NovelToon NovelToon

The Dangerous Duke

Bangun dari Koma

“Argggh….”. Seorang wanita terbangun dengan keringat yang bercucuran di wajahnya, dia menatap bingung dengan orang-orang yang menatap nya aneh dia Nampak linglung

Hingga sedetik kemudian seorang pria paruh baya di samping nya memeluknya dengan erat “Nak kau sudah bangun, hiks Aku sudah menunggu mu sangat lama”. Bastian menangisi wanita yang terlihat sangat kurus itu “Aku pikir kau tidak akan pernah bangun lagi hiks”

Wanita itu tidak bereaksi apapun dia malah menatap seisi ruangan itu dengan aneh membuat beberapa orang menjadi panik terutama Bastian

“Nak kau tidak mendengar Ayah? Katakan apa yang terjadi pada mu?”. Bastian menatap lekat wanita itu hingga mereka saling menatap satu sama lain dengan jelas “Ariana….”

Wanita itu masih terdiam hingga bastian menggoncang tubuhnya

“Tuan Bastian, tolong hentikan Nyonya Duchess mengalami benturan keras di bagian kepalannya, itu akan membuatnya kesakitan”

“Tapi dia diam saja, kau tidak tahu seberapa takutnya diri ku”. Bastian mengentikan tingkahnya lalu menggantinya dengan pelukan hangat Ariana yang tadinya hanya linglung hanya mengikuti instingnya

Pelukan hangat pria itu membuatnya sangat nyaman walau kepalanya serasa berdenting menahan sakit, dia hanya bisa menangis tanpa suara hingga Bastian menyadari pakaiannya yang basah karena air mata

“Ariana… aku menangis? Maafkan Ayah, Ayah pasti menyakiti mu”. Bastian mengusap kepala wanita itu berkali—kali dengan lembut “Maaf sayang…”

“Permisi Tuan, biarkan saya mendekat dengan Duchess”. Leo dokter pribadi bangsawan Lacroix menatap wanita itu dengan gugup pasalnya pandangan kosong itu mengatakan jika Ariana sedang sangat tidak baik . Kuharap perkiraan ku salah

Brak!

Pintu terbuka dengan kasar menunjukan pria tampan dan terhormat Duke Lacroix, Aldrich pria tampan dengan usia muda dia sudah menjadi Duchess paling di segani di seluruh tanah Darie karena pria muda itu merupakan penguasa di sana.

“Bagaimana keadaan mu?”. Aldrich menatap wanita itu lamat “Nona Duchess apa kau mendengar ku?”. Aldrich merasa sangat aneh karena wanita itu tidak kunjung menjawab dirinya “Hei!”

“Tuan Duke perlu waktu, tidur yang lama membuat nona perlu menetralkan pikiran dan kefokusan nya otaknya tidak bekerja secepat itu di sisi lain tubuhnya sangat lemah karena tidur panjangnya”. Leo menjelaskan dengan hati-hati

Pria itu membaringkan Ariana kembali, hingga wanita itu kembali menutup mata dia Nampak menahan rasa sakit

Bastian terisak menatap keadaan putrinya “Aku tidak pernah melihatnya selemah ini, putri ku adalah perempuan terkuat yang pernah aku temui”

Semua orang di ruangan itu terenyuh perkataan Bastian begitu menyedihkan hingga membuat batin mereka tersentuh dengan dalam termaksud Duke yang sedang mengepal tangannya

“Aku sudah mengajari dia bertarung layak nya panglima perang, berenang dengan sangat dalam dan juga menahan terik layak nya tentara walaupun dia seorang perempuan lembut…”

“Walau dia sedikit kasar tapi sebenarnya hatinya sangat lembut, kalian tidak bisa menghakimi dia karena wajah angkuhnya…”. Bastian berbicara dari hatinya terdalam kecelakaan yang membuat Ariana terbaring dengan sangat lemah masih belum di ketahui

Semua orang menghembuskan nafas dengan kasar ketidak hadiran Seorang Duchess membuat beberapa sudut tanah Darie tidak tertata

Walaupun Ariana di kenal dengan kekejaman dan ketegasannya nyatanya wanita itu mampu memimpin dengan baik seperti suaminya Duke Lacroix hingga mereka menjadi pasangan paling serasi dalam sejarah bangsawan kota itu

“Kami akan segera mencari dalang nya Ayah, Maaf jika aku tidak bisa melindungi putri mu”. Aldrich merangkul pria tua yang sedang bersedih itu dia ikut merasakan kepedihan hati Bastian

“Aku hanya ingin putri ku kembali seperti dulu”

Darah kembali keluar dari mulut Ariana membuat Bastian semakin terisak tapi berbeda dengan Leo dokter muda itu malah tersenyum “Ini bagus tuan Bastian, Duchess sudah mengeluarkan seluruh racun nya”

“benarkah?”. Bastian bertanya dengan harap “Sungguh?”

“ya dia akan pulih dengan cepat, dia akan kembali sadar sebenar lagi lihat wajahnya tidak se pucat dulu”. Leo memberi ketegaran pada Bastian hingga pria itu menunjukan senyum tulusnya

Bastian kembali memeluk wanita yang terbaring itu dengan lembut mengusap kepalanya lalu membisikkan kata-kata manis

Tidak jarang pria itu bernyanyi kecil namun juga merdu, sudah sebulan dia di sana dia tidak ingin pergi dari sisi putrinya sedikit pun

Bahkan dia tidak peduli dengan urusan bisnisnya lagi dia menyerahkannya pada Calvin putra bungsunya yang masih sangat muda.

Leo menatap prihatin pada Bastian dia mengatakan sesuatu tapi dia sendiri tidak ingin jika pria itu merasa tersinggung jadi dia menatap Ethan yang berdiri di samping Aldrich

Pria itu mengeti arti tatapan dari Leo, dia sedikit menunduk dna berbicara lembut pada Bastian “Tuan, apa anda tidak ingin beristirahat? Saya akan menyediakan Air Hangat Untuk Anda”

“Dia benar Ayah, Beristirahatlah”. Aldrich ikut membujuk Bastian, karena Bastian memang terlihat sangat kacau sekarang

“Bagaimana kalau dia terbangun, aku ingin menjadi orang pertama yang ada di dekatnya”. Bastian menolak untuk kesekian kalinya “Dulu Ibunya mengatakan supaya diri ku istirahat, tapi saat aku terbangun dia tidak ada lagi di sisiku aku sangat lalai”

Aldrich tersenyum hampa bagaiman bisa seorang tua seperti Bastian memberi cinta yang luar biasa untuk keluarganya? Apa jika Ayahnya masih hidup dia juga akan bersikap sama?

“Aku akan menjaga Istri ku di sini, Ayah tidur dan mandilah jika Ariana bangun aku akan langsung memanggil mu”. Pria itu memberi senyum keyakinan “Apa kau ingin dia merasa bersalah karena membuat Ayahnya menjadi kacau?”

Bastian menggeleng keras “Aku tidak mau, aku akan mandi dan beristirahat di sampingnya”

Aldrich tersenyum bujukannya berhasil sesuai dengan perkataan pria itu duduk di samping istrinya menatap wanita cantik yang sedang tertidur itu

Pria itu menatap dengan sangat dalam hingga tidak sadar jika dia terpukau dengan wajah yang benar-benar tenang,

Kenapa dia begitu Cantik sekali, jika dia terbangun mata Hijau yang dia miliki ah sial dia memang sangat cantik jika di ingat-ingat .

Aldrich memalingkan wajahnya dia teringat pada seorang wanita yang menjadi pemilik hatinya . aku tidak bisa berkhianat !

“Tuan Duke”. Suara Leo membuat perhatian Aldrich teralihkan “Duchess sudah akan sadar tapi, melihat reaksinya tadi…”

“Kenapa?”. Aldrich menatap pria itu penasaran “Apa yang terjadi dengannya?”

“Saya tidak bisa memastikan, saya harap keadaan Duchess baik-baik saja, karena beberapa wanita di bagian selatan Darie membutuhkan Duchess untuk beberapa penentuan, dia yang sudah merancang segala keperluan mereka hingga mereka berguna bagi daerah kekuasaan mu”

Aldrich mengangguk mengerti dia menatap wanita yang sedang terbaring itu dengan tatapan sulit di artikan .Walau hubungan kita tidak baik, setidaknya kau menjalankan tugas mu sebagai Duchess dengan baik

“engghh… sakit…”.

Amnesia

Aldrich menatap wanita yang terisak di samping, pria itu tersadar lalu dengan sigap membantu wanita itu untuk bersadar “Hati-hati, walau bekas luka mu sudah pulih kau tidak bisa bergerak dengan bebas”

“Kepala ku sakit, sekali…..”. Wanita itu terdiam menatap wajah tampan Aldrich “Tampan sekali….”

“Duchess apa itu yang pertama kali kau katakana setelah tidur Panjang mu?”. Aldrich menatap wanita itu tajam dia hendak melepaskannya tapi begitu merasakan tubuh itu sangat lemah dia tetap menahannya dengan jarak yang dekat

Sedangkan wanita dalam dekapannya itu merasa sangat linglung dia menatap pria itu sekali lagi dengan jarak yang begitu dekat entah menagapa dia menjadi kesal, sekan pria itu melakukan dosa yang sangat besar

“Lepaskan!”. Ariana mendorong pria itu dengan kasar “Argh kepala ku terasa mau pecah!”

“Nyonya tenanglah!”. Leo menjadi panik saat wanita itu meringis kesakitan “Tolong bersandar pada tuan Duke sebentar, aku akan memberikanmu obat”

“Sakit sekali…” Ariana menggeleng keras dia tidak suka dengan keadaan di ruangan itu dengan wajah yang tidak dia kenal sama sekali “Dan siapa kalian?, kenapa aku berada di sini?”

DEG.

Semua orang di dalam ruangan itu terdiam terutama Aldrich dia bisa melihat wajah bingung dan sakit wanita itu, mata yang berwarna hijau itu begitu sayu dengan tatapan nya yang penuh luka

Sebenarnya apa yang dialami wanita ini, sehingga dia mengalami kecelakaan dan juga racun itu siapa yang membuatnya seperti ini. Berbagai pertanyaan terlintas di benak Aldrich sejak pertama mendengar kecelakaan wanita itu dia menjadi tidak tenang

“sayang!”. Teriakan seorang pria tua membuat perhatian Ariana teralihkan dia menatap pria itu dengan pandanganya yang kabur “Siapa kau….”

Bastian sama sekali tidak mendengar kan wanita itu dia menghampiri Ariana lalu memeluk wanita itu dengan erat sambil tersedu-sedu “Hiks Ayah pikir tidak akan pernah bertemu denganmu lagi sayang”

Ariana hanya terdiam dia tidak mengerti hatinya terasa sakit mendengar tangisan pria tua itu “siapa kau, jangan menangis….”. Hanya sepatah kata itu yang mampu Ariana ucapkan

Bastian meregangkan pelukannya begitu menyadari perkataan wanita yang masih sangat lemah itu “Apa yang kau katakan barusan nak? Kau tidak ingat siapa aku…?”

“Tuan Bastian, biarkan saya memeriksa Nona sebenar anda bisa melihatnya dari beberapa jarak saya mohon berikan beliau ruang”. Leo menatap pria itu dengan harap dan pengertian

Aldrich merangkul bahu pria itu dengan lembut “Dia benar yah, tabahkan dirimu karena ada beberapa hal yang harus di periksa di sini, semua akan baik-baik saja percayalah”

Pria tua itu menarik nafas dalam lalu memenangkan hatinya sebaik mungkin, dia mengedarkan pandangannya menatap bagaimana Leo memeriksa wanita itu dengan hati-hati

Beberapa pertanyaan keluar dari mulut pria itu dan hanya di jawab gelengan oleh Ariana membuat orang semakin panik dengan nya

Leo menatap orang-orang yang sudah menunggu itu dengan wajah yang tidak mendukung Leo terlihat begitu cemas

“Ada apa?”. Tanya Aldrich

“Duchess kehilangan ingatannya, di Amnesia”. Pernyataan Leo membuat seisi ruangan menjadi geger untungnya Aldrich sudah mengantisipasi semuanya

Hanya ada orang kepercayaan di sana, dan berita itu tidak bisa sampai kepada orang sembarang karena posisi Duchess yang sedang diincar oleh banyak pihak

“Bagaimana mungkin?”. Bastian melepaskan rangkulan Aldrich lalu duduk di tepi ranjang menatap wajah putrinya yang terlihat linglung

“Nak kau ingat aku?”. Pria tua itu bertanya dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya “Kau tidak mengingat aku …”. Kini Bastian terisak

Ariana menatapnya dengan tatapan datar namun dalam, dia memegang dadanya yang terasa sesak dengan tangisan pria itu dia mencoba mengulurkan tanganya

Sampai tangan halus itu menggenggam tangan pria tua di depannya “Bisakah Anda berhenti? Anda membuat hati saya sakit”. Wanita itu menyampaikan dengan jujur apa yang berada dalam hatinya

Bastian mengangguk berkali-kali sambal mencoba menenangkan dirinya sekuat tenaga “Aku adalah Ayahmu, kau tidak ingat?”.

Ariana menggeleng dia mencoba mengingat tentang pria itu tapi kepalanya seakan berdentum dan membuatnya kembali meringis kesakitan “Argh!”

“Tuan jangan memaksanya, dia bahkan bisa lebih parah lagi saat ini kondisinya sangat memprihatinkan karena benturan keras itu”

“Apa yang sebenarnya terjadi pada putri ku?”. Bastian menatap Rafael, seorang panglima dan dia yakin sebagai seorang panglima pria itu pasti tahu sedikit tentang detailnya “Katakan Rafael”

“Saya sudah menyelesaikanya walaupun belum tahu siapa pelaku dari semua ini, bisa dipastikan jika racun itu diberi terlebih dahulu dan menyebabkan kondisi Duchess melemah hingga benturan itu tidak terelakan”

Ariana mendengar penjelasan itu tapi ingatanya kabur “Aku tidak ingat…”

Bastian memeluk putrinya dengan sangat erat kini pria itu menjadi lebih tenang dia tidak bisa menjadi lemah saat putrinya lemah seperti ini karena dia harus melindungi nya dengan baik

“jangan paksa nak, Ayah akan menunggu sampai kau sembuh total”

“Ayah?”. Ariana bertanya tapi wanita itu tersenyum tipis . Mungkin dia benar-benar Ayah ku, hati ku sangat nyaman . tangan Ariana melingkar memeluk bahu pria itu . Biar aku memeluknya rasanya hidup ku sangat berat

Bastian mengusap kepala wanita itu hingga diri nya kembali tenang, “Aku akan tetap di sini untuk mu nak, sampai kau kembali baik”

Aldrich menatap kedua orang itu dengan seksama dia merasa iri pada wanita yang menjadi istrinya wanita itu mendapatkan kasih sayang dari seorang Ayah, tidak seperti dirinya yang ditinggal oleh Ayahnya dulu

Ariana meregangkan pelukannya lalu menatap pria di depannya garis rahang yang jelas dan juga sorot mata tajam, dia bisa melihat ketegasan yang terpancar dari wajah nya.

Semua orang di ruang itu melirik Ariana membuat wanita itu sedikit risih “Kenapa kalian melihat ku seperti itu, apa ada yang salah?”

Mereka memalingkan wajah mereka seolah tidak melakukan apa-apa tapi seorang pria datang menghampirinya dengan sebuah nampan dan di atasnya ada berbagai makanan yang terlihat sangat menggiurkan

“Nona perkenalkan saya Ethan, anda akan sering bertemu saya di sini karena saya adalah kepala pelayan”. Pria itu menatap wanita itu dengan seksama ada banyak hal yang berubah darinya terutama sorot mata itu, begitu sangat lembut dan menenangkan jiwa nya dulu ketika dia menatap mata itu hanya ada kedisiplinan keangkuhan, tapi di mata wanita itu juga tersampaikan rasa sayang yang tidak bisa dia tunjukkan dan sekarang Ethan dapat dengan jelas melihat sorot mata murni itu “Makanlah yang banyak Nyonya, anda pasti sangat lapar”.

Dan benar saja wanita itu makan benar-benar lahap, dia sudah tertidur cukup lama tanpa memakan apapun satu hal yang membuatnya bertahan hidup adalah cairan khusus yang diberikan oleh Leo, walau dengan begitu tubuh nya tetap mengurus.

Perubahan sikap

Beberapa waktu berlalu keadaan Ariana semakin membaik, tubuh wanita itu juga semakin membaik karena gizi yang cukup ditambah adanya Bastian yang selalu di samping nya setiap saat membuat hati wanita itu merasa hangat

Walau awalnya dia tidak tahu dan lupa tentang segala nya termasuk pria tua itu, tapi cara Bastian merawat nya selalu berhasil membuat hatinya menghangat, karena pria itu jugalah Ariana mendapat semangat dan kekuatan lebih

“Ayah kaki ku tidak sakit lagi, kenapa masih memegang ku?”. Ariana menatap pria itu lembut “Apa Ayah tidak Lelah merawatku?”

Bastian malah tersenyum lembut “Sayang menghabiskan waktu denganmu adalah hal paling berharga bagi ku”

“Ku dengar papa adalah bangsawan yang punya beberapa perusahaan, apa papa tidak sibuk, siapa yang akan mengerjakan itu?”.

“Tentu saja adikmu,dia sudah cukup pintar mengurus bisnis keluarga kita hanya perlu menunggu nya agar segera menikah untuk menyerahkan alih waris”

“Adik?”. Ariana tidak ingat jika Ethan menyampaikan informasi itu

“Ethan tidak memberitahumu?”. Bastian bertanya heran dia terlalu sering menghabiskan waktu Bersama Ariana tanpa mengobrol hal penting, dan lagi pula Ariana lebih sering bertanya mengenai orang-orang di Castile itu tidak terkecuali para pelayan yang hanya sekedar lewat

Ajaib nya wanita itu dapat dengan mudah menghapal satu persatu nama orang-orang itu, namun dia tidak ingat apapun tentang mereka

“Ethan tidak pernah memberi tahu ku Yah”.

“Pasti kau terlalu banyak bertanya hal lain, iyakan”.

Ariana menggeleng “Aku harus mengenal orang di sekitar ku terlebih dahulu bukan?”.

“Kau benar, kau persis seperti Ibu mu”. Bastian merangkul hangat wanita itu “Mau secangkir teh? Ayah sendiri akan membuat nya untuk mu”

“Baik Ayah, aku akan menunggu di ruang tengah, aku juga ingin membaca beberapa buku yang diberikan oleh Ethan dan Rafael”

“Yeah, Ayah akan cepat”

Wanita itu berjalan menyusuri ruangan dia merasa aneh setiap kali para pelayan menatapnya dia merasa tatapan itu mempunyai arti terselubung dan dia merasa tidak enak

“Sandrina, Bina!”. Ariana memanggil dua pelayan yang baru saja lewat dari hadapannya dia bisa melihat dengan jelas apa yang ada di wajah mereka, sebuah ketakutan dan kesopanan yang menurut nya kurang wajar

“Ya Ny. Duchess apa anda perlu sesuatu?”. Sandrina menjawab wanita itu dengan nada setenang mungkin tapi Ariana bisa memperhatikan gerak gerik mereka dengan jelas

“Angkat kepala kalian, dan tatap aku apa kalian akan berbicara dengan dengan menundukan kepala seperti itu?”.

“Tidak Nona Duchess”. Kedua orang itu mengangkat kepala mereka secara bersamaan menatap orang itu dengan sisa keberanian mereka, tapi pandangan mereka cukup membuat mereka terkejut wanita di depan mereka seperti bukan Duchess yang mereka kenal dulu dia terlihat sangat lembut dengan mata hijau nya yang bersinar terang. Cantik sekali…

“Bagus, jika aku memanggil kalian lagi kalian harus menatap ku seperti ini”.

“tapi Nona Duchess semua orang akan menunduk pada anda terutama tuan Duke, karena kalian adalah majikan kami”. Bina menjelaskan nya dengan hati-hati

Ariana terdiam dia tahu posisinya sebagai Duchess sangat disegani dan Rafael maupun Ethan sudah menjelaskan hal itu kepadanya .

“Aku tidak menerima penolakan dan…”. Ariana mendekat pada kedua orang itu lalu mengangkat rok Bina terlalu Panjang untuk dia kenakan “Bina kau bisa mengganti pakaian mu, kau terlihat tidak nyaman saat bekerja”. Wanita itu tersenyum manis “Dari tatapan kalian seperti nya dulu aku bukanlah orang yang baik”

Kedua wanita itu sampai tercengang bukan karena perkataan wanita di depan mereka tapi senyum yang Ariana lemparkan, dia seperti sebuah bunga mawar yang mekar sangat cantik dan tidak ada banding

“Nona Duchess anda dulu sangat tegas dan disiplin karena itu kami bersikap sopan dengan anda”.Sandrina menjelaskan pada wanita itu dia terus menatap Ariana jarang ada kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu dengan jarak sedekat sekarang “Maaf jika saya terlalu lancang, tapi saya tahu sedikit tentang sisi lembut anda”

“Apa?”. Ariana bingung . Apa dulu aku jahat hingga dia mengucapkan sisi baik ku dengan langkah?”

“Sayang! Papa sudah membuat nya di mana kau?”. Suara Bastian menggelegar dari ruang tengah, Ariana mengalihkan perhatiannya pada pria tua itu

“mari kita mengobrol lain kali”. Ariana permisi dari kedua orang itu dan semakin membuat mereka tercengang “Sampai jumpa”

“Ah Baik Nona Duchess…”. Kedua orang itu menunduk hormat begitu Ariana meninggalkan mereka berdua

“Apa kau pikir Duchess kita masih sehat?”. Bina menatap wanita di samping tercengang “Dia berubah 180 derajat, dan lihat aku baru tahu dia secantik itu dengan wajah natural nya”

“Entahlah dia sudah cantic sejak dulu, dan ku pikir dia tidak berubah seperti apa yang kau pikirkan”. Sandrina menggeleng kepalanya yang terasa pegal “Dia pernah menolongku dengan tangannya sendiri lalu pergi begitu saja, saat itu aku melihat mata hijau nya yang sangat redup”

“lalu?”. Bina menatap penasaran padahal dulu Sandrina sudah pernah bercerita tapi tidak seorang pun percaya

“kau tahu Bina, Duchess seperti terbebas dari penghalangnya, penghalang yang menghalangi dirinya untuk berekspresi”

*****

“Hmm ini sangat enak Ayah”. Ariana memuji teh buatan sang papa dengan bangga “Aku yakin papa memasukan cinta ayah ke sini, aku tidak menambahkan gula tapi rasanya sangat manis”

Bastian menutup wajahnya dia begitu tersipu malu dengan pujian putrinya, sejak kecelakaan itu dia selalu tersipu dengan tingkah putrinya

“Nak..”

“Ya?”. Ariana meletakan cangkirnya menatap pria itu dengan dalam “Ayah ingin mengatakan sesuatu?”.

“Entahlah, sudah sejak lama Ayah merindukan mu yang seperti ini”. Bastian mengusap wajah wanita itu “Ternyata kedisiplinan dan kekuasaan tidak ada banding nya dengan kehangatan hati mu saat kau remaja dan itu kembali saat ini”

“Apa maksud Ayah?”. Ariana tidak mengerti tapi nampaknya pria di depannya tidak tertarik untuk menjelaskan detail nya

“Kau akan tahu seiring berjalan nya waktu, sekarang nikmati teh mu”

“Ah baiklah jika Ayah memang tidak berniat”.

Kedua orang itu menikmati teh yang mereka minum dengan se sekali mengobrol sesuatu yang Ariana tidak tahu wanita itu tertawa dan kadang terkejut dengan obrolan mereka, tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan dua manusia itu

“Nona Duchess, apa anda sudah lebih baik?”. Rafael dan Ethan menghampiri wanita itu “Tampak nya begitu, senyum anda sangat manis”

“Terima kasih Ethan dan Rafael aku banyak terbantu dengan kalian”. Ariana tampak melirik ke belakang mereka dia seperti mencari seseorang “Di mana Leo, aku tidak pernah melihatnya lagi”

“Ah Leo berada di kamp, beberapa tentara sangat memerlukan bantuannya”

“Tentara?”. Ariana berdiri menatap serius kedua orang itu “Apa mereka terluka parah, apa semua dokter di Darie sudah di gerakan?”.

Rafael terenyuh wajah wanita itu terlihat sedih tapi juga serius tidak ada ekspresi yang tersembunyi seperti dulu

“Nona mereka baik-baik saja, ada kawanan rusa yang menyerang ladang dan mereka mencoba melindungi para petani di sana”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!