Suara sirine dari mobil polisi memecahkan suasana sepi kota.
Di sebuah Gang kecil dan sempit terdapat banyak mobil polisi dan wartawan yang sedang meliput Gang itu, terlihat juga di luar garis polisi terdapat beberapa warga yang ikut serta menyaksikan keseruan.
Kebisingan dari wartawan yang terus memotret dan bertanya kepada petugas patroli yang sedang berjaga-jaga di luar garis polisi, warga-warga yang ingin maju untuk menonton keseruan membuat beberapa polisi petugas patroli kewalahan.
Untungnya tak lama kemudian sebuah mobil sport hitam melaju dan berhenti di dekat kerumunan orang-orang ini.
Kedatangan mobil mewah dan di tambah berhentinya di dekat area TKP menambah rasa penasaran dari orang-orang sekitar, terutama para wartawan yang mulai mencium sesuatu yang mencurigakan dari kedatangan mobil mewah ini.
Mereka ingin bergegas maju untuk mewawancarai pemilik mobil ini, tapi sebelum mereka bisa bergerak pintu mobil sport tersebut sudah terbuka lebih dan sebuah sepatu Boot Ankle melangkah keluar di ikuti penampilan wanita yang terlihat cantik dan dingin.
Wanita melirik para wartawan dengan tatapan mematikan, yang membuat para wartawan yang ribut dan bersemangat sebelum nya bahkan saat patroli polisi mencoba menenangkan mereka, berhasil di buat ciut ketakutan dan mundur secara serentak.
Bahkan warga sekitar yang asyik menonton di luar garis polisi, langsung kabur begitu bertemu dengan tatapan wanita ini.
Meskipun penampilan wanita ini tidak menakutkan dan harus dikatakan sangat cantik serta menawan, ini tetap tidak bisa menandingi aura gunung es yang di pancarkan sekeliling nya.
Wanita itu melangkah maju menuju garis polisi dengan langkah tegas dan percaya diri, begitu ia sampai di depan garis polisi.
Wanita itu mengeluarkan sesuatu seperti tanda pengenal dan menunjukkan nya kepada polisi yang bertugas.
Setelah melihat tanda itu polisi yang bertugas langsung menegakkan punggungnya dan segera memberi hormat, lalu membantu mengangkat garis polisi agar wanita itu bisa melewatinya.
Wanita itu hanya mengangguk lalu berjalan masuk kedalam Gang yang didalam nya telah dipenuhi dokter-dokter forensik serta detektif yang bertugas.
Langkah kaki dari wanita itu mengganggu ketenangan didalam keseriusan di Gang ini.
" Kapten! Kau akhirnya disini!" Mata seorang detektif bernama Joshua langsung menyala begitu melihat kedatangan wanita ini dan segera menghampiri nya, lalu memberikan sepasang sarung tangan medis padanya.
Helena Verdad mengambil sarung tangan yang diberikan anggota nya dan setelah memakai nya, ia berjalan mendekati mayat yang sudah di mutilasi secara brutal.
Bahkan orang yang membunuh korban ini begitu gila, membiarkan korban yang sudah ia mutilasi di susun menjadi bentuk yang aneh dan mengerikan.
" Apa hal ' itu' juga di temukan disini?" Tanya Helena tanpa mengangkat kepalanya dan hanya terus menatap mayat di depannya.
" Kami menemukan nya. " Ucap salah satu Investigator yang bernama Mia.
Dia juga menyerahkan kantong klip yang berisikan bunga berwarna hitam yang mana bunga ini tidak lagi asing bagi sebagian polisi kriminal yang telah bertugas semenjak sepuluh tahun.
Bunga ini adalah bunga Dahlia berwana hitam, entah sejak kapan waktu pas munculnya. Kemunculan bunga ini terus di ikuti kabar kematian atau pembunuhan yang mengerikan.
Karena alasan inilah bunga Dahlia hitam menjadi keberadaan tabu bagi warga sekitar yang takut dan sekaligus para polisi yang bertugas yang menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan bunga ini.
Meskipun sudah sepuluh tahun keberadaan bunga Dahlia ini menjadi tabu di kota Twilight, dan sudah tidak ada lagi penjual, penanaman dan pengekspor bunga Dahlia yang berani menjual nya di kota ini.
Tapi hal ini masih tidak mencegah kelangsungan nya dari kasus Jejak Maut Dahlia.
Kasus pembunuhan ini terus terjadi sampai-sampai penduduk kota Twilight mulai bermigrasi dari kota yang memiliki julukan ibu kota kedua.
Kota indah dan sumber daya melimpah tidak bisa mempertahankan beberapa penduduk kota yang takut pada kegelapan yang bersembunyi dari bayangan keindahan dari gemerlap indah lampu kota.
Untungnya meskipun ada banyak warga yang takut untuk tinggal di kota yang menyembunyikan psikopat gila, ini semua berhasil di stabilkan oleh walikota yang ramah dan baik hati yang baru di lantik dua tahun lalu.
Berkat Sang Walikota yang memberi komperhensif besar atas kematian para korban di kasus ini dan penambahan gaji untuk semua petugas polisi yang menyelidiki kasus ini, membuat penduduk dan polisi kota ini menambahkan secercah harapan baru kalau kasus ini akan segera terselesaikan.
Helena melirik kantong klip berisikan bunga Dahlia dengan santai dan mengangguk mengisyaratkan Mia menyimpan nya kembali, lalu berkata kepada salah satu Forensik di dekatnya.
"Dimana kepalanya? "
"Itu... kami tidak menemukan nya." Jawab dokter Forensik yang takut dengan aura kuat dari Helena.
"Tidak menemukan nya?" Tanya Helena kembali.
"Ya.."
"Kalau begitu sudahkah kalian mencoba mencarinya di sekitar? " Helena memandang semua orang dengan mata dingin, orang-orang yang menerima tatapan ini bergidik ketakutan tidak berani bersuara dan hanya berani menunduk kepalanya dengan diam.
" Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaan ku. Dimana kepalanya? Apa kalian sudah mencari nya di sekitar? Jawab! " Teriak tegas Helena benar-benar berhasil membuat dokter forensik muda terjatuh lemah ke tanah karena ketakutan.
Bahkan Joshua dan Mia yang merupakan anggota tim yang di bawah kemimpinan Helena tak sanggup menahan aura ganasnya.
" Kapten... kami belum mencarinya, kami baru akan-- " Sebelum Joshua menyelesaikan perkataannya, tatapan kejam Helena langsung di arahkan padanya.
" Belum mencarinya? Lalu apa yang kalian lakukan dari tadi!? Ngerumpi atau ngopi!? Apa ini kali pertama kalian bertugas!? Mengapa hal biasa seperti ini tidak dapat di lakukan sebelum aku datang! Atau haruskah aku yang turun langsung mencari nya sendiri, begitu? Apa itu yang kalian inginkan? Jawab! " Ekspresi Helena sangat suram dan nada bicaranya juga sangat dingin.
Membuat wajah Joshua dan Mia menjadi pucat karena bersalah, tidak hanya kedua nya bahkan beberapa dokter Forensik yang berpengalaman juga pucat saat mendengar ini.
" Maaf kapten... kami akan mencari nya, ayo berpencar mulai mencari.". Joshua tahu dirinya salah, oleh karena itu dia segera bertindak menebus kesalahannya dengan bergegas mencari keberadaan kepala korban mutilasi ini.
Sementara itu entah sejak kapan seluruh area di sekitar TKP menjadi sepi, para wartawan dan warga yang awalnya menonton di sekitar telah pergi dengan tenang.
Mungkin kepergian mereka sudah di mulai semenjak kedatangan Helena kesini, karena begitu dia datang suasana sekitar yang awalnya sangat ramai langsung berubah sepi.
Di tambah keadaan saat ini sudah larut malam dan tempat mereka berada di sebuah Gang sempit serta terpencil, membuat beberapa polisi pemula merinding seakan mereka ada di tempat horor.
Adapun Helena yang di tinggalkan sendirian di Gang tidak terlihat takut, malahan dia dengan berani menyentuh tubuh korban mutilasi ini dengan tanpa perubahan emosi di wajahnya.
...----------------...
Protagonis wanita : Helena Verdad, seorang kapten detektif Tim Kriminal.
Berikut daftar Protagonis Pria sekaligus tersangka Pembunuhan Dahlia Hitam.
1. Walikota kota Twilight yang ramah dan lembut.
2. Profelir yang punya sikap dingin, namun posesif.
3. Dokter Forensik yang punya sikap aneh dan obsesi yang gila.
4. Pengacara yang tidak punya rasa integritas dan merupakan pencinta tantangan yang bahaya.
Dari keempat pria yang di atas manakah yang tersangka nya, cari tahu jawabannya dengan membaca bab novel ini sampai tamat.
...****************...
Author: selamat datang kembali All! Novel baru author kali ini adalah tema Misteri dengan bumbu love.
Mari mulai sekarang ikut jejak Helena Verdad yang memiliki arti [Cahaya kebenaran] untuk mencari tahu siapa yang pembunuh berantai ini.
Jika kalian mengikut jejak author kalian pasti tahu, Author adalah orang yang penulis Cs misteri yang tidak bisa di tebak.
kalau kalian berhasil menebak siapa pembunuh nya di bab 20 dengan benar dengan alasannya serta bukti nya, author akan ucapkan selamat.
Silakan baca novel ini, karena ini karya yang telah Author melakukan revisi dan analisis setelah belajar dari beberapa kasus nyata dan fiktif di Film.
Ngomong-ngomong sebenarnya author tidak begitu yakin untuk mengupdate karya ini, karena di takutkan tidak ada banyak peminat.
Ok, sampai disini dulu basa basi nya happy reading dan terima kasih.
Jangan lupa untuk GIFT 🌹☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN dan FOLLOW.
NO SIDER 🚫
Dilarang keras untuk melakukan Silent reader , membaca tanpa meninggalkan satupun jejak ‼️
Karena ini akan menyakiti hati author yang rapuh, yang sudah susah payah menciptakan karya ini.
Terima kasih (◍•ᴗ•◍)
Helena mengamati mayat mutilasi di depannya dengan seksama, dia mengamati nya dengan hati-hati dan tidak melewatkan sedikitpun celah dari pengamatan nya.
Ketika mata sedang melihat mayat ini, pikirannya mulai menganalisis metode pembunuhan kali ini.
' Bagian kaki dan tangan di potong dengan halus serta punya ukuran yang sama persis, ini tidak terlihat di lakukan dengan kasar tapi di lakukan dengan penuh kehati-hatian seolah sudah memperhitungkan dengan sangat jelas.
Intinya orang yang melakukan ini pasti punya penyakit obsesi kompulsif.
Untuk memotong bagian tubuh ini juga di butuhkan benda berat dan tidak mungkin melakukan pembunuhan disini, karena di sekitar tidak ada saklar listrik yang menopang daya penggunaan benda berat seperti gergaji ataupun mesin pemotong lain.'
Helena berdiri untuk memastikan analisis nya benar atau tidak, ia pergi menyentuh setiap tembok dan benar-benar memastikan bahwa dia tidak menemukan adanya saklar listrik di sekitar.
Setelah itu dia kembali menatap mayat mutilasi ini dan melanjutkan analisis nya.
' Pembunuhan jelas tidak dilakukan disini, apa artinya dia melakukannya di tempat lain dan membawa mayat nya kemari? Tapi jika iya, untuk apa dia melakukan itu? Dengan kesombongan nya tidak mungkin ia melakukan hal ini tanpa alasan.'
Helena melihat sekeliling dan saat berjalan masuk lebih dalam ke Gang, ia bisa mendengar ada suara musik DJ dan beberapa teriak gembira dari arah depan nya.
Ketika ia keluar dari Gang dari sisi jalan lain, dia bisa langsung melihat ada sebuah Klub malam yang ramai akan pengunjung meski hari sudah sangat larut malam.
Melihat keberadaan klub malam ini barulah Helena menyadari niat pembunuh berantai ini sebenarnya.
' Sudah kuduga orang gila ini tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa ada niat baik. Jelas sekali dia meletakkan mayat itu untuk menunjukkan karya nya kepada orang-orang yang melewati gang ini setelah pulang dari klub malam. '
"Dasar Psikopat." Helena tidak bisa menahan diri untuk mengumpat karena tindakan gila dari pembunuh berantai ini.
Dia dengan ekspresi suram berjalan kembali masuk kedalam Gang dan kebetulan saat ia kembali Joshua dengan nafas terengah-engah serta keringat bercucuran di dahi nya juga tiba di sana.
"Kapten kami menemukan kepalanya."
" Lalu dimana kepalanya? Jangan bilang kau tidak membawa nya karena melupakan nya? " Helena menyipitkan matanya dengan berbahaya.
Merasakan aura tekanan besar Helena, Joshua segera dengan panik menjelaskan alasan kenapa dia tidak membawa nya..
"Tidak kapten bukan karena itu alasan aku tidak membawanya...itu karena situasi nya agak rumit."
"Rumit seperti apa? Sudahlah lupakan saja, bawa saja aku kesana, biarkan aku melihatnya sendiri."
Joshua mengangguk dan bergegas mengantar Helena menuju tempat dia menemukan potongan kepala korban.
Tempat Joshua menemukan kepala korban ternyata tidak terlalu jauh dan hanya berjarak sepuluh meter dari lokasi kejadian tempat tubuh sang korban di temukan.
Ketika mereka berdua sampai disana, barulah Helena mengerti mengapa Joshua tidak bisa membawa kepala korban.
Karena situasi di depannya memang agak rumit, kepala korban saat ini dengan sengaja di taruh di antara dua daun besar yang membuat secara sekilas seperti bunga yang mekar..
Di tambah wewangian parfum yang sengaja di semprot di kepala ini meyakinkan mereka, apa yang mereka saat ini bukanlah sebuah kepala melainkan sebuah karya seni gila yang dibuat Psikopat.
Ekspresi Helena benar-benar buruk sekarang, di tambah dengan sebuah tulisan di atas spanduk yang bertuliskan [ Surprise! ] Berwana keemasan menambah rasa kesal di hati nya dan semua orang di sekitarnya.
" Tampak niat Pembunuhan kali ini untuk memberi kejutan untuk kita. " Kata Helena dengan nada sengaja mengejek.
" Kapten apa rencana mu sekarang? " Tanya hati-hati Mia yang berjalan mendekati nya.
"Apa kalian sudah mencari di sekitar? Apa ada hal lain yang kalian temukan selain ini? " Tanya Helena sambil menatap kedua anggota Tim nya.
Joshua dan Mia yang mendengar pertanyaan ini dengan kompak menggeleng kepala, lalu Joshua berkata.
" Kami tidak menemukan hal lain selain ini, aku sudah memeriksa beberapa kali untuk memastikan. "
Helena terdiam dan memejamkan matanya dengan ekspresi lelah, lalu melambaikan tangan kanan nya kepada mereka berdua dan berkata.
" Oke, bereskan TKP dan bawa mayat korban ke kantor Forensik untuk melakukan tes. Dan biarkan beberapa petugas patroli memasang garis polisi di sekitar, pastikan meninggalkan beberapa Agen kita untuk mengawasi daerah ini selama beberapa hari. Dengan kesombongan nya, dia pasti akan kembali untuk mengagumi ekspresi bingung kita. " Setelah mengatakan itu, Helena berbalik pergi meninggalkan Joshua dan Mia yang mulai berurusan seperti yang ia perintahkan.
Helena keluar dari garis polisi dan berjalan masuk kedalam mobil sport hitam, lalu melaju meninggalkan tempat ini.
Di bawah cahaya gemerlap malam kota, mobil sport Helena tiba di tempat parkir dibawah gedung apartemen, tempat tinggal nya.
Dia turun dari mobil ini dan masuk kedalam lift, lalu menekan tombol lantai apartemen nya.
Sambil menunggu lift sampai di tempat tujuan, Helena memejamkan matanya dan kembali mengingatkan semua yang terjadi di TKP tadi.
Jika ada orang yang bisa melihat isi pikiran Helena saat ini mereka pasti akan sangat terkejut, karena di dalam pikiran Helena.
Dia terlihat jelas merekam semua yang terjadi di TKP, bahkan setiap wajah orang-orang yang berkerumun di luar garis polisi saat ia tiba. Dia juga bisa mengingat nya dengan jelas entah itu penampilan ataupun pakaian mereka, bahkan setiap detail yang ada di TKP pikiran Helena dapat dengan menakjubkan merekam nya, seolah otaknya bukan sebuah organ biasa.
Melainkan sebuah kamera yang dapat merekam dengan jelas dan menyimpan nya dengan hati-hati untuk di lihat kapan saja.
Kemampuan fotografis Helena benar-benar sangat luar biasa, bahkan seorang einstein tidak akan bisa menandingi nya.
Mungkin karena inilah, kemampuan observasi Helena juga sangat luar biasa, bak sherlock holmes.
Ding!
Pikiran Helena berhenti dan matanya terbuka, lalu berjalan keluar dari lift pergi ke ruang apartemen nya.
Setibanya di depan pintu apartemen nya, Helena mengeluarkan kunci nya dan membukanya, lalu masuk kedalam yang mana terlihat betapa sederhana nya ruang tempat tinggalnya.
Tidak ada banyak perabotan dan hanya beberapa furnitur penting seperti meja, sofa dan rak buku yang berisikan ratusan buku profesional.
Tempat tinggal Helena begitu sederhana hingga tidak dapat dirasakan ada orang yang telah tinggal di sini selama dua tahun.
Helena pergi ke kamar nya dan sesampainya di sana ia pergi ke lemari, lalu membukanya dan mendorong bagian belakang dalam lemari yang mana di waktu bersamaan sebuah ruang lain terbuka.
Dia tanpa ragu melangkah masuk kedalam ruangan rahasia yang mana di dalamnya terdapat puluhan foto kasus pembunuh berantai yang telah terjadi selama sepuluh tahun belakangan ini.
Semua foto kasus yang tertempel di setiap dinding punya metode pembunuhan yang berbeda, tapi di antara perbedaan ini ada satu kesamaan dari semua kasus yaitu bunga Dahlia yang selalu di temukan di sekitar TKP terjadi.
...----------------...
GIFT 🌹🌹☕☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN FOLLOW
NO SIDER 🚫
Helena menatap foto-foto kasus pembunuh berantai bunga Dahlia Hitam yang ia tandai dengan benang merah yang saling terkait antara satu paku ke paku payung lain nya.
Benang merah terhubung ke seluruh foto hingga berhenti di tengah yang menunjuk tanda tanya hitam besar.
Helena mengangkat tangannya dan mengusap tanda tanya ini, lalu berbisik dengan suara lembut," Tunggu, mari tunggu sebentar lagi. Aku pasti akan menangkap dan mengirim mu ke penjara untuk di adili."
Ketika dia mengatakan itu ada ketegasan dan keyakinan matanya, dia menurunkan kembali tangannya dan berjalan keluar dari ruang rahasia yang di penuhi foto kasus pembunuh berantai bunga Dahlia hitam.
Malam panjang yang melelahkan berlalu...
Keesokan paginya, di kantor polisi yang berada di pusat kota Twilight sudah ramai oleh para detektif dan polisi yang sudah mulai bekerja.
Ketika Helena tiba dan duduk di mejanya, Joshua yang duduk di ujung meja lain segera menyapa nya,
"Selamat pagi kapten. "
"Pagi, dimana berkas untuk kasus semalam? "
"Aku sudah menaruhnya di meja mu, kapten." Joshua dengan sopan menunjuk sisi meja Helena yang terdapat map berwarna putih dengan cap RS Forensik di tengahnya.
Helena melirik arah yang di tunjuk Joshua dan mengangguk untuk mengisyaratkan dia mengerti, lalu ia mulai membaca isi laporan forensik tentang kasus pembunuh semalam.
Selagi Helena serius membaca laporan ini, beberapa detektif yang santai mulai menyalakan TV dan untuk menonton saluran berita yang sedang mengabarkan tentang pembangunan gedung sekolah gratis di setiap kota Twilight, dan pembangunan ini di pimpin langsung oleh pak walikota yang mengawasi nya agar tidak terjadi kecurangan dalam pengeluaran dana.
" Semenjak pak walikota menjabat, kota kita semakin maju dan berkembang. " Ungkap salah satu detektif tua yang menghela nafas saat melihat perbuatan hebat dari sang walikota di tv.
"Aku setuju, sangat sulit menemukan seorang pemimpin yang jujur dan baik hati seperti pak walikota saat ini. " Tambah seorang detektif lain.
"Sayangnya sekali orang yang begitu baik seperti walikota punya masa lalu yang tragis." ucap detektif tua lagi, tapi kali ini dengan ekspresi sedih dan penuh kekecewaan.
"Masa lalu apa? Kenapa aku tidak tahu? " Seorang detektif muda dan orang-orang yang duduk di sekitar segera pergi berkumpul disekeliling detektif tua, dan bertanya apa yang terjadi pada masa lalu pak walikota.
"Kejadian itu sudah sangat lama....mari lupakan saja." kata detektif tua.
Namun, ketika detektif tua hendak pergi, beberapa orang menahannya dan meminta agar ceritanya dilanjutkan.
"Ayolah jangan membuat kami penasaran begitu pak, apa kau tega melihat kami penasaran dan tidak fokus berkerja karena memikirkan ini? Jadi cepat katakan saja dan berhenti bersikap misterius."
"Ya, ya, cepat katakan pak. Kami berjanji akan menutup mulut dan tidak akan pernah membicarakan ini lagi." Kata seorang detektif lain yang di jawab angguk kompak orang di sekitarnya juga.
"Kalian benar-benar ingin tahu...? " Tanya detektif tua dengan ekspresi hati-hati.
Semua orang mengangguk dan berkata, "Ingin!"
"Baiklah aku akan memberitahu kalian, tapi sebelum itu sebaiknya kalian tepati janji kalian untuk tidak membahas hal ini di tempat lain. Pak walikota kota adalah orang sangat baik dan berhati dermawan, aku tidak ingin karena masa lalu nya dia akan di plot oleh lawan politiknya. Apa kalian mengerti? " Detektif tua mengatakan ini dengan ekspresi sangat serius.
"Jangan khawatir pak, masalah ini akan kami simpan sampai ke liang kubur. Bahkan jika seseorang memaksa kami untuk mengatakan nya, kami tidak akan membuka mulut." Ungkap seorang detektif muda dengan ekspresi penuh keteguhan dan keyakinan.
Setelah mendengar janji lisan ini, detektif tua menghela nafas dan mulai menceritakan apa yang ia ketahui tentang masa lalu pak walikota.
"Sebenarnya aku juga mendengar ini dari diskusi komandan polisi lain, aku dengar..." Tiba-tiba detektif tua berhenti bicara dan mengisyaratkan agar semua orang pindah ke tempat paling pojok, yang mana tempat yang mereka pindah kebetulan berada di dekat meja Helena.
Baru setelah mereka pindah, detektif tua kembali melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti.
"Aku dengar pak walikota adalah salah satu korban dari pembubuh berantai Dahlia hitam. "
Semua: " ! ! !"
Mata semua orang terbelalak terkejut mendengarnya, bahkan Helena yang sedang membaca laporan forensik juga ikut terhenti saat mendengar pembicaraan detektif tua.
"Pak, kau tidak sedang bercanda kan? Bagaimana mungkin....pak walikota juga korban dari insiden ini? " Ketika dia mengucapkan kalimat terakhir nada sengaja dikecilkan, karena takut ada orang lain yang mendengar nya.
"Apa menurutmu mungkin aku bercanda tentang hal seperti ini? Berani sekali aku berbohong seperti ini, aku seorang polisi bagaimana mungkin aku melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kode etik kepolisian? " Pernyataan serius dan ekspresi penuh teguran membuat beberapa detektif yang jauh lebih muda dari detektif tua, menundukkan kepala dengan ekspresi bersalah.
Melihat diam nya semua orang, detektif tua kembali melanjutkan ceritanya.
"Aku tidak akan berani bercanda tentang ini, apa yang aku katakan benar-benar pernah ku dengar dari komandan polisi langsung. Aku dengar orang tua pak walikota di temukan tewas terbunuh di vila mereka, dan lagi ini bukan kasus pembunuhan biasa karena di temukan juga bunga Dahlia hitam di sekitar TKP.
Jadi sekarang sudah jelas siapa orang yang membunuh orang tua pak walikota, orang itu adalah tersangka pembunuh berantai yang selama ini kita cari selama sepuluh tahun."
Semua orang mendengarkan ini dengan ekspresi terdiam, mereka tidak menyangka di balik temperamen penuh kelembutan dan kedermawanan yang luar biasa dari pak walikota, tersembunyi masa lalu yang kelam.
Sementara itu Helena yang menguping pembicaraan ini, juga mulai berhenti membaca laporan forensik dari kasus semalam dan sedang memutar pulpennya di jari dengan pikiran sudah melayang kemana-mana.
" Jika karena ini semua menjadi masuk akal." Ujar tiba-tiba seorang dan langsung menarik semua orang di sekitarnya untuk menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Begini, pak Roy (detektif tua) barusan mengatakan kalau orang tua pak walikota juga merupakan salah korban dari Dahlia hitam juga, pantas saja pak walikota mendanai langsung proyek penyelidik kita dan mendukung Depertemen kriminal untuk terus menyelediki kasus Dahlia hitam ini sampai sepuluh tahun lamanya.
Jika bukan karena dukungan lisan dan uang pak walikota, penyelidikan kita mungkin tidak bisa bertahan sampai saat ini. Mungkin juga kasus ini akan di tutup dan berubah menjadi kasus yang tidak akan terpecahkan." lanjut nya yang menjelaskan.
Roy juga setuju dengan perkataan detektif ini dan berkata, " Apa yang kau katakan tidak sepenuhnya salah, memang hampir semua dana penyelidikan Depertemen kita di biayain langsung oleh pak walikota dengan dana pribadinya. Karena itulah aku merasa sangat di sayangkan apabila orang sebaik pak walikota harus mengalami masa lalu kelam seperti itu. "
...----------------...
GIFT 🌹🌹☕☕ VOTE 🎟️ LIKE 👍 KOMEN FOLLOW
No SIDER 🚫
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!