NovelToon NovelToon

Beautiful Summer Love

Chapter 1

Leander turun dari pesawat dan melihat saudara kembarnya Landon dan juga orang tuanya sudah menunggu kedatangannya setelah mengikuti lomba Sains dunia dan meraih juara.

Disebelah keluarganya juga selalu ada gadis dengan rambut yang di kuncir dua yang memegang karangan bunga dengan senyum lebarnya. Wanita itu terlihat bahagia menunggu kedatangannya dan sedikit meloncat-loncat.

"Leanderrrr...." Teriak Summer begitu melihat wajahnya, membuat dirinya menjadi pusat perhatian dan bahan tertawaan oleh keluarganya.

Leander memeluk satu persatu keluarganya dan berakhir dipelukan Summer yang tiba-tiba merangkul lehernya.

"Hei, lepaskan aku" sahut Leander yang berusaha melepaskan rangkulan Summer.

"Selamat Leander. Kau benar-benar hebat. Aku melihat tampilanmu di televisi sampai babak terakhir. Kau benar-benar mengagumkan" ucap Summer dengan wajah bahagia dan berjalan dengan merangkul lengan Leander.

"Summer selalu yang paling heboh begitu perlombaanmu dimulai. Dia bahkan bertaruh dengan Landon" ucap Julia, mommy Leander yang juga sangat dekat dengan Summer.

"Dia tidak mengizinkanku memilihmu. Dan memaksaku bertaruh agar dia bisa ikut menjemputmu hari ini" ucap Landon menarik rambut Summer dan membuat kepala wanita itu tertarik ke belakang dan dengan cepat ditahan oleh Leander agar Summer tidak terjatuh.

Gerakan kecil itu yang dilihat Julia setiap Leander berada didekat Summer. Meski Leander selalu memperlihatkan sikap dinginnya, tapi Leander selalu melindungi Summer ketika mereka bersama.

"Landon. Bisakah kau bersikap lembut pada wanita? Kau benar-benar seperti preman" teriak Summer pada Landon dan berusaha membalasnya.

"Kita akan mampir untuk makan malam bersama, dan merayakan kemenanganmu. Kau pasti belum makan setelah penerbangan yang lama" ucap Julia saat mereka akan memasuki mobil.

"Baik Mom." Jawab Leander singkat kemudian masuk kedalam mobil disusul oleh Summer dan Landon.

"Summer katakan pada orang tuamu jika kau akan ikut dengan kami untuk makan malam" ucap Julia pada Summer yang masih menempel pada Leander.

"Benarkah? Thank you, Aunty" sahut Summer senang dan mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan menghubungi ayahnya.

"Mom. Apakah tidak apa-apa kita mengajak Summer?" tanya Landon.

"Tenanglah, mereka tidak akan keberatan jika Summer bersama kita. Daddy yang akan mengantarnya saat pulang nanti" jawab Louise.

"Thank you, Uncle" ucap Summer pelan dan dilihat oleh Leander.

Meski Summer dekat dengan keluarga mereka, tapi gadis itu selalu pulang ke rumah sebelum ayahnya tiba dari kantornya. Dan Leander tahu alasan kenapa seperti itu meski Summer tidak pernah mengatakannya.

"Kau ingin makan apa, Lean?" Tanya Louise pada Leander.

"Apa saja. Terserah kalian." Jawab Leander yang memang tidak banyak bicara.

"Bagaimana kalau makanan laut kesukaanmu?" Tanya Louise lagi.

"Summer alergi makanan laut, Dad. Bagaimana jika steak langganan Mommy?" jawab Leander yang membuat Summer terkejut dan memandangnya dengan tatapan memuja.

"Baiklah. Mommy akan memesan tempat terlebih dahulu karena tempat itu sangat ramai dijam sekarang, dan kita masih agak jauh." Ucap Julia.

"Berhentilah memandang Leander seperti itu? Apa lehermu tidak lelah?" Ucap Landon yang duduk disebelah kiri Summer dan sibuk bermain game.

"Kau benar-benar cerewet." Jawab Summer yang merasa malu dan memegang pipinya.

"Gara-gara kau aku tidak bisa menikmati makanan laut, kau tahu bukan itu kesukaan Leander dan aku" gumam Landon ditelinga Summer.

"Kau mau aku melaporkanmu pada Aunty karena dua hari ini membolos?" Ancam Summer membuat Leander tersenyum mendengar pertengkaran mereka berdua.

"Dasar gadis jelek" ucap Landon dengan wajah kesal.

"Kau yang jelek" balas Summer.

"Bukankah kau tergila-gila pada wajah Leander? Kau lupa bahwa kami kembar?" Ucap Landon dan membuat Summer menutup mulutnya menyesal.

"Ini untukmu." Leander mengeluarkan bingkisan kecil dari dalam tas ranselnya dan memberikannya pada Summer.

"Kau membelikan aku hadiah?" Sahut Summer tidak percaya dengan apa yang diberikan Leander.

******

''Kau terburu-buru. Apa ada yang penting?'' Tanya Emma ketika melihat sahabatnya itu memasukkan semua bukunya kedalam tas begitu dosen telah selesai.

''Aku ingin makan siang bersama Leander, tentu saja itu penting.'' Jawab Summer membuat Emma memutar kedua matanya.

''Apa yang kau sukai dari Leander yang dingin itu, bahkan dia tidak begitu tertarik dengan hal-hal yang berbau wanita'' ucap Emma yang berjalan bersama Summer keluar kelas.

''Aku mencintai seluruh dirinya. Kau tahu apa yang dibawakan untukku saat dia kembali dari kompetisi? Lihatlah dia membelikan aku kalung ini. Cantik bukan?'' Ujar Summer memperlihatkan kalung pemberian dari Leander kemarin.

''Bahkan aku bisa membelikan dirimu ratusan kalung seperti itu, Summer. Itu hanya pernak pernik khas yang sering orang-orang beli untuk dibawa pulang, Summer. Kau jangan berlebihan.'' Ucap Emma kemudian berpisah saat pacarnya sudah menunggunya didepan.

''Bye-bye Emma'' teriak Summer kemudian berlari menuju fakultas Leander yang sedikit agak jauh.

''Hufft. Ini sudah jam makan siang. Kenapa Leander belum juga keluar'' ucap Summer yang menunggu Leander diluar kelasnya.

"Apa kau menunggu Leander?" Tanya Landon yang melihat Summer mondar mandir didepan kelasnya.

"Hei, gadis pendek. Leander berada di kantin sejak tadi" lanjut Landon yang membuat Summer kesal dan menyingkirkan tangan Landon yang memegang kepalanya.

"Kenapa kau tidak mengatakan sejak tadi," teriak Summer kemudian berlari menuju kantin tempat semua mahasiswa makan siang.

Summer melihat Leander sedang duduk bersama kedua temannya Matt dan Luke dan ada beberapa wanita mencoba mencari perhatian mereka. Ketiga laki-laki itu adalah mahasiswa yang memiliki nilai paling tinggi di kampus mereka dan pastinya mereka memiliki orang tua yang kaya juga sehingga selalu menjadi pusat perhatian.

Leander melihat kedatangan Summer dari kejauhan dan tersenyum tipis, membuat kedua temannya melihat ke arah yang dilihat oleh Leander.

"Pacarmu sudah datang, Lean. Dan sepertinya dia terlihat kesal" ucap Matt begitu melihat Summer mendekati mereka dengan wajah cemberut.

"Kalian jahat. Aku menunggu lama diluar kelas tapi kenapa kalian sudah berada disini?" Sahut Summer yang mengambil tempat duduk didekat Leander.

"Kami tidak melihatmu, kau pasti salah ruangan lagi. Leander di gedung A dan Landon di gedung C. Kau pasti menunggu di Gedung C." Ucap Matt yang membuat Summer terlihat bodoh karena salah melihat jadwal lagi.

"Benarkah? Ya aku tadi hanya melihat Landon keluar. Hehehe." gumam Summer pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Makanlah. Makanan kesukaanmu sudah hampir habis jadi aku menyisakan sedikit untukmu" ucap Leander memberikan makan siangnya pada Summer.

''Sampai kapan kau akan mengekori Leander terus, gadis pendek. Leander tidak bisa mencari wanita cantik untuk dirinya sendiri jika ada kau disisinya setiap saat'' ucap Luke yang membuat Summer menendang kakinya.

''Jika kau berani mengenalkan wanita pada Leander, aku akan mengulitimu'' jawab Summer kesal dan mencoba memukul Luke dengan sendoknya tapi ditahan oleh Leander.

''Sudahlah. Habiskan makananmu lalu kita pulang'' sahut Leander kemudian membersihkan makanan yang menempel di pipi Summer.

''Kau terlalu memanjakannya, Lean. Lihatlah dia akan makin susah melepasmu'' ucap Matt

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Leander dan Summer akan pulang bersama dengan mengendarai motor pria itu dan mereka berdua menjadi pusat perhatian hampir sebagian wanita yang mengejar Leander.

Leander memakaikan helm dikepala Summer dan mengetuk hidung mungil wanita itu ketika melihat wajah bahagianya.

''Pegangan yang kuat'' ucap Leander kemudian menyalakan motornya dan melaju di keramaian.

Chapter 2

Begitu motor Leander berhenti didepan rumahnya, Summer turun dan berlari masuk kedalam rumah menuju dapur dimana Julia sedang membuat pancake.

"Auntyyyy....." Teriak Summer begitu melihat Julia dan memeluk tubuh ibu Leander dari samping.

"Hai, Sweetheart Apa kau pulang bersama Leander?" Tanya Julia senang dipeluk oleh Summer.

"Yes. Aunty, bukankah kau berjanji akan menungguku untuk membuat pancake?" Tanya Summer dengan wajah cemberut.

"Kau pasti lelah sejak pagi dikampus, dan Aunty tahu bagaimana rasanya kuliah kedokteran. Kau butuh konsentrasi dan fokus" jawab Julia melanjutkan membuat pancake.

Kemudian Summer yang senang dengan kegiatan satu ini ikut membantu setelah mencuci tangan dan memakai apron ditubuhnya. Kedua wanita itu terlihat seperti ibu dan anak perempuan yang sedang bersama-sama menghabiskan waktu mereka didapur.

Leander yang akan masuk untuk minum terhenti didepan pintu dapur dan tersenyum melihat pemandangan sang mommy dan juga Summer. Wanita itu selalu bisa membuat suasana disekitarnya bahagia.

"Leander, kenapa kau diam disitu? Apa kau mencari sesuatu? Tanya Julia ketika melihat putranya.

"Aku ingin mengambil minum" ucap Leander dingin dan dengan cepat mengambil botol minum di lemari pendinginan dan membawanya ke kamar.

"Sabarlah. Aku akan membawakan kue kesukaanmu, Leander" teriak Summer membuat Julia tersenyum.

"Kenapa kau begitu menyukai Leander yang sangat dingin itu daripada Landon?" Tanya Julia saat melihat Summer penuh semangat membuat kue kesukaan Leander.

"Karena hanya aku satu-satunya yang akan mencintai Leander, dan Landon pria badboy dan suka berganti-ganti pacar. Aku lebih suka Leander, Aunty" jawab Summer dengan wajah merona.

"Aunty tidak akan mencampuri urusan kalian, yang pasti Aunty hanya bisa memberimu semangat dan jangan menyerah menghadapi Leander. Dia terlihat dingin dan cuek, tapi Aunty bisa melihat dia perhatian padamu meski itu tidak terlihat jelas" ucap Julia menggenggam kedua tangan Summer dan mereka berdua tertawa bersama.

Beberapa menit kemudian pancake buatan mereka berdua akhirnya selesai, dengan tampilan dan warna yang menggugah selera.

"Mmmmm..., baunya sangat enak, aunty. Leander pasti akan dengan cepat menghabiskan ini" ucap Summer, kemudian memindahkan beberapa pancake di piring kecil.

"Ini teh untuk Leander dan juga dirimu, bawalah ke kamarnya. Terima kasih sudah membantu Aunty, sweetheart" ucap Julia kemudian memberikan 2 gelas teh pada Summer.

Summer mengetuk beberapa kali sebelum membuka pintu kamar Leander. Ia melihat Leander tertidur di kursi yang ada dikamar pria itu dengan buku ditangannya. Dengan pelan Summer meletakkan pancake dan teh yang dibawanya ke meja didepan Leander.

Ia menatap wajah tampan Leander yang tertidur dengan memakai kacamatanya dan Leander benar-benar terlihat sangat tampan, membuat Summer tidak pernah bosan menatap wajahnya.

Bunyi ponsel milik Summer yang membuat Leander akhirnya terbangun dan Summer yang terkejut tiba-tiba menegakkan tubuhnya hingga membuat ia oleng dan akan terjatuh jika tidak ditahan oleh tangan Leander.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Leander yang masih memeluk pinggang Summer dan memegang tangannya.

"Aku.. Aku membawakan pancake dan juga teh untukmu. Maaf jika bunyi ponselku membangunkan dirimu yang sedang tidur," jawab Summer kemudian melepaskan dirinya dari pelukan Leander.

"Terima kasih, Summer. Kau pasti lelah. Kau tidak perlu membuatkan aku apapun. Fokuslah pada kuliahmu, aku melihatmu hari ini berlari kesana kemari saat praktek" gumam Leander yang membuat Summer terdiam.

Summer tidak mengira jika Leander memperhatikannya, apalagi jurusan mereka berbeda dan gedung tempat mereka belajar sangat jauh.

''Apakah kau diam-diam memperhatikanku, Lean?'' Tanya Summer memperhatikan Leander yang sedang menikmati pancake buatannya sambil membaca bukunya kembali.

''Hanya kebetulan lewat.'' Jawab Leander dingin.

''Bisakah kau sekali saja menyenangkan hatiku dengan menjawab iya?'' Gumam Summer dengan bibir cemberut.

''Pulanglah, sebentar lagi ayahmu kembali'' ucap Leander melihat jam ditangannya.

Kemudian bunyi suara mobil dari jauh terdengar membuat Summer dengan cepat melewati tangga yang terdapat di samping jendela kamar Leander dan berlari menuju belakang rumahnya. Ia melupakan buku dan tasnya yang tertinggal dikamar Leander.

Leander melihat Summer hingga wanita itu berada dikamarnya tepat waktu dengan membuka tirai jendela kamar yang dapat dilihat dari kamarnya. Summer terlihat mengatur nafasnya dan melambaikan tangannya ke arah Leander.

Ayah angkat Summer adalah kepala polisi yang terkenal arogan dan memiliki watak yang keras. Ia melarang siapapun datang kerumahnya. Summer sendiri dilarang kemanapun kecuali ke kampus untuk belajar.

Dulu bahkan Summer dilarang datang kerumah Leander dan berteman dengan mereka, apalagi melihat sikap Landon yang sering mendapat masalah membuat Ayah Summer melarang anaknya berdekatan dengan Landon.

Hingga saat Summer jatuh sakit dan hampir membuat dirinya kehilangan nyawa. Saat itu Summer hanya seorang diri dirumah tanpa ditemani siapapun, membuat Mommy Julia dengan berani membawa Summer ke rumah sakit dan memarahi ayahnya. Yang akhirnya membuat pria itu sedikit melunak.

Leanderlah yang menemukan Summer pertama kali. Setiap hari diam-diam ia selalu memperhatikan Summer dan menjadi tahu aktifitas yang sering wanita itu lakukan. Dan hari itu Summer tidak membuka tirai jendelanya hingga empat hari berturut-turut, membuat Leander merasa cemas dan memberanikan diri melaporkannya pada Mommy Julia.

Mommy memaksa mendobrak pintu rumah Summer dan menemukan wanita itu pingsan dan dehidrasi. Kemudian membawa Summer ke rumah sakit dan merawat Summer hingga sembuh. Itulah yang membuat Summer ingin menjadi dokter seperti Mommy Julia dan berjanji akan menjadi relawan sukarela dirumah sakit milik keluarganya.

Leander sering merasa khawatir jika Summer berada dirumah hanya berdua bersama ayahnya. Pelayan rumah mereka hanya bekerja hingga siang hari dan akan kembali keesokan harinya. Leander memberikan gelang buatannya dengan bandul kecil sebagai alarm yang terhubung diponsel Leander. Jika sewaktu-waktu Summer membutuhkannya, Leander bisa dengan cepat mengetahuinya.

Leander juga meletakkan pelacak kecil dikalung Summer, pemberiannya saat pulang dari kompetisi. Dan ia senang Summer memakainya. Bunyi ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Ia membuka pintu dan melihat sang mommy didepan pintu kamarnya.

''Dimana Summer? Mommy tidak mendengar suaranya lagi.'' Tanya Julia menengok kedalam kamar putranya.

''Summer sudah pulang kerumahnya, mom'' jawab Leander

''Apakah dia meninggalkan tasnya lagi?'' Tanya Julia lagi ketika melihat tas Summer yang merupakan hadiah pemberian darinya saat ia ulang tahun.

''Hmm... Aku akan membawanya besok dan memberikannya dikampus, mam'' jawab Leander kemudian masuk kedalam kamarnya.

''Baiklah, mommy akan keluar makan malam dengan daddymu untuk bertemu temannya. Kau tidak apa-apa makan malam sendirian bukan?'' ucap Julia yang setelah menikah selalu mengikuti kemana Louise pergi.

''Tenanglah, mom. Nikmatilah waktumu bersama daddy'' ucap Leander tersenyum.

''Mommy mencoba menghubungi Landon agar pulang dan makan malam bersamamu, tapi anak nakal itu mematikan ponselnya'' sahut Julia kesal dengan kelakuan anaknya yang satu, kembaran Leander.

''Biar aku yang menghubungi Landon, mam'' ucap Leander kemudian berdiri dan menghampiri Julia.

''Bersiap-siaplah, daddy sebentar lagi akan pulang'' lanjut Leander mencium pipi mommynya.

Setelah kepergian mommy, Leander membaca pesan dari yang baru saja masuk di ponselnya.

To. Leander...

"Bisakah kau mengantar tasku malam nanti? Aku membutuhkannya karena ada tugas yang harus aku kumpulkan besok"

From. Summer...

Leander menatap jendela kamar Summer dan melihat wanita itu tersenyum dengan wajah memohon.

To. Summer

Oke...

From. Leander

Chapter 3

Leander berjalan pelan menyusuri jalan setapak. Meski gelap karena tuan Brooklyn sangat pelit, ia sudah hafal arah jalan menuju kamar Summer berada. Kamar wanita itu tampak gelap tidak seperti biasanya pada jam segini.

Leander mengetuk jendela Summer perlahan tapi tidak ada sahutan apapun. Kemudian ia membuka jendela yang sengaja tidak dikunci oleh wanita itu. Ia melihat Summer tertidur dengan selimut yang terbuka sedikit memperlihatkan pahanya yang mulus.

Leander kemudian memanjat jendela Summer dan masuk dengan pelan. Ia meletakkan tas dan buku wanita itu dimeja belajar, kemudian berjalan mendekati Summer dan memperbaiki selimut untuk menutupi tubuh wanita itu.

Leander juga mengunci pintu kamar Summer yang mungkin dilupakan oleh wanita itu. Leander kemudian duduk dikursi yang ada didekat meja belajar Summer kemudian membuka buku yang dibaca oleh wanita itu.

Summer terbangun beberapa saat kemudian dan membuka mata. Ia tersenyum saat melihat punggung belakang Leander yang sedang membungkuk dimeja belajarnya dan pastinya sedang mengerjakan tugasnya.

Ia tidak bergerak sedikitpun dan menikmati pandangan didepannya. Pria dingin dan tak banyak bicara itu selalu dan selalu menjadi orang yang sangat peduli padanya meski tak pernah ia katakan, tapi tindakannya dapat ia rasakan.

''Kau tidur sebelum makan malam'' ucap pria itu yang tahu jika Summer telah bangun.

''Aku tidak ingin turun dan makan malam, karena daddy pulang dalam keadaan mabuk'' jawab Summer pelan.

''Makanlah, mommy memintaku membawakannya untukmu'' ucap Leander memberikan bungkusan makanan yang dibawanya.

''Wah, baunya sangat enak.. Ini seperti bukan bau masakan Aunty'' ucap Summer kemudian membukanya dan menyicipi rasanya.

''Itu buatanku, sedikit asin tapi masih bisa dimakan'' jawab Leander dingin dan melanjutkan menulis.

''Benarkah? Kau memasak makanan ini untukku?'' Tanya Summer yang merasa senang.

''Aku menyisakan untukmu. Cepatlah makan dan kerjakan tugasmu. Aku sudah mengerjakannya sebagian'' sahut Leander kemudian berdiri dan berjalan menuju jendela tempat ia masuk tadi.

''Thank you, Leander. Love you.'' gumam Summer dengan pelan.

''Aku pulang. Ingat untuk selalu mengunci pintu kamarmu, Summer'' sahut Leander kemudian keluar lewat jendela kamar Summer dan kembali ke rumahnya.

''Dia tidak pernah membalas cintaku, tapi sikapnya seolah-olah aku ini adalah pacarnya.'' batin Summer dengan tersenyum, kemudian menghabiskan makanan yang dibawakan Leander untuknya.

''Kau darimana, Lean? Apa kau dari tempat Summer?'' Tanya Louise saat melihat putranya masuk dari pekarangan belakang rumah mereka.

''Iya, Dad. Aku mengantar tasnya yang ketinggalan.'' Jawab Leander kemudian duduk disamping ayahnya di taman belakang rumah mereka.

''Katakan pada Summer untuk selalu berhati-hati. Beberapa hari ini kepolisian sedang panas-panasnya dan ayahnya terlihat tampak kacau'' ucap Louise memberitahu anaknya yang ia tahu psangat dekat dengan Summer.

''Aku akan melindunginya, Dad,'' jawab Leander kemudian menatap ke arah kamar Summer yang lampunya masih menyala.

''Kau menyukainya, Lean?'' Tanya Louise saat melihat pandangan Leander tertuju ke arah rumah Summer.

''Entahlah, dad. Aku hanya ingin melindunginya dan merasa takut jika sesuatu terjadi padanya. Mungkin karena kami sudah dekat sejak lama, jadi aku merasa ia bergantung hanya padaku'' jawab Leander mengalihkan pandangannya dan menatap ke gelang yang ada dipergelangan tangannya pemberian Summer.

''Mungkin saja. Daddy hanya tidak ingin kau merasa bertanggung jawab atas kehidupannya, jika kau tidak menyukainya jangan memberi dia harapan. Karena Summer bukan tanggung jawabmu. Dia gadis yang baik dan enerjik, meskipun sedikit ceroboh.'' Ucap Louise kemudian berdiri meninggalkan Leander yang masih terdiam.

****************

''Apa yang terjadi dengan tanganmu?'' Tanya Leander keesokan harinya ketika menjemput Summer dan melihat jari wanita itu mengeluarkan darah.

''Daddy memecahkan gelas dan jariku terluka ketika membersihkannya'' ucap Summer menatap luka yang ada dijarinya.

Ia tidak sempat sarapan ketika ayahnya marah saat menerima telepon dan membanting gelas yang dipegangnya. Summer mencoba membersihkannya dan mengenai jarinya. Ia langsung berlari keluar ketika Leander mengirim pesan tanpa membersihkan lukanya terlebih dahulu.

''Lain kali berhati-hatilah'' ucap Leander kemudian mengambil hansaplast dari tasnya dan membalutnya dijari Summer yang terluka.

''Kau selalu membuatku jatuh cinta setiap harinya'' ucap Summer menatap wajah Leander yang tampan meski memakai kacamata.

''Naiklah, kita akan terlambat'' ucap Leander tanpa membalas perkataan Summer. Setelah itu memakaikan helm di kepala Summer dan menyalakan motornya.

Mereka terlihat seperti sepasang kekasih karena setiap hari Leander dan Summer datang dan pulang bersama. Tapi banyak juga yang tidak ingin mengakuinya karena Summer hanya dianggap adik oleh Leander karena sampai saat ini Leander tidak pernah mengakuinya secara langsung.

Bagi Summer setiap hari bersama Leander seperti ini sudah membuat ia bahagia, meskipun pria itu selalu menolak cintanya. Tapi perhatian Leander sudah cukup membuat Summer merasa di istimewakan.

''Ini dari pacarmu'' ucap pria gemuk, teman sekelas Summer dan memberikan bungkusan makanan ditangan Summer beberapa saat kemudian.

''Thank you, Steven'' ucap Summer yang sudah tahu dari siapa bungkusan yang diterimanya.

Summer kemudian mengambil handphone dan mengetik pesan sambil menikmati sarapannya.

To. Leander

Thank you & ❤you

From. Summer

Tulis Summer dan mengirimnya pada Leander, Kemudian menghabiskan makanannya dengan cepat karena dosen akan tiba beberapa menit lagi.

To. Summer

Habiskan.

From. Leander

Summer tersenyum membaca balasan dari Leander meskipun hanya balasan singkat.

"Kau terlihat bahagia" bisik Emma yang duduk disampingnya.

"Leander membelikan aku sarapan, tentu saja aku bahagia." Bisik Summer dengan menahan senyumnya.

"Kau akan kesulitan lepas darinya jika terus bergantung pada pria itu. kau harus mandiri" ucap Emma tegas tak ingin melihat Summer kecewa suatu saat nanti.

Kemudian Summer terdiam dan menatap lurus ke arah dosen yang sedang menjelaskan materi. Ia tahu selama ini sudah membuat Leander kerepotan dengan segala aktivitas dan juga kehidupannya. Meskipun Summer tidak pernah memintanya, tapi Leander selalu menjadi yang pertama menolongnya. Bahkan tugas kuliahnya selalu dibantu oleh Leander dan Summer sudah terbiasa dengan sikap dan perhatian yang Leander berikan.

Benar kata Emma, ia harus mandiri karena Leander tidak mungkin bisa ada disampingnya selalu. Pria itu akan melanjutkan kuliahnya diluar negeri beberapa bulan lagi dan ia tidak akan bertemu dengannya untuk waktu yang lama.

Mengingat hal itu membuat wajah Summer menjadi sedih, ia tidak bisa membayangkan akan berpisah dengan Leander. Pria itu sudah seperti bayangannya dan entah bagaimana nantinya jika Leander tidak ada disini.

"Leander kau belum memasukkan berkas untuk kuliahmu diluar negeri? Profesor mencari dirimu kemarin dan juga pagi tadi untuk menanyakan hal itu" ucap Matt yang menemaninya di perpustakaan.

''Aku masih memikirkannya'' jawab Leander yang terlihat serius dengan bacaannya.

''Apa yang harus kau pikirkan? Kau tinggal tanda tangan dan semuanya beres. Tidak ada yang akan menyulitkan pria cerdas sepertimu'' ucap Matt lagi.

''Masih beberapa bulan lagi'' gumam Leander pelan.

''Apa kau merasa berat meninggalkan Summer?'' Tanya Matt yang membuat Leander menatap ke arahnya.

''Kau menyukai wanita mungil itu?'' Lanjut Matt dengan pertanyaan yang membuat Leander menatap intens padanya.

''Jangan berisik, ini perpustakaan.'' Ucap Leander, kemudian melanjutkan membaca bukunya.

''Kau tidak mau mengakuinya? Summer menjadi idola pria-pria yang ada di jurusan wanita itu. Kau akan menyesal jika tidak mengklaim Summer lebih cepat'' ucap Matt tersenyum kemudian berdiri meninggalkan Leander.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!