"Mau kah kau menikah denganku?" ucap Adrian, Ceo muda yang baik hati.
maya begitu bahagia saat di lamar oleh adrian Dinata, pujaan hatinya. Mereka telah menjalin kasih selama dua tahun belakangan ini.
Awal pertemuan Adrian dengan maya adalah ketika mobil yang di kendarai Adrian tiba-tiba rusak di satu malam yang saat itu turun hujan. Maya yang saat itu kebetulan pulang dari tempat ia bekerja tiba-tiba saja memayungi Adrian yang sedang memperbaiki mesin mobilnya.
"Makasih," ucap Adrian kepada maya saat Maya gadis cantik itu berada di sampingnya.
Sejak saat itulah maya dan Adrian menjadi dekat dan lama kelamaan benih-benih cinta tumbuh bersemi di hati mereka masing-masing.
Kini tepat dua tahun mereka berpacaran, maya yang saat ini bekerja di kantor Adrian kini tengah dilamar oleh Ceo dari Adinata Grup tersebut.
"Maya?" panggil Adrian sekali lagi membuyarkan lamunan Maya saat itu.
"Kau yakin ingin menikahi ku Adrian?" tanya Maya seperti ragu.
"Ya, aku yakin akan menghabiskan sisa hidupku denganmu," jawab Adrian menggenggam tangan maya.
"Tapi aku ini tak sebanding dengan mu yang lebih dari segala-galanya,"jawab maya menatap mata Adrian.
"Aku tak peduli sama sekali Maya. Aku mohon jangan tolak lamaran ku ini. Kau tau yang ku punya di dunia ini hanya kamu dan kak Brian," ucap Adrian setengah memohon.
"Adrian aku bukannya menolak lamaran mu. Tapi aku takut suatu hari nanti akan ada wanita lain yang akan membuat cinta mu goyah," balas Maya yang takut jika Adrian akan berpaling dari dirinya.
"Ya ampun maya. Aku berani bersumpah jika tak akan ada wanita lain di dalam kehidupan kita. Kau bisa memegang ucapanku," jawab Adrian meyakinkan maya.
"Maaf Adrian," jawab maya menatap Adrian.
"Maaf? Kau menolak ku?" tanya Adrian melepaskan tangannya dari tangan Maya.
"Maaf aku tak bisa menolakmu," jawab maya tersenyum menatap Adrian.
"Maya.. Makasih sayang.. Makasih," ucap Adrian senang dan mencium punggung tangan maya berkali-kali lalu memasangkan sebuah cincin bertahta berlian di jari manis wanita cantik itu.
Adrian dan maya pun akhirnya berpelukan dan menghabiskan malam di restaurant romantis yang sudah di boking oleh Adrian.
Mereka makan dan berdansa sepanjang malam dengan diiringi musik romantis yang menambah suana hangat di antara mereka.
Keesokan harinya, Adrian membawa maya ke rumahnya dan memperkenalkannya kepada Brian kakak kandung Adrian dan keluarga satu-satunya yang Adrian miliki setelah semua keluarganya meninggal dalam kecelakaan pesawat saat akan pergi berlibur ke London.
"Kak Brian, kenalkan ini Maya calon istriku," ucap Boy memperkenalkan Maya kepada kakaknya.
"Hai, kenalkan saya Brian Dinata, kakak kandung Adrian. Kapan kalian akan menikah?" tanya Brian mengulurkan tangannya.
"Kenalkan saya Maya, saya dan Adrian rencananya akan menikah akhir bulan ini kak. Saya mohon doa dan restunya ya kak," jawab maya membalas uluran tangan calon kakak iparnya itu.
"Akhir bulan? Berarti dua minggu lagi ya," ucap Brian menatap Adrian dan juga Cella bergantian.
Dua minggu kemudian, hari yang di tunggu-tunggu oleh Adrian dan maya akhirnya tiba. Kini mereka berdua telah resmi menjadi sepasang suami dan istri.
Setelah semua kerabat yang menjadi wakil dari mendiang kedua orang tua Maya pulang, Adrian langsung memboyong istri tercintanya kerumah dimana Adrian dan kakaknya Brian
tinggal.
"Sekali lagi selamat ya Adrian, maya. Kakak bahagia jika kalian juga bahagia. Oh ya maya, anggap saja rumah ini sebagai rumahmu sendiri. Dirumah ini kita hanya tinggal berdua, jadi harap dimaklumi jika agak sedikit berantakan karena kami tidak menggunakan jasa pembantu," jelas Brian menatap adik iparnya itu.
Lima tahun lalu, semua keluarga besar Adrian meninggal dalam kecelakaan pesawat menuju London, termasuk kedua orang tuanya. Jadi semua harta dan peninggalan mereka semua resmi jatuh ke tangan Adrian dan juga Brian, termasuk rumah yang mereka tinggali saat ini.
"Iya kak, tidak masalah kok. Nanti maya akan membantu membersihkannya," jawab Maya tersenyum.
Ya sudah kalau gitu aku dan Maya ke kamar dulu ya kak," pamit Adrian kepada kakaknya.
'Kau memang selalu beruntung Adrian,' batin Brian menatap punggung adrian dan juga maya yang berjalan ke lantai dua rumah mereka.
Setibanya di kamar, adrian memutuskan untuk langsung mandi sebelum memulai malam pertamanya. Sedangkan maya tengah duduk di meja rias menghapus semua sisa-sisa make up yang menempel di wajah cantiknya.
Beberapa saat kemudian, setelah Adrian dan juga maya selesai mandi, mereka berdua sama-sama duduk di tepi ranjang yang berukuran king size tersebut. Rasa gugup kini tengah melanda keduanya. Mereka sama-sama bingung harus memulai dari mana.
"maya," panggil Adrian lembut dan pelan.
"Ya," jawab maya meremas lingerie kimono yang ia kenakan.
"Apa kita akan melakukannya sekarang?" tanya maya dengan gugup.
"Aku terserah kamu nya saja. Kamu maunya kapan?" jawab Adrian baik bertanya.
"Kalau sekarang gimana? Apa kamu "Siap," jawab maya mengangguk malu dengan pipi yang merah merona.
Dengan pelan tapi pasti, Adrian pun mulai mendekati sang istri dan mengelus wajah maya dengan jari jemarinya.
Adrian mendekatkan wajahnya lalu menciumi bibirnya secara perlahan namun semakin lama ciuman itu semakin menuntut.
maya hanya diam menikmati layanan yang diberikan oleh adrian, kini ciuman itu semakin panas, tangannya sudah menjalar kedalam lingerie kimono hitam mengkilap yang di gunakan Maya di malam pertamanya itu.
Akhir nya mereka berdua melakukan hubungan suami istri.
Keesokan paginya, maya telah bangun terlebih dahulu di saat Adrian dan Brian masih tertidur lelap. Maya berjalan dengan terseok-seok itupun pergi ke pasar yang tak jauh dari rumahnya saat ini untuk berbelanja kebutuhan sarapan paginya, Adrian dan juga kakak iparnya Brian.
Selesai berbelanja, maya langsung mengolahnya menjadi makanan yang akan ia sajikan sebagai sarapan pagi.
Tak lama setelah pasangan itu duduk, Brian juga ikut bergabung dengan adik dan adik iparnya itu.
"Selamat pagi Adrian, maya," sapa Brian sambil menuangkan air putih ke dalam gelasnya.
"Pagi kak," jawab Adrian, sedangkan maya hanya tertunduk karena ia masih trauma dengan kejadian tadi pagi.
"maya? Kamu kah yang memasak sarapan ini?" tanya Brian menatap maya penuh arti.
"I.. Iya kak. Silahkan dimakan," jawab Maya gugup.
"Baiklah, makasih. Hmmm Adrian, kenapa kamu memakai pakaian kantormu? Bukannya kamu masih libur?" tanya Brian sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
"Iya kak, aku masih libur, tapi adabeberapa meeting dengan klien yang benar-benar tidak bisa di tunda. Jadi hari ini aku akan ke kantor, tapibesok dan beberapa hari ke depan aku libur kak," jawab Adrian kemudian meminum segelas air.
"maya, aku berangkat dulu ya. Kamu istirahat saja di rumah," ucap Adrian pamit pada sang istri.
"Tapi.. Tapi aku mau ke supermaket untuk belanja, apa aku boleh menumpang mobilmu Adrian?" jawab maya gugup. la sengaja mencari alasan supaya dia dapat keluar guna menghindari Brian yang memang saat ini tidak masuk bekerja.
"Hmmmm maya, kamu istirahat saja di rumah. Kamu kan pengantin baru, pasti capek lah ya.. Nanti biar kakak saja yang belanja ke super marketnya. Nanti kamu tuliskan saja daftar belanjaannya," ucap Brian mencoba menahan Maya agar tidak ikut dengan Adrian.
"Ah kakak ini bisa saja.. Tapi apa yang di katakan kak Brian itu benar sayang. Kamu istirahat saja ya di kamar. Nanti biar kak Brian saja yang belanja," ucap Adrian membenarkan ucapan Brian.
"Ta.. Tapi.." balas maya terputus.
"Sudah, tidak usah tapi-tapian. Kamu istirahat saja ya sayang. Aku gak mau kamu kenapa-napa," sela Adrian mengusap kepala istrinya.
"Ba.. Baiklah kalau begitu," jawab maya akhirnya mengalah.
'Bagaimana ini.. Adrian, andai kamu tau jika ini semua hanya akal-akalan kakakmu saja. batin maya pilu.
"Pintar.. Ya sudah kalau begitu, kak, aku kerja dulu ya," pamit Adrian pada Brian.
"Iya, hati-hati," jawab Brian dengan senyuman
"Sayang, aku kerja dulu ya. Kamu baik-baik di rumah. Oh ya, sepertinya aku akan pulang agak telat sedikit. Jangan tunggu aku makan," pamit Adrian kepada istri tercintanya itu, sembari mencium keningnya sekilas.
"I.. Iya.. Hati-hati Adrian. Segeralah pulang jika pekerjaanmu telah selesai," jawab maya mengecup tangan suaminya Adrian.
Saat mobil Boy meninggalkan pekarangan rumah mewah itu, Maya hendak masuk dan berniat mengurung dirinya di kamar.
Karana Maya masih malu bertemu dengan kakak ipar nya itu dia belum terbiasa,dan dia pun merasa tidak enak dengan kakak ipar nya itu,setiap dia bertemu dengan kakak ipar nya tatapan Brian sangat berbeda kepada maya, tatapan nya seperti menyukai maya.
.
.
Jangan lupa vote dan komen ya teman-teman supaya author semangat untuk menulis novel nya🙏🙏
Setibanya di kamar, Maya langsung menghubungi Adrian suaminya.
"Kenapa sayang?" tanya adrian dari seberang telpon.
"Adrian , hmmmm,, aku.. Aku mau kita tinggal di rumah sendiri. Menyewa pun tidak apa-apa," ucap Maya membuat Adrian sedikit terkejut.
"Kenapa memangnya? Kamu tidak betah tinggal di rumah ku?" tanya Adrian penasaran.
"Bukannya tidak betah Adrian, tapi aku tidak enak," jawab Maya . Ia berharap Adrian mau menuruti permintaannya untuk pindah dari rumah utama tersebut.
"Loh..? Tidak enak sama siapa sayang?" tanya Adrian tidak mengerti jalan pikiran istrinya itu.
"Adrian coba kamu pikir, di saat kamu kerja seperti ini, aku hanya tinggal berdua dengan kak Brian. Bukannya apa, sedikit atau banyaknya, aku canggung sayang," ujar maya menjelaskannya, namun ia tidak mengatakan apa yang telah di lakukan kakak iparnya itu.
"Haha.. Maya .. Maya.. Kamu memang istri idamanku. Kamu selalu berusaha menjaga diri jika aku tidak berada di sampingmu. Sayang, kak Brian itu jarang di rumah. Dia mempunyai banyak bisnis di luar kota. Mungkin saja, sekarang kak Brian lagi mengambil masa liburannya karena pernikahan kita kemaren. Kamu tenang saja ya. Gak usah canggung seperti itu," jawab Adrian yang sama sekali tidak peka dengan ucapan sang istri.
"Tapi Adrian ?" balas maya terputus.
"Sudah, kalau kamu sungkan, atau merasa tidak enak, kamu istirahat saja di kamar sampai aku pulang nanti. Nanti lama-lama kamu juga akan terbiasa kok," ucap Adrian meyakinkan sang istri.
"Baiklah kalau begitu Adrian. Kamu cepatlah pulang. Aku merindukanmu," sambung Maya dengan nada manja.
"Aku juga merindukanmu sayang. Aku akan segera pulang jika semua urusanku telah selesai," balas Adrian kemudian mematikan panggilannya.
"Adrian, andai kamu tau, kakak mu itu menyukai ku maka nya dia bersikap baik di depan mu,kakak mu sangat tergila-gila kepada ku ," gumam maya menghela nafas kasar.
Karena tidak tau harus melakukan apa lagi, Maya memilih untuk tiduran di sofa kamarnya sembari menonton TV hingga tanpa di sadari nya, Maya pun akhirnya tidur dan masuk ke alam mimpi.
Melihat Brian pergi meninggalkan rumah, ada perasaan lega di hati maya. maya kemudian keluar dari kamarnya dan turun untuk mengisi perutnya yang sudah lapar sedari tadi.
"Syukurlah kak Brian sudah pergi. Dengan begitu, aku bisa makan dengan tenang," ucap maya menyuap nasi ke mulutnya.
Setelah maya selesai makan dan membersihkan bekas makannya, maya hendak kembali ke kamarnya, namun langkahnya terhenti saat mendengar deru mesin mobil Adrian, suaminya.
"Adrian? Itu Adrian ?" tanya maya sembari berlari ke pintu utama rumah itu.
Benar saja, ternyata Adrian sudah pulang dari kerjanya.
"Adrian, kamu sudah pulang sayang?" tanya maya memeluk suami tercintanya.
"Sudah dong. Kamu tau, aku kangen sekali," jawab Adrian menciumi pucuk kepala istri tercintanya itu.
"Aku juga kangen. Kamu sudah makan?" jawab Maya kembali bertanya.
"Belum. Kamu sendiri gimana sayang?" Adrian balik bertanya.
"Baru saja aku selesai makan. Kamu makan dulu gih, aku sudah masak untuk makan siang dan juga malam," ucap maya bergelayut manja di lengan suaminya itu.
"Hmmmm oke.. Tapi selesai makan, kita langsung ke kamar ya. Aku sudah tidak sabar untuk melakukannya lagi," ujar Adrian mencium bibir maya sekilas.
.
.
Jangan lupa vote dan komen ya teman-teman karena itu sangat berharga bagi author 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!