NovelToon NovelToon

PENYESALAN MANTAN SUAMI

BAB 1

Sintia menatap nanar melihat suaminya merapihkan bajunya untuk dimasukin kedalam tasnya, Sintia kaget tiba-tiba ada yang dorong badannya sampai jatuh ke lantai.

"Haduh sakit sekali, apa bisa bersikap normal kamu?" tanya Sintia kesal melihat perempuan didepannya, seenaknya dorong badannya Sintia.

"Maksudnya apa hah, Perempuan culun jangan melihat calon suami saya seperti itu, jangan berharap Kiki akan kembali ke kamu, Mas sudah selesai belum?" tanya Winda sambil melihat Kiki, terus kembali Winda menatap Sintia dengan tatapan sinis.

"Sudah sayang yuk pergi, Mas juga malas berlama-lama sama perempuan culun ini cuman bikin malu Mas saja." ucap Kiki langsung pegang tas berisi bajunya yang sudah selesai dirapihkan.

"Mas kenapa tega seperti ini Mas, apa salah aku sampai Mas tega mengkhianati pernikahan kita Mas?" tanya Sintia sambil nangis tidak mengerti, kenapa suaminya bisa tega seperti ini meninggalkan dirinya seenaknya begini.

"Salah kamu, sudah miskin dan jelek lagi menyesal saya menikahi kamu mengerti, Kalo bukan karena permintaan keluarga tentunya saya tidak mau menikah sama perempuan culun seperti kamu, bikin malu dan tidak berguna!" bentak Kiki menatap sinis kearah Sintia.

"Sudah dengar kan apa yang dikatakan Mas Kiki, jadi jangan harap bisa menjadi istrinya Mas Kiki lagi kamu perempuan culun!" bentak Winda menatap sinis kearah Sintia.

Winda dorong badannya Sintia sampai jatuh dan langsung ajak Kiki pergi, karena sudah selesai urusannya dirumahnya Sintia.

Sintia nangis melihat suaminya pergi begitu saja sama perempuan lain, keluar dari kamarnya dan tidak ada usaha sama sekali untuk membatalkan rencananya untuk meninggalkan dirinya.

**

Sintia setelah kepergian suami dan selingkuhannya, langsung siap-siap ke rumah sahabatnya karena cuman sahabatnya lah yang menjadi tempat Sintia berbagi kesedihan.

Sepuluh menit kemudian Sintia sampai dirumah sahabatnya, Sintia langsung masuk kedalam rumah cukup besar dan mencari keberadaan sahabatnya.

"Sintia kenapa mata kamu bengkak? Apa yang dilakukan Kiki sama kamu sampai nangis begitu?" tanya Wulan sahabat Sintia, kaget melihat matanya sembab.

"Mas Kiki meninggalkan saya Wulan, dia pergi sama perempuan lain dan ternyata selama ini Mas Kiki sudah punya pacar." ucap Sintia berusaha tidak nangis lagi.

"Laki-laki sial itu, kamu sekarang ke kamar saya saja yuk istirahat di sana dan kita bikin dia menyesal sudah seenaknya meninggalkan kamu." lanjut Wulan yang punya rencana, bantuin Sintia balas sakit hati sahabatnya.

"Caranya bagaimana Wulan?" tanya Sintia bingung karena sahabatnya tiba-tiba punya ide.

"Nanti kita bahasnya oke." lanjut Wulan langsung tarik tangannya Sintia, untuk jalan ke kamarnya karena Wulan ingin merubah penampilan Sintia dulu sebelum  menjalankan rencana balas dendam.

Sintia yang tangannya dipegang Wulan ikut saja jalan menuju kamarnya Wulan dan penasaran rencana apa yang ingin Wulan lakukan untuk kerjain Kiki.

**

Kiki dan Winda masuk kedalam rumah, yang diam-diam Kiki beli tanpa sepengetahuan Sintia selama ini.

"Sementara kita tinggal disini sayang, dua hari lagi baru kita ke rumah Dek Winda untuk melakukan pernikahan sayang." ucap Kiki yang tidak sabar, menghalalkan pernikahannya sama Winda.

"Kita nikah sirih Mas, Kenapa tidak nikah resmi saja sih dan Mas tinggal menceraikan Sintia Mas dari pada Mas gantung status sama perempuan itu tapi kita nikah sirih!" protes Winda kesal karena harus menerima kenyataan, dirinya menikah secara agama saja tidak bisa secara agama dan negara.

"Tidak bisa sayang, keluarga Mas banyak hutang ke keluarga Sintia dan Mas menikahi Sintia supaya tidak diungkit soal hutang orang tua Mas ke kelurga Sintia katanya jika kita menikah mereka tidak akan nagih terus bahkan mereka rela menunggu sampai keluarga Mas bisa bayar sampai lunas." penjelasan Kiki, Kiki rela nikahi gadis culun demi bantuin orang tuanya, tapi setelah menikah Kiki tidak pernah membuat Sintia bahagia sama sekali.

"Sampai kapan Mas, Memangnya berapa sih hutang keluarga Mas ke mereka?" tanya Winda penasaran.

"Lima ratus juta sayang, sudah tidak masalah sayang kita menikah sirih yang penting kan kita saling mencintai terus Mas lebih sering disini dari pada dirumahnya Sintia kan." lanjut Kiki langsung pegang tangannya Winda, supaya calon istrinya tidak kesal karena nikah cuman nikah sirih saja.

"Baik lah Mas, gila hutang sebanyak itu mereka bisa legowo cuman karena kalian nikah saja." lanjut Winda pasrah dan juga tidak menyangka, jika keluarganya Kiki punya hutang sebanyak itu.

Winda ikutin langkah Kiki masuk kedalam kamar untuk istirahat, Winda jadi ragu untuk menjadi istrinya Kiki takut hidup susah tapi disisi lain Winda sangat mencintai Kiki dan tidak mau kehilangan orang yang dicintainya.

**

Sintia ikutin keinginan Wulan untuk makeover penampilan dan merias wajahnya supaya terlihat lebih cantik dan feminim.

"Kamu aslinya cantik Sintia kenapa tidak mau makeup sama sekali sih, justru berpenampilan culun seperti ini coba aneh kamu tuh!" protes Wulan kesal dan heran kenapa sahabatnya tidak mau berpenampilan cantik.

"Iya Wulan saya menyesal sekali, setelah cantik dan feminim seperti ini, saya akan bikin hubungannya Kiki sama perempuan itu hancur sama seperti yang dilakukan Kiki ke saya sekarang." ucap Sintia yang tidak terima, Kiki bahagia sama pacarnya setelah Kiki mencampakkannya seperti ini.

"Bagus itu biar Kiki tidak menyepelekan hati perempuan lagi, cukup kemarin kamu bodoh mau dipermainkan sama dia selanjutnya jangan mau." lanjut Wulan setuju.

"Iya sudah kita lanjut belanja kalo begitu Wulan, kita beli beberapa baju feminim lagi supaya mendukung penampilan baru saya." lanjut Sintia yang tidak sabar mau kerjain Kiki.

Sintia tidak akan diam saja membiarkan Kiki bahagia sama pacarnya, setelah Kiki pergi seenaknya meninggalkan dirinya dirumahnya begitu saja kemarin.

BAB 2

Sintia terima ajakan Wulan untuk kerja di perusahaan interior miliknya supaya Sintia punya pengalaman kerja dan juga punya penghasilan sendiri, supaya tidak minta ke orang tua karena Sintia tidak ingin orang tuanya tahu masalah rumah tangganya.

"Terimakasih iya Wulan sudah menawarkan saya kerja disini, membuat saya ada pengalaman kerja juga." ucap Sintia senang karena akhirnya merasakan kerja juga.

"Sama-sama Sintia, sesama temen kan memang harus saling membantu kan, sudah yuk masuk kedalam perusahaan saya supaya bisa kenalan sama karyawan saya." ucap Wulan langsung buka sabuk pengaman mobilnya.

Wulan turun duluan dari mobil disusul sama Sintia disampingnya, Wulan senang sekali bisa bantu sahabatnya seperti ini karena Sintia jarang sekali minta tolong jika butuh bantuan orang lain.

**

Kiki mendadak merasa pusing, karena Winda ingin dirumahnya ada ART karena malas merapihkan rumah.

"Tapi Dek, Mas ingin sekali melihat Dek Winda merapihkan rumah ini, cuci baju, dan masak sayang. Mas bisa bantuin Dek Winda setiap hari libur kerja sayang, jadi tidak usah ada ART iya sayang." bujuk Kiki supaya calon istrinya tidak manja.

"Tidak mau Mas, Aku tidak mau badan aku basah karena keringat apa lagi bau sayang, belum lagi tangan aku jadi kasar karena sering cuci baju walaupun pakai mesin cuci, apa Mas mau aku jadi jelek seperti Sintia sayang?" tanya Winda menatap Kiki dengan kesal, karena calon suaminya tidak mau turutin keinginnya untuk cari ART.

"Iya tidak mau sayang, aku mau Dek Winda seperti ini sayang wangi, cantik, dan tangannya halus sayang. Baik lah Mas akan cari ART kalo begitu." lanjut Kiki akhirnya menerima keinginannya Winda, Kiki berfikir jika Winda repot merapihkan rumah takutnya tidak bisa merawat dirinya supaya terlihat cantik dan wangi.

Winda senyum senang karena Kiki mau turutin keinginannya ada ART, jadi Winda bisa santai dirumah tanpa harus pegang sapu sama sekali.

**

Sintia menyerahkan hasil desain rumah buatannya ke Wulan, Sintia yang bisa membuat desain rumah dapat dengan mudah mengerjakan pekerjaan yang dikasih sama Wulan.

"Bagaimana bagus kan?" tanya Sintia penasaran.

"Sangat bagus, rapih, dan harganya juga terjangkau Sintia. Oke deh saya terima desain rumah yang kamu buat." ucap Wulan bangga sama Sintia, karena sahabatnya bisa kerjain pekerjaan yang dikasihnya dengan cepat dan rapih.

"Alhamdulillah berhasil, terimakasih pujiannya Wulan insya Allah saya bisa menjalankan pekerjaan saya dengan baik dan benar tanpa mengecewakan kamu sama sekali." lanjut Sintia percaya diri, mampu kerjain pekerjaannya dengan baik tanpa mengecewakan Wulan.

Sintia akan sungguh-sungguh dalam bekerja, karena Sintia tidak mau mengecewakan sahabat baiknya.

**

Kiki siap-siap berangkat kerja, Kiki berharap bisa bayar gaji ART dan memenuhi kebutuhan hidupnya juga bisa memenuhi kebutuhannya Winda, walaupun gajinya tidak lebih dari lima juta semoga cukup untuk semua kebutuhannya.

"Dua hari lagi Mas libur kerja, kita akan ke rumah orang tua Dek Winda iya sayang kita nikah dirumah Dek Winda iya sayang." ucap Kiki sambil pakai kemeja.

"Iya sayang, apa kita ada resepsi pernikahan sayang?" tanya Winda sambil memperhatikan Kiki siap-siap.

"Ada tapi sederhana saja iya sayang, yang penting setelah nikah kita langsung bulan madu ke Bali empat hari mau kan!" tolak Kiki yang tidak ingin menghamburkan uang.

"Huh dasar cowok pelit, baik lah Mas yang penting kita jadi nikah saja Mas!" protes Winda kesal, karena Kiki tidak mampu biayai resepsi pernikahannya.

Winda balik badan dan meninggalkan Kiki yang siap-siap untuk berangkat kerja, Winda semakin kesal sama Kiki yang tidak bisa memberikan resepsi pernikahan seperti orang-orang.

Kiki cuman bisa diam saja mendengar protesnya Winda, karena Kiki tidak ada niat sama sekali untuk bikin resepsi pernikahan.

BAB 3

Sintia yang kenal baik sama atasannya Kiki, langsung membuat janji untuk ketemu di cafe cinta karena Sintia ingin kerjain Kiki, sekaligus membuat Kiki kehilangan pekerjaannya.

"Ini beneran Sintia istrinya Kiki yang culun itu?" tanya Atasannya Kiki, menatap Sintia dengan tatapan tidak percaya.

"Iya Pak benar, silahkan duduk Pak." ucap Sintia dengan ramah.

"Maaf bukannya anda culun kan dan sekarang cantik seperti ini, apa Kiki yang minta anda merubah penampilan sampai secantik ini?" tanya Alex atasan Kiki kagum, melihat penampilan Sintia yang jauh beda.

"Bukan Pak karena keinginan saya sendiri, terus maksud saya minta ketemu sama anda disini mau minta tolong Pak." lanjut Sintia yang berusaha fokus sama tujuan awal, ketemu sama atasan suaminya.

"Minta tolong apa?" tanya Alex penasaran sama permintaan istrinya Kiki.

Alex melihat Sintia tanpa berkedip sama sekali, karena terpesona sama kecantikan Sintia yang sangat beda saat dirinya terakhir ketemu sama Sintia dulu.

Sintia berusaha tidak marah melihat laki-laki didepannya ini, tidak berkedip memandangi dirinya yang terlihat cantik dan lebih feminim.

**

Winda melihat ART nya mulai sapu rumah, membuat Winda siap-siap pergi karena bosan dirumah saja selama Kiki kerja.

Winda setelah rapih dan terlihat lebih cantik, langsung jalan ke arah Bik Sum karena mau pergi sama temen kencan.

"Kerja yang bener iya Bik, saya tinggal sebentar iya dan saya percayakan rumah ini sama Bibik sampai bersih dan rapih." ucap Winda terpaksa mempercayai rumahnya sama orang asing, sejujurnya terpaksa karena Winda ingin pergi supaya tidak bosan dirumah seharian.

"Baik Bu, insya Allah saya bisa dipercayai Bu tenang saja." ucap Bik Sum percaya diri, Bik Sum tidak akan macem-macem karena ditinggal majikannya pergi dan dirumah seorang diri.

"Iya sudah saya pergi kalo begitu." lanjut Winda langsung pergi.

Winda langsung jalan menuju pintu rumah, jalan menghampiri seorang laki-laki yang sudah menunggu Winda didepan rumah sambil pakai mobil.

**

Sintia senang sekali karena atasannya Kiki setuju, untuk pecat Kiki dari kantornya apa lagi kinerja suaminya sangat buruk membuat atasannya tidak ragu menerima keinginannya Sintia.

"Saya ucapkan terimakasih banyak Pak, karena mau pecat Kiki dari kantor anda tapi saya minta maaf karena urusan pribadi harus mengorbankan pekerjaannya Kiki dan mengharuskan dia dipecat." ucap Sintia merasa tidak enak, karena minta tolong keluarkan Kiki dari kantornya Alex.

"Santai saja Sintia, orang seperti Kiki memang harus dikerjain sekali-kali, lagian dia juga jarang masuk kerja alasannya Sintia sakit membuat Kiki jarang masuk kerja." ucap Alex Atasannya Kiki terus terang.

"Pantas saja jarang ada dirumah, bilang sama saya lembur setiap hari membuatnya harus nginep di kantor ternyata semuanya hanya bohong." lanjut Sintia yang baru ingat, jika suaminya jarang pulang ke rumah ternyata bukan karena lembur pasti untuk temui pacarnya setiap hari.

Sintia mendadak menjadi jijik sama Kiki, apa lagi saat Sintia baru sadar suaminya sering pulang beberapa hari, pasti suaminya sudah melakukan dosa besar sama pacarnya selama ini.

**

Kiki kesal sekali karena motornya tiba-tiba berhenti saat dikendarai, membuat Kiki harus mencari bengkel untuk memperbaiki motornya.

"Duh panasnya, kenapa harus mati mendadak seperti ini sih astaga!" protes Kiki kesel, karena harus urus motornya sebelum berangkat ke kantor.

Kiki dorong motornya demi mencari bengkel yang sudah buka di jam sepagi ini, terpaksa Kiki terlambat lagi datang ke kantor karena motornya mendadak mati.

Kiki kesal sekali karena tidak ada siapapun, yang menawarkan pertolongan supaya Kiki tidak lama mencari bengkel.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!