Hello readers sayang.
aq coba bkin novel melowromance lg
semoga bisa diterima sm kalian
ksih dkungan buat kryaku
dengan like,komen,☆and♡
Hapyy reading n smoga kalian suka
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sebuah pesta megah digelar ditepi pantai Carita Anyer. Kedua mempelai begitu bahagia, dengan senyum yang terus menghiasi bibir mereka.
Hari ini Yusril begitu bahagia karena akhirnya hari yang dinantikannya akan segera tiba. Selama empat tahun menjalin kasih dengan Kimmy, Yusril tak pernah menyentuh Kimmy melebihi pegangan tangan dan mencium pipi. Mereka sepakat akan melakukan ciuman pertama mereka dimalam pertama pernikahan.
Diantara senyum bahagia mereka berdua, terselip senyum jahat dari adik perempuan Yusril, Dinar Sisilya. Ia begitu membenci Kimmy yang sekarang menjadi kakak iparnya. Dia sudah merencanakan sesuatu yang jahat untuk Kimmy. Dia menyelinap masuk ke kamar pengantin Kimmy, bersama seorang lelaki bayaran.
Dinar menaruh dendam pada Kimmy, karena Kimmy selalu menjadi perhatian semua pria. Wajah cantik Kimmy yang memiliki mata oval dengan bulu mata yang lentik. Pipi Kimmy memiliki warna merah muda alami bahkan tanpa blush on, bibir tipis merah muda itu selalu menghiasi setiap hayalan pria yang melihatnya.
Tak terkecuali kekasihnya Dinar, Izham. Dia selalu saja membandingkan penampilan Dinar dengan Kimmy. Kimmy selalu memakai baju sederhana dan rapi, sedangkan Dinar berbanding terbalik dengan Kimmy, Dinar senang sekali berdandan dengan make up tebal dan pakaian yang terlalu terbuka. Puncaknya Dinar diputuskan oleh Izham, karena mereka tak pernah sepemahaman.
"Nanti saat Kimmy sudah tidur, kamu buka baju dan tidur disampingnya. Sekarang kamu sembunyi dulu dibawah ranjang!"
"Ok. Mba janji ya! Jangan sampai saya dilaporkan ke polisi dan dipenjara!"
"Tenang saja. Saat wanita menyebalkan itu sudah diusir oleh keluargaku, saat itulah aku transfer 10 juta ke rekeningmu. Sudah cepat sembunyi!"
Dinar keluar dari kamar itu dan kembali bergabung dengan para tamu undangan. Dinar menaruh sedikit obat tidur pada gelas jus dan menghampiri Kimmy.
"Kakak ipar, ini minum dulu!"
"Terima kasih, Dinar."
"Sama-sama. Oh ya, kak Yusril mana?"
"Dia sedang bersama temannya."
"Oh."
Kimmy merasa sedikit pusing dan tubuhnya limbung.
"Eh, kak. Kenapa?"
"Sepertinya aku masuk angin. Anginnya kencang sekali," jawab Kimmy.
"Sepertinya begitu. Maklum saja namanya tepi pantai. Aku antar kakak ke kamar kalo begitu. Nanti biar aku yang pamit pada kak Yusril."
"Ehm ... baiklah. Terima kasih."
Dinar tersenyum licik dan memapah Kimmy. Sampai dikamar pengantin, Kimmy sudah tertidur karena efek obat yang Dinar berikan. Dinar mengganti baju pengantin Kimmy dengan baju tidur, dia meneteskan darah palsu. Dia meneteskannya sedikit dikasur dan sedikit dibaju bagian belakang Kimmy.
Setelah selesai, dia menyuruh pria bayarannya itu keluar dari bawah ranjang dan membuka bajunya. Pria itu berbaring disamping Kimmy. Dinar memotretnya dan mengirimkannya ke nomor kakaknya Yusril dengan nomor sekali pakai. Dia membuang sim cardnya setelah mengirimkan foto Kimmy. Dinar keluar dari kamar dan menyuruh lelaki itu bersiap siap karena Yusril sebentar lagi pasti datang.
Di tempat resepsi, Yusril menerima pesan gambar. Dia melihatnya dan dengan emosi yang memuncak dia membanting gelas wine yang sedang di pegangnya. Gelasnya tidak pecah karena terjatuh ke pasir, tetapi kemarahan Yusril sontak membuat orang tua Yusril dan Kimmy heran. Yusril melangkah dengan cepat ke kamarnya.
Braakkk!
Yusril membuka pintu kamar dengan kasar. Aini ibunya Kimmy menutup mulutnya, saat ia melihat Kimmy yang tidur dengan pria asing. Yusril mengambil air dari kamar mandi dan menyiram mereka berdua.
"Aakkhhh!"
Kimmy terbangun dengan linglung. Dia menatap sekeliling dengan heran, kenapa begitu banyak orang dikamar itu. Keluarganya dan keluarga dari Yusril memandang tak percaya pada Kimmy. Kimmy melihat mata Yusril begitu berkilat penuh kemarahan.
"Siapa dia. Kenapa kamu tidur dikamar pengantin kita dengan pria lain?"
Yusril membentak Kimmy. Kimmy turun dari ranjang dan menjauh dari pria asing, yang sama sekali tidak dikenalnya. Pria itu mencari celah untuk kabur. Saat Yusril menyeret Kimmy keluar kamar, pria itu kabur lewat jendela.
"Mas ... aku gak tahu kenapa aku bisa tidur dengan dia. Percayalah padaku mas! Aku tadi ke kamar karena merasa pusing. Aku tidak tahu siapa dia, dan kapan dia masuk. Ini salah paham mas." Kimmy mencoba menjelaskan.
"Salah paham? Sekarang aku tanya, kalau memang kamu tidak melakukan apa pun dengan pria itu, apa kamu bisa jelasin darah yang ada di kasur, dan juga yang ada di bajumu?"
"Aku yakin ini bukan darahku mas! ini bukan darah keperawananku. Aku masih suci," jawab Kimmy.
"Apa kau sedang datang bulan?"
"Tidak. Tapi darah ini sungguh bukan darahku. Kalau ini darah keperawananku, kenapa aku tidak merasakan apapun? Mas aku pasti sudah difitnah."
"Siapa, siapa orang yang mau memfitnahmu, tidak usah banyak bicara, pergi dari hadapanku!"
"Mas hiikkss hikkss ... kita baru saja menikah jangan ceraikan aku mas!"
"Aku tidak akan menceraikanmu, aku akan biarkan kau hidup sebagai janda bukan, wanita bersuami pun bukan. Aku tidak akan membiarkanmu bahagia dengan menikahi pria lain, PERGI!" Yusril mengusir Kimmy dengan kasar di depan banyak orang.
Yusril menutup pintu Villa. Kimmy terus menangis menggedor gedor pintu, tetapi Yusril terlalu emosi dan kecewa. Selama ini Yusril bahkan tak pernah mencium bibir Kimmy. Bagaimana mungkin setelah menikah, Kimmy justru digagahi orang lain.
Aini membawa Kimmy pergi dari Villa yang Yusril sewa sebagai tempat menginap mereka.
"Ma ... aku tidak salah ma, aku tidak melakukannya, hikkss hikkss."
"Hikkss sudah nak, sudah. Mama percaya, anak mama bukan wanita seperti itu," ucap Aini menghibur Kimmy.
"Kita pulang saja, paman dan bibi sudah menunggu di mobil. Kita pergi dari sini dulu, saat emosi Yusril sudah reda kita bicara lagi padanya!"
Kimmy berjalan dengan lemah ke parkiran mobil. Doni dan Armila menatap kasihan pada Kimmy. Hari pernikahan yang seharusnya menjadi moment bahagia itu, justru menjadi kisah memilukan untuk Kimmy. Karena Kimmy merasa kecewa pada Yusril yang tak mempercayainya, Kimmy memilih pindah bersama keluarganya dari rumah mereka. Sebulan kemudian Yusril mengetahui jika itu adalah ulah adiknya Dinar. Yusril mendengar dia bicara dengan temannya dalam kamar, saat temannya Dinar menginap. Yusril segera mencari Kimmy ke rumahnya tapi Kimmy ternyata sudah pindah.
Yusril mencarinya di supermarket tempat Kimmy bekerja sebagai manager, tetapi dia juga sudah pindah kerja. Yusril jadi pemarah setiap kali melihat adiknya. Seperti hari ini, Dinar melarang kakaknya membanting-banting perabotan.
"Kak, kakak kenapa sih?"
"Diam, dan pergi dari hadapanku!"
"Apa salahku? Kakak sudah seminggu ini selalu marah-marah padaku!" Dinar terisak dibentak oleh Yusril.
"Kau masih bertanya? Apa salahmu tentu kamu tahu dengan jelas!"
Dinar pergi dari hadapan kakaknya dengan menangis, karena Yusril terus membentaknya. Setelah Dinar pergi, Yusril pergi ke kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya dibawah shower tanpa melepas pakaiannya.
***1tahun kemudian
Tap! Tap! Tap!
Aini melangkah menaiki tangga menuju lantai dua, untuk membangunkan putrinya.
"Kim, sayang, katanya hari ini ada wawancara kerja? Ayo bangun!" Aini mengetuk pintu dan terus memanggil Kimmy.
Ceklek!
Kimmy membuka pintu. Dan ternyata Kimmy sudah siap dengan kemeja putih dan rok ketat hitam sebatas lutut. Seminggu yang lalu, Kimmy memutuskan untuk mulai bekerja kembali. Setahun yang lalu, setelah diusir suaminya di pesta pernikahan, Kimmy langsung dibawa pindah oleh Aini ke tempat paman dan bibinya. Sebulan kemudian, Aini menjual rumah mereka dan membeli rumah sederhana, yang cukup nyaman, tak jauh dari rumah Doni dan Armila, paman dan bibinya Kimmy.
Armila dan Aini adalah saudara tiri. Namun berbeda dengan kisah saudara tiri yang sering orang bicarakan. Armila dan Aini sangat akur, hingga tak ada yang menyangka sama sekali jika mereka hanya saudara tiri.
"Kamu sudah siap? Ibu pikir belum bangun. Ya, sudah, sana sarapan! Okan sudah nungguin dari tadi," ucap Aini.
Okan adalah anak angkat Armila dan Doni. Dia selalu ke rumah setiap pagi untuk menjemput Kimmy pergi ke rumah makan milik paman dan bibinya Kimmy. Selama ini Kimmy bekerja disana untuk membantu paman dan bibinya. Setelah hari itu, Kimmy menjadi malas mendengar kata pernikahan.
Kimmy tidak ingin terlambat pada wawancaranya hari ini. Seminggu yang lalu Kimmy lolos wawancara tahap pertama, hari ini wawancara tahap kedua sekaligus penentuan diterima tidaknya Kimmy di perusahaan yang bergerak dibidang fashion itu.
"Kan, sudah sarapan?"
"Sudah, Kim."
"Yuk, langsung berangkat!"
"Gak sarapan dulu?"
"Tidak, aku takut terlambat," ucap Kimmy.
Okan pun tidak banyak bertanya lagi. Mereka pun segera melaju ke gedung KK fashion. Sampai dipintu utama gedung KK fashion. Kimmy turun dari mobil.
"Terima kasih, Okanku."
"Sama-sama, Kimmyku."
Kimmy masuk kedalam gedung dan langsung menuju ke ruang tunggu interview.
Di loby, Yusril berjalan diikuti para bawahannya. Lili asistennya menyapa sang Presdir.
"Selamat pagi, Presdir."
"Pagi. Bagaimana dengan orang yang akan jadi asisten pribadiku?"
"Minggu lalu sudah ada beberapa yang lolos interview, hari ini tahap kedua interview. Siang nanti, saya rasa sudah keluar hasilnya."
Yusril beserta anak buahnya masuk kedalam lift. Lili menekan tombol angka 7. Didalam lift, Lili menyerahkan daftar 5 orang yang menjadi calon asisten pribadi Yusril.
"Oh, ya pak. Ini daftar 5 orang yang akan interview hari ini."
Yusril melihat satu persatu surat lamaran pelamar pekerjaan itu. Saat di lembaran surat lamaran paling bawah, mata Yusril melebar.
"Kimmy Kandrina, itu kamu kah?" gumam Yusril dalam hati.
Yusril melihat foto yang tertempel dibagian atas kertas. Senyum simpul tercipta dari bibirnya. Ternyata takdir mempertemukannya kembali dengan Kimmy. Selama setahun Yusril mencarinya kemana-mana, hari ini, tanpa diduga Yusril bisa bertemu kembali dengan istrinya.
"Lili," panggil Yusril.
"Ya, Presdir."
"Eliminasi yang lain! Pilih Kimmy Kandrina sebagai asisten pribadiku. Yang lain, terima mereka sebagai karyawan biasa, jika mereka bersedia. Yang tidak bersedia, biarkan mereka mencari pekerjaan di tempat lain!"
"Baik, Presdir."
Ting!
Lift berhenti dan terbuka dilantai 7.
Bawahannya sudah masuk ke ruang kantor mereka masing-masing. Yusril diikuti Lili, masuk kedalam ruang kantornya. Yusril duduk dikursi dan Lili berdiri menunggu perintah darin Yusril.
"Lili, selama sebulan saya harus mengurus bisnis cabang di Singapore. Selama saya tidak ada, kamu bawa Kimmy ke rumah saya dan ajari dia menjadi asisten pribadi yang berkualitas dan satu lagi, singkirkan semua foto saya di rumah sebelum membawa Kimmy ke rumah. Jangan biarkan dia tahu jika saya adalah bosnya, mengerti!"
"Mengerti, Presdir."
"Pergilah ke ruang interview, biarkan wawancaranya tetap dilakukan. Tapi katakan pesanku pada mereka!"
"Baik, Presdir. Saya permisi," pamit Lili. Lili pergi ke lantai 2, tempat interview. Setelah Lili keluar dari ruangannya, Yusril memanggil sekertarisnya lewat pesawat telpon.
Kriing! Kriing!
"Halo, Presdir."
"Ke ruangan saya, sekarang!"
"Baik."
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!"
"Presdir."
"Sudah kamu siapkan semua keperluan untuk pergi ke Singapore?"
"Sudah Presdir, semua sudah saya siapkan, penerbangan pesawat bapak takeoff jam 10 pagi."
Yusril melihat jam di tangannya. Jam berwarna hitam itu hanyalah jam seharga seratus ribu dan sangat disukainya. Meski terkadang banyak teman bisnisnya menawarkan membelikannya jam, tapi dengan tegas dia berkata jam yang dipakainya lebih mahal dari jam rolex harga jutaan. Itu adalah jam yang dibelikan oleh Kimmy saat ulang tahun pertama masa pacaran mereka, itulah mengapa, jam itu sangat berarti untuknya.
"Ini sudah jam delapan, kita berangkat sekarang saja. Saya tidak suka terlambat, saya lebih suka menunggu daripada membuat orang lain menunggu."
"Baik, Presdir. Silakan!"
Yusril pun keluar dari ruang kantornya setelah menyembunyikan fotonya di laci meja kerjanya dan menguncinya. Mereka menaiki mobil hitam milik Yusril.
Lili sudah menyampaikan pesan Yusril pada tim HRD yang akan menginterview. Setelah itu Lili memanggil taxi dan pergi ke rumah besar milik Yusril, untuk menyimpan dan menyembunyikan foto Yusril di dalam gudang.
Di ruang interview, Kimmy adalah peserta interview terakhir. Sudah peserta ke empat yang masuk kedalam ruang interview. Kimmy menjadi semakin gugup karena saat peserta keempat keluar nanti tibalah giliran Kimmy. Peserta interview keempat sudah keluar.
"Selanjutnya, Kimmy Kandrina!"
Panggil seorang wanita dari depan pintu ruang interview. Kimmy menghirup nafas dalam lalu berdiri.
"Saya, Bu."
"Masuk!"
Kimmy sudah masuk dan duduk ditengah tengah ruang interview. Ada tiga orang yang akan menginterview Kimmy. Kimmy duduk tegap di kursi peserta interview
"Kimmy Kandrina."
"Benar, Pak."
"Pernah bekerja sebagai Manager pemasaran supermarket?"
"Iya, benar Bu. Sebelum saya menikah."
"Kamu sudah menikah? apa suami mengijinkan anda bekerja?"
"Ehm ... itu. Suami saya tidak pernah pulang."
Kimmy kebingungan menjawab, akhirnya dia asal menjawab. Mereka memberikan keputusan hasil wawancara saat itu juga.
"Baik, saudari Kimmy anda diterima bekerja sebagai asisten pribadi Presdir KK fashion."
"Hah? Diterima langsung? Tidakkah Bapak dan Ibu harus berunding dulu?"
"Tidak perlu, kami sudah membaca berkas lamaran Anda, keluar dari sini Anda bisa cari Ibu Eni untuk tanda tangan kontrak. Terima kasih saudari Kimmy, anda boleh keluar sekarang!"
"Terima kasih, Pak, Bu. Saya permisi."
Kimmy keluar dengan senyum sumringah. Dia berjalan mencari ruang kepala HRD. Kimmy menemukan ruangan HRD yang tak jauh dari bagian informasi.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk! Kimmy, asisten Presdir yang baru?"
"Benar saya, Bu."
"Langsung tanda tangan disini!"
"Saya harus membaca isi kontraknya dulu!"
"Saya banyak urusan, cepat tanda tangan jika tidak saya bisa mengganti Anda dengan yang lain!" ancam Eni.
Meskipun sedikit ragu, tapi akhirnya Kimmy menandatanganinya juga. Setelah menandatangani surat kontrak itu, Kimmy memberikan kembali surat yang sudah dibubuhi tanda tangannya kepada ibu Eni.
"Ok. Mulai besok kamu sudah resmi bekerja. Datang sebelum Presdir datang ke kantor dan turuti perintah Presdir dengan patuh jika ingin aman bekerja disini!"
"Baik, Bu. Saya mengerti. Saya permisi."
Kimmy pun keluar dari ruang kepala HRD dan berjalan ke lobby gedung 'KK fashion'. Hari ini Kimmy akan mampir dulu ke rumah makan milik paman dan bibinya. Kimmy menyetop taxi dan pergi menuju rumah makan DNA(Doni N Armila). Nama rumah makan itu diambil dari inisial nama paman dan bibinya. Taxi itu pun melaju membelah jalanan Ibukota yang padat.
Kimmy sampai di rumah makan bibinya. Dia masuk ke dalam rumah makan yang sudah ramai, karena sudah masuk jam makan siang. Doni menghampiri Kimmy dan segera menggandeng Kimmy ke dapur.
"Duduk dan makanlah dulu!"
"Paman. Paman selalu saja berlebihan. Aku akan makan nanti. Okan dimana paman?"
"Dia di ruangannya seperti biasa."
"Aku akan menemui Okan dulu, Paman lanjutkan saja pekerjaan Paman atau Paman akan dapat omelan lagi dari Bibi."
"Ya, sudahlah sana!"
Kimmy mencari Okan yang sedang mengetik daftar stok sayuran dan ikan di rumah makan DNA.
Tok! Tok! Tok!
"Okanku!" panggil Kimmy.
"Kau sudah pulang? Bagaimana interview-nya?" tanya Okan.
"Berhasil. Aku diterima bekerja. Mulai besok aku benar-benar tidak bisa membantumu lagi."
"Tak apa apa. Ini hanya pekerjaan mudah. Bekerjalah dengan baik!"
"Siap! Tenang saja, aku akan bekerja dengan baik."
"Bagaimana kalau aku mengajakmu nonton? Sebagai hadiah karena telah lolos interview dan diterima bekerja."
"Ok," jawab Kimmy singkat.
Kimmy menggulung lengan kemeja putih panjangnya sebatas siku. Dia selalu membantu Okan mengurus bahan-bahan keperluan dapur di rumah makan DNA. Hari ini dia ingin membantu untuk terakhir kali karena mulai besok dia tidak bisa membantu lagi. Selesai mencatat bahan yang perlu dibeli, Okan memberikannya pada karyawan yang biasa berbelanja"Yuk, jalan sekarang!"
"Ok. Aku ijin dulu sama Bibi."
Kimmy menghampiri bibinya yang sedang mengawasi para karyawan di dapur.
"Bibi. Aku pergi dulu," ucap Kimmy berpamitan pada bibinya.
"Hati-hati, Sayang!"
"Iya, Bi!"
Kimmy kembali ke depan. Dia langsung menggamit lengan Okan dan menariknya keluar. Mereka menonton di mall terdekat dengan rumah mereka. Kimmy dan Okan melihat film animasi komedi. Kimmy lebih suka melihat kartun komedi, karena melihat tingkah lucu tokoh animasi bisa membuat Kimmy melupakan masalah, apa pun itu.
Selesai menonton Okan mengajaknya berkeliling mall. Mereka terlihat serasi berjalan bergandengan tangan. Okan mengajaknya ke sebuah toko perhiasan dan memilihkan cincin putih untuk Kimmy.
"Kan, ini tidak perlu. Ini terlalu berlebihan!"
"Berlebihan apa? Seorang kakak membelikan perhiasan untuk adiknya, salahnya dimana?"
"Hehe. Ya, sudahlah, terima kasih Okanku!"
"Sama-sama Kimmyku. Sudah malam, tidak terasa. Aku antar kamu pulang, setelah itu aku akan menjemput ayah dan ibuku."
Okan mengantarkan Kimmy pulang terlebih dulu, Okan lalu kembali ke rumah makan dan menunggu rumah makan mereka tutup jam 10 malam.
Kimmy merasa seluruh tubuhnya lengket dengan keringat karena setelah wawancara dia langsung pergi ke rumah makan lalu berjalan-jalan di mall dengan Okan. Kimmy langsung pergi ke kamar mandi membasuh badannya. Selesai mandi dia duduk di depan meja rias dengan masih memakai handuk mandi.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk, Ma!"
Ceklek!
Aini masuk ke dalam kamar Kimmy. Dia melihat Kimmy yang sedang mengeringkan rambutnya. Aini menghampiri dan mengambil hairdryer dari tangan Kimmy, lalu membantunya mengeringkan rambut lurus sepinggang milik putrinya.
"Kim. Sudah setahun berlalu, kenapa tidak kamu urus perceraian kamu dengan Yusril. Jika dia tidak mau menceraikanmu maka kamu saja yang menceraikan dia!"
"Ma. Kenapa selalu mengungkit hal yang sama? Mama tahu dengan jelas jawabanku tetap sama. Aku tidak ingin berurusan dengannya, Ma."
"Mama … cuma ingin kamu menikah lagi. Okan, dia bisa jadi suami yang baik untukmu. Ibu ingin kamu bahagia dan berkeluarga. Ibu tidak akan tenang jika kamu sendirian terus seumur hidup."
"Ma, aku bukan hanya tidak ingin bertemu dengannya. aku juga takut jika aku bertemu dengannya, maka perasaan cintaku bisa mengalahkan rasa benciku padanya," gumam Kimmy dalam hati.
Kimmy menunduk dan bergumam dalam hati. Aini selesai mengeringkan rambut Kimmy, Aini pergi ke kamarnya dan beristirahat.
"Ma, cinta yang aku bina dengannya selama 4 tahun, aku tak bisa menghapusnya bahkan setelah setahun berlalu. Aku masih sangat mencintai Yusril. Jika dia ingin aku agar sendirian seumur hidupku, maka biarlah aku sendiri, maafkan aku, Ma."
Kimmy bergumam pelan dengan pandangan menerawang keluar jendela kamarnya. Langit malam ini terlihat berkelap-kelip penuh bintang. Mengingatkan Kimmy kembali pada sosok Yusril.
*flashback*
Kimmy dan Yusril duduk di halaman rumah lama Kimmy. Mereka duduk berdampingan sambil pegangan tangan, melihat bintang dilangit yang sangat indah.
"Mas. Mas memangnya tidak merasa bosan padaku?"
"Kenapa bosan?"
"Teman-teman Mas sering meledek Mas, karena selama kita pacaran, kita tidak pernah berciuman."
"Aku lebih nyaman kita pacaran seperti ini, saat tiba waktunya kita sudah menikah. Maka saat itu semua yang kita lakukan di malam pertama adalah untuk yang pertama kali. Kita akan berciuman untuk yang pertama kali dan juga melakukan hal lainnya semua untuk yang pertama kali."
Kimmy tersenyum lalu merebahkan kepalanya di pundak Yusril.
*flashback off*
"Dan pada akhirnya semua ucapan manismu menjadi pahit bagai empedu. Di malam pernikahan kita kau membuangku bagai sampah yang menjijikan."
Kimmy merasa lelah dan berjalan ke ranjangnya lalu merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Kimmy terlelap tak lama kemudian.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
^pagi hari
Kimmy sudah rapi memakai baju biru muda secerah langit siang hari dipadu rok ketat sebatas lutut berwarna merah maroon. Dia keluar dari kamar dan turun kebawah mencari ibunya.
"Mah," panggil Kimmy.
"Sudah siap berangkat? Tidak sarapan dulu?"
"Aku sarapan di kantor saja, Ma. Oh iya, kalau Okan jemput, bilang saja aku sudah berangkat. Bye bye, Ma."
Kimmy pergi menaiki taksi ke gedung 'KK' fashion. Jam 7 tepat, Kimmy sampai di lobby kantor dan langsung disambut Lili.
"Mba Kimmy, ikut saya ke rumah Presdir!"
"Ke rumah Presdir! Untuk apa?"
"Mbak kan asisten pribadi jadi Mbak harus 24 jam berada didekat Presdir. Baik di kantor dan di rumah semuanya Mbak yang harus menyiapkan!"
"Oh. Maaf, Mbak, saya kira cuma melayani di kantor saja."
"Presdir sudah menyiapkan satu kamar di rumahnya. Nanti sore, Mbak harus pindah kesana!"
"Tinggal disana?"
"Kenapa? Keberatan?"
"Eh … tidak, Bu."
Kimmy tidak melihat isi kontrak karena disuruh tanda tangan langsung tanpa diberi kesempatan membaca surat kontrak itu.
Kimmy pun mengikuti Lili dan pergi ke rumah Presdir dengan menaiki taksi bersama Lili. Kimmy hanya pasrah dengan tugas yang Lili berikan.
--------------------------------
Tinggalkan jejak kalian ya reader.
Terima kasih buat yg sudah like n vote
Mampir jg disini yuk!
-Pengasuh Cantik Sang Putri CEO (END)
-Cinta Ada Karena Terbiasa (season 3)
-Cinta Ada Karena Terbiasa (END)
-Status Gantung Miss CEO
-Kupilih Hatimu (END)
-Putri Yang Tergadai
-Aunty Opposite Door I Love You
I Love you, readers ♥️♥️♥️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!