NovelToon NovelToon

Opps, I Married ?!

1. Permintaan Ayah

“Aku mencintaimu” ucap pria pada wanita.

“aku juga mencintaimu” balas si wanita.

“hahahha kalau saja semudah itu menyatakan cinta dan mendapatkan cinta dari dulu aku sudah punya pacar dan menikah!” komentarku saat menonton drama yang sedang booming saat ini.

28 tahun hidup tanpa pernah berpacaran ataupun menikah, jangan tanya apa aku menyukai pria atau tidak, tentu saja aku menyukai makhluk tuhan yang berjenis kelamin pria, tapi sampai 28 tahun hidupku belum pernah ada pria yang mampu menggetarkan hatiku. Apa ini semua karena otakku yang sudah tercemar dengan pria pria di dalam drama?

Aku adalah Naura Angraini, wanita cantik yang bekerja sebagai salah satu karyawan swasta di sebuah Perusahaan Arsitektur dan Desain terkenal di Indonesia dan aku adalah salah satu desain interior nya, Seperti yang aku bilang di awal aku masih single dan belum ingin mengganti status ku ini, bukan karena aku terlalu focus bekerja, tapi aku memang belum mendapatkan pria yang menarik hatiku sampai sekarang, namun tentu saja aku tidak membenci pekerjaanku, aku sangat mencintai pekerjaan yang aku jalani saat ini bahkan sangat mencintainya.

‘Ting’ Sebuah pesan masuk menyadarkan ku dari lamunan.

📩 ‘Keponakanmu Mia sudah menikah, kau sudah 28 tahun kapan akan menikah? Ayah sudah capek menunggu kabar darimu’

Sebuah pesan peringatan muncul di ponsel milikku, siapa lagi kalau bukan dari ayahku tercinta, yang terus saja menanyakan kapan aku menikah. Kenapa sih para orang tua selalu seperti ini?

Mia Andarika Cahyani, dia adalah keponakanku, ibuku punya kakak dan kakaknya punya anak, lalu anaknya punya anak lagi makanya Mia memanggilku auntie, kalau di ingat ingat lagi umur gadis itu baru menginjak 19 tahun, ternyata dia memilih menikah lebih cepat. Aku memiliki banyak saudara sepupu dan juga banyak keponakan, rata rata mereka yang sudah memasuki usia pernikahan sudah menikah, diantara mereka hanya ada beberapa orang yang sama denganku, tentu saja seperti aku yang sering di tanyain tentang pernikahan mereka juga sama, tapi masalah mereka sedikit berbeda dengan masalah yang aku miliki.

“Ahhhh~” aku hanya bisa menghela nafas panjang membaca pesan itu, tanganku kembali mencomot cake dan lanjut menonton drama di televisi, ya aku ketagihan sama drama drama korea dan drama china, mungkin karena itu standar ku pada pria terlalu tinggi, aku sudah berusaha mengurangi standar dari wajah tapi dari sifat yang gentlemen para pria di dalam drama tetap saja tidak bisa aku kurangi.

‘Ting’ kembali masuk satu pesan lagi yang tentu saja masih berasal dari ayahku.

📩 ‘Jangan terlalu gila kerja, saat tua para wanita akan sibuk di rumah untuk menjaga anak – anaknya, sempatkan diri untuk mencari pria, atau kau mau ayah jodohkan?’

Mungkin karena aku tidak menjawab, ayah jadi kembali mengirimiku pesan yang berisi peringatan.

Ayah memang menyebalkan, berkat siapa aku menjomblo selama 28 tahun ini? Dulu saat aku masih muda dan sedang merasakan yang namanya cinta monyet dia melarang ku buat berpacaran dan focus pada pelajaran sekarang setelah aku focus dengan karir ku dia malah memaksaku buat mencari pria, dia kira pria bisa jatuh dengan semudah itu, kalau ada pasar pria aku mau mendatanginya biar bisa langsung mendapatkan sesuai dengan kriteriaku.

Sekarang aku hidup di sebuah rumah sewa yang sederhana, hidupku tidak terlihat menyedihkan tapi kenapa orang orang di sekitarku menganggap hidupku ini menyedihkan hanya karena aku belum menikah. Aku senang menjalani keseharian ku yang seperti ini, tenang dan damai, jika mempunyai suami apa dia bisa mentoleransi sifat dan sikapku selama ini, mungkin awalnya saja dia akan menerima tapi setelah itu dia akan meninggalkanku bukan?

Bagi pria hanya ada dua hal yang penting kesenangan di ranjang dan di manja serta di perhatikan oleh wanita, mohon maaf saja sampai sekarang belum ada pria yang bisa membuatku ingin merubah sikapku untuk memanjakan atau memperhatikan seorang pria atau belum ada pria yang mampu membuatku merubah mindset milikku.

Kalau dia tampan sudah pasti dia playboy atau sudah dimiliki, kalau dia jelek kebanyakan sifatnya buruk, semua pria di dalam drama hanya khayalan saja, karena sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengan pria seperti itu.

‘ting’ kembali masuk pesan ketiga dari ayah, pak tua itu akan terus mengirimiku pesan sampai aku membalas pesannya.

Aku menghela nafas panjang lalu menjawab singkat pesannya, setelah itu aku mematikan ponselku untuk sementara waktu, semoga dia tidak marah.

...🌞🌞...

Pagi ini aku berhasil sampai di kantor dengan tidak telat, biasanya kalau semalaman bergadang karena menonton televisi aku akan kesulitan bangun pagi harinya. Tapi untung saja alarm pagi ini berhasil membuatku terbangun tepat waktu.

“huhhh~ safe” ucapku senang saat berhasil sampai di depan Gedung kantor.

“pagi pak Arjuna” kepalaku langsung menoleh mendengar suara suara yang cukup riuh. Dari kejauhan aku bisa melihat seorang pria tampan yang baru saja keluar dari mobilnya. Aku tersenyum melihat Arjuna Danuarta, dia adalah salah satu Direktur di tempatku bekerja, sekedar informasi ada 2 orang direktur di perusahaan ku dan hanya ada satu presdir. Kuakui Arjuna memang tampan dan sangat sempurna sebagai seorang pria tapi jangan bilang aku menyukainya, aku hanya mengagumi dia tidak lebih, dia memang tampan dan mirip sekali dengan oppa oppa korea yang aku tonton di televisi, tapi siapa yang tau sifat aslinya.

Sudah aku bilang cowok itu sulit di tebak, dan paling banyak pria yang jahat, suka mempermainkan hati wanita.

Aku hanya akan menjadi penonton pria tampan dari kejauhan, itu adalah salah satu hobiku, di kantor tempatku bekerja termasuk banyak pria tampan yang bekerja di sana, dan Arjuna adalah salah satu idola nomor satu di kantor, selain karena ketampanan tentu saja karena dia kaya raya, banyak wanita bermimpi untuk menjadi suaminya tapi aku hanya sebagai penonton bagaimana mereka berusaha mendapatkan hati pria pria tampan yang ada di kantor.

Mata kami berdua tidak sengaja saling bertatapan, aku sempat menahan nafasku saat melihat pria itu tersenyum padaku. Hahaha aku mendapatkan jacpot pagi pagi.

‘Heii Naura dia hanya sekedar basa basi karena tidak sengaja bertatapan denganmu’ aku berusaha memperingati diriku sendiri, aku bukanlah anak gadis lagi yang akan dengan mudah jatuh cinta hanya dengan pandangan pertama atau melihat senyuman seperti itu.

“Pagi pak arjuna” sapaku sopan sambil menundukkan kepala dan tersenyum sopan membalas senyumannya.

“Pagi” sapa balik Arjuna dengan singkat.

Aku membukakan pintu dengan cepat dan mundur setelah membuka pintu kantor itu.

“Wanita saja duluan” ujar Arjuna pelan.

“ahh tidak pak juna, anda saja lebih dulu” tolak ku secara halus, bagaimana mungkin aku masuk duluan dari pada direktur, itu para wanita sudah pada gigit jari karena melihat aku bisa berbalas kata dengan Arjuna walau hanya sekedar ucapan basa basi.

“Kalau begitu terima kasih” ucap Arjuna lalu melewati ku. Pria itu berjalan melewati ku, entah apa perfume yang dia gunakan tapi wanginya membuat aku memejamkan mata dan berharap untuk memeluknya, wanginya itu loh yang bikin candu, itu perfume atau memang aroma dari tubuh pria itu. Yahh apapun itu aku tetap bersyukur bertemu dengan Arjuna di pagi hari seperti ini.

Semangatku untuk bekerja semakin bertambah. Pria tampan memang selalu bisa menjadi penyemangat hari kita.

Aku akan melupakan sms yang ayahku kirim semalam, untuk saat ini aku masih belum mau mencari pria biarlah mereka yang mencari ku, aku suka dengan hidup sederhanaku ini.

...🎀🎀🎀🎀🎀...

bonus pict

Naura Angraini

Arjuna Danuarta

2. Usulan Gila

“Pagi” sapaku pada sahabat yang duduk di sebelah meja kerjaku.

Gadis itu berbalik kebelakang dan tersenyum aneh ke arah ku, “Pagi Naura~ gimana rasanya bersapaan dengan pak Juna?” gumamnya penuh arti.

Aku akhirnya ikutan tersenyum lalu geleng geleng kepala, baru beberapa menit yang lalu aku menyapa Arjuna ternyata beritanya sudah sampai padanya, tidak perlu waktu yang lama karena berita tentang Arjuna akan sangat cepat menyebar. “Biasa aja tuh, lagian aku menyapanya karena kebetulan berhadapan dan dia akan masuk ke kantor, ya aku sebagai karyawan yang baik tentu saja ingin mendapatkan perhatian dari atasan, biar terkesan baik gitu” jelas ku sambil mulai mengeluarkan barang barang milikku dari dalam tas.

“Liat ini, kalian berdua saling balas senyuman dan itu sudah masuk ke grup dan menjadi hot news pagi ini” Rina menunjukkan ponselnya dan menampilkan wajah arjuna dan wajahku dari samping yang saling balas senyum. Tidak buruk, aku terlihat cukup cantik di sana, tidak sia sia aku berdandan pagi ini karena masuk dalam hot news kantor.

“Hahaha kalau gitu kau mau tanda tanganku?” sahutku sambil tertawa garing.

“kamu bisa serius sedikit gak Ra~ aku serius tanya tentang ini kenapa kamu jawabnya seperti itu” Rina mengerucutkan bibirnya terlihat kesal.

“Aku udah serius loh, tadi kan aku jawab biasa aja, lalu kamu mau aku menjawab seperti apa lagi?” keluhku. “waahhh aku bahagia banget rina, bisa berbicara dengan pak Juna, mimpi apa aku semalam kok bisa mendapatkan senyum pak Juna” aku mengatupkan kedua tangan sambil mengedipkan mata ke arah rina. “Kau ingin aku bereaksi seperti itu?” tambahku lagi dan menatapnya dengan ekspresi datar.

Rina geleng geleng kepala sambil tertawa hambar, “ya setidaknya kamu pasti senang kan, disapa dengan idola nomor satu, kamu beneran gak suka dengan Pak Juna?” Rina mencondongkan badannya ke arahku dan berbicara dengan memelankan suaranya agar hanya kami berdua yang tau apa yang sedang dibicarakan.

“Aku hanya kagum padanya tidak ada perasaan cinta, jauh jauhkan khayalanmu itu, aku tidak akan mengikuti kalian yang mengejar untuk mendapatkan perhatian pak Arjuna” balasku dengan pasti. Memang sampai saat ini aku belum ada pikiran menyukai seorang pria.

“Kau memang workaholic” keluh Rina.

“Hayooo pagi pagi sedang menggosipkan apa?” Andre salah satu teman kantorku menegur aku dan Rina yang sedang berbicara dengan suara pelan.

“mau tau aja urusan wanita” balasku sambil tertawa kecil.

“Yahhh siapa tau aja boleh gabung gitu, gimana udah siapkan untuk meeting nanti?” tanya Andre padaku, memang kami sering disatukan berdua untuk membuat desain dari klien.

“Udah dong Ayo jalan, kami pergi dulu ya Rin” pamit ku.

Kantor ku ini cukup luas dan besar terdiri dari 30 lantai dan lantai teratas adalah ruangan bos, tidak seperti kantor kebanyakan yang hanya di dominasi dengan ruang kerja, di dalam Gedung kantorku ada ruang untuk meeting dengan klien, ada juga ruang istirahat dan kantin di lantai 2, selain itu ada ruang konferensi pers atau ruang untuk mengadakan pesta besar, tempat ini adalah surga bagi para karyawan karena selain fasilitasnya yang lengkap kami juga mendapatkan semua yang kami butuhkan di dalam Gedung ini.

...🌞🌞...

Aku terdiam menatap pesan kemarin yang di kirimkan oleh ayahku.

“menikah? Hahaha kau kena juga ternyata” Rina yang datang sambil membawa makananku dan miliknya tersenyum mengejek ke arahku.

“emangnya kau tidak di tanya oleh orang tuamu?” balasku, rina dan aku sama sama berumur 28 tahun kami masuk ke Perusahaan pada umur yang sama dan kami menjadi akrab sejak itu.

Rina berdeham pelan, “yaahh siapa juga orang tua yang tidak akan menanyakan itu pada anaknya, tapi orang tuaku tidak terlalu menuntut, soalnya mereka menikah di umur yang cukup tua dan juga mereka itu selalu sibuk dengan karir mereka, jadi aku tidak terlalu diminta sepertimu”.

“Bersyukur punya orang tua seperti orang tuamu, orang tuaku terlalu menuntut, karena aku anak satu satunya mereka jadi berharap sekali aku menikah taulah pemikiran para orang tua yang kuno” keluhku.

“Ya udah sana cari pria ajak menikah” sahut Rina sambil tertawa pelan.

“Kamu pikir menikah itu semudah itu, aku sudah terlalu suka dengan kehidupanku yang sekarang, punya uang untuk membeli yang aku inginkan, punya simpanan, kalau mau jalan tinggal pergi jalan saja keluar bersama teman atau sendiri, bekerja dan melakukan hobiku, aku sudah terlalu nyaman dengan semua itu” ujarku pelan.

“Di kantor kita banyak pria yang masih jomblo, bukannya aku tidak melihat banyak juga dari antara pria itu yang mengejar mu, ya pilih saja salah satu di antara mereka, dan menikah”.

“Ahh~ entahlah” balasku acuh sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutku.

“Jangan bilang kau tidak mau menikah?” tebak Rina.

“siapa yang tidak mau menikah, aku juga mau menikah, tapi entahlah aku takut kehidupanku yang sekarang akan berubah saat aku menikah nanti” keluhku.

“Apa kau tidak pernah memikirkan tentang pria?” tanya Rina.

”Tentu saja aku pernah memikirkan pria, tapi untuk menentukan pernikahan seperti itu masih terlalu jauh buatku, aku terlalu cinta dengan pekerjaanku, hobiku dan kesenanganku sekarang, jika aku kesepian aku bisa memanggil teman dan pergi jalan jalan, aku seratus persen bahagia dengan kehidupanku sekarang, dan takut kehidupan yang aku jalani ini akan berubah ketika aku menikah”.

“hmmm benar aku juga berpikir seperti itu, hanya karena mencintai seseorang itu tidak bisa membuat kehidupan kita langsung berubah, menurutmu, dalam sebuah pernikahan apa yang paling diperlukan? Cinta? Uang? Atau Kebebasan?” tanya Rina tiba tiba.

“aku akan pilih kebebasan, aku benci jika kebebasanku di ambil” jawabku dengan cepat.

“oohhh~ aku mengerti kalau begitu, kenapa tidak menikah kontrak saja?” usul Rina tiba tiba.

“Nikah kontrak?” ulang ku.

“Iya nikah kontrak, cari pria yang sama sama memiliki keinginan seperti mu yang tidak terlalu membutuhkan cinta pada pernikahan, kalian kan hanya butuh status pernikahan kan? Kalian akan menikah sampai saat yang tidak ditentukan, dari yang aku lihat kau tidak akan pernah menikah jika ingin mencari kebebasan, maka dari itu buat perjanjian sebelum pernikahan kalian, mungkin bisa selamanya atau sampai kalian menemukan pasangan kalian masing masing, di antara kalian juga tidak boleh saling mengganggu urusan hidup masing masing, selesai kan” seru Rina.

“nikah kontrak ya… hmmm… tidak buruk, itu ide yang cukup bagus jika aku tidak punya Solusi lagi, kalau ayah terus memaksaku untuk menikah aku akan menikah kontrak, wahhh kadang kadang kamu pintar juga rin” ucapku bersemangat.

Ternyata berbicara dengan Rina memberikanku ide yang cukup bagus, tapi dimana aku bisa mendapatkan pria yang mau menikah kontrak denganku? Kalau dia mau menikah kontrak berarti dia sudah siap untuk berakting selama hidup bersamaku. Apa dia bisa berakting mencintaiku, bagaimana kalau dia benar benar jatuh cinta padaku dan memaksa mengambil keperawananku untuk menjadi miliknya. Tentu saja aku yang rugi jika hal seperti itu terjadi.

“Hayooo sedang mikir apaan, jangan bilang sedang cari cowok yang bersedia menikah kontrak denganmu” Rina menepuk bahuku pelan karena sejak tadi aku terdiam dengan berbagai macam pemikiran.

“Itu salah satunya, aku takut dapat pria yang jahat waktu aku menikah kontrak dengannya” keluhku.

“hahaha ya ampun Ra, jangan terlalu di pikirkan usulanku, aku Cuma bercanda loh” ujar Rina.

...🎀🎀🎀🎀🎀...

Bonus Pict

Tengku Meihasrina (Rina)

Rizal Andre

3. Terprovokasi

Selama beberapa hari ini candaan yang diucapkan Rina terus terpikirkan olehku, sangking terpikirkan nya aku sudah mempersiapkan semua syarat untuk menikah dari fotocopy KTP, hingga fotocopy kartu keluarga dan akta kelahiranku juga ada foto sudah aku persiapkan termasuk surat perjanjian yang tentunya hanya aku dan suamiku kelak yang tau tentang perjanjian pernikahan itu.

Tapi siapa prianya?? Hahaha aku sudah gila ternyata. Adakah pria yang bersedia menikah tanpa cinta dan tanpa berhubungan seks denganku? Mana ada pria yang bersedia, paling kalau bersedia, dia adalah pria yang mempunyai otak yang sama anehnya denganku alias sama sama gila.

“Sedang memikirkan apa?” Dimas manager divisi ku bekerja tiba tiba muncul dari balik punggungku, untung saja aku tidak mengeluarkan dokumen yang sudah aku siapkan, bisa bahaya jika dia melihatnya.

Aku menatap Dimas yang sedang berdiri di sebelahku, dia salah satu pria yang masih lajang yang aku kenal, dia cukup tampan walau wajahnya sedikit sangar, tapi dia pria yang baik.

Banyak wanita yang berharap mendapatkan hatinya Tapi tidak ada yang berani mendekati karena dia sering marah dan jarang tersenyum.

“Hmmm… tidak ada” jawabku asal sambil ngengir.

“Beberapa hari ini kau terus melamun, apa sedang memikirkan ide tentang desain yang di inginkan oleh klien? Kau kesulitan membuat desainnya?” tanya Dimas lagi.

“Aaaaaa~ benar, aku sedikit kesusahan dalam mencari ide” bohongku, padahal aku sudah mendapat beberapa desain yang sudah aku persiapkan. Tidak mungkinkan aku mengatakan aku sedang memikirkan siapa pria yang cocok menjadi calon suami kontrak ku kelak, kalau benar benar terjadi aku pasti sudah gila.

“kau harusnya bertanya padaku_”

“Pak dimas umur berapa?” potongku tiba tiba, melihat dimas aku jadi tertarik menjadikan dia sebagai calon dari suami kontrakku. Wahhh aku sudah benar benar gila karena pernikahan, ayah lihatlah anakmu ini yang sudah putus asa untuk mencari pasangan, sampai sampai berpikir untuk menikah kontrak dengan manager sendiri.

“Umur? Ahhh untuk mencari minat klien? Umurku 34 tahun” sepertinya Dimas telah salah paham dengan pertanyaanku, tapi untung saja dia menjawab seperti itu.

Aku mengangguk dan tersenyum saja saat mendengar jawaban Dimas.

‘Tak’ jari dimas baru saja menjentik keningku, “Jangan terlalu di pikirkan, kita punya banyak karyawan yang masih muda, kau bisa bertanya pada mereka saat di pesta nanti malam”.

“Pesta?” ulang ku sambil mengusap kening yang tadinya di jentik oleh dimas.

“Naura~ jangan bilang kau lupa kalau malam ini ada pesta di Gedung kantor kita, kau tidak berniat langsung pulang setelah pulang kerja kan?” selidik dimas.

Aku hanya bisa tersenyum kaku, untuk pesta aku benar benar lupa hampir saja aku pulang setelah bekerja, seingat ku akan ada perayaan di kantor, seperti yang aku bilang Gedung kantorku ini sangat besar dan luas ada ruangan pesta yang cukup menampung semua karyawan kantor, ada juga ruang istirahat jika lembur di kantor atau terlalu mabuk setelah pesta.

Pikiranku memang kacau sejak pesan yang dikirim ayah, dan ide gila dari Rina.

“Aku tidak lupa pak, untung pak dimas memberi ide, aku jadi bisa bertanya pada anak anak baru tentang ide desain di umur mereka” ujarku spontan.

“Baguslah, kalau ada yang tidak kau mengerti jangan di pendam sendiri, bertanya padaku atau meminta bantuanku, itu tugasku sebagai manager disini” ujar Dimas.

Aku mengangguk cepat, “siap pak” kekeh ku, walau dia tampak mengerikan aku cukup mengenalnya, karena kami sudah cukup lama berteman maksudku menjadi atasan dan bawahan, Dimas memang selalu membantuku dan memberikan banyak nasehat dalam bekerja, kadang dia memang tampak mengerikan tapi dia sebenarnya baik karena lebih banyak membantuku dalam bekerja.

...🌞🌞...

Malam akhirnya tiba, aku dan Rina berjalan bergandengan memasuki ruangan pesta. Kami berdua memilih sofa yang jauh dari keramaian dan letaknya paling pojok, itu adalah tempat strategis yang cocok untuk menghilangkan stress dan juga untuk cuci mata karena tidak akan banyak orang yang melihat apa yang sedang kami lakukan tapi kami bisa melihat apa yang terjadi di pesta.

“Ra lihat di sana, para wanita pada sibuk menggoda para cogan” bisik Rina padaku.

“bukankah itu tontonan yang bagus? Kau tidak mau ikutan dengan mereka?” godaku.

Rina menepuk bahuku pelan lalu tertawa, “mau sih tapi aku masih tau diri, mana mungkin mereka mau dengan kita yang biasa biasa ini” ujar Rina disela tawanya. Aku juga ikutan tertawa, memang lebih enak menjadi penonton dari pada ikutan beraksi mengikuti mereka yang mengejar pria pria tampan tanpa harapan.

Aku dan Rina tiba tiba saja berhenti tertawa karena pria pria yang sedang kami tonton dan bicarakan mulai berjalan menuju kursi kami hingga membuat kami berdua terdiam dan saling berpandangan.

“Kalian berdua ngapain bengong” Andre langsung memilih duduk di depan kami diikuti pria pria tampan yang lainnya. Aku tau andre memang berteman baik dengan mereka, ada Arjuna, Dimas, dan pria tampan lainnya.

‘Ahh sial sekali kenapa mereka duduk di kursi kami, padahal kami hanya ingin jadi penonton, sekarang malah kami yang di tonton para wanita itu’ keluhku dalam hati.

“haa? Gak papa” jawabku spontan masih dengan tampang yang kebingungan. Aku, Rina dan andre memang dekat karena kami satu divisi dan dia sering membantuku, tapi dengan Arjuna dan yang lain bisa di bilang aku hanya kenal secara formal sebagai atasan dan bawahan?

“Kalian lagi bicarain apa?” tanya Andre.

“Pembicaraan tentang pernikahan! Si Naura terus terusan di suruh untuk menikah oleh ayahnya” rasanya jika tidak ada pria pria ini aku ingin membunuh si Rina yang mulutnya ember sekali, sejak kapan kami membicarakan tentang pernikahan? Dan kenapa dia harus membongkar aib ku.

“Wahhh orang tuamu sama saja dengan orang tuaku” kekeh Andre.

Aku memandang pria pria yang duduk di depan dan samping ku, mereka semua sudah memasuki kepala tiga, dan memang masih jomblo alias belum punya pasangan, apa salah satu dari mereka mau jadi suami kontrak ku? wahhh aku kembali gila gara gara pesan Ayah.

“lalu kamu belum punya pasangan juga? Kenapa kalian berdua tidak menikah saja” seru Rina sambil menepuk bahuku. Adakah pisau sekarang juga? Aku ingin segera menusuk anak ini agar diam. Sudah membongkar aib orang, sekarang dia malah menjodohkan orang secara tiba-tiba.

“Hahaha kalau Naura mau, aku bersedia” ujar Andre, aku tau itu hanya candaan, mana mungkin pria seperti Andre mau dengan wanita sepertiku, dia memang pria yang baik, tidak menolak ku secara langsung di depan orang orang.

“Aku masih suka dengan kehidupan lajangku yang sekarang” ujarku pelan.

“Lihat kan, dia ini terlalu cinta dengan pekerjaannya, workaholic, sama seperti kamu”

“Emang kamu tidak?” sela ku balik.

“No, kalau aku di posisi mu aku akan dengan terbuka menerima ajakan andre” seru Rina.

“Kalau menurutku, menjadi workholic itu tidak buruk” sela Dimas.

“Benar, pekerjaan nomor satu, pernikahan itu bisa menunggu, karena mungkin pernikahan bisa saja mengganggu kehidupan kita yang sekarang, aku sudah nyaman dengan hidupku yang sekarang” sahutku membenarkan.

“Tapi pikiran seperti itu menandakan kamu tidak pernah memikirkan tentang masa depanmu” sela Bruno yang sejak tadi diam mendengarkan pembicaraan kami, dia terlihat sedikit mabuk entah sudah berapa banyak botol wine dan wisky yang dia minum. “Ada perbedaan antara nyaman atau memilih untuk nyaman” lanjutnya lagi.

Aku kini terdiam, dia seperti sedang menusukku secara langsung.

...🎀🎀🎀🎀🎀...

Dimas Giandra

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!