NovelToon NovelToon

My Love Perfect Lecturer

1

Namaku Almira Cintya putri. Umur ku dua puluh tahun dan Aku seorang mahasiswi di universitas Budi Dharma.

Aku anak yatim piatu, ibuku meninggal saat melahirkan_ku, sedangkan ayah ku meninggal saat usia ku dua belas tahun. Setelah ayah meninggal aku harus bekerja keras untuk melanjutkan kehidupanku. Aku tidak kenal lelah demi melanjutkan hidup dan agar bisa menjadi sukses seperti impian ayahku. Hingga saat ini aku bisa berhasil melanjutkan kuliah. Untuk melanjutkan kuliah aku harus banting tulang mencari biaya kuliah, aku kerja paruh waktu di restoran.

"Al, gak pulang?" Tanya Kiara sahabat Almira. Mereka bekerja di restoran yang sama.

"Oh, iya ntar lagi Ki, gue anter pesanan meja nomor 15 dulu". Jawab Almira sambil meletakkan nampan di atas meja.

"Oh, ya udah. Gue duluan ya, ojek gue udah nunggu soalnya. Bye" Sahut Kiara sambil berlalu dan melambaikan tangannya pada Almira.

"Bye, hati-hati" Almira tersenyum membalas lambaian tangan pada Kiara.

Almira pun membawakan makanan pesanan meja nomor 15 sebagai jam terakhirnya bekerja.

"Selamat menikmati" Ucap Almira saat menyajikan makanan. Setelah selesai menata makanan ia beranjak kembali, dengan hati riang ia berjalan sambil menyanyi dengan suara pelan, karena keasyikan nyanyi ia tidak memperhatikan jalan hingga ia menabrak seseorang.

Bugh

"Agh" tubuh Almira bertubrukan dengan seseorang hingga membuat ia jatuh, ia mengambil nampan nya yang jatuh, wajah ya menggeram marah dan siap menyemprot orang yang menabraknya. Tapi saat ia mendongak melihat siapa yang menabraknya seketika wajah marahnya berubah menjadi kekaguman melihat sosok pria yang menabraknya. Ia terpesona pada pria itu.

"Waahh... ternyata ada pria yang sangat tampan di dunia ini." Gumamnya dalam hati sambil tersenyum.

"Kalau jalan pake mata, agar tidak merugikan orang lain." Ucap pria itu datar.

Seketika Almira kesal, ia bangkit kemudian menatap tajam pria itu. Saat ia hendak bicara pria itu langsung pergi meninggalkannya. Almira menggeram mengepalkan tangannya.

"Ih..dasar cowok sombong." Umpatnya mengepalkan tangannya ke udara. Kemudian ia pergi meninggalkan restoran. Dengan sepeda motor bututnya ia membelah jalanan yang tidak pernah sepi hingga sampai ke kontrakannya.

Sesampainya di rumah ia langsung membersihkan diri barulah ia berbaring.

"Ah...lelahnya" Ucapnya sambil menarik selimut. Aktifitas seharian yang melelahkan membuatnya langsung tertidur. Begitulah aktifitas Almira setiap hari, pagi hingga sore ia kuliah dan sepulang kuliah ia harus bekerja hingga malam. Ia tidak punya waktu untuk bersenang-senang atau berlibur. Dipikirannya hanya bagaimana mendapatkan uang dan berhasil menyelesaikan kuliahnya.

Suara alarm membangunkan Almira. Ia mengerjapkan matanya. Merasa baru saja ia tertidur, kini sudah waktunya bangun.

"Cepat amat sih waktu berjalan." Gumamnya sambil mematikan alarm ponselnya. Bergegas ia bangkit dan segera kekamar mandi. Ia tidak pernah lupa akan tugasnya sebagai umat Muslim. Ia segera melaksanakan sholat dua rakaat. Selesai sholat ia tidak tidur lagi melainkan belajar. Hanya waktu subuh ia bisa belajar dan mengulang pelajarannya, jika sepulang kuliah ia harus bekerja dan malam nya ia snagat lelah, maka waktu subuh lah waktu yang tepat untuknya belajar.

Di Kampus

"Nih gue bawain nasi goreng. Gue tau Lo pasti belom sarapan kan?" Ucap Kiara sambil memberikan kotak bekal pada Almira.

"Oh, so sweet banget sih sobat gue satu ini." Almira memeluk juara senang. Kiara memang selalu membawakan sarapan pagi untuk Almira, sahabat nya itu sangat pengertian. tentu saja Almira senang.

"Sudah cepat makan, ntar lo telat lagi." Sahut Kiara.

Mereka memang satu universitas tetapi berbeda fakultas, Almira mengambil jurusan statistik sedangkan juara jurusan seni.

"Woy...bagi dong." Julian langsung menyendok nasi goreng kedalam mulutnya. Julian Wiguna, adalah mahasiswa kedokteran. Ia juga sahabat Almira dan Kiara. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak di bangku SMA.

"Nyambar aja Lo." Keluh Almira menyikut Julian.

"Gue juga mau kali. Lo gak bawain buat gue juga?" Tanya Julian pada Kiara.

"Ogah, ngapain gue repot-repot bawain buat Lo." Ketus Kiara mengerucut kan bibirnya.

"Ya elah, pilih kasih amat Lo. Almira Lo bawain. Gue enggak." Keluh Julian.

"Udah, kita makan bareng aja ni." Almira memberikan sendok pada Julian, dan mereka pun makan berdua.

Selesai makan mereka bertiga pun berpisah dan pergi ke fakultas masing-masing.

Almira duduk di kursi biasa yang ia tempati, kemudian mengeluarkan buku dari tas nya.

"Gue denger dosen statistik kita ganti lho."

"Benarkah?" Tau dari mana?"

"Dari Jessica."

"Jessica anaknya rektor?"

"Iya."

"Kira-kira siapa ya pengganti dosen killer kita itu."

"Gue sih seneng kalo dosennya diganti. Males gue ma dosen killer."

Begitulah bisik-bisik obrolan kedua teman ya g duduk didepan Almira, ia sangat dengan jelas mendengar obrolan mereka.

Tak...tak..tak..

Suara hentakan sepatu yang bersentuhan dengan lantai. Suasana hening seketika saat seseorang datang memasuki ruang kelas. Semua mata membola serta mengagumi sosok seseorang yang datang.

"Selamat pagi semuanya.. Saya Irfan Haidar William. Saya mengajarkan statistik menggantikan dosen sebelumnya.

"Astaga, dia kan cowok yang kemarin!" gumam Almira dalam hati sambil tersenyum.

.

.

Bersambung.

Hallo readers, ketemu lagi di novel terbaru aku🤗🤗

Gimana? mau lanjut gak?

Kalo rame othor lanjut deh. Kalau gak pindah aja deh ya 🤭🤭🤭

2

Tak...tak..tak..

Suara hentakan sepatu yang bersentuhan dengan lantai. Suasana hening seketika saat seseorang datang memasuki ruang kelas. Semua mata membola serta mengagumi sosok seseorang yang datang.

"Selamat pagi semuanya.. Saya Irfan Haidar William. Saya mengajarkan statistika dan fungsi variable kompleks. Saya menggantikan dosen sebelumnya.

"Dan saya harap kalian semua tidak ada yang terlambat dalam pelajaran saya. Juga tidak ada yang bolos. Jika kalian tidak hadir di karenakan sakit, harap berikan surat keterangan dari dokter.

"Saya tidak bisa mentolerir siapa yang bermain dalam pelajaran saya. Baik langsung saja kita mulai dengan fitur variable kompleks." Dosen itu mulai menulis di papan tulis.

"Astaga, dia kan cowok yang kemarin!" gumam Almira dalam hati sambil tersenyum.

"OMG ganteng banget tuh dosen, mimpi apa gue bisa ketemu dosen super kece begini."

"Irfan Haidar William, dia salah satu mahasiswa lulusan terbaik di universitas nya.

"Benarkah?"

"Iya. Dia memenangkan penghargaan piala emas pada olimpiade matematika internasional ketika berusia empat belas tahun. Dan dia direkomendasikan untuk masuk universitas saat umur enam belas tahun. Dan dia diterima di MTI pada usia delapan belas tahun. Dan meraih gelar doktornya selama empat tahun tiga bulan. Dan dia menjadi associate Professor ketika usia dua puluh delapan tahun. Keren banget kan?"

" Bukankah dia mengajar di universitas luar negri? Kok dia mau ya balik ke indonesia?" Sahut salah seorang lagi sambil membaca biodata seorang irfan haidar. Ternyata ia seterkenal itu hingga kehidupan nya tercatat di sosial media.

"Ehm.." Irfan berdehem menghentikan Suara bisik-bisik para mahasiswa.

"Statistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, lalu menginterpretasikan, dan akhirnya mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang bersangkutan dengan suatu data. Istilah statistika berbeda dengan statistik. Statistika pada umumnya bekerja dengan memakai data numerik yang di mana adalah hasil cacahan maupun hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan data kategori yang diklasifikasikan menurut sebuah kriteria tertentu." Irfan menjelaskan di depan dengan lugas dan tegas.

Sedangkan Almira sibuk berbalas pesan dengan Kiara, bukannya mendengar penjelasan sang dokter. Ia malah tersenyum sambil menatap ponselnya.

Ia memberitahu Kiara bahwa kelasnya ada dosen baru yang sangat tampan. Dengan cepat Kiara membalas pesan Almira. Ia yang penasaran menanyakan detail tentang Irfan, apakah tampan. Berapa persen ketampanannya dan sebagainya.

Irfan yang merasa janggal langsung menghampiri Almira.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Irfan datar pada Almira.

"Eh, ti..tidak ada pak." Almira menggeleng gugup.

"Kamu mendengarkan apa penjelasan saya tadi?"

"Ha? de..dengar pak." Jawab Almira yang masih gugup. Ia merasa takut dengan tatapan tajam dosen baru itu. Rasanya ia ingin kabur saat ini juga.

"Jika kamu mendengarnya maka coba kamu sampaikan kembali apa yang saya jelaskan tadi." Ucap Irfan datar.

Almira meneguk Saliva gugup. Ia yang tidak tahu apa yang dijelaskan dosennya itu merasa panik. Keringat langsung bercucur di pelipisnya.

Almira hanya menebak, mungkin Irfan menjelaskan tentang statistik, jadi ia kembali menerangkan apa itu statistik. Dengan jantung berdebar ia menjelaskan.

"Oke." Hanya kata itu tanggapan dari dosennya dan berlalu meninggalkan almira.

"Huf.." Almira bisa bernafas lega, hampir saja ia mendapatkan hukuman.

Di taman

Sepulang dari kampus, Almira, Kiara dan Julian duduk berkumpul di taman kampus.

"Bagaimana dosen tampan yang lo bilang tadi?" Tanya Kiara tidak sabar.

"Dia sangat tampan," Almira langsung membayangkan wajah dosen barunya.

"Kapan dia masuk kelas Lo lagi? Gue mau lihat dong " Ucap Kiara tersenyum.

"Eits... no. Lo playgirl, gue gak akan biarin dosen tampan jatuh ke elo. Dia jatah gue." Sahut Almira tidak setuju. Ia audah terpesona pada pandangan oertama pada sang dosen, jadi ia tidak akan membiarkan Kiara mendekatinya. Meskipun ia juga tidak bisa mendekati dosen tampan itu.

"Jangan urusin cowok mulu. Ingat tujuan dan cita-cita Lo Al, lo harus kejar dulu impian Lo, baru deh mikirin cinta." Timpal Julian mengingatkan.

"Iya Julian, gue gak akan melupakan impian gue." Sahut Almira tertawa.

**

Almira dan Kiara langsung pergi ke restoran untuk bekerja, sedangkan Julian pergi kerumah sakit. Ia bekerja dirumah sakit sebagai staf kebersihan disana. Meskipun ia mahasiswa kedokteran, tidak ada kata malu baginya sebagai staf kebersihan. Yang penting baginya kerjaan itu halal dan bisa membiayai kuliahnya, Biaya kuliah kedokteran tidaklah sedikit. Nasib baik menyertai nya, ia mendapatkan beasiswa, jadi untuk tambahan ia bekerja paruh waktu. Ia sama dengan Kiara dan Almira. Sama-sama dari kalangan miskin, namun tak mematahkan semangat nya untuk meraih pendidikan tinggi.

"Akhirnya kamu pulang juga Mira" Seorang wanita menunggu Almira di depan rumah kontrakannya.

"Buk Mey, ada apa ya buk?" Tanya Almira, perasaan mulai tidak enak saat melihat pemilik kontrakan di depan rumahnya.

"Mana?" Buk Mey menengadahkan tangannya.

"Buk.. bo.. boleh minta waktu buk, saya belum mendapat kan uangnya buk".

"Kamu sudah telat dua hari Mira, tidak ada waktu lagi, sekarang juga bayar." Jawab buk Mey.

"Buk, please buk, kasih saya waktu dua hari lagi buk." Almira memelas memohon keringanan dari pemilik kontrakan.

"Baiklah, saya kasih kamu waktu dua hari. Jika kamu tidak bisa membayarnya maka angkat kaki dari rumah saya." Ucap buk Mey tegas kemudian pergi meninggalkan almira yang masih berdiri terpaku.

.

Bersambung.

3

Almira terus membolak balik tubuhnya ke kanan dan ke kiri, mata nya tidak bisa terpejam. Ia gelisah memikirkan dimana ia akan mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah. Gaji nya kemarin sudah ia bayarkan ke semester kuliah nya, sedangkan menunggu gajian masih sangat lama.

"Apa yang harus gue lakukan?" Ucapnya dalam hati sambil matanya melihat langit-langit kamarnya. Tiba-tiba saja ia teringat akan uang peninggalan ayahnya. Uang ya g akan digunakan ayah nya untuk membeli rumah. Ayahnya bekerja keras mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membeli rumah untuk tempat mereka berteduh, agar tidak lagi di kejar-kejar dan di usir pemilik kontrakan saat telat bayar. Ayahnya bekerja keras, siang dan malam hingga akhirnya ayahnya jatuh sakit dan meninggal dunia.

Air mata Almira jatuh tanpa di minta, ia merindukan ayahnya.

"Ayah, aku merindukanmu." Gumamnya lirih.

"Apa aku bayar pake ia ayah?" pikirnya kemudian ia menggeleng.

Ia teringat masa lalu, dimana saat itu mereka di marahi pemilik rumah karena telat membayar sewa, mereka juga menyuruh memperbaiki rumah jika terjadi kerusakan.

"Sayang, ayah janji akan membelikan rumah yang cantik dan nyaman untuk kita tinggali. Ayah akan bekerja keras." Ucap sang ayah smabil mengecup kening nya.

Ia tidak bisa menggunakan uang ayahnya untuk membayar sewa rumah. Ia tidak mau mengecewakan ayahnya. Ayahnya sudah susah payah mengumpulkan uang untuk membeli rumah. Jadi uangnya akan ia belikan rumah jika sudah mendapatkan tambahan uang lagi. Tapi sampai saat ini ia belum bisa mengumpulkan uang untuk menambah kekurangan yang pasti sangat banyak.

Kemudian ia searching soal jual beli rumah, ia melihat banyak rumah yang cantik juga lokasi yang cukup menarik menurutnya.

"Aku akan coba kesana besok." Gumamnya tersenyum, ia akan mencoba membeli rumah, siapa tahu harganya murah. Akhirnya ia bisa tidur dengan nyenyak.

**

"Bagaimana keadaan nenek om?" Tanya Irfan pada om nya Yang seorang dokter.

"Kita bicara keruangan om" Ucap om nya yang bernama Danu William. Danu adalah adik dari ayahnya Irfan.

"Baik om" Irfan pun mengikuti Danu ke ruangannya. Ia duduk tepat di depan Danu yang di batasi oleh meja kerja Danu.

Danu menghela nafas panjang, sebagai seorang anak ia tidak sanggup untuk bicara, tapi kali ini ia bicara sebagai seorang dokter. Danu memberikan hasil pemeriksaan pada Irfan.

"Limfoma?" Gumam Irfan saat membaca hasil kesehatan neneknya. ia melihat penurunan dari kesehatan sang nenek.

Limfoma adalah kanker darah yang terjadi ketika sel-sel darah putih yang disebut limfosit tumbuh di luar kendali. Karena limfosit membantu tubuh melawan infeksi, limfoma terkadang disebut sebagai kanker sistem imunitas tubuh.

"Apa harus operasi om?" Tanya Irfan menatap Danu.

"Tidak perlu, sebaiknya kita lakukan kemoterapi saja." Jawab Danu.

Operasi kanker kelenjar getah bening adalah prosedur medis yang diperuntukkan bagi pasien penderita limfoma atau kanker kelenjar getah bening. Limfoma sendiri merupakan salah satu jenis kanker darah yang terjadi di sel darah putih bernama limfosit.

Limfosit berperan sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh untuk melindungi dari berbagai infeksi atau penyakit. Nah, ketika seseorang terkena limfoma, sel-sel limfosit di dalam tubuhnya berkembang secara tidak terkendali dan menumpuk di kelenjar getah bening. Kondisi inilah yang menyebabkan kanker.

Limfoma tergolong sebagai jenis kanker yang sangat langka. Namun, pada kasus kanker darah, jenis kanker getah bening adalah yang paling sering ditemukan.

Menurut laman American Society of Hematology, sekitar setengah dari kasus kanker darah yang terjadi setiap tahunnya merupakan limfoma. Penyakit ini paling banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut, yaitu di atas 55 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dan jarang terjadi pada wanita.

Peluang kesembuhan untuk penyakit ini bergantung pada tingkat keparahan kanker yang diderita.

Salah satu pilihan penanganan medis yang dapat ditempuh untuk mengatasi kanker kelenjar getah bening adalah operasi. Namun, dalam banyak kasus, operasi biasanya dilakukan untuk mendiagnosis limfoma dan mengetahui tingkat keparahannya.

Dengan kata lain, pelaksanaan operasi untuk mengobati kanker getah bening tergolong cukup jarang.

Pengobatan limfoma yang paling utama biasanya adalah kemoterapi, radioterapi, dan transplantasi sumsum tulang.

**

Almira pergi ke agen properti di temani oleh Kiara dan Julian. Ia melihat foto contoh-contoh rumah. Mata nya terbelalak saat mengetahui harganya. Harganya sangat di luar ekspektasi Almira. Jika dari uang tabungan ayahnya, masih sangat jauh kekurangan nya.

"Bagaimana? ada yang menarik perhatian mbak?" Tanya seorang agen pada Almira.

Almira hanya tersenyum menampilkan gigi putihnya.

"Emm... nanti saya kabari lagi deh pak. Saya masih harus berunding dengan keluarga saya." Ucap Almira kikuk.

Ia langsung menarik Kiara dan Julian keluar.

"Gila, harganya mahal banget." Ucap Almira sendu.

"Tapi kan kamu bisa ambil KPR Al." Saran Kiara.

"Mau bayar pake apa gue. Lo tau kan gaji gue kerja habis untuk biaya kuliah." Almira menjatuhkan bahu nya lesu.

"Ya sudah, sabar aja dulu." Sahut Julian.

"Permisi" Seseorang menyapa mereka. "Kamu Almira kan?" Tanya seseorang itu.

Almira mengernyitkan keningnya heran kenapa pria itu mengenalnya.

"Aku topan, teman SMP lo dulu." Ucap topan saat melihat Almira kebingungan.

Seketika Almira langsung tersenyum. Ia akhirnya ingat dengan topan teman sekelasnya saat duduk di bangku SMP.

"Oh ya Allah topan." Almira bersalaman dengan topan. Mereka bercerita singkat saat setelah tamat dari SMP. Yang mana mereka tidak melanjutkan ke sekolah SMA yang sama.

"Oh ya, lo ngapain kesini? kami nyari rumah?" Tebak topan.

"Iya pan, gue nyari rumah, tapi sepertinya tidak ada yang cocok." Jawab Almira.

"Kebetulan, gue juga sebagai agen properti. Siapa tau Lo berminat." Ucap topan sambil memberi kartu nama nya pada Almira.

"Benarkah? Wah.. hebat yah Lo!" Sahut Almira menerima kartu nama topan.

"Lo mau tipe rumah seperti apa? Mungkin ada yang kamu minati" Topan menunjukkan beberapa contoh rumah pada Almira. " Harganya juga standart, dan lebih penting bisa cicil dengan cicilan yang kecil." Sambung topan.

"Benarkah?" Tanya Almira. Ia juga menunjukkan gambar nya pada Kiara dan Julian.

Almira tertarik pada satu rumah yang menurutnya sangat cantik, juga lokasinya yang sangat bagus.

"Apa kamu menyukainya?" Tanya topan saat Almira takjub pada satu rumah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!