NovelToon NovelToon

Kemuliaan Surgawi

Menemukan Harta

Benua Tertinggi yang berada di alam Surga memiliki tiga kekuatan dimana utara terdapat Kuil Abadi, di tengah Istana Langit dan di selatan Aula Kemuliaan. Mereka sama kuatnya mendominasi bersama-sama di benua tertinggi. Ratusan tahun ke belakang, Istana Langit memimpin menjadi yang terkuat membuat Kuil Abadi dan Aula Kemuliaan merasakan ancaman. Perjanjian Embun Surga yang berlangsung berjuta-juta tahun terancam akibat ketidakseimbangan yang terjadi. Kaisar Surgawi mulai mencari jejak peninggalan ilmu leluhur Kaisar Pendiri yakni sebuah teknik yang mampu membawa seseorang ke jalan keabadian sesungguhnya.

Bai Feng, murid biasa dari Aula Kemuliaan secara tak sengaja menemukan warisan leluhur Kaisar Pendiri ketika berada dalam misi di gunung logam membuatnya merubah tekad beladiri yang dimilikinya.

Daerah inti hutan spiritual gunung logam.

Hewan buas berkeliaran dengan beringas nya mencari sumber kehidupan dari para murid Aula Kemuliaan. Semuanya memiliki elemen logam yang terpengaruh oleh lingkungan. Salah satunya adalah macan perak yang tengah dihadapi Bai Feng.

Cakar tajam menghancurkan kayu meretakkan bebatuan. Macan perak dengan ganasnya menyerang mencoba membunuh Bai Feng beberapa kali.

"Sial! Armor nya terlalu keras. Lingkungan hutan spiritual dari gunung logam benar-benar menguntungkannya, " ucap Bai Feng kesal.

Pedang ditangannya patah menyisakan setengahnya. Pakaiannya compang-camping tak berdaya melawan macan perak yang merupakan salah satu dari ras penghuni gunung logam. Seluruh tim nya tewas menyisakan dirinya sendiri. Aula Kemuliaan benar-benar kejam dalam mendidik muridnya mengingat ancaman dimasa depan yang kian terasa.

Crasshhh....!!

Cakaran tajam macan perak merobek kulit Bai Feng menyisakan bekas penuh darah. Dirinya terengah-engah mengusap darah yang berada di sudut bibirnya. Pertarungan yang hanya bisa dimenangkan oleh satu pihak untuk mempertahankan nyawa.

"Hari ini meskipun tetesan darah terakhir, aku harus tetap membawamu mati! Biarkan namaku di kenal dalam jajaran murid-murid kebanggaan Aula Kemulian, " ucapnya melesat maju mengayunkan kembali pedangnya dan pertarungan kembali di mulai.

Pedang patah berusaha menghancurkan armor yang terlihat retakannya. Dengan mengumpulkan energi langit dan bumi di ujung pedangnya, Bai Feng mengayunkan dengan sekuat tenaga menciptakan bilah angin tajam meledakkan tepat pada titik retakan dimana armor harimau perak hancur.

Dirinya terpental jauh menabrak pepohonan ketika cakaran tajam mengenai kembali tubuhnya.

Brukkk!!!

Tubuhnya tak lagi kuat menahan luka yang diterimanya. Macan perak mendengus berjalan mendekatinya. Ledakan kuat membuatnya terjaga kembali dimana dirinya terkejut ketika melihat macan perak tewas.

"Siapa?!" ucapnya keras.

Tak ada balasan dari teriakannya. Hembusan angin menyapu seluruh hutan dimana fenomena aneh terjadi di gunung logam. Langit bergemuruh begitupun bumi bergetar. Bai Feng merasakan ancaman besar mengintai dirinya. Dia mengeluarkan jimat komunikasi berusaha mengaktifkannya namun berkali-kali dicoba tetaplah gagal. Seluruh wilayah gunung logam tersegel dari luar. Kedua tangannya membuat segel mencoba melihat melalui simbol khas murid Aula Kemuliaan mencari keberadaan murid-murid lainnya.

"Apa! Mereka semuanya tewas! "

Seluruh murid Aula Kemuliaan tewas menyisakan Bai Feng yang menjadi satu-satunya orang di gunung logam. Suara-suara hewan buas terdengar dari berbagai penjuru seakan tengah memuja dan menunggu kehadiran sesuatu. Letusan gunung logam menyemburkan lava panas dan material logam abadi yang tak akan meleleh hanya dengan api biasa. Huru hara terjadi banyak hewan lari tunggang langgang. Para pemimpin dari setiap ras penghuni gunung naik ke tempat-tempat tinggi meneriakkan suara kebesarannya.

Bai Feng yang penasaran mengabaikan lukanya melesat menaiki gunung meskipun lemparan material logam abadi dari kawah gunung begitu mengerikan. Samar-samar terlihat bayangan dari kobaran api membara disertai raungan mengglegar mengguncang langit dan bumi. Bai Feng menyelimuti tubuhnya menelusuri kawah mengamati dengan seksama apa yang tengah terjadi.

"Dalam catatan kuno, fenomena langka dimana langit dan bumi berguncang adalah pertanda lahirnya sesuatu yang besar termasuk pusaka dewa sejati. Apakah aku termasuk orang yang beruntung? " gumamnya menghindari semburan laba berturut-turut.

Altar kuno muncul dari panasnya lahar gunung menarik perhatian Bai Feng. Dia mencoba melihat lebih dekat altar tersebut. Ledakan aura suci menghempaskan tubuhnya memancarkan penindasan kuat. Sinar emas melesat menembus langit memecah awan hitam menghilangkan gemuruh petir yang digantikan dengan bulan purnama. Sesuatu muncul dari altar kuno dimana seorang pria mengenakan jubah sembilan naga berwarna emas serta mahkota mengkilau memegang stempel giok sembilan naga. Aura kemuliaan menguar begitu kuat mendominasi.

"Bocah, mendekatlah. Aku ingin memberimu sesuatu"

Bai Feng meneguk ludahnya kasar mengikuti perintah untuk mendekati altar.

"Aku Leluhur Kaisar Pendiri penguasa benua tertinggi memberikanmu gulungan kemaharajaan surgawi yang dimana ketika kau mempraktikkan teknik sembilan naga langit, kau akan menapaki jalan keabadian sesungguhnya. Pusaka tiga fraksi berhubungan dengan stempel giok sembilan naga milikku, ketika kau memilikinya maka kau akan menemukan sesuatu"

"Mengapa harus aku? Dan siapa nama Anda? " tanya Bai Feng.

"Kau yang terpilih, kita akan bertemu kembali ketika kau menjadi yang terkuat sama seperti dahulu. Surga Asal tempat dimana aku menunggumu di sana. Aku Huang Shen akan melihat namamu kembali dikenal, " jawabnya mengeluarkan gulungan emas dan stempel giok sembilan naga kepada Bai Feng.

Bai Feng duduk bermeditasi menerima pencerahan dari gulungan kemaharajaan Kaisar Huang Shen. Waktu berlalu begitu cepat ketika tubuhnya menyesuaikan diri dengan apa yang diterimanya.

"Stempel giok sembilan naga ini hanyalah cangkang kosong namun senjata dari dewa sajati tetaplah kuat. Sepertinya pusaka tiga fraksi adalah pecahan dari pusaka ini, " gumam Bai Feng melihat gambar stempel giok naga yang berada dalam gulungan kemaharajaan. Terdapat tiga stempel dengan simbol masing-masing.

Teknik sembilan naga langit mengkonsumsi energi langit dan bumi mengkultivasikannya secara detail hingga seseorang layak untuk menapaki jalan keabadian sesungguhnya.

Dentuman terdengar beberapa kali membuat Bai Feng ke luar dari dalam gunung. Dia melihat tetua Ji Han datang bersama dengan murid-murid lainnya mencoba menghancurkan formasi penghalang.

"Sepertinya nasib ku terlalu buruk untuk bertemu dengan tetua Ji Han, " gumamnya menghela nafas panjang.

Tetua Ji Han, salah satu dari tiga tetua pelindung Aula Kemuliaan yang mempraktikkan teknik tubuh logam.

"Hancurkan! " ucapnya meninju formasi penghalang yang membuatnya hancur lebur.

Bai Feng datang memberikan salam begitu melihat tetua Ji Han.

"Hanya kau yang selamat? "

"Benar tetua, murid satu-satunya yang selamat dalam insiden letusan gunung logam, " jawab Bai Feng jujur.

"Baiklah. Kita kembali, gunung logam akan meletus kembali, " balas tetua Ji Han.

Bai Feng menganggukkan kepalanya pergi mengikuti tetua Ji Han dan murid lainnya. Mereka sampai di wilayah selatan yang memiliki sumber daya melimpah ruah berasal dari tiga gunung mistis salah satunya adalah gunung logam.

Bai Feng memasuki aula pelindung untuk menjelaskan situasi yang terjadi ketika misi ke gunung logam. Dua tetua pelindung duduk di kursi kebesarannya menatapnya dingin. Tetua Ji Han duduk di kursinya menghela nafas panjang.

"Coba kau jelaskan apa yang terjadi disana, jika tidak maka kau tak akan selamat dari eksekutor Cheng Xun, " ucap tetua Ji Xuan.

"Murid bertarung dengan raja harimau perak hidup dan mati. Letusan gunung logam secara tiba-tiba membuat para raja ras penghuni gunung meraung-raung seakan menyambut sesuatu. Logam abadi berterbangan ke segala arah dan murid bersembunyi di dalam goa sebelum tetua Ji Han datang, " ucap Bai Feng.

"Adik ketiga, gunung logam merupakan tanggungjawab mu. Bagaimana kau akan menghadap Ketua Aula? " tanya tetua Ji Wu.

"Murid-murid tewas dalam insiden letusan gunung logam kurang lebih 100.000 ribu. Aku akan pergi menemui ketua untuk mempertanggungjawabkannya, " jawab tetua Ji Han.

"Baiklah. Kau akan menerima kemarahan Ketua Aula namun itu tergantung dengannya, " balas tetua Ji Wu melihat ke arah Bai Feng.

Tetua Ji Han dan Tetua Ji Xuan mengernyitkan bingung tak mengerti maksud dari kakak pertamanya.

"Kita bertiga menjadi tetua pelindung yang unik mewakili tiga gunung mistis Aula Kemuliaan. Dia berada di gunung logam ketika kekacauan terjadi memungkinkan menemukan rahasia tersembunyi," ucap Tetua Ji Wu menjelaskan maksudnya.

Tetua Ji Han menganggukkan kepalanya dan menatap Bai Feng melambaikan tangan menekannya dalam formasi.

"Jika kau bisa berdiri selama 10 detik maka kau akan aku jamin terbebas dalam sangkut paut masalah ini. Namun bilamana kau tak sanggup jangan harap hidupmu aman"

Bai Feng mengepalkan tangannya marah ketika seluruh tubuhnya dipaksa berlutut. Penekanan tak hanya terasa pada tubuh fisiknya namun jiwanya mengalami goncangan akibat ketidakseimbangan.

"Aku Bai Feng tak mungkin hidup dalam fitnah! Hukum semesta adalah siapa yang terkuat maka dia bertahan, " ucapnya bertekad memaksa tubuhnya melawan dominasi tekanan yang terjadi. Aura brutal merembes keluar dari dalam tubuhnya menguar begitu hebat menciptakan pelindung disekitarnya. Tetua Ji Han menaikkan alisnya melihat aura brutal yang dimiliki oleh Bai Feng.

"Adik ketiga, sepertinya kau menemukan sesuatu yang berharga ditengah musibah, " ucap Tetua Ji Xuan.

"Formasi logam berat merupakan formasi penekanan tubuh dan jiwa. Dia bertahan sejauh ini menandakan fisik dan jiwanya mumpuni. Aura brutal yang dimilikinya berasal dari tekad beladiri seperti ketika Adik ketiga mendapatkan teknik tubuh perak, " balas Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Xuan melihat Bai Feng yang berhasil berdiri tegap mengangkat kepalanya menatap lurus ke depan. Sinar emas melesat menambah beban tekanan formasi.

"Adik kedua, gunakan kekuatanmu untuk membuat formasi segitiga logam. Biarkan aku melihat apakah dia memiliki fisik surgawi, " ucap Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Xuan menganggukkan kepalanya. Dia mengeluarkan kekuatan perunggu miliknya melesat ke dalam formasi logam berat. Garis segitiga terbentuk ditengah formasi mengeluarkan kekuatan penekanan kuat. Bai Feng dipaksa tunduk kembali hingga ia kesusahan mengangkat kepalanya. Seteguk darah ia muntahkan ketika jiwanya terguncang begitu hebat.

"Kakak, Dia akan menjadi gila jika jiwanya terguncang terlalu hebat, " ucap tetua Ji Xuan.

"Tidak akan, aku mengendalikan formasi segitiga logam sesuai kemampuannya, " balas Tetua Ji Wu.

Bai Feng mengerang marah. Kedua tangannya mengepal erat merasakan penindasan yang diterimanya. Aura suci merembes keluar dari dalam tubuhnya meredam kebrutalan niat membunuhnya.

Ledakan...!!!

Formasi hancur dengan Bai Feng berdiri tegap mengusap darah di sudut bibirnya. Tetua Ji Xuan dan Tetua Ji Han berdiri terkejut melihatnya.

"Jika Adik ketika membutuhkan bantuan, aku siap membantumu melindunginya, " balas Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Han menatap kakak pertamanya dengan pandangan tak percaya.

"Kau bisa pergi, " perintah Tetua Ji Wu.

Bai Feng memberikan salam dan pergi meninggalkan aula pelindung.

"Apa maksud kakak pertama? " tanya Tetua Ji Han.

"Dia memiliki tubuh surgawi yang belum aku ketahui apakah termasuk ke dalam 100 peringkat tubuh surgawi benua tertinggi, " jawab Tetua Ji Wu.

"Aku memiliki firasat itu tapi tak menyangka kakak begitu memandang tinggi Dia, " balas Tetua Ji Han.

"Hahahaha. Pergilah menghadap ketua Aula. Aula Pelindung siap menerima segala konsekuensinya. Adik kedua akan memimpin para murid bilamana diperlukan untuk perlawanan, " ucap tetua Ji Wu mengelus-elus janggut putihnya dan tersenyum senang sebelum dirinya menghilang.

Tetua Ji Han menatap tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Jika kakak pertama telah berbicara dan memandang tinggi seseorang maka orang itu benar-benar spesial. Tak masalah bilamana Aula Pelindung dipertaruhkan dalam hal ini. Pergilah dengan tenang menghadap Ketua Aula, " ucap Tetua Ji Xuan menepuk pundak Adiknya sebelum pergi.

Tetua Ji Han menghela nafas panjang dan pergi meninggalkan Aula.

Kesepakatan

Bai Feng berjalan sembari menahan rasa sakit yang dideritanya. Ia kembali ke asrama mencoba untuk menyembuhkan diri.

"Bai Feng! " panggil Xi Qingling. Putri kerajaan Huangjin.

Bai Feng menoleh begitu mendengar suara indah wanita yang memanggil dirinya. Xi Qingling menghampirinya dan tersenyum lembut.

"Aku mendengar kabar buruk itu, namun melihat dirimu selamat membuatku lega, " ucapnya khawatir.

"Tenang saja, aku akan melawan ketidakadilan apapun itu. Aku memutuskan hidupku sendiri, " balas Bai Feng.

Xi Qingling menganggukkan kepalanya. Dia memberikan sebuah peta kepada Bai Feng.

"Aku mendapatkannya secara tak sengaja, peta harta karun ini konon mengungkapkan asal usul daerah utara yang berhubungan dengan berdirinya Aula Kemuliaan"

Bai Feng menerima peta tersebut melihat Xi Qingling dengan pandangan rumit.

"Aku akan membalas budi di masa depan, " ucapnya tegas.

"Eummm...." balas Xi Qingling.

Bai Feng pergi masuk ke dalam asrama meninggalkan Xi Qingling sendirian. Dia berada di dalam kamar melihat peta di tangannya disegel dengan pola rumit.

"Aku merasakan aura kuno dalam peta ini, sepertinya Xi Qingling menghabiskan begitu banyak sumber daya untuk mendapatkannya, " gumamnya mengalirkan aura nya ke dalam peta memecah segel. Peta terbuka lebar menampilkan beberapa titik serta alur yang ditandai.

"Ini.... Tiga pulau mistis dan gunung misteri yang disakralkan tertanda di dalam peta dan ada garis segitiga raksasa di atasnya sepertinya terkait rahasia Tetua Pelindung, " gumamnya menyimpan kembali peta tersebut.

Bai Feng duduk di atas ranjang bermeditasi menyerap energi langit dan bumi guna menyembuhkan luka-lukanya.

Di benua Tertinggi, semua orang telahir menjadi seorang kultivator. Mereka yang telah beranjak dewasa pergi ke tempat pelatihan intensif disetiap wilayah mencoba keberuntungan menjadi bagian kekuatan ternama. Benua Tertinggi mengkategorikan tingkatkan kultivasi menjadi 3 tahapan yakni:

Ranah Pembentukan:

     1. Kesadaran Ilahi

     2. Pembentukan Fondasi Dao

     3. Pelatihan Dao

     4. Penyatuan Jiwa dan Tubuh

     5. Kesatuan Inti Dao

Ranah Kelahiran dan Kematian:

    1. Pembakaran Jiwa dan Tubuh

    2.Membentuk ulang jiwa dan tubuh

    3. Kelahiran Fana

    4.Kesempurnaan Duniawi

Ranah Surgawi

    1. Transisi Fana ke Surga

    2. Dharma Cahaya

    3. Keagungan Langit

    4. Kemutlakan Surgawi

    5. Penguasa Surga Tertinggi

Dalam setiap ranah memiliki tingkatkan dan level dari satu hingga lima. Setiap kenaikan akan dihukum oleh surga melalui petaka petir.

"Huffft.... Aku berada dalam tingkatkan pelatihan Dao level tiga membutuhkan sumberdaya guna menebua belenggu kultivasi. Sepertinya menjelajahi harta karun dengan peta ini merupakan ide yang terbaik, " gumamnya beranjak berdiri.

Brakkk!!!

Pintu kamar terbuka begitu keras oleh Xi Qingling yang datang dengan wajahnya paniknya.

"Apa yang terjadi? Mengapa kau begitu panik? " tanya Bai Feng.

"Tetua Pelindung berkonfrontasi dengan Ketua Aula! Murid-murid Aula pelindung mengikuti perintah Tetua Ji Xuan untuk tetap berdiri berlawanan dengan Ketua Aula. Seluruh orang menonton! " jawab Xi Qingling.

Bai Feng terkejut segera pergi melihat tempat kejadian. Halaman Utama tampak ramai ketika Tetua Ji Xuan dan Tetua Ji Han bersama dengan para muridnya berdiri tegap bersebrangan dengan Aula Penegakan Hukum.

"Ji Xuan, kau benar-benar memimpin murid-murid mu melawan Ketua Aula. Apakah kau tak menganggap lagi Aula Kemuliaan sebagai rumahmu?" ucap Chu Gao. Tetua Aula Penegakan Hukum. Salah satu dari dewan peradilan.

"Adik ketiga ku tengah menghadap Ketua Aula, aku hanya mengambil tindakan berjaga-jaga, " balas Tetua Ji Xuan.

Bai Feng melihat dua Tetua yang tengah saling berhadapan terlihat begitu waspada. Murid-murid dari Tetua Chu Gao tak kalah kuatnya dengan murid Tetua Ji Xuan.

"Aku ingin melihat apa yang tengah dihadapi Tetua Ji Han di sana, " gumamnya memandang tempat tertinggi di Aula Kemuliaan yang tertutupi oleh awan.

Suasana disekitar paviliun tampak suram. Tetua Ji Han mengeluarkan sebagian kekuatannya menahan tekanan orang di depannya.

"Apa kompensasi yang aku terima dari tewasnya murid-murid ku. Gunung logam merupakan tanggungjawab mu sebagai Tetua. 100.000 muridku tewas dalam insiden gunung logam. Hal ini dapat mengancam kestabilan Aula Kemuliaan," ucap Tian Shuo. Ketua Aula Kemuliaan.

"Aku akan memberikan kompensasi yang sepadan dengan menurunkan teknik tubuh logam perak kepada murid-murid di bawah pengawasan Aula Pelindung, " balas Tetua Ji Han.

"Apakah kau menganggap nyawa murid-murid ku hanya sebatas teknik tubuh logam perak milikmu?! " ucap Tian Shuo meledakkan auranya.

Tetua Ji Han mengaktifkan tubuh logam perak miliknya melawan dominasi Tian Shuo yang begitu mendominasi. Lingkungan di sekitar terasa sesak ketika aura besar merembes keluar.

"Ketua, Aku ingin membuat kesepakatan dengan Anda, " ucap Tetua Ji Wu muncul dari udara.

Tian Shuo menarik kembali auranya ketika melihat kedatangan Tetua Ji Wu.

"Kesepakatan apa yang kau maksud? "

"Bai Feng memiliki kekuatan setara dengan 100.000 murid yang tewas. Dia memiliki potensi itu, " jawab Tetua Ji Wu.

"Kau begitu memandang tinggi dirinya. Apakah karena melindungi adik ketigamu? " tanya Tian Shuo.

"Tidak. Dia benar-benar memiliki kualifikasi untuk itu, " jawab Tetua Ji Wu.

"Baiklah! Asalkan dia bertahan dari tiga serangan Cheng Xun, " balas Tian Shuo.

"Baiklah. Aku setuju dengan itu, " ucap Tetua Ji Wu.

Tian Shuo menatap rumit tetua Ji Wu. Hubungan keduanya terjalin begitu rumit ketika dulunya sama-sama menjadi murid dari Ketua Aula sebelumnya. Tetua Ji Wu digadang-gadang menjadi Ketua Aula selanjutnya namun yang terjadi malah sebaliknya. Adik seperguruannya menjadi Ketua Aula berikutnya menggantikan guru mereka.

"Murid yang bernama Bai Feng diminta segera datang ke arena awan jatuh untuk menerima hukuman atas tewasnya 100.000 rekannya! " ucap Tian Shuo memberikan pengumuman lantang ke seluruh wilayah Aula Kemuliaan.

Xi Qingling menatap cemas Bai Feng. Kedua tangannya berkeringat memikirkan nasib orang disampingnya.

"Mengapa kau tak segera pergi? Ketua Aula memerintahkanmu, " ucap Tetua Ji Xuan.

Bai Feng menganggukkan kepalanya. Dia berniat untuk pergi segera.

"Tungu! " ucap Xi Qingling.

Langkah Bai Feng terhenti. Dia menoleh melihat wajah cemas gadis disampingnya.

"Kau akan mati jika pergi, " ucap Xi Qingling.

"Aku tidak akan mati semudah itu, " balas Bai Feng melesat pergi meninggalkan halaman.

Tetua Chu Gao mendengus dingin. Dia menatap Tetua Ji Xuan memandangnya remeh.

"Eksekutor Cheng Xun akan bertindak dan selama ini tak pernah berada di sisi Aula Pelindung. Dia berada di pihak ku"

"Hmph! Aula Pelindung tak seperti yang kau lihat. Sekalipun eksekutor Cheng Xun memihakmu, kakak pertama ku tak akan diam saja. Dia harus netral di bawah perintah Ketua Aula, " balas Tetua Ji Xuan.

Keduanya melemparkan tatapan permusuhan. Aula Pelindung dan Aula Penegakan Hukum tak pernah akur sekalipun keduanya sama-sama dibutuhkan.

Api Dendam

Arena awan jatuh telah ramai oleh murid-murid Aula Kemuliaan. Mereka datang untuk menontonnya secara langsung penghukuman Bai Feng atas tewasnya 100.000 ribu rekannya di gunung logam. Dewan peradilan Tetua Chu Gao dan Tetua Fang Zhe ikut hadir berikut Tiga Tetua pelindung. Ketua Aula Kemuliaan datang turun dari langit duduk di kursi emasnya melihat dari atas tegangnya suasana. Bai Feng tak gentar akan tatapan kematian dari semua orang yang hadir. Dia mengangkat kepalanya berdiri tegap bak ksatria.

Aura kematian begitu kental terasa mencekam melewati semua orang membuat bulu kuduk berdiri. Aroma darah begitu terasa menusuk indra penciuman ketika seseorang berdiri tegap dengan pandangan dingin. Pancaran dominasi secara langsung menekan semua orang yang hadir. Dia adalah Cheng Xun, eksekutor Aula Kemuliaan sekaligus orang kepercayaan Ketua Aula Kemuliaan. Tanpa perintah Ketua Aula, tidak seorangpun mampu memerintahnya. Berumur ratusan tahun dengan rumor memiliki umur yang sama dengan berdirinya Aula Kemuliaan.

"Kau orang yang bernama Bai Feng?" tanya Cheng Xun.

"Senior benar. Murid bernama Bai Feng"

"Aku mematuhi perintah Ketua Tian Shuo untuk melakukan penghukuman kepadamu. Aku mempraktikkan ilmu pemberontakan langit. Segala kebencian, dendam dan karma buruk aku menanggungnya. Kau hanya diharuskan bertahan dari tiga serangan ku, " ucap Cheng Xun.

"Murid mengerti, " balas Bai Feng.

Cheng Xun meledakkan auranya menarik pedang dari punggungnya. Pancaran aura kemerahan menguar begitu mengerikan. Hawa kematian terasa menyesakkan. Pedang Tulang Darah kembali muncul setelah sekian lama. Cheng Xun melesat maju menyerang. Kecepatannya mampu membelah angin. Bai Feng menghindari serangan sebaik mungkin mengikuti kehendak naluri nya.

"Kakak, Bai Feng hanya ranah pembentukan pelatihan Dao level tiga melawan eksekutor Cheng Xun yang bahkan tidak diketahui tingkatkan kultivasi nya. Aku yakin hasilnya Dia pasti tewas, " ucap Tetua Ji Xuan.

"Tidak akan, aku yakin tubuh surgawi miliknya aktif dan kalaupun tidak maka itu bisa saja menjadi hal menarik di masa depan, " balas Tetua Ji Wu.

Xi Qingling tampak cemas melihat pertarungan yang terjadi. Luka sayatan berada di sekujur tubuh Bai Feng.

"Apakah aku harus menggunakan statusku sebagai putri kerajaan Huangjin? " gumamnya bingung.

Bai Feng menerima pukulan bertubi-tubi dari Cheng Xun. Dia benar-benar kewalahan tak berdaya dengan apa yang terjadi.

"Bayangan Karma! " ucap Cheng Xun.

Gelombang energi meledak menghantam Bai Feng membuat jiwanya terguncang. Jantungnya berdegup pelan seakan nyawa meninggalkan tubuhnya. Pandangannya kabur ketika dirinya menyadari terjatuh dari ketinggian.

Brukk....!! "

Bai Feng terjatuh menghantam tanah begitu keras. Xi Qingling berdiri menatap cemas dengan apa yang dilihatnya. Tian Shuo melihat wajah tenang Tetua Ji Wu yang tak tergoyahkan seakan gunung besar menghalanginya.

"Kualifikasi apa yang membuatnya begitu mempercayainya, " batinnya heran.

Cheng Xun mendarat ke tanah. Aura brutal miliknya meredup secara perlahan-lahan.

"Eksekutor Cheng Xun menggunakan teknik Bayangan Karma. Siapapun tak bisa lepas dari teknik itu, " ucap Tetua Ji Xuan.

"Apa yang dikatakan kakak kedua benar adanya. Bai Feng tewas dalam pertarungan. Bayangan Karma merupakan teknik melihat Karma Buruk seseorang menyerapnya dan digunakan untuk menyerang, " balas Tetua Ji Han.

Tetua Ji Wu terdiam. Pandangannya begitu dalam melihat Bai Feng dari kejauhan. Cheng Xun berjalan mendekati Bai Feng melihatnya dari dekat bagaimana kondisi mengenaskannya.

"Siapapun memiliki Karma buruk. Aku menggunakan Karma buruk milikmu untuk membunuhmu, " ucap Cheng Xun berbalik pergi.

Ledakan besar beserta lonjakan energi terjadi begitu hebat. Cheng Xun melihatnya memiliki keterkejutan sepintas ketika Bai Feng diselimuti aura kebrutalan begitu murni. Seluruh luka-lukanya sembuh seketika. Kedua matanya terbuka menyunggingkan senyum misterius.

"Pertarungan baru saja dimulai, " gumamnya menarik pedang dari ruang hampa mengacungkannya ke arah Cheng Xun.

"Kau tak memiliki Karma buruk? Sepertinya kehidupan sebelumnya kau benar-benar diberkati langit bahkan surga pun enggan menghukummu," ucap Cheng Xun.

"Aku menentukan takdirku sendiri, " balas Bai Feng.

"Baik! Aku kau hanya perlu menahan dua seranganku, " ucap Cheng Xun.

"Hmp!"

Keduanya kembali bertarung. Ledakan kekuatan di udara terdengar beruntun. Semua orang terpukau akan kegigihan Bai Feng mempertahankan harga dirinya.

"Seorang pemuda memiliki tekad luar biasa bukanlah hal yang aneh. Dia memperoleh rahasia lain di gunung logam, " ucap Tetua Ji Wu.

Pedang Tulang Darah menggores tubuh Bai Feng meningan percikan api. Cheng Xun terperanjat melihatnya. Begitu keras tubuh Bai Feng dibandingkan sebelumnya.

"Kebencian Makhluk Hidup! " ucap Cheng Xun.

Gumpalan asap merah mengurung Bai Feng dari segala arah. Cheng Xun melihat gumpalan asap merah yang tercipta dari rasa kebencian makhluk hidup terhadapnya. Bai Feng yang berada di dalam gumpalan asap merah mengamati sekelilingnya dengan cermat melihat celah yang kemungkinan ada. Rasa kebencian begitu kuat terasa mengikis jiwa perlahan-lahan.

"Aku tak menyangka seseorang bisa hidup menanggung kebencian dari makhluk hidup yang lain selama ini. Senior Cheng Xun benar-benar orang tangguh. Beruntungnya gulungan kemaharajaan menetralkan kebencian yang mencoba mengikis jiwaku, " gumamnya menghela nafas lega.

Lautan kesadaran Bai Feng bergejolak. Gelombang bergerak kesana kemari ketika stempel giok sembilan naga mengeluarkan kekuatannya. Gulungan kemaharajaan terbuka menyelimuti stempel giok sembilan naga menyerap aura kebencian dan menetralkannya. Bai Feng mengusap pedangnya menyalurkan kekuatannya meledakkan aura brutal miliknya. Visualisasi naga muncul mengelilingi dirinya membuka mulutnya lebar-lebar menghisap kebencian disekitarnya.

"Naga melahap kebencian! " ucapnya lantang mengayunkan pedangnya.

Gumpalan asap merah menghilang seketika. Naga hitam mengelilingi Bai Feng meraung keras dan mendengus mengeluarkan hawa panas.

"Melahap kebencian dari makhluk hidup, kau benar-benar bocah ajaib, " ucap Cheng Xun melayang di udara mengusap pedangnya mengangkatnya ke langit.

"Formasi pengorbanan darah pendosa! " ucapnya lantang.

Gemuruh terjadi di langit ketika pedang merah melesat turun mengelilingi Bai Feng menciptakan formasi berdarah saling menyatu satu sama lain. Naga hitam mendelik melingkari Bai Feng mengamati situasi. Cheng Xun membuat segel tangan memerintahkan rantai hukuman mengikat Bai Feng.

"Hukuman pendosa! "

Rantai panas meliuk-liuk melesat mengejar Bai Feng yang berlari dalam lingkup terbatas. Naga hitam meraung menerjang menghancurkan setiap rantai yang mencoba mengikat Tuannya. Semburan api panas melelehkan rantai-rantai yang berdatangan. Semua orang diam menunggu hasil yang akan segera terlihat.

"Kultivasiku terlalu rendah. Teknik pertama dari sembilan naga langit tak akan bertahan lama. Aku harus menghancurkan formasi segera, " gumamnya memerintahkan naga hitam untuk mengamuk menerjang segalanya mencoba memecahkan formasi.

"Tidak seorangpun bisa melepaskan diri dari formasi pengorbanan darah pendosa. Kau memang tak memiliki Karma masa lalu namun kau berkaitan dengan tewasnya murid-murid lainnya. Kau pantas mati menebus jiwa mereka, " ucap Cheng Xun.

Naga hitam terjerat oleh rantai panas membuatnya meraung-raung. Hal yang sama di alami oleh Bai Feng. Tubuhnya tak bisa digerakkan sama sekali ketika rantai panas mencoba melelahkan tubuhnya dan menyerap jiwanya.

"Kakak! " ucap Tetua Ji Xuan dan Tetua Ji Han bersamaan.

Tetua Ji Wu tak menggubris panggilan adik-adiknya. Dia tetap tenang melihat Bai Feng.

"Hmph! Dia menemui ajalnya di masa muda. Sungguh memilukan, " ucap Tetua Chu Gao.

"Arkhhhh..!!! "

Teriakan kesakitan Bai Feng begitu memilukan mengiris hati semua orang. Xi Qingling tak lagi tingal diam, dia melesat masuk ke dalam arena mencoba menghancurkan formasi.

"Xi Qingling. Sekalipun kau seorang putri kerajaan Huangjin tak akan bisa membantunya sama sekali. Hukum Aula Kemuliaan menjerat murid-muridnya tak peduli dari latar belakangnya," ucap Tian Shuo.

Xi Qingling mengabaikan ucapan Tian Shuo. Dirinya berusaha memecahkan formasi menggunakan kekuatannya sendiri. Cheng Xun membuat segel tangan melemparkan pedangnya masuk ke dalam formasi. Pedang merah muncul melesat menusuk Bai Feng dari berbagai arah dengan darah terciprat kemana-mana.

"Tidakk...!!!! " teriak Xi Qingling histeris.

Keadaan Bai Feng benar-benar mengenaskan. Tubuhnya ditusuk menggunakan 12 pedang hingga darah membanjiri arena. Formasi menghilang dengan tubuhnya jatuh dari udara kemudian ditangkap oleh Xi Qingling yang menangis histeris.

"Bangunlah... Aku mohon... " gumamnya dengan suara serak menepuk-nepuk pipi Bai Feng.

Suasana begitu hening. Suara tangisan menyedihkan Xi Qingling menjadi semakin keras tatkala darah Bai Feng begitu deras mengalir membasahi pakaiannya.

"Dia menerima hukuman sesuai kejahatan yang diterimanya, " ucap Tian Shuo menjentikkan jarinya membuat api muncul di arena awan jatuh mengelilingi mereka berdua.

"Xi Qingling, jika kau tak beranjak dari sana maka api itu akan membakarmu"

"Aku tak peduli persetan dengan api ini! "

"Baik! Kau menanggungnya sendiri, " balas Tian Shuo.

Api menjalar membumbung tinggi menutupi mereka berdua dalam kobaran membara. Tetua Pelindung kecewa beranjak berdiri berniat meninggalkan arena.

Wushhhh...!!!

Xi Qingling terlempar keluar dengan wajah lilnglung ketika sebagian besar pakaiannya terbakar. Semua orang terkejut melihatnya.

"Aku belum mati! " ucap Bai Feng lantang.

Api perlahan-lahan padang menampilkan wujudnya yang berantakan. Dada bidang terlihat begitu jelas menggoda para wanita. Cheng Xun memiliki kerutan pada dahinya begitu melihat Bai Feng yang masih hidup.

"Kau benar-benar membuatku terkesan dengan kekuatan fisikmu. Namun fondasi kultivasimu telah hancur dan kau tak lebih dari seorang sampah manusia"

"Hmph!"

Bai Feng menatap nyalang Tian Shuo yang berdiri menghadapnya.

"Aku difitnah dan dipermalukan hari ini. Suatu saat nanti aku akan kembali untuk menagih kompensasi! "ucapnya berbalik pergi melihat Xi Qingling sekilas sebelum meninggalkan arena.

Cheng Xun tak peduli begitupun Tian Shuo. Keduanya pergi meninggalkan arena setelahnya. Dewan Peradilan hanya mendengus dingin melihat Tetua Ji Wu sebelum pergi.

" Kakak. Ini benar-benar tak masuk akal, "ucap Tetua Ji Xuan.

"Dia akan menjadi kuat ketika kembali dan aku yakin Aula Kemuliaan mampu di balikkannya, " balas Tetua Ji Wu.

Tetua Ji Han terdiam. Pikirannya rumit begitu mengingat sumpah Bai Feng sebelum pergi.

"Adik ketiga tak perlu merasa bersalah. Kau sama-sama tak berdaya. Dia pintar pasti akan menyadari sesuatu, " ucap Tetua Ji Wu sebelum pergi yang disusul oleh Tetua Ji Xuan.

Helaan nafas berat Tetua Ji Han sebelum dirinya pergi benar-benar terasa menyesakkan. Para murid lainnya secara berangsur-angsur kembali ke asrama meninggalkan Xi Qingling ditengah kesendirian.

"Aku yakin kau akan kembali menjadi yang terkuat! " ucapnya mengusap air mata dan pergi meninggalkan arena.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!