Airin adalah Gadis yang berusia delapan belas tahun, dia sangat ceroboh serta keras kepala. Jika berada ditengah kedua sahabatnya, maka tak bisa dibayangkan lagi bagaimana kehebohan mereka.
Airin mempunyai kekasih bernama Arga. Dia selisih setahun denganku, berarti umurnya sembilan belas tahun.
Meski umurnya masih sangat muda, Arga orang yang sangat dewasa dan sangat baik menurutku. Oke, kita beralih ke dua sahabat terbaikku.
Aku mempunyai Dua orang sahabat yang bernama Siska dan Sisil. Siska orang yang sangat santun dan selalu mengingatkanku. Siska juga orangnya agamis. Serta mudah berbaur ke semua orang. Siska mempunyai prinsip pantang pacaran sebelum Halal.
Jika ingin pacaran dengannya. Maka harus dihalalkan terlebih dahulu. Itulah prinsip Siska, makanya dalam kami bertiga, hanya Siska yang tak pernah pacaran dan diantara kami, hanya Siska yang memakai hijab.
Kalian pernah dengar bukan, jika didalam pertemanan itu ada yang sholehah dan sholehot. Siska sholehah sedangkan Airin dan Sisil jauh dari kata itu.
Jika Sisil, dia orang yg sangat heboh sama sepertiku. Juga orangnya sangat ramah. Mempunyai lesung pipit sebelah kanan dan kiri, makanya sangat terlihat manis ketika tersenyum.
Berbeda dengan Siska, tak mau pacaran sebelum halal. Sisil mempunyai kekasih yang bernama Riko. Hubungannya sudah cukup lama, Riko kelas 3 SMA sama seperti kami, cuma beda jurusan.
***********************************
Hari ini Airin ingin bertemu dengan kekasihnya Arga, kami satu sekolah, Namun tidak satu kelas dengannya. Tapi kami sama-sama kelas 12.
"Sayang ngapain nih?" Tanyaku dengan menghampiri Arga dan langsung duduk disampingnya.
"Biasa sayang mau makan laper banget ini," Sambil memandangku dan tersenyum.
"Aku mau juga dong sayang, pesenin yah!" jawabku lagi, karena memang Airin belum sempat makan, saat berangkat sekolah karena tadi kesiangan.
"Mau pesan apa sayang? nanti aku pesan buat kamu!" sambil memakan makanannya.
"Samain aja sama punya kamu sayang."
"Oke sayang. Aku pesenin dulu yah!" Jawabnya sambil berlalu untuk memesan bakso.
Karena sekarang kantin sangat ramai. Makanya kita harus memesan sendiri. Tapi jika kantin tidak ramai, maka penjualnya akan datang kemeja kita sendiri.
Airin hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis ke arah Arga. Airin merasa sangat beruntung mencintai Arga karena dia sangat lembut dan tak pernah berbicara kasar sedikit pun padanya.
Jika Airin melakukan kesalahan, maka Arga akan menegurnya dengan lembut dan mencoba memberikan pengertian agar Airin mengerti tentang kesalahannya.
Arga juga tak pernah emosi. Dia selalu menuruti kemauanku dan selalu mengutamakanku. Apapun yang Airin inginkan Arga selalu mengabulkannya.
Sungguh pacar yang sangat baik bukan, ucap Airin dalam hati. Sambil terus tersenyum jika mengingat kelakuan manis Arga.
Setelah kami makan siang bersama. Arga mengajakku kesuatu tempat, tentu saja Airin sangat bahagia diajak pergi berdua dengannya.
Karena akhir-akhir ini, kami jarang sekali bertemu dikarenakan sebentar lagi ujian nasional. Alasannya sih, ingin fokus dengan ujian kami dulu.
"Sayang ayo berangkat," Ucap Airin setelah pulang sekolah.
"Oke sayang."
Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit menggunakan motor. Akhirnya Airin sekarang sampai dikosan Arga. Sebenarnya Airin cukup kaget, ternyata Airin diajak ke kosan Arga, Airin kira Arga mengajaknya jalan ke taman, begitu biasanya, Arga selalu mengajaknya kesana.
"Ngapain kita kesini?" Ucapku dengan muka memerah. Setelah masuk ke dalam kos Arga, Tapi Arga langsung saja memelukku serta menciumku dan membawaku ke tempat tidur. Setelah Arga menutup pintu.
Tapi tiba-tiba saja,
Braakkk....
Flashback.
Hari ini Ayah Airin sedang melakukan meeting di luar kantor bersama koleganya.
"Terima kasih atas kerja samanya Pak Bima, kalau begitu saya pamit dulu," Ucap Orang itu Sambil berjabat tangan, kemudian berlalu bersama sang sekretarisnya.
Setelah kepergian rekan bisnisnya, Bima duduk ditemani sang sekertaris untuk makan siang terlebih dahulu. Bima membuka ponsel miliknya, wajahnya tiba-tiba menegang, merah padam, menandakan jika saat ini Bima sedang marah besar. Kemudian Bima melihat GPSnya. Ternyata saat ini Airin sedang berada dikost bersama Arga.
Sebelumnya, Bima sudah memasang GPS di ponsel Airin dan disambungkan ke ponselnya. Untuk berjaga-jaga jika kelak terjadi sesuatu.
Dengan langkah cepat Bima keluar dari restoran. Sebelumnya, Bima sudah memberitahukan kepada sekretarisnya. Jika Bima ada urusan sebentar diluar kantor. Bima segera menuju kosan, untuk menemui mereka berdua.
Tibalah Bima Di kosan Arga, dengan tergesa-gesa Bima mendobrak pintu kos Arga.
Braaakkk,,,,
"Apa yang kalian lakukan Haah?" dasar anak tidak tau untung.
Plaaakkk...
Bima menampar pipi Airin dengan sangat keras, hingga Airin di buat terkejut olehnya.
"Kelakuanmu sangat tidak bermoral Airin, Apa Bunda mengajarimu seperti ini! Ayah sangat kecewa padamu,"
Airin tak mampu menjawab pertanyaan Ayahnya. Airin hanya menangis, menyesali keputusannya. Mengapa ia harus ikut Arga ke kosannya saat Arga mengajaknya untuk pergi, padahal Airin bisa saja menolak.
"Telepon orang tuamu Arga, sekarang!" Ucap Bima dengan muka memerah menahan amarah, menatap ke arah Arga.
Setelah Arga menelpon Daddynya. Tak lama Daddy Arga datang ke kosan Arga dengan terburu-buru. Airin merasa seperti sedang di sidang saja.
"Saya tidak mau tau, anak bapak harus bertanggung jawab,"
"Tapi mereka masih sekolah Pak!" Daddy Arga sebisa mungkin mencoba merayu Bima agar masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik.
"Sebentar lagi mereka lulus, jadi tidak masalah"
"Tapi perjalanan mereka masih panjang Pak, mereka masih muda. Bagaimana jika mereka lamaran saja dulu, tidak perlu menikah mendadak seperti ini, lagian saya tau anak saya pasti tidak melakukan apapun?"
"Saya tidak setuju Pak Arya, mereka harus menikah, ini tentang tanggung jawab. Berani berbuat berarti berani bertanggung jawab,"
"Baiklah Pak. Arga pasti akan Bertanggung jawab terhadap anak Bapak." Jawab Daddy Arga pasrah.
Setelah berbicara panjang kali lebar. Akhirnya Arya pasrah karena Bima tetap kekeh ingin menikahkan mereka.
Setelah disepakati oleh Bima juga Daddy Arga. Pernikahan Airin dan Arga akan dilangsungkan 3 hari lagi secara sederhana dan tertutup.
* Pov Airin *
Setelah kejadian itu, entah mengapa Arga selalu menjauh. Bahkan sekarang setelah kami selesai ujian, dia langsung saja pulang. Padahal Airin sudah memanggilnya berulang-ulang kali. Ketika Arga melewati Airin. Tapi Arga seperti pura-pura tak mendengarnya. Airin semakin dibuat kalut saja olehnya, padahal besok adalah hari pernikahan mereka.
"Rin, lo kenapa sih. Lo dicuekin sama Arga?" Tanya Sisil sahabatku.
"Ngak. Mungkin Arga ngak denger aja kali, pas gue panggil dia!"
"Masa sih, orang lo ama dia jaraknya gak jauh gitu. Masa sih gak denger," jawabnya sambil mengeryitkan keningnya seperti memikirkan sesuatu.
"Udah lah gak usah bahas dia, oya Sil, lo entar lanjut kuliah di mana?" Tanya Airin kemudian.
"Gue sih pengennya disini aja, tapi ngak tau tuh. Bokap gue malah nyuruh gue kuliah di makassar,"
Ucapnya dengan muka cemberut.
Heeyyy...
Siska tiba-tiba datang mengangetkanku, Siska baru saja keluar dari kelas seorang diri dengan muka cemberut karena ditinggal oleh Sisil dan Airin.
"Lo yah dasar makan gak ngajakin gue." ujar sahabatku Siska yang tiba-tiba saja datang seperti jelangkung.
"Gue aja kagak diajakin sama nih bocah, udah dikantin aja melamun." jawab Sisil dengan kesal.
"Kita ngemoolll yuk," Sambung Sisil lagi, Sisil ingin jalan-jalan menghilangkan penat dikepalanya.
"Oke." Jawab kami berdua.
💢💢💢💢💢💢💢
Tak terasa tibalah kami dimall, Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari sekolah. Kami memakai Mobil Siska, Siska yang menyetir. Sedangkan Airin disamping Siska dan Sisil dibelakang.
Kami pun berjalan bersama-sama. Tiba-tiba saja...
"Eh bukannya itu cowok lo yah, sama siapa tuh Sil?" Tanya Airin dengan tingkat ke kepoan yg tinggi, kapan lagi kan liat cowok keren yg berada disamping pacar Sisil.
"Kita kesana yuk," Ajak Sisil kepada kami. Airin pun melangkahkan kaki menuju ke arah Riko bersama Sisil dan Siska.
"Sayang, ko disini sih, kamu sama siapa?" Tanya Sisil kepada Riko.
"Ini sepupu ku sayang," jawab Riko pacar Sisil.
Hai kenalin Namaku Dika. kata cowok itu sambil terseyum manis kepada kami, Kami pun membalas senyumannya.
"Hay juga." ucap Sisil dan Siska secara bersamaan. Sedangkan Airin hanya diam saja.
"Oya kenalin nih Dika, dia sepupu ku. lagi libur kuliah, makanya dia main kesini buat liburan!" ucap Riko memberi tahu kami.
"Sisil, Siska, Airin." ucap kami bergantian. Sambil berjabat tangan dengannya. Sedangkan Siska menangkup kan tangannya kepada Dika.
"Makan yuk, soalnya perutku dari tadi bunyi ingin di isi," kata Airin kepada Kami semua.
"Ayo kita kesana aja!" jawab Sisil sambil menunjuk tempat makan terdekat.
"Kalian mau makan apa?" Tanya Riko kepada kami, setelah sampai ditempat makanan tersebut. setelah duduk, Kami memanggil pelayan untuk datang kemeja kami. Tak lama pelayan pun datang.
"Mau pesan apa kak?" Tanya pelayan itu setelah memberikan menu makanan kepada kami.
"Gue ayam rica-rica sama tumis kangkung aja." Saut Sisil cepat. Jika masalah makan, emang dia jagonya.
"Kalau lo Sis?" Tanya Airin kepada Siska.
"Kalau gue ayam bakar aja deh, sama capcay." Jawab Siska kemudian.
"Kalian berdua," Sambil Riko mengarahkan pandangan ke Airin dan Dika.
"Bakso aja!" jawab Airin dan Dika bersamaan. Airin menoleh ke Dika sambil tersenyum malu.
Hmmm,,,,
"Cieeeee sampe barengan jawabnya, menunya sama lagi, jodoh kali!" Jawab Sisil yang langsung nyerocos tanpa rem. Airin dan Dika hanya tersenyum mendengarnya.
"Minumnya apa nih?" kata Siska. Karena malas meladeni ocehan Sisil.
"Gue es teh deh," Jawab sisil kemudian.
"Gue es jeruk aja deh," ucap Siska lagi.
"Lo apa?" kata Sisil yang menoleh kearah Airin dan Dika lagi.
"Air putih aja." ujar Dika dan Airin, barengan lagi.
"Fix. jodoh beneran nih." kata Sisil dengan tersenyum menggoda kearah Airin dan Dika.
Setelah pelayan mencatat pesanan kami, pelayan tersebut berlalu dari hadapan kami, untuk menyiapkan makanan.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🌹🌹🌹🌹
Tibalah Airin di rumah, hari pun mulai sore. Setelah jalan-jalan bersama sahabat somplaknya.
"Rin abis dari mana sayang?" Tanya bunda sambil berjalan kearahku. Setelah Airin masuk kedalam rumah.
"Tadi abis dari mall Bun."
"Pantesan pulangnya telat, ia udah kamu makan gih sana sayang,"
"Aku udah makan Bun tadi sama temen-teman,"
"Ia udah, aku kemar yah Bun." Sambil Airin berlalu dari hadapan Bunda.
"Ia sayang."
Saat Airin ingin melangkah. Tiba tiba, Airin melihat Ayah sedang menelpon. Sepertinya Ayah sedang marah.
Airin melanjutkan langkah kakinya untuk masuk kedalam kamar. Serta membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang empuk, sambil memengang ponselnya untuk menghubungi Arga.
Tut...Tut...Tut...
Bukannya mengangkat telpon. Arga malah mematikan sambungan telponnya. Ia sudahlah mending Airin tidur, dari pada harus memikirkan Arga. Walaupun besok adalah hari pernikahannya dengan Arga.
Airin selalu mencoba untuk berfikiran positif.
Baru saja akan memejamkan mata. Ponselnya Airin berbunyi.
"Halo,"
"Rin lo di mana sekarang?" ternyata Sisil yang menelpon ku malam-malam begini.
"Gue lagi dikamar mau tidur, ngapain sih lo gangguin aja deh!" kesalku.
"Sorry Rin, gue pengen curhat nih sama lo!" Ucap Sisil lagi.
"Besok aja yah, gue ngantuk banget nih. Oke. Bye sayangku!" Airin langsung mematikan ponselnya, tanpa Sisil sempat menjawab perkataan Airin.
Aku tak memikirkan Sisil akan marah atau tidak.
Lebih tepatnya tidak peduli, kalau pun Sisil marah, tinggal ku ajak saja untuk jalan keluar. Pasti dia tidak akan ngambek lagi.
Matahari sudah mulai menerpa wajahku, ternyata hari ini, hari pernikahanku dengan Arga. Sungguh sangat bahagia.
Apalagi beberapa hari yang lalu, pengumuman kelulusan sudah diumumkan dan semua Siswa serta Siswi dinyatakan lulus. Tinggal memikirkan akan lanjut kemana setelah ini.
Tok.Tok.Tok..
"Rin, bangun sayang udah pagi ini,"
"Ia bun, ini Airin udah bangun dari tadi" Sambil ku mengucek mataku, rasanya nyawaku belum sepenuhnya terkumpul.
"Ia udah cepet mandi yah sayang" Jawab Bunda lagi dari luar sambil berteriak.
Kenapa gak masuk aja sih omel ku, dari pada teriak diluar. Emang yah, itu ibu negara.
"Ia bun" jawab ku yang juga berteriak kencang di dalam kamar sama seperti Bunda.
Tanpa terasa, sudah pukul 09.30 Sebentar lagi Akad nikah ku dengan Arga akan dimulai pada pukul 11.30. Tapi kenapa perasaanku mulai gelisah. Apalagi Arga sama sekali tak bisa ku hubungi.
Perasaanku makin kalut saja, apalagi tinggal 2 jam lagi Ijab Kabul akan dilaksanakan. Tapi sampai sekarang Arga pun belum kelihatan batang hidungnya sedikit pun. Bagaimana ini gumamku,
Aaarrggg... Teriak ku frustasi.
Berbagai hal negatif yang tiba-tiba melintas dipikiranku, tak sanggup jika itu benar terjadi kepadaku.
Airin mendengar suara seseorang berlari dan sepertinya akan menuju kamarku. "Rin," ucap seorang itu yang ternyata Daddy Arga.
"Daddy sudah sampai, berarti Arga udah sampai juga dong Dad." Tanyaku dengan wajah yang berbinar, karena aku mengira Arga sudah ada dibawah.
"Maaf Rin," katanya dengan wajah yang lesu dan menyiratkan akan kekecewaan yang mendalam.
"Apaan sih Dad, ngapain Daddy ke kamarku segala, nanti juga aku bakalan turun,"
"Arga kabur Airin." ucapnya dengan kepala menunduk.
" APA,,,???" jawabku dengan syok. Ternyata ini yang membuat perasaanku tak karuan dari kemarin.
"Maafin Daddy yah Airin."
"Terus bagaimana denganku Dad?!" Kataku sambil mengusap air mataku, karena aku sangat sakit hati sekali kepada Arga, dia tega meninggalkanku dihari pernikahan kami. Airin mengira Arga mencintainya. Ternyata, Haahh,,, sambil menghela nafas dengan kasar.
"Bagaimana kalau Daddy saja yang menggantikan Arga?" kataku kemudian. Aku melihat dia sangat kaget, dengan permintaanku ini.
"Kamu jangan bercanda Airin." Dengan muka yang kelihatan panik.
"Aku mohon Daddy, tolong nikahi aku." Sambil Airin memengang kedua telapak tangan Daddy Arga.
"Maaf saya tidak bisa,"
"Daddy aku mohon bantu Airin, hanya Daddy yang bisa membantu Airin." Ucapku lagi dengan wajah memelas. Entah apa yang ada difikiran Airin sekarang, yang jelas dia hanya ingin menikah dan pergi dari rumah ini.
"Airin janji tidak akan merepotkan Daddy, Airin juga tidak akan mengganggu kehidupan Daddy."
"Airin janji Dad." Sambungku lagi.
"Baiklah." Ucapnya pasrah, sambil menghela nafas dengan kasar.
"Terimah kasih Dad," Airin langsung memeluknya dan mencium pipinya.
Airin melihat dia sangat terkejut, tapi aku tak mempedulikan itu, yang penting Airin bisa keluar dari rumah yang penuh penderitaan ini.
"Ayo keluar." Kata bunda yang tiba-tiba muncul dihadapan Daddy Arga, untuk menuju ke tempat Akad Nikah. Ternyata bunda dari tadi berada dibelakang Daddy, dan mendengar pembicaraan kami. Tapi kenapa bunda malah diam saja, tidak mengatakan sesuatu atau pun mencegahku.
Setelah kata SAH terdengar menggemah diseluruh ruangan. Bunda pun menjemput, untuk Airin keluar menemui Daddy Arga.
Sampailah sekarang Airin di dekat Daddy Arga, dia memengang kepalaku dan membaca doa serta mengecup keningku.
"Rin cium tangan suamimu," Ucap bundaku.
Akupun langsung meraih telapak tangannya yang besar untuk menciumnya.
Tak terasa acara pun telah usai dan menjelang malam pun tiba. Saatnya kami ingin pamit pulang.
"Rin ayo kita pulang, tapi ijin dulu sama keluargamu" Ucap Daddy Arga.
Airin pun mendekat ke arah Bunda yang ternyata duduk diruang tamu bersama keluarga besar lainnya. "Bun, Airin pamit yah."
"Ia sayang, yang nurut yah sama suamimu!"
"Iya Bunda,"
"Ayah, Airin pamit yah." Ucapku kepadanya. Hhmm. Tapi malah di balas dengan deheman saja oleh Ayah Bima.
Setelah Airin pamit, dia pun ikut pamit kepada keluarga dan sekarang kita sudah berada dimobil. Entah mengapa tak ada yang mengeluarkan suara sedikit pun, sehingga suasana menjadi hening.
Kami pun tiba dirumah dan aku hanya mengikuti setiap langkahnya, tanpa bertanya apapun
setelah memasuki kamar pribadinya.
"Duduk lah disana," ucapnya sambil menunjuk sofa didekat kamar tidurnya.
"Aku mandi dulu. Setelah itu baru kamu." Airin hanya mengangguk saja, entah mengapa Airin merasa dia seperti berubah kepadaku. Dari yang awalnya ramah dan sekarang menjadi agak dingin.
Tak lama. Dia pun keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk yang melilit dibagian bawah tubuhnya. Airin pun terpanah melihat otot-ototnya, ingin rasanya Airin merabanya dan pasti sangat enak untuk bersandar disana.
Hhhmm. Dia pun berdehem sehingga membuyarkan lamunanku.
"Mandi lah" ucapnya. Setelah itu langsung masuk keruang ganti untuk memakai pakaiannya. Airin pun masuk kekamar mandi dengan segera.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!