Love'S ECHO
Bab1. HIRUK PIKUK KOTA NEW YORK!
Bab1. HIRUK PIKUK KOTA NEW YORK!
Kota New york yang padat dan sibuk!
Antrian macet dimana-mana pada sore hari.
Dalam salah satu mobil terjadi percakapan ibu dan putrinya.
ZEN Sinatra
Mom, kapan Ayah cuti?
Pearl Qu
Tunggulah berapa hari lagi, sayang.
ZEN Sinatra
Sight!( Menghela nafas ) Hidup ini sungguh membosankan!
Pearl Qu
Bisakah kau tidak membiasakan kalimat seperti itu?
Kumohon, jangan membuat ibumu tidak fokus menyetir karena kesal !
Zen hanya membuang wajah kesal pada jendela mobil.
Pearl Qu
Apakah kau lapar nak?
( Mencoba mencairkan suasana )
Wanita asia cantik berusia 45 tahun itu, melihat ke belakang dan mengambil satu bungkusan.
Pearl Qu
Nah, ini dia ada Kue Osmanthus kesukaanmu. Dan minuman lime mint.
Zen tersenyum senang dan merasa terhibur.
ZEN Sinatra
Wah! Thanks mom! Kau paling mengerti makanan favoritku.
Pearl Qu
You're welcome honey.
Sudah jadi kebiasaan menyiapkan bekal untuk dinner di dalam mobil saat macet panjang.
Kebetulan kali ini menjemputmu dari kampus.
ZEN Sinatra
Mom, sebetulnya apa sih pekerjaan ayah? Mengapa dia harus bekerja sejauh itu? Kenapa tidak di New York saja?
Pearl Qu
( Menghela nafas )
Mungkin sudah saatnya untuk mengetahuinya di usia dua puluh tahunmu kini.
Ayahmu adalah seorang musisi dan desainer.
Italia adalah tanah kelahirannya.
Disanalah dia mendapat banyak inspirasi pada musiknya.
ZEN Sinatra
Apa? ( Membesarkan mata ) Musisi dan desainer? Itu keren sekali.
ZEN Sinatra
Apakah karya-karyanya sudah banyak?
Pearl Qu
Sebetulnya sangat banyak.
Tapi baru-baru ini ada Album yang sedang dirilis untuk go publik, setelah sebuah perusahaan rekaman besar tertarik membelinya.
ZEN Sinatra
Waah! Kereeen! Aku penasaran!
Aku juga ingin seperti ayah. Menjadi musisi dan desainer.
Pearl Qu
Dukunganku selalu terdepan untukmu, nak.
ZEN Sinatra
Thanks mom.
( Senyum manis )
Zen mencari sesuatu di YouTube di hpnya.
ZEN Sinatra
Apakah mom menyadari kalau saat Ayah muda, dia setampan grup 3T?
Lihatlah foto mereka bertiga.
Zen memperlihatkan gambar tiga Pria Afro Muda nan Tampan di hpnya.
Pearl Qu
Tepat sekali. Mereka sangat sexy sekali! Para keponakan Michael Jackson!
ZEN Sinatra
Lihat, Wajah dan rambut Ayah mirip Tito Joe Jackson!
Itukah yang membuat mom jatuh cinta pada ayah?
Pearl Qu tersenyum, mengenang masa pertemuan dengan Jess Sinatra.
Pearl Qu
Hmmm … kami bertemu di acara amal kampus.
Ayahmu mengisi acara di panggung. Aku terpesona oleh suaranya.
ZEN Sinatra
Betapa romantisnya.
Mom, semoga aku bisa mempunyai kisah cinta yang indah seperti kalian.
Pearl Qu
Pasti sayangku. Aku juga harus punya Menantu yang amazing!
Dan merekapun melakukan tepuk High Five!
Pearl Qu
Aduh, mengapa lama sekali mereka untuk memajukan mobil?
ZEN Sinatra
Sabar mom. Oh aku punya ide.
Aku akan putar lagu dari 3T untuk mengenang Uncle Michael Jackson juga.
Intro lagu mulai terdengar meredakan kekesalan dan rasa bosan selama berjam-jam antrian macet.
ZEN Sinatra
Mom, ayo nyanyi!
Why does Monday come before Tuesday
Why do summers start in June
Why do winters come too soon
Why do people fall in love
When they're always breaking up, oh why …
Pearl Qu
Why do I love you, tell me why
…
Lirik demi lirik mengantar mereka berdua untuk bersabar di suasana hiruk pikuk kota NEW YORK.
(✿^‿^)(✿^‿^)(✿^‿^)
It's not like I can explain what's in my heart
It's just I feel a crazy pain with we're apart
I don't want to breathe
I don't want to think
I don't want to love
I don't want to do anything
(✿^‿^)(✿^‿^)(✿^‿^)
ARTEFAK UNDANGAN
Sesampainya di depan rumah, Pearl Qu berniat memarkirkan mobil di garasi, namun panggilan telepon di dalam tasnya berdering.
Dengan sigap tangannya mengeluarkan telepon genggam itu sambil melihat layar penelpon.
Pearl Qu
Yes, Hello. Dengan siapa ini?
Terdengar desir angin dan suara pria berwibawa.
Penelpon
Dengan Mrs Qu Sinatra?
Penelpon
Ada Artefak Berharga untuk anda.
Pearl Qu
Maaf, dengan siapa ini?
Penelpon
Kembalilah ke Gunung Kun Lun. KLIK!
( Terputus )
Pearl Qu
Hello! Hello! Apa maksudnya gunung Kun Lun?
Dari kejauhan di depan teras rumah, Zen memanggil ibunya.
ZEN Sinatra
Mom, ada paket untukmu!
Pearl Qu
Orang dan paket yang misterius!
( Bergumam sendiri. )
Pearl tidak jadi memarkirkan mobilnya ke garasi. Wanita itu keluar dari mobil dengan terburu-buru.
ZEN Sinatra
Ini paketnya mom.
Tapi ringan dan seukuran buku ya?
Apa jangan-jangan sebuah buku kuno? Buku sihir?
Pearl Qu
Jangan terlalu banyak berkhayal nak.
Ibu hanya menyelidiki artefak yang otentik dan berkualitas.
Pearl membuka kunci rumah dan masuk ke dalam diikuti Zen.
Sesampainya di ruang kerja …
Pearl Qu
Mari kita lihat dan bongkar!
Setelah membuka pembungkus ...
ZEN Sinatra
Ah! Cuma kotak kayu?
Pearl Qu
Ini … ini seperti Token yang aku kenal, tapi dimana?
ZEN Sinatra
Sebuah token? Lihat ada liontin sebesar bola kasti.
Terbuat dari batu Giok dan berukir gambar kura-kura.
Ada huruf-huruf Tiongkok. Sayang aku tidak mengerti.
Pearl Qu
Tertulis “ Seorang pengembara yang baik tidak memiliki rencana dan tidak punya maksud untuk datang. “
Ditulis oleh Lao Tzu. Seorang pendiri ajaran Taoisme dan merupakan ahli filsafat yang terkenal pada masanya.
ZEN Sinatra
Apa makna tulisan itu, mom?
Pearl Qu
Ini memiliki makna filosofis yang mendalam. Ini merujuk pada konsep Taoisme tentang "Wu Wei" atau "tidak berbuat."
ZEN Sinatra
Wow! Rumit sekali. Aku tidak mengerti mom. 🤔🤷🏾♀️
Pearl Qu
Dalam konteks ini, seorang pengembara yang baik adalah seseorang yang mengikuti aliran hidup, tidak terikat pada rencana atau tujuan tertentu, dan membiarkan dirinya dibawa oleh pengalaman.
Ini adalah cara untuk sepenuhnya menikmati perjalanan hidup, bukan hanya fokus pada tujuan atau destinasi.
ZEN Sinatra
Oh begitu ya? Tapi masih sulit dimengerti.🙆🏾♀️
Mom …?
Zen melihat ibunya seperti mematung.
Pearl Qu
A-aku seperti mengenal Token ini, t-tapi dimana? Oh kepalaku seolah berputar!
Pearl menutup telinganya seolah mendengar bisikan silih berganti.
ZEN Sinatra
Mom, ada apa?!
Zen memeluk tubuh ibunya yang mulai limbung.
Dalam hitungan detik, memori Pearl Qu terbuka memori masa lalu saat dia menjadi Dewi suku imortal.
Gambar demi gambar berlalu, suara-suara yang ia kenal silih berganti.
Hingga mendengar satu nama …
“ PUTRI QU ZI YING! “
Mata wanita itu terbelalak.
Zen menjadi cemas
ZEN Sinatra
Mom! Kau tidak apa-apa? Aku akan panggilkan One Nine Nine!
Tiba-Tiba tangan wanita itu memegang tangan Zen.
Tatapannya kini sangat berbeda lebih tenang.
Pearl Qu
Jangan putriku. Ibu mu tidak apa-apa.
Pearl Qu
Begitulah kisah ibu, nak.
ZEN Sinatra
Jadi mom adalah Putri Raja Suku Angin di gunung Kun Lun yang menginginkan kehidupan bebas seperti manusia biasa?
Pearl Qu
Benar. Dan kakekmu memberi ramuan pelupa ingatan jati diri.
ZEN Sinatra
Semua karena Ayah?
Pearl Qu
Awalnya bukan.
Aku hanya senang melihat para gadis kuliah dan mereka yang bekerja di kantoran.
Sepertinya ada sense yang berbeda dari sekedar menjadi Dewa-Dewi abadi.
ZEN Sinatra
Mom, apakah artefak itu dari Kakek?
Pearl Qu
Ya. Pertanda ibu harus kembali.
ZEN Sinatra
Well, asik juga punya ibu dan kakek dari Suku Dewa, hehehe!
Pearl Qu tersenyum dan mencubit pipi putri semata wayangnya itu.
SEBUAH KEKECEWAAN
ZEN Sinatra
Tetapi, Kalau ibu pergi …Aku tinggal dengan siapa?
Pearl Qu
Tentu saja dengan ayahmu.
Pearl Qu
Tapi, ibu akan pertimbangkan kembali.
ZEN Sinatra
Kalau begitu, cobalah telepon Ayah.
Tiba-Tiba telepon berdering …
Penelpon
Apakah ini dengan Mrs Jess Sinatra?
Penelpon
Maaf nyonya. Terpaksa saya memberi informasi buruk tentang suami anda.
Pearl Qu
Ada apa dengan suamiku?!( cemas )
Penelpon
Baru saja terjadi angin typhoon di daerah Tuscani Italia.
Dan suami anda termasuk daftar orang hilang.
Pearl menutup mulutnya untuk tidak berteriak sedih. Matanya berkaca-kaca.
ZEN Sinatra
Mom! Kenapa Ayah?!
Zen memandang ibunya yang masih dalam berdoa, duduk bersimpuh dengan busana berkabung putih.
Zen dibesarkan dalam budaya Amerika modern, tanpa sentuhan budaya Tiongkok.
Namun dia melihat sikap sang ibu sangat berbeda jauh dari yang selama ia kenal.
ZEN Sinatra
Mom, aku sudah siapkan makan malam kita.
Apakah mom akan terus begini? Ini sudah hari ketiga.
Namun sang Ibu tidak bergeming.
ZEN Sinatra
Mom, aku makan malam duluan ya?
Dengan perasaan kecewa, Zen makan dengan rasa kesepian untuk kesekian kalinya.
Ditambah kegalauan kabar sang Ayah tidak kunjung tiba dari Tim SAR.
Ternyata mempunyai ibu seorang Dewi Abadi Pun tidak merubah apapun atau istimewa.
Tiba-Tiba Pearl muncul dari kamar tidurnya dan duduk untuk makan malam bersama.
Mimik wajahnya seolah tidak ada masalah apa-apa.
Zen hanya terheran-heran.
Pearl Qu
Pikiran yang jengkel tidak lebih tajam atau jernih daripada pikiran yang diam.
ZEN Sinatra
Mom, apakah semua baik-baik saja?
Pearl Qu
Semua akan baik-baik saja.
Maafkan kalau ibu membiarkanmu kesepian selama tiga hari.
ZEN Sinatra
Apa yang sebenarnya mom lakukan selama ini, tanpa makan dan minum?
Pearl Qu
Itu namanya proses meditasi.
Pearl Qu
Nak, ibu ingin bicarakan sesuatu denganmu.
Pearl Qu
Ibu memutuskan untuk kembali ke Gunung Kun Lun.
ZEN Sinatra
Okay. Lalu? Bagaimana dengan diriku dan menunggu kabar tentang Ayah?
Pearl Qu
Ibu akan membawamu, apapun yang terjadi disana, Kita tetap bersama.
ZEN Sinatra
Holy grab! Maksudmu aku akan dibawa ke alam Dewa Dewi, begitu?
ZEN Sinatra
Dengan terbang? Seperti Superman?
Pearl Qu
Tentu saja ke daratan Tiongkok harus dengan pesawat terbang!
ZEN Sinatra
Mom, apakah ...
Pearl Qu
Jangan banyak tanya lagi.
Zen memasang wajah merengut
ZEN Sinatra
Aku harus menulis surat izin ke kampus dan melunasi pinjaman pada teman.
Pearl Qu
Pinjaman?!
Apakah uang yang ibu kirim belum cukup?
Apa yang kamu lakukan dengan pinjaman itu?
ZEN Sinatra
Aku ikut kursus tambahan mom.
Kursus tentang …
Pearl Qu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menghela nafas.
Pearl Qu
Kita akan berangkat dua hari kedepan, ke Beijing!
Pearl Qu
Tuntaskan tugas-tugasmu yang belum selesai.
Dan tidak usah membuat surat izin. Tapi langsung saja permohonan keluar kampus!
ZEN Sinatra
Keluar kampus?!
Mom, kuliah ini sangat penting untukku. Aku tidak bisa …
Pearl Qu
Kau tetap harus ikut denganku dan menetap di Gunung Kunlun!
Tanpa berkata banyak, Zen berdiri dan melangkah memasuki kamar tidur sambil menutup pintu dengan keras.
Suasana BANDARA INTERNASIONAL JOHN F. KENNEDY yang sangat sibuk dan padat, membawa Zen dan ibunya ke penerbangan tujuan BEIJING.
Zen memandangi samudra awan dari balik jendela pesawat terbang penumpang.
Pikiran dan hatinya masih berkecamuk karena meninggalkan kuliah dan kampusnya dengan terpaksa.
Sesekali ia memandangi wajah ibunya yang terlelap dengan tenang.
ZEN Sinatra
... Pantas saja jika ibuku sangat cantik dan awet muda.
… Apakah dia berubah menjadi seorang Dewi Gunung Kunlun yang egois ..?
… Entahlah, apakah aku kini sedang kecewa atau ikhlas menuruti segala kemauannya …
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
