#MOHON UNTUK MEMBACA SETIAP BAB UPDATE AGAR RETENSI TIDAK HAN.CUR 🙏
Di sebuah restoran cepat saji milik pak Helios, Elmer duduk gelisah. Elmer kerap mengawasi arloji di pergelangan tangan kirinya, di tengah kesibukannya merapikan dokumen dari meja, ke dalam tas kerjanya. Pria matang nan gagah itu tidak begitu fokus pada obrolan kedua pria paruh baya yang duduk satu meja dengannya.
Sesekali, Elmer juga akan mengecek ruang obrolan WA—nya dengan kontak bernama : Zoya. Di obrolan WA tersebut, semua pesan dihiasi centang dua warna biru. Hanya saja, semuanya berasal dari Elmer. Kendati demikian, Elmer masih mengirimi kontak Zoya pesan.
Elmer : Aku beneran sudah sembuh.
Elmer : Aku sudah enggak impoten lagi karena pengobatan yang aku jalani langsung berhasil.
Elmer : Ayo kita bertemu. Agar kita bisa secepatnya punya bayi, selaku satu-satunya syarat kita bisa mendapatkan warisan. Aku ingin kita menikah lagi secepatnya! Rasanya capek banget kalau harus terus-menerus begini.
Bersama pak Alandra sang papa, Elmer baru saja menyelesaikan sesi kerja sama mereka dengan pak Helios. Namun seperti biasa, mereka tak langsung mengakhiri kebersamaan mereka. Karena seperti biasa pula, sambil mengobrol hangat, mereka yang memang memiliki hubungan sangat baik, akan menikmati hidangan dari restoran cepat saji milik pak Helios.
Tak lama kemudian, aroma sangat wangi sekaligus feminin mengiringi langkah berketukan cepat dari heels yang dipakai oleh seorang wanita. Langkah tersebut terdengar mendekat ke arah kebersamaan Elmer. Elmer yang awalnya masih menunduk mengawasi layar ponselnya, refleks terusik karena sang papa sampai menyikutnya.
“Namanya Hyera, ... anak bungsunya pak Helios. Bersikap baiklah kepadanya agar hubungan kita dengan mereka makin erat!” bisik pak Alandra tepat di sebelah telinga kanan Elmer.
Walau setengah hati, Elmer yang begitu patuh kepada papanya, segera mengantongi ponselnya ke dalam saku celana bahan panjang warna hitamnya. Namun, baru juga menyaksikan sepasang kaki jenjang putih mulus di hadapannya, seiring wangi feminin yang makin kuat, Elmer mendadak linglung. “Kok jadi deg-degan, gugup parah, bahkan, ... tegang, ya?”
Ketika Elmer benar-benar melihat wujud wanita bernama Hyera yang papanya maksud, Elmer mendadak kacau. Selain sangat ramah sekaligus periang, Hyera itu sangat cantik! Kecantikan wanita muda dan kiranya berusia di pertengahan dua puluhan itu, mirip barbie hidup!
“Cantik banget! Punyaku sampai tegang! Ini bukti kalau aku sudah enggak impoten!” batin Elmer jadi makin gelisah.
Setelah beres salaman dengan Hyera, Elmer sengaja memangku tas kerjanya. Ia melakukannya guna menutupi apa yang tak seharusnya bangun, di tengah kondisi yang tidak tepat.
Pak Helios izin mengantar Hyera yang tampaknya akan pergi. Wanita cantik itu meminjam mobil sang papa lantaran mobilnya masih ada di bengkel. Sempat merangkul Hyera hangat, pak Helios melepas jas hitam miliknya dan mengenakannya kepada Hyera. Kebetulan, Hyera hanya memakai gaun tak berlengan warna merah muda dan panjangnya persis di bawah lutut. Kaki indah Hyera sampai terekspos sempurna, dan membuat seorang Elmer terpesona.
Yang membuat Elmer kembali deg-degan, ialah getar dering tanda pesan masuk di ponselnya. Elmer berpikir, jangan-jangan itu dari Zoya yang akhirnya mau memberinya kesempatan?
***
“Kamu masih kelihatan enggak yakin, kalau punyamu beneran sudah enggak lemes! Capek tahu, jadi pengasuh anakmu yang selalunya lemes!” ucap seorang wanita berpenampilan mamba dan tidaklah lain Zoya, mantan istri Elmer.
Pernah mengalami disfungsi ereksi, membuat Elmer terus diejek Zoya— sang mantan istri. Sebab karena kenyataan tersebut juga, pernikahan mereka tak menghasilkan bayi. Padahal andai mereka memiliki bayi, mereka bisa mendapatkan banyak warisan selaku alasan utama mereka menjalani pernikahan.
“Sumpah, aku beneran sudah sembuh!” ucap Elmer. Ia sampai berseru lantaran degup musik disko di club malam kunjungan mereka, terdengar makin kencang. “Tadi saja pas lihat Hyera, punyaku langsung bangun!” batin Elmer jadi kesal. Meski kemudian ia juga jadi bingung, kenapa aset berharganya, tidak tegang apalagi bangun, padahal ia sedang bersama Zoya yang malam ini kembali berpenampilan se.ksi?
Zoya yang sudah memegang gelas berisi sedikit win.e, menatap lawan bicaranya penuh keseriusan. Kemudian ia mengawasi situasi club malam keberadaan mereka. Suasana tempat pertemuan pilihannya itu tampak ramai, terlebih kini memang malam minggu.
“Si Hyera belum kelihatan juga? Si Celline becus kerja enggak sih? Masa bikin Hyera ke sini saja, dia enggak becus?!” batin Zoya jadi emosi. Ia menuang wine ke dalam gelas Elmer. Elmer yang masih berdiri di sebelahnya tampak berusaha menolak.
“Aku enggak boleh mengonsumsi banyak alko.hol,” ucap Elmer berusaha menolak.
“Habisin! Kamu beneran serius pengin rujuk dengan aku, kan?” kesal Zoya memaksa. Seperti dugaannya, Elmer yang memang sangat membutuhkannya, lagi-lagi mau bahkan tunduk kepadanya. Elmer yang meski sampai memalingkan wajah darinya, menenggak tuntas win.e pemberiannya.
“Aku harus membuat El mab.uk!” batin Zoya sengaja mengisi gelas Elmer dengan win.e lagi. Padahal, satu gelas sebelumnya saja sudah membuat wajah mantan suaminya merah merona. Karena Elmer memang bukan peminum hebat.
“Dua gelas lagi. Ini syarat, sebelum aku kasih kamu kesempatan, dan kita bisa menikah lagi!” ucap Zoya sengaja bermain cantik kepada Elmer.
“Aduh ... aku bisa mab.uk. Aku kan bukan kamu yang kuat minum!” keluh Elmer, tapi ia tetap memak.sa dirinya menghabiskan minuman yang Zoya tuangkan.
Ketika Elmer susah payah menghabiskan minumannya, yang Zoya tunggu-tunggu akhirnya datang. Hyera, si wanita feminin yang kecantikannya mirip barbie hidup itu, baru saja lewat di hadapannya. Karena kebetulan, Zoya dan Elmer sengaja berdiri tidak begitu jauh dari pintu masuk. Hingga Zoya bisa memantau kedatangan maupun kepergian pengunjung, dengan leluasa.
Hyera yang masih memakai pakaian sama layaknya di pertemuannya dan Elmer siang ini, mendatangi sebuah meja di ujung sana. Meja yang dihuni seorang wanita muda, dan diam-diam berkontak mata sekaligus bertukar senyuman dengan Zoya.
“Kamu lihat wanita yang memakai gaun merah muda itu? Jika kamu bisa menidurinya malam ini juga, ayo kita menikah lagi!” ucap Zoya sambil menepuk-nepuk bahu kanan Elmer.
Elmer yang baru saja menuntaskan tiga gelas minumannya, merem melek menahan getir sekaligus panas di lidah maupun tenggorokannya. Elmer berangsur menoleh, mengawasi apa yang Zoya maksud. Wanita yang memakai gaun merah muda dan baru saja melepas jas hitam yang dipakailah tujuannya.
“Kayak kenal ... ah! Sepertinya aku memang sudah mabu.k!” batin Elmer karena pandangannya saja, sudah mulai buyar.
“Aku sengaja menyiapkannya secara khusus untuk menguji kebenaran pengakuanmu. Karena jika kamu bisa membuktikan bahwa kamu sudah tidak impoten lagi dan dia mengakuinya, ... oke, ayo kita menikah lagi!” lanjut Zoya yang kemudian berkata, “Anggap saja wanita itu wanita taruhan yang harus kamu coba sekaligus taklukan!”
Elmer yang merasa harus segera menikah dengan Zoya lagi, tanpa pikir panjang menerima tawaran tersebut. Elmer menghampiri Hyera yang memang tak lagi Elmer kenali. Namun bagi Elmer, meski baru dari kejauhan, Hyera yang dikata sebagai bahan percobaan untuknya itu sangat memesona!
Mampukah Elmer menjalani misinya dan itu meniduri Hyera?
“Ya ampun Chelline ... kok kamu malah mab.uk te.ler gini,” uring Hyera. “Dibilangin jangan ke sini, kalau kamu butuh aku, cukup main apa nginep di rumahku saja.”
“Padahal sekarang, di rumah, kakak-kakakku lagi kumpul. Jarang-jarang kami bisa kumpul karena setelah berkeluarga, mereka fokus ke keluarga masing-masing.”
“Bentar lagi mereka pasti sibuk telepon aku, gara-gara aku enggak kelihatan.”
“Duh, bau roko.k sama alkoho.l pula. Sebelum pulang, aku wajib mandi tobat karena sudah masuk ke tempat seperti ini. Masa iya, mamaku saja bercadar, eh aku ke tempat dugeman! Bisa dipi.ting aku sama mas Kim kalau mas Kim tahu!”
Hyera sengaja memakaikan jas milik sang papa ke tubuh Cheliine, lantaran Celline memakai pakaian sangat minim. Dada Celline maupun pahanya, terlihat sempurna. Sementara selain tele.r, semua mata khususnya mata laki-laki yang ada di sana, sudah sibuk memperhatikan kemole.kan tubuh Celline. Terlepas dari semuanya, Hyera tidak mungkin melarang apalagi marah-marah agar mereka berhenti memandangi Chelline. Karena keputusan Chelline sampai tele.r saja, salah besar.
“Mabo.k maupun telle.r enggak akan menyelesaikan masalah, Lin!”
“Aduh, ini aku enggak kuat. Harus minta bantuan,” pikir Hyera bergegas balik badan dan berniat memanggil satpam.
Akan tetapi, Hyera malah nyaris menab.rak dada bidang milik Elmer. Karena di waktu yang sama, pria yang langsung ia kenali sebagai anak pak Alandra itu malah sudah ada di hadapannya.
Aroma alkoh.ol terci.um kuat dari mulut Elmer, dan Hyera langsung menyadarinya.
“Nih orang punya masalah hidup apa? Dia mabu.k, padahal pas tadi siang ketemu, dia kelihatan mirip orang baik-baik, selain dia yang juga fokus kerja,” batin Hyera sudah langsung mundur, sengaja menjaga jarak dari Elmer.
“Aku yakin, aku sudah mabu.k. Karena masa iya, wanita di depanku, cantiknya mengalahkan bidadari? Kulitnya kelihatan lembut banget, padahal dia enggak lebih dari tester. Malam ini juga, aku harus melakukannya ke dia!” batin Elmer.
“Semoga akting aku berhasil. Lumayan, Zoya bakalan kasih aku seratus juta asal aku bisa bikin Hyera ke sini,” batin Chelline yang memang hanya pura-pura. Ia sengaja mengelabuhi Hyera sang sahabat, hanya untuk mendapatkan imbalan seratus juta dari Zoya.
Di tempat dirinya sempat menjalani kesepakatan dengan Elmer, Zoya sudah memasukkan serbuk ke dalam satu botol air mineral berukuran 220 ml. “Harusnya dos.is ini cukup bikin Hyera tunduk ke El, malam ini juga!”
“Kita lihat, apakah setelah ini, Emran masih tetap menolakku hanya untuk Hyera yang sudah dicicipi El?” Zoya tersenyum licik.
“Syukur-syukur, Hyera langsung hamil anak El. Harusnya sih Hyera bisa langsung hamil, asal burungnya El enggak mager bahkan tiarap lemes setiap saat! Masa iya, badan kekar begitu, burungnya busung lapar!” Zoya yang sibuk berbicara dalam hati, dengan segera mengambil tas bahunya. Ia menyusul Elmer penuh antusias. Dadanya berdebar-debar, dan ia sangat tidak sabar melihat Hyera digem.pur Elmer malam ini juga.
“Ada yang bisa saya bantu?” tawar Elmer masih menatap saksama wajah Hyera dan baginya sangat cantik. Sampai detik ini, ia yang telanjur mab.uk, belum mengenali Hyera. Di matanya, Hyera tak lebih dari wanita taruhan yang harus segera ia tidu.ri.
“A—ini, ... Om, boleh minta tolong, enggak? Ini, teman saya ... bisa tolong bantu angkat?” pinta Hyera. “Namun jika enggak, saya akan minta bantuan satpam!”
“Om ...? Dia memanggilku Om? Memangnya aku setua itu?” pikir Elmer langsung membopong tubuh Chelline karena Zoya saja, sudah ada di sana.
“Ini si Chelline kenapa? Sudah ... sudah, kamu enggak usah panik. Ini minum dulu,” ucap Zoya yang sudah memulai sandiwaranya.
Ia menghampiri Hyera yang sudah membawakan tas Chelline.
“Aduh ... ini gimana, ya? Aku enggak mungkin antar Chelline pulang dalam keadaan begini. Apa yang harus aku katakan ke orang tuanya. Ah, aku telepon mas Kim, Mas Brand ... ah, aku telepon Papa!” ucap Hyera sudah sampai mengeluarkan ponselnya dari dalam tas tangannya.
“No ... jangan lakukan! Kasihan Chelline karena dia pasti enggak mau ada orang lain tahu, dia dalam keadaan begini. Kamu minum ini dulu, tenangkan diri kamu. Itu si Chelline kita bawa ke hotel saja biar aman,” ucap Zoya bertingkah layaknya pahlawan. Ia memberikan air mineral yang memang sudah ia sediakan khusus untuk Hyera.
“Kakak kenal Chelline juga?” heran Hyera karena selama hampir sepuluh tahun lamanya berteman dengan Chelline, baru kali ini ia melihat Zoya.
Demi melancarkan misinya, Zoya sengaja tersenyum hangat kepada Hyera. “Orang tua kami masih saudara. Sementara tadi, Chelline juga sempat hubungin aku. Cuman, aku telat datang karena kejebak macet. Ya sudah, aku mau bayar pesanan Chelline dulu!”
“Hah? Telat datang? Kalau enggak salah, kayaknya tadi dia berdiri di depan, sebelah meja bar dekat pintu masuk? Iya ... aku memang lihat, apalagi dia juga bau al.kohol. Meski aroma alkoho.l dari mulutnya enggak semenyengat om Elmer,” batin Hyera karena tadi, ia sempat berkontak mata dengan Zoya. Hanya saja, Hyera tidak sampai melihat Elmer.
Karena Zoya tengah mengurus pembayaran pesanan Chelline, Hyera segera menyusul Elmer. Mungkin efek mab.uk, langkah Elmer terbilang sempoyongan.
“Bawa ke mobilku saja, Om!” ucap Hyera sampai agak berlari guna menyusul sekaligus mendahului Elmer.
Keputusan Hyera agak berlari, membuatnya jadi keluar dari tempat yang sebelumnya belum pernah ia datangi, lebih dulu dari Elmer.
Selanjutnya, kesepakatan pun Zoya dan Hyera buat. Elmer yang diyakini Zoya sudah tel.er, Zoya titipkan ke Hyera. Mereka pergi menggunakan mobil Hyera. Zoya memangku kepala Chelline. Sementara di sebelah Hyera, Elmer yang pura-pura tel.er, diam-diam mengawasi Hyera. Akhirnya Hyera meminum air mineral pemberian Zoya.
“Astagfirullahaladzim, kok aku jadi tukang antar orang tel.er begini? Ya Allah, ... tolong ampuni dosaku. Jangan sampai gara-gara ini, aku jadi nyumbang dosa ke papa aku. Ya ampun, pa, maaf. Maaf banget,” keluh Hyera sambil menghabiskan air mineral pemberian Zoya.
Agar rencananya berhasil, Zoya yang mengaku tidak kenal Elmer, sengaja meminta Hyera untuk mengurus Elmer. Sementara Zoya mengurus Chelline.
“Enggak lagi-lagi deh, kapok. Mending jadi anak rumahan yang hiburannya cukup nonton drakor apa baca novel!” lirih Hyera.
Meski memapah tubuh Elmer, Hyera yang kewalahan masih sigap mengunci pintu. “Kok makin ke sini, rasanya makin enggak jelas, ya? Ngantuk, tapi ... agak lain—” batin Hyera masih berusaha bertahan memapah Elmer hingga tempar tidur.
Hyera tak sedikit pun curiga jika alasannya jadi mengantuk, panas dingin menahan hasr.at bir.ahi, gara-gara minuman pemberian Zoya.
“Duh ... kok pusingnya makin enggak enak gini,” lirih Hyera sambil memijat pelipisnya menggunakan kedua tangan. Ia baru saja berhasil membaringkan tubuh Elmer ke tempat tidur, sementara kini ia masih duduk di pinggir tempat tidur.
“Kenapa?” lembut Elmer sambil mengawasi Hyera.
Hyera refleks menoleh hingga membuatnya bertatapan dengan Elmer. “Pusing banget—” Hyera benar-benar jujur. Terlepas dari semuanya, Hyera menyadari, bahwa dirinya menjadi sulit berkosentrasi apalagi berpikir.
“Gemesin banget, sih!” batin Elmer belum mengenali Hyera.
Namun, kenyataan Hyera yang kegerahan dan sampai berusaha melepas gaunnya, membuat Elmer merasakan gejolak bi.rahi yang begitu kuat. Malahan ketika Elmer melongok ke bawah perutnya, pusaka miliknya yang selama satu tahun terakhir terus Zoya hina, sudah berdiri tegap.
Dengan perasaan tak sabar, Elmer duduk mendekati Hyera. Tangan kanannya membingkai pipi kiri Hyera. Seperti dugaannya, pipi putih mulus Hyera yang tak sampai didempul, sangatlah lembut. Ditambah lagi, tatapan sayu Hyera yang teramat menggoda imannya.
“Kamu cantik banget,” lirih Elmer yang memang sangat mengagumi kecantikan Hyera.
“Hem?” Hyera memang mendengar ucapan Elmer. Masalahnya, otaknya benar-benar tidak bisa berpikir. Ia merasa linglung parah.
“Malam ini, kamu milikku,” lembut Elmer dengan wajah mereka yang masih nyaris tak berjarak.
Meski Hyera tidak memberikan respons berarti karena Hyera hanya kebingungan kemudian menatapnya sendu. Bibir hangat Hyera langsung membalas, ketika Elmer benar-benar memulai misinya melalui ci.uman bibir yang begitu lembt.
“S—sakit ... sakit banget! Tolong hentikan!” Kedua tangan Hyera sibuk mendorong bahkan terkadang memukul tubuh kekar yang tak hentinya menggempu.rnya. Tubuh kekar yang terus mengungkung, menindih, bahkan terkadang menjelajahi tubuhnya dengan ci.uman bering.as.
“Berhenti ... aku mohon berhenti. Ini beneran sakit ....” Jauh di alam sadarnya, Hyera curiga, dirinya tengah merasakan apa itu yang dinamakan diru.dapaksa. Sampai-sampai, jauh di di bawah alam sadarnya, Hyera yang sekadar berbicara saja sudah tidak berdaya, terus memanjatkan doa.
“Sakit banget!”
“Enggak tahu kenapa, semuanya terasa sangat nyata. Namun aku yakin, ini enggak mungkin. Karena jangankan menikah, calon saja aku belum punya. Masa iya, aku melakukan hubungan begini di luar pernikahan? Andaipun aku beneran dirud.apaksa, siapa yang berani melakukannya?” Masalahnya, ... kok aku bisa ada di posisi seperti ini karena harusnya aku sedang bersama keluargaku? Atau malah, ini bagian dari mimpi ba.sah? Ya Allah, rasanya sakit banget!” pikir Hyera sambil menahan kesakitan luar biasa. Kesakitan luar biasa yang membuat selang.kangan hingga ujung jemari kakinya gemetaran hebat.
“Aku harap ini hanya mimpi. Ya Allah aku ingin bangun. Ma, Pa ... ini aku di mana? Mataku enggak bisa dibuka ... aku enggak mau begini!” Karena meski masih belum bisa membedakan mana kenyataan maupun mana halusinasi, Hyera yang berhenti memberikan balasan setiap sentuhan dari Elmer, juga tidak bisa untuk sekadar membuka kedua matanya.
Di lain sisi, Elmer baru saja menuntaskan apa yang ingin ia dapatkan. Ia sungguh membuktikan, bahwa kini, ia tak impoten lagi. Namun, tangis kesakitan dari Hyera, membuat Elmer mulai menyadari, dirinya mengenali suara tersebut.
Yang langsung terlintas di benak sekaligus ingatan Elmer ialah sosok Hyera. Sosok wanita sangat cantik mirip barbie hidup, dan penampilannya langsung membangunkan emosi bi.rahinya.
“Eh, ... sebentar! Karena dia bahkan masih perawan! Masa iya, aku salah orang?” pikir Elmer.
Niatnya, Elmer sangat ingin memastikan apa yang baru saja ia khawatirkan. Mengenai kekhawatirannya, jika yang ia tiduri justru putri kesayangan pak Helios dan wajib sangat ia hormati. Yang dengan kata lain, Elmer sudah salah orang, bahkan Elmer ibarat menggali kuburannya sendiri. Masalahnya, pengaruh alko.hol, membuat Elmer berakhir ketiduran. Kedua matanya tidak bisa diajak kompromi, meski sampai detik ini, kedua tangannya tetap mendekap tubuh jenjang Hyera penuh sayang.
“Sesakit ini ... rasanya tetap sangat nyata. Kini dia memeluk dan menindih tubuhku, tanpa terlebih dulu melepaskan kontak kelam.in kami. Aku bisa merasakan rasa hangat di area kewa.nitaanku yang sebelumnya terasa sangat perih, pegal, bahkan basah. Seolah, selaput dara di sana memang robek akibat apa yang aku alami. Aku seolah merasakan dahsyatnya kesakitan malam pertama seperti cerita-cerita dari teman bahkan kak Calista. Ya Allah, aku harap ini hanya mimpi bu.ruk. Karena andai sampai kejadian, apa yang aku alami tak ubahnya aib. Dosa yang harus aku tanggung bahkan papa tanggung, sangat besar, meski aku ada di posisi sebagai korban.” Hanc ur, itulah yang Hyera rasakan. Karena meski belum bisa sepenuhnya memastikan antara kenyataan atau malah mimpi buru.k seperti yang Hyera inginkan, apa yang Hyera alami kali ini menjadi mimpi paling bur.uknya. Hal kela.m yang tidak pernah Hyera harapkan ada, meski hanya dalam mimpinya.
Layaknya Elmer, sebenarnya Hyera juga ingin bangun. Hyera ingin memastikan kebenaran yang sebenarnya terjadi. Hanya saja selain entah kenapa kedua matanya tetap terpejam erat, Hyera juga berakhir ketiduran karena kelelahan.
Malam panas yang terasa begitu panjang, menyik.sa, bahkan menjadi kejadian paling kel.am untuk seorang Hyera, berakhir dengan kehanc.uran nyata bagi wanita sangat cantik itu. Ketika akhirnya kedua mata Hyera terbuka di keesokan harinya, sementara persis di atas wajahnya ada wajah orang lain. Wajah seorang pria yang dari mulutnya masih beraroma alko.hol sangat kuat!
Jantung Hyera langsung berdetak sangat cepat. Tubuh Hyera panas dingin menahan rasa takut. Bukan hanya mengenai kebenaran yang terjadi. Namun juga konsekuensinya, baik itu urusan dunia maupun akhirat yang harus ditanggung.
Sempat menolak kenyataan, kedua mata Hyera disuguhi pemandangan yang membuatnya syok. Pemandangan yang juga membuatnya jij.ik pada dirinya sendiri. Hyera bahkan mengutuk apa yang terjadi. Meski sekali lagi, ... bahwa apa pun posisi perempuan dalam kasus yang tengah ia alami, ia yang merupakan korban dan paling dirugikan, akan menjadi sosok yang paling bersalah. Orang-orang akan menganggap Hyera menjadi orang paling berdosa, tanpa peduli apa yang terjadi, apalagi peduli pada apa yang Hyera alami.
“S—Saya akan bertanggung jawab,” ucap Elmer benar-benar menyesal. Tak beda dengan Hyera yang baru saja mendorongnya ketakutan hingga melepas kontak fi.sik mereka, ia juga tercengang. Ia benar-benar tak menyangka, kenapa wanita percobaan, wanita taruhan yang ia tiduri, justru wanita yang harusnya sangat ia segani?
“Saya tidak butuh pertanggung jawaban dari Anda!” balas Hyera sembari menutupi tubuhnya menggunakan selimut, kemudian buru-buru pergi meninggalkan Elmer.
Hyera begitu ketakutan. Ia tidak bisa mengontrol dirinya. Jantungnya terus berdetak kencang. Tubuhnya yang kebas juga terus gemetaran hebat. Namun mengandalkan langkah sempoyongan dan beberapa kali membuatnya jatuh, ia tetap menuju kamar mandi.
“Bisa-bisanya aku ada di posisi ini! Bisa-bisanya aku begini!” umpat Hyera dalam hatinya. Ia tersedu-sedu dan susah payah bangun sambil tetap menutupi tubuhnya menggunakan selimut.
Elmer yang ditinggalkan Hyera, nyaris lompat untuk menyusul Hyera. Namun Elmer sadar, posisinya yang polos tak berbusan.a, hanya akan membuat Hyera makin murka kepadanya. Elmer buru-buru mencari pakaiannya yang terserak di lantai maupun tempat tidur yang keadaannya sangat berantakan. Karena semalam, bersama Hyera yang baru ia kenali identitasnya beberapa saat lalu, mereka melewati malam panas panjang yang juga membuat Elmer ketagi.han.
“Zoya harus menjelaskan, bahkan tanggung jawab untuk ini!” kesal Elmer sambil memakai pakaiannya. Dadanya terasa sangat kebas ketika ia melihat darah yang bercampur cairan lain di bekas bok.ong Hyera berbaring, maupun di alat vi.talnya.
“Sssttt! Aku sudah merenggut keperaw.anannya!” sesal Elmer yang sebisa mungkin akan maju untuk bertanggung jawab. Apa pun yang terjadi, Elmer akan berusaha meyakinkan sekaligus menikahi Hyera.
Tam.paran panas langsung Elmer dapatkan ketika pria berusia tiga puluh empat tahun itu nekat membopong Hyera. Niatnya Elmer akan membawa Hyera, membantunya masuk ke dalam kamar mandi dan Elmer yakini menjadi tujuan Hyera. Namun, enam tam.paran panas sudah Elmer dapatkan dari Hyera. Elmer pasrah sambil tetap membopong sekaligus membawa Hyera masuk ke kamar mandi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!