"Ra, kamu yakin akan langsung turun ke lapangan untuk peninjauan project kita yang di Aceh.. ?" ucap Tama, seorang direktur eksekutif di perusaan tempat Arasya bernaung.
" Ya, tentu saja Tam apa itu jadi masalah..?? ini untuk kesuksesan besar perusahaan kamu loh, Aku sih tak ada beban."
"Oke oke thanks, aku tau tapi aku khawatir aja dengan Kayden, dia masih kecil Ra gak baik terlalu sering meninggalkan anak." sambil kembali duduk Tama menghela nafasnya.
" Oooh terimakasih atas kekhawatiran nya , but it's okay Kayden gapapa kok dia anak yang cerdas, sangat mengerti dengan keadaanku."
Ada sesuatu yang menusuk hatinya ketika ia mengatakan itu.
Arasya sadar dengan apa yang telah ia lakukan untuk menutupi semua luka dan kesedihan yang timbul atas kepergian suaminya, Jade Winston..
Dua tahun terakhir setelah kepergian Jade, adalah masa masa kelam hidupnya yang mana hari harinya penuh kesedihan, kepiluan dan kerinduan.
Langitnya runtuh, dunianya seakan hancur berkeping-keping ketika insiden kecelakaan merenggut nyawa cinta sejatinya.
Hanya Kayden, anak semata wayangnya yang mampu membuatnya sadar, bahwa hidup harus tetap berlanjut, bahwa masih ada seseorang yang membutuhkan cinta dan kasih sayangnya di dunia ini.
Seorang anak kecil yang tampan, cerdas dan sholeh, hanya Kayden satu satunya alasan untuknya bisa bertahan di dunia ini.
Sepeninggal Jade, Ara mulai menata kembali kehidupannya. Semua kekayaan yang ditinggalkan mendiang suaminya, tak serta merta bisa membuatnya melupakan semua kenangan indah.
Untuk itu ia mulai menyibukan dirinya dengan kembali bekerja, hal yang telah beberapa tahun ia tinggalkan demi suami dan anaknya, hanya untuk menjadi ibu rumah tangga biasa saja.
Pratama Wira, orang yang kini menjadi bos di perusahaan tempatnya bekerja, adalah sahabat lamanya ketika Ara menempuh pendidikan S2 nya di Inggris.
Tama adalah orang yang paling tau bagaimana kehidupan Ara sebelum dan sesudah kematian Jade.
Sebelumnya Ara adalah seorang wanita cantik yang pintar, baik dan penuh dengan keceriaan, dulu saat sama sama mengenyam pendidikan di universitas yang sama di Inggris, Tama banyak dibantu Ara dan Jade yang notabene adalah seorang direktur pemegang perusahaan cabang ternama dari Amerika yang membuka cabangnya di berbagai negara di dunia.
Sesaat setelah lulus, keduanya sama sama bekerja, Tama yang butuh pengalaman untuk mengelola perusahaannya di Indonesia langsung menerima tawaran untuk menjadi asisten Jade, sedangkan Ara menjadi eksekutif di perusahaan lain yang tak kalah mentereng dari perusahaan sang suami.
Tama adalah saksi bagaimana cinta Jade terhadap Ara.
Bagaimana ketulusan Jade yang selalu memperlakukan Ara bak seorang ratu, apapun yang terbaik untuk Ara, apapun keinginannya selalu tak pernah terbantahkan.
Bahkan saat Ara memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S2 nya padahal ia tengah mengandung Kayden saat itu.
Jade, seorang pebisnis ulung keturunan Amerika Turki, begitu sangat tulus mencintai istrinya, Ara.
Tama adalah orang yang paling mengerti kenapa Ara begitu terpukul atas kematian suaminya.
Jika bukan karena Jade, mungkin Ara hanyalah seorang wanita biasa saja, wanita yang berasal dari kampung, yang menempuh pendidikan gratisnya di suatu yayasan Pondok.
Salahsatu keberuntungan hidupnya adalah ketika ia diterima sebagai seorang pramugari di salah satu perusahaan penerbangan terkenal di Indonesia, itulah jalan Tuhan yang mempertemukannya dengan Jade sang penyelamat didalam hidupnya.
Dan kini Tama sebagai seorang sahabat, ingin membalas semua budi baik Ara dan Jade di masa belajarnya.
"Baby, hari ini mommy pulang terlambat gapapa yah, setelah pulang kantor mommy langsung rapat sama om Tama dan om Alwin."
Pagi ini Ara menyiapkan sarapan roti goreng kesukaan Kayden, saat pagi pagi seperti inilah kesempatan ia untuk bisa mengobrol dengan anaknya dan memberi perhatian lebih, karena setelah berada di kantor semua perhatiannya akan tercurah untuk pekerjaannya saja.
" Ok mom, don't worry about me, aku sudah bukan anak kecil lagi yang harus menunggu ibunya untuk ditemani tidur."
Kayden langsung menjawab dengan mulut penuh roti.
Dengan tatapan penuh kasih Arra tersenyum mendengar Kayden yg langsung menjawabnya tanpa ragu.
"Thanks baby, terimakasih atas semua pengertian kamu sama mommy."
Ara beranjak memeluk Kayden dengan air mata yg mengambang d sudut matanya, kalau saja tidak ada Kayden entah apa yang akan terjadi dengan dunianya saat ini.
*
*
Derrrt derrrtt suara HP yg ada di meja membuyarkan lamunannya yang jauh menembus ke masa lalu, masa masa indah saat bersama Jade dulu.
"Ya, kenapa Win??" ternyata Arwin, asisten Tama
"Maaf Bu, segera ditunggu di mall xxx, klien kita yang dari hongkong agak sulit kali ini Bu."
"Loh bukannya udah acc, pak Tama kemarin bilang hari ini tinggal bahas kontraknya aja."
Dengan santainya Arra menjawab sambil meminum mineral water yang ada di mejanya.
"Justru itu Bu semua bahasannya jadi muter kembali lagi ke nol, pak Tama dan saya kerepotan makanya butuh bantuan Ibu, yah bu yah, kami tunggu segera."
Tutt telepon dimatikan secara sepihak dari ujung sana.
Ara yg berdiri mematung hanya bisa menghela nafas, beginilah kalau punya julukan queen of lobi lobi, harus bertanggung jawab menyelesaikan semua masalah yang tidak berjalan sesuai rencana.
"Oke, it's show time," bisiknya dalam hati seraya menyambar tas yang ada di atas meja dan segera berganti sandal teplek kebesarannya yang khusus selalu ia pakai didalam ruangannya, dengan high heels yang ia pakai dari rumah.
"Sil, kita ke mall xxx ada pertemuan mendadak disana."
Tanpa menoleh dan dengan ekspresi dinginnya ia berlalu melewati meja Sisil, sekretaris pribadinya yang sedang fokus pada layar komputer didepannya.
"Iy iya Bu,, tapi sebentar lagi kita harus rapat dengan pk Wiranata, gimana dong Bu?"
Sisil segera berlari kecil mengejar bosnya itu sambil bersiap dengan iPadnya.
"Mundurkan, bilang kalau saya sedang membantu pak Tama menangani klien yang dari hongkong."
Seperti biasa perintahnya jelas dan tegas, membuat karyawan lain yang sama sama mau masuk lift menunduk tak berani menatapnya berlama lama, padahal dibelakang mereka selalu menjadikan Ara bahan obrolan yang menarik.
Bagaimana tidak, Arra yang terkenal dengan kesempurnaannya dari mulai parasnya yang cantik aseli Indonesia tanpa permakkan, tubuhnya yang seksi tidak berlebihan tapi selalu tertutup rapi dengan pakaian pakaiannya yang sopan, hingga statusnya saat ini yang notabene seorang janda.
Serta pencapaiannya dalam karir yang selalu berhasil dengan project project yang ia tangani selama ini. Semua itu menjadi daya tarik tersendiri dari seorang Arasya Winston.
Terlebih lagi ia masuk ke perusahaan secara tiba tiba dan langsung menempati posisi yang tinggi, yakni sebagai pimpinan sekretaris direksi.
Kedekatannya dengan direktur yang tidak lain adalah Pratama Wira sang pewaris dari perusahaan tersebut, tak ayal menjadikannya sebagai superwoman yang disegani.
"Sil, cari profil dari mister jienxi, seberapa besar perusahaannya dan posisi dia saat ini."
" Apa hobinya atau apapun yang dia sukai kamu harus dapatkan informasinya sebelum kita sampai ditempat tujuan."
Ara langsung mendikte sekretarisnya dengan sederetan perintah, setelah ia menutup pintu mobilnya.
"Baik Bu segera saya cari tau".
Setelahnya Sisil sibuk dengan iPad di tangannya.
Sementara Ara menghubungi Tama, mengabarkan bahwa sebentar lagi ia sampai.
" Mister Jienxi adalah seorang pengusaha yang sukses membawa perusahaannya masuk kedalam deretan perusahan besar bukan hanya di hongkong tapi juga di seluruh daratan China, dan sekarang merambah ke pasar Jepang dan Korea. Posisinya saat ini adalah CEO dari perusahaan tersebut Bu"
Setelahnya Sisil terdiam dan terlihat bingung.
"Hmmm,, kenapa kamu diam? lalu informasi lainnya?" sela Arra dengan tatapan yang tak lepas dari jendela.
"Informasi lainnya gelap Bu, tak ada hobby atau pun kesukaan beliau yang terekspos ke publik, apalagi informasi pribadinya Bu."
"Ooh oke, bukan orang yang mudah rupanya, menarik." Selanya seraya menarik nafas panjang.
Didalam ruangan VIP di sebuah restoran mewah dalam sebuah mall, terlihat sosok Tama dan Arwin bersama tiga orang laki-laki warga negara asing, satu diantaranya sangat terlihat menonjol karena ia yang paling gagah diantara mereka.
Dan saat ini Ara tengah berada di tengah tengah para lelaki ini, dengan tanpa segan dan kepercayaan diri yang begitu tinggi, ia berhasil memukau seorang mister Jienxi yang terkenal sulit dan selektif dalam memilih rekanannya.
Caranya berinteraksi dan berbicara sangat elegan dan lugas, terlebih saat memaparkan point point penting yang menjadi tolak ukur kesuksesan dari kerjasama yang ditawarkan.
Tak sia sia ilmu yang ia dapatkan di luar negeri, gemblengan dari mendiang suami dan pengalaman kerja di perusahaan besar bergengsi serta pendidikan yang ditempuhnya, mampu membuatnya bersinar dalam karirnya.
Siapapun takan pernah mengira kalau ia berasal dari desa dan hanyalah seorang anak petani.
Selama pemaparannya, tatapan mister Jienxi tak lepas dari sosok Ara, ada sesuatu yang mengusik hatinya.
"Aromanya, matanya, bibirnya, hidung dan dagunya, aku yakin itu adalah dia. Tapi mengapa tatapannya begitu dingin, seolah olah dia tidak pernah mengenalku."
Sedangkan Ara, yang sejak tadi merasa jantungnya berdegup kencang, berusaha tetap tenang dan mengendalikan dirinya sesantai mungkin.
Ya, laki laki calon rekanan yang tengah ia lobi saat ini adalah seseorang yang pernah ia temui dulu di sebuah bar di Amerika. Saat ia baru saja kehilangan Jade sang belahan jiwanya, saat ia tengah hancur hancurnya, tenggelam dalam kesedihan dan kerinduan.
Saat itu di sebuah bar, Ara meminta bartender untuk memberikannya minuman yang kuat dan bisa membuatnya mabuk.
Karena ia yang telah bertahun tahun tinggal di luar negeri dan terbiasa dengan minuman beralkohol, terlebih ia sering minum disetiap pertemuan dalam menjamu klien kliennya sehingga ia tak mudah mabuk kalau hanya meminum wine atau whiskey.
Saat itulah Jienxi mendekatinya dan menawarkan minuman yang ia pesan.
Disanalah pertemuan antara Ara dan mister Jienxi.
Pertemuan yang tidak pernah terlupakan oleh mister Jienxi karena seorang wanita yang mampu membangkitkan gairahnya segila itu. Wanita yang selama ini membuatnya penasaran dan selalu ia cari jejaknya, dan ternyata disinilah dia berada setelah tiga tahun ia mencarinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!