Lizza terlahir di keluarga yang tidak terlalu kaya, memiliki kakak dan adik laki-laki. Sebagai anak kedua juga merupakan seorang perempuan, orangtua nya tidak terlalu berekspektasi dengan pendidikan nya, namun dengan tekad yang kuat dan kerja keras hingga tetes darah penghabisan, Lizza akhirnya menghabiskan Pendidikannya sebagai seorang dokter dan bekerja di sebuah rumah sakit dengan akreditasi A di kota nya. Setidaknya
dengan usaha yang gila-gilaan akhirnya dia dapat merubah kondisi hidup nya. Diusia yang tergolong muda, Lizza telah memiliki gelar "Dokter terbaik" di rumah sakit tempat dia bekerja, dengan kerja keras siang dan malam.
Karena sifatnya yang workhaholic, Lizza mengidap insomnia parah. Saat menceritakan kondisi nya pada seorang
teman, temannya menyarankan dia untuk membaca sebuah novel untuk merelax kan pikiran nya dari “pikiran tentang pekerjaan” dan temannya merekomendasikan sebuah novel yang sedang viral saat ini.
Lizza mulai membaca novel yang berjudul “Aku adalah Seorang Putri” yang sedang viral itu. Cerita nya tentang gadis bangsawan bernama Angela Frozky yang merupakan putri dari seorang duke, protagonis wanita tersebut digambarkan sebagai seorang gadis sempurna yang menemukan cinta sejati nya dengan putra mahkota bernama Rozen Light. Dan tentunya dalam sebuah cerita selalu ada karakter antagonis yang menyebalkan dan menjadi saingan si karakter utama wanita. Karakter antagonis ini Bernama Lizra Ashborn yang merupakan
tunangan putra mahkota. Terjadi intrik perebutan kekuasaan dalam istana antara putra mahkota dan pangeran kedua, Lizra merupakan putri duke Ashborn salah satu duke yang ternama di Kerajaan tersebut, karena cemburu yang berlebihan terhadap Angela yang lebih dicintai putra mahkota di banding Lizra, akhirnya Lizra bekerja
sama dengan Pangeran kedua untuk menjatuhkan putra mahkota dan membunuh Angela. Namun, hal itu diketahui oleh pihak putra mahkota sehingga pangeran kedua dibunuh saat kudeta yang dilakukan oleh pangeran kedua dan Lizra di tangkap kemudian di jatuhi hukuman mati. Akhir cerita, Rozen Light dan Angela Frozky berakhir hidup Bahagia menjadi Raja dan Ratu Kerajaan Eldoria.
“Cerita yang membosankan” celutuk gadis Bernama Lizza saat membaca novel tersebut dikamarnya. Saat itu Lizza mendapatkan libur shift. Lizza iseng mengambil handphone nya dan mengecek rating novel tersebut. “Ah, Gila…! Rating novel bodoh ini paling tinggi?! Huh” Lizza melempar novel tersebut sembarangan kea rah meja kerja yang di kamar, Novel tersebut terperosok ke bawah meja, Lizza mengabaikannya dengan kesal dia
mengambil botol obat tidur di meja samping ranjangnya dan meneguk beberapa butir obat. Obat insomnianya yang sudah masuk kategori berat.
Beberapa bulan setelah meninggalkan novel “Aku adalah Seorang Putri” tersebut dan mulai melupakan cerita nya, Lizza kembali ke rutinitas nya yang padat dan kembali bergelut dengan insomnianya. Karena tekanan pekerjaan dan masalah keluarga, Lizza mulai mengkonsumsi obat agar dapat tidur beberapa jam, namun Insomnianya semakin parah, kondisinya semakin mengerikan sehingga suatu waktu Lizza mengkonsumsi obat berlebihan dan meninggal di apartemennya setelah lembur beberapa hari.
Saat itu jiwa Lizza melayang dalam kegelapan, dia tidak tahu harus kemana dalam kegelapan yang pekat itu. Lizza mulai menangisi dirinya dan nasib nya berakhir menyedihkan karena mati overdosis obat tidur. Dalam keheningan dan kegelapan tersebut, Lizza bahkan tidak mengetahui berapa lama dia berada di tempat yang tidak di ketahuinya itu.
“Hei…”
Lizza benar-benar putus asa dalam kegelapan sehingga mulai mendengarkan suara memanggilnya. Dia menutup matanya dalam kesedihan dan mulai berfikir dirinya sedang berhalusinasi.
“Hei, Lizza…”
Suara tersebut semakin jelas, itu bukan halusinasi, seseorang memanggil namanya. Lizza membuka matanya perlahan dan melihat seorang wanita duduk disampingnya sedang memandangnya dengan seksama. Wanita itu memiliki tatapan yang tajam dan dia sangat cantik, mata nya merah menyala dan berambut hitam Panjang. Wanita yang elegan, dia seperti seorang model professional yang menggunakan gaun ala seorang bangsawan.
“Siapa?” Lizza terbangun dan spontan menjauhkan diri dari wanita itu. Sejenak Lizza mengira dia hantu
seorang putri yang mati penasaran.
Wanita itu tersenyum dan berjalan mendekati Lizza yang terpaku, Lizza tersadar lalu Kembali menjauh.
“Hei, kenapa kau mendekatiku? Bagaimana kau tahu namaku?” Lizza bicara dengan lantang kearah wanita tersebut.
“Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu…” seru wanita itu. Ekspresinya terlihat mengerut, dia terus mendekatiku dan memegang pundakku. “Apa kau ingin keluar dari kegelapan ini?” tanya nya.
“Ha? Bagaimana caranya?” tanya Lizza penasaran, dia sudah mulai gila dalam kegelapan yang cukup lama.
“Kau harus hidup Lizza Brown!” serunya mantap.
“Apa? Hey, Lupakan omong kosong mu, bagaimana kau tahu namaku?” Lizza mulai curiga
“Aku sudah lama memantau hidup mu”
“HA? KAU GILA!” seru Lizza spontan kemudian berfikir lagi “Apa kau Tuhan? Haha… bahkan saat hidup aku tak mendapatkan kemudahan dan keajaiban, apakah setelah mati aku bisa mendapatkan hal seperti itu? Bahkan bertemu Tuhan?” Lizza memegang kepala nya dan mulai tertawa terbahak-bahak. Dia mulai gila.
Wanita itu menepuk pundakku, dia tersenyum. “Kau lucu sekali. Tentu saja aku bukan Tuhan” Dia terkikik.
“Kau mempermainkanku!” Lizza mulai kesal, dia melepaskan tangan wanita itu dari pundaknya.
“Lizza dengarkan, Aku bukan Tuhan…Tapi aku bisa menjamin kau dapat hidup kembali kedunia”
“Apa? Kau bukan Tuhan tapi bisa menjamin untuk menghidupiku Kembali? Omong kosong!”
“Aku hanya perlu jawaban ‘Iya’ atau ‘Tidak’, Lizza” serunya dengan nada serius.
“Iya, tapi bagaimana?”
“Baiklah, kita sepakat!” wanita itu mendorongnya keras, Lizza berteriak dengan hebat karena terjatuh di lorong hitam yang mengerikan “Hiduplah, Lizza. Buat cerita yang baru, aku percaya kau pasti bisa!” suara wanita itu mengaung dalam lorong hitam menyeram kan tersebut.
“WANITA GILAAAAA! TOLOOOONGGG”
teriak Lizza kemudian pingsan.
***
“Nona… bangunlah…” Seorang gadis pelayan duduk di kursi yang berada di samping tempat tidur seorang wanita yang sedang terbaring. Gadis itu sedang menangis sesegukan, menggenggam tangan wanita yang terbaring di tempat tidur. Jemari wanita yang sedang di genggam gadis pelayan itu perlahan bergerak, gadis pelayan tersebut tersentak, dia berhenti menangis.
“NONA, ANDA AKHIRNYA BANGUN!”
Wanita itu perlahan membuka matanya, dia terlihat bingung, perlahan dia duduk kemudian memperhatikan sekitarnya, dia terlihat kaget.
“Nona? Katakan saja padauk jika ada yang sakit.” gadis pelayan itu terus bertanya dengan khawatir.
Wanita itu memegang kepalanya, dikepala nya klip film berputar dan sepertinya tumpah oleh kenangan seorang wanita. Wanita yang bersamanya di ruang gelap tersebut. Wanita itu mengerjabkan matanya, dia merasa pusing.
“Hei… Berikan aku minum dan bawakan aku cermin” seru wanita itu serak lalu menoleh ke arah si gadis pelayan.
“Baik, Nona.” Gadis pelayan itu menghapus airmata nya kemudian lari kearah meja di ruangan itu dan mengambil
air minum lalu membawakan cermin kecil. Dia datang dan menyerahkan air minum kepada wanita itu, wanita itu meneguk air minum terlihat kehausan. Wanita itu menyerahkan gelas kosong itu Kembali kepada si gadis pelayan. Dia mengambil cermin kemudian jatuh pingsan Kembali.
“NONA!!!” Gadis pelayan itu terkejut dia memanggil nonanya agar terbangun dan terus menggoyangkan badan
nya. Wanita itu Kembali membuka mata nya setelah beberapa kali di panggil.
“Hentikan…” seru wanita setengah berbisik, “Kau. Siapa namamu?”
“Nonaa… Hiks… Kau bahkan melupakan nama Ezra… Hiks” wanita itu kembali sesegukan kemudian menghapus
airmata nya dengan ujung lengan bajunya.
“Siapa namaku, Ezra?”
“Eh?” Ezra mengerjabkan matanya, dia terlihat khawatir pada nona nya “Nona adalah Putri Duke Ashborn, Lizra
Ashborn”
“Apa?” Lizza yang terbangun dalam tubuh wanita yang dia temui di ruang gelap terkejut dengan nama Lizra Ashborn. “Lizra Ashborn?”
Ingatan Lizza kembali hidup saat dia membaca sebuah Novel “Aku adalah Seorang Putri” kemudian dia melempar novel tersebut ke pojok meja dan akhirnya terjatuh di bawah sudut meja.
“Ahahhaa… what the Fuck!” Lizza tertawa kesal. “WANITA SIALAN! INI YANG KAU SEBUT HIDUP?” teriak Lizza hingga suara nya menggelegar didalam ruang kamar yang besar itu.
“No..na.. a..anda ba..baik-baik saja, kan?!” seru Ezra, suara nya bergetar dengan tangan bergetar dia memegang Pundak nonanya yang kaku karena marah.
“Aku tidak apa-apa, Ezra! Hanya bermimpi buruk saja. Ngomong-ngomong, aku sudah tidur berapa lama?”
“2 hari, nona”
“Apa?”
“Anda jatuh pingsan setelah minum racun Exoce yang dosis nya telah anda naikkan” Lizza yang sekarang berada dalam tubuh Lizra merengut, terlihat kesal namun tidak tahu harus bagaimana. Dalam ingatan Lizra saat Lizza terbangun, Lizra kerap kali minum racun dengan dosis kecil agar tubuh nya terbiasa dengan racun. Kehidupan bangsawan yang penuh intrik, minum racun seperti sudah biasa di lakukan di tempat ini.
Lizra menghembuskan nafasnya Panjang...
***
POV Lizra
Aku hanya bisa menarik nafas panjang. Saat aku baca novel
“Aku adalah Seorang Putri” yang ku anggap cerita bodoh, namun sekarang aku masuk dalam cerita bodoh tersebut dan lebih buruk nya masuk kedalam tubuh
pemeran antagonis nya. Aku tidak menyangka wanita yang ku temui di tempat gelap itu adalah Lizra Ashborn, Antagonis wanita yang di hukum mati. Ah, hidup ku begitu pelik. Setelah mati karen overdosis obat tidur sebagai Lizza Brown dan sekarang akan mati sebagai pengkhianat Kerajaan sebagai Lizra Ashborn.
“Hentikan itu, Ezra. Tangisan mu bikin aku sakit kepala” seruku sedikit kesal dan wanita itu langsung berhenti menangis, sekarang wajah nya terlihat senang dan mata nya berbinar-binar. Wanita aneh dengan mood swing berlebihan. Aku harus cepat beradaptasi dengan status baru di kehidupan baru yang baru kusadari setelah membuka mata. Aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam dan mempertanyakan kenapa Lizra menarik ku yang sudah mati dan menggantikannya untuk hidup sebagai Lizra yang memiliki akhir tragis. Apa dia ingin aku mati dua kali? Ya Tuhan, kenapa nasib ku harus seperti ini?
“Ezra, siapkan aku makanan, aku lapar”
“Siap Nona!” Ezra sekejap menghilang dari pandangan Lizra.
Perlahan Lizra mengingat kembali tempat dan sitausinya seperti mempertontonkan ingatan Lizra dari kecil hingga terakhir. Lizra cukup sempurna sebagai putri semata wayang duke Ashborn, karena kerja keras sedari kecil, dia memiliki kecerdasan melebihi orang lain, dia cepat menguasai suatu hal dengan cepat sehingga dia tidak membutuhkan waktu lama
untuk menguasai ilmu beladiri terutama ilmu pedang. Bisa dikatakan, selain pekerja keras Lizra adalah manusia berbakat yang muncul beberapa ratus tahun sekali. Seseorang dengan karakter sempurna. Tapi dia akhir nya mati karena cemburu buta. Wanita gila.
Saat ini, Lizra berusia 17 tahun, dalam novel yang ku baca status Lizra belum menjadi tunangan Rozen Light. Setelah pingsan karena meningkatkan kadar racun yang di konsumsinya, Lizra akan ke Utara untuk membantu pembasmian monster bersama Duke dari Utara, Theodore Winslow. Salah satu swordmaster di Kerajaan Eldoria.
***
Pagi yang indah di Kerajaan Eldoria terutama di Villa Ashborn di tengah kota Eldoria. Para pelayan terlihat sibuk.
“Ezra, kenapa hari ini sibuk sekali?” Lirza yang duduk minum teh pagi nya penasaran dengan kesibukan yang ada di duchy nya.
“Nona lupa? Nanti malam ada acara di Istana Kerajaan. Sebagai Putri Duke, tentunya Nona harus hadir” seru Ezra dengan senyuman polosnya sembari menuangkan
Kembali teh di gelas Lizra yang sudah kosong. Lizra terus mengunyah snack sembari asyik memperhatikan kesibukan para pelayan.
“HA? maksud mu Pelantikan Marquess Christopher Monfort?”
“Betul, Nona.”
“Hm? Aku harus pergi?” seru nya terus mengunyah snack, Lizra terlihat enggan.
“Ya ampun, Nona… jika anda begini terus, anda akan gemuk.” Ezra menjauhkan piring snack dari Lizra yang terus berusaha mengambil beberapa snack.
“Ezra, kau belum menjawabku. Dan jangan menjauhkan piring snack ku”
“Tentu saja nona harus ikut. Karena itu kita berangkat kekota sebelum nona pingsan.” Ezra kemudian memegang piring snack dan mundur
beberapa Langkah dari Lizra agar tangan nya tidak mampu menggapai piring snack tersebut. Lizra duduk dan melipat tangan nya dongkol. “Nona akhir-akhir ini sangat tergila-gila dengan snack, Nyonya Duchess akan pingsan
jika anak nya obesitas.”
“Aku tidak akan obesitas karena beberapa snack”
“Jika di lakukan setiap hari, obesitas itu bukan hal yang mustahil”
Christopher Monfort adalah anjing setia Lizra. Christ merupakan pengawal Lizra, dia adalah pengawal bayangan yang tidak diketahui orang selain Duke Ashborn, Lizra dan Ezra.
Duke Ashborn memiliki kekuasaan politik, kuat dan kekayaan yang Luar biasa sehingga keluarga Istana cukup waspada dengan keluarga Duke.
Empat pilar kekuatan Kerajaan Eldoria yaitu Duchy Ashborn dari wilayah barat dengan kekayaan, pemegang kekuatan di fraksi bangsawan serta kekuatan nya sebagai pedang Eldoria,
Duchy Winslow dari wilayah utara dengan
kekuatan militer yang kuat serta memiliki darah iblis yang mampu menjaga Eldoria dari monster, Duchy Dari wilayah timut yaitu
Ravencroft sebagai penguasa sihir dan terkenal dengan penghasil Batu Mana, Duke Ravencroft adalah kepala penyihir di Menara sihir Eldoria, dan terakhir adalah Duchy Frozky,
pemegang kekuatan di fraksi Kerajaan juga terkenal sebagai penghasil batu permata yang luar biasa, Frozky tidak kalah kaya dengan
Ashborn.
***
POV Lizra
“Wah, Nona Lizra cantik sekali” seru salah satu pelayan yang membantu ku dalam berdandan. Bukan kah sudah jelas jika Lizra memiliki wajah yang sempurna. Putra mahkota bodoh itu saja yang menggilai Angela Frozky.
“Sudahlah, ayo kita berangkat, Ezra!” kami beranjak dan menuju kerajaan.
-Aula Istana-
“DUKE ASHBORN DAN LIZRA ASHBORN TELAH TIBA” terdengar pengawal pintu Aula Mengatakan dengan lantang kedatanganku.
Banyak sekali orang berbisik di sekitarku, saat aku memasuki Aula. Aku tahu dalam cerita di novel Image Lizra Putri kejam dengan di damping Ezra yang di juluki oleh publik sebagai Anjing Gila si tangan kanan Lizra. Aku
rasa wajar saja Lizra memiliki image yang di takuti. Dengan kecerdasan dan kekuatannya Lizra membawa kemenangan kepada kerajaan, pada usia 16 tahun,
memimpin langsung perang di wilayah barat dengan kaum barbarian yang selalu mengacaukan perbatasan di wilayah barat. Kecantikan Lizra bahkan tidak tampak karena
rumor yang akhir nya di besar-besarkan.
Ck, ada pepatah yang mengatakan jangan melihat buku dari cover nya. Dasar para bangsawan manja. Lizra yang sudah bekerja keras siang dan malam, saat anak-anak lain bermain-main, dia harus belajar dan menghapal semua buku yang ada di perpustakaan dan sejak dini belajar taktik
perang, para gadis bangsawan lainnya mulai berkumpul dalam piknik Bersama dan pesta-pesta bangsawan untuk membicarakan gosip murahan, Lizra harus belajar bela diri dan
belajar pedang untuk terus melatih diri agar bisa melindungi rakyat dan kerajaannya. Ketika gadis-gadis lain menikmati teh dan dessert yang enak, Lizra harus menelan racun agar tubuhnya dapat menoleransi semua racun.
***
“YANG MULIA RAJA DAN YANG MULIA RATU ELDORIA TELAH TIBA”
“PUTRA MAHKOTA, PANGERAN KEDUA DAN PUTRI PERTAMA TELAH TIBA”
Setelah terdengar suara pengawal meneriakan dengan lantang kedatangan keluarga istana, seisi aula istana menjadi hening dan setiap orang mulai memberikan penghormatan. Lizra berdiri disisi Duke Ashborn, sedangkan Ezra berdiri di belakang Lizra, mereka semua memberi hormat. Raja dan Ratu berjalan lebih dulu lalu di ikuti ketiga anak raja yaitu Putra mahkota Rozen Light, pangeran kedua Felix Light dan Putri pertama Gabriella Light. Keluarga Kerajaan dengan ciri khas mereka dengan rambut silver dan mata emas, hanya ratu yang berambut hitam dan mata nya berwarna coklat.
“Itu yang mulia putra mahkota” seru para gadis-gadis bangsawan dengan antusias sambil memandang seorang pria yang terlihat hanya punggungnya yang berjalan ke atas mimbar dan duduk di samping raja. Setelah keluarga raja duduk di atas mimbar, raja mengisyaratkan bahwa penghormatan sudah cukup. Para tamu undangan akhirnya berhenti membungkuk memberi salam.
Pada saat Lizra melihat kearah mimbar sejenak mata Lizra dan putra mahkota bertemu.
“Hei, Ezra… apa hanya perasaan ku saja?! Sepertinya si putra mahkota menatap kearahku?”
Ezra mengikuti arah pandangan Lizra dan mengangguk menyetujuinya.
“Benar, Nona. Dia tanpa ragu benar-benar melotot kesini.”
“Apa ada yang salah dengan gaun dan wajahku?”
“Tidak ada. Nona cantik sekali. Mungkin dia terpukau dengan kecantikan nona”
“Ck… mulut mu benar-benar manis, Ezra.” Lizra tersenyum
geli.
Ezra meraih dua gelas wine dan menyerahkan satunya kepada
Lizra.
“MARQUESS MONFORT TELAH TIBA”
Pria di depan aula Kembali meneriakkan nama. lalu muncul pria dengan rambut emas agak ikal dan warna mata biru, wajah nya kecil dengan
badan yang jangkung, kulit nya putih pucat dan wajah nya tampan dengan bibir kemerahan. Pria itu masuk tanpa senyuman, ekspresi wajahnya tenang dan tatapannya lurus kedepan, dia berjalan ke depan mimbar. Raja berdiri menuju kearah nya.
“Salam sang Cahaya Eldoria, Yang mulai raja” Christ memberi salam kemudian berlutut dengan satu lutut menekuk ke lantai aula, sementara yang lainnya tetap tegak.
“Selamat datang, Marquess Monfort” raja mengisyaratkan seorang ksatria untuk membawa pedang Raja. Ksatria tersebut menyerahkan pedang tersebut kepada raja kemudian raja mencabut pedang dan meletakkan di atas kepala Christ.
“Hari ini, tahun 765 Kerajaan Eldoria, Christopher Monfort di lantik dengan gelar baru yaitu Marquess Christopher Monfort. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang di berikan, apakah marquess siap setia dan menjadi kekuatan bagi Kerajaan Eldoria?”
“Ya, Saya siap!” seru Christ lantang.
Raja mengembalikan pedang kepada ksatria pembawa pedang. Tamu undangan bertepuk tangan lalu Raja Kembali dan Christ bangun dan bergabung dengan tamu undangan.
Christ melirik kearah Lizra yang sedang asyik menikmati wine nya dengan Ezra. Ketika hendak mendatangi Lizra, dia melihat Putra mahkota telah berjalan mendatang Lizra.
“Lizra…” Rozen memanggil lizra yang tengah meneguk wine nya, lizra terbatuk karena kaget atas kedatangan Rozen. Lizra menyodorkan gelas wine nya kepada Ezra, kemudian memberi salam kepada Rozen.
“Salam sang Cahaya fajar Eldoria”
“Ya, salam Putri duke Asborn” Rozen menjawab salam Lizra.
Lizra kemudian diam sejenak tidak tahu harus memulai pembicaraan seperti apa pada pembunuh nya di masa depan.
***
POV Lizra
“Kau terlihat sangat cantik” seru nya dengan senyuman “Fake” bahkan aku sangat menyadari itu senyuman pura-pura. Yah, senyuman publik. Aku membalas senyumannya dengan enggan. Dia pikir aku akan termakan senyuman aktor. Di dunia ku sebelumnya, meskipun aku terlahir dari keluarga dengan financial pas-pasan, namun keluarga ku tidak buruk rupa. Saudara-saudara ku selalu jadi anak popular di sekolah, bukan berarti aku tidak popular, aku cukup popular
namun karena terlalu serius aku jadi lupa akan pubertas masa muda. Jadi, sebenarnya tampang ganteng sudah hari-hari di konsumsi
mataku.
“Terima Kasih, Anda juga terlihat sangat Luar biasa, yang Mulia” seruku tanpa menyebutkan kata “Tampan” agar dia tidak besar kepala. Kami terdiam sejenak.
“Lizra, dengan hormat aku mengajak mu untuk berdansa” dia mengulurkan tangan nya untuk berdansa. Aku sedikit ragu, tapi rasanya aku akan terkena masalah jika menolak uluran tangan tersebut. Ngomong-ngomong dimana si Angela Frozky ya?! Akhir nya, uluran tangan Rozen ku terima dan kami mulai berdansa Ketika musik sudah mulai di mainkan. Badan Lizra luar biasa, dengan sendirinya aku mengikuti Langkah-langkah dansa Rozen tanpa kesalahan sedikitpun.
***
Selesai berdansa dengan Rozen, Lizra beranjak ke balkon menikmati semilir angin, dia terlihat bosan berada di aula
istana, terutama ketika harus menjadi sorotan karena berdansa dengan Rozen, banyak putri
bangsawan yang datang dan menyapa nya, Lizra yang tidak tahan untuk berpura-pura tersenyum akhrinya dapat melarikan diri ke balkon. Dibalkon yang sepi Lizra menatap
rembulan yang besar di Kerajaan Eldoria, benar-benar hari yang cerah. Jauh di pikiran Lizra dia masih memikirkan cara dia lepas dari
cerita mengerikan Lizra di novel. Dia harus mencari cara agak dapat jauh dari intrik
internal istana dan Angela Frozky. Terutama Rozen.
“Apa kau tidak menikmati acaranya?” suara seorang pria mengejutkan nya, spontan Lizra berbalik dan melihat mata keemasan yang tenang menatapnya,
Cahaya bulan membuat rambut Rozen tampak mengkilat. Rozen perlahan berjalan mendekat kearah Lizra dan berdiri di sampingnya. Melihat Lizra yang berdiri bengong di sampingnya, Rozen tersenyum kemudian menatap lurus ke langit.
“Ternyata disini lebih segar, bulan terlihat indah”
Lizra masih terdiam, dia ikut menatap langit dan melihat bulan yang begitu besar dan jernih.
“Kau belum menjawab pertanyaanku, Liz” Lizra tertegun sejenak, menoleh kearahnya coba mengingat-ingat pertanyaan nya.
“Ah, aku menikmati pestanya, aku hanya sedikit Lelah dan ingin menghirup udara segar, Yang Mulia”
“hm…” dia memperhatikan Lizra dengan lekat, membuatnya merasa terganggu “Hari ini kau sedikit berbeda, Liz” katanya kemudian melepas pandangan dari Lizra dan kembali menatap langit.
“Oh, ya? Saya rasa tidak ada yang berbeda…yang mulia.” Lizra tertawa canggung
“Apa biasanya kau secanggung ini dengan ku? Tapi hari ini kau berbeda, bahkan gaun mu juga berbeda dari yang biasa”
“Apakah yang mulia selalu begitu memperhatikanku?” tanya
Lizra dengan nada bercanda.
“Iya.” Jawab Rozen singkat
“Apa?” Lizra melihat kearah Rozen yang juga memandangnya.
“Kau selalu menempel pada ku dimana pun kita berada, bagaimana aku tidak memperhatikanmu?”
“Oh…” Lizra tersipu malu. Dia mengutuki Lizra yang asli dalam hatinya.
“Benarkah?! Ah, maafkan saya Yang Mulia,
kedepannya tidak akan saya ulangi lagi” katanya dengan cepat, Lizra sangat ingin kabur dari suasana canggung saat bersama Rozen.
“Tidak akan kau ulangi? Jadi… itu berarti kau tidak akan menempel lagi padaku?”
“Ya, benar! Setelah intropeksi diri akhirnya aku menyadari itu sangat menggangu privasi yang mulia, jadi ku putuskan untuk tidak menempel
denganmu kedepannya”
“Benarkah?”
“Tentu saja” seru Lizra dengan yakin. Lizra berfikir sebaiknya di kesempatan itu dia mengatakannya langsung bahwa tak ingin
memiliki hubungan dengan pria yang akan membunuhnya di masa depan. Memikirkannya saja membuatnya memiliki rasa marah dalam hati. Dan sekarang pria ini berdiri di samping nya, berbicara dengan santai seolah-olah hubungan mereka baik-baik saja. Ini membuat Lizra frustasi. Dia ingin melepaskan keterikatan Lizra dengan Rozen namun entah kenapa
sepertinya dari lubuk hatinya merasa tidak rela. Apakah perasaan Lizra sudah tumbuh begitu kuat pada Rozen? Dia tidak membayangkan akhir yang akan Lizra alami jika terus memperjuangkan hal yang sudah jelas merupakan kekalahan sejak awal. Saat menjadi Lizza, dia tidak pernah mengambil
kesempatan yang peluang nya sedikit. Karena itu…
“Tapi aku keberatan…” seru Rozen dengan lirih, menatap mata Lizra dengan ekspresi yang tak dapat dijelaskan. Ini menimbulkan berbagai macam pertanyaan dalam pikiran Lizra.
"Ya?" dia terkejut, spontan melihat ke arah Rozen yang sedari tadi memandangnya. Rozen meraih ujung rambut Lizra yang panjang dan
indah terurai ke depan kemudian memutarnya dengan jarinya. Lizra merasa gugup dengan Tindakan tiba-tiba Rozen
“Ah, Itu lebih mudah. Bukan kah sejak awal yang mulia merasa terganggu dengan tindakanku yang menepel? Bukan kah sangat
melelahkan jika harus terpaksa bersikap sopan hanya karena aku seorang putri Duke?” Rozen
terdiam, dia mengalihkan pandangannya. “Maaf jika aku lancang yang mulia, aku memutuskan untuk tidak mengganggu yang mulia, dan berharap dari lubuk hatiku agar yang mulia secepatnya menemukan wanita yang di cintai sebagai putri mahkota Eldoria kita” Rozen masih terdiam lalu menatap lurus
kedepan, entah apa yang dipikirkannya. Lizra berusaha keras menunjukkan keseriusanya
terhadap apa yang dikatakannya.
“…”
“Baiklah, silahkan menikmati bulan nya, yang mulia, hamba ijin permisi…” Lizra berbalik hendak meninggalkan Rozen namun sebuah tangan menahan nya, Rozen menarik Lizra ke arahnya dan mendekapnya erat. Lizra kaget.
“ROZEN?”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!