NovelToon NovelToon

ISTRI SATU MILIAR

PENGENALAN TOKOH

Noah Mahendra Davis, putra tunggal dari Andre Davis, salah satu konglomerat sekaligus bangsawan Amerika, yang sudah hampir tiga puluh lima tahun menetap diIndonesia, setelah bertemu dengan Dewi Mahendra dan menikahi wanita itu.

Noah Mahendra Davis, pria berusia dua puluh delapan tahun, memiliki kepribadian yang cukup tertutup, angkuh, sulit untuk mengeluarkan senyuman apa lagi tawa. Pria yang suka akan kesempurnaan dan tidak akan memberi ampun akan kesalahan sekecil apa pun, apa lagi dalam hal pekerjaan.

Noah Mahendra Davis, kini menduduki kursi kepemimpinan perusahan keluarganya sejak lima tahun lalu, setelah ia merampungkan pendidikannya dinegara asal sang ayah Amerika. Pria yang akan selalu memegang prinsip dan juga janji yang sudah terucap. Anti bagi seorang Noah Mahendra Davis untuk melanggar apa yang sudah ia janjikan dan ucapkan.

Yura Adila, gadis berusia sembilan belas tahun. Putri tunggal dari keluarga sederhana yang kini hanya tinggal bersama sang ibu, setelah sang ayah meninggal dunia tiga tahun lalu. Yura bekerja disebuah toko bunga yang letaknya tidak jauh dari tempal tinggalnya bersama sang ibu, yang sejak dua tahun lalu didiagnosa mengidap kanker hati stadium dua.

Selain bekerja ditoko bunga, Yura juga bekerja disebuah kafe sebagai seorang pianis. Yura yang jatuh cinta kepada alat music piano saat memasuki bangku sekolah menengah pertama, oleh sang ayah didaftarkan kesalah satu tempat kursus yang khusus mempelajari alat music tersebut.

Walau tidak berlangsung lama, karena biaya yang cukup lumayan mahal. Namun Yura sudah sangat lah mahir dalam memainkan setiap tuns hitam putih itu dengan jari jari lentiknya. Dan hasilnya kini ia bisa menggunakan kemampuannya itu untuk mencari lembaran rupiah, guna menyambung hidup dan juga untuk pengobatan sang ibu.

Reyhan Mahardika, pemuda berusia dua puluh empat tahun yang memiliki perkebunan terluas juga putra tunggal dari orang yang paling berpengaruh dan juga terkaya disalah satu daerah yang terletak dipropinsi Jawa Tengah. Reyhan Mahardika juga memiliki bisnis dibidang properti dan juga restoran serta kafe, yang sudah memiliki cabang dikota kota besar lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Bali, dan Bandung.

Pria yang tampan, baik hati serta pria yang sangat menghargai sebuah hubungan. Putra kebanggaan keluarga yang juga sangat disukai oleh warga penduduk sekitar tempat kelahirannya, karena sikap dan sifatnya yang sangat baik serta ramah.

Reyhan Mahardika yang masih memiliki darah bangsawan cina yang diturunkan oleh kakek buyutnya, sudah barang tentu membuat lelaki itu semakin tampan saja, dan bahkan pria itu mendapat predikat pemuda tertampan seJawa Tengah.

Clara Kusuma, wanita berusia dua puluh tujuh tahun, seorang model papan atas yang namanya sudah mendunia, sejak usianya masih delapan belas tahun. Clara Kusuma adalah putri dari salah satu konglomerat pengusaha kelapa sawit dinegara ini.

Clara Kusuma, berdarah Cina Indonesia pernah menempuh pendidikan disalah satu universitas ternama diAmerika, dan pada saat itu lah namanya sebagai model melambung tinggi.

Cantik, berpendidikan, terlahir dari keluarga konglomerat, sudah barang tentu membuat ia digandrungi banyak lelaki dari berbagai kalangan. Bahkan tak sedikit dari mereka mau melakukan apa saja, demi mendapatkan hati seorang Clara Kusuma.

Keysa Wicaksono, gadis berusia sembilan belas tahun, yang tidak lain adalah sahabat Yura Adila. Keysa Wicaksono juga bekerja ditempat yang sama dengan sang sahabat, dan ia juga tercatat sebagai salah satu mahasiswi disebuah perguruan negeri dikota Jakarta.

Gadis yatim piatu dari sejak ia berusia delapan bulan, akibat sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Keysa Wicaksono dibesarkan disebuah panti asuhan selepas tragedi mengerikan itu. Hingga diusia yang kelima belas tahun, ia memutuskan untuk mulai bekerja guna membiayai pendidikannya.

Keysa Wicaksono, sebenarnya adalah anak dari seorang pengusaha batu bara terkaya dikalimantan. Namun selepas kepergian orang tuanya, semua harta milik keluarga Wicaksono, dikuasai oleh sang paman, yang tak lain adalah adik tiri dari ayah Keysa sendiri.

Keysa Wicaksono yang memiliki darah campuran Indonesia Kalimantan dan Italia, menjadi daya tarik tersendiri bagi gadis manis itu. Tak heran jika dirinya adalah salah satu pesaing bagi sahabatnya sendiri Yura Adila dalam urusan percintaan.

02

Dentingan lonceng dipintu masuk berbunyi, pertanda jika ada pengunjung ditoko bunga Rose Florist. Yang dimana kini seorang gadis berparas ayu dengan surai panjang sedikit bergelombang dan bermanik hitam legam bak arang tengah berdiri memberi senyuman manis, menyambut kedatangan pengunjung tersebut.

"Selamat datang tuan..!" ucap gadis itu yang tidak lain adalah Yura Adila, dengan membungkukan sedikit tubuhnya "ada yang bisa saya bantu..?"

Netra itu menelisik keseluruh bagian ruangan yang dipenuhi bermacam jenis bunga dengan berbagai warna "saya membutuhkan rangkaian bunga mawar merah" sahutnya datar.

"Baik lah, akan saya persiapkan..!" jawab Yura "kira kira anda membutuhkan berapa tangkai dalam satu rangkaiannya tuan..?" tanyanya memastikan. Karena harga satu rangkaian buket bunga akan dihitung dari berapa jumlah tangkai bunga didalam rangkaian tersebut.

"Lima puluh tangkai" sahut pelanggan itu dengan mata yang sudah terarah menatap wajah Yura yang berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Silahkan duduk tuan, saya akan segera mempersiapkan pesanan anda." ucap Yura dan berlalu memasuki sebuah ruangan yang terdapat dibagian belakang toko bunga Rose Florist.

Tak kurang dari tiga puluh menit, Yura menampakkan diri dengan sebuah rangkaian buket bunga mawar merah dikedua tangannya, lalu menuju ketempat pembayaran juga penyimpanan uang. Ditekannya beberapa tuns tombol berangka dari sebuah mesin persegi, lalu mencetaknya menjadi sebuah lembaran kertas kecil, yang dimana sudah tertera harga buket bunga tersebut.

"Ini pesanan anda tuan..!" ucap Yura seraya menyerahkan benda yang berada dikedua tangannya kepada sang pemesan yang tengah terduduk dibangku tunggu toko sembari memainkan telefon genggamnya.

Pria itu pun mengalihkan netra hitam kecokelatan dari benda pipih yang sejak tadi ia mainkan, guna mengusir kejenuhan selama menunggu pesanannya disiapkan. Ditatap sekilas wajah ayu bersematkan senyuman, sebelum akhirnya ia berdiri dan menerima apa yang menjadi kebutuhannya, sembari menyerahkan beberapa lembar rupiah setelah melihat nominal yang sudah tertera disecarik kertas yang ia terima bersamaan dengan buket bunga mawar merah.

"Terima kasih..!" ucapnya seraya berbalik dan bersiap untuk melangkah, namun seruan dari Yura membuat pria itu mengurungkan niatnya untuk sesaat.

"Kembaliannya tuan..!"

Tanpa mau melihat dan memutar tubuhnya "ambil lah untukmu" dilanjutkannya langkah yang sempat tertunda guna keluar dari toko tersebut, dan mengabaikan seruan Yura yang mengucapkan terima kasih.

Tak berselang lama, setelah pria itu pergi. Kembali dentingan lonceng terdengar dan pintu kaca bening transparan itu terbuka "selamat sore..!" seruan seorang gadis seumuran dengan Yura, yang tak lain adalah Keysa Wicaksono.

"Selamat sore..!" balas Yura dari balik pintu ruangan bagian belakang "tumben sekali kau terlambat..?" tanyanya seraya melangkah menghampiri sebuah rak yang terbuat dari lembaran kayu dan meletakkan pot berisi bunga lili putih.

"Aku ada kelas tambahan tadi" jawab Keysa seraya meletakkan buku buku tebal yang ia bawa serta tas punggungnya kelemari dibagian bawah meja pembayaran. "bagaimana hari ini, apakah ramai pembeli..?" tanya Keysa dengan tangan yang bergerak mengikat rambutnya menyerupai gulungan bulat dipucuk kepala.

"Lumayan ramai, dan ini untukmu..!" jawab Yura dengan tangan yang terulur memberikan lembaran rupiah kepada Keysa.

"Yura..!" seru Keysa dengan tatapan aneh, melihat lembaran rupiah yang berada ditangan sahabatnya itu.

"Terima lah Key, tadi ada beberapa pembeli baik hati yang memberikan aku tips" jelas Yura dengan memindahkan tiga lembar rupiah berwarna biru ketangan Keysa.

"Tapi aku kan tidak membantumu..? Jadi ini sepenuhnya adalah milikmu." balas Keysa dengan meraih tangan Yura, bermaksud untuk mengembalikan lembaran rupiah tersebut.

"Ambil lah..!" tolak Yura bebarengan dengan mendelikkan matanya sempurna.

Keysa terkekeh "kau itu tidak pantas marah, wajahmu sama sekali tidak menyeramkan." protes Keysa memberitahu.

Mereka berdua pun berbenah dengan saling melontarkan celotehan yang mengundang tawa dari keduanya.

Toko bunga Rose Florist akan mulai dibuka dari pukul tujuh pagi hingga sepuluh malam. Yura dan Keysa akan sama sama bekerja dari awal dibukanya toko sampai pukul sepuluh pagi, setelahnya Yura akan berjaga seorang diri jika Keysa pergi keuniversitasnya.

Dan untuk sore harinya dari pukul enam petang hingga sepuluh malam, Keysa bergantian berjaga seorang diri, karena Yura akan kembali kerumah sesaat untuk mengurus sang ibu, sebelum nanti malam ia pergi bekerja dikafe sebagai seorang pianis.

Selama Keysa memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan dan mulai bekerja empat tahun silam, ia tinggal bersama Yura dan orang tuannya.

Ayah dan ibu serta Yura bertemu dengan Keysa, saat gadis itu tengah berteduh didepan toko roti saat mereka baru kembali dari klinik untuk memeriksakan Yura yang pada saat itu tengah mengalami demam.

Setelah tau jika Keysa sedang mencari tempat tinggal dan pekerjaan, orang tua Yura pun berinisiatif mengajak gadis remaja itu untuk tinggal bersama mereka.

Letak kediaman Yura dan Keysa berada dipemukiman padat penduduk dibelakang kawasan pertokoan juga kafe serta restoran dikawasan dimana toko bunga Rose Florist dan kafe The Bos tempat Yura bekerja sebagai pianis berada. Hanya butuh waktu sepuluh menit berjalan kaki, bagi Yura dan Keysa untuk sampai dikedua tempat itu.

Walau baru empat tahun kebersamaan Yura dan Keysa, namun itu sudah lah membuat ikatan batin keduanya sangat erat, bahkan sangat lah peka akan satu dan yang lainnya. Bagi mereka yang tidak memiliki saudara lagi, kehadiran satu dan yang lainnya sangat lah melengkapi. Maka tak heran kadang mereka disangka saudara kembar, padahal mereka sama sekali tidak memiliki kemiripan.

"Aku pulang ya..?" ucap Yura berpamitan dengan tangan terulur meraih tas jinjingnya yang terletak dilemari bersama dengan tas punggung Keysa.

"Hati hati, salam untuk ibu" balas Keysa dan diangguki oleh Yura.

Yura dan Keysa juga bergantian dalam menjaga sang ibu. Jika yura bekerja dikafe, sudah pasti Keysa lah yang menjaga, sampai dimana Yura akan kembali kerumah pukul dua belas malam.

❤️jangan lupa untuk kirimkan vote, like kritik juga saran serta hadiah kalian ya, untuk penyemangat bagi aku yang mulai menulis lagi. Jangan lupa untuk memberi lima bintang ya sebagai penilaian ❤️

03

Bulan bertengger diranting langit dengan begitu indahnya, dan nampak semakin indah dengan bentuknya yang sempurna, disertai ribuan bintang bertaburan dihamparan luasnya langit malam. Cantik amat teramat sangat cantik.

Secantik wajah wanita bersurai panjang, yang kini tengah berdiri anggun dengan balutan gaun malam berwarna merah, serta bibir yang terus saja menebar senyuman manis. Netra lentik bermanik cokelat itu, menatap lurus dengan binaran kebahagian, mana kala seorang pria tampan sedang melangkah kearahnya ditemani sebuah cake vanila dihiasi lilin lilin kecil yang menyala ditangannya, serta sebuah buket bunga mawar merah yang dirangkai dengan begitu cantiknya.

"Selamat ulang tuhan cintaku...!"

"Terimakasih cintaku..!"

Disatukannya kedua telapak tangan, diletakkan didada dan dipejamkan kedua netranya untuk sesaat, guna mengucap doa akan semua harapan yang ingin ia raih diusianya yang kini sudah menginjak dua puluh tujuh tahun.

Mata itu pun terbuka, lalu ditiupnya lilin lilin kecil itu dengan hembusan udara yang ia hasilkan dari kedua bibir yang merah merona, guna memadamkannya.

"Semoga hidupmu selalu diberikan kebahagiaan, dan tetap lah menjadi wanita terbaik untukku. Aku mencintaimu Clara Kusuma." seraya menyerahkan buket bunga yang berada disalah satu tangannya.

"Terimakasih" ucap Clara "aku juga sangat mencintaimu Noah Mahendra Davis." balasnya dengan mata dan bibir yang tiada hentinya menebar binar kebahagiaan.

Noah Mahendra Davis, yang sudah menghabiskan waktu selama enam tahun guna menjalin kasih dengan Clara Kusuma. Pria yang tidak memiliki bakat dalam bersikap romantis, namun ia akan selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk menyenangkan wanita yang sudah memiliki hatinya sejak ia dan Clara bertemu dinegeri Paman Sam.

"Sejak kapan kekasihku ini bisa bersikap seromantis ini..?" goda Clara setelah ia dan Noah sudah menduduki kursi yang dimana terdapat meja bulat, berhiaskan tiga lilin besar yang bertengger disebuah tiang bercabang berbahan logam besi dan juga taburan kelopak mawar merah. Tak lupa sebotol wine yang akan mereka nikmati bersama dengan makanan favorite keduanya.

Noah mengangkat kedua bahunya "entah lah, aku sendiri merasa apakah yang sekarang sedang duduk dihadapanmu ini seorang Noah Mahendra Davis." ucapnya

Clara terkekeh "jika ini bukan seorang Noah, tentu aku sudah pergi menghilang sejak tadi." balasnya dengan masih menyematkan senyuman terbaiknya.

Noah dan Clara menyatukan benda kaca bertangkai ditangan kanan mereka, yang sudah berisikan cairan merah manis, hingga menimbulkan dentingan, dan meneguknya bersamaan. Sebagai awal dimulainya makan malam romantis itu.

Noah menggenggam satu telapak tangan Clara yang sejak tadi menganggur diatas meja "malam ini kau sangat cantik"

"Itu sungguh terdengar sangat menyeramkan." sahut Clara bergurau.

Ya, Noah merasa sangat beruntung bisa memiliki Clara. Pasalnya hanya wanita itulah yang mampu mencuri hatinya, Clara bisa membuat Noah melakukan apa pun yang selama ini tidak pernah ia lakukan. Bahkan hanya untuk sekedar sebuah senyuman saja, cuma Clara yang bisa membuat ia melakukannya.

Hubungan mereka sangat lah berjalan dengan baik selama enam tahun ini, walau keduanya sama sama memiliki kesibukan yang nyaris menyita waktu kebersamaan mereka. Tapi itu bukan lah masalah besar bagi keduanya.

Namun bukan berarti mereka tidak pernah berselisih paham, karena ada satu pembahasan yang akan membuat terjadinya perdebatan diantara mereka.

PERNIKAHAN

Ya, Clara paling tidak suka jika Noah membahas masalah itu. Clara yang memang masih berada dipuncak karier sebagai seorang model, tentu merasa belum siap untuk menjadi seorang istri, apa lagi seorang ibu. Lagi pula Clara merasa usianya juga masih sangat lah muda, menurutnya belum pantas untuk menikah.

Bagi Noah memang itu bukan masalah besar, namun tidak bagi orang tuanya yang selalu memaksa Noah untuk segera menikah. Bahkan sudah beberapa kali, orang tua Noah mengatur perjodohan, memperkenalkan wanita wanita cantik untuk dijadikan istri. Namun sudah pasti, semuanya selalu berakhir dengan kegagalan.

Alasannya sudah barang tentu, para wanita itu tidak lah betah akan sikap Noah yang dingin, kaku, angkuh, tidak mau mentolerir kesalahan sekecil apa pun dan jangankan bersikap romantis, apa lagi tertawa, tersenyum saja lelaki itu sulit lakukan. Wanita mana yang akan mau jika memiliki kekasih atau bahkan suami semacam itu.

Makan malam romantis dalam rangka perayaan hari ulang tahun Clara, sekaligus ajang pelepas rindu bagi keduanya karena hampir satu pekan mereka tidak bertemu, harus terusik oleh dering ponsel milik Noah. Sudah pasti ia tau siapa pelaku yang tengah melakukan panggilan suara itu.

Awalnya Noah tidak berkeinginan untuk menerima panggilan tersebut, namun Clara memberikan kode, bahkan memaksa, dan alhasil dengan enggan Noah pun menggeser tombol hijau dilayar benda pipih berwarna hitam miliknya.

"Iya ibu..!" jawabnya dengan malas

"Cepat lah pulang, ada yang harus kita bicarakan."

Noah mendengus kesal "aku mohon ibu, hentikan semua rencana gila itu, ak-----

"Berhenti membantah dan mengacaukan semuanya Noah, pulang cepat"

Noah mengeraskan rahangnya, digenggam dengan erat ponsel yang masih berada ditangan kanannya. Saat dimana perkataannya disela oleh sang ibu. Bahkan diputus secara sepihak tanpa mau mendengarkan lagi kata kata dari mulutnya.

"Pulang lah..!" ucap Clara lembut seraya mengusap punggung telapak tangan sang kekasih.

Noah mesugar rambutnya dan memijit dengan kencang leher bagian belakang, sebagai pelampiasan kekesalan yang kini membuncah didadanya.

"Aku lelah dengan perjodohan konyol ini." ucap Noah, dan menatap Clara dengan tatapan memohon "menikah lah denganku Clara..!"

Clara menarik tangan dan meletakkan diatas pangkuannya "jangan merusak suasana hatiku Noah, apa kau mau kita juga bertengkar..?" balas Clara tak suka.

Noah mendengus dengan kasar, lalu berdiri dari posisi duduknya "aku pulang, maaf tidak bisa mengantarmu kembali kerumah. Aku mencintaimu" ucapnya pamit seraya memberi kecupan dipucuk kepala Clara lalu melangkah kan kakinya, meninggalkan wanita yang sangat ia cintai.

Untuk beberapa saat Clara tak bergeming ditempatnya, seraya menatap punggung Noah yang secara perlahan menghilang tertelan tembok bangunan. Ia memang sangat mencintai Noah, namun untuk menikah dan meninggalkan atau mengurangi pekerjaannya didunia model, itu tidak akan pernah ia lakukan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!