokter pikir tadi saya teriak karena apa? coba bayangkan dokter di posisi saya nggak punya uang dan tiba-tiba ayah saya nggak bisa di tangani oleh dokter hanya karena perkara nggak bayar administrasi, apa dokter bisa bayangkan betapa marahnya saya?" Alexa malah marah-marah pada dokter muda itu.
Dokter muda bernama Albian itu menggeleng pelan.
"Ya sudah terserah kamu, tapi jangan buat keributan" ucap dokter Albian mengingatkan.
Dan setelah itu dokter muda itu pun pergi karena dia masih banyak pasien yang harus di tangani.
Alexa melihat ke arah dokter muda itu dengan wajah kesal nya.
"Untung baik, hufh.. semoga saja ayah baik-baik saja" gumam Alexa sambil berjalan ke kursi tunggu dan memilih menunggui sang ayah sambil duduk.
Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan UGD, Alexa langsung bangkit dan mendekati dokter.
"Bagaimana kondisi ayah saya dok?" tanya Alexa pada dokter.
Dokter nampak terdiam sebentar lalu menjelaskan.
"Andai saja telat sebentar mungkin pasien tidak akan tertolong, apakah pasien tidak minum obat?" tanya dokter.
Alexa menggeleng.
"Ayah minum obat, tapi obatnya sekarang sudah habis" jelas Alexa.
"Pantas saja, untuk kondisinya saat ini memang sudah membaik tapi saya sarankan pasien harus minum obat tepat waktu" jelas dokter memberitahu.
Alexa mengangguk, dia lupa membelikan obat dan sekarang uang nya ada di dalam lemari kamar nya.
Setelah itu Alexa masuk ke dalam ruangan UGD dan dia melihat Brandon yang sudah duduk dan terlihat akan pergi.
"Ayah mau kemana? ayah harus di sini" kata Alexa menahan sang ayah.
"Ayah sudah sehat, ayo pulang kita masak kamu sudah lapar kan?" balas Brandon cepat.
Alexa menggeleng dia tidak lapar karena yang ada dalam pikiran nya saat ini adalah sang kesehatan sang ayah.
"Ayah di sini ya, aku mohon" lanjut Alexa.
Membuat Brandon langsung memberikan tatapan tajam nya pada Alexa.
"Sudah ayah bilang ayah baik-baik saja, ayo pulang kamu mau ayah marah! hah" bentak Brandon lagi.
Dan membuat Alexa menangis karena tak biasanya Brandon membentak nya.
Melihat Alexa menangis tentu saja Brandon merasa bersalah, tapi dia tak bisa berlama-lama di rumah sakit karena itu sangat berbahaya untuk nya, Brandon langsung menarik tangan Alexa untuk ikut pulang bersamanya.
"Maafkan ayah Lexa, ayah nggak bukan nggak mau sembuh tapi ayah ingin selalu bersama kamu setidaknya sampai ayah tiada, maafkan ayah yang egois ini" batin Brandon dalam hatinya yang nampak ketakutan saat berada di rumah sakit.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!