NovelToon NovelToon

Dunia Alam Timur

Bab 1 . Musnahnya Desa Toyang.

"PERMULAAN KISAH".

Long Fu adalah anak tunggal dari pasangan suami-istri Long Wu dan Ming Yu. Long Fu berumur 3 (tiga) tahun saat di gendong oleh ibu-nya yang cantik yang berasal dari desa YUMEN. Long Wu ayahnya adalah anak patriark klan Long yang bernama Long Chen, kakeknya Long Chen memiliki dua orang anak yang mana ayahnya adalah anak pertama dan pamannya bernama Long Wa. Adapun desa yang ditempati mereka bernama desa Toyang yang berbatasan dengan desa Yumen tempat asal ibunya yang dulunya lahir dan dibesarkan di desa Yumen sebelum dinikahi oleh Long Wu dan di bawa ke desa Toyang.

Desa Toyang berada di daerah Barat dunia Alam Timur yang biasanya damai dan tenang, tiba-tiba dikejutkan oleh suara teriakan para bandit yang memiliki kultivasi menengah yang hendak menjarah dan membunuh para penduduk yang ada di desa Toyang, akibatnya Long Wu yang memiliki kultivasi rendah bertarung bersama 50 (lima puluh) orang anggota dari klan Long bersatu melawan para bandit yang menyerang desa dengan para bandit itu berjumlah 80 (delapan puluh) orang bandit yang rata-rata memiliki basis kultivasi tingkat menengah yang rata-rata sangat kuat dan kejam yang berasal dari Sangok , suatu tempat yang ada di daerah Utara dunia Alam Timur.

Per-tarungan hebat dan brutal itupun selesai selama 7 (tujuh) jam dengan pengorbanan Long Wu yang meninggal dipenggal oleh kepala bandit tersebut, perlawanan dari anggota klan Long yang basis kultivasi ya rendah tersebut berakhir tragis semuanya tewas ditangan para bandit yang semula berjumlah 80 (delapan puluh) orang sekarang kini tinggal berjumlah 40 (empat puluh) orang yang rata-rata pendekar hebat dengan basis kultivasi tingkat menengah.

Setelah selesainya pembantaian para warga penduduk desa Toyang tersebut, para bandit pun memasuki halaman rumah kediaman yang ditempati oleh Long Wu dan Ming Yu, Long Fu yang berada di dalam dekapan Ming Yu itupun berlari sangat cepat dan kencang untuk selanjutnya memasuki area hutan yang ada di arah belakang rumah tersebut, Long Fu yang masih berumur tiga tahun itupun menangis.

Kepala Bandit dan anggota yang selesai menjarah rumah rumah penduduk pun terkejut dan memerintahkan 10 (sepuluh) orang anak buahnya mengejar kearah hutan tempat kaburnya Ming Yu dan anaknya. Setelah selesai menjarah dan membunuh para penduduk desa itu kepala bandit itu pun menyuruh anggota bandit tersebut membakar rumah-rumah penduduk desa yang telah tewas, dan Kemudian pemimpin bandit dan anak buahnya mengejar kearah hutan dengan maksud dan kehendak untuk membunuh wanita dan anak yang kabur itu.

Dalam keadaan putus-asa dan perasaan sedih Ming Yu yang berlari kencang itu pun akhirnya memasuki hutan dan menemukan goa kecil dibawah aliran sungai terjun dan menyegel goa tersebut dengan teknik ilusi agar tidak mengeluarkan suara dan menyamarkan goa tersebut.

Setelah meninggalkan anaknya yang bernama Long Fu, maka Ming Yu pun dengan sangat cepat dan tergesa-gesa segera kabur dengan berlari ke arah jurang yang ada di ujung hutan tersebut.

Apakah ini akhir hidupku? (ucapnya dalam benaknya: 'ah Tian mengapa hidup Wu Gege berakhir singkat dan tragis? aku akan menyusul mu Gege'), sesaat setelah tempat itu dikelilingi oleh 10 (sepuluh) orang bandit yang menyusul tadi, Wanita bernama Ming Yu itupun melompat dan menerjang menuju kearah jurang yang terjal dan sangat dalam, yang dipenuhi air deras dan batu-batu di dasarnya.

Sesaat setelah wanita itu melompat kepala bandit dan sisa anggotanya pun tiba dilokasi itu dan melihat kearah 10 (sepuluh) orang bandit dan menanyakan apa yang terjadi. :'ah tidak mengapa Ming Yu melakukan hal itu.' gumam kepala bandit itu dan menghembuskan nafas kuat seakan-akan tak terima dengan peristiwa yang terjadi didepan matanya.

Setelah Kepala bandit itu tahu dan melirik sekilas ke arah jurang itu para bandit pun meninggalkan lokasi tersebut dengan cepat agar tidak ada yang tahu apa yang terjadi saat itu tanpa meninggalkan jejak apapun.

Sehari setelahnya seorang pria tua terburu buru menuju rumah anak dan menantunya, setelah mendengar kabar mengenai musnahnya desa Toyang, maka sosok pria tua dengan jubah biru itupun berlari dengan ilmu peringan tubuh dan sekuat tenaga yang ada menuju rumah kediaman Long Wu dan Ming Yu. Dengan beribu kekhawatiran pria tua itupun tiba dan melihat musnahnya rumah rumah di desa Toyang dan melihat ratusan mayat yang sudah berbau busuk dan digigit oleh para burung pemakan bangkai. Lelaki tua itu berkata:" oh tidak siapa yang melakukan semua ini, sungguh kejam dsn terkutuk kauuu ba****n tunggu pembalasankuuuuu", suara teriakan lelaki tua itu terdengar keras. Lelaki tua itu dengan perasaan perasaan pilu bercampur rasa cemas pun menderu dalam dadanya, bagaimana tidak, dia hanya melihat mayat Long Wu anaknya dengan tubuh tanpa kepala, dan dengan sangat cepat pria tua itupun mengumpulkan mayat penduduk desa tersebut dan membuat 2 (dua) lobang besar dengan waktu singkat. Ya Lelaki tua itu bernama Long Chen, Dia merupakan Kultivator tingkat tinggi sehingga memiliki kemampuan untuk membuat pemakaman untuk penduduk desa dan anaknya dan anggota anggota klan Long yang sebelumnya saat hidup bertugas untuk menjaga kediaman tersebut.

Secepat mungkin lelaki tua itupun melesat menuju kearah hutan, setelah masuk kedalam hutan lelaki tua itu dengan ilmu pencari jejak yang dimilikinya, lelaki tua itu pun bergerak menuju goa kecil yang ada di bawah aliran sungai, dan kemudian segera memeriksa goa tersebut sesaat setelah sebelumnya lelaki tua itu membuka segel ilusi yang menyegel di goa tersebut. Lelaki tua itu pun akhirnya menemukan dan melihat sesosok anak kecil berumur 3 tahun sedang terbaring dan tertidur dengan keadaan lemah dan sangat memprihatinkan.

Diapun segera turun dan menggendong anak tersebut dan berucap lirih: " kasihan kau cucuku, suatu saat kita akan membalas dendam kedua orang tuamu ini kepada mereka yang juga telah berbuat kejam kepada seluruh nyawa para penduduk desa Toyang ini".

Sambil menggendong anak tersebut Lelaki tua itu pun meluncur kearah jurang dan menemukan tanda bahwa Ming Yu menantunya melompat kearah jurang. Dengan ilmu tingkat tinggi yang dimiliki oleh lelaki tua ini, dia pun menyusuri jurang dari pohon ke pohon hingga sampai kearah bawah jurang dan melihat tubuh Ming Yu yang sudah hancur dan memeluk mayat tersebut dan membuat makam ditepi jurang tersebut.

Dengan amarah yang meluap pria tua itu pun memutuskan untuk tinggal di bawah jurang tersebut bersama cucunya Long Fu.

2. Pelatihan.

Dengan segenap kemampuan yang dimilikinya lelaki tua yang bernama Long Chen ini pun secara disiplin dan teratur melatih Long Fu dengan sangat keras, dan kakek tua yang berumur 80 (delapan puluh) tahun itu pun tak terasa sudah melatih cucunya itu selama 4 (empat) tahun.

Long Chen berkata :" Long Fu cucuku semua ilmu yang kumiliki ada didalam cincin dimensi ku ini, jika kelak ajal keburu menjemputku, dan aku telah mati, maka pergilah ke arah barat dan keluarlah dengan segala usahamu dari jurang ini. Sudah waktunya kamu pergi dari tempat menyedihkan ini, ucap kakek itu kepada Long Fu."

Long Fu yang saat ini masih berumur 7 (tujuh) tahun itu pun dengan perasaan penuh kesedihan yang sangat mendalam segera memutuskan dengan cepat menjawab : " kakek, oh kakekku sayang kumohon tolong jangan tinggalkan Long Fu, ayah dan ibu telah tiada, siapa lagi temanku di dunia ini, kumohon hiduplah yang lama kakek untuk menemani Afu, ujarnya penuh memelas."

Pria tua yang sakit-sakitan itupun membalas dan menjawab: " oh cucuku Afu sudah seharusnya laki laki harus kuat menjalani kisah hidupmu, kakek sudah tak mampu lagi menjagamu, semua kemampuan dasar sebagai seorang Kultivator hebat sudah ku turunkan padamu adapun selanjutnya semua terserah takdirmu. Kakek sudah banyak mengalami pertarungan hidup dan mati makanya kakek lupa menjaga kesehatan karena semua obat yang seharusnya mengobati luka luka lamaku kuberikan kepadamu selama pelatihan ini. Aku juga mewariskan semua senjata saktiku kepadamu yang ada didalam cincin ini, tempuh lah jalur hidupmu dan balaskan dendam ayah-ibu mu kepada para kelompok bandit yang memusnahkan para penduduk di desa kelahiran mu." Dan makamkan lah aku di samping tempat menantuku. Semua yang diketahui oleh kakeknya tentang bandit tersebut telah dibagikannya kepada Long Fu melalui jurus pemindahan pikiran.

Kedua manusia yang merupakan kakek dan cucu itu saling memeluk erat dan hangat.

Long Chen:"Kakek hanya berpesan padamu sebelum membuat keputusan penting dalam balas dendam, kamu harus mengutamakan keselamatanmu terlebih dahulu, jika kelak bertemu lawan kuat kamu harus dapat kabur dari lawan yang kuat bagaimanapun caranya, dan jika lawanmu kalah jangan kasih ampun atau belas kasihan apapun, dan segera secepatnya kamu menghabisi semua musuhmu, agar roda dendam tidak kamu alami di dalam hidupmu."

Sesaat keheningan tercipta di tempat itu. Kemudian Long Chen berkata:"Afu juga harus tenang dan bijak dalam menjalani hidup, jika kamu nantinya sudah berada di daerah Barat, dan kamu dapat berjumpa atau bertemu dengan seorang manusia sakti dan orang kuat, maka kamu cepat berlutut dan meminta manusia itu sebagai gurumu, kemudian segera ber-gurulah dan pelajarilah semua hal-hal yang diajarkan dan beraaal dari gurumu, tapi jika tidak berhati-hatilah karena manusia itu lebih kejam dan buas daripada binatang." Pesan kakek tua tersebut pada anak berumur 7 (tujuh) tahun itu.

Seminggu lamanya kakek itu memberi segala nasihat dan petuah serta berbagai informasi penting dan sangat berguna kepada cucunya itu, sebelum kemudian akhirnya lelaki tua itu pun menghembuskan nafas terakhirnya.

Saat kematian tiba menjemput ajal Lelaki Tua itu, maka Long Fu menjerit dan menangis sekeras-kerasnya ditempat itu.

Long Fu:"kakek Long Chen, Kakek Long Chen bangunlah, jangan tinggalkan Afu, hu hu hu hu, kakek maafkan Afu tak mampu menjaga dan merawat kakek hu hu hu."

Long Fu terus menangis histeris, dan kemudian dia tersadar bahwa dia harus menghemat tenaganya untuk menjalankan pesan kakeknya.

Long Fu dengan gagah menerima cobaan hidup ini dengan lapang dada, kemudian Long Fu menempatkan makam Kakeknya disamping makam ibunya. Long Fu menggali Satu lobang tanah besar untuk menempatkan tubuh kakeknya pada makam itu, dan kemudian menggali satu makam di sebelah kiri makam Kakeknya dan menguburkan satu set pakaian lengkap milik ayahnya Long Wu, kemudian barulah makam ibunya berada. Long Fu menatapi ketiga makam yang ada ditempat itu, menaburkan bunga bunga liar, dan menempatkan batu-batuan kecil disekeliling makam untuk menandai lokasi ketiga makam itu berada.

Setelah itu Afupun meninggalkan tempat itu dengan perasaan sedih dan kecewa, karena saking sedihnya Long Fu pun mengabaikan segala nasihat kakeknya Long Chen dengan putus asa, Long Fu pun menyusuri jurang tersebut sampai jauh ke dasar tak berujung.

Saking sedihnya anak kecil itu tak lagi takut dengan makhluk-makhluk siluman penghuni yang ada di dalam dasar jurang tersebut.

Pertemuan dan perpisahan di dalam hidup dalam kehidupan manusia sungguh sangatlah aneh. Jika beruntung maka setiap orang dapat bersama dalam waktu yang lama. Sementara apa yang dialami oleh Long Fu sungguh sangat ironis sekali. Long Fu tidak banyak merasakan kehangatan

kasih sayang orang tuanya, bahkan saat ini kakeknya Long Chen sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat ini. Kini Long Fu sebatang kara hanya mampu berjalan dengan perlahan dan kosong mengikuti kakinya dan tatapan mata yang sayu.

Long Fu terus berjalan tak tentu arah, tanpa semangat Long Fu hanya dapat mengikuti tujuan kedua kakinya. Mental dan jiwa yang dimiliki Long Fu seakan terguncang gempa bumi

Keaadaan ini sangat menyedihkan bagi siapa saja yang mengalami hal ini.

Adapun tingkatan Kultivator di dunia Alam timur adalah sebagai berikut:

I. Ranah Kultivator tingkat Bawah :

Ranah kelahiran (tingkat 1 hingga tingkat 5)

Ranah tubuh Fisik ( tingkat 1 s/d 5)

Ranah Tubuh perunggu ( tingkat 1 s/d 5)

Ranah Tubuh perak (tingkat 1 s/d 5).

II. Kultivator tingkat Rendah :

Ranah Tubuh emas.( tingkat 1-5)

Ranah Jiwa perunggu. (tingkat 1-5)

Ranah Jiwa perak ( tingkat 1-5)

Ranah Jiwa Emas ( tingkat 1-5)

III. Ranah tingkat Menengah :

Ranah Prajurit ( tingkat 1-5)

2 .Ranah Jenderal ( 1-5)

Ranah kaisar (1-5)

4.Ranah Suci (1-5)

IV. Ranah tingkat tinggi :

Ranah Roh (1-5).

2.Ranah Dewa (1-5)

Ranah Dewa Raja (1-5)

4.Ranah Dewa Kaisar (1-5)

Adapun untuk Senjata, cincin, dan kitab:

1.senjata dan kitab tingkat perunggu.

2.senjata dan kitab tingkat perak.

3.senjata tingkat emas.

4.senjata tingkat Roh.

senjata tingkat legenda.

4.senjata tingkat Dewa.

adapun binatang buas, Siluman, Monster iblis, dan dewa:

tingkat Fisik.

2.tingkat Roh.

3.tingkat perunggu.

3.tingkat perak.(langka)

4.tingkat emas.(langka)

5.tingkat suci (sangat langka)

tingkat legenda.(sangat sangat langka)

7.tingkat abadi ( .....)

3. Menyusuri dasar Jurang hingga ke Lembah Merak.

Selama dua bulan penuh lamanya, Long Fu menyusuri jalan sempit yang ada di dasar jurang itu dengan pelan dan berhati-hati sekali hingga Long Fu pun sampai di tempat yang dekat menuju dinding berkabut. Diapun bertahan hidup hanya dengan memakan cacing, ikan berburu kelinci, kelelawar dan hewan-hewan kecil lainnya yang dapat ditemukan dan ada banyak terdapat di dasar jurang tersebut. Adapun untuk minum Long Fu hanya menggunakan air sungai. Anak kecil itupun sangat kurus dan sangat menyedihkan.

Didasar jurang sangat banyak ular-ular besar dan mahluk buas lainnya, akan tetapi Long Fu menghindar karena takut mengambil resiko untuk membunuh hewan buas yang juga terdapat ditempat itu yang kekuatannya ada di ranah emas tersebut. Karena sangat berhati-hati sekali dan selalu menghindari pertempuran yang dapat menyebabkan Long Fu terkena luka maupun racun, alasan Long Fu memilih menghindar adalah karena obat yang dimiliki Long Fu yang berada di dalam isi cincin dimensi yang ditinggalkan kakeknya sudah tidak ada lagi.

Long Fu merasa beruntung sekali bahwa dia mampu menemukan celah kecil di dinding berkabut ujung dasar jurang.

Akhirnya diapun melewati celah sempit tersebut dan kemudian tubuh-nyapun terjatuh ke danau yang ada di lembah yang terdapat di bagian bawah dasar jurang tersebut.

:"akhhhhh tidakkk, apakah ini akhir hidupkuuuuuuuu", Long Fu sambil berlinang air mata diapun hanya mampu berteriak-teriak sangat keras, jeritan dan terikan keras itulah yang dilontarkannya sesaat sebelum tubuhnya terjatuh dan terhempas ke danau di lembah itu.

Dengan tubuh mengambang dan tak sadarkan diri diapun ditemukan oleh seorang nelayan yang memancing di lembah tersebut. Sesosok Nelayan lelaki tua itupun membawa tubuh Long Fu yang tak sadarkan diri itu bergerak menuju ke suatu gubuk kecil, kemudian Lelaki Tua itupun bertindak cepat dan langsung memberikan energi spiritualnya kepada tubuh milik Long Fu. Satu jam lamanya Lelaki tua itupun menyalurkan energi spiritualnya kepada Long Fu sehingga pada akhirnya Long Fu secara bertahap mulai kembali sadar, dan diapaun akhirnya dapat selamat dari keadaan kritis yang mampu menghilangkan nyawa dirinya.

Sosok nelayan tua yang sudah berumur 90 (sembilan puluh) juta tahun itupun terlihat tenang, dan kemudian dengan pelan segera meninggalkan Long Fu sendirian berada di dalam kamar itu, :" akhirnya dia selamat, kasihan siapa anak itu?" desah si Nelayan Tua.

Sosok nelayan Tua itu adalah buronan dari dunia lain Di suatu Semesta yang lebih tinggi keberadaannya dari dunia Alam Timur yang merupakan bagian dari Semesta Alam. Dia adalah Maha Dewa Sang Penguasa Alam Bintang Fajar yang ada di Semesta lain.

Dengan kesaktian dan kekuatan yang sangat hebat, dia pun akhirnya berhasil memasuki dunia Alam Timur di semesta alam yang berada sangat jauh dari Semesta Bintang Fajar, dan tidak ada yang tahu bahwa dia adalah sosok yang paling diburu dan dicari oleh para Penguasa Semesta Bintang, saat peperangan teramat dahsyat yang pernah terjadi di Semesta lainnya. Meskipun berumur 90 (sembilan puluh) juta Tahun, dia masih terlihat seperti Lelaki tua yang berusia 60 tahun di dunia Alam Timur.

Kakek tua ini sangat sakti dan sangat kuat, dan merupakan entitas tertinggi di dunia Alam timur. Rumah berbentuk gubuk kecil itu sangatlah sederhana sekali, dan tidak mampu untuk menarik mata siapapun yang memiliki kesaktian, dan tak ada satupun manusia yang ada di sekitar Lembah Merak, karena Lembah Merak hanyalah berisi binatang buas, siluman, Monster iblis, dewa golongan rendah dan golongan menengah yang tingkatannya ada di ranah tingkat suci dan legenda saja.

Tak ada yang tahu dan dapat menyangka bahwa di lembah ini ada terdapat 100 (seratus) dunia kecil yang dimiliki oleh kakek tua itu. Karena seluruh lembah ini sudah terpasang dan sudah di kelilingi oleh Formasi sihir tingkat Maha Dewa yang tak dapat dimasuki oleh manusia manapun. Kakek tua yang tenyata bernama Wu Tian itupun heran, mengapa Long Fu bisa masuk Lembah Merak, dan mengapa tubuh manusia biasa miliknya itu tidak hancur terkena racun yang terdapat di susunan Formasi yang terpasang pikirnya.

Apakah anak ini ditakdirkan menjadi penerus-ku yang suatu saat dapat menggemparkan Semesta. Tetapi dia sangat berhati-hati dalam meneruskan warisan ini karena jika salah memilih pewaris maka seluruh dunia kecil bagian Semesta Bintang Fajar akan hancur, adapun 100 (seratus) dunia kecil itu semua disegel oleh kakek tua tersebut, yang isinya hewan hewan siluman, Monster dan pasukan pasukan dewa maupun Iblis yang berisi milyaran. Dia adalah kepingan Jiwa terakhir yang tidak hancur oleh musuhnya di Semesta lain.

Pada keesokan harinya, Long Fu pun akhirnya tersadar dan dia segera bangun, dan merasa heran tentang tempat itu.

Dengan seketika Long Fu merasakan perasaan lapar yang teramat sangat, maka kemudian dia-pun keluar dari dalam kamar, dan Indra penglihatannya seketika melihat sosok kakek tua yang seluruh badannya dapat tertidur sangat pulas di atas tali kecil nan tipis yang terbentang di dalam gubuk itu.

Long Fu :"Kakek ada dimana aku?", kemudian lanjut Long Fu berkata:" sebelumnya terima kasih atas kebaikan kakek sudah menolongku", ucapnya dengan kata-kata yang sangat pelan dan lembut. kemudian Kakek itupun hanya tersenyum dan berkata :"tiidak apa-apa nak, apakah kamu lapar?" Kakek misterius itupun lantas segera menyuguhkan dan memberikan makanan yang enak-enak, hanya dengan menjentikkan jarinya, sehingga tanpa sungkan kakek tua dan Long Fu pun kemudian makan bersama di atas meja batu yang terdapat di dalam gubuk itu.

Setelah perut Long Fu sudah merasakan kenyang, karena masih memiliki rasa penasaran maka Long Fu memberanikan diri bertanya :"Kakek apakah saya berada di surga ataukah sudah berada di Neraka?, dan mengapa kakek membawaku kesini?".

Kakek itupun seketika tertawa:" ha ha ha ternyata orang yang hidup merasa mati dan yang mati merasa hidup". Karena masih tergolong anak-anak Long Fu dengan polosnya pun turut tertawa juga:" ha ha ha meskipun aku mati ataupun hidup tetapi aku bahagia masih bertemu dengan kakek Yama yang baik."

Wu Tian :"apakah kamu tidak takut padaku anak kecil?" tanya nya kepada Long Fu.

Long Fu:" sekalipun aku takut apakah ada bedanya kakek?, saat hidup juga Afu hanya hidup sendirian, sekarang Kakek memberikan makanan enak buatku, apakah kematian sangar menakutkan buatku yang tidak memiliki siapapun lagi".

Karena merasa kasihan kakek itupun kemudian menjelaskan secara singkat bahwa Long Fu tidak mati, tapi yang mati adalah dirinya, Wu Tianlah yang telah lama mati dan wujudnya ini hanyalah merupakan suatu kepingan Jiwa terakhir saja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!