NovelToon NovelToon

Istri Sang CEO

Pertemuan Pertama

Seorang gadis cantik dengan gaun malam yang cukup seksi datang ke sebuah pesta bersama seorang pria tua. Wajahnya yang cantik membuat semua mata tertuju padanya. Tapi sayangnya gadis itu malah menggandeng pria tua yang sangat tidak sesuai dengannya.

"Selamat malam tuan Aryo." sapa salah seorang menyambut kedatangan pria tua itu.

"Oh, selamat malam juga Tuan Cristof." balas pria tua yang bernama Aryo Natawijaya.

"Anda sangat beruntung sekali malam ini bisa bersama seorang wanita cantik." ucap salah seorang yang juga ada di sana.

Semua orang tahu jika Aryo Natawijaya adalah seorang duda yang sudah lama di tinggal mati istrinya dan tiba-tiba malam ini datang dengan menggandeng seorang wanita muda dan cantik.

"Tentu saja. Perkenalkan ini Elisa, putri ke dua ku." kata Aryo yang membuat Cristof dan yang lainnya terkejut.

Mereka tidak menyangka jika Aryo memiliki dua orang anak perempuan. Yang mereka tahu hanya satu, yang sudah menikah satu tahun yang lalu.

Setelah berbasa basi sebentar Aryo pergi menemui rekan bisnisnya yang lain dan sengaja meninggalkan Elis bersama Cristof dan yang lainnya.

"Maukah kau berdansa dengan ku Elis ?" tawar Cristof dengan lembut mengajak Elis untuk berdansa.

"Tidak, terima kasih." jawab Elis dengan ketus kemudian pergi karena merasa tidak nyaman di tatap dengan penuh nafsu oleh para pria yang ada di sana.

Elis pergi ke toilet untuk membetulkan pakaiannya. Sungguh dia merasa tidak nyaman memakai gaun seperti ini. Membuat kulitnya kedinginan.

"Baju sialan." Elis berusaha menaikkan gaun di bagian dadanya yang rendah.

Setelah dari toilet, Elis kembali lagi ke aula pesta dan lagi-lagi bertemu pria yang menatapnya dengan tatapan penuh nafsu.

"Boleh aku berkenalan dengan mu nona ?" sapa salah seorang pria saat Elis sedang mengambil minuman.

Elis yang tidak suka langsung pergi dan mengabaikan pria itu. Namun pria itu tetap mengikutinya.

"Aku akan membayar mu doble jika kau ingin bermalam dengan ku." kata pria itu yang membuat Elis menghentikan langkahnya.

Pria itu tersenyum penuh kemenangan karena menyangka Elis akan menerima tawarannya. Elis kemudian berbalik dan tiba-tiba menyiram pria itu dengan minuman di tangannya.

"Aku bukan pelacur !" kata Elis dengan nada marah.

Elis yang sangat kesal di anggap seperti wanita yang bisa di bayar berjalan dengan cepat meninggalkan aula pesta, namun karena ia berjalan tidak melihat-lihat malah menabrak seseorang.

"Astaga."

Elis tersiram minuman sehingga gaunnya basah dan kulitnya terasa lengket.

Elis kemudian melihat pria yang ia tabrak tadi, bermaksud ingin minta maaf karena tahu memang salahnya tapi apa yang di ucapkan pria itu berikutnya malah membuat Elis jadi kesal.

"Aku tidak akan minta maaf karena bukan salah ku." kata pria itu dengan sombongnya.

Dengan perasaan dongkol Elis pergi dari hadapan pria itu. Terpaksa dia harus ke toilet lagi untuk membersihkan kulitnya yang lengket.

Elis mengumpat kesal sambil membersihkan gaunnya. Sungguh dia tidak menyangka akan mengalami nasib yang begitu sial malam ini.

Elis terkejut ketika keluar dari toilet dan bertemu dengan pria yang ia tabrak tadi.

"Pakai ini." pria itu menyerahkan baju jas yang ia pakai.

Mau tidak mau Elis terpaksa menerima dan memakai baju pria itu dari pada tubuhnya kedinginan dan sangat tidak nyaman.

"Ayo, aku akan mengantar mu pulang." lanjut pria itu yang membuat Elis langsung menatap curiga.

Gedung Pencakar Langit

Elisa Natawijaya adalah putri Aryo Natawijaya dari pernikahan yang diam-diam dengan seorang wanita yang berasal dari Negara Pakistan. Meskipun sudah bercerai namun hubungan keduanya cukup baik. Aryo sering mengunjungi Elis yang tinggal bersama sang ibu di Pakistan. Bahkan seluruh biaya pendidikan kuliah Elis di luar negeri semuanya di tanggung oleh Aryo. Beberapa bulan yang lalu ibu Elis meninggal dunia, dan Aryo meminta Elis untuk tinggal bersamanya.

Elis mewarisi kecantikan sang ibu, memiliki mata bulat dan hidung yang mancung dengan wajah khas keturunan Pakistan membuat kecantikan Elis berbeda dari wanita lainnya.

"Terima kasih." ucap Elis masih dengan nada ketus sebelum keluar dari mobil yang ia tumpangi.

Ya, setelah menimbang-menimbang akhirnya Elis menerima tawaran dari pria asing tadi untuk mengantarkannya pulang. Meskipun pria itu sangat menyebalkan tapi hanya pria itu yang tidak menatapnya dengan mesum. Jadi Elis merasa aman jika pulang bersamanya.

Sebelum melangkah masuk kedalam rumah, tiba-tiba Elis teringat sesuatu dan dia kembali mengetuk kaca jendela mobil yang hampir berjalan itu.

"Kemana aku harus mengembalikan baju ini nanti ?" tanya Elis yang sebenarnya enggan untuk menanyakan nama pria itu.

Tanpa menjawab pertanyaan Elis, pria itu langsung memberikan sebuah kartu nama. Elis mengambil kartu itu, kemudian mobil pria itu langsung pergi.

"Louise Mahendra Maxim, CEO Boison Grup." Elis membaca nama di kartu tersebut.

Ia kemudian menggedikkan bahunya. Entahlah, dia tidak mengenal siapapun di negara ini selain ayah dan kakaknya karena Elis baru satu minggu pindah ke sini.

Sementara itu Aryo tersenyum penuh arti ketika tadi ia tidak sengaja melihat Elis pergi bersama dengan seorang pengusaha muda nomor satu kota ini.

Louise adalah seorang CEO di perusahaan Boison Grup, sebuah perusahaan raksasa yang sangat terkenal di negara ini dan negara Eropa. Boison Grup juga memiliki beberapa perusahaan cabang di negara-negara Asia.

Meskipun Louise masih muda dan belum menikah, namun sebenarnya pria itu bukanlah target Aryo untuk dijadikan suami Elis. Aryo sangat tahu jika Louise bukanlah orang sembarangan yang bisa di singgung. Tapi, jika benar Louise menyukai putrinya, mungkin itu merupakan sebuah keberuntungan untuknya.

Jiwa serakah Aryo mulai meronta dengan membayangkan keuntungan-keuntungan yang bakal ia dapat jika memang nanti Elis menikah dengan Louise. Tanpa memikirkan apa akibatnya jika sekali saja ia melakukan kesalahan dan menyingung Louise.

"Maaf pa, tadi malam aku pulang dulu." kata Elis saat mereka sedang sarapan.

"Iya, papa sudah tahu." jawab Aryo.

"Jadi kapan kalian akan bertemu lagi ?" tanya Aryo lagi.

Dia sangat berharap Elis dan Louise memiliki hubungan lebih lanjut.

"Hah ?" Elis bingung apa maksud pertanyaan papanya.

"Dia mengantar mu pulang tadi malam. Pasti kalian berjanji untuk bertemu lagi kan ?" tanya sang papa penuh harap.

Elis memutar bola matanya mendengar kalimat sang ayah. Dia memang akan bertemu lagi dengan pria yang mengantarkannya tadi malam, tapi hanya untuk mengantarkan baju milik pria itu. Bukan untuk yang lain.

Saat keduanya sedang sarapan, seorang wanita datang dan langsung duduk di meja makan.

"Pagi pa, pagi Elis." sapa wanita itu yang tak lain adalah putri pertama Aryo, Lidia.

Aryo tersenyum menyambut kedatangan putri pertamanya. Berharap Lidia datang membawa kabar gembira.

Usai sarapan Elis bermaksud untuk pergi ke perusahaan Boison Grup, ingin mengembalikan baju Louise tadi malam yang sudah di cuci oleh pelayan. Dia tidak suka menyimpan atau berurusan lama-lama dengan orang yang tidak dianggapnya penting.

Elis menatap bangunan tinggi di depannya. Ia sungguh tidak menyangka jika pria tadi malam merupakan CEO dari Gedung perusahaan pencakar langit itu.

Putri Pengusaha Licik

"Permisi, aku ingin bertemu dengan ..." Elis menjeda ucapannya. Ia lupa siapa nama pria itu.

"dengan Tuan Louise." sambungnya setelah melihat kartu nama di tangannya.

"Maaf, apa anda sudah membuat janji ?" tanya staf di lobi perusahaan.

"Belum."

"Maaf nona jika ingin bertemu dengan tuan Louise anda harus membuat janji lebih dulu."

"Kalau begitu aku titipkan di sini saja. Tolong berikan ini padanya." putus Elis.

Sungguh malas jika dia harus membawa baju jas itu pulang dan membuat janji lagi. Lebih baik dia titipkan saja. Toh baju itu akan sampai juga ke tuannya.

"Baik." jawab staf lobi menerima papar bag yang di berikan Elis.

"Maaf, dari Nona ?"

"Dari Elis Natawijaya." sebenarnya Elis enggan menyebutkan namanya tapi staf sudah bertanya.

"Terima kasih." lanjut Elis kemudian segera pergi dari sana dan menganggap urusannya dengan pria itu sudah selesai.

Sementara itu di lantai tertinggi gedung itu, lebih tepatnya di ruangan CEO, Louise sedang fokus dengan pekerjaan yang seperti tidak akan ada habisnya.

Louise baru menghentikan pekerjaannya ketika asisten pribadinya datang.

"Ini informasi yang anda minta tadi malam." Robby menyerahkan sebuah berkas kepada Louise.

"Wanita itu tadi datang ke sini untuk mengembalikan baju anda." beritahu Robby selanjutnya sambil meletakkan sebuah paper bag di atas meja kerja sang CEO.

Louise menatap Robby seakan terkejut mendengar apa yang baru saja asistennya sampaikan.

"Mengapa dia tidak menemui ku ?" tanya Louise.

"Maaf tuan, sebenarnya dia ingin menemui anda, tapi dia harus membuat janji terlebih dahulu sesuai prosedur perusahaan. Jadi, dia hanya menitipkan pada staf lobi." jawab Robby apa adanya.

Louise mengalihkan pandangannya sambil menentukan kaca matanya. Dia lupa setiap orang yang ingin bertemu dengannya harus membuat janji terlebih dahulu. Padahal peraturan itu dia sendiri yang membuatnya.

"Kau boleh pergi." perintah Louise.

"Baik, tuan."

Setelah Robby pergi, Louise segera membuka berkas yang ada di berikan oleh Robby tadi. Informasi tentang wanita tadi malam. Yaitu wanita yang sama yang ingin menemuinya pagi ini.

"Elisa Natawijaya" Louise membaca sebuah nama dan di sampingnya terdapat sebuah foto dengan wajah yang sama seperti yang dilihatnya tadi malam.

Dalam hati Louise mengakui jika Elis cantik. Bahkan benar-benar cantik menurutnya. Belum pernah dia tertarik dengan kecantikan wanita seperti ini sebelumnya, sampai membuat Louise ingin mencari tahu tentang wanita itu.

Kemudian Louise melanjutkan lagi membaca informasi tentang Elis yang merupakan putri dari Aryo Natawijaya. Seorang pengusaha yang terkenal sangat licik. Aryo memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media dan informasi.

Sudah menjadi rahasia umum jika Aryo sering memeras para pengusaha atau para pejabat yang terlibat scandal dengan mengancam menyebarkan berita, video atau foto scandal mereka. Tak tanggung-tanggung, Aryo bahkan meminta sejumlah uang sampai miliaran rupiah sebagai uang tutup mulut.

Meskipun mereka tahu apa yang Aryo lakukan itu salah, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa karena Aryo memegang kartu hitam yang akan membuat mereka jatuh bangkrut atau kehilangan jabatan. Sehingga mereka memilih menuruti dan memberikan uang agar scandal mereka tidak terbongkar.

Di kediaman Aryo Natawijaya.

"Ini sudah hampir satu tahun Lidia, apa kau tidak mendapatkan sesuatu dari Firman atau dari keluarganya ?" tanya Aryo.

Lidia dan Firman sudah hampir satu tahun menikah. Saat itu Aryo sengaja menyuruh Lidia untuk menggoda dan menjebak Firman yang merupakan putra dari seorang pengusaha kaya.

"Tidak ada pa. Sebagian besar waktu Mas Firman bahkan dihabiskan dengan bekerja. Jadi mana mungkin dia sempat selingkuh." jawab Lidia apa adanya.

"Apa kau yakin ? jangan kau sudah jatuh cinta dengannya ?" tanya Aryo curiga.

Takut jika Lidia mencintai Firman dan Lidia hanya melihat kebaikan dari pria itu.

Lidia menghela napas lalu menggeleng menjawab pertanyaan sang ayah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!