NovelToon NovelToon

KUTUMBALKAN TUBUHKU

KT 1.

“Jadi maksud nini, saya harus memberikan tubuh saya sendiri sebagai tumbal, begitu?”

Sebuah anggukan sebagai jawaban

“Dan itu, setiap malam jum’at kliwon?”

Kali ini sang lawan bicara tersenyum, menampilkan bibir dan gigi yang sedikit ternodai warna merah. “Kalau kau masih ragu, kau bisa pulang dan memikirkannya dulu.”

Terdiam dan menunduk. Tidak menyangka, demi keinginan untuk bisa menjadi terkenal dan juga kaya raya, akan membawanya ketempat seperti ini. Tempat yang direkomendasikan oleh manusia jadi jadian, pemilik salon langganannya

“Sepertinya, saya perlu memikirkannya dulu ni. Saya masih ragu.”

“Kalau begitu silahkan pulang. Kau bisa datang kapanpun padaku. Tidak ada jalan untuk mundur saat kau sudah menyanggupinya syaratnya.”

“Baiklah ni. Saya permisi pulang dulu.”

Seorang gadis kecil mengantarnya sampai halaman rumah. Walaupun senyumnya terlihat ramah, tapi tetap mampu membuat bulu kuduk meremang.

“Gila gila gila! Bangke tuh si Miki. Masa ngasih gue jalan kayak gini. Awas aja lo kalo ketemu, bakal gue potong tuh burungnya. Dasar b*nci !!” Emosinya pecah sesaat mamasuki mobil yang sudah setia menemaninya sejak masuk ke dunia modeling.

Jalanan yang sempit dan minim lampu penerangan menambah suasana sepi menjadi terasa lebih horor. Tempat terpencil yang jauh dari perkotaan itu menunjukkan sisi mistis yang sangat kental. Beruntung dia tidak sendiri, membuat perjalanan jauh itu terasa tidak begitu menakutkan. Walau sang supir masuk ke jajaran orang yang irit bicara, tapi setidaknya bisa membuatnya sedikit melupakan rasa ngeri yang ditimbulkan rumah sang nini.

“Bang Jon, apa kau tidak mengantuk?” Tanyanya pada sang supir

“Tidak mbak” jawabnya singkat

“Bisa minggir dulu sebentar ngga Bang Jon?”

Sang supir tidak menjawab. Memperlambat laju mobil yang akhirnya berhenti total tanpa mematikan mesin.

Pintu mobil untuk penumpang terbuka. Sang pemilik mulai menurunkan kaki jenjangnya. Dengan sedikit berjinjit, perlahan berjalan menuju pintu penumpang depan. Jalan becek yang diakibatkan hujan tadi sore, membuat ujung gaunnya kotor walau sudah memakai wedges yang lumayan tinggi.

“Jalan Bang Jon” Perintahnya setelah mendudukan diri dengan nyaman di kursi samping pengemudi.

Sang supir tidak protes dengan tingkah sang majikan. Seolah sangat hafal dengan kelakuan absurd tuannya. karena ini bukanlah pertama kalinya sang majikan melakukan sesuatu yang akan dinilai aneh oleh orang lain.

“Kalau udah nyampe rumah, bangunin saya ya Bang Jon” perintahnya, dengan mata setengah menutup.

“Iya mbak”

“Bang Jon..” panggilnya

“.…” tidak menjawab, bahkan tidak menengok sedikitpun. Entah saking konsentrasinya dengan jalanan atau malah terlalu malas meladeni pembicaraan.

“Emang enak ya, jadi orang yang irit omong?” tanyanya

“.…” Masih tidak ada jawaban

“Dasar manusia batu” Melanjutkan niatnya untuk pergi ke alam mimpi

Supir yang bernama Bang JONI itu masih terdiam. Membawa mobil dengan kecepatan sedang, untuk membuat manusia yang duduk disampingnya tetap merasa nyaman selama perjalanan.

Sedangkan si pemilik mobil dan juga majikan dari supir itu bernama SERENA RHYS (nama panggung, bukan asli). Model papan atas yang sedang mengalami penurunan pamor. Teman seprofesinya mengambil semua kontrak kerja yang hampir berada ditangannya.

Dia adalah SARAH JOVANKA. Perempuan yang tidak kalah cantik dari Sereana itu memiliki senyuman manis. Sikap manja ditambah centil dan juga terkenal dengan kulit eksotisnya menambah nilai plus untuk membuat pemilik brand merk terkenal memakainya sebagai brand ambasador.

***

KT 2.

“Mbak kita sudah sampai. Mbak….” Bang Jon memanggil manggil nama Serena untuk membangunkannya.

Merasa tidak mendapat respon. Bang jon mengulurkan tangannya dengan ragu. Menyentuh pundak sang majikan dengan rasa takut. 5 tahun kebersaman mereka, tidak sekalipun bang Jon melakukan hal yang bisa dianggap kurang ajar.

“Mbak…kita sudah sampai” telunjuk jari tangan kanannya menyentuh pundak Serena yang hanya tertutupi kain tipis.

Serena menggeliat. Menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku, akibat tidur dengan posisi duduk yang terlalu lama. Kaki dan tangannya dijulurkan seiring dengan mulutnya yang terbuka untuk menguap.

“Kenapa Bang Jon?” Masih mengumpulkan kesadaran dengan mata yang terus mengerjap

“Kita sudah sampai mbak”

“Hah…”

Serena mengedarkan pandangannya. Mencari tahu keberadaan disekeliling. Dilihatnya rumah yang tidak terasa asing.

“Oh. Udah sampai yah”

Dengan langkah gontai, Serena memaksa tubuhnya bergerak untuk meninggalkan mobil yang sudah di tempatnya. Halaman rumah yang juga menjadi garasi mobil.

“Bi..siapin air hangat buat mandi ya” Perintahnya pada wanita setengah baya yang juga orang kepercayaannya selain Bang Jon, sang supir.

“Iya mbak”

Bi Sari langsung menuju ke kamar Serena. Membuka pintu kamar mandi dan mulai mengisi bathtub dengan air hangat sesuai perintah majikannya. Mengisinya dengan aroma terapi yang biasa digunakan Serena untuk mandi. Menyiapkan sabun, shampo dan juga mantel mandi.

“Silahkan mbak, airnya sudah siap”

“Terima kasih. Oh ya, ibu mana bi?” Serena bangun dari sofa empuk yang baru saja membuatnya nyaman dengan kelembutan.

“Sudah tidur mbak”

Memasuki kamar yang dihiasi dengan foto foto dirinya sendiri. Dinding yang bercat warna lembut dengan wallpaper bunga bunga kecil, menunjukkan kalau pemiliknya adalah seorang

wanita.

Mulai membuka sepatu dan menaruh sembarangan. Menarik knop pintu kamar mandi yang bersih dan wangi dari aromaterapi kesukaanya. Memberikan suasana tenang dan juga rileks.

Serena menyenderkan tubuhnya di balik pintu kamar mandi. Ingatannya kembali pada keadaan karirnya saat ini. Ada rasa marah dan juga jengkel disana. Hinaan yang keluar dari mulut sang musuh bebuyutan, menghapus senyumannya selama lebih dari satu bulan ini “Apa yang harus gue lakukan?”

Sedangkan didapur, Bi Sari menghampiri Joni yang sedang menyeruput kopi panas yang baru dibuat.

“Jon! Darimana saja kamu seharian ini bersama mbak Serena?”

Bi Sari bukanlah tipe orang kepo yang menyibukkan diri dengan urusan orang. Bi Sari sudah tinggal lama dengan Serena, jauh sebelum Joni menjadi supir dan ikut tinggal bersamnya. Sikap yang ditunjukan malah melebihi dari seorang ibu yang menjaga anak gadisnya.

“Ngga kemana mana bi”

“Jangan bohong kamu ya! Awas kalau terjadi apa apa sama Mbak Serena. Bibi ngga mau tahu ya Jon, kamu harus bisa menjaga mbak Serena dengan baik. Kita berdua punya hutang budi pada kedua orang tuanya.”

“Iya bi” Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Bang Jon. Tidak jauh berbeda dari sang Bibi yang tidak mau terlalu ikut campur dengan urusan orang yang telah memberinya tempat tinggal dan juga gaji perbulan.

“Bibi sayang sama Mbak Serena. Kamu harus tahu itu. Dan kamu harus membantu bibi untuk menjaga Mbak Serena. Kalau terjadi hal hal aneh, kamu harus bilang sama bibi.”

“Iya bi” lagi lagi Joni hanya menjawab singkat.

Keduanya mengerti dengan keadaan Serena saat ini. Keadaan yang membuat Serena lebih banyak melamun dan mengurung diri dikamar.

***

KT 3.

“Lo nggak bakalan bisa menandingi gue! Selamanya nggak akan pernah bisa. Lo harusnya sadar diri! Lo itu udah nggak pantes ada dilingkungan ini. Muka lo itu standar banget, nggak bakalan ada yang mau ngontrak lo buat produk mereka lagi. Jadi pergi dari sini!”

Hinaan dan cacian begitu lancar keluar dari mulut Sherly saat melihat Serena memasuki salon langganan yang kebetulan sama dengannya.

Serena hanya membalas dengan tatapan sinis. Melenggang acuh seolah tidak mendengar apa apa. Bukan takut. Bukan!!. Serena hanya tidak biasa meladeni tingkah Sherly yang dinilainya sangat tidak berkelas.

“Hai ciiiiiin….gimana saran dari eike, ok dooong” Miki menghampiri Serena yang sudah duduk dikursi salon. Hari ini jadwal perawatan tubuh dan wajahnya.

“Sialan lo! Apanya yang ok. Masa ngasih gue jalan kayak gitu!” Serena cemberut

“ Eh cin, itu udah ide yang paling dahsyat dari eike tahu”

“Ya masa yang begituan sih. Ngga ada cara lain apa?”

“Kalo yey ngga mau jalan yang itu, yey mendingan terima deh tawaran dari si Bobby tuh. Jadi baby sugarnya om Hendrik”

Serena langsung bergidik “Ogah! Biar kata dia kaya raya, gue ngga mau jadi makanan dia. Najis!”

Serena sangat tahu jelas siapa itu Om Hendrik. Laki laki tua, gendut dan juga terkenal dengan kesadisannya. Dia tidak segan untuk menyiksa wanita wanita yang menjadi langganannya, kalau tidak bisa memberinya kepuasan. Lebih pantas disebut psyco.

“Yey ngga usah gengsi gengsian deh.Yey kira si Sherly bisa kayak sekarang itu karna apa?” Miki menggantung kata katanya

“Emang karna apa? Jangan bilang kalau dia juga jadi….”

Miki menganggukkan kepalanya mendapat tatapan tajam dari Serena.

“Sumpah lo?! lo kata siapa?”

“Ih itu mah sudah bukan rahasia lagi cin. Yey kenal ngga sama yang namanya Om Yudi?”

Serena memiringkan kepalanya, menatap ke atas. Mencoba mengingat orang yang dimaksud Miki.

“Itu loh cin. Yang punya stasiun tv dan juga hotel XX. Ditambah mega mall, tempat butik langganan yey itu. Punya jet pribadi juga loh cin.

“Oh yang itu.” Serena manggut manggut “ Iya sih. Dia emang sasaran empuk banget. Gue ngga nyangka Om Yudi mau ama si Sherly?”

“Ya jelas maulah. Selain Sherly pinter ngambil hati Om Yudi, dia juga punya langganan sama yang eike tawarin ke yey tahu. Yey liat sendiri kan, gimana melesatnya karir si nenek sihir itu. Baru beberapa bulan aja, dia udah ngambil banyak job yang harusnya jadi milik yey.”

“Brengsek! Gue ngga nyangka dia pake cara kayak gini buat ngancurin jalan mulus gue selama ini.”

“Sekarang terserah yey aja. Mau pilih jadi baby sugar yang sewaktu waktu bisa didamprat sama bini sahnya trus padat predikat perebut laki orang ditambah dapat sanksi masyarakat dan jadi omongan emak emak se komplek. Eh malah se negara ding, atau pilih jalan sepi gosip seperti yang eike tawarin kemarin.”

Serena menghembuskan nafas putus asa. Karir yang berada diujung tanduk membuat kepalanya pusing. Bahkan beberapa hari ini, Serena sering mendapat teror mistis yang belum diketahui siapa pengirimnya. Serena memang punya agama, tapi itu hanya status untuk ktpnya saja.

Serena menganggap hidupnya sudah terlalu kotor, dan memilih untuk terjun sepenuhnya dalan kubangan kotoran itu sendiri.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!