NovelToon NovelToon

Hey, Dad !!

Bab~01

"Kau sudah tidak perawan ?"

Seorang pria yang sedang berada di atas tubuh seorang wanita langsung menghentikan hentakannya saat menyadari wanita seksi nan menggoda di bawahnya itu sudah tak suci lagi.

"Jika aku perawan maka aku akan memintamu lebih dari cek yang kau berikan itu, tuan." Sahut sang wanita dengan senyuman yang begitu manis hingga membuat seorang Kaizar tak kuasa menolak pesonanya.

Kaizar Adiguna seorang pria berusia 28 tahun itu tak pernah mempercayai apa itu cinta setelah merasakan patah hati untuk kedua kalinya dengan wanita yang sama.

Cinta bertepuk sebelah tangan memang sangat menyakitkan, terbukti kini pria itu justru menjelma menjadi seorang casanova akibat patah hatinya tersebut.

"Dasar ja lang." Kaizar kembali menghentakkan tubuhnya semakin kuat hingga membuat wanita di bawahnya itu mendesah tak karuan.

Bahkan udara dingin ruangan hotel bintang lima itu tak mampu menghapus keringat keduanya seiring pergulatan panas mereka.

Desa han dan erangan nampak saling bersahutan seakan tak mempedulikan dering ponsel yang sedari tadi berbunyi di atas nakas.

Sampai terdengar lenguhan panjang dari keduanya, menandakan jika mereka telah sampai pada puncaknya.

"200 juta lagi dan temani aku sampai pagi." Kaizar kembali melempar sebuah cek pada wanita yang hendak beranjak tersebut, tak tanggung-tanggung dalam semalam pria itu menghabiskan hampir setengah miliar hanya untuk meniduri seorang wanita.

Sedangkan wanita itu hanya menatap datar lembaran kertas bernilai di hadapannya. "Apa kurang untuk wanita tidak perawan sepertimu ?" Ucap pria itu bernada ejekan.

"Tidak, tapi izinkan aku ke toilet sebentar." Sahut wanita itu, mengabaikan cek tersebut lantas meraih tasnya dan membawanya ke dalam toilet.

"Tentu saja, aku juga butuh sedikit istirahat untuk permainan panjang kita selanjutnya." Tukas pria itu dengan seringaiannya.

Sesampainya di dalam toilet wanita itu nampak terduduk di atas closet, air matanya langsung meleleh setelah menerima penghinaan begitu dalam yang di berikan oleh pria asing itu.

Wanita itu adalah Elle, seorang single parent dengan dua putra kembar yang saat ini sedang mengidap leukemia stadium awal.

Wanita itu terpaksa menjual dirinya pada Kaizar, pria yang ia temui di sebuah club malam ternama demi biaya pengobatan kedua putranya.

Tak berapa lama ia kembali mendengar dering ponselnya yang berada di dalam tasnya, lantas wanita itu segera menjawabnya.

"Nyonya, si kembar demam lagi." Terdengar suara panik dari ujung telepon yang membuat wanita itu seketika merasa gelisah.

"Baiklah, aku akan segera pulang." Wanita itu mematikan ponselnya kemudian segera meraih handuk untuk membungkus tubuhnya.

"Maaf aku harus pergi." Ucapnya saat baru keluar dari toilet, lalu segera memunguti pakaiannya kembali yang tercecer di atas lantai.

"Kenapa? Apa ceknya kurang ?" Kaizar yang sedang bersandar di sandaran ranjang nampak mengernyit menatap perubahan wanita itu secara tiba-tiba.

"Bukan, aku mendadak ada urusan penting." Sahut wanita itu, setelah memakai pakaiannya ia segera berlalu dari kamar tersebut dan meninggalkan pria itu yang masih ingin bermalam bersamanya.

"Sia lan, sombong sekali dia." Umpat Kaizar kesal, bahkan ia belum sempat bertanya siapa nama wanita cantik berparas bule itu.

Sesampainya di Apartemennya, Elle segera mendatangi kamar sang anak. "Bagaimana bik, apa panasnya belum turun ?" Tanyanya dengan wajah khawatir.

"Kami baik-baik saja mommy, bibik terlalu berlebihan." Ucap salah satu putra kembarnya yang bernama Justin.

"Itu benar mommy, lihatlah kami baik-baik saja bahkan kamar ini sangat berantakan bukan ?" Kini si kembar lainnya yang bernama Austin ikut menimpali lalu menunjukkan seisi kamarnya yang penuh mainan.

Elle mengedarkan pandangannya dan nampak beberapa mainan mereka berserakan di sana. "Ya kalian benar, kalian anak-anak mommy yang hebat." Ucapnya lantas membawa mereka ke dalam pelukannya.

Tubuh keduanya terasa sangat panas, mungkin infeksi yang di sebabkan oleh penyakit mereka. Meskipun baru stadium awal namun Elle harus segera melakukan kemoterapi pada kedua putranya.

Setelah memastikan demam putranya turun dan mereka tidur dengan nyenyak, kini wanita itu berlalu ke dalam kamarnya yang ada di sebelah kamar tersebut.

Melepaskan seluruh pakaiannya lantas berlalu ke dalam kamar mandi, mengguyur tubuhnya yang lengket dengan air shower hingga tanpa wanita itu sadari butiran kristal nampak mengalir dari sudut matanya dan hilang bersama aliran air.

Meskipun ia di besarkan di negara barat, namun mediang ibunya adalah orang Indonesia dan budaya timur masih sedikit melekat di hidupnya. Untuk itu ia memiliki prinsip untuk tidak bebas tidur dengan lelaki sembarangan, meskipun terkadang ia juga masih sesekali mengkonsumsi alkohol karena faktor lingkungannya dulu.

Tapi sepertinya malam ini wanita itu telah melanggar prinsipnya sendiri dan rela melemparkan tubuhnya pada seorang pria asing demi sebuah pundi-pundi rupiah, karena ia memang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan kedua putranya.

Kejadian sebelumnya....

"Ehm, boleh aku duduk di sini ?" Seorang pria tiba-tiba menghempaskan bobot tubuhnya di samping kursi seorang wanita cantik.

"Bukankah kamu sudah duduk ?" Elle nampak tak ramah menatap pria asing di sampingnya tersebut.

Pria bernama Kaizar itu terlihat memindai wanita itu dari ujung rambut hingga kaki, selain cantik rupanya juga memiliki tubuh yang sangat menggoda pikirnya.

"Wanita cantik sepertimu kenapa sendirian di sini, nona? Apa tidak takut ada pria yang menggodamu ?" Tanya Kaizar lagi meskipun wanita itu seperti tak menganggapnya ada.

"Pria sepertimu ?" Elle langsung menatapnya dengan raut mengejek dan itu membuat Kaizar merasa terhina, karena baru kali ini ada seorang wanita yang jual mahal padanya. Berapa harganya sini aku beli, batinnya.

"Memang ada apa denganku ?" Tanya Kaizar yang mencoba bersabar menghadapi wanita itu, bukankah untuk mendapatkan ikan yang lumayan bagus harus melemparkan kailnya terlebih dahulu lantas menunggunya dengan sabar.

"Aku sedang tidak ingin berbicara, lebih baik menjauh dariku." Elle langsung bersikap tegas, ia bukan wanita murahan dan keberadaannya di sini pun karena ia sedang kalut setelah dokter memvonis leukemia pada kedua putranya.

"Jadi kau mengusirku, nona ?" Kaizar ingin memastikan telinganya belum tuli.

"Ku rasa pendengaranmu sedang tidak bermasalahkan ?" Elle kembali mengejeknya.

Kaizar langsung mengepalkan tangannya, belum ada ceritanya seorang wanita menolaknya kecuali cinta pertamanya tentunya dan itu membuat harga dirinya benar-benar terkoyak saat ini. Biasanya semua wanita mengejarnya dan rela melemparkan tubuhnya ke ranjangnya secara cuma-cuma, namun tidak dengan wanita itu.

"200 juta dan tidurlah denganku ?" Kaizar langsung menyodorkan cek senilai 200 juta ke hadapan wanita itu.

"200 juta ?" Elle langsung melebarkan matanya, nominal yang cukup besar baginya, apalagi untuk pengobatan putranya.

Tanpa berpikir panjang wanita itu langsung mengambilnya dan itu membuat seorang Kaizar nampak memandang rendah wanita tersebut.

"Semua wanita sama saja."

Bab~02

"Pagi pak."

Sapa beberapa karyawan saat Kaizar baru datang di kantornya pagi itu.

"Hm."

Pria itu hanya menjawab sekenanya, pagi ini moodnya sedikit berantakan gara-gara di tolak mentah-mentah sama seorang wanita semalam. Meskipun ia sempat menidurinya tapi ia belum begitu puas, sial.

"Pagi, pak. Apa mau saya buatkan kopi ?" Tawar sang sekretaris saat pria itu melewati meja kerjanya.

"Tidak Nita." Tolak pria itu dan itu membuat wanita yang bernama Anita tersebut sedikit mengernyit.

"Anda baik-baik saja ?" Tanyanya sedikit khawatir, karena tak biasanya pria itu tak meminta kopi di pagi hari.

"Apa aku terlihat patah hati? Tidakkan ?" Kaizar langsung mendekati meja sang sekretaris lantas menatapnya lekat.

"I-iya pak." Anita merasa tak enak sendiri, ia tahu prinsip atasannya itu takkan pernah bermain hati apalagi jatuh cinta.

Kaizar kembali ke ruangannya lantas menutup pintunya dengan sedikit kasar hingga membuat Anita berjingkat kaget.

"Ada apa dengan pak Kaizar, apa baru bertengkar dengan pak Kendra ?" Gumamnya, Kendra adalah kakak satu-satunya pria itu.

Sementara itu Kaizar nampak menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya, memejamkan matanya hingga bayangan percintaannya semalam kembali terlintas di kepalanya.

Bagaimana wanita itu melepaskan seluruh pakaiannya yang melekat di tubuhnya dengan pandangan nakalnya.

"Benar-benar ja lang." Umpatnya.

Kemudian pria itu kembali menegakkan tubuhnya, ia masih tak percaya wanita itu menolak tambahan uang 200 juta darinya dan lebih memilih pergi setelah mendapatkan telepon dari seseorang.

Siapa yang menghubunginya? Apa kekasihnya? Atau pelanggan lainnya? Tak ingin berspekulasi lebih jauh, Kaizar segera menepis pikirannya dan kembali memulai pekerjaannya. Karena bagaimana pun ja lang tetaplah ja lang dan ia pasti akan mendapatkan yang lebih bagus dari wanita itu.

"Maaf pak, ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani." Ucap Anita saat baru masuk ke dalam ruangan bosnya itu.

"Bawa sini !!" Perintah pria itu.

"Kalau boleh tahu apa anda sedang banyak pikiran, pak? Mungkin pijatan di kepala akan sedikit meringankan pikiran anda." Tawar Anita, sebagai seorang sekretaris ia di tuntut untuk serba bisa. Bahkan ia juga harus bisa memuaskan pria itu meskipun selama ini mereka belum pernah tidur bersama.

"Tidak perlu, bacakan jobdesk hari ini saja !!" Tolak pria itu lantas memerintahkan wanita itu untuk membacakan jadwal pekerjaannya hari ini.

"Baik pak, jam 10 pagi ini anda ada pertemuan dengan para pemegang saham, setelah makan siang ada pertemuan dengan investor dari Jepang dan jam 4 sore meeting dengan surveyor." Terang Anita.

"Untuk meeting jam 4 atur ulang jadwalnya besok pagi saja, karena nanti sore aku harus mengantar mama check up ke rumah sakit." Tukas Kaizar.

"Baik pak, apa ada lagi ?"

"Tidak, keluarlah aku ingin sendiri !!"

"Baik pak, kalau begitu saya permisi."

Anita segera berlalu keluar dari ruangan tersebut dan Kaizar kembali melanjutkan pekerjaannya.

Di tempat lain, Ellea yang sedang berada di apartemennya nampak mencari lowongan pekerjaan di tumpukan surat kabar yang ia beli tadi pagi.

Ia harus segera mencari pekerjaan, karena jika tidak tabungannya makin lama akan makin menipis. Apalagi kedua putranya harus segera menjalani kemoterapi dan memerlukan biaya yang tak sedikit.

Sejak hampir sebulan tinggal di Indonesia, Elle memang belum mendapatkan pekerjaan. Sebelumnya wanita itu rela meninggalkan pekerjaannya di Jerman dan memilih tinggal di Indonesia mengingat biaya hidup di sana lumayan mahal apalagi dengan dua anak.

Namun baru pindah ke Indonesia ia mendapati kenyataan pahit jika putranya mengidap suatu penyakit dan itu membuatnya benar-benar kalut saat ini.

Semenjak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan beberapa tahun silam, hidup Elle memang sangat memprihatinkan apalagi saat ia mengetahui sedang hamil anak kembar dari lelaki yang tak pernah ia ketahui.

"Mommy, Daddy ?"

Elle yang kala itu baru berusia 19 tahun nampak terpaku melihat jasad kedua orang tuanya di sebuah rumah sakit dan sejak saat itu kehidupannya sebagai putri satu-satunya yang manja berubah drastis.

Di tinggal kedua orang tuanya tiba-tiba membuatnya sangat terpukul hingga hari-harinya ia habiskan untuk minum-minuman di club malam, apalagi beberapa temannya pun sepertinya mendukung perbuatannya.

Hingga malam mengenaskan itu terjadi padanya, di mana saat ia sedang mabuk berat tiba-tiba seorang pria mendatanginya dan merampas kesuciannya hingga hamil. Ia sudah meminta CCTV untuk mencari keberadaan pria itu namun saat itu CCTV sedang rusak.

Sejak saat itu seketika Ellea berhenti minum minuman keras apalagi ke club malam meskipun beberapa temannya masih sering membujuknya.

Wanita itu menyadari saat melanggar aturan ibunya maka karma yang akan ia dapatkan dan ia berjanji takkan melakukannya lagi.

Untuk itu saat kedua putranya sudah mulai tumbuh besar, wanita itu memutuskan untuk tinggal di negara ibunya agar putranya memiliki prinsip hidup dan tak terjerumus kedalam pergaulan bebas.

Namun ketika dokter mendiagnosa putranya memiliki penyakit mematikan, dunia Ellea kembali hancur dan wanita itu kembali menginjakkan kakinya di sebuah club malam ternama di ibu kota itu.

Wanita itu benar-benar stres, kenapa ujian hidupnya tidak pernah usai hingga membuatnya kembali meneguk minuman berakohol dan lagi-lagi di tempat itu ia kembali tidur dengan seorang pria.

Ellea nampak menghela napas panjangnya lalu saat kedua putranya datang mendekat, wanita itu langsung merubah wajah sedihnya menjadi sebuah senyuman manis.

"Apa mommy sedang belajar ?" Tanya salah satu si kembar yang bernama Austin ketika melihat tumpukan surat kabar di hadapannya, sejak bayi mereka sudah di hadapkan dengan buku-buku milik ibunya saat kuliah dahulu.

"Tidak sayang, mommy sedang mencari lowongan pekerjaan. Karena mommy harus bekerja agar bisa membeli keperluan kalian." Terang sang ibu.

Kedua anak kembarnya seketika mengangguk. "Apa mommy sudah mendapatkannya ?" Kali ini si kembar yang bernama Justin ikut menimpali.

"Belum sayang, tapi mommy akan mencoba mengirim beberapa lamaran." Terang Ellea.

"Baiklah." Si kembar nampak saling berpandangan, lantas mereka kembali masuk ke dalam kamarnya karena tidak ingin mengganggu ibunya.

"Kita harus membantu mommy mencari pekerjaan." Ucap Austin setelah menutup pintunya dengan rapat, lalu mendekati saudaranya yang nampak duduk di meja belajar mereka.

"Kenapa mommy yang bekerja? Harusnya Daddy yang bekerja." Timpal Justin kurang setuju dengan ide saudara kembarnya tersebut.

"Tapi kita tidak punya Daddy." Austin langsung memotong.

"Tapi semua anak punya Daddy dan kita juga pasti punya Daddy." Tukas Justin, bocah kecil itu nampak menahan dagunya dengan sebelah tangannya seakan sedang berpikir keras.

"Tapi kita memang tak punya Daddy bahkan fotonya pun tak ada." Terang Austin menanggapi.

"Bagaimana jika kita mencari Daddy sendiri, di luar sana pasti banyak pria-pria tampan dan kita pilih salah satu untuk menjadi Daddy kita." Justin memberikan saran dan langsung di angguki oleh saudara kembarnya tersebut.

Bab~03

Sore itu Elle kembali membawa kedua putranya check up ke rumah sakit, meskipun mereka terlihat baik-baik saja namun ia ingin kedua putranya cepat mendapatkan tindakan.

"Tunggu mommy, sayang !!" Elle yang baru melepaskan sefty beltnya nampak kaget ketika putranya sudah membuka pintu mobilnya sendiri.

"Jangan khawatir mommy, kami sudah besar dan tidak mungkin hilang." Ucap Justin yang langsung di angguki oleh Austin, saudara kembarnya.

"Kalian baru 5 tahun." Gerutu Elle sembari keluar dari mobilnya, meskipun mereka masih balita tapi cara berpikir keduanya sudah seperti orang dewasa saja.

"Tapi kami selalu ingat jalan pulang mommy, jika dari sini dan mau pulang kita lurus saja sampai di persimpangan baru belok kiri. Lurus terus sampai ada patung kuda baru kita belok kanan, lalu di persimpangan kedua belok kanan lagi dan sampai deh di Apartemen Sakura Garden Valley kita tinggal di tower B lantai 20 nomor 114." Terang Justin dengan detail.

Ellea nampak menggeleng-gelengkan kepalanya menatap putranya itu. "Sayang, apa kamu ingin semua orang tahu tempat tinggal kita lalu mereka berencana untuk merampoknya ?" Ucapnya memperingatkan, karena menjelaskan secara detail alamat rumahnya pada orang asing itu kurang baik.

"Mommy, apa mommy lupa jika Apartemen kita sangat aman. Ada security 24 jam dan tanpa acces card semua orang tidak akan bisa masuk kesana." Kali ini Austin ikut menimpali.

Elle hanya bisa menghela napasnya pelan menghadapi kepandaian putranya itu. "Baiklah-baiklah, sekarang bukan waktunya untuk membahas semua ini oke? Sekarang kalian harus memikirkan kesembuhan kalian." Elle langsung mengalihkan pembicaraan, berdebat dengan mereka ia takkan menang.

"Kami baik-baik saja, benarkan ?" Gerutu Austin lagi pada saudara kembarnya, kini mereka nampak mengekori ibunya masuk ke dalam rumah sakit tersebut.

"Tunggu di sini, mommy daftar dulu !!" Elle memerintahkan kedua putranya untuk duduk di kursi tunggu, kemudian wanita itu segera mendaftarkan mereka.

"Kamu yakin kita sakit parah ?" Tanya Austin pada saudara kembarnya setelah sang ibu berlalu menjauh dari mereka.

"Ku rasa tidak, bukankah sakit demam itu sudah biasa." Terang Justin menanggapi.

"Bohong, pasti kamu juga merasakan sedikit sakitkan ?" Potong Austin.

"Iya cuma sedikit, tapi sebagai anak lelaki kita tidak boleh mengeluh apalagi membuat mommy khawatir." Tukas Justin yang memang memiliki sifat sedikit keras kepala dan lain halnya dengan Austin sifatnya sedikit lebih lembut.

"Hm, kamu benar. Tapi...." Ucapan Austin langsung terjeda saat saudaranya memotong.

"Diamlah, ada mommy." Sela Justin saat melihat ibunya mendatangi mereka.

"Sayang, kalian tunggu di sini sebentar ya. Mommy tiba-tiba ingin buang air kecil, jika terjadi sesuatu kalian bisa menghubungi bagian Informasi untuk mencari mommy dan jangan pergi kemana pun sebelum mommy datang. Mengerti ?" Ucap Elle seraya menujuk ruangan bagian Informasi tak jauh dari ruang tunggu tersebut.

"Baik mommy." Sahut mereka bersamaan.

Ellea yang sudah tidak tahan segera berlalu ke toilet meninggalkan kedua putranya, namun sebelumnya ia meminta tolong security yang berjaga di sana untuk mengawasi mereka.

Terbiasa hidup di luar negeri membuat kedua putranya sangat mandiri bahkan sedikit pun tak rewel, meskipun terkadang tingkahnya membuatnya agak emosi.

Sementara itu Kaizar yang baru datang bersama ibunya nampak duduk tak jauh dari Justin dan Austin berada, pria itu terlihat menunggu ibunya yang sedang mendaftar.

Membuka ponselnya dan memeriksa beberapa email yang masuk, sesekali mengangkat wajahnya menatap beberapa pengunjung yang berlalu lalang.

"Justin, bukankah kita ingin mencari Daddy ?" Austin nampak berbisik pada saudara kembarnya tersebut.

"Hm, tentu saja." Sahut bocah kecil itu.

"Bagaimana jika dengan paman itu ?" Austin langsung menunjuk ke arah Kaizar yang sedang duduk tak jauh dari mereka.

"Pria itu ?" Justin memastikan.

"Hm." Austin mengangguk yakin.

"Tidak, ku rasa dia bukan pria yang baik untuk mommy dan kita." Tolak Justin lantas kembali memainkan mobil-mobilan di tangannya.

"Tapi bukankah dia juga pria tampan ?" Tanya Austin lagi.

"Selain tampan, calon Daddy kita harus kaya juga penyabar dan ku rasa pria itu tidak cocok." Justin kembali meyakinkan.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu? Memang ada yang lucu ?" Kaizar langsung menegur dua bocah lelaki yang sejak tadi melihat ke arahnya.

"Iya paman lucu masa tampan-tampan jalannya sama nenek-nenek." Ucap Justin bernada ejekan.

"Apa kamu bilang ?" Kaizar langsung melebarkan matanya menatap mereka, berani sekali anak kecil itu mengejeknya.

"Ada apa, Kai ?" Nyonya Ranti yang baru selesai mendaftar langsung bertanya pada putranya tersebut.

"Ini ma, masa mama di bilang nenek-nenek sama mereka." Kaizar langsung mengadukan kedua bocah nakal itu, biar saja mereka mendapatkan omelan dari sang ibu yang terkenal sangat cerewet itu.

"Kalian ini tidak memiliki sopan santun sama sekali, apa orang tuamu tidak pernah mendidik kalian? Di mana ayahmu akan aku ajarkan bagaimana mendidik anak yang benar ?" Tegur nyonya Ranti menatap tegas mereka.

"Sudah-sudah, ma." Kaizar langsung beranjak dan membawa ibunya itu pergi dari sana, dari pada tekanan darah tinggi wanita itu semakin parah dan masalah menjadi panjang. Padahal sebelumnya ia hanya ingin mengerjai bocah nakal itu tapi ibunya malah menanggapinya dengan serius.

"Benarkan aku bilang pria itu tidak baik, bahkan dia tidak lolos tes kesabaran." Ucap Justin yang langsung di angguki oleh saudara kembarnya.

"Syukurlah kalian masih di sini, maaf ya sayang toilet lumayan antri." Elle yang baru datang nampak khawatir menatap putranya tersebut.

"Kami baik-baik saja, mommy."

"Baiklah ayo, sepertinya dokternya sudah datang." Elle segera mengajak kedua putranya untuk menemui sang dokter.

Setelah melakukan pemeriksaan, kini mereka kembali ke Apartemennya. "Ingat kata paman dokter, kalian harus selalu pakai masker jika berada di luar." Ucap Elle seraya memakaikan masker pada kedua putranya sebelum mereka meninggalkan rumah sakit tersebut.

"Kalian juga harus rajin cuci tangan." Imbuhnya lagi mengingatkan, karena lingkungan yang kurang bersih dan berpolusi akan semakin melemahkan tubuh mereka.

"Jangan lari-lari, sayang." Elle nampak menegur putranya yang terlalu aktif dan berlarian di parkiran mobilnya hingga tiba-tiba sebuah mobil langsung mengerem mendadak karena mereka berada di tengah jalan.

"Kalian baik-baik saja ?" Elle langsung menarik mereka ke tepi dan segera memeluk keduanya yang nampak terkejut.

Sementara Kaizar kini kembali mengemudikan mobilnya. "Astaga, mereka berdua bener-bener badung." Umpatnya, lantas pandangannya nampak ke arah spionnya di mana terlihat seorang wanita sedang memeluk kedua bocah itu.

"Kai, perhatikan jalan !!" Tegur sang ibu saat mobil pria itu hendak menabrak pembatas jalan hingga membuat Kaizar langsung membanting setir mobilnya.

Sial, gara-gara ia terpaku pada wanita yang sedang memeluk kedua bocah nakal itu, membuatnya hampir saja menabrak. Ngomong-ngomong entah kenapa wanita itu seperti tak asing, sayangnya ia tak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Tetapi pria itu segera menepis pikirannya, mungkin hanya kebetulan saja dan ia kembali melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit tersebut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!