Namaku ayu, aku hidup di keluarga sederhana, aku hanya mempunyai seorang ayah, ibu ku meninggal saat aku masih bayi, hanya ayah yang aku punya, cinta pertamaku, ayahku tak ingin menikah lagi, karena ia takut ibu tiriku tak baik kepadaku, setiap hari aku bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota, aku meninggalkan ayahku di kampung walaupun satu bulan sekali aku bertemu beliau, aku bekerja di perusahaan sebagai staf biasa, hingga aku bertemu dengan seseorang yang bisa membuat aku jatuh cinta, dialah Marendra Adi Tama seorang manajer keuangan di kantorku, awalnya aku cuek dengan dia lama-lama dia terus saja menyakinkan aku hingga kamu melangsungkan pernikahan secara sederhana, 3 tahun membina rumah tangga aku sangat bahagia ia selalu memprioritaskan aku hingga 5 bulan terakhir aku merasa jika suamiku berbeda berberapa bulan terakhir ini, ia selalu beralasan lembur aku hanya memakluminya saja hingga kabar yang selama ini aku tunggu-tunggu ternyata meruntuhkan harapanku bahwa ia sudah menduakan aku dengan sahabat baiknya..
Sakit dan perih aku jalani sendiri..
Ikuti ceritanya hingga akhir selamat membaca...
*******
"Pagi sayang..." sapa mas Rendra.
"Pagi juga mas, mau sarapan apa," tanyaku.
"Kamu masak apa yank.." mas Rendra bertanya sambil memelukku dari belakang.
"Seperti biasa nasi goreng kesukaan kamu mas,"
"Oh"
Setelah mas kami duduk kami sarapan bersama, aku mengantarkan mas Rendra pergi bekerja setiap pagi, itu adalah rutinitas setiap hari, setelah keberangkatan mas Rendra aku masuk kedalam rumah dan menutup pintu, saat hendak ingin duduk bersantai aku di kejutkan dengan suara ponselku yang berdering di atas meja makan, aku mengambil dan mengangkat panggilan telfon itu..
"Hallo assalamualaikum pak, tumben pagi-pagi bapak telfon.." selidiknya
"Hanya kepikiran kamu saja nak, kamu baik-baik saja kan nak disana." ucap bapak di seberang telfon.
"Alhamdulillah pak baik, bapak apa kabarnya insyaallah bulan depan adek pulang pak,"
"Begitu kan nak, ya sudah bapak tutup dulu telfonnya ."
Tut.
Setelah sambungan telfon tertutup aku pun duduk di ruang tengah, sambil memandang jalanan komplek tempat tinggal ku.
Rasa lelah menyeruak di dalam kalbu, bagaimana tidak biasanya aku yang bekerja setalah satu tahun aku berhenti ingin fokus pada progam kehamilan. demi keinginan itu aku mengubur semua cita-citaku. tak lama ketukan pintu terdengar, aku berjalan kearah pintu dan membukakan pintu, siapa gerangan yang bertamu..
Kriek
"Assalamualaikum bu.." aku menyalami ibu mertua yang sedang berkunjung.
Ibu mertuaku hanya menanggapinya dengan biasa saja, memang sejak dulu ibu mertuaku tak pernah suka kepadaku, tapi mau bagaimana lagi jika anaknya yang lebih mencintaiku dan memperjuangkan aku..
"Silahkan masuk bu.." aku membuka lebar pintu dan mempersilahkan ibu mertuaku untuk masuk..
Ibu mertuaku duduk, dengan menyilangkan kedua tangannya...
"Bu mau minum apa.." tawarku.
"Ibu gak minta apa-apa, ibu hanya ingin tau apa kamu sudah isi atau belum.." tanya ibu mas Rendra dengan ketus.
Aku hanya menundukan kepalaku, dan mulai meremas jari-jari tangan..
"Belum bu, insyaallah aku akan berusaha semampu ku bu.."
"Sampai kapan, sampai saya mati, baru kamu memberikan keturunan untuk putraku."
"Maaf bu, bukan kehendak saya jika menginginkan sekarang saya sadar, saya hanya wanita biasa, jika Allah belum mengijinkan saya mengandung" jawabku mantap.
"Sampai kapan. sudah 3 tahun ibu menunggu, apa kamu mandul Ayu.." ucapan pedas ibu mertua kepadaku!
"Saya sudah melakukan berbagai cara dengan mas Rendra bu kami subur, hanya saja Allah belum mengijinkan saya untuk mengandung."
"Sudahkan saya muak dengan kamu ayu, Setiap saya kesini selalu itu saja jawaban kamu."
Ibu mertuaku langsung pulang saat aku belum bisa memberikan keturunan untuk putranya, dan akhir-akhir ini aku merasakan ada yang berbeda dengan suamiku, tidak biasanya dia lembur bahkan pulang malam. Saat aku sedang melamun aku di kejutkan dengan ponselku yang berbunyi..
Aku membuka ponsel ternyata ada pesan dari sahabatku, naina
"Ayu bisa gak kamu anterin aku ." begitu pesan dari Naina.
"Kemana"
"Ke mall lah, belanja dan aku mau beli baju untuk hadiri pernikahan sahabatku.."
"Emang segitu pentingnya baju.." tanyaku.
"Penting dong, karena ini juga sahabatku, kamu mau ikut kan minggu depan.."
"Memang aku di undang gitu "
"Ya, gak sih tapi plis.. lo mau kan jadi pasangan gue, temen gitu.."
"Baiklah "
Setelah mengakhiri pesan dengan naina, ayu kembali ke kamar untuk mencari baju yang pas. setelah dirasa cukup ia berjalan menuju depan sudah ada motor yang terparkir disana..dan melajukan motornya kearah rumah naina yang gak tahu dari rumahnya..
"Sudah belum.." teriak ku di depan rumahnya.
"Bentar " jawabnya dari dalam.
Lama menunggu ahirnya Naina keluar dengan pakaian kasualnya.. dan ayu hanya memicingkan matanya saja.
"Kenapa lihat-lihat terpesona lo" goda naina kepada ayu.
"Siapa juga yang tergoda cewek bar-bar macam lo.."
"Hahaha " naina tertawa lepas dengan mulut yang menganga.
"Tutup tu mulut ke masukan lalat baru tau rasa kamu.."
"Biarin wek.. ayo keburu siang panas," naina mengibaskan tanganya. karena cuaca serangan cerah.
"Bilang aja lo takut item.." cibir ayu..
"Ye iri lu, perawatan gue mahal tau.. ayo keburu tamba panas.."
Mereka pun melakukan motornya dengan kecepatan sedang dengan jalanan yang macet di siang hari...
"Kenapa gue apes banget.." keluh Naina!
"Ngeluh mulu kamu" Ayu yang berada di depan dengan menyetir motornya"
Di lampu merah. ia berhenti dan ia melihat banyaknya mobil berjejer. Ia melihat sisi kanan, dan ayu memperhatikan dengan seksama apa yang ia lihat, siluet seseorang yang ia kenal sedang menggenggam tangan seorang wanita dengan wajah bahagia..
Deg
"Bukanya mas Rendra kerja, kenapa ia berada satu mobil dengan wanita, tunggu, bukanya itu vanesa, teman mas rendra yang ia dulu kenalkan kepadaku. mengapa mereka sangat mesra.." lamunanku buyar saat lampu merah berganti hijau..
Banyak klakson saling bersautan, dan bahkan aku sampai terkejut, aku melajukan motorku dengan perasan yang entah kemana...
"Jika itu kamu mas, kamu tega selingkuhi aku selama ini, apa kurang nya aku." batinku menangis..
"Astagfirullah.." ucapku sambil beristigfar.
"Ngagetin aja sih, emang kenapa ketemu hantu dimana hingga beristigfar segala" selidik naina.
"Gak papa hanya syok tadi, ketemu tikus nyebrang," jawabanku.
Aku belum bisa menyimpulkan itu suamiku, jika memang ia tak sabar menanti buah hati dengan berselingkuh, maaf aku mengaku kalah jika dia bisa memberikan apa yang selama ini aku tak bisa berikan..tapi aku gak boleh suuzhon dahulu sebelum aku membuktikan jika memang mereka main gila di belakang ku.
"Ayo masuk, sampai kapan disini.." ajak Naina kepadaku.
"Ya."
Setelah berkeliling, Ayu dan juga Naina tiba di sebuah warung pinggir jalan, saat keluar dari dalam mall tadi..
"Ayu gak papa ya kita makan di pinggir jalan saja, dari pada di dalam mahal.." jiwa miskin Naina meronta.
"Bukanya setiap ke mall selalu itu yang kamu ucapakan basi tau.." cibir Ayu.
"Hehehe tau aja kamu itu, bakso apa soto nih..." tawarnya.
"Serah lu dah, gue nurut aja.. memang masih ada yang lo.." tanya ayu karena seperti biasa naina selalu bokek kalo habis ke mall.
"Ya ada lah sisa dikit, ayo.." Naina menarik tangan ayu hingga ke warung bakso.
"Bang bakso nya 2 makan sini.." pesan Naina ke penjual bakso.
"Baik neng, siap atuh.."
Tak menunggu lama ahirnya bakso yang di pesan Naina datang, dengan lahap ia memakan makanan itu hingga tandas, hanya Ayu saja yang hari ini tak berselera makan, bahkan pikirannya melayang entah kenapa..
Ayu hanya mengaduk-aduk makanya..dan itu tak luput dari penglihatan Naina,!
"Kamu sakit, makan kok cuma di aduk-aduk saja.." tanya Naina.
"Gak kok nai, hanya saja akhir-akhir ini aku gak berselera makan.."
"Kenapa, apa ibu mertua kamu mendesak kamu seperti sebelum-sebelumnya?" tanya Naina uang memandang ayu dengan intens.
Naina tahu betul sifat mertua ayu karena dulu ia bertetangga hingga ia pindah di komplek sebelah, Ayu juga gak segan-segan, menceritakan semua keluh kesah Ayu kepada Naina..
"Jangan di pikirkan. makanlah selagi masih ada," Naina kembali bersuara dengan melahap bakso yang ada di depanya.
"Entahlah nai akhir-akhir ini aku melihat mas rendra berubah, bahkan tak jarang dia pulang lembur, dia setiap bersamaku hanya sibuk dengan ponselnya saja.." Ayu menceritakan untuk mengurangi ke kegundahan hatinya.
"Jangan-jangan suamimu berubah dia punya simpanan yu.." ucapan spontan naina.
"Hus gak boleh prasangka dulu, jika tidak benar nanti akan timbul fitnah.."
"Tapi ya yang aku dengar, biasanya jika suami kita itu di atas segalanya wanita adalah godaannya.. benar gak apa yang aku ucapkan."
"Apa bener ya, tapi aku belum seratus persen percaya sama kamu nai, kamu kan tukang kibul.."
"Hahaha ya seperti gini lah aku yu, kamu kan tau aku dari dulu, kita berteman gak cuma sehari dua hari bertahun-tahun, bahkan aku juga tau apa yang kamu suka dan tidak sukanya, kita kan bes friend.." .
"Iya aku tau, terimakasih sudah menjadi teman sejati ku, kami selalu ada di saat aku gundah, pulang yuk, udah sore juga kan.." ajak Ayu.
"Ok.."
Setelah membayar bakso tadi mendekat menghampiri sepeda motornya dan melesat untuk pulang..
di perjalanan hati Ayu masih di selimuti rasa yang entah apa, tiba di rumah naina ia menurunkan Naina dan pulang..
"Nai aku pulang dulu ya, salam buat ibu kamu.." ayu masih diatas motornya"
"Iya yu, makasih ya udah anterin aku ."
Naina masuk kedalam rumah, dan Ayu menghidupkan motornya dan pergi dari rumah Naina, sampai di depan rumahnya ia memarkirkan motornya dan masuk..
Hampa .
Itulah kata yang setiap hari aku rasakan 3 tahun menjalani rumah tangga dengan Rendra, dan akhir-akhir ini rumah ini terasa asing, Ayu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sangat lengket. setelah selesai ia pergi ke dapur untuk membuat makanan untuk suaminya pulang . tapi sebelum memasak ia mengambil ponselnya untuk mengirim pesan kepada suaminya apakah ia pulang cepat hari ini..
"Mas apa kamu pulang cepat hari ini, aku sudah masakan makanan kesukaanmu, cepat pulang ya aku menunggumu.."
Pesan yang di kirim Ayu kepada suaminya.. bahkan ia menunggu untuk balasan tapi tak di balas sama sekali..
"Huh, kenapa mas rendra sekarang berubah, apa dia sudah bosan denganku . apa aku sudah tak menarik lagi dia matanya.." batin Ayu yang masih memikirkan suaminya itu..
Di tempat lain rendra sedang bekerja, ia mendapatkan pesan dari istrinya hanya melihat notifikasinya saja tampa membalas. entah akhir-akhir ini ia merasa bosan dengan Ayu, bahkan ia tak segan-segan bilang lembur hanya untuk menemui sahabatnya Vanesa.
dan tak lama pesan dari Vanesa, Rendra ahirnya melihat isi pesannya.
"Mas nanti pulang bareng ya, aku mau kamu temani aku makan malam bisa kan.."
"Bisa kapan, gimana kalo pekerjaanku selesai.."
"Baiklah aku tunggu di lobby kantor ya.."
"Ya.."
Setelah berbalas pesan Rendra kembali meletakan ponselnya kembali di atas meja. dan mulai mengerjakan pekerjaanya..
Setelah selesai rendra mengirim pesan kepada Ayu untuk pulang telat karena lembur..
"Yank maaf mas gak bisa pulang cepat, mas pulang agak malam gak papa kan, jika kamu ngantuk kamu tidur aja, mas masih harus lembur banyak pekerjaan yang harus mas selesaikan.."
Begitulah pesan dari rendra untuk istrinya dirumah..
Sedangkan Ayu yang menunggu rendra di rumah begitu cemas karena sudah hampir magrib ia belum mendapatkan jawabannya, ahirnya ia kekamar untuk mengambil ponselnya dan sudah ada pesan dari suaminya itu , Ayu membuka dan membaca, ada gurat kekecewaan yang mendalam,
"Kenapa setiap hari kamu beralasan lembur mas, apa aku sudah tak berarti untukmu,." batinya.
Ayu membereskan makanan di meja makan dan ia taruh di dalam kulkas, ia ingin kembali kekamar dan tak ingin makan apa-apa..
"Jika tadi memang kamu mas, aku akan merelakan kamu asalkan kamu bahagia dengannya, aku tak ingin menjadi penghalang kebahagiaan, aku sadar aku belum bisa memberikan keturunan yang kamu harapkan sejak dulu."
Malam semakin larut jam 11 malam Rendra baru pulang, ia masuk dengan hati-hati takut membangunkan istrinya itu, dan masuk kedalam kamar mandi guna membersikan badanya. setelah selesai ia tidur di samping istrinya yang membelakanginya..
"Maafkan aku Ayu, aku juga ingin mempunyai keturunan, maafkan aku jika suatu saat kamu tau bahwa aku akan menikah lagi dengan sahabatku yang mencintai aku.." ucap Rendra lirih"
Deg.
Dan ucapan Rendra tadi masih di dengar oleh Ayu, Ayu hanya pura-pura tidur saat suaminya pulang, ia masih setia memejamkan matanya, setetes air mata jatuh dengan ungkapan yang suaminya katakan..
"Jadi selama ini mas Rendra lembur hanya ingin mencari madu untukku.. apa segitu tak sabarnya kamu mas menunggu hingga kita mempunyai keturunan.." batin Ayu.
Pagi menjelang Ayu sudah bangun seperti biasanya, ayu tak lupa selalu menyiapkan apa yang suaminya butuhkan baju dan juga keperluan ke kantornya Ayu siapkan dia tas ranjang sebelum ia membuat sarapan. setelah sarapan jadi ayu pergi kemar untuk membangunkan suaminya..
"Mas bangun jam 6 lewat, nanti macet.." ucap Ayu, walaupun hatinya sakit ia tetap membangunkan suaminya sebagai baktinya sebagai istri..
"Hoammm.. iya yank.. aku bangun, kasi cium dulu dong.." ucap Rendra manja"
"Gak mau ich, kamu belum mandi, mandi gih nanti kalo sudah wangi boleh cium-cium.."
"Ich... Istriku nakal ya.." ahirnya Rendra kekamar mandi,
"Maaf mas aku belum bisa seperti dulu aku akan membuktikan jika kamu sudah main gila dengan wanita lain.." batinya..
Setelah mas Rendra selesai mandi aku menyiapakan makanan diatas meja dan mengajak ia makan, ia pun mengikutinya. ia duduk sama memakan masakan dengan lahap, aku tak banyak bertanya,,
"Yank mas hari ini lembur lagi ya, maaf mas gak bisa pulang cepat." ucap Rendra sambil menyendok makanan itu ke mulutnya.
"Biasanya juga begitu kan mas, mas ada waktu kamu buat aku, akhir-akhir ini kamu kebanyakan lembur, apa segitu pentingnya pekerjaan itu buat kamu mas." Ayu hanya menjawab dengan ketus.
"Jangan bicara begitu yank, semua ini kulakukan demi kita, demi masa depan kita.." Rendra menyakinkan.
"Serah kamu saja mas, bukanya setiap hari itu saja yang kamu ucapakan." serkah Ayu.
"Doain mas selesai, dengan cepat, biar weekend kita bisa menghabiskan waktu bersama. aku berangkat dulu, assalamualaikum. " Rendra pergi dan mengecup pincuk kepala Ayu.
Ayu pun menyalami punggung tangan suaminya seperti biasa. setelah kepergian Rendra ayu kembali ke kamar untuk mengambil ponsel, ia akan menyadap ponsel suaminya itu, dan. setelah ia mengotak Atik ponselnya ahirnya sadapan itu berhasil. bahkan tak segan-segan pesan suaminya masuk saat keluar rumah tadi..
"Iya yank ini di jalan aku akan segera sampai gak sabaran amat sih.." isi pesan Rendra kepada kekasihnya vanesa.
Ayu yang membaca itu mendadak panas, bagaikan tidak pesan itu di kirim suaminya sesaat setelah ia pergi.
"Ternyata aku salah mas, menikahimu, bahkan kamu tak sudah menjalin hubungan dengan sahabatmu sendiri..". guman Ayu yang melihat banyaknya pesan mesra yang ia baca..
"Apa karena aku belum memberi keturunan hingga ia berani selingkuh di belakangku. salah ku apa mas.." ucapnya lagi.
Ayu gak ingin memikirkan itu, ia hanya ingin fokus kepada progam kehamilannya, ia tak ingin stres dan membuat keinginannya itu tak berhasil. suatu saat jika ia hamil mungkin suaminya akan meninggalkan wanita itu.. positif Ayu..
Setelah apa ni yang ayu lalui hati ini Ayu hanya banyak bersabar, mungkin suaminya hanya sedang kilaf, ia akan memantau dari jauh saja, walaupun hatinya terluka ia tetap tegar, karena ia sangat mencintai suaminya itu..
Rendra kerja seperti biasa ia segar membereskan pekerjaan, karena ia sudah berjanji akan pergi bersama Vanesa kekasihnya itu, hati Rendra begitu menggebu-gebu ingin segera bertemu pujaan hatinya hingga ia melupakan istrinya dia. rumah yang sudah menunggu dia..
"Sayank kamu dimana aku di lobby cepat turun kita pulang bareng.." pesan Vanesa kepada Rendra.
"Sabar sebentar yank, aku akan segera turun. tunggu aku..". balasan Rendra dengan emoticon love.
Setelah balasan itu Rendra keluar dan bertemu Vanesa di bawah..
"lama menunggu.." tanya Rendra yang sudah ada di bawa.
"Gak sih.." mereka pulang beriringan.
Setelah sampai di selam mobil rendra masuk dan disusul oleh Vanesa..
" Mas kamu gak pulang lagi malam ini.." tanya Vanesa yang duduk di sampingnya.
" Ya aku beralasan lembur, " jawabnya sambil jalankan mobilnya.
" Mas aku takut istrimu tau kalo kamu bersama aku sekarang..."
"Jangan takutkan itu, aku sudah membuat alasan kepadanya, aku juga ingin segara ingin mempunyai anak Van, mama aku selalu mendesak ku kamu kan tau.."
"Tapi jika kita ketahuan punya hubungan dengan istrimu apa istrimu akan menerima aku mas.."
"Pasti ayu orangnya baik, apapun kesalahan yang aku lakukan ini semua demi kebaikannya bukan.."
"Kita akan segera menikah, dan aku gak mau anakku lahir di luar nikah, jadi jangan pikirkan itu ya sayank.. Kita nikmati waktu berdua ini.."
Entah pikiran Rendra sudah kemana, autor juga gregetan..
"Tapi jika istrimu tau bagaimana mas,"
"Jangan kawatirkan itu, semua urusanku.."Rendra menyakinkan vanesa.
Satu minggu sudah ia di abaikan hingga hanya diam dengan tatapan kosong ia berjalan gontai, ia masuk kedalam kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya yang akhir-akhir ini merasa lemas dan juga seperti tak bertenaga. bahkan sering kali ia pusing di pagi hari..
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu, membuat ayu urung untuk istirahat dan kembali ke ruang tamu untuk membukakan pintu..
Ktriet.
"Assalamualaikum..." Ibu mertua sudah berada di depan pintu.
"Walaikum salam bu. mari masuk." Ayu mempersilahkan masuk dan menyalami punggung tangan ibu mertua.
Ibu mertuaku duduk dan berbicara.
"Di mana Rendra Ayu.." tanya ibu mertua.
"Mas Rendra belum pulang bu, akhir-akhir ini mas Rendra lembur." jawabnya.
"Oh..."
"Ada apa ibu datang kesini." tanya ku lagi.
"Apa ibu gak boleh kesini.. apa yang kamu harapkan.. Ibu tidak datang begitu."
"Bukan begitu hanya saja tumben.."
"Ibu datang hanya ingin berbicara denganmu. kamu kan belum memberikan ibu cucu, gimana kalo kamu izinkan suamimu untuk menikah lagi, Rendra anak ibu satu-satunya dan harapan ibu.."
Jedar
Bagai petir di siang bolong, ibu mertua izin untuk memberikan aku madu,.
"Tapi maaf bu, bukanya anak itu kehendak yang kuasa.." celah ku.
"Saya sudah menanti itu dari dulu ayu, jika karena Rendra mencintai saya ahirnya setuju, jangan harap saya menyukai kamu, bahkan kamu bukan tipe mantuku, dasar anak orang miskin.." ibu Rendra merendahkan Ayu.
Ayu hanya mematung mendengar ucapan ibunya Rendra..
"Jadi selama ini ibu hanya terpaksa menerimaku karena anaknya. tapi apa aku akan bertahan jika hati suamiku sudah milik wanita lain, apa aku rela berbagi suamiku.. apa aku akan iklas menerima setiap hinaan dan juga kasih sayang yang belum tentu aku dapatkan secara adil." batin Ayu dan air matanya sudah mulai menetes.
"Jangan sok drama kamu ayu, ibu hanya kesini untuk mengatakan itu saja.." ibu mertua Ayu pergi dari rumah Rendra..
Sedangakan ayu hanya meratapi nasibnya yang mungkin sebentar lagi menjadi kenyataan,,
"Jika aku sudah tak ada di hatimu mas, aku iklas melepaskan mu, demi kebahagiaan kamu.." batin Ayu dan masuk kedalam kamar.
Sepanjang malam ia hanya bisa duduk dia atas tempat tidur, ia sulit memejamkan matanya, dan pukul 11 malam suara deru mobil Rendra terdengar artinya rendra baru pulang, dan masuk dengan pelan takut membangunkan istrinya itu, sayangnya ayu sudah duduk dengan dan bersandar di bahu ranjang.
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan rendra dengan badan yang sangat kusut dan rambut acak-acakan..
"Baru pulang kamu mas.." tanya Ayu..
"Iya yank..maaf ya apa kamu terbangun. tidur lagi mas mau mandi dulu.." ucapnya seraya masuk kedalam kamar mandi.
Ayu hanya diam bergeming, ia kembali memejamkan matanya dan tak ingin mengurusi suaminya itu. Rendra baru selesai mandi dan berganti baju, ia duduk di samping ranjang dan belum memejamkan matanya ia masih bertukar pesan dengan Vanesa..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!