NovelToon NovelToon

Kehormataan Seorang Perempuan

Tawaran

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

... 🍒Selamat membaca semua🍒...

'Hana ke rumah sakit sekarang Nak, ibumu harus segera di operasi. Bapak tidak tau harus memberikan keputusan apa!"

Deg...

'Astagfirullah hal-adzim, ibu kritis bapak! Hana ke rumah sakit sekarang,' sahut gadis bernama Hana sedang melakukan panggilan telepon dari bapaknya.

Ibu Hana mohon bertahanlah, Hana akan segera ke rumah sakit! Hana membereskan barang-barangan di atas meja setelah izin menerima telepon barusan.

Hana tahu kenapa bapaknya tidak bisa langsung memberikan keputusan untuk operasi sang ibu yang memang sudah lama jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit Xx di daerah tempat tinggal Hana.

"Maaf bu boleh saya izin keluar lebih awal ibu saya sedang kritis," ucap Hana sopan pada dosen yang sedang menjelaskan materi.

"Silahkan Hana, mudah-mudahan ibu kamu baik-baik saja tidak ada hal serius."

"Aamiin, terima kasih banyakmu. Assalamualaikum," setelah mendapat izin Hana bergegas keluar dari kelasnya.

Hana seorang mahasiswi sedang menempuh semester akhir dia sudah mulai menyusun skripsi hanya saja ada satu kelas lagi yang belum Hana ambil. Sehingga dia harus menyelesaikan sksnya sebelum kembali melanjutkan sidang skripsi.

Keluarga Hana bukanlah orang kaya tapi mereka juga tidak terlalu kekurangan, bisa dianggap ekonomi keluarga Hana berada di kelas menengah bukan kelas atas ataupun paling bawah.

Motor beat berwarna putih yang handa kendari telah sampai di depan rumah sakit Xx dia bergegas menuju kamar rawat ibunya. Sampai disana Hana melihat bapaknya tidak terlihat baik-baik saja.

"Bapak," panggil Hana menghampiri laki-laki paruh baya terlihat lemah itu.

"Hana," ucap Herwin pelan bola mata pria paruh baya itu sudah memerah seperti menahan tangis sejak tadi.

"Bapak bagaimana keadaan ibu, apakah operasinya akan segera dilakukan."

Herwin menggeleng pelan. "Bapak tidak punya uang untuk membayar operasi ibu sebanyak itu Hana, apalagi uang tabungan bapak dan ibu sudah digunakan untuk membayar biaya rumah sakit selama ibu dirawat.

"Ya Allah," guman Hana lirih, dia sungguh tak tega melihat bapaknya seperti ini.

"Berapa biaya operasi pak? Bukan kita bisa meminta dokter untuk melakukan operasi lebih dulu untuk biaya bisa menyusul."

"Biayanya diatas 50 juta Hana, untuk yang kamu bilangan barusan itu tidak bisa dilakukan, kita harus membayar biaya operasi lebih dulu baru bisa dilakukan tindakan operasi."

"Inalilahiwainalilahirojiu'n," kepala Hana mulai terasa pusing mendengar penjelasan bapaknya.

"Hana punya tabungan pak tapi tidak sampai 30 juta." Hana ragu untuk mengatakannya, gadis itu memegang lembut tangan Herwin untuk memberikan kekuatan agar mereka bisa sama-sama tegar menghadapi cobaan ini.

Dari tempat berdiri Hana dapat melihat ruangan sang ibu sedang ditangani oleh dokter dia belum tahu apa yang terjadi.

"Pak Herwin apakah anda sudah memutuskan," seorang dokter datangan menghampiri Hana dan bapaknya.

"Boleh ibu saya dioperasi dulu dok," pinta Hana sangat memohon.

Dokter laki-laki itu kasihan melihat Hana dan bapaknya sayang sekali dia juga tidak bisa berbuat apapun. "Maaf sekali Hana bukan saya tidak ingin membantu hanya saja ini sudah kebijakan rumah sakit. Dalam 5 jam jika kita tidak melakukan tindakan operasi saya tidak tahu apa yang akan terjadi."

Berpikir keras untuk mendapatkan uang dengan cepat itulah yang sedang Hana lakukan setelah mendengar penjelasan dokter yang bertugas untuk mengurus ibunya.

"Bapak tunggu disini dulu Hana mau pergi cari uangnya doakan semoga Hana dapat." Herwin tidak langsung melepas tangan putrinya.

Ayah satu anak itu menatap lekat putrinya dia tahu uang tabungan Hana untuk biaya kuliah dan wisudanya nanti tidak mungkin menggunakan uangan anaknya.

"Kamu mau cari kemana Hana?"

"Hana juga tidak tahu pak," sahut Hana mulai putus asa.

"Cari dimana saja asal selalu ingat pesan bapaka dan ibu." Hana mengangguk ragu setelah itu dia bergegas pergi dari hadapan Herwin.

Sejak tadi Hana menahan tangisnya di hadapan Herwin dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan bapaknya sendiri. Gadis itu sampai tidak sadar dia entah berjalan kemana hingga masuk dalam sebuah ruangan cukup sepi akhirnya Hana menumpahkan tangsinya di ruangan tersebut. Hana duduk di sebuah kursi yang sudah ada disana.

"Ibu, Hana tidak tau harus bagaimana. Meminjam uangan dengan teman-teman Hana itu tidak mungkin." Hana berkata sambil menangis dia merasa telah putus asa sekarang sampai gadis itu tidak sadar ada orang datangan.

"Sedangkan apa disini!" suara tersebut membuat Hana menatap kearah pemilik suara.

Wajah Hana sembab pipinya basah membuat laki-laki baru saja memasuki ruangan tersebut menatap heran Hana tapi dia acuh saja hanya penasaran kenapa Hana bisa ada di tempatnya.

Melihat ada orang lain Hana menatap sekitar baru sadar jika dia berada di dalam sebuah ruangan yang asing untuk Hana sendiri.

"Maaf saya salah masuk," ujar Hana bergegas pergi.

Gadis itu tidak ingin terlihat sedih di depan orangan lain tadi ketika menyadari di ruangan bukan dia sendiri Hana menghapus air matanya.

"Dito cari tahu tentangan gadis itu dia terlihat putusan asa mungkin saya bisa mengajaknya kerja sama!"

"Baik tuan," orang yang bernama Dito tersebut segera mencari informasi Hana.

"Waktumu tidak banyak Dito!"

"Mengerti Tuan."

Bagai Dito tidak sulit untuk mencari informasi orang lain karena dia sudah biasa melakukan hal tersebut benar saja tidak butuh waktu lama Dito sudah tahu apa yang terjadi pada Hana, dia bergegas memberitahu bosnya apa yang terjadi pada Hana.

"Bagaimana Dito!" ujar orang yang dipanggil tuan itu ketika melihat Dito datangan hanya dalam waktu 6 menit.

Sebuah amplop coklat Dito berikan pada laki-laki itu. "Semua informasinya sudah saya dapat tuan."

Orang tersebut membaca dengan cermat informasi yang Dito dapatkan sampai ketika membaca informasi terakhir dia tersenyum licik seakan mendapatkan sebuah barang sudah lama diincar.

"Ikut saya Dito!"

Dito patuh mengikuti tuannya yang dia sendiri belum tau mereka akan pergi kemana setelah membaca informasi tentang Hana. Dia bisa dengan cepat mencari keberadaan Hana, padahal gadis itu sudah mencari diberbagai tempat untuk meminjam uang tapi dia tidak mendapatkan apapun. Bahkan teman Hana sering dia bantu tidak mau membantu Hana yang sedang kesulitan.

"Ya Allah, Hana harus bagaimana lagi." Hana menatap lantai dengan perasaan sedih sampai melihat bayangan seorang berdiri di depannya.

"Saya akan membayar biaya operasi ibumu bahkan sampai sembuh, saya juga akan membayar dua tiga kali lipat untung masalah ini, asal kamu mau jadi wanitaku dan setelah itu kamu tidak boleh bertemu dengan kedua orang tuamu lagi selagi saya tidak mengizinkan! Bagaimana ini tawaran bagus," bahkan dia berkata tanpa basa-basi.

Pilihan Hana

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

... 🍒Selamat membaca semua🍒...

"Saya akan membayar biaya operasi ibumu bahkan sampai sembuh, saya juga akan membayar dua tiga kali lipat keuntungan untuk masalah ini, asal kamu mau jadi wanitaku dan setelah itu kamu tidak boleh bertemu dengan kedua orang tuamu lagi selagi saya tidak mengizinkan! Bagaimana ini tawaran bagus," bahkan dia berkata tanpa basa-basi.

Keberadan Hana di tempat cukup tenang agar dia bisa menenangkan diri, dia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa orang yang baru saja memberikan tawaran gila menurut Hana.

"Apa?" tanya Hana pelan masih menatap orang di hadapanya ini tak lupa Hana menghapus air matanya menggunakan kedua tangan, dia tidak ingin orang lain melihatnya lemah seperti sekarang.

"Sesuai yang saya katakan barusan" sahut pria bernama lengkap Sky Brian santai.

Hidup pria itu terlihat seperti tidak ada beban bahkan dia dengan mudah mengatakan apapun yang dia mau sepertinya. Netra Hana semakin menatap tajam laki-laki di hadapannya ini.

Astagfirullah orang kurang waras dari mana ini! Sungguh Hana tak habis pikir akan tawaran Sky

"Kalau om berniat meminjamkan saya, saya pasti akan mengambilnya asal pinjaman yang om berikan tidak berbunga, jika pinjamannya berbunga saya akan menolak. Tapi dengan tawar om barusan saya menolak dengan tegas! Saya lebih ikhlas ibu saya pergi dengan keadaan baik daripada ibu saya harus melakukan operasi dengan uang yang tidak jelas seperti om tawarkan! itu pesan ibu dan bapak saya, Allah lebih tau segalanya," tegas Hana.

Mendengar perkataan Hana, Sky tertawa mengejek menurutnya perkataan Hana adalah sebuah lelucon, bagaimana dia membiarkan ibunya mati daripada harus menerima tawaran berlian darinya.

"What! Kau serius menolaknya? Apakah kamu berniat membunuh ibumu sendiri!" Sky tersenyum licik ketika melihat raut kaget dari wajah Hana saat dia mengatakan jika Hana 'Ingin membunuh ibunya sendiri'

Saya yakin gadis ini tidak akan menolak tawaran saya. Sungguh bodoh jika dia menolak tawaran yang tidak mungkin datang dua kali! Jika tawaran berhasil ini akan sama-sama menguntungkan untuk kami berdua. Saya tak perlu repot-repot mengurus orang di rumah yang selalu ikut campur urusan orang lain dan dia mendapatkan uang sebagai imbalannya. Cerdas sekali pemikiran Sky, dia 100% yakin akan akan menerima tawaran barusan.

"Dalam hidup saya tak pernah sekalipun terbesit untuk membunuh perempuan mulia yang sudah merawat saya bahkan sejak dari dalam kandungan hingga saya besar om! Jadi janga ucapan om, jika ibu saya pergi itu memang sudah takdir dari Allah, Insyaallah saya akan ikhlas."

Berdebat dengan orang yang tidak dikenal membuat Hana teringat akan sesuatu. Tapi sebelum pergi Hana akan menegaskan pada pria di hadapanya ini jika dia tidak akan menjual diri sendiri.

"Mungkin om lupa jika Allah tidak akan pernah menutup jalan mencari rezeki dengan cara halal hanya untuk membiarkan manusia mencari rezeki dengan cara haram. Apakah om sadar yang barusan om lakukan sama saja membuat saya mengambilnya dengan cara yang haram!"

Selama ini tidak ada satu pun perempuan yang berani menentang seorang Sky tapi di hadapan Hana, Sky seakan mati kutu tidak bisa berkata apa-apa otaknya terus mencerna apa yang Hana katakan, bagaimana bisa ada orang yang rela sang ibu pergi asal tidak berobat menggunakan uang yang di dapat dengan cara yang tidak halal.

"Apa kau sedang bercanda bahkan orang-orang diluar sana akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang dengan cara apapun," ejek Sky.

Berbeda dengan Hana dia malah tersenyum tipis membuat Sky heran. "Tidak semua orang akan melakukan segala cara untuk mendapatkan rezeki. Bahkan jika dia orang yang percaya jika Allah yang mengatur rezekinya, dia akan melakukan usaha halal dengan banting tulang tak peduli walaupun kulit terbakar karena sinar matahari. Karena percaya urusan rezeki Allah yang mengaturnya."

"Om tau orang-orang seperti mereka lebih baik daripada orang seperti om! Padahal orang-orang seperti om bisa membantu orang yang kesulitan diluar sana tapi tidak dilakukan, saya permisi om!"

Hana bergegas pergi dia masih memiliki waktu 4 jam lagi agar ibunya bisa di operasi, sedangkan Sky menatap tak percaya kepergian Hana, bahkan dia belum membalas banyak perkataan Hana.

"Apa-apaan gadis itu! Sudah terus memanggil saya dengan sebutan om, apakah sudah setua itu!" kesal Sky. "Apa tadi dia benar-benar menolak tawaran saya, sungguh aneh. Gadis bodoh!"

Pupus sudah harapan Sky agar bisa memanfaatkan Hana menjadi kekasihnya agar tidak terus-terusan didesak menikah oleh keluarga, sebenarnya Sky bisa mendapatkan perempuan mana saja yang dia inginkan agar dapat diperalat untuk dijadikan tameng agar ibunya dan neneknya yang penuh ambisi itu tidak terus-terusan menjodohkan dirinya pada orang yang membuat Sky malas.

"Lihat saja saya tidak akan berhenti hingga disini!" tekad Sky.

Sejak tadi Sky tidak sendiri dia selalu ditemani asistennya, Sky ingin memberikan tawaran pada Hana secara langsung tidak melalui Dito karena yakin Hana akan menerima tawarannya nyatanya Sky salah. Hana bahkan menolak dengan sangat tegas tawaran yang Sky berikan.

"Tuan apakah saya perlu melakukan sesuatu?" tanya Dito hati-hati.

Apa yang dikatakan Sky dan Hana tadi Dito mendengar semuanya dia membenarkan beberapa perkataan Hana tapi yang paling jelas ketika Hana mengatakan. 'Allah tidak akan menutup rezeki dicari dengan cara yang halal hanya untuk memberikan rezeki dengan cara haram.' Dito sempat berpikir.

"Apa yang gadis itu katakan benar, hanya orang-orang yang tidak yakin saja jika rezeki Allah yang mengatur hinggal melakukan kejahatan korupsi, maling, merampok dan cara lain padahal saya yakin jika mereka bersabar sebentar lagi pasti akan mendapatkan rezeki dengan cara yang baik. Tapi untuk orang yang korupsi itu lebih ke orang-orang yang tidak pernah puas saja akan apa yang mereka punya," guman Dito.

Kalau saja Sky mendengar pendapat Dito tidak tau apa yang akan terjadi dengan Dito untungnya Sky tidak mendengar apapun.

"Dito ikuti gadis itu! Saya juga perlu data dirinya, kerjakan dengan baik!" Sky segera pergi dari sana setelah memberikan pekerjaan untuk Dito.

Suasana hati Sky tidak sedang baik sekarang setelah Hana menolak terang-ternagan tawaran dirinya. Sedangkan Hana yang baru saja menjual motornya dan beberapa barang miliknya segera kembali ke rumah sakit.

"Alhamdulillah, Insyaallah ini cukup untuk operasi ibu. Bismillah," ujar Hana lega.

Berdebat dengan Sky tadi membuat Hana kepikiran untuk menjual motornya dan beberapa barang Hana yang berharga cukup mahal

Dia sudah punya 30 juta jadi hanya tinggal menambah 20 juta paling sedikitnya dan Hana sudah mendapat uang tersebut.

"Bapak, ibu bisa dioperasi sekarang Hana sudah ada uangnya."

"Alhamdulillah," ucap Herwin memeluk putrinya.

Masalah lagi

...Bismillahirrohmanirrohim....

...Sebelum baca jangan lupa bismillah dan shalawat dulu 🤗...

...بسم الله الر حمن الر حيم...

...Allahumma soli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad....

...اللهم صلي عل سيدن محمد و عل ال سيدن محمد...

... 🍒Selamat membaca semua🍒...

"Bapak, Hana berangkat ke kuliah dulu, nanti pulang dari kuliah Hana mau langsung kerja sore baru pulang."

Gadis dengan pakaian syar'i rapi itu mengambil tangan bapaknya untuk bersalaman sebelum pergi.

"Bapak antar saja Han, sekalian mau ke rumah sakit ayo," ajak Herwin.

"Iya pak."

Satu minggu setelah operasi ibu Hana berjalan dengan lancar gadis itu sekarang berangkat kuliah sering berjalan kaki. Untungnya Hana tidak harus sering-sering pergi ke kampus karena hanya tinggal bertemu dosen pembimbing saja untuk menyelesaikan tugas akhirnya.

Sejak seminggu ini ibu, Hana belum juga sadar setelah melakukan operasi, Hana selalu berdoa untuk kesembuhan ibunya.

"Bapak hati-hati dijalan," pesan Hana setelah turun dari motor.

Sekarang Herwin sudah sampai mengantar Hana di depan kampus putrinya. "Iya, bapak pergi dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Motor Herwin sudah tidak terlihat lagi Hana segera masuk gerbang kampus. "Han tumben sekarang nggak bawa motor lagi?" tanya Adel teman Hana yang baru saja menghampiri temannya itu.

Mendapatkan pertanyaan dari Adel, Hana menghembuskan nafas pelan seraya menatap Adel yang berdiri di sampingnya.

"Motornya udah dijual Del, jadi sekarang dianter bapak kalau mau ke kampus."

"Padahal pagi ini kita mau kunjungan ke perusahaan Sky Group untuk semua mahasiswa-mahasiswi bimbingan Ibu Nita."

"Astagfirullah kok aku nggak dapat info apa-apa sih Del."

Kedua gadis itu terus berjalan menuju gedung kampus sambil mengobrol. "Kamu kebiasaan jarang buka wa sih!"

"Lagian kalau nggak penting-penting amat ngapain buka wa coba," sahut Hana enteng hal tersebut malam membuat Adel menatap sahabat tak percaya.

"Makanya punya pacar Han biar hidup kamu nggak begitu-begitu aja biar wa kagak sepi, kalau punya pacarkan enak walaupun kamu nggak ada motor bisa diantar jemput, kalau ada pacar bisa bantuin ngerjain skripsi juga, enak kan punya pacar."

Hana memutar bola matanya malas mendengar ucapan temannya, kalau sama Adel pasti bahasnya kesana dan Hana paling tidak suka membahas hal menurutnya yang tidak penting.

"Dari pada pacaran lebih baik nikah saja Del, kalau nikah sudah jelas arahnya sudah jelas statusnya. Kalau pacaran apa coba? Nggak ada yang bersangkutan status pacar itu tidak kuat Del coba kamu pikir."

"Lagipula tidak punya pacar itu lebih asyik, tidak ada yang mengatur A dan B tidak ada yang menghalangi mau ngapain aja. Padahal cuman pacar kok kayak sudah jadi suami saja jadi lebih baik mana."

"Pacaran!" kekeh Adel tidak mau kalah.

"Lalu sudah berapa banyak kamu dirugikan dalam pacaran? Bukan hanya masalah finansial saja tapi semua, waktu, apa yang ada di diri kita atau mungkin juga harta. Aku tahu Del pacaran itu memang kelihatan indah tapi kalau dipikir-pikir lagi bukankah itu merugikan."

Cek!

"Enak saja itu tidak merugikan Hana, justru menguntungkan lalu membuat kita bahagia," balas Adel, dia ingin membuktikan pada Hana jika pacaran itu sangat membahagiakan dan juga menguntungkan seperti yang Adel katakan sebelumnya.

Dua gadis itu kini sudah sampai di depan ruang dosen mereka tapi tidak langsung masuk Hana tersenyum mendengar jawaban dari Adel.

"Coba kamu indra lagi Del seberapa banyak orang diluar sana yang depresi karena pacaran, bunuh diri karena pacaran rela melakukan apapun demi pacaran. Bahkan tak sungkan menyerahkan hal paling berharga dalam hidup mereka, seberapa banyak perempuan yang hamil diluar nikah, awal mula juga karena pacaran bukan. Walaupun aku tidak punya pacar tapi aku tahu seperti apa cara pacaran orang-orang diluar sana. Sekarang aku tanya sama kamu, apakah kamu pacaran sama Kenzo cuman sekadar jalan-jalan, pegangan tangan pasti lebih dari itu bukan."

Pertanyaan dari Hana membuat Adel terdiam, dia membenarkan apa yang Hana katakan dia dan Kenzo pacaran bukan hanya sekedar pengang tangan saja.

Melihat Adel yang diam saja Hana jadi merasa bersalah sudah terlalu banyak bicara. Hana menepuk pelan pundak Adel menyadarkan temannya sedang melamun.

"Sudah jangan dipikirkan itu pendapatku saja semua orang berhak memilik pendapat mereka masing-masing. Tapi yang jelas dalam islam pacaran tidak boleh, ayo masuk."

Tak lupa Hana mengetuk pintu ruangan dosen pembimbingnya lebih dulu baru setelah itu masuk ke dalam, sudah ada beberan mahasiswa disana.

"Kalian sudah datang semua kita berangkat sekarang," instruksi wanita paru baya yang merupakan ibu Nita.

"Baik bu!" jawab mereka semua.

Para mahasiswa-mahasiswi yang berjumlah sekitar sembilan orang itu mengikuti Nita memimpin langkah mereja menuju Sky Group sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri fashion perusahaan tersebut bukan hanya bekerja dengan perusahaan dalam negeri tapi juga sudah ada cabangnya diluar negeri pula.

Sampai di parkiran Hana sedikit bingung karena dia tidak memilik teman untuk ikut bersama dengan dirinya.

"Ada apa, kalian kenapa tidak segera jalan?" tanya Nita yang dibonceng oleh salah satu mahasiswanya.

"Hana tidak ada kendaraan bu," sahut salah satu teman Hana.

Sedangkan Hana tertunduk sedih memang di kota sulit sekali jika tidak punya motor walaupun Han tak masalah dirinya tidak punya motor sekalipun tapi jika disituasi seperti ini membuat Hana jadi terhambat.

Rasanya Hana ingin menangis, susah payah dia menahan diri untuk tidak menangis. Kamu bisa Hana, tolong jangan nangis sekarang, kamu cuman perlu tahu tempat tujuannya saja nanti bisa naik angkot.

"Saya tidak apa bu bisa naik angkot saja, boleh minta alamatnya nanti Hana akan menyusul," ucap Hana setelah bisa menguasai dirinya agar tetap tenang

"Ambil ini," sebuah kertas Nita berikan pada Hana, gadis itu cepat mengambil kertas dari tangan Nita.

"Terima kasih bu."

Nita mengangguk sebagai jawaban lalu menyuruh yang lain segera berangkat Hana pasti akan menyusul mereka.

"Han, aku duluan," ujar Adel merasa sedikit bersalah.

"Iya Del, hati-hati nanti kita ketemu di Sky Group semangat," sekarang Hana berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Melihat Hana tidak sedih lagi Adel bernafas lega, dia ingin mengajak Hana tapi sudah janji dengan yang lain lebih dulu.

Tes!

"Apa sih Hana, begitu doang kok kamu nangis," ucapnya pada diri sendiri.

Cepat Hana menyusul yang lain, ketika sampai di depan gedung Sky Group Hana datangan paling akhir dia tidak tahu harus kemana.

"Tuan bukankah itu gadis di rumah sakit satu minggu lalu," ucap Dito memberitahu Sky yang baru sampai ke perusahaan karena sudah memilik janji akan bertemu dengan mahasiswa-mahasiswi dari dua kampus ternama di kota mereka.

"Sedang apa dia disini? Apakah gadis itu sudah berubah pikiran, tapi tunggu bagaimana dia tahu jika saya ada disini."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!