Elvina Meisy Maheswari adalah anak pertama dari pasangan Fajrin Syahreza Maheswari dan Nadin Ivania yang kini sudah menginjak usia ke 17 tahun.
Ayahnya mempunyai usaha Cafe. Cafe yang dibangun Fajrin dengan modal yang ia dapat dulu semasa bekerja sebagai koki di restoran ternama di Jakarta, setelah memutuskan untuk pindah ke Bandung atas keinginan putri pertama mereka. Akhirnya Fajrin memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka usaha kecil kecilan di Bandung.
Usaha nya kini sudah terbilang cukup sukses. Cafe yang sering menjadi tempat Favorit anak muda itu selalu ramai dikunjungi ,apalagi diakhir pekan. Bahkan sekarang ayah Elvina itu sudah bisa membuka satu cabang cafe miliknya.
Kepindahan keluarga nya ke Bandung sebenarnya bukan tanpa alasan. Itu adalah keinginan Elvina karena ia ingin melupakan cinta pertamanya. Awalnya Fajrin menolak tegas keinginan putrinya ,karena alasannya yang tak begitu masuk akal.
Tetapi pada akhirnya Fajrin pun menyetujui nya. Karena ia sudah tidak sanggup lagi melihat keadaan Elvina yang selalu terpuruk . Bahkan Elvina menjadi pribadi yang lebih pendiam dan tertutup.
Namun beruntungnya setelah kepindahan ini Elvina sudah kembali ke pribadi yang lebih ceria dan cerewet apalagi semenjak ia mengalami amnesia retrograde karena kecelakaan yang menimpanya dulu, karena ia begitu nekat untuk mengendarai motor ayahnya, padahal Elvina belum cukup mahir mengendarai nya.
Beruntungnya lagi amnesia yang dialami Elvina kini sudah mulai berangsur sembuh,namun belum sepenuhnya ,pasalnya untuk ingatan tentang dua tahun lalu ,tentang dirinya yang begitu terpuruk belum bisa ia ingat kembali dengan jelas.
Setidaknya orang tuanya bersyukur,ada sisi positif dibalik kecelakaan yang Elvina alami, karena Elvina sudah bisa kembali ke pribadi aslinya.
Orang tuanya malah berharap, ingatan Elvina tentang dua tahun lalu tidak pernah bisa kembali lagi. Mereka tidak mau Elvina sampai kembali terpuruk. Tapi dokter pernah mengatakan, amnesia yang dialami Elvina itu bisa hanya sementara, jadi sewaktu waktu bisa sembuh .Apalagi jika ada yang menyinggung kejadian lalu.
Maka dari itu, selama ini orang tuanya tak pernah ada yang membahas tentang kejadian dua tahun lalu. Semasa mereka tinggal di Jakarta. Biarlah semua menjadi kenangan,mereka ingin memulai kehidupan barunya disini.
"Bunda, kenapa Nana gak dibangunin si", ucap Elvina dengan berlari menghampiri orang tua nya yang sudah duduk dimeja makan. Semalam Elvina memang begadang menonton film, alhasil tidurnya kemalaman.
Bahkan sekarang penampilan Elvina jauh dari kata rapi. Dasi yang belum terpasang yang ia sampir kan di bahu, tangan nya menenteng sepatu. Bahkan kaos kakinya pun panjang sebelah.
"Bunda udah bangunin, tapi kata kamu sekolah masih libur. Ya udah ,bunda mah percaya aja " ,ucap Nadin enteng sembari menyuapi Elina Meisya Maheswari,adiknya yang baru saja ber umur 5 tahun. Sedangkan ayahnya tetap melanjutkan sarapannya.
Hari ini memang hari pertama masuk kembali ke sekolah setelah libur kenaikan kelas.
"Isssh. Pokoknya bunda yang salah . Ya ampun baru masuk sekolah jadi murid kelas 12 udah mau telat aja", gerutunya. Ia langsung mengambil roti dan menggigitnya dengan kasar. Setelah selesai,Elvina langsung meminum susu coklat yang telah dibuatkan untuknya.
"Elvina langsung berangkat yah, bun",pamit nya kemudian.
Elvina yang sudah bersiap untuk berlari keluar, tapi kerah belakang bajunya tiba tiba ditahan oleh ayahnya.
"Aduh kenapa si ayah, ini udah jam tujuh kurang loh Nanti Nana telat ",ujarnya sedikit kesal.
"Kamu lupa?, kalau berangkat sekolah harus sama ayah. Jangan coba coba naik motor sendirian".
"Iya-iya engga lupa, makanya cepetan ayah",karena sudah tidak sabar. Elvina langsung menggandeng tangan ayahnya untuk segera pergi. Sedangkan tangan satunya masih menenteng sepatu.
"Ayah berangkat dulu bun",pamit Fajrin.
Nadin hanya menggelengkan kepalanya,melihat sikap Elvina yang terkadang menjadi gadis bar bar. Tapi setidaknya itu lebih baik daripada dua tahun lalu. Nadin tak tega melihat putrinya yang terus murung dan bersedih.
Sesampainya didepan mobil. Elvina melepaskan genggaman tangannya. Dan langsung masuk kedalam,diikuti Fajrin, yang bersiap untuk menyalakan mesin mobilnya.
Didalam mobil Elvina sibuk merapikan penampilannya . Kaos kaki yang sebelum nya panjang sebelah,sudah ia benarkan agar panjangnya sejajar. Dasi yang ia sampir kan juga sudah dipakai dengan benar. Tak lupa juga ia memakai sepatu. Dan terakhir Elvina merapikan rambutnya yang ia gerai karena tidak sempat untuk menguncirnya.
Selama perjalanan,Elvina selalu ngomel. Ia menyuruh ayahnya untuk menambah kecepatannya. Karena Fajrin mengendarai mobilnya terlalu santai. Sedangkan jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang 10 menit. Hari ini juga akan diadakan upacara.
"Ayah. Cepetan dikit, naik mobil berasa naik siput",rengeknya.
"Emang udah pernah naik siput?",tanya Fajrin menanggapi.
"Itu perumpamaan ayah", kesal Elvina. Sedangkan ayahnya hanya terkekeh. Ia senang melihat putrinya merajuk seperti ini. Terlihat menggemaskan.
"Kamu kan tahu, ayah gak mau kenapa kenapa dijalan. Jadi naik mobilnya pelan pelan sayang",ujarnya lembut.
"Tapi yah, mau pelan atau cepet kalau udah takdir kenapa kenapa ya tetap sama aja", sahut Elvina.
"Hust! Gak usah ngomong kaya gitu,ngga baik. Ayah itu cuma gak mau kamu kenapa kenapa pokoknya. Paham?",ucapnya penuh penegasan.
Elvina hanya mengangguk patuh. Percuma memprotes pada ayahnya. Karena hanya akan membuang buang tenaganya. Ayahnya kalau sudah berbicara ini ya harus tetap ini, gak bakal bisa yang lainnya.
Akhirnya Elvina hanya menyenderkan kepalanya pada kaca mobil. Ia tak peduli kepalanya yang terbentur- bentur karena jalanan yang tidak terlalu rata.
"Udah sampai nih. Gak mau turun?,bentar lagi masuk katanya", ucapan ayahnya membuat Elvina tersentak.
Dengan buru buru,Elvina membuka pintu mobilnya. Tak lupa ia juga berpamitan dengan ayahnya.
Elvina berlari di sepanjang koridor sekolah dengan tergesa gesa, sampai ia tak sengaja menabrak bahu seorang siswi yang berada didepan nya. Hingga siswi tersebut terhuyung ke depan dan hampir jatuh.
Tapi untung saja dengan sigap Elvina menahan lengannya. Alhasil siswi tersebut bisa menyeimbangkan tubuhnya kembali.
"Eh maaf ya, gue lagi buru buru soalnya, jadi gak sengaja nabrak lo",ucap Elvina tak enak.
Siswi tersebut langsung menoleh, betapa terkejutnya ia," eh lo Nana kan?",tanyanya dengan sumringah. Ia tak salah lihat kan?. Karena ia masih sangat ingat bagaimana wajahnya.
Elvina hanya mengerutkan keningnya. Yang tau nama panggilan Nana hanya orang terdekatnya saja. Tetapi kenapa siswi ini bisa tau ,begitulah yang ada dipikiran Elvina.
"Gue Elvina,kenapa lo bisa tau nama panggilan gue. Padahal yang tau hanya orang terdekat gue,kita juga baru pertama kali ketemu".
Siswi yang diajak bicara oleh Elvina hanya diam. Pikirannya bercabang kemana mana. Salah satunya, Apa Elvina melupakannya? atau hanya berpura pura?.
"Na ,lo gak kenal gue?", tanyanya memastikan.
Elvina hanya menggeleng.
"Lo murid baru disini kan?. Makannya gue gak tau lo siapa" ,ujar Elvina.
"Gue In-", ucapannya terpotong karena teriakan seseorang.
"Nana cepet masuk. Bentar lagi upacara",teriak sahabat Elvina yaitu Kaila dari seberang koridor.
"Iya bentar", sahut Elvina. Ia langsung menoleh kembali ke arah siswi tadi.
"Eh sorry ya, gue masuk kelas dulu. Lain kali kita kenalan. Eh tapi lo udah kenal gue si" ,ucap Elvina cengengesan . Tanpa menunggu balasannya, Elvina langsung melenggang pergi.
Siswi tersebut masih setia berdiri ditempat sembari melihat Elvina yang sudah perlahan menjauh .
" Gue harus cepet cepet kabarin dia" ,monolognya. Ia langsung membuka ponselnya dan mengetikan sesuatu dan langsung mengirimkan nya.
Setelah selesai ia langsung melanjutkan jalannya menuju ruang kepala sekolah. Memang benar ia adalah murid baru disini.
...^^^...
Di lain tempat,tepatnya di Jakarta,seorang pemuda sedang duduk bersantai di rooftop sekolah. Ia menghembuskan asap rokoknya. Pikirannya sekarang lagi kalut. Untung saja tidak ada yang memergoki dirinya sedang merokok. Bisa gawat kalau sampai ketahuan guru.
Sebenarnya ia bukan perokok aktif, merokok hanya akan ia lakukan ketika sedang banyak pikiran saja.
"Ky, lo mau bolos?",tanya seorang pemuda dibelakangnya. Yang tak lain adalah teman dekatnya.
Merasa ada yang mengajaknya berbicara. Pemuda yang tadi dipanggil Ky akhirnya menoleh,tetapi hanya sekilas. Ia tetap melanjutkan kegiatan merokoknya.
Pemuda dibelakangnya hanya menghela nafasnya kasar. Ia tahu apa yang sedang ada dipikiran sahabatnya ini. Ia akhir nya ikut duduk disebelahnya.
"Sampai kapan lo kaya gini Ky, lo masih berlarut larut dalam kesedihan", ujarnya sembari menyenderkan kepalanya pada sofa usang yang mereka berdua duduki.
Namun yang diajak bicara belum mengeluarkan suaranya.
"Risky!. Lo denger gue ngomong gak si", bentak sahabat nya.
"Denger",singkat pemuda yang bernama Risky.
"Risky yang gue kenal itu bukan kaya gini. Risky yang gue kenal itu anaknya ceria,cerewet sama orang orang terdekat,bukan Risky yang pendiam, apa apa melampiaskan sama rokok",omelnya. Ia memang sudah berteman dengan Risky sejak kecil, jadi ia paham bagaimana sifat Risky.
"Lo gak tau apa yang gue rasain Den!. Risky yang dulu udah hilang dibawa oleh dia. Gue bener bener ngerasa kehilangan!", ucap Risky dengan nada tingginya.
"Lo masih punya gue, tempat lo berbagi keluh kesah",ujar pemuda yang dipanggil Den oleh Risky.
"Gue cuma mau ketemu dia Den", lirih nya.
"Tapi dia udah jauh. Gak ada yang tahu kabarnya. Bahkan sahabat nya yang ada disini aja pada ngga ada yang tahu kabarnya. Ini udah berapa tahun si Ky, lo harus bisa membuka hati lo supaya lo gak terus terus stuck sama dia aja", ucapan dari sahabatnya tersebut justru malah membuat Risky emosi.
Risky mengepalkan satu tangannya. Ia langsung membuang rokoknya dan menginjaknya dengan kasar.
"Jaga ucapan lo Deni!. Sampai kapan pun gue gak bakal buka hati buat orang lain. Gue cuma mau dia. Liat aja gue bakal bisa dapetin dia kembali", ucapnya dengan nafas yang memburu menahan emosi.
Deni mengangkat tangannya pertanda ia menyerah. Percuma saja ia memberikan saran kepada Risky.
"Oke oke sekarang terserah lo aja. Apapun yang lo lakukan gue bakal dukung, selagi itu bisa membuat Risky yang dulu balik lagi",lebih baik mengalah, Deni tau bagaimana sahabatnya ini, kalau sedang emosi itu menakutkan.Ia tak mau dijadikan samsak hidupnya. Ibaratnya ia mending cari aman saja.
Drrt..drrt..drrt
Ponsel Deni tiba tiba berbunyi. Ia langsung membukanya. Dan ternyata pesan tersebut berasal dari kekasihnya.
Deni membaca pesannya dengan tatapan tak percaya. Ia bahkan berulang kali mengucek matanya, siapa tahu ia memang salah lihat.
Risky yang melihat gelagat aneh dari sahabatnya hanya memandang dengan tatapan bingung ,"kenapa lo?",tanyanya.
Deni langsung menoleh kearah Risky sembari menyerahkan ponsel nya agar Risky bisa membaca sendiri. Risky yang membaca nya pun langsung tersenyum senang."apa gue bilang",ujarnya. Tanpa memperdulikan Deni, Risky langsung beranjak pergi.
Selesai upacara, Elvina langsung memasuki kelasnya bersama Kaila. Selama perjalanan menuju kelas, banyak sekali yang menyapa mereka berdua. Apalagi Elvina yang memang terkenal ramah pada siapa pun.
Sesampainya dikelas,mereka langsung duduk dibangku masing masing. Elvina mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya, dan ternyata dikelas banyak sekali anak perempuan yang sedang berdandan . Apalagi sehabis upacara yang menyebabkan bedak mereka luntur.
Sekolah ini memang rata rata siswi perempuan nya selalu menjunjung tinggi kecantikan. Dikit dikit memoles, dikit dikit memoles. Meskipun dalam aturannya, siswi tidak boleh membawa alat make up kesekolah.
Tetapi mereka semua tetap nekat, selagi tidak ketahuan guru. Tetapi kalau sudah ada razia,semuanya akan heboh. Teriak teriak, berlari kesana kemari untuk mengamankan alat make up nya. Berbeda dengan Elvina dan Kaila yang selalu santai jika ada razia, karena mereka tak pernah membawa alat make up. Tanpa make up pun dasarnya mereka sudah cantik .
Meskipun siswi perempuan nya selalu menjunjung tinggi kecantikan,tetapi bukan berarti semua siswi disini berwajah cantik. Disini juga masih banyak siswa siswi nerd. atau culun.
Sama seperti di sekolah sekolah lain,dimana ada nerd pasti tak jauh ada aksi bully membully.
Tak berselang lama, wali kelas mereka tiba dikelas 12 Ipa 1,lebih tepatnya kelas Elvina. Semua siswi yang sedang asik berdandan dibelakang langsung kocar kacir sembari membereskan alat make upnya, sebelum terkena sita.
"Selamat pagi anak anak",sapa Bu Ita selaku wali kelas.
"Pagi bu", jawab semua serempak.
"Mungkin kalian bingung, kenapa ibu masuk kelas padahal sedang tak ada jadwal mapelnya ibu".
"Emang ada apa bu? ",celetuk salah seorang siswa dipojok.
"Ibu kesini cuma mau memperkenalkan siswi baru, silahkan masuk",ujar Bu ita.
Siswi baru tersebut langsung masuk kedalam.
"Ayo perkenalkan namamu" ,perintah wali kelas.
"Hai semua. Perkenalkan nama gue Indira Salsabila.Gue pindahan dari Sma Wijaya di Jakarta",ucap Indira dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas.
Betapa terkejutnya Indira, setelah melihat Elvina juga berada dalam satu kelas bersamanya. Sama halnya dengan Elvina, ia juga terkejut. Elvina tak Menyangka akan bertemu lagi dengan siswi yang ditabraknya tadi pagi.
Indira langsung merubah raut wajahnya menjadi senang.
"Oke gak ada yang akan kalian tanyakan. Silahkan Indira duduk dibekalang Elvina. Elvina ayo ang-".
"Gak usah bu, saya sudah tau Elvina yang mana",ucapnya sopan. Bu Ita hanya mengangguk.
Indira langsung berjalan kearah Elvina. Setelah sampai disebelahnya, Indira berhenti sejenak untuk menyapa Elvina.
"Hai Nana, kita ketemu lagi", ucapnya. Elvina hanya menanggapi dengan senyum canggung. Indira lantas melanjutkan langkahnya dan langsung duduk dibelakang Elvina.
Kaila yang berada di sebelahnya, langsung menyenggol lengan Elvina. Ia bermaksud menanyakan bagaimana si murid baru itu bisa kenal Elvina. Bahkan sampai tau nama panggilannya.
Tetapi Elvina hanya mengisaratkan melalui tatapan matanya untuk diam dulu,nanti ia pasti akan bercerita.
"Baiklah anak anak, Ibu mau pamit kembali ke kantor. Oh iya ada satu pengumuman lagi, hari ini ada free class, karena hari ini adalah hari pertama kalian kembali kesekolah",pengumuman yang Bu Ita sampaikan langsung mendapatkan sorakan bahagia dari kelas 12 Ipa 1.
"Iya sudah ibu pamit dulu. Kalian jangan pada ribut", pamitnya.
"Asik free class,ke kantin aja yuk Na",ajak Kaila. Elvina hanya mengangguk.
Mereka berdua lantas berdiri dan bersiap pergi ke kantin. Tapi langkah mereka terhenti karena lengan Elvina yang ditahan oleh seseorang yang tak lain adalah Indira.
"Gue boleh gak gabung sama kalian?", tanya nya.
Baik Kaila maupun Elvina masih diam, tapi tak berselang lama mereka mengangguk dan tersenyum.
Mendapatkan respon positif ,Indira langsung mengembangkan senyumnya. Mereka bertiga langsung berjalan menuju kantin.
Ternyata lo masih sama Na, masih ramah dan baik banget- batin Indira.
Sesampainya dibkantin mereka bertiga mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat yang nyaman. Setelah mendapatkan nya mereka langsung duduk di kursi masing masing.
Kali ini Kaila yang akan pergi memesan makanan. Dan menyisakan Indira dengan Elvina. Suasana berubah canggung.
"Na",merasa namanya terpanggil,Elvina hanya berdehem namun ia masih sibuk dengan ponselnya.
"Lo beneran gak kenal gue?,lo lupa?".
Elvina hanya menghela nafasnya,meletakan ponselnya diatas meja, tatapan nya langsung mengarah pada Indira, "gue beneran gak tau lo siapa".
"Gue Indira Salsabila".
"Iya kalau itu gue tau, lo kan udah perkenalan tadi",balas Elvina terkekeh.
"Gue Indira, sahabat lo sewaktu SMP dulu. Mungkin lo lupa, soalnya udah lama banget kita gak ketemu si. Apalagi lo tiba tiba pergi setelah putus dari dia ",Indira berceloteh .Sedangkan Elvina hanya mendengarkan saja.
"Gue itu dulu sering banget nemenin lo ketemuan sama dia ya istilahnya gue kaya obat nyamuk gitu", ucapnya terkekeh.
" Lo tahu Na?,setelah kepergian lo,dia jadi pribadi yang lebih tertutup Na,dia selalu melampiaskan sama yang namanya rokok,meskipun gue gak terlalu dekat sama dia tapi gue tau karena pacar gue selalu cerita".
"Stop!. Gue bingung,lo dari tadi ngomong dia dia terus. Sebenarnya dia yang lo maksud itu siapa?",ucap Elvina bertanya tanya.
Bukanya menjawab,Indira malah tertawa ," lo itu beneran lupa, apa pura pura melupa si?'.
"Gue beneran gak tau",sahut Elvina.
"Risky ,dia adalah cinta pertama lo. Lo putus sama dia pas masih SMP banget, mungkin bisa dikatakan cinta monyet kali ya tapi kayaknya dia beneran cinta mati sama lo, sejak lo pergi bagai ditelan bumi. Semua orang itu nyari lo. Bahkan Risky sampai frustasi",Indira menjelaskan.
Elvina terus berfikir keras. Tiba tiba sekelebat bayangan dua tahun silam berputar diotaknya seperti kaset rusak. Elvina langsung memegangi kepalanya, sembari meringis kesakitan.
Indira tentu langsung panik. Kaila yang sedang membawa bakso dari kejauhan langsung meletakkan nya sembarang diatas meja dan langsung berlari mendekat.
"Elvina",teriaknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!