"Lari Eren ! Jangan melihat ke belakang ! Just RUN !"
Eren terbangun dari tidurnya. Mimpi yang sama selama hampir 20 tahun. Mimpi soal ibunya. Eren merasakan kepalanya pusing dan bangun lalu mengambil sebotol air mineral, sebutir aspirin lalu menenggaknya. Setelahnya dia memakan roti yang ada di tendanya.
Eren merasakan tubuhnya bergetar jika mengingat mimpi itu. Bayangan ibunya melawan perampok dan meminta dirinya lari... Dan Eren tahu ibunya sudah tiada... Tapi hanya itu yang dia ingat saat itu. Eren tidak mengingat siapa dirinya, anak siapa tapi saat dia ditemukan oleh segerombolan orang, lama-lama Eren tahu. Dirinya dimanfaatkan oleh pamannya yang dibuang dari Oman.
Eren kecil hanya tahu dia harus menuruti perintah pamannya dan itu termasuk tinggal berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain menggunakan unta. Eren kecil tidak mengenyam pendidikan formal dan dia belajar bahasa asing selain bahasa Arab secara otodidak. Hingga akhirnya di usia sepuluh tahun, Eren ditinggal pamannya di sebuah dusun negara Saudi Arabia.
Disana Eren mengenal sekolah dan bocah itu belajar dengan giat. Eren tidak malu bertanya jika tidak paham hingga pamannya mengijinkan Eren sekolah di Istanbul. Eren tetap menggunakan namanya tapi nama belakang diganti oleh pamannya. Lagipula nama Eren di Turki pasaran.
Terbiasa hidup berpindah-pindah dari berbagai negara di Timur Tengah dan membuatnya sekolah online hingga akhirnya menetap di Istanbul, Eren kemudian mengambil kuliah jurusan politik dan hubungan internasional di Boğaziçi University. Eren pun lulus dengan nilai terbaik lalu oleh sang paman ditarik kembali ke Riyadh.
Eren sudah terbiasa memainkan peran agar bisa mendapatkan banyak informasi sepak terjang pamannya yang hendak menyerang dan mengkudeta sebuah negara di middle east. Hanya saja dia tidak tahu negara yang mana karena dia selalu dikirim pamannya keluar masuk negara-negara disana sebagai turis. Eren memegang paspor Arab Saudi dan kemungkinan besar juga asli tapi palsu. Entah pamannya mendapatkan dari mana.
Eren pun keluar dari rumah milik pamannya di pinggiran kota Riyadh dan memutuskan untuk berkuda. Pria itu sudah bersiap dengan simagh atau penutup kepala, termasuk juga bisht putih. Musim panas di Riyadh sangatlah terik dan Eren tidak mau kepalanya terbakar matahari.
"Anda akan berkuda tuan?" tanya pengawalnya yang bernama Imron.
"Ya. Aku sendiri saja, Imron" ucap Eren sambil menyampirkan jambia atau pedang khas Arab di pinggangnya. Pria itu juga menyimpan dua Glock di balik punggungnya. Entah mengapa dirinya ingin membawa dua senjata itu.
"Baik tuanku ..." Imron lalu mempersiapkan kuda Arab milik Eren yang diberi nama Barq yang berarti petir.
Eren pun mulai berkuda menuju Padang pasir yang dekat dengan jalan raya penghubung jalan Riyadh ke kota lainnya.
***
"Bagus Sher ... Gamis yang kamu pakai pasti akan jadi best seller !" ucap Mika, sang MUA Shaera Blair.
Gadis cantik berambut pirang kecoklatan itu tampak memasang pose yang memperlihatkan gaun gamis bewarna hitam dengan benang emas yang indah.
"Pasti laris manis ... Kan mau idul Adha..." jawab Shaera.
"Yak, aku sudah mendapatkan semuanya. Bagus, Sher ! Sebaiknya kita segera pulang karena sudah sore ..." ucap Jacques, fotografernya yang langsung menyimpan semua foto-foto Shaera.
"Aku ganti baju dulu..." ucap Shaera sambil menuju mobil Range Rover nya. Karena mereka semua ada di Padang pasir, tentu saja dengan kondisi yang ada, Shaera harus berpikir kreatif.
"Kita sudah siap semuanya kan?" tanya Mika.
"Sudah. Yuk !" Jacques pun menyimpan semua peralatan memotretnya bertepatan dengan Shaera yang sudah berganti dengan baju santai. Kaus hitam, hobo mantel, celana jeans dan sepatu boot. Tak lupa tas selempang Louis Vuitton nya.
"Kita pulang. Ayo ..." ajak Shaera ke Mika dan Jacques serta dua pengawalnya.
***
Mobil Range Rover itu berjalan dengan kecepatan sedang dan Mika yang mungil duduk di tengah antara Shaera dan Jacques sementara dua pengawal dari istana Blair itu di depan sebagai sopir dan pendampingnya.
"Habis dari Riyadh, kita pergi ke Milan... Oh, aku sudah rindu Italia... Sudah seminggu kita di Riyadh dan bertemu dengan Padang pasir... Aku butuh peradaban ! Wine, pizza, pria Italia tampan seperti sepupumu yang sayangnya sudah sold out semua ... Padahal Sher, aku berharap Asher masih jomblo... Eh jatuh cinta dengan putri raja Arab juga ... Naseeebbbb..." keluh Mika yang memang sudah tiga tahun ini menjadi MUA Shaera.
Mika adalah gadis yang gampang jatuh cinta apalagi sepupu Shaera yang laki-laki semuanya tampan-tampan hingga membuatnya heboh sendiri.
"Asher tentu saja tidak mau sama kamu yang mudah berpaling gara-gara fisik ..." kekeh Shaera.
"Tidak ada salahnya mencoba kan?" kerling gadis berambut ikal itu.
Shaera menggelengkan kepalanya.
"Miss Blair... Ada yang mengikuti kita ..." ucap pengawalnya dari kaca spion.
"Siapa?" sontak tiga orang yang duduk di kursi tengah menoleh ke belakang.
"Tampaknya penyamun...."
Shaera melotot. "Are you sure ?"
"Injak gasnya ! kita harus segera pergi dari sini !" teriak Jacques.
Mobil Range Rover itu pun berjalan kencang namun tiba-tiba entah dari mana, muncul sebuah mobil pickup menghadang mereka. Reflek pengawal itu bermanuver menghindari mobil yang menghalangi mereka dan tanpa diduga, salah seorang diatas pickup itu menembakkan senjatanya dan mengenai bahu Jacques.
Sontak Mika dan Shaera menjerit ketakutan karena melihat Jacques ambruk bersimbah darah.
"Lebih kencang lagi, Ashraf !" pinta Shaera.
Pengawal yang dipanggil Ashraf itu semakin dalam menginjak gas namun tiba-tiba mobil mereka oleng akibat ban belakang kena tembak. Mobil mewah itu selip dan berguling.
***
Eren melihat dari atas bukit pasir sebuah mobil Range Rover ditembak oleh penyamun hingga terguling, langsung memacu kudanya untuk menghampiri mobil yang mengalami kecelakaan itu.
Pria itu langsung mengeluarkan Glocknya dan mulai mengkokangnya. Latihan dari kecil untuk bisa survive, membuat pria itu bisa menembak dan memanah dari atas kuda secara persisi. Eren melihat seorang gadis berambut pirang merangkak keluar dari mobil yang terbalik itu.
Eren menembak para penyamun itu dan mengenai tiga orang yang berada di mobil pick up lalu bergegas turun dari kudanya untuk membantu gadis yang berusaha lari dari mobilnya.
"Naik !" teriak Eren sambil terus menembak para penyamun itu.
Shaera menoleh dan wajahnya tampak panik dan terkejut melihat seorang pria Arab diatas kuda.
"Naik !" Eren mengulurkan tangannya dan Shaera pun meraihnya lalu naik ke atas pelana kuda dan duduk di belakang pria itu.
"Berikan pistolmu !" ucap Shaera dengan bahasa Arab.
"Apa?"
"Berikan pistolmu dan bawa pergi dari sini !" bentak Shaera. Adrenalin dan rasa shock membuat gadis itu melupakan manner.
Eren pun memberikan Glock nya dan gadis itu segera menembak para penyamun itu. Pria itu lalu memacu Barq sementara Shaera memeluk pinggang Eren sambil terus menembak hingga pelurunya habis.
Tak lama mereka pun menjauhi lokasi kejadian dan Shaera hanya memeluk pinggang Eren sambil meletakkan kepalanya di punggung lebar itu.
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa
The Second Instalment of Timur Tengah
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Eren memegang tangan Shaera yang masih memeluk pinggangnya dan melihat ada banyak luka di tangan berjari lentik itu. Eren melirik ke belakang dan tampak gadis itu memejamkan matanya, entah pingsan atau tidur, Eren tidak tahu.
Akhirnya mereka tiba di rumah nomaden Eren dan Imron yang melihat tuannya datang tidak sendirian, langsung menghandle Barq yang tampak kelelahan akibat dipacu Eren. Imron memegang Shaera saat Eren turun dari Barq lalu pria itu menggendong tubuh Shaera yang tidak sadarkan diri.
"Urus Barq, Imron. Nona ini biar aku yang urus ..." ucap Eren sambil berjalan ke tendanya.
"Baik tuanku..."
"Panggil dokter Ali !"
"Baik tuanku ..."
Eren lalu meletakkan Shaera ke atas kasurnya yang terdapat selimut dari bulu domba dan seprai dari katun lembut. Pria itu lalu melepaskan jaket Shaera yang sobek-sobek akibat kecelakaan dan melihat banyaknya memar disana sini di sekujur lengannya yang putih. Wajah cantiknya pun tidak luput dari luka-luka.
Eren tertegun saat memperhatikan wajah Shaera. Ya Allah ... cantik sekali. Dada pria itu berdesir karena baru kali ini dia tertarik dengan seorang gadis yang ternyata sangat badass. Eren tidak menyangka gadis ini sanggup menembak dari atas kuda terlepas kena atau tidak ke para penyamun tadi.
"Tuanku... " Seorang dokter pria yang sudah tua datang ke tenda Eren.
"Dokter Ali... Tolong gadis ini. Dia mengalami kecelakaan di dekat bukit Salah ... " pinta Eren.
Dokter itu pun memeriksa Share dan bernafas lega karena selain memar, semuanya baik-baik saja. Tidak ada tulang yang retak dan patah.
"Bagaimana gadis secantik ini mengalami kecelakaan?" tanya Dokter Ali sambil memberikan salep Ke luka-luka Shaera.
"Sepertinya kelompok penyamun yang tinggal disana mengincar mobil gadis ini dan barang bawaannya..." jawab Eren.
"Tuanku... Saya kok sepertinya mengenali wajah ini..." gumam Dokter Ali. "Sangat familier..."
"Apakah dia terkenal?" tanya Eren.
"Sepertinya..." Dokter Ali menatap Eren. "Apakah tuanku jadi..."
Eren meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. "Dinding ini bisa mendengar..." bisik Eren.
"Maafkan saya tuanku..." senyum Dokter Ali. "Ini obat anti nyeri dan obat sakit kepala. Saya yakin Nona ini akan merasa pusing nanti kalau bangun."
"Apakah dia akan mengalami gegar otak?"
"Kita baru mengetahuinya jika nona ini sudah sadar. Oh, saya nanti akan menyuruh Siti membawakan beberapa baju bersih untuk ganti nona ini ..." Dokter Ali pun bangkit. "Tolong dijaga gadis ini... Aku tidak mau paman mu mengincarnya..."
Eren mengangguk. Pamannya memang memiliki banyak istri dan jika dia melihat gadis ini, sudah pasti akan dikawinnya juga.
Tidak akan aku biarkan !
***
Dubai, UAE
"Shaera hilang ?" seru Damian saat mendapatkan laporan dari kepolisian Saudi Arabia yang mendatangi kejadian perkara. Dua jam setelah kecelakaan, sebuah rombongan bis pembawa rombongan jemaah yang hendak umroh, melihat bangkai mobil yang terbalik.
"Iya tuanku Emir... Princess Shaera tidak ada disana. Hanya ditemukan jenazah Jacques, Mika, Ashraf dan Lian... " jawab Gafar, pengawal Damian pengganti Dahir.
Damian berjalan mondar mandir di ruang kerjanya. "Kirim jenazah Jacques dan Mika ke keluarganya... Bagaimana mereka bisa kecelakaan?"
"Sepertinya mereka diserang oleh penyamun karena lima mayat penyamun ditemukan disana ..." jawab Gafar.
"Cari Shaera ! Aku tidak perduli kita harus mengobrak Abrik semua gurun di UAE asalkan Sher ketemu !"
***
Nefa Blair yang sedang berjalan ke kamarnya, terkejut saat mendengar ucapan Damian sesaat Gafar hendak menutup pintu ruang kerja tuannya.
"Gafar ! Apa yang terjadi ?" tanya Nefa sambil menghampiri pengawal berwajah dingin itu.
"Princess Shaera hilang..."
"Haaaahhh? Dimana? Riyadh? Dia terakhir pemotretan disana kan?" cecar Nefa.
"Yes Princess Nefa. Permisi..." Gafar pun pergi hendak mengadakan rapat darurat ke semua pengawal keluarga Blair.
Nefa pun mengetuk pintu ruang kerja Oomnya dan masuk. "Oom, Sher hilang ?"
"Nefa... Ini GPS Sher ada di lokasi kejadian..." ucap Damian yang melacak keberadaan putrinya.
Nefa menatap layar monitor. "GPS Sher ada di gelangnya Oom. Kemungkinan lepas saat kecelakaan itu." Nefa lalu mengambil ponselnya. "Halo sayang. Kamu jadi liburan ke Dubai?... Good ! Aku butuh bantuanmu..."
***
Somewhere around the desert in Riyadh ...
Shaera menger@ng dan merasakan tubuhnya sakit semua. Perlahan matanya pun terbuka dan Eren bisa melihat mata biru yang indah hingga membuat jantungnya berdebar kencang. Belum pernah dia merasakan sesuatu seperti ini.
"Di ... Where am I...?" tanya Shaera. "'Ayn 'ana ? Dimana aku ?" Mata birunya menatap liar ke sekelilingnya.
"Di tendaku ... Apakah kamu ... Ingat sesuatu, nona ?" tanya Eren.
"Mika !" seru Shaera sambil berdiri mendadak dan setelahnya dia merasakan pusing yang teramat sangat dan Eren langsung menahan tubuh gadis itu. "Aduh ... Kepalaku ... " Shaera memegang kepalanya dan merasakan semuanya berputar.
"Imron ! Panggil Dokter Ali !" teriak Eren ke pengawalnya yang berada di depan tenda. "Are you okay princess? Hal anat bikhayr ( kamu baik-baik saja )? Apakah kamu ingat namamu ?" tanya Eren lembut.
"Shaera ..."
"Shaera? Shaera....Oh my God ... Kamu Shaera Blair?" bisik Eren tertahan.
Shaera mengangguk dalam pelukan Eren.
Tak lama dokter Ali pun datang dan Eren dengan lembut meletakkan tubuh Shaera diatas kasur. Dokter tua itu mulai memeriksa kondisi Shaera dan tersenyum lega. "Anda mengingat semuanya nona ?"
"Namaku Shaera Blair, aku mengalami... Kecelakaan... Dan hanya ingat naik kuda bersama dia ... Menembak para penyamun..." jawab Shaera sambil mengingat sekelebatan bayangan yang muncul di matanya.
"Beristirahatlah princess... Tuan Eren akan menjagamu ..." senyum dokter Ali.
Shaera mengangguk dan tak lama gadis itu pun terlelap kembali.
"Tuanku, dia adalah Shaera Blair. Putri Damian Blair..." bisik Dokter Ali. "Jangan sampai paman anda ..."
"Aku tahu, Dokter Ali. Paman ku itu tidak bisa tidak jika melihat ada wanita cantik apalagi dia putri salah satu penguasa Dubai...." Eren menatap wajah cantik Shaera. "Aku akan menikahinya agar bisa melindungi dari paman Qabil. Aku tidak akan membiarkan dia semena-mena dan membuat keluarga Blair mengajak perang..."
Dokter Ali menepuk bahu Eren. "Pelan-pelan Eren. Kita akan membalas Qabil ..."
Eren mengangguk. "Dikiranya aku tidak mengingat kejadian masa kecil aku ... Aku sudah mengetahui semuanya dan hanya tinggal menunggu waktu bisa mengambil alih semuanya..." ucapnya geram.
Introducing Eren Al Sharif
***
Dubai UAE
Nefa datang menjemput kekasihnya, Park Joon-seo yang datang dengan wajah dingin khasnya di bandara Internasional Dubai tapi yang membuat Nefa terkejut, di belakang agen FBI itu terdapat Brinda Dewanata dan Lee Yoo Joon yang juga datang.
"Ada apa ahli forensik dan pengusaha Korea Selatan datang ke Dubai?" tanya Nefa sambil memeluk Park Joon-seo yang mencium pipinya.
"Membantu mencari Shaera. Brinda bisa mencari tahu dari barang bukti, aku gabut tapi kepo ..." senyum Lee Yoo Joon sambil mencium pipi Nefa.
"Astaghfirullah ... Kalian itu..." kekeh Nefa.
"Oom Damian maunya silent searching kan? Karena takut Sher akan disembunyikan oleh penculiknya ..." ucap Brinda yang juga salah satu keturunan Blair dan Giandra, sama dengan Nefa dan Shaera.
"Yup. Kita langsung ke Riyadh. Pesawat Blair sudah siap."
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Eren tetap menemani Shaera di sisinya sampai salah satu pelayan membawakan makanan dan baju bersih untuk gadis itu.
"Terimakasih..." ucap Eren tanpa melirik pelayan yang bernama Siti itu menatapnya lembut.
"Saya permisi dulu tuanku" pamit Siti.
Eren tidak menjawab, hanya mengangguk sambil terus memandangi Shaera. Siti pun keluar dengan perasaan sebal karena Eren sama sekali tidak meliriknya.
Tak lama Shaera terbangun karena mencium harum kopi dan mata birunya menatap wajah tampan yang sedang memandang dirinya cemas.
"Hai ... Mau bahasa Arab atau Inggris?" tanya Eren.
"Apa saja ... Aku mencium bau kopi ..." gumam Shaera.
"Sorry princess... Kamu habis minum obat dari infus jadi... No coffee..." senyum Eren.
"Siapa nama kamu?" tanya Shaera sambil berusaha bangun dan dibantu Eren sampai gadis itu bisa duduk tanpa pusing.
"Eren."
"Eren...?"
"Just Eren."
Shaera mengerenyitkan dahinya. "Oke macam Cher, Adele, Madonna, Bono, Sting, Björk, Beck begitu?" Mata biru Shaera menatap Eren penasaran.
"Short of... Shaera, aku tahu kamu putri siapa tapi maaf... Aku tidak bisa mengembalikan kamu ke ayahmu..." ucap Eren sendu.
"Kenapa...?" Shaera terkejut saat Eren tiba-tiba mencium bibirnya bertepatan Qabil masuk ke dalam tendanya.
"Whoah ! Easy tiger ... " ucap pria tua itu. "Aku dengar kamu dapat seorang wanita..."
Eren melepaskan bibirnya dari bibir Shaera dan menatap tajam ke Qabil. "Ya, dan ini adalah wanitaku ! Aku akan menikahinya !"
Shaera melongo. Whaaaatttt ?
***
Entah apa yang dibicarakan oleh Eren di luar tenda tapi Shaera bisa mendengar nada penuh kemarahan antara Eren dan pria tua tadi. Tak lama Eren pun masuk ke dalam tenda dan langsung menguncinya. Wajahnya tampak gusar dan setelahnya dirinya mondar mandir sambil mengumpat.
"Eren ... Bisa kamu jelaskan, apa yang terjadi ?" pinta Shaera dengan nada lembut. Shaera banyak belajar dari ibunya Izzy, yang selalu berbicara lembut saat ayahnya Damian, sedang emosi.
"Shaera..."
"Sher ... Biasa aku dipanggil begitu ..." potong Shaera.
"Maafkan aku yang mendadak harus menikahi dirimu..." Eren menghampiri tempat Shaera duduk. "Maaf aku mencium kamu karena itu harus aku lakukan..."
"Satu persatu penjelasannya..." ucap Shaera sambil tersenyum manis.
"Oke ... Orang tadi itu adalah pamanku, Qabil Al Sharif ... Dan dia adalah womanizer punya harem ... Jika dia tahu kamu lajang dan putri Damian Blair, dia langsung ingin menikahi kamu dan berharap mendapatkan kekuatan dari keluarga Dubai."
Shaera melongo. "Aku ? Sama kakek tua itu?" desisnya.
Eren mengangguk. "Maka dari itu aku langsung klaim dirimu ..."
"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Shaera yang sangat antipati dengan poligami.
Eren menggelengkan kepalanya. "Aku belum pernah menikah dan aku tidak suka poligami. Bagiku istri hanya satu dan selamanya, tidak ada simpanan atau apapun."
"Tunggu ... Kita menikah tidak sungguhan kan?"
"Secara agama saja karena tujuan aku untuk melindungi kamu ..." ucap Eren serius. "Aku tidak akan menyentuh kamu tapi yang tadi ... Terpaksa..."
Shaera bergidik membayangkan dia sama kakek tua itu. Setelahnya dia baru sadar kalau gelangnya tidak ada. What ? Duh bagaimana Daddy bisa melacak aku ? GPS aku disana.
"Ada apa Sher ? Kamu tidak mau kita bekerjasama?" tanya Eren melihat wajah panik Shaera.
"No, aku mau bekerjasama denganmu tapi gelang aku hilang !" ucap Shaera panik sambil merogoh saku baik celana jeans nya maupun jaketnya yang sobek-sobek.
"Memang ada apa dengan gelang itu?" tanya Eren.
"Disana ada... " Shaera menggelengkan kepalanya. "Ada ... Namaku pemberian mommyku..."
"Shaera ..."
"Dengar Eren ... Aku tahu kamu berusaha melindungi aku tapi pernikahan ini tidak sah karena daddyku masih hidup ..." ucap Shaera.
"I know. Tapi demi kamu ..."
"Eren ! Jika wanita itu tidak mau menikah denganmu, berikan saja pada pamanmu ini ! Hahahaha ..." suara Qalib terdengar di luar tenda Eren membuat Shaera menatap tajam ke arah pintu tenda.
"Je vais le tuer ( aku akan bunuh dia )!" desis Shaera geram dalam bahasa Perancis.
"Obtenez une ligne ( antri )!" balas Eren.
Shaera menoleh ke pria itu. "Aku mau menikah dengan kamu. Hanya sebagai perlindungan dari Paman kamu. Tapi jika dia macam-macam denganku, jangan harap dia akan hidup !" Mata biru Shaera berkilat marah.
Eren terkejut melihat wajah galak Shaera. "Sher..."
"Jangan dikira aku wanita lemah, Eren ! Tidak ada sejarahnya keturunan Pratomo, Blair dan Giandra tidak mampu menghajar kakek peyot macam dia !" omel Shaera dengan bahasa Perancis.
"Wait, kamu terlalu cepat bicaranya aku tidak paham..." ucap Eren.
"Intinya pamanmu macam-macam, aku potong anunya !"
Eren melongo. Ya ampun .... Gadis ini katanya model terkenal dan kalem ternyata ...
Introducing Shaera Blair
***
Riyadh Saudi Arabia
Rombongan agen FBI yang sedang libur, calon pengacara, ahli forensik dan pengusaha asal Korea Selatan pun tiba di Riyadh dan disambut oleh Sheikh Abdul bin Faisal. Pria yang seumuran dengan Damian itu sudah menunggu bersama dengan para polisi disana.
"Paman Abdul..." salam Nefa sambil Salim ke Abdul.
"Nefa. Maaf kita harus bertemu dengan situasi tidak enak seperti ini..." ucap Abdul. "Siapa saja ini Nefa?"
"Paman Abdul, perkenalkan ini sepupuku, Brinda Dewanata dan dia juga keturunan Blair, lalu ini tunangan aku Park Joon-seo dan ini pacarnya Brinda, Lee Yoo Joon, pengusaha dari Seoul. Kami ingin mencari Shaera dengan cara diam-diam karena tidak mau penculiknya curiga ..." jawab Nefa dengan bahasa Arab yang membuat ketiga orang itu melongo.
"Ayo ikut paman. Katanya pacar kamu agen FBI?" tanya Abdul.
"Iya tapi lagi liburan... " senyum Nefa sambil menoleh ke arah Park Joon-seo. "Ini kita kemana paman?"
"Laboratorium Forensik."
***
Brinda langsung memeriksa barang-barang yang ada di dalam mobil yang sudah didokumentasikan sebelum dikeeluarkan semua. Diatas terpal putih, Brinda memeriksa satu persatu bersama dengan Hajar, ahli forensik Saudi Arabia.
"Aku tidak bisa bahasa Arab jadi kita bahasa Inggris ya..?" pinta Brinda. "Bisa kan?"
"Bisa miss Dewanata. Aku dengar anda ahli forensik NYPD ?"
Brinda mengangguk. "Ini barang-barang milik Jacques?" tanya Brinda sambil melihat laptop dan kamera yang sudah pecah.
"Ya miss... "
"Panggil Brinda saja. Apakah sudah bisa dibuka semuanya ?" ucap Brinda sambil mengambil SD Card dari kamera DSLR itu dan memasukkan di MacBooknya. "Sher ..." bisiknya yang melihat semua foto-foto Shaera mengenakan gamis.
"MacBook nya sudah kami coba tapi belum berhasil."
Brinda tersenyum. "Aku tahu siapa yang bisa..."
***
Park Joon-seo melongo melihat MacBook milik Jacques pecah monitor nya dan berharap mother board nya tidak rusak.
"Ya ampun, sayang. Aku itu hendak liburan sama kamu tapi kenapa jadi kerja sih?" gerutu Park Joon-seo sambil membongkar MacBook itu dengan peralatannya yang memang selalu dibawa kemana saja.
"Ini namanya liburan anti-mainstream, Junjun..." kerling Nefa sambil melihat rekaman satelit Jang Corp.
Park Joon-seo menggelengkan kepalanya. "Aku sudah diberi tahu oleh Scott soal keluarga kalian yang sering beyond your imagination, ternyata memang diluar planet bumi !"
***
Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!