Seorang gadis cantik bernama Ayla Anindhita yang akrab dipanggil Ayla sedang bersiap-siap membereskan buku-bukunya kedalam tas karena hari ini ada PR matematika dan ia belum mengerjakannya karena sibuk bermain game semalaman hingga lupa bahwa hari ini ada jadwal mapel Matematika.
Ia pun buru-buru sampai tak sempat sarapan pagi bersama orangtuanya.
"Ayla...sarapan dulu!"kata Dewi Ayu mamanya Ayla.
"Maaf ma,,aku gak akan sempat sarapan..takut kesiangan."Jawab Ayla sambil meminum segelas susu dan membawa roti bakar sebagai pengganjal perut.
"Kamu ini,,harus dibiasakan makan pagi biar ada stamina untuk belajar." Ujar pak prasetio.
Ayla pun tak menghiraukan ucapan Ayahnya,karena kalau dijawab pasti gak akan selesai pasti ia akan diceramahi ayahnya.
Bu Dewi pun mengulurkan tangannya dihadapan Ayla.Tetapi Ayla langsung pergi tanpa pamit kepada orangtuanya.
"Hufft....Dasar Anak itu!!!"kata Pak Prasetyo
"Sabar Mas...Jangan Emosi...."kata istrinya mengingatkan.
"Ma,,Aku sudah tak tahan lagi melihat sikapnya seperti itu. Mau jadi apa dia kalau begitu terus?"
"Kita harus sedikit demi sedikit menasehatinya Mas..jangan dengan emosi. Anak zaman sekarang kalau dibentak pasti ngambeknya berhari-hari."Bu Dewi mengingatkan
***
Sesampainya disekolah,Ayla langsung masuk ke kelas dan seperti biasa ia mencontek jawaban dari temannya. Bukannya ia gak pintar, tetapi karena kemalasannya akhirnya membuat ia gak bersemangat mengerjakan apapun. Apalagi kalau soal matematika bukan pelajarannya aja yang susah tapi gurunya yang sudah tua dan galak membuat ia gak bersemangat belajar.
"Nin..seperti biasa.." kode Ayla pada sahabatnya Nindi
"Nih...lho harus cepet Ay..pak Ratwa udah nyampe tuh."
"Iya siapp...tenang aja...Gue pasti selesai ngerjain PR nya sebelum Pak Ratwa masuk." dengan PD nya ia berbicara.
"Hmmm..."jawab Nindi singkat.
Ketika Ayla sedang menuliskan jawaban nomor 2 tiba-tiba Pak Ratwa masuk. Semua murid pun diam yang tadinya seperti dipasar langsung seketika hening kaya listrik padam.
"Selamat pagi Anak-anak.." Sapa Pak Ratwa.
"Selamat Pagi pak...." jawab semuanya serentak.
"Aduh mati gue,,mana belum selesai nih nyatet jawabannya!"decak Ayla dalam hati.
"Kemarin saya memberikan PR pada kalian,tolong kumpulkan PR nya sekarang!"
Hati Ayla degdegan bagai disambar petir. Pasti ia akan dapat hukuman gara-gara gak ngerjain PR nya.
Semua murid mengumpulkan kecuali Ayla yang berdiam diri dibangkunya.
"Laras,coba hitung ada berapa buku yang mengumpulkan," seru pak Ratwa
Laras pun menghitung buku yang ada diatas meja guru dan dengan teliti ia menghitung sampai 2x takut ada yang tertinggal .
"Semuanya 19 pak."Jawab Laras dengan jujur.
Suasana pun hening tak ada seorang pun yang berbicara hanya saling tatap saja.
"Siapa yang tidak mengumpulkan berdiri acungkan tangan!"tegas Pak Ratwa.
Ayla pun melambaikan tangannya dan dengan gemetar dia berbicara.
"Sa-saya pak." Jawabnya dengan terbata-bata.
"Kamu lagi....kamu lagi,kenapa samapai gak mengerjakan tugas saya?"dengan tatapan sinis.
"A-anu pak...saya lupa mengerjakan tugas dari bapak karena saudara saya ada yang sakit." Terpaksa ia harus cari alasan supaya bisa selamat dari hukuman.
"Saya gak mau tahu, mau saudara kamu sakit ke,kebanjiran ke,tugas saya harus dikerjakan apapun keadaannya!" Tegas pak Ratwa.
"Maafkan Saya pak,saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Sekarang sebagai konsekuensinya kamu bersihkan ruang perpustakaan sampai bersih,dan buku-bukunya harus tersusun rapi." Ucap Pak Ratwa.
"Baik pak.."Jawab Ayla dengan pasrah.
Sebenarnya bagi Ayla mending disuruh bersihin perpus daripada harus masuk pelajaran Matematika. Selain gurunya galak kenapa gak ada sedikitpun materi yang nyampe ke otak.cuma orang-orang yang ikut Les yang bisa ngerjain mata pelajaran yang ia benci.
Ayla pun dengan penuh semangat segera pergi dari ruang kelas yang menurutnya bak penjara.Ia segera menuju ke perpustakaan yang luasnya hanya 1 ruangan dan disanalah ia bisa tidur dengan leluasa.bukannya malah ngeberesin buku malah ia jadikan sebagai bascam untuk membuat pulau.
"Huaahh... Aduh ngantuk banget sih, mumpung lagi gak ada orang mending gue tidur aja!"
Ia pun merebahkan tubuhnya dikursi lalu tangannya ia jadikan bantal diatas meja.
Ketika ingin masuk ke alam mimpi, bunyi dering telponnya bergetar. Sengaja ia menggunakan mode hening supaya ketika dikelas tidak ketahuan oleh guru.
Dret...Dret...Dret..
"Aduh...siapa sih ini yang nelpon!"kesal Ayla sambil membuka layar hp nya. Ternyata panggilan masuk dari kontak " My LuV " yang ternyata pacar Ayla.
"Hallo Sayang...?" Sapa Riko pacar Ayla.
"Hallo hunny..."dengan nada tak bersemangat.
"Kenapa kamu cintaku,sayangku? Apa ada masalah? Cerita sama aku." Dengan penuh perhatian.
"Iya beb, aku lupa gak ngerjain tugas Matematika dan sekarang aku dihukum sama Pak Ratwa disuruh bersihin Perpustakaan." sambil menampakkan muka bete.
"Ya udah...aku jemput kamu sekarang,,biar kamu gak bete lagi."kata Riko.
Emang yah nie orang bukannya ngasih motivasi malah makin ngajak yang gak bener.
"Oke...aku tunggu dihalaman belakang." Seru Ayla karena dia tahu trik kabur supaya gak ketahuan sama satpam.
Ia pun berjalan ke halaman belakang sambil mengendap - ngendap agar gak ada orang yang tahu kalau dia kabur. Sesampainya dihalaman belakang,ia manjat keatas tembok yang gak terlalu tinggi dan dengan mudah ia bisa kabur dari sekolah.
Tak menunggu lama Riko pun datang dengan membawa motor Sport berwarna hitam biru yang mengkilap. Ayla pun langsung naik dan berhasil kabur tanpa ketahuan oleh pihak sekolah.
"Beb,kita makan yuk,,aku laper nih!" kata Ayla
"Oke...kita ke Cafe yang biasa ya" Jawab Riko lalu mampir ketempat yang biasa mereka nongkrong.
Sementara disekolah Pak Ratwa memerintahkan Brian untuk mengecek Ayla diperpustakaan.
"Brian,tolong cek Ayla apakah sudah membersihkan perpustakaan atau belum. Saya tak percaya pada anak itu !" kata pak Ratwa .
"Baik pak,"kata Brian lalu ia pergi menuju perpustakaan.
Dan benar feeling Pak Ratwa . Ayla tidak ada diperpustakaan dan Brian pun mencari ke berbagai tempat siapa tahu dia sedang ada dikantin atau di kamar mandi . Tapi tidak nampak batang hidung nya. Brian pun segera melaporkan hal ini kepada pak Ratwa bahwa Ayla kabur dari sekolah.
Sesampainya di kelas, Brian melaporkan apa yang sudah terjadi.
"Apa??benar-benar tuh anak. Saya harus kasih dia peringatan!" Tegas Pak Ratwa dengan wajah penuh geram.
Kalau saja orangtua Ayla bukan Donatur terbesar disekolah ini mungkin ia sudah mengeluarkan Ayla. Tetapi Tak ada satu pun guru yang sanggup menghadapi sikap Ayla tersebut mereka hanya bisa mengusap dada atas kelakuannya setiap hari.
Mungkin kalau saja ada Guru yang bisa merubah sikapnya bisa jadi Super hero untuk sekolah ini.
"Gak ada cara lain! Ayla harus dikasih pelajaran,meskipun ayahnya Donatur sekolah orangtuanya harus tahu kelakuan anaknya!" Decak Pak Ratwa .
Pak Ratwa pun menelpon orangtua Ayla dan menceritakan ulah anak mereka.
"Apa???Ayla kabur?" kata Pak Prasetyo. Ia pun hanya bisa mengelus dada dan sangat malu pada pihak sekolah. Bukannya jadi murid teladan malah jadi omongan orang.
"Baiklah saya akan mengurus anak saya,terima kasih pak atas infonya."ucap Prasetyo
"Ayla...ayla kenapa kamu selalu membuat ulah? Ini gak bisa dibiarkan! kalau kamu gak mempan nurut sama orangtua dan gurumu,papa akan buat cara lain biar kamu nurut." Kata Prasetyo dalam hati.
Disisi lain Ayla sedang asik makan dan berpacaran sama si Riko di Rotella D'cafe yang hanya bisa dimasuki oleh orang orang kaya saja. Bagi Ayla makan di Cafe ini seperti makan di warteg sangat kecil dan bisa dibeli kapan saja.
Tring....( bunyi notif pesan masuk ) dari handphone Ayla.
"Ayla cepat pulang sekarang papa tunggu dirumah"
"Ada apa sih papa,tumben nge WA suruh pulang?" Decak Ayla.
"Kenapa hunny bunny sweety...?"tanya Riko
"Ini nih,papa aku nyuruh pulang,gak biasanya dia begini kalau gak ada yang penting." jawab Ayla
"Ya udah...siapa tahu penting,aku anter kamu pulang ya."
"Hmm...." timpal Ayla.
Sebenarnya dia pengen berduaan sama Riko dengan bebas dan leluasa tetapi karena papanya menyuruh pulang ia harus menuruti perintahnya. kalau enggak bisa-bisa papanya mencabut semua fasilitas yang diberikan padanya.
Sesampainya dirumah,Ayla masuk dan disana sudah ada orangtuanya menunggu diruang keluarga.
"Ayla sini!"tegas Prasetyo
Ayla pun berjalan kearah sumber suara itu dan menundukkan kepala karena ia tahu ayahnya pasti akan memarahinya.
"Duduk!"Ucap prasetyo.
"Kenapa kamu kabur dari sekolah?"tanya Prasetyo.
"Ayla bosen pa...Masa gara-gara Ayla lupa ngerjain tugas disuruh ngebersihin perpustakaan..kan capek!" jawab Ayla sambil memasang muka melasnya.
"Itu resiko kamu dong...kenapa gak ngerjain tugas. Terus kalau kamu punya keslahan ,kamu harus bisa bertanggung jawan atas kesalahan kamu,bukan malah kabur kelayapan gak jelas!" ucap Prasetyo .
"Males pa..lagi pula aku tuh butuh healing pa...biar otakku fresh..bukan malah ditambah beban!" Timpal Ayla.
"Kalau kamu gak bisa merubah sikap,papa bakal kirim kamu ke asrama. Biar kamu disiplin! Dan papa akan mencabut semua fasilitas yang papa berikan." Tegas Prasetyo.
"Pa...jangan begitu kasihan Ayla."kata Dewi Ayu yang membela anak bungsu kesayangannya.
"Ma...ini akibatnya kamu selalu memanjakkan dia!" ucap Prasetyo.
"Papa jahat! Papa gak sayang lagi sama Ayla!"jawab Ayla dengan muka marah dan menangis.
"Papa beri kamu 2 pilihan,kamu jangan buat masalah dan kabur dari sekolah,atau papa kirim kamu ke Asrama ! Bagaimana?"
Pilihan ini memang sangat sulit bagi Ayla, tetapi kalau dia gak menuruti papanya dia akan dikirim ke asrama dan semua fasilitas kemewahannya akan dicabut.sama aja dia cari mati kalau begitu. Gak jauh beda sama anak gelandangan.
"Iya deh pa...aku akan merubah sikap dan gak akan buat masalah disekolah." jawab Ayla dengan pasrah.
"Nah gitu dong...papa akan pegang omongan kamu!" Seru Prasetyo.
Ayla pun langsung lari ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia meluapkan kekesalannya dengan bermain game karena itu satu-satunya cara agar dia bisa melupakan masalah yang ia hadapi.
"Huhh....ini semua gara-gara guru tua itu! Coba kalau dia datang ke kelas gak cepet,pasti gue gak akan dimarahi papa kaya gini! Dasar guru sialan....!" Teriak Ayla yang mengumpat gurunya.
...****************...
Keesokan harinya...
Ayla pun bangun kesiangan seperti biasa,karena dia bak seorang putri raja,dia dengan mudahnya menyuruh pelayannya untuk mempersiapkan keperluan sekolahnya.
"Bibi....Siapin air hangat buat mandi!!"Teriak Ayla
Diluar nalar prediksi Ayla, pembantunya tidak merespon apapun perintah dari Ayla.
"Ihhh...bibi...cepet dong...nanti aku kesiangan!" gerutu Ayla. Dia pun bangun dari tempat tidur dan ternyata yang datang adalah papanya.
"Papa!" kata Ayla sambil mengucek-ngucek matanya.
"Sekarang gak akan ada yang membantu kamu Ayla, Papa sudah perintahkan bibi untuk menyiram tanaman. Kamu harus mandiri dari sekarang,jangan sedikit-sedikit Bibi..nanti kamu gak akan dewasa kalau begitu terus!" Seru prasetyo.
"Apa-apaan sih pa...jangan gitu dong!" protes Ayla.
"Kamu harusnya bersyukur punya rumah dan fasilitas yang papa berikan. Kamu lihat masih banyak orang diluaran sana yang tidur juga dikolong jembatan." ucap Prasetyo.
"Iya..iya.." jawab Ayla karena dia gak mau mendengar ceramah dari papanya.
Ayla pun langsung pergi ke kamar mandi hanya menggosok gigi dan cuci muka. Dia tahu bahwa pasti ia akan kesiangan kalau mandi dulu. Setelah itu dia memakai baju seragam dan berhias dengan sat set yang penting jangan lupa memakai parfum karena orang gak akan tahu dia mandi atau enggak ke sekolah.
Ayla pun turun menuju ruang makan dan meminum segelas susu dan roti bakar seperti biasa setelah itu berangkat ke sekolah dengan diantar supir pribadinya. Orangtuanya sudah biasa dengan kelakuan anaknya yang setiap hari tidak berpamitan dengan mereka.
Sesampainya disekolah,ia buru-buru menuju ruang kelas karena dia gak mau sampai cari masalah lagi dengan guru. Kalau saja papanya gak mengancam dia dengan mencabut semua fasilitas miliknya,mungkin buat apa dia ke sekolah yang setiap hari hanya bikin bosan. Dia harus bisa menjaga sikap agar papanya bisa percaya bahwa dia beneran berubah.
Untung saja kelas belum dimulai, pas sekali ketika Ayla duduk langsung ada guru yang masuk. Dan sepertinya guru tersebut bersama orang asing dengan memakai kemeja warna biru dan celana yang senada. Para siswi pun dibuat histeris karena ketampanan pria itu bak seperti aktor thailand yang keren.
"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Bu Sarah
"Selamat pagi bu...." jawab para siswa serentak.
"Hari ini ibu bersama guru baru,dia akan menggantikan Bu Meta sebagai guru pelajaran Olahraga. Dikarenakan bu Meta akan resign karena dipindahkan keluar kota,maka sementara ini kalian akan belajar bersama Pak Rakha.
"Silahkan Pak Rakha perkenalkan diri anda."Seru bu Sarah.
"Terima kasih bu."jawab Rakha.
"Selamat pagi semuanya...perkenalkan nama saya Rakha Samudra Wijaya. Saya disini akan mengajar pelajaran olahraga. Apa ada yang ingin ditanyakan?" Ucap Rakha
"Pak saya ingin bertanya!" kata siswi yang duduk di belakang Ayla.
"Iya boleh." jawab Rakha singkat.
"Bapa sudah menikah belum?atau masih single?" tanya salah seorang siswi.
"Huhhhhh......!" sorak para Siswa
"Cukup...cukup...jangan berisik!"kata bu Sarah
"Saya masih single,tapi sudah punya calon istri." Jawab Rakha datar tetapi tak akan membuat ketampanannya berkurang.
"Yahh....gagal dong!" jawab siswi tersebut.
"Kasian deh lho!!" Timpal Brian meledek.
Semua para siswi dibuat patah hati,karena mereka tak akan bisa mendekati Guru kerennya itu. Terkecuali berbeda dengan Ayla,dia bersikap biasa saja dan sangat acuh tak sedikitpun ada rasa kagum dimatanya.
"Baiklah kalau begitu pak Rakha, saya permisi dulu. Silahkan anda bisa mulai mengajar hari ini. Oh iya,untuk jadwal hari ini anda mengajar dikelas XII Mipa 1. Jadi kalian semua bisa berganti baju olahraga sekarang." kata bu Sarah.
"Iya bu...." jawab para siswa serentak.
Setelah bu Sarah pergi, Rakha pun duduk dikursi guru yang sudah disediakan.dan mengambil absen.
"Baiklah,saya kasih waktu kalian untuk berganti baju 3 menit. Yang lebih dari 3 menit akan saya hukum!" ucap Rakha.
"Yahh pa...gak bisa gitu dong...masa cuma sebentar sih,kan bapak tahu cewek ganti bajunya lama." protes Kinan yang mewakili semua siswi.
" Yang protes silahkan keluar!" tegas Rakha.
"Ih...guru macam apa ini? Tampan sih iya tapi lebih killer dari pak Ratwa!" gerutu siswi yang lain.
"Cepat ! Saya hitung sampai 3, kalau ada yang masih mengobrol saya akan keluarkan dari mapel saya. Satu....
Semua anak-anak bergegas membawa kaos olahraga dan keluar untuk mengganti pakaian. Tapi berbeda dengan Ayla yang tidak merasa takut sedikit pun hanya dia yang bersantai tidak seperti teman-temannya.
"Ayla cepet,waktu kita gak banyak!" Ucap Nindi yang malah greget melihat temannya gak sat set.
"Apaan sih,biasa aja kali,,gak usah cepet-cepet." jawab Ayla.
Ayla punya trik biar mengganti baju dengan cepat. Ia pergi keluar dan menyuruh nindi untuk menghalanginya. Mumpung teman-temannya sedang berganti baju diruang ganti,ia langsung membuka seragam hanya dihalangi oleh Nindi.
"Gila lho ya! Kalau ada orang yang tahu mampus lho malunya sampai ubun - ubun!" ucap Nindi.
"Berisik lho,ini tuh cara yang cepet biar gak desak-desakan sama ciwi-ciwi...tuh kan langsung beres tanpa harus jalan ke ruang ganti." Kata Ayla dengan entengnya.
"Nih sekarang lho,cepet gue bakal halangin lho dari depan. Mumpung gak ada orang yang liat." ujar Ayla.
"Awas ya,kalau nanti ada orang lain lewat pas gue buka baju!" kata Nindi.
"Makanya,jngan banyak ngomong...otak itu dipake bukan ditinggal di dengkul!" timpal Ayla yang meledek Nindi.
"Ih...makan apa sih lho,kalau debat selalu aja pengen menang?" kata Nindi sebari mengganti pakaiannya.
"Bukan soal makan apa,tapi emang otak gue udah pinter dari lahir, hanya aja gue males soal pelajaran haha..."
Selesai mereka mengganti baju, lalu mereka masuk ke kelas untuk menunggu yang lain.
"Sudah selesai?mana yang lain?" tanya Rakha karena mereka berdua paling cepat dari yang lain.
"Itu pak, mereka masih diruang ganti."jawab Nindi.
Sementara Ayla hanya sibuk dengan dirinya sendiri tak menggubris pertanyaan Rakha.
"Biasakan kalau sedang ada guru perhatikan,bukan malah asik sendiri." Ucap Rakha yang memperhatikan sikap Ayla.
"Iya pak.."jawab Ayla singkat.
Setelah semuanya kembali dari ruang ganti lalu mereka disuruh duduk oleh Rakha.
"Saya akan mengabsen kalian dulu,yang saya sebutkan nanya silahkan mengacungkan tangan."
"Adinda khanza ..."
"Hadir pak..."
"Arsen prayoga"
"Hadir pak."
"Ayla Anindhita"
Ayla pun berdiri dan mengacungkan tangan.
"Ohh,,jadi dia orangnya." Ucap Rakha dalam hati.
"Brian domani."
"Hadir pak..".
-
-
-
Dst...
Setelah selesai diabsen,mereka semua kumpul dilapangan hari ini Rakha akan memulai mengajar dengan bermain bola volly.
"Sebelum memulai pelajaran kali ini,mari kita pemanasan terlebih dahulu agara otot-otot kalian tidak akan kaku dan mengalami cedera." Ucap Rakha.
Semua murid pun mengikuti pemanasan yang dipimpin oleh Rakha, ada yang terkagum - kagum karena ketampanannya,ada juga yang ngerumpi gak jelas karena terlalu banyak aturan.
"Saya akan membagi kelompok menjadi 2 bagian terdiri dari 7 orang pemain inti dan 3 orang pemain cadangan. Sebelum memulai latihan,apakah ada yang sakit?kalau ada silahkan acungkan tangan dan memisahkan diri. Karena saya tidak mau pas nanti dimulai sampai ada yang pingsan. Ayok silahkan!" kata Rakha.
"Hmmm gimana kalau gue pura-pura sakit aja,males kalau ikut olahraga sama dia." kata Ayla yang ngedumel dalam hati.
"Pak...Saya izin gak ikut ." Seru Ayla.
Semua orang menatap Ayla dan memperhatikannya.
"Kenapa? kamu sakit ?." tanya Rakha sambil menghampiri Ayla.
"Iya pak ...tiba-tiba saja saya sakit perut dan pusing." jawab Ayla yang pura-pura memelaskan wajahnya demi bisa dipercaya.
Rakha pun memegang kening Ayla dan memastikan bahwa dia benar-benar sakit atau enggak.
Sementara para ciwi dibuat baper oleh kelakuan Rakha seperti sedang menonton film drakor romatis.
"Ihh bapak...kenapa megang-megang saya sih!" ucap Ayla dengan nada tinggi.
"Lihat?mana ada yang sakit bisa marah seperti ini?ini cuma akal-akalan kamu aja,saya gak akan bisa kamu bohongi gadis nakal!" senyum Rakha yang sinis membuat Ayla menjadi bahan omongan yang lain.
"Huhh....Ayla hari ini lho gak beruntung!salah sasaran sih pengen ngelabui yang cerdik dari lho....kena batunya kan? Haha..haa..." seru Adinda dengan renyahnya menertawakan Ayla.
"Diem lho!"Decak Ayla emosi.
"Sudah...kalau ada yang ribut lebih baik jangan ikut pelajaran saya." kata Rakha menengahi.
"Sabar Ay..jangan marah ok..!"ucap Nindi menenangkan sahabatnya.
"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!