“Rudi, habis ini kamu ke kantor admistrasi ya, kamu di panggil..,” ujar seorang dosen ketika mau keluar dari ruang kuliah.
“Baik, pak..,” jawab Rudi.
Langsung saja dia bergegas keluar dari ruang kuliah dan menuju kantor admisnistrasi yang berada di lantai satu. Ketika sampai, dia mengetuk pintu,
“Permisi..,”
“Oh...Rudi ya, sini masuk...,” balas seorang pria paruh baya yang memiliki jabatan wakil yayasan.
Pria itu mengajak Rudi masuk ke dalam sebuah ruang kosong yang biasa di gunakan untuk konsultasi dan pertemuan dengan mahasiswa. Rudi di persilahkan duduk, kemudian pria itu keluar dan menutup pintunya, sedikit banyaknya Rudi sudah tahu kenapa dia dipanggil kedalam ruang administrasi.
“Pasti masalah uang kuliah nih...,” Pikir Rudi.
Tak lama kemudian, pria paruh baya itu kembali masuk dan membawa berkas yang sedikit tebal, seorang wanita paruh baya juga masuk bersama dengan pria itu, wanita itu adalah dekan falkutas yang di ambil Rudi.
“Benar nih rasanya, urusan uang kuliah..,” Pikir Rudi.
“Sepertinya kamu sudah tahu ya kenapa kamu di panggil..,” ujar pria itu.
“Kira kira sih pak....mohon maaf pak, bulan ini saya juga belum ada uang untuk melunasi sks dan administrasi kuliah pak..,” balas Rudi langsung.
Mendengar perkataan Rudi, pria itu menoleh kepada wanita di sebelahnya dan meletakkan map tebal nya di meja.
“Jadi begini Rudi, kamu sejak masuk 3 bulan lalu belum melunasi apa apa, aku dan ibu Nur mengerti kondisi kamu, tapi kita di sini kan yayasan, kita juga butuh pemasukan, tentunya kamu mengerti kan,” ujar pria itu.
“Aku mengerti pak..,” balas Rudi.
“Aku sudah bicara dengan ibu Nur sebagai dekan kamu, nilai kamu kan bagus, jadi aku bermaksud memberi mu cuti kuliah dulu sementara dan kamu bekerja sampai bisa membayar paling tidak administrasi nya dulu...bagaimana menurut mu Rud ?” tanya pria itu.
“Kerja pak ? magang gitu ?” tanya Rudi.
“Iya Rud, makanya ibu bawa transkrip nilai kamu, kamu sekarang kan sudah tingkat 2, paling tidak pasti ada kantor yang mau terima kamu, ibu juga sudah membuatkan cv kamu dan memberikan nya pada perusahaan rekanan kita, jadi kamu tunggu saja ya panggilannya..,” ujar ibu Nur.
“Jadi sementara saya berhenti kuliah dulu ya bu ?” tanya Rudi.
“Apa boleh buat sebab dari atas terus mempertanyakan masalah ini kepada kita, tapi tenang saja, kamu tidak berhenti kok, kamu bisa meneruskan lagi nanti...saya dan pak Heru menjamin itu,” jawab ibu Nur.
“Baiklah bu Nur, pak Heru, saya mengerti..,” balas Rudi sambil menunduk.
“Maaf ya Rud, kami tidak bisa memperjuangkan kamu lagi, tapi seperti yang ibu Nur bilang, kamu bisa kembali kapan saja,” balas pak Heru.
“Baiklah pak, kalau begitu kapan mulai efektif nya ?” tanya Rudi.
“Besok kamu libur saja dulu tidak apa apa, yang penting telepon kamu aktif terus ya..,” jawab pak Heru.
“Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu pak..,” balas Rudi.
“Iya silahkan, sekali lagi maaf ya Rud..,” balas pak Heru.
“Aku doakan kamu sukses ya Rud..,” tambah ibu Nur.
“Terima kasih pak Heru, ibu Nur....permisi,”
Rudi langsung keluar dari ruangan dan menutup kembali pintunya, perasaannya tidak menentu karena dia tahu pembicaraan barusan hanyalah pembicaraan manis supaya dia tidak khawatir, dia sudah merasa dia di keluarkan dari kampus dan masa depan nya menjadi tidak pasti. Dengan langkah gontai dia berjalan menuju keluar dari kantor admistrasi. Baru saja menutup pintu, punggung nya di tepuk seseorang,
“Hoi Rud, gue dari tadi cari lo..,” ujar seorang pria berambut gondrong dan berpakaian rapi.
“Eh elo Don....ada apa ?” tanya Rudi.
“Um...bisa ga kita bicara.,” ujar Doni dengan wajah serius dan terlihat grogi.
“Kok kayaknya lo serius, ada apa sih ?” tanya Rudi yang melihat wajah teman nya.
“Ikut gue aja dulu ya..,” jawab Doni.
“Ya udahlah..,” balas Rudi.
Doni mengajak Rudi ke pujasera yang berada di dalam kampus, begitu masuk, Doni seperti mencari seseorang, tiba tiba Rudi melihat pacarnya Farah duduk di sebuah meja dan terlihat murung, dia melambaikan tangan memberi kode pada Rudi dan Doni. Keduanya menghampiri meja Farah dan duduk, tapi Rudi heran karena Doni duduk di sebelah Farah yang seharusnya dirinya.
“Trus, apa yang mau di omongin...kok lo duduk di samping Farah, Don ?” tanya Rudi.
“Um...Rudi, sebelumnya maaf, tapi ada yang mau ku sampaikan sama kamu..,” jawab Farah.
“Santai dulu ya Rud, gue pesen minum dulu..,” ujar Doni mau berdiri.
“Udahlah, cepet aja omongin, pala gue lagi cenat cenut nih..,” balas Rudi.
Doni kembali duduk, kemudian dia menoleh melihat Farah yang menunduk di sebelah nya.
“Rud, sebelumnya sorry ya, tolong lo jangan marah...,” ujar Doni.
“Ada apa sih...lo berdua aneh..,” balas Rudi.
“Gini Rud, gue mau nikahin Farah..,” ujar Doni.
“Hah ? lo bilang apa ? lo mau nikahin Farah ? lo tau kan Farah cewe gue ?” tanya Rudi sambil berdiri.
Farah diam saja, dia mengambil sesuatu dari kantung kemeja kotak kotaknya, kemudian menaruhnya di meja, Rudi melihat benda yang di taruh di meja dan mengambilnya, dia kaget karena benda itu adalah sebuah test pack yang baru saja di pakai dan ada tanda dua garis di indikatornya.
“Maksudnya apa ini ?” tanya Rudi bingung sambil memegang test pack nya.
“Aku hamil Rud, anak Doni,” jawab Farah.
Kepala Rudi langsung seperti tersambar petir yang kencang dan keras, dia langsung jatuh terduduk di kursi nya dengan wajah tertegun. Dia menoleh melihat Doni, ingin sekali rasanya dia memukul wajah Doni, tangannya mengepal, semua terasa bagai mimpi buruk yang datang tiba tiba, dia langsung memastikannya.
“Lo hamil Far...dan lo bilang anak Doni...jadi kalian selama ini di belakang gue,” ujar Rudi.
“Maaf Rud, semua gara gara kita berdua terbawa suasana....gue tau lo ngejaga Farah banget dan tidak menyentuh dia...waktu sama gue dia bilang memang pertama kali...maafkan gue Rud..gue benar benar khilaf,” balas Doni sambil menunduk sampai menempelkan kepalanya ke meja.
Farah yang duduk di sebelah Doni mengelus ngelus punggung Doni dan membuat Rudi menjadi lebih naik pitam, dia melihat kekasihnya mengelus ngelus sahabat yang sudah di anggap nya saudara sendiri,
“Kalian benar benar keterlaluan ya....gue ga nyangka lo kayak gitu Far, ya sudah lah, terserah lo orang aja,” ujar Rudi sambil berdiri dan berjalan.
“Rud tunggu, biar kita jelasin dulu,” teriak Farah.
“Apa lagi...lo udah hamil kan anak dia, inget ya, gue ga pernah ngapa ngapain lo...udah lah, gue doain lo berdua bahagia,” balas Rudi.
Rudi langsung berjalan meninggalkan Doni dan Farah yang masih duduk di meja dengan perasaan yang hancur, dia takut kalau dia lebih lama di sana dia akan kehilangan rasionalitasnya dan menerkam Doni sekuat tenaganya, seluruh orang yang sedang makan atau hanya sekedar duduk di pujasera menoleh melihat Rudi.
Kepala Rudi sudah kosong dan tidak berpikir apa apa sama sekali, dia melangkah berjalan keluar dari komplek kampusnya untuk kembali ke kos kosan nya. Sepanjang jalan, Rudi sudah seperti zombie yang tidak punya gairah hidup dengan pandangan kosong lurus ke depan. Begitu sampai di depan kos kosannya, dia melihat adik perempuannya yang masih sma kelas 3 berdiri di depan kos kosannya dengan dua koper di dekat kakinya.
“Loh Rin, kenapa kamu di sini ? kamu tidak sekolah ?” tanya Rudi.
Adiknya menoleh melihat Rudi dengan pandangan mau menangis, dia langsung memeluk Rudi dan mengeluarkan semua kesedihannya. Rudi memeluk adiknya sambil mengelus ngelus kepalanya.
“Ada apa Rin ?” tanya Rudi.
“Kak, aku di keluarin dari sekolah, lalu ketika aku pulang kata ibu kos kita harus keluar, makanya aku berberes dan menunggu kakak di sini..,” ujar Rina.
Rudi tidak bisa berkata apa apa, dia memeluk adiknya yang masih menangis di pelukannya. Setelah tenang kembali,
“Kak, sekarang kita harus kemana ?” tanya Rina.
“Aku tidak tahu....kita coba ke rumah papa mama saja yuk..,” jawab Rudi.
“Naik apa kesana ?” tanya Rina.
“Motor saja...barang kita bawa sebisa kita saja, aku akan bicara sama ibu kos supaya di titip dulu barang yang lain sebentar di sini nanti kita ambil,” ujar Rudi.
“Iya kak...coba deh,” balas Rina.
Keduanya masuk ke dalam dan bicara dengan ibu penjaga kos untuk menitipkan barang sementara. Ibu kos mengijinkannya, setelah memasukkan kembali barang mereka, keduanya naik motor milik Rudi dan berjalan menuju rumah orang tua mereka yang sudah meninggal.
Rudi memacu motornya menuju rumah orang tuanya yang berada di bagian timur kota, mereka akhirnya sampai di sebuah pasar yang menjual batu akik, mereka masuk ke samping nya dan menuju rumah orang tua mereka yang berada di belakang pasar itu. Tapi ketika mereka sampai di depan rumahnya, keduanya kaget karena mereka melihat spanduk besar yang bertuliskan “di lelang,”
“Aduh...rumah papa mama di sita bank,” ujar Rudi.
“Sekarang kita harus kemana kak ?” tanya Rina.
“Aku tidak tahu Rin....aku tidak tahu....hiks...maafkan aku ya Rin..,” jawab Rudi sedih.
“Hiks...tidak apa apa kak...hiks...bener tidak apa apa..,” balas Rina sambil memeluk Rudi dari belakang.
Tiba tiba, “Gruyuuk,” Perut keduanya berbunyi, Rudi langsung melihat sekeliling, dia melihat warung makan sederhana di tepi jalan, kemudian dia merogoh kantungnya dan melihat uang yang ada di kantungnya, masih ada uang selembar warna hijau dan selembar warna biru.
“Makan dulu yuk Rin, aku lapar..,” ujar Rudi.
“Iya kak...aku masih ada uang sedikit..,” balas Rina.
“Simpan saja, buat bensin nanti..,” balas Rudi.
“Iya kak..,”
Keduanya memarkir motor mereka dan berjalan masuk ke dalam warung makan. Di dalam Rudi meminta Rina mengambil apa yang dia sukai, sedangkan dia sendiri hanya makan memakai sedikit sayur dan kerupuk. Melihat kakaknya makan dengan irit, Rina yang mengambil ikan memberikan sebagian ikannya kepada Rudi, keduanya langsung makan dengan lahap karena mereka sudah beberapa hari tidak makan. Selesai makan, keduanya keluar dari warung dan termenung.
“Sekarang...kemana kak ?” tanya Rina.
“Belum ada gambaran, Rin,” jawab Rudi pasrah ketika melihat wajah adiknya yang cemas.
“Dling,” smartphone Rudi berbunyi, dia langsung mengambil smartphone dari kantung dan melihat layarnya, ada pesan dari Farah yang mengatakan kalau dia sudah mengetahui masalah yang sedang di alami Rudi dari dekan yang berbicara kepada dirinya yang di antar Doni untuk mengatakan pada dekan kalau dia akan berhenti kuliah karena kehamilannya. Rudi yang baru membaca sekilas langsung menghapus pesannya sekaligus memblok nomor Farah dan memasukkan kembali smartphonenya ke dalam kantungnya. Tapi tanpa sengaja Rina melihat pesan di smartphone Rudi,
“Kak, kak Farah hamil ?” tanya Rina langsung.
Rudi tidak menjawab, dia hanya mengangguk menjawab pertanyaan adiknya, Rina yang masih memakai seragam putih abu abunya menggandeng lengan Rudi tanpa bicara apa apa. Rudi menutup wajahnya dengan tangannya, dia sudah tidak bisa membendung air matanya yang membasahi wajahnya. Rudi menangis sejadi jadinya tanpa bersuara, Rina yang melihatnya juga menitikkan air mata karena dia tahu betul betapa sayangnya Rudi kepada Farah juga betapa akrabnya Farah dengan dirinya.
“Jeder,” terdengar suara petir di langit, hujan deras mulai turun dengan mendadak membasahi kota. Rudi mengangkat tangannya menutupi kepalanya dan kepala Rina di sebelahnya,
“Kita neduh dulu Rin,” ujar Rudi.
Dia menoleh ke arah warung dan “jreeng,” sudah ada barisan pengemudi ojek, ibu ibu basah, pegawai toko yang mengamankan barang bawaaannya di depan warung berdesak desakan. Rudi menoleh melihat sekeliling, tidak ada lagi tempat berteduh,
“Paksain jalan aja Rin, ayo,” ujar Rudi.
“Iya kak, cepet kak,” balas Rina.
Keduanya langsung naik ke atas motor, setelah keduanya mengenakan helm, Rudi memacu motornya meninggalkan wilayah tempat mereka di besarkan dan berjalan tanpa arah tujuan. Tanpa henti, keduanya berjalan sampai mereka akhirnya tiba di sebuah terowongan yang terkenal angker, namun banyak pengemudi motor yang meneduh di tepi di dalam terowongan. Rudi memarkir motornya berbaur dengan para pengemudi yang senasib dengan dirinya dan Rina. Selagi berdiri merapat ke dinding, Rudi merasa banyak orang melihat ke arah dirinya, ternyata yang di lihat bukanlah Rudi.
Mata para pengemudi yang juga berteduh tertuju kepada Rina yang seksi dengan seragam putih basah tembus pandang, Rudi membuka jaketnya dan memakaikannya kepada Rina sambil sedikit menggeram kepada para pengemudi yang melihat adiknya dengan gratis dan tidak malu malu. “Dling,” terdengar suara smartphone berbunyi, kali ini ternyata ada pesan yang masuk ke dalam smartphone Rina. Dia langsung mengambil smartphone di tasnya kemudian membaca pesannya. Wajah Rina berubah dan dahinya mengerut, kemudian dia menutup pesannya dan menaruh smartphonenya kembali di dalam tas.
“Siapa ?” tanya Rudi.
“Anto, temen sekelasku, dia udah denger aku di keluarin dari sekolah,” jawab Rina.
“Maaf ya Rin,” ujar Rudi.
“Kenapa kakak minta maaf, ini kan bukan salah kakak, kalau ada yang mau di salahkan ya papa dan mama, bukannya ninggalin warisan malah hutang,” balas Rina kesal.
“Jleger,” terdengar suara petir yang keras tepat setelah Rina selesai berucap, Rudi langsung memeluk Rina yang ketakutan dan bergumam minta maaf karena mendapat teguran langsung, Rina mulai menangis dan memeluk Rudi. Setelah Rina kembali tenang,
“Kita balik ke kos kosan dulu Rin, kita ngomong lagi deh sama ibu kos, minta waktu satu atau dua hari menginap di kos sambil cari cara,” ujar Rudi.
“Iya kak, kita coba lagi aja,” balas Rina.
“Abis ujan berenti, kita jalan, kamu pakai jaketku aja, biar ga masuk angin,” balas Rudi.
“Trus kakak ?” tanya Rina.
“Aku kan ga basah,” jawab Rudi.
“Iya deh,” balas Rina.
Setelah hujan berhenti, matahari kembali bersinar, Rudi dan Rina kembali berada di atas motor menuju ke mantan kos kosannya untuk berbicara lagi kepada ibu kos. Begitu sampai dan turun dari motor, keduanya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya untuk mengumpulkan keberanian mereka, dengan yakin keduanya masuk ke dalam,
“Kok balik lagi ?” tegur ibu kos.
Melihat tatapan ibu kos yang sangar dan wajahnya yang galak, membuat hati Rudi dan Rina sedikit ciut walau sudah mengumpulkan keberanian mereka.
“Bu, saya dan adik saya minta tolong bu, ijinkan kami berdua di sini semalam lagi, besok kami pasti pergi, janji,” ujar Rudi sambil memelas.
“Walah mana bisa, kamar kalian sudah ada yang dp barusan, nanti sore mau masuk, tidak ada kamar lagi, semua penuh,” balas ibu kos dengan nada tinggi.
“Tolong bu, saya dan adik saya belum dapat tempat lagi, semalam saja, kita ga minta banyak banyak, ga usah di kamar, di gudang juga ga apa apa,” balas Rudi memelas.
“Astaga, kalian ini gimana sih, sudah nunggak tiga bulan tidak bayar sekarang malah mohon mohon sama saya, saya tidak mau tahu, itu bukan masalah saya kan, sudah sana pergi, saya masih banyak pekerjaan,” balas ibu kos sambil berbalik.
“Aduh bu, tega amat sih, saya kan ga minta saya kos lagi disini, saya hanya minta waktu satu hari bu untuk cari tempat,” ujar Rudi.
“Jadi maksud kamu, aku yang jahat gitu, mikir, kamu tidak bayar selama tiga bulan, kalaupun bayar selalu telat, saya selama ini sudah nombok banyak buat kalian tau ga,” teriak ibu kos.
“Ya sudah bu kalau begitu, maaf bu, terima kasih,” Rudi yang pasrah akhirnya menyerah dan menggandeng tangan Rina untuk keluar dari mantan rumah kos mereka.
Tapi ketika Rudi mau membuka pintu, ibu kos tiba tiba menepuk punggung Rudi dari belakang, Rudi berbalik melihat ibu kos,
“Lo orang bikin perasaan gue jadi ga karuan, gini aja deh, di atas loteng ada kamar yang sudah lama tidak di buka, lo orang di atas aja, tapi janji ya, malam ini aja,” ujar ibu kos.
“Beneran bu, makasih ya bu, bener bener makasih bu,” Rudi langsung menjabat tangan ibu kos dengan kedua tangannya dan menunduk mengucapkan terima kasih.
“Iya iya..udah sono naek, oh barang lo di sini aja, ogah gue ngangkut barang lo ke atas, ambil yang di pake aja,” ujar ibu kos.
“Iya bu, sekali lagi makasih bu,” balas Rudi.
“Makasih bu,” tambah Rina.
Akhirnya mereka mengambil pakaian ganti untuk tidur malam ini dan naik ke atas di antar oleh ibu kos. Loteng kos kosan itu berupa dak dan memang ada sebuah kamar kecil berukuran 3x3 yang sebenarnya di khususkan untuk pegawai kos kosan. Tapi ketika ibu kos membuka kamarnya, Rudi dan Rina melihat banyak sekali barang barang bekas di dalam, rupanya ibu kos memfungsikan kamar itu sebagai gudang kecil, walau begitu, Rudi dan Rina tetap senang dan terus berterima kasih.
“Kamar mandinya masih bisa di pake, lo orang pake aja ga usah bayar,” ujar ibu kos sambil menunjuk sebuah kamar mandi kecil tepat di sebelah kamar.
“Iya bu, makasih bu,” jawab Rudi.
Ibu kos turun ke bawah meninggalkan mereka, Rudi dan Rina masuk ke dalam kamar dan mulai menyingkirkan barang barang supaya mereka bisa tidur di dalam kamar. Setelah menggelar tikar di lantai, keduanya duduk di atas tikar,
“Bersyukur ya Rin, malam ini kita aman,” ujar Rudi.
“Iya kak\, *haciiih* *sruuuk*\,” jawab Rina.
“Duh kamu basah nih, sono mandi duluan,” ujar Rudi.
“Iya kak, aku mandi duluan ya,” balas Rina.
“Iya sana,” balas Rudi.
Rina berdiri mengambil handuk dan pakaian ganti kemudian keluar dari kamar untuk mandi di kamar mandi sebelah. Rudi yang duduk di atas tikar merenung, tangannya mengusap rambutnya dan memegang keningnya, air matanya mulai keluar lagi, seluruh yang dia alami hari ini terulang di benaknya, mulai dari di panggil bagian administrasi, di khianati kekasih dan sahabatnya, di usir dari kosnya, melihat rumah orang tuanya di lelang dan tidak punya sepeserpun di kantungnya.
“Apa ya salah gue, sampai gue di hukum seperti ini, paling tidak gue ingin Rina bisa makan dan meneruskan kembali sekolahnya,” gumam Rudi di batinnya.
“Kling,” terdengar suara sesuatu di dalam ruangan, Rudi menoleh ke arah terdengarnya suara, ada sesuatu yang berkilau di lantai di antara tumpukan dus dus yang berada di sudut ruangan, dia berdiri dan menghampiri sesuatu yang berkilau itu. Dia memungutnya dari lantai dan melihat kalau benda berkilau itu adalah sebuah koin yang berwarna perak. Rudi mengamati koin itu, di salah satu sisinya ada sebuah tulisan “Nightmare land adventure.”
“Hmm...koin timezone jadul, punya anaknya ibu kos kale, dah taro aja di sini,” gumam Rudi.
Namun ketika dia mengangkat koinnya untuk menaruh di atas dus, tiba tiba tangannya seperti tersengat sesuatu yang tajam dan membuatnya kaget, koin itu terjatuh kembali ke bawah menggelinding ke balik dus. Rudi langsung jongkok berusaha memungut koin itu, tapi tiba tiba,
“Loh...pusing banget....apa nih.....apa gara gara keujanan tadi....pusing...”
“Gedubrak,” Rudi terjatuh menimpa dus di depannya tidak sadarkan diri, beberapa dus jatuh ke bawah menimpa tubuh Rudi. Mendengar suara keras di dalam kamar, Rina yang baru selesai mandi membuka kamar, dia melihat Rudi tersungkur tertimpa beberapa dus di dekat sudut ruangan.
“Kakak....” teriak Rina berlari menghampiri Rudi.
Dia langsung mengangkat dus dus yang menindih kakaknya, dia langsung menggotong Rudi dan membaringkannya di tikar,
“Kak...kak...kenapa kak....aduh jangan begini kak...tolong....tolong...kakak...jangan tinggalkan Rina kak....” teriak Rina sambil menggoyangkan tubuh sang kakak yang terbaring tidak sadarkan diri.
*******
[Nightmareland Sytem activated]
[Scanning new host (menghitung) 100% done]
[Host registration :
Name : Rudi Kuncoro,
Age : 19 year old,
Pyshical ability : excellent.
Mind ability : excellent.
Looks : good.
Registration completed.]
[Preparing Nightmare module...done]
[Preparing quest and reward....done]
[Installing Nightmare land]
[Install completed]
[Welcome to Nightmareland, registration reward : 10.000.000 IDR]
[Begin tutorial ? ...........{Yes}]
[Commencing]
“Ugh,” Rudi terbangun, dia mengangkat tangannya karena kepalanya masih sangat pusing, dengan perlahan dia membuka matanya,
“Sudah bangun ?” tanya seorang pria.
“Huh....”
Mata Rudi langsung membulat, dia melihat langit langit terang yang sangat berbeda dengan kamar yang seperti gudang tempat dia berada. Langsung saja dia bangkit duduk dan melihat sekeliling, dia berada di sebuah ruang direktur sebuah kantor, dia menoleh ke belakang dan melihat seorang pria paruh baya berpakaian jas yang sangat rapi layaknya seorang bos besar sedang berdiri bersandar ke meja kerja sambil melihat dirinya.
“I..ini dimana ? perasaan gue ada di kamar ?” tanya Rudi;
“Oh ini mimpi, kenalkan nama saya...hmmm panggil saja NS,” jawab pria itu.
“NS ? singkatan dari ?” tanya Rudi.
“Nightmare System,” jawab sang pria.
“Hah....maksudnya ?” tanya Rudi bingung.
“Kamu sekarang berada di dalam mimpi, lihat...” NS menunjuk ke samping.
Rudi menoleh dan melihat sebuah layar hologram yang memperlihatkan dirinya sedang berbaring di tikar bersama Rina yang sedang menggoyang goyangkan tubuhnya. Wajah Rudi langsung pucat seketika, dengan perlahan dia menoleh melihat pria yang memperkenalkan diri sebagai NS itu.
“Apa maksudnya ini ? gue sudah mati ? gue ga boleh mati, Rina sendirian, dia masih sma, balikin gue,” teriak Rudi.
“Tenang dulu, kamu masih hidup, kamu hanya tidur, tidak usah khawatir, nah saya jelaskan, semua ini adalah mimpi, saat ini kamu berada di dalam mimpi, saya di tugaskan untuk memberikan tutorial untuk mu,” ujar NS.
“Tutorial ? memangnya ini game apa ? gue ga ada waktu buat main main, besok gue udah harus keluar dari kos kosan, gue harus cari cara buat dapet duit,” balas Rudi kesal.
“Nah itulah maksudnya tutorial ini, di sini kami memberi kamu pekerjaan, selesaikan tugas yang kami berikan di dunia mimpi dan kamu akan dapat hadiahnya di dunia nyata, sebagai pembuka kami memberikan kamu 10.000.000 IDR sebagai hadiah registrasi, terimalah,” ujar NS sambil mengangkat tangannya.
“Bluk,” sebuah kantung plastik hitam jatuh ke tangan Rudi yang otomatis menangkapnya. Langsung saja Rudi melihat isi kantung plastik hitam itu. Mata rudi langsung membulat karena dia melihat sepuluh gepok uang berwarna merah bergambar presiden dan wakil presiden pertama yang giginya terlihat karena sedang tersenyum bahagia. Dia mengambil beberapa gepok dan memegangnya,
“Ini...beneran ?” tanya Rudi.
“Yap, beneran, nanti ketika kamu bangun, uang itu ada di sampingmu, tapi pertama tama kamu akan lupa kalau kamu dapat uang itu dari mimpimu, semakin banyak kamu menyelesaikan tugas dari kami, kamu akan mengingat apa yang kamu alami di dalam mimpi,” ujar NS.
“Jujur aja, gue masih belum percaya, memang tugasnya kayak gimana sih ?” tanya Rudi.
“Ada dua macam tugas, tapi sebelum itu, sini ikut aku...”
NS berjalan menuju jendela yang tertutup oleh tirai, Rudi mengikuti NS dan berdiri di sebelahnya menghadap jendela. NS membuka tirainya, mata Rudi langsung membulat dan mulutnya ternganga, alasannya dia melihat pemandangan yang sangat mengerikan di depannya. Sebuah dunia yang mirip dengan kota tempat tinggalnya namun sedang dalam kondisi terbakar, gedung gedung bertingkat hancur, jalan jalan terputus karena rubuh, mobil mobil terbalik dan terbakar, seakan akan kota sedang di landa huru hara besar besaran. Pemandangan di kota di depannya benar benar seperti neraka.
“Ini...kota Jakarta ?” tanya Rudi.
“Ya, kota jakarta di dunia mimpi,” jawab NS.
“Kota gue jadi hancur seperti ini ?” tanya Rudi sambil meletakkan tangan di kaca.
“Itu belum semua, lihat ke bawah,”
NS menujuk ke bawah, Rudi melihat ke bawah dan dia kaget karena orang orang yang berjalan di bawah layaknya manusia adalah mayat hidup atau zombie. Tapi walau zombie, mereka nampak bersosialisasi dengan wujud yang mengerikan seperti bola mata yang sudah keluar dari tempatnya, mulut yang di sangga oleh tangan kalau tidak akan terlepas, kulit kulit yang berserakan di jalan berserta sedikit dagingnya dan masih banyak lagi.
“Ti..tidak ada orang beneran ?” tanya Rudi.
“Maksudmu orang ? itu di bawah orang semua, tapi semua kebalikan dunia nyata, kalau di dunia nyata mereka manusia yang tampan dan cantik, di sini semua zombie dan makhluk lainnya,” jawab NS.
“Hah...kalau begitu tugasku ngapain dong ?” tanya Rudi lagi.
“Seperti yang sudah saya katakan, ada dua macam tugas, pertama adalah memburu zombie yang di pilih oleh kami dan menghabisinya, kedua untuk memburu zombie tentunya kamu harus berlatih menggunakan skill mu, jadi ada tugas pembasmian dan latihan, selesaikan semua tugas itu dan dunia mimpi ini akan menjadi dunia yang indah,” jawab NS.
“Huh zombie yang di pilih ? maksudnya gimana ?” tanya Rudi.
“Maaf, kami tidak bisa mengatakan soal itu, tapi kami bisa menjamin, setiap tugas yang di selesaikan kamu akan mendapat reward yang setimpal,” jawab NS.
“Tapi mana bisa manusia sendirian memburu zombie, ada ada aja,” gumam Rudi sambil melihat ke bawah.
“Manusia ? mana ?” tanya NS.
“Loh memang gue bukan manusia ?” tanya Rudi.
“Hmm ? ah benar, filternya nyala ya, sebentar ya, biar ku perlihatkan,”
“Ctak,” NS menjentikkan jarinya, selurunya tiba tiba menjadi gelap, Rudi merasa bingung, tiba tiba lampu kembali menyala, namun kali ini lampunya berwarna merah. Rudi kaget karena melihat dirinya berada di ruang bos sebuah kantor yang sama tapi berubah menjadi sebuah ruangan yang hancur dan penuh dengan darah di dinding maupun lantainya. Rudi menoleh melihat sosok NS yang sekarang berubah menjadi seorang tengkorak dengan mata merah dan terbakar api, mengenakan pakaian jas berwarna aneh dan sobek sobek, memiliki rambut merah sedang tersenyum lebar melihat dirinya. Rudi terjatuh dan terduduk melihat penampilan NS yang seperti badut psikopat dan tengkorak.
“Lo...lo...lo setan ?” tanya Rudi sambil menunjuk NS dengan tangan gemetar.
“Hmm ? bukan, saya ya NS, jadi kalau kamu pikir kamu manusia silahkan ngaca,”
Sebuah layar hologram yang menampilkan rekaman video real time wajah Rudi yang sedang terduduk muncul di depannya. Rudi kaget melihat dirinya yang ternyata juga bukan manusia, dirinya adalah salah satu makhluk yang sering muncul di film horror dan novel misteri yaitu badut yang berkepala besar, berwajah tengkorak tersenyum dan berambut merah seperti nyala api.
“Apa apaan nih...masa gue jadi kayak tokoh film horor ?” teriak Rudi.
“Namanya juga Nightmare, mimpi buruk, jadi wajar kan, nah ada lagi yang mau di tanyakan ?” tanya NS.
“Misalnya nih, gue kalah, trus mati lagi ngerjain tugas, gimana tuh ?” tanya Rudi.
“Soal itu ga usah khawatir, aku kasih tugas yang sesuai dengan kemampuanmu, tapi sekiranya memang apes yang seharusnya tidak mati jadi mati atau terluka, ya kamu akan mati di mimpi, di kehidupan nyata kamu hidup, tapi misal kamu matinya gara gara kepala di penggal, lehermu di dunia nyata ada tanda garis di leher tanda kamu di penggal di dalam mimpi dan kamu tidak dapat reward, lalu kamu harus berlatih lagi supaya tidak mati untuk kedua kalinya dan menyelesaikan tugas sampai selesai, paham kan,” jawab NS.
“Serem juga ya, tandanya bisa hilang ga ?” tanya Rudi.
“Bisa, kalau tugasnya sudah selesai,” jawab NS.
“Buseeet, berarti kalau pala gue di penggal trus gue kemana mana punya tanda garis di leher sampe tugasnya selesai gitu ?” tanya Rudi.
“Iya, sampai tugasnya selesai,” jawab NS mempertegas.
“Duh ga boleh sampai mati dong,” gumam Rudi.
“Saya bilang kan kalau apes,” balas NS.
“Ok ok kalo apes, trus rewardnya duit gitu ?” tanya Rudi.
“Tergantung, perlunya apa,” balas NS.
“Hmmm....beneran nih ya, ini bukan scam apa bohong kan ? gue ga mau nelantarin ade gue soalnya,” ujar Rudi.
“Saya jamin, kita saling bantu dan bekerjasama yang menguntungkan tentunya, tidak perlu khawatir,” balas NS.
“Ok deh kalau gitu, gue mau,” ujar Rudi.
“Bagus, berarti sekarang tutorialnya sudah selesai, selebihnya kamu bisa kembangkan di lapangan, nanti yang membantumu bukan aku lagi, coba bilang status di pikiranmu,”
Rudi mencoba memikirkan kata “status” di kepalanya, tiba tiba sebuah layar muncul di depan wajahnya,
*********************************************************
Nama : Rudi Kuncoro.
Usia : 19 tahun.
Status : User agent
Skin : Killer clown.
Job level : 1 (Exp : 0 / 10.000)
Quest done : 0
Total reward : 10.000.000 IDR.
Power : 1000.
Skill : smiling torture, knife mastery, silent step, surprise kill.
*********************************************************
“Nanti di lapangan kamu bisa memantau perkembangan dirimu menggunakan status,” ujar NS.
“Tapi kalau gue perlu ama lo, misal gue bingung, bagaimana ?” tanya Rudi.
“Langsung saja bicara di kepalamu, saya selalu bersamamu, tapi tidak bertemu seperti ini,” jawab NS.
“Ok deh, trus baliknya gimana nih ?” tanya Rudi.
“Selamat jalan dan sampai jumpa lagi *ctak*\,” NS menjentikkan jarinya.
“Prak,” terdengar suara yang retak, “praang,” seluruh dunia seakan akan pecah dan runtuh, “waaaaaaa,” Rudi merasakan dirinya jatuh ke dalam kegelapan dan meluncur menuju titik cahaya yang semakin membesar sampai akhirnya dia melewatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!