Balada Rumah Tangga
Bab 1
Elena Cantika
Bangun Yah, udah siang nanti telat loh!
Elena menggoyang-goyang tubuh suaminya itu yang masih saja tertidur.
Merasa kesal, Elena segera pergi ke dapur untuk meneruskan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda yaitu menggoreng ikan asap.
Setelah selesai menggoreng, Elena segera pergi untuk membangunkan suaminya kembali.
Elena Cantika
Yah, bangun... Udah siang ini kerja gak sih...!! Hufftt
Elena kembali menggoyangkan tubuh Bima dengan kesal
Bima hanya menggeliat dengan mata yang masih tertutup.
Elena Cantika
Dasar Kebo...Huh nasib punya suami gini amat...!
Dengan kesal, Elena menaruh jari-jarinya tepat dihidung Bima, membuat laki-laki itupun terbangun karena mengendus sesuatu.
Bima Ferdinan
Huweeekk, bau apa itu?
Bima terduduk memelototkan matanya sambil menggerutu.
Bima Ferdinan
Kamu tuh ya, Istri gak sopan, tangan bau gitu kamu taruh dihidungku!
Elena Cantika
Ya Maaf Yah, abisnya kamu tu susah banget dibangunin, udah dari tadi loh Bunda bangunin tapi kamu gak bangun juga, nanti telat kerjanya.
Bima Ferdinan
Ya tapi gak gitu juga kali caranya bangunin aku, tuh tangan abis pegang apa sih pengen muntah aku nyium baunya.
Elena Cantika
Bau ikan asap😁😁
Elena hanya nyengir melihat Bima memarahinya karena hal ini sudah biasa dialaminya setiap kali membangunkan suaminya itu.
Elena Cantika
Makanya yah kalo abis subuh tuh gausah tidur lagi, jadi gini kan susah bangun, giliran dibangunin marah-marah.
Bima segera mandi tanpa menanggapi omongan istrinya lagi. Ia masih merasa kesal dengan kelakuan istrinya itu.
Bima Ferdinan
Dasar ya, nyebelin banget pagi-pagi udah bikin bete, selalu aja bikin aku kesel (dalam hati)
Setelah selesai mandi dan bersiap, Bima duduk di meja makan untuk sarapan. Elena segera mengambilkan piring, mengisinya dengan nasi dan lauk ikan asap yang digorengnya tadi beserta sambalnya
Elena memberikan piring itu kepada Bima dan pergi ke ruang tengah untuk menemani Felish yang sedang bermain sambil menonton tv.
Bima Ferdinan
Bund, aku berangkat kerja dulu.
Bima menghampiri Elena seraya menyodorkan tangannya yang segera disambut oleh Elena. Bima menggendong Felish sebentar untuk berpamitan.
Bima Ferdinan
Nduk, Ayah berangkat dulu ya, jangan nakal, nurut sama Bunda.
Bima mencium pipi Felish bergantian kanan dan kiri
Elena Cantika
Hati-hati ya Yah.
Bima pun berlalu setelah memberikan Felish kepada Elena.
Felishia Putri
Da...daa...
Felish melambaikan tangannya kearah Bima yang sudah menghilang dibalik pintu sembari tertawa. Elena mengusap rambut Felish dengan lembut lalu menciuminya gemas dengan tingkahnya yang lucu
Elena Cantika
Anak Bunda yang pintar ya, Bunda mau nyuci baju dulu, jangan rewel.
Elena tersenyum lalu meninggalkan anaknya yang masih asyik dengan mainannya itu
BAB 2
Pukul 20:00 Wib Bima yang baru pulang kerja mengetuk pintu.
Bima Ferdinan
Assalamualaikum....
Elena Cantika
Waalaikumsalam warohmah...
Elena segera membukakan pintu dan mencium tangan Bima.
Bima Ferdinan
Felish udah tidur?
Elena Cantika
Iya, baru aja... mungkin kecapek'an keasyikan main, tadi siang gak mau tidur dia.
Bima pun berlalu untuk mandi, sedangkan Elena pergi ke dapur untuk membuatkan secangkir kopi
Sehabis mandi dan shalat isya, Bima bersantai di ruang tamu seraya menikmati secangkir kopinya.
Elena duduk disamping Bima, sudah lama Ia tak menghabiskan waktu bersama suaminya, membuat Ia merasa hubungannya sedikit berjarak
Elena Cantika
Gimana tadi kerjanya yah, lancar?
Bima Ferdinan
Ya begitulah
Mata Bima masih tak beralih dari gawainya.
Sesaat hening kembali tercipta
Bima Ferdinan
Oh ya, di tasku ada sajadah kecil dan gamis kecil untuk felish...
Bima Ferdinan
Teman kerja... Dia baru pulang umrah trus kasih oleh-oleh.
Elena Cantika
Yang pernah kamu ceritakan itukah? yang janda anak dua? yang di umrahkan sama bos kamu karna dia karyawan terlama disana?
Bima masih tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya, membuat Elena sedikit bete. Kemudian Ia pun memilih untuk bermain gawai juga.
Begitulah mereka menghabiskan waktu senggangnya dengan asyik bermain gawai, tanpa mereka sadari jarak diantara mereka semakin jauh, meskipun raga mereka dekat.
Merasa bosan, Elena pun berlalu masuk ke kamar, membuka tas kerja Bima untuk melihat hadiah pemberian temannya itu.
Elena meletakkan sajadah dan gamis itu kedalam lemari lalu berbaring disamping anaknya, dalam sekejab Elena pun tertidur pulas
Sedangkan Bima, masih asyik bermain gawai diruang tamu, sesekali Ia tersenyum menatap gawainya.
Setelah sarapan, Bima pun berpamitan. Ia bekerja di sebuah restoran terbesar di kota ini.
Bima Ferdinan
Aku berangkat dulu, Bund
Elena Cantika
Iya yah Hati-hati dijalan
Bima Ferdinan
Assalamualaikum
Elena Cantika
Waalaikumsalam
Setelah Elena mencium tangan, Bima pun pergi mengendarai motor Suprinya.
Elena Cantika
Felish, kita kerumah nenek yuk.
Elena menggendong Felish dan berjalan menuju rumah Orangtuanya yang berjarak 2 km.
Elena Cantika
Assalamualaikum
Nenek Mina
Waalaikumsalam, wah cucu nenek dateng
Nenek Mina mengambil alih Felish dari gendongan Elena
Nenek Mina
Tumben main kesini,
Elena Cantika
Iya Bu, bosen aja di rumah
Elena Cantika
Mas Bima kerja terus, jadi tak pernah mengajak kami jalan-jalan.
Nenek Mina
Sabar nak, dia kerja kan juga demi kalian, kebutuhan sekarang mahal
Elena Cantika
Iya Bu, aku mengerti
Felish tampak senang bermain dengan Nenek Mina, Ia tak berhenti tertawa dengan wajah yang menggemaskan, membuat Elena tersenyum bahagia dan sedikit melupakan beban pikiran yang beberapa hari ini memenuhi pikirannya.
BAB 3
Pukul 22:00 Wib, Elena terbangun karena merasa ingin buang air kecil, segera Ia beranjak ke kamar mandi.
Setelah selesai, Elena kembali ingin merebahkan tubuhnya disamping Bima yang tengah tertidur pulas, namun Ia urung, melihat gawal milik Bima yang tergeletak di atas nakas.
Tergerak hati Elena untuk memeriksa gawai itu, mengingat sikap suaminya belakangan ini berubah, membuat kecurigaan itu membuncah.
Elena Cantika
Aku harus memeriksanya, mumpung Dia udah tidur.
Elena segera mengambil gawai itu lalu beranjak pergi ke ruang tamu lalu duduk di kursi dalam kegelapan karena lampu sudah dimatikan.
Elena memeriksa banyak chat di aplikasi hijau, sejauh ini tidak ada yang mencurigakan.
Namun tiba saat dibarisan paling bawah, terdapat 1 chat yang diarsipkan, rasa curiganya semakin menjadi, Elena segera membuka dan terkejut dibuatnya.
Bima Ferdinan
lagi apa beb?
Ida Zahra
Lagi mikirin kamu beb..😊
Bima Ferdinan
Aku merindukanmu yank...
Ida Zahra
Aku juga merindukanmu yank...
Bima Ferdinan
Izinkan aku mendekapmu malam ini...
Elena syok membaca sepenggal chat itu, tidak ada riwayat chat sebelumnya yang artinya Bima selalu menghapus pesan dari wanita itu, dan pesan ini baru saja dikirim jam 21:00 tadi, itu artinya saat Bima tengah menemani Felish bermain tadi sebelum tidur.
Seketika hati Elena hancur, air matanya merebak, tangannya menggenggam erat gawai Bima sembari terisak.
Elena Cantika
Jadi selama ini begini kelakuan kamu dibelakang aku Yah...
Elena Cantika
Aku gak nyangka kamu tega hianati aku, padahal aku begitu percaya kamu itu orang yang setia, tapi ternyata selama ini aku salah....
Dalam gelap malam, Elena menangis meratapi kebodohannya, Ia tak pernah memeriksa gawai Bima karena Ia terlalu percaya pada Bima, Ia tak pernah membayangkan bahwa Bima akan mengkhianatinya setelah tiga tahun menjalin hubungan rumah tangga.
Elena segera bangkit, menghapus sisa air matanya, dan berjalan menuju kamarnya, meletakkan kembali gawai Bima pada tempatnya semula dan berbaring dalam diam disamping Bima. Elena berusaha memejamkan matanya meskipun hatinya teriris saat ini, dan air matanya lah yang menggambarkan bahwa hatinya kini tengah terluka, Ia masih penasaran ada hubungan apa sebenarnya Bima dengan wanita itu.
Elena lebih banyak diam, meskipun Ia masih melayani suaminya seperti biasanya...
Bima Ferdinan
Bund, kamu kenapa? kog diam aja dari tadi...
Elena Cantika
Gapapa kog...
Elena Cantika
Gak kog, Aku gakpapa...
Bima menatap Elena dengan heran, tapi Ia tak begitu memikirkannya. Mungkin karena istrinya itu terlalu lelah...
Bima Ferdinan
Yaudah aku berangkat kerja dulu ya Bund.
Elena hanya diam tak menjawab, Ia memilih masuk kedalam kamar seraya membanting pintu dan menghampiri Felish yang tengah bermain dikamar.
Elena kembali menangis sembari memeluk Felish dengan erat.
Felishia Putri
Undaa...Undaaa....
Elena Cantika
Bunda gapapa sayang.... hanya kelilipan😊
Elena tidak ingin Felish tau Ia tengah bersedih saat ini, memikirkan apa yang akan dilakukan Bima diluar sana,
Elena Cantika
Aku harus memperingatkan wanita itu, bagaimanapun juga tak seharusnya Ia berkirim chat pribadi seperti itu kepada suami orang.
Elena segera berselancar di aplikasi biru, mencari akun dari wanita itu dan mengetik sebuah pesan.
Elena Cantika
Mbak, saya hanya mau mengingatkan, jangan berkirim chat pribadi lagi dengan suami saya selain hal yang menyangkut pekerjaan, karena itu sama sekali gak pantas mbak, apalagi yang kamu chat itu suami orang, pikirkan perasaan istrinya, jangan seenaknya juga panggil yank beb segala. Kalau memang kamu tidak ada hubungan apa-apa dengan suami saya, sebaiknya jangan chat dia lagi kalau tidak penting.
Ida Zahra
Mbak, kamu itu gak tau Bima kalau ditempat kerja kayak gimana, banyak kok yang di panggil yank beb, gak cuma aku aja,
Elena Cantika
Kalau ditempat kerja terserah kalian mau gimana, aku juga gak tau, yang jelas di chat pribadi kalian seperti itu. Gak ada yang tau ada hubungan apa kamu dengan suamiku, jadi aku minta mulai sekarang jauhi suamiku,
Ida Zahra
Bilangin aja suamimu, supaya gak ngechat aku lagi,
Elena Cantika
Ya kalau dia chat gausah dibalas donk, ngapain juga kamu balas, tau diri juga donk yang ngechat kamu itu suami orang, kamu janda, jangan membuat orang berpikir yang tidak-tidak tentangmu
Ida Zahra
Terserahlah kamu mau bilang apa, yang jelas aku gak ada hubungan apa-apa dengan suamimu.
Elena membanting gawainya dengan marah. Ia merasa dipermainkan selama ini.
Elena Cantika
Mengapa, disaat aku sudah mencintai, harus dihianati. Mengapa disaat aku setia, harus ada orang ketiga, mengapa........ (dalam hati)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!