NovelToon NovelToon

Bukan Inginku Menjadi Pelacur

Bab 1.

Seorang gadis remaja berpakaian seragam memasuki sebuah gang kecil di pinggir kota ini. Pemukiman dengan deretan rumah sangat sederhana. Banyak pria hidung belang yang bebas keluar masuk di lokasi ini. Wajar saja itu terjadi, karena tempat ini merupakan kawasan prostitusi.

Dia lah Tania, yang sejak kecil di urus mamanya yang juga sebagai penjual jasa kenikmatan sesaat para pria hidung belang. Sampai saat ini dia tak pernah tau siapa ayahnya.

Tak ayal, suara gaduh, cacian dan makian sering terdengar. Tapi sudah biasa bagi Tania, sudah menjadi makanan sehari hari baginya.

Tania masuk ke dalam rumah melalui lorong sempit di sebelah rumahnya. Dia langsung masuk ke dapur. Di dalam kamarnya terdengar tawa manja menggoda sang mama. Dia pasti bersama salah satu pengguna jasanya.

Tania melangkahkan kaki menaiki anak tangga ke kamarnya yang terletak di atas. Kamar sempit yang hanya berukuran 2x2 meter itu. Dia pun tidur hanya beralaskan karpet yang sudah usang.

Tania mendengar suara motor pergi menjauh dari rumahnya yang sempit itu. Setelah mengganti seragamnya dia pun turun. Di lihat mamanya yang sedang menghisap sebatang rokok sambil menghitung beberapa lembar uang.

Namun Tania tak memperdulikannya. Di bukanya lemari makan, kosong. Nasi di dalam rice cooker pun sudah habis.

"Mama belum belanja.." ucap mamanya. Tania hanya diam. Selalu saja begitu.

"Pergilah ke pasar, beli beras dan lauk untuk makan.." mamanya memberi selembar uang seratus ribu.

Tania pun pergi. Di jalan menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, wajahnya yang cantik dengan bola mata berwarna abu abu, rambut lurusnya terurai panjang. Di tambah bodynya yang sexi

Tania langsung memasak setelah sampai di rumah. Menyelesaikan pekerjaan di dapur. Mamanya menghampiri.

"Besok mama akan pergi selama 3 hari. Ini uang untuk makan kamu..". Mamanya memberikan uang dua ratus ribu padanya.

Tania hanya diam. Kemudian mengambil uang itu dan memasukkan ke dalam saku celana panjangnya. Tania hanya berbicara seperlunya saja kepada mamanya. Dia lebih suka mengurung diri di dalam kamarnya.

Dalam hati Tania sebenarnya sangat tidak nyaman dengan lingkungannya. Tapi apa lah daya, dia tidak mampu berbuat apa apa. Setelah selesai semuanya, Tania kembali ke kamarnya. Banyak pertanyaan sering muncul di kepalanya.

Mengapa dia dan mama berbeda..?, apa mungkin benar yang di katakan orang orang bahwa dia adalah anak haram hasil hubungan bebas mamanya.

Dan sampai hari ini pun dia tak pernah tau siapa ayahnya. Pernah suatu hari Tania bertanya tentang siapa ayahnya.

"Entah siapa ayahmu, karena begitu banyak sperma laki laki yang mengisi rahim mama..". Seperti itulah jawaban mamanya.

Sejak itu dia tak pernah lagi bertanya tentang siapa ayahnya. Tania mengerjakan tugas dari sekolah. Banyak sekali tugas yang di berikan gurunya selama kelas tiga ini. Namun karena kepintarannya dia mampu menyelesaikan semua.

"Selesai sudah.." gumamnya.

Di rapikan kembali buku bukunya. Di susun buku yang lain lagi untuk pelajaran besok. Di rebahkan tubuhnya perlahan. Sesaat dia memejamkan matanya. Semilir angin yang masuk melalui jendela kamarnya membuatnya terkantuk

Namun dia teringat sesuatu, masih ada tumpukan pakaian yang harus di setrikanya. Mamanya bisa marah besar apabila pakaian yang akan di pakainya kusut. Dia langsung bangkit dan memulai menyetrika pakaian yang tertumpuk di dalam keranjang.

Bab 2

Malam ini hujan sangat deras. Besok mamanya akan kembali. Padahal dia sangat menikmati hidupnya. Kenapa mama harus cepat pulang..??.

Rumahnya telah bersih, tak ada lagi puntung rokok berserakan dimana mana. Atau terkadang kondom bekas yang terselip di bawah kasur mamanya.

Tania baru saja mengunci pintu. Tiba tiba suara pintu di ketuk. Tania membuka kaca jendela nakonya. Terlihat seorang laki laki dengan gaya parlente sedang berdiri di teras rumahnya yang sempit.

"Maaf om.. Mama sedang tidak ada.." ucap Tania.

"Boleh aku masuk sebentar, aku pingin pipis..".

Tania langsung membuka pintu.

"Silahkan om.., kamar mandi ada di belakang.."

Laki laki itu langsung masuk ke kamar mandi. Sementara Tania tetap menunggu di ruang tamu.

"Mengapa lama sekali..?" Tania menguap.

Dia sudah merasa ngantuk. Dia berjalan ke belakang perlahan. Terdengar suara air dari keran. Pintu kamar mandi terkunci. Tania ragu ragu ingin mengetuk pintu kamar mandi. Tapi kantuknya makin tak tertahan.

"Om.." panggil Tania.

Suara kunci kamar mandi terbuka, laki laki itu keluar membiarkan air keran terus mengalir. Tania berharap laki laki itu cepat pergi.

"Boleh minta air hangat..?".

Tania mengangguk. Dia mengambil gelas. Namun merasakan sesuatu yang aneh di belakang punggungnya. Jantung Tania berdetak kencang. Dia merasa sangat risih.

"Maaf om.."

Tania mencoba menjauh. Tapi laki laki itu semakin merapatkan tubuhnya. Terasa hembusan nafasnya di telinga Tania.

"Kamu cantik juga.." bisik laki laki itu.

Tania semakin ketakutan. Dia meronta ketika tangan laki laki itu memeluk tubuhnya sambil terus menciumnya dengan paksa.

"Jangaann oomm.. Lepaassss...!!!".

"Sebentar saja sayaang..."

Tania menginjak kaki laki laki itu hingga pelukannya terlepas. Tani mencoba berlari. Namun tangan laki laki itu meraih dasternya membuatnya robek.

"Aaahh...!!" Tania menjerit.

Laki laki itu seperti kerasukan setan. Tania mencoba menutup pahanya. Dia mencoba keluar rumah, namun langkahnya terhenti ketika laki laki itu dengan cepat menutup pintu rumahnya.

Tania semakin ketakutan. Dia berlari menuju kamarnya. Laki laki itu tertawa melihat Tania ketakutan. Di lorong rumah yang sempit, Tania terjebak. Dia menangis memohon,

"Jangan om..!!!".

Lelaki itu tak memperdulikan tangisannya. Di dekap mulut Tania agar tak bersuara. Tania terus meronta dengan segala kekuatannya.

"Tenang lah sayang, kita nikmati malam ini.." ucap laki laki itu.

Di tutup mulut Tania dengan robekan dasternya. Tania terus mencoba menjauh, dia pun tak henti hentinya menangis. Berharap laki laki itu iba padanya. Namun harapannya sia sia.

Tania menjerit dan meronta ketika bajingan itu menindih tubuhnya.

"Apa kau menyukainya..?"

Tania menggeleng. Laki laki itu memandang Tania dengan tatapan rakus.

"Tenang lah.. Nikmati saja.." ucap laki laki itu.

Jeritan Tania tenggelam dalam derasnya suara hujan. Dia hanya bisa pasrah.

Tania menangis menahan rasa sakit. Laki laki itu memandang Tania. Namun Tania tak mau memandang wajah bajingan itu. Dia hanya bisa menangis.

"Aku akan membayarmu lebih untuk kenikmatan malam ini..".

Laki laki itu tersenyum puas setelah dia melampiaskan nafsunya. Lalu dia ke kamar mandi. Tak berapa lama, dia keluar dan meletakkan segepok uang dari dalam tasnya di samping tubuh Tania

"Mungkin ini cukup untuk keperawananmu yang telah aku nikmati..".

Lelaki itu membuka ikatan kain di mulutnya dan mencium bibir Tania sebelum pergi. Senyuman puas di lemparkan ke arah Tania saat lelaki itu menutup pintu.

Tatap mata Tania kosong. Dunianya terasa hancur. Perih terasa di pangkal pahanya. Badannya pun sakit semua. Airmatanya terus mengalir. Perlahan dia bangkit dengan sisa tenaga yang ada.

Tertatih dia berjalan mengunci pintu rumahnya. Dia duduk meringkuk sambil meremas rambutnya. Ini mimpi terburuk dalam hidupnya yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Perlahan dia membersihkan tubuhnya dari bekas sentuhan laki laki itu. Air yang menyentuh tubuhnya seolah tak mampu menghilangkan jejak sentuhan bajingan itu.

Air matanya bercampur dengan rasa sakit yang menusuk relung hatinya. Dia menangis sejadi jadinya. Dia teriak sekuat tenaga. Hingga dadanya terasa sesak.

Dia merasa dirinya bagaikan sampah yang tak berharga. Dia kehilangan segalanya di usianya yang masih sangat belia. Apa yang harus di katakan pada mamanya..?. Fikiran Tania kacau.

Setelah berpakaian Tania membersihkan tempat dimana bajingan itu menghancurkan hidupnya. Robekan dasternya di kumpulkan dalam plastik. Dia melihat tumpukan uang itu dan menimangnya.

"Dua ratus juta untuk harga sebuah keperawanan.." desisnya.

Tiba tiba dia tersenyum sinis menatap uang itu,

"Baiklah.. Jika ini maumu..".

Di lupakan dengan cepat peristiwa tadi.

"Ini bukan inginku, tapi akan ku penuhi apa maumu..".

Tania memasukkan uang itu kedalam sebuah kantong plastik tebal, dan menyimpannya di antara tumpukan bajunya. Dia merebahkan tubuhnya dan terlelap dalam riuh suara hujan.

Bab 3

Tania terkejut dengan tepukan bahu di pundaknya.

"Bengong aja luu.." suara Yuri dari belakang. Yuri pun duduk di sebelahnya.

"Kenapaaa...??, berantem lagi sama emak lu..??" tanya Yuri sambil mencomot gorengan di depan Tania.

Tania hanya diam, apa aku harus menceritakan kejadian semalam pada Yuri tanya nya dalam hati.

"Aku udah muak tinggal di rumah.." sahut Tania, "tapi kalau aku pergi, siapa yang biayain aku..?"

"Lu punya modal cakep, kenapa gak coba jadi model gitu.." ucap Yuri.

Tania menarik nafas.

"Gak semudah itu Yuriiiii...!!, semua perlu modaaall..!!".

Yuri tertawa, "Eehh.. Taniaaa.., lu udah punya modal dasar, tinggal lu nya aja yang cari peluang..".

Memang susah kalau udah debat sama Yuri.

"Gimana mau dapat peluang, teman aku cuma kamuu.., aku juga gak pernah kemana mana.." sahut Tania mulai menunjukkan rasa sebalnya.

"Emang kalau ada peluang lu mau..?" tanya Yuri.

Tania memandang Yuri

"Gak usah mimpi ketinggian deh..!!"

Tania yang sewot bangkit dari kursinya. Membayar makanan dan minuman yang di pesannya.

"Taniaaa.. Wooii...!!" teriak Yuri sambil mengejarnya.

"Gue seriuuuss..!!" ucap Yuri saat mereka sudah di dalam kelas. Tania masih diam.

"Lu tau kan mbak gue yang kursus kecantikan di Invest Beauty..?, dia kemaren cari orang untuk modelnya..".

Tania terdiam seribu bahasa.

"Kalau lu mau entar gue bilangin sama mbak gue..". Tania memandang Yuri.

"Terserah deh.." sahut Tania

...****************...

Sejak sore Tania sudah mengurung diri dalam kamar, dia kembali dilema dengan apa yang telah terjadi.

"Taniaaaa...!!!!" mamanya menjerit memanggilnya. Dengan rasa malas dia bangkit.

"Ya ma.." sahutnya.

Mamanya memberi kode agar dia turun. Tania pun turun.

"Siapa semalam yang datang..?" tanya mamanya.

Tania terdiam.

"Eehh.. Ada yang datang cari mama, tapi Tania lupa menanyakan namanya.."

Tania mencoba berbohong.

"Apa yang kalian lakukan..??" tanya mamanya dengan tatapan tajam.

Tania langsung menelan salivanya, dia diam tak menjawab.

"Apa laki laki itu menyentuhmu..?" tanya mamanya. Tania menganggukkan kepalanya pelan.

Mamanya tertawa sinis.

"Tania.. Jangan coba bohong sama mama.., apa yang dia lakukan padamu..?".

Tania bingung harus mulai dari mana.

"Apa kau merayunya..?" tanya mamanya.

Tania terkejut.

"Enggak maa..!!, om itu yang deketin Tania. Tania gak ada ngerayuu om itu..!!, sumpah maa..!!" ucap Tania ingin menangis.

Mamanya kembali tertawa sinis.

"Dia menelepon mama tadi, dia bilang ada memberimu uang satu juta, mana uangnya..!!!" suara mamanya meninggi.

Tania ketakutan, dia pun menangis.

"Jangan menangis anak manjaa..!!, berikan uang itu padaku..!!" teriak mamanya.

Secepat kilat Tania naik ke atas, mengambil sepuluh lembar uang berwarna merah itu. Dia langsung memberikan pada mamanya.

Mamanya menghitung uang itu dengan perasaan senang.

"Ini seratus ribu untukmu.. Kau ingat jangan pernah berbohong padaku..!".

Tania mengangguk sambil terisak. Di angkat dagu Tania

"Sepertinya kau sudah bisa menghasilkan uang.." tatapan mata mamanya dari atas rambut sampai ujung kaki.

Tania terkejut dengan ucapan mamanya.

"Maksud mama apa..?" tanya Tania.

"Barang bagus, akan mempunyai harga tinggi.." sahut mamanya.

Tania semakin ketakutan. Apa mama akan menjualnya kepada para lelaki hidung belang..??.

Kejadian semalam saja masih menyimpan trauma baginya. Aku tidak mau seperti itu lagi.. Ucapnya dalam hati. Dia naik ke kamarnya. Di lihat uang yang tersisa, masih cukup banyak. Bisa untuk bekal hidupnya.

Tapi kalau dia nekat, pasti orang orang akan mempertanyakan dari mana uangnya..??. Tania pusing, dia mencoba mencari alasan yang tepat. Apa pun yang akan terjadi dia harus cepat keluar dari neraka ini.

...****************...

"Mbak Tia pengen ketemu sama kamu.." ucap Tia sebelum pelajaran di mulai.

"Mau ngapain..?" tanya Tania.

"Pengen liat kamu, kalau cocok kamu jadi modelnya dia..".

Tania terperangah, "seriuss..?" Yuri mengangguk.

"Nanti pulang sekolah mbak Tia jemput, kita sekalian aja..".

Tania pun mengangguk. Mungkin ini kesempatan baginya. Waktu terasa sangat lama berjalan. Namun akhirnya bel sekolah berbunyi tanda jam pulang sekolah.

Tania dan Yuri berjalan bersama. Hanya Yuri yang mau berteman dekat dengannya. Yuri juga yang tau siapa Tania dan latar belakang kehidupannya. Sebuah mobil menunggu mereka tak jauh dari gerbang sekolah.

"Ituu mbak Tia.." ucap Yuri.

Yuri langsung membuka pintu mobil. Seorang laki laki di belakang setir dan perempuan di sampingnya. Tania langsung memperkenalkan diri. Perempuan itu adalah mbak Tia dan laki laki itu seorang fotografer, namanya Azuan

Mereka menuju rumah Yuri. Orang tuanya menikmati masa pensiun di desa kecil, oleh karena itu Yuri dan mbak Tia yang menempati rumah itu. "masuk yuk.." ajak mbak Tia. Tania pun masuk ke dalam rumah itu.

"Tinggi kamu berapa Tan..?" tanya mbak Tia.

Tania menggeleng.

"Gak tau mbak, gak pernah ngukur soalnya.." jawab Tania.

"Kayaknya 160 ada sih.." ucap Azuan memandang Tania.

Mbak Tia membawa Tania ke sebuah ruangan. Mengukur tinggi dan menimbang berat badannya. Dia pun mengukur tubuh Tania. Tania yang kurang mengerti hanya menurut saja.

"Gimana..?" tanya Azuan.

"Perfect sih menurut aku.." sahut mbak Tia.

"Coba foto yuk.."

Azuan mengajak Tani ke studio mini mbak Tia. Mengatur tempat dan lampu untuk pencahayaan.

"Cakep banget.." gumamnya.

"Tania jangan kaku ya.. Santai aja.. Senyum dong.." ucap Azuan

Dia memperlihatkan hasil jepretannya.

"Tanpa make up aja udah cakep..".

"Kita pakai Tania..?" tanya mbak Tia.

"Aku sih ok.."

Mbak Tia pun mengangguk. Mereka kembali ke ruang tengah.

"Event mbak kan besok sore, kira kira kamu bisa gak..?"

"Mau mbak.." sahut Tania cepat.

"Tapi abis kita makan, kita langsung aja ambil foto untuk administrasi, jadi biar panitia juga tau siapa modelnya mbak..".

"Iya mbak.." sahut Tania.

Selesai makan, mbak Tia mulai bermain dengan alat make up nya.

"Kamu harus mulai pake sunscreen, biar kulit wajah kamu gak rusak.."

Mbak Tia memberi saran. Tania mengangguk. Waktu 1 jam di gunakan untuk menyulap wajah Tania. Tania berdecak kagum melihat dirinya di pantulan cermin.

"Ganti bajumu..".

Mbak Tia membantunya memakai sebuah dress panjang. Yuri pun memandang sahabatnya itu terkagum kagum.

"Sumpaahh.. Kayak bukan lu..".

Tania tersenyum senang dengan pujian sahabatnya itu.

"Karena siapa cobaa..??" ucapnya sambil melirik mbak Tia.

Pemotretan berjalan tanpa hambatan.

"Perfect banget.." desis Azuan "feeling gue bakal naik daun nih bocah.." gumamnya lagi.

Selesai maghrib semuanya pun beres.

"Jangan lupa hari Sabtu yaa.., nanti sepulang sekolah mbak langsung jemput kamu..".

Tania mengangguk. Sebelum pulang, mereka makan malam bersama.

"Ini untuk kamu.." bisik mbak Tia sambil menyerahkan amplop putih.

Tania mengambilnya dan memasukkan ke dalam saku rok sekolahnya.

"Yura.. Aku pengen pipis.." ucap Tania bangkit dari duduknya. Dia mengunci pintu kamar mandi, merobek amplop itu. Dia tersenyum, lima ratus ribu sudah sangat berarti baginya. Tania kembali ke meja makan.

"Udah malam nih, mbak anter kamu pulang ya..". Tania mengangguk.

"Emak lu gak marah lu balik telat..?" tanya Yuri.

Tania tersenyum sinis.

"Mamaku gak pernah perduli sama aku..". Yuri mengerti maksud Tania.

Perlahan Tania masuk ke dalam gang itu. Rumahnya terlihat senyap. Di pasang telinga baik baik. Tak ada suara, sepertinya mamanya tak ada di rumah. Dia masuk dapur melalui lorong sempit di sebelah dinding rumahnya.

Pintu dapur selalu tak terkunci. Dia membuka sepatunya. Kemudian masuk ke kamar mandi.

"Dari mana kamu jam segini baru pulang...??" suara mamanya mengagetkan.

"Tadi ada les tambahan ma, pulangnya ke rumah teman, ada yang ulang tahun.." Tania mengarang alasan.

"Oh yaa..??" mamanya tak percaya. Terlihat sisa makeup di wajah Tania.

"Ke ulang tahun teman atau kau jual diri..?" tanya mamanya.

"Ke ulang tahun teman maa..!!" jawab Tania. Mamanya mendekat, memeriksa saku seragam Tania.

"Ini apa..??" mamanya menemukan uang di saku Tania, pemberian mbak Tia tadi.

"Itu uang kas ma.., Yuri menitipkan pada Tania.." jawabnya.

Plaaakk...!! Tamparan di pipi Tania.

"Tak ada uang kas, kau tak punya teman..!!, jujur saja Tania..!!, ini uang hasil kau jual diri kan..??"

"Enggaakk maa...!!, enggaaakk...!!, itu uang kas..!!, jangan di ambil..!!" Tania menangis.

"Kau anak pelacur.. Akan jadi pelacur..!!".

Terdengar suara klakson motor. Tak lama pintu di ketuk.

"Kalau kau tak berhenti menangis, maka kau yang akan menggantikanku malam ini.." bisik mamanya.

Tania pun naik ke kamarnya. Di tahan tangisnya. Tak sanggup rasanya dia bertahan. Di susun buku bukunya dalam tas.

Uang yang masih utuh, di bungkus dengan pakaiannya. Di ambil beberapa lembar, untuk persiapannya. Beberapa fotocopy surat surat penting sudah di siapkan. Tekadnya sudah bulat, akan meninggalkan neraka ini..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!